Professional Documents
Culture Documents
Tutor
(2013730034)
Randi Suharlian
(2013730088)
(2013730148)
Alda Yulianita
(2013730004)
Hikmatul PZ
(2013730046)
(2013730086)
Aulia Ariesta K P
(2013730127)
(2013730176)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Modul
Bengkak pada Wajah,Perut dan Tungkai ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Laporan Modul Produksi Kencing Menurun ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Terima kasih atas tuntunan dan pengarahan yang telah di sampaikan oleh tutor selama
diskusi tutorial berlangsung. Harapan kami semoga Laporan Modul Produksi Kencing Menurun
ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi Laporan Modul Produksi Kencing Menurun ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Laporan Modul Produksi Kencing Menurun ini kami akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.1.
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang penyakitpenyakit yang menyebabkan produksi urine (air seni = kencing) menurun, penyebab dan
patomekanisme, gambaran klinik, cara diagnosis, penanganan dan pencegahan penyakitpenyakit yang menyebabkan produksi kencing menurun.
1.2.
1.3.
Skenario
Seorang pria, 68 thn, masuk rumah sakit dengan keluhan produksi kencing berkurang. Gejala
ini disertai muntah-muntah, merasa sangat lemas dan malaise. Dua minggu sebelumnya
penderita merasa sangat lemas dan sakit seluruh tubuh, terutama lengan dan kaki, dan penderita
minum obat untuk mengurangi rasa sakit tsb.
1.4.
Kata/Kalimat Sulit
Malaise adalah perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman atau lesu (tidak enak badan),
fatigue.
1.5.
Kata/Kalimat Kunci
Pria 68 tahun
1.6.
Mind Map
Pria 68 tahun
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
KU : Produksi kencing
menurun
KT : Muntah, lemas, 2
minggu
sebelumnya
merasa sangat lemas,
sakit
seluruh
tubuh,
terutama ekstremitas
RPO :
mengonsumsi
obat
penghilang
rasa
sakit
Differential
Diagnosis
Pemeriksaan
Penunjang
Working Diagnosis
Penatalaksanaan
1.7.
Pertanyaan
1. Apa yang menyebabkan produksi kencing menurun, dan bagaimana patomekanismenya?
2. Penyakit-penyakit apa saja yang menyebabkan produksi kencing menurun dan penyakitpenyakit yang memiliki gejala sama seperti di skenario!
3. Jelaskan mekanisme muntah, lemas da malaise dana pa hubungannya dengan produksi
kencing menurun?
4. Jelaskan pengaruh minum obat anti nyeri dengan produksi kencing menurun?
5. Bagaimana alur diagnosis pada skenario?
6. Mengapa terjadi nyeri pada lengan dan kaki pasien?
7. Jelaskan penatalaksanaan dan tindakan preventif pada skenario!
8. Jelaskan differential diagnosis dan working diagnosis pada skenario!
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
2. Gagal ginjal intrinsik disertai oleh kerusakan struktur ginjal. Ini meliputi nekrosis
tubulus akut (akibat iskemia berkepanjangan, obat-obat dan toksin), penyakit glomerulus,
atau lesi pembuluh darah). Patofisiologi iskemia, nekrosis tubulus akut telah diketahui
dengan baik. Iskemia mengakibatkan perubahan metabolisme sel tubulus (deplesi ATP,
pelepasan spesies oksigen reaktif) dan kematian sel dengan akibat deskuamasi sel,
pembentukan cast, obstruksi intratubulus, tumpahnya cairan tubulus, (backleak), dan
oliguria. Pada kebanyakan situasi klinik, oliguria bisa pulih dan diikuti perbaikan dan
regenerasi sel epitel tubulus.
3. Gagal postrenal merupakan akibat dari obstruksi mekanik atau fungsional terhadap
aliran urin. Bentuk oliguria dan insufisiensi ginjal ini biasanya memberi respons setelah
obstruksi dilepas.
4. Gagal ginjal tidak selalu disertai oliguria. gagal ginjal yang diakibatkan oleh cedera
nefrotoksik, nefritis interstisial dan asfiksia neonatorum sering memiliki jenis
nonoligurik, dengan cedera ginjal lebih sedikit dan memiliki prognosis lebih baik.
2.2.
Gagal ginjal akut bisa merupakan akibat dari berbagai keadaan yang menyebabkan:
-
kemih
Trauma pada ginjal, nefrotoksik, batu ginjal
Gejala:
-
Definisi: suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan
fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal
ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
irreversible.
Epidemiologi: di Amerika Serikta, data tahun 1995-1999 menyatakan insiden penyakit ginjal
kronik yang diperkirakan 100 kasus perjuta penduduk pertahun, dan angka ini meningkat sekitar
8% setiap tahunnya. Di Malaysia, dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus
baru gagal ginjal pertahunnya.
Gejala klinik:
-
Kelainan saluran cerna: nafsu makan menurun, mual, muntah, dan fetor uremik
Kelainan kulit: gatal di kulit.
Kelainan neuromuskular: tungkai lemah, parastesi, kram otot
Kelainan kardiovaskular: hipertensi, sesak nafas, nyeri dada, edema
Oliguria, nokturia.
c. . Glomeruloneftritis akut
10
Definisi: suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu yang sering
terjadi akibat infeksi Streptococcus. Glomerulonefritis adalah sindrom yang ditandai oleh
peradangan dari glomerulus diikuti pembentukan beberapa antigen yang mungkin endogenus
atau eksogenus.
Gejala klinik:
-
Hematuria,
Proteinuria,
Oliguria,
Edema,
Azotemia, gejala umum: lelah, anoreksia, kadang-kadang demam, mual, muntah
Penatalaksanaan:
Kortikosteroid dosis tinggi seperti prednison dosis 0,5-1mg/kg/BB selama 6-8 minggu.
d. Infeksi Urogenitalia
Istilah dalam ISK:
Isk uncomplicated (sederhana): infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelainan
Prostatitis
Adalah reaksi inflamasi pada kelenjar prostat yang dapat disebabkan oleh bakteri maupun
non-bakteri. Untuk menentukan penyebab suatu prostatitis.
Klasifikasi: National Institut of Health memperkenalkan klasiikasi prostatitis dalam
empat (4) kategori, yaitu:
1. Kategori I adalah prostatitis bakterial akut.
2. Kategori II adalah prostatitis bakterial kronis.
3. Kategori III prostatitis non bakterial kronis atau sindroma pelvik kronis. Pada
kategori ini terdapat keluhan nyeri dan perasaan tidak nyaman di daerah pelvis yang
telah berlangsung paling sedikit 3 bulan.
4. Kategori IV adalah prostatitis inflamasi asimtomatik.
Epididimitis
Adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis. Reaksi inflamasi ini dapat terjadi
secara akut atau kronis. Dengan pengobatan yang tepat penyakit ini dapat sembuh
sempurna, tetapi jika tidak ditangani dengan baik dapat menular ke testis sehingga
menimbulkan orkitis, abses pada testis, nyeri kronis pada skrotum yang berkepanjangan
dan infertilitas.
12
Gambaran klinis:
Epididimitis akuta adalah salah satu keadaan akut skrotum yang sulit dibedakan dengan
tersio testis. Pasien mengeluh nyeri mendadak pada daerah skrotum, diikuti dengan
bengkak pada kauda hingga kaput epididimis. Tidak jarang disertai demam, malese, dan
nyeri dirasakan hingga ke pinggang.
Pemerisaan menunjukkan pembengkakan hemiskrotum dan kadang kala pada palpasi
sulit untuk memisahkan antara epididimis dengan testis. Mungkin disertai dengan
hidrokel sekunder akibat reaksi inflamasi pada epididimis. Reaksi inflamasi dapat
menjalar ke funikulus spermatikus pada daerah inguinal.
Terapi: pemilihan antibiotika tergantung pada kuman penyebab infeksi. Pada pasien yang
berusia dibawah 35 tahun dengan perkiraan kuman penyebabnya adalah Chlamidia
trachomatis atau Neisseria gonorrhoeae, antibiotika yang dipilih adalah amoksisilin
dengan disertai probenesud atau ceftriakson yang diberikan secara intravena. Selanjutnya
diteruskan dengan pemberian doksisiklin atau eritromisin per oral selama 10 hari.
Batu Uremia
Adalah batu didalam saluran kemih berupa massa keras yang terbentuk disepanjang
saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau
infeksi. Batu ini dapat terbentuk didalam ginjal (nefrolitiasis), ureter (ureterolitiasis),
kandung kemih (vesikolitiasis), dan uretra (uretrolitiasis).
Manifestasi Klinis
Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada: posisi atau letak batu dan besar
batu. Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri
mungkin bisa berupa nyeri kolik maupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas
peristaltik otot polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk
mengeluarkan batu dari saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan
13
ENDOKRIN
HIPERTIROID
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif
menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar
dalam darah. Hipertiroidisme merupakan salah satu bentuk thyrotoxicosis atau tingginya
kadar hormon tiroid, T4, T3 maupun kombinasi keduanya, di aliran darah. Peningkatan
kadar hormon tiroid menyebabkan paparan berlebihan pada jaringan-jaringan tubuh yang
menyebabkan munculnya berbagai manifestasi klinik yang terkait dengan fungsi hormon
tiroid dalam berbagai proses
metabolisme tubuh.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit Graves timbul terutama pada orang dewasa muda, dengan insidensi puncak
antara usia 20-40 tahun. Perempuan terkena tujuh kali lebih sering daripada laki-laki.
Peningkatan insidensi penyakit Graves ditemukan pada keluarga dari pasien, dengan
angka concordance 50% pada kembar identic. Timbulnya penyakit ini berkaitan dengan
pewarisan antigen leukosit manusia (HLA)-DR3.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis penyakit Graves mencakup gambaran yang umum ditemukan pada
semua bentuk tirotoksitosis yaitu yang sering ditemukan meliputi kegelisahan, labilitas
14
emosi, tidak dapat tidur, tremor, pergerakan usus yang sering, keringat yang berlebihan,
dan intoleransi terhadap panas. Kehilangan berat badan biasa terjadi. Kelemahan otot
proksimal muncul, dengan hilangnya kekuatan yang sering termanifestasi dengan
kesulitan naik tangga. Pada perempuan pramenopause, cenderung terjadi oligomenore dan
amenore. Dyspnea, palpitasi, dan kegagalan jantung dapat terjadi. Secara umum, gejala
neurologic mendominasi gambaran klinis pada individu yang lebih muda.
Biasanya, pasien tampak cemas, gelisah, dan bergerak dengan gelisah. Kulit hangat dan
lembab dan eritema palmaris muncul. Temuan kardiovaskular meliputi tekanan denyut
yang lebar, sinus takikardial, atrial aritmia, murmur sistolik, pembesaran jantung, dan
gagal jantung. Manifestasi penyakit Graves yang mudah dibedakan, struma hiperfungsi
difusa, oftalmopati, dan dermopati. Oftalmopati adanya mata melotot.
ALUR DIAGNOSIS
-
Anamnesis:
Keluhan utama biasanya banyak makan tetapi berat badan menurun
menutup rapat
- Kulit: gatal (terutama di daerah lipat paha), luka sulit sembuh, banyak keringat,
kulit kering, keringat dingin
- Sistem Muskuloskeletal: badan terasa lemas, tremor
- Demam
15
Tanyakanlah apakah pasien pernah mengalami keluhan yang sama pada masa lalu atau
penyakit lain yang mungkin berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat operasi.
Tanyakanlah riwayat pengobatan yang pernah diterima dari dokter, obat yang dibeli
sendiri oleh pasien tanpa resep dokter, riwayat alergi.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
- Lakukanlah pengamatan pada bagian leher klien pada posisi normal, terutama pada
lokasi kelenjar tiroidnya
- Amatilah adanya pembesaran kelenjar tiroid yang tampak nyata.
- Jika kelenjar tiroid tidak tampak, mintalah klien untuk menelan dengan posisi leher
normal.
- Jika kelenjar tiroid tampak dengan jelas pada posisi menelan, dikatakan ada pembesaran
kelenjar tiroid tingkat II.
- lihat apakah ada eksoftalmos
Palpasi :
- Berdirilah di belakang klien, lalu letakkanlah kedua jari telunjuk dan jari tengah pada
masing-masing lobus kelenjar tiroid yang letaknya beberapa sentimeter di bawah jakun.
- Rabalah (palpasi) daerah kelenjar tiroid. Perabaan (palpasi) jangan dilakukan dengan
tekanan terlalu keras atau terlalu lemah. Tekanan terlalu keras akan mengakibatkan
kelenjar
masuk atau pindah ke bagian belakang leher, sehingga pembesaran tidak teraba.
Perabaan terlalu lemah akan mengurangi kepekaan perabaan.
- Jika kelenjar tiroid dapat teraba, walaupun ukurannya tidak membesar, dikatakan ada
pembesaran kelenjar tiroid tingkat I.
Menentukan tingkat pembesaran kelenjar tiroid.
- Normal : jika kelenjar tiroid tidak terlihat dan tidak teraba
16
- Pembesaran tingkat I: jika kelenjar tiroid teraba tetapi tidak terlihat pada posisi leher
normal (walaupun ukurannya normal)
- Pembesaran tingkat II: jika pembesaran kelenjar tiroid terlihat dengan nyata pada
gerakan menelan dengan posisi leher normal.
-
Pemeriksaan Penunjang
a
Pemeriksaan Laboratorium
1
TSH: serum TSH sebagai pemeriksaan lini pertama pada kasus hipertiroidisme
karena perubahan kecilpada hormon tiroid akan menyebabkan perubahan yang
nyata pada kadar serum TSH. Sehingga pemeriksaan serum TSH sensitivitas dan
spesifisitas paling baik dari pemeriksaan darah lainnya untuk menegakkan
diagnosisgangguan tiroid.
Thyroid
Receptor
hipertiroidisme
Antibodies
akibat
(TRAb):
autoimun
atau
Dalam
menegakkan
Graves disease
perlu
diagnosis
dilakukan
pemeriksaan titer antibodi. Tipe TRAb yang biasanya diukur dalam penegakan
diagnosis Graves disease adalah antithyroid peroxidase antibody (anti-TPOAb),
thyroid stimulating antibody(TSAb), dan antithyroglobuline antibody (antiTgAb).
4
berapa
banyak
iodine
yang
digunakan
dan
diambil
USG
Ultrasonography (US) merupakan metode yang menggunakangelombang suara
dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran bentuk dan ukuran kelenjar
tiroid.
PENATALAKSANAAN HIPERTIROIDISME
Penatalaksanaan hipertiroidisme termasuk satu atau beberapa tindakan berikut ini:
1
3
4
triyodotironin.
Pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi propiltiourasil prabedah.
Pengobatan denga youdium radioaktif (RIA).
Pengobatan denga RIA dilakukan pada kebayakan pasien dewasa dengan oenyakit graves
tapi biasanya merupakan kontraindikasi untuk anak anak dan wanita hamil.
KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroid adalah krisis hipertiroid/ thyroid strom. Situasi urgent yang ditandai
dengan demam tinggi, denyut jantung sangat cepat dan tidak teratur (fibrilasi atrial), tak sadar
sampai meninggal. Kondisi ini dapat terjadi akibat minum obat yang tidak disiplin, infeksi,
pembedahan, stress, diabetes yang kurang terkendali, kehamilan atau persalinan. Tiroid storm
dapat terjadi tiba-tiba yang menyebabkan:
-
Demam, gelisah,
Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
Pembesaran hati yang disertai penyakit kuning ringan
18
PROGNOSIS
Prognosis baik. Pasien yang sukses diobati mungkin terjadi kraniosinostosis dan
perkembangan terlambat.
2.3.
Gangguan pada ginjal menyebabkan produksi urin menurun atau oliguri. Oliguri yg berarti
kencing tidak lancar, lalu zat-zat yg harusnya dibuang karena ginjal mengalami gangguan tidak
terbuang, seperti ureum kreatinin dan asam urat, klo tidak terbuang berarti terjadi azotemia, dan
itu zat yg harus dibuang tidak bisa hanya ada pada satu tempat saja, mereka terus mengalir
mengikuti aliran darah, karena ureum bersifat toksik, pada saat dia mengalir ke aliran darah
dapat merusak atau mengiritasi gastro intestinal, muntah adalah cara traktus gastrointestinal
membersihkan diri sendiri ketika teriritasi secara luas. Iritasi duodenum sangat kuat utk
merangsang terjadinya muntah
2.4.
Jelaskan pengaruh minum obat anti nyeri dengan produksi kencing menurun?
Penderita mengalami rasa nyeri penderita merasa sangat lemas dan sakit seluruh tubuh, terutama
lengan dan kaki, karena pada skenario tidak dijelaskan pasien meminum obat apa, kemungkinan
pasien meminum obat jenis AINS.
AINS merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengontrol, nyeri tingkat sedang pada
beberapa gangguan muskoloskeletal, aktivitas AINS menghambat biosintesis prostaglandin, yang
bekerja menghibisi enzim siklooksigenase (COX). Salah satu fungsi prostaglandin ialah bekerja
pada messengial sel dalam glomerulus dari ginjal untuk meningkatkan laju filtrasi glomerulus,
apabila pasien ini mengonsumsi AINS dalam waktu yang lama maka laju filtrasi glomerulus
akan menurun yang dapat menyebabkan penurunan produksi kencing.
2.5.
Apakah pasien mengalami gejala gagal ginjal (misalnya oliguria, polyuria, mual,
muntah, sesak nafas , edema, gatal, cegukan, neuropati perifer, lelah, malaise,
hematuria nokturia)
- Adakah enuresis di masa kanak-kanak?
- Adakah gejala penyerta : hemoptysis, ruam, nyeri punggung, demam dan
penurunan berat badan akibat neuropati?
- Apakah pasien sedang mengalami pengobatan untuk gagal ginjal (misalnya
hemodialysis, dialysis peritoneal, transplantasi ginjal)
Riwayat penyakit dahulu
- Apakah pernah di diagnosis penyakit ginjal sebelumnya?
- Pernah ada hipertensi atau proteinuria?
- Adakah komplikasi penyakit ginjal: hipertensi penyakit tulang, atau penyakit
jantung?
- Adakah prosedur dialysis?
Riwayat pengobatan :
- Tanyakan mengenai: penggunaan obat yang bisa menyebakan gagal ginjal
(OAINS, ACE-I, antibiotic)
- Setiap terapi tertentu untuk gagal ginjal (misalnya eritropoetin)
- Setiap obat yang bisa terakumulasi dan menyebabkan toksisitas pada gagal ginjal
(misalnya digokisin)
Riwayat keluarga
- Adakah riwayat penyakit ginjal dalam keluarga (misalnya ginjal polikistik,
nefropati refluks)
Psikososial
- Adakah gejala atau terapi seperti dialisisi yang mengganggu?
B. Pemeriksaan Fisik
C. Pemeriksaan Penunjang
Penilaian pasien Gagal Ginjal Akut (GGA) dengan
20
e
f
2.6.
Ekskresi ginjal yang tidak adekuat merupakan penyebab yang sering. Jika oligouria atau anuriaa
ada dengan semakin progresifnya gagal ginjal akut,hiperkalemia pasti terjadi. Kalium plasma
meningkat 0,05mmol/l per hari jika tidak ada beban abnormal. Gagal ginjal kronik tidak
menyebabkan hiperkalemia berat atau progresif kecuali jika terdapat oliguria atau anuria.
Perubahan adaptif meningkatkan ekskresi kalium per nefron residual bila gagal ginjal kronik
semakin berlanjut.Penurunan dalam volume sirkulasi yang efektif cenderung mengganggu
ekskresikalium. Dalam keadaan seperti deplesi garam dan air atau gagal jantung kongestif,laju
filtrasi gloerulus berkurag dan reabsorbsi cairan meningkat. Penurunan penghantaran
cairan ke tubulus distal ini, membatasi sekresi kalium ke dalam air kemih. Hiperkalemia dapat
terjadi dalam beberapa pasien; biasanya sedang dan tidak progresif, tetapi dapat menjadi berat
jika beban kalium tinggi.. hiperkalemia sedang atau berat menimbulkan dampak yang
nyata pada otot-otot perifer.terutama pada otot bagian kardiovaskular dan ekstrimitas yang sering
di gunakan seperti tangan dan kaki.
2.7.
22
Tempat kerja utama loop diuretic dibagian epitel tebal ansa Henle bagian asenden.
Yang termasuk kelompok ini adalah furosemid, torsemid, asam etakrinat dan
bumetanid.
Loop diuretic terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi Na/K/Cl di
ansa Henle asendens bagian yang tebal. Obat golongan ini terikat pada protein
plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi secara cepat
sekali disekresi melalui system transport asam organic di tubuli proksimal.
Obat ini diindikasikan untuk pasien dengan gagal jantung, gagal ginjal akut, hiperkalemia,
overdosis anion, edema refrakter. Efek samping dari pemberian obat ini antara lain hiponatremia,
hipotensi, GFR turun,kolaps sirkulasi, hipokalemia, alkalosis hipokloremik, hipomagnesemia,
hipokalsemia, otoksisitas, dislipidemia. Berikut dosis dari diuretik:
Obat
Furosemid
Sediaan
Dosis
Tablet 20 dan 40
Total
20-80 mg
mg;
Harian
injeksi
Efek
Diuresis dalam 10-20 menit
Efek maksimal 1.5 jam
Lama kerja 4-5 jam
20mg/amp 2mL
Torsemid
Bumetanid
Asam
etakrinat
5-20 mg
Tablet 0.5 dan 1 mg
Injeksi 5 mg
Tablet 25 dan 50 mg
Injeksi 50 mg/amp
0.5-2 mg
Onset 10 menit
Efek maksimal 60 menit
Lama kerja 6-8 jam
Onset 75-90 menit
Lama kerja 4-5 jam
50-200 mg
b) Osmotic Diuretic
Istilah diuretic osmosis biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah
dan cepat diekskresi oleh ginjal. Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretic
osmotic apabila memenuhi 4 syarat:
Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus
Tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal
Secara farmakologis merupakan zat yang inert
Umumnya resisten terhadap perubahan metabolic.
23
Profilaksis GGA
Menurunkan tekanan maupun volume cairan intraocular
Menurunkan tekanan atau volume cairan serebrospinal
Pengobatan sindrom disekuilibrium pada hemodialisis
Kontra indikasi pemberian diantaranya penyakit ginjal dengan anuria atau pada
keadaan oliguria yang tidak responsif dengan dosis percobaan, kongesti atau
edema paru yang berat, dehidrasi hebat dan perdarahan intracranial.
Efek samping dari manitol antara lain terjadi ekspansi cairan ekstrasel, dehidrasi,
hiperkalemia dan hipernatremia.
B. Dialisis
Indikasi untuk dilakukan dialisis:
Peningkatan volume yang tidak dapat diatur oleh diuretik
Hiperkalemia refrakter
Azotemia berat
Uremia
Batasi
asupan
g/kgBB/hari)
jika
protein
tidak
diet
(0,8-1
dalam
kondisi
klinik lama
Batasi garam (1-2g/hari) dan air(<1L/hari)
Hiponatermia
hiperkalemia
larutan hipotonik
Batasi asupan diet K (<40 mmol/ hari);
hindari diuretik hemat K.
Potassium-binding ion exchance
resins
hiperfosfetemia
fosfat
(kalsium
asetat,kalsium
karbonat)
Kalsium karbonat; kalsium glukonat (10-20
Hipokalsemia
ml larutan 10%)
2.8.
GEJALA
Gagal
Ginjal
Glomerulonefri
Infeksi
Akut
tis Akut
Kemih
Pria
>
<
Usia 68 tahun
< 60 tahun
3 7 tahun
70tahun (5-10%), 80
( pre renal)
(90%)
tahun (20%)
(2 : 1)
saluran
meripakan faktor
25
Dewasa (20%)
Produksi Kencing
Oliguri-anuria
berkurang
Oliguria,
Bawah : nokturia,
hematuria,
dysuria, urgensi,
proteinuria
hematuria
Muntah-muntah,
Muntah, lemas,
Muntah, merasa
Atas : muntah,
merasa sangat
malaise
lemas
lemas, dan
malaise
penderita merasa
penderita
Edema pada
merasa lemas
wajah
seluruh tubuh
dan sakit
(periorbita), kaki
terutama lengan
seluruh tubuh
dan tangan
dan kaki
terutama lengan
dan kaki
Hasil studi literatur yang dilakukan Cerda,dkk. (2008) menunjukkan adanya perbedaan
insiden gangguan ginjal akut pada negara berkembang dan negara maju, baik untuk pasien yang
dirawat di rumah sakit (hospital based) maupun populasi umum (community based). Perbedaan
ini dipengaruhi oleh letak geografis, penyakit pandemic, staus ekonomi, dan budaya setempat.
Di Negara berkembang, insiden GgGA pada populasi umum jarang dilaporkan, karena
tidak semua pasien dirujuk ke rumah sakit. Gangguan ginjal akut yang ringan dapat sembuh
sendiri diluar rumah sakit sedangkan GgGA yang berat seringkali tidak mencapai rumah sakit
karena masalah geografis atau ekonomi. Wang,dkk. Di Cina melaporkan angka kejadian GgGA
sebesar 0.54/1000 pasien yang dirawat, sedangkan Kohl,dkk. di India melaporkan 6.6/1000
pasien yang dirawat. Angka GgGA yang terjadi di populasi umum mungkin jauh lebih besar
Di Negara maju, angka kejadian GgGA di rumah sakit jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan Negara berkembang, dan umumnya terjadi pada usia lanjut atau pasca-operasi jantung.
Sedangkan Negara berkembang, GgGA lebih banyak pada terjadi pada usia muda atau anakanak, dengan etiologi dehidrasi, infeksi, toksik, atau kasus-kasus obstetri. Meta-analis yang
dilakukan oleh Needham (20050 menunjukkan angka kejadian GgGA di intensive care unit
27
(ICU) adalah 1-5% dari seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit dan angka kematiannya
mencapai 50-70%. Sedangkan meta-analisis yang dilakukan Lamier dengan menggunakan
kriteria RIFLE menunjukkan angka kejadian GgGA di ICU bervariasi antara 5-67% dari seluruh
pasien yang dirawat sakit.
Etiologi
Pre renal :
: apapun sebabnya
o Perdarahan
: apapun sebabnya
o Ginjal
o Kulit
o Peritoneum
28
o Penggunaan ventilator
Redistribusi cairan
o Hipoalbuminemia (sindrom nefrotik, sirosis hepatis, malnutrisi)
o Syok vasodilator (sepsis, gagal hati)
o Peritonitis
o Pankreatitis
o Rhabdomiolisis
o Asites
o Obat-obat vasodilator
o Obstruksi renovaskular
o Arteri renalis (stenosis intravaskular, emboli, laserasi thrombus)
o Vena renalis ( thrombosis intravaskuler, infiltrasi tumor)
Renal (intrinsik) :
: apapun penyebabnya
o Syok sepsis
: apapun penyebabnya
o Toksin
PPI
o Infeksi : Streptococcus, difteri, Leptospirosis
o Metabolic hiperurisemia, nefrokalsinosis
o Toksin : etilene glikol, kalsium oksalat
o Penyakit autoimun : SLE, Cryoglobulinemia
Glomerulonefritis akut
o Pasca-infeksi : Streptococcus, bakteri, hepatitis B, HIV, abses viseral
o Vaskulitis sistemik : SLE, Wegeners granulomatous, Polioarteritis nodosa,
Henoch-schonlein purpura, IgA Nefritis,Sindrom Goodpasture
o Glomerulonephritis membranopoliferatif
o Idiopatik
Oklusi mikrokapiler/glomerular
Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP), Hemolytic uremic syndrome
(HUS), DIC Cyroglobulinemia, emboli kolestrol
Post renal
Obstruksi ureter :
-
30
Diagnosa Klinis:
Gagal Ginjal Akut Pre-renal
31
Komplikasi
Hiperkalemia
Hiponatremia
Hiperkalemia
Asidosis metabolic
Hipofosfatemia
32
Hipokalemia
Epidemiologi
Glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus dapat terjadi secara epidemic
atau sporadik, paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5-8 tahun,
meskipun pada remaja dapat juga terserang.Perbandingan anak laki-laki dan anak
perempuan 2 : 1. Di Indonesia, penelitian multisenter selama 12 bulan pada tahun 1988
melaporkan 170 orang pasien yang dirawat di rumah sakit pendidikan, terbanyak di
33
Surabaya (26,5%) diikuti oleh Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang
(8,2%). Perbandingan pasien laki-laki dan perempuan 1,3:1dan terbanyak menyerang
anak usia 6-8 tahun (40,6%).
Manifestasi klinis
Hematuria, oliguria, edema ringan terbatas di sekitar mata atau seluruh tubuh, dan
hipertensi. Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala. Jika ada gejala, yang
pertama kali muncul adalah penimbunan cairan disertai pembengkakan jaringan (edema),
berkirangnya volume air kemih adan air kemih berwarna gelap karena mengandung
darah. Pada awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata,
tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai. Dapat pula timbul gejala gastrointestinal
seperti muntah, tidak nafsu makan, konstipasi atau diare. Bila terjadi ensefalopati
hipertensif dapat timbul sakit kepala, kejang, dan kesadaran menurun.
Diagnosis
Urinalisis (analisa air kemih) menunjukkan jumlah protein yang bervariasi dan
konsentrasi urea dan kreatinin di dalam darah seringkali tinggi. Kadar antibodi untuk
streptokokus di dalam darah bisa lebih tinggi daripada normal. Kadang pembentukan air
kemih terhenti sama sekali segera setelah terjadinya glomerulonefritis pasca
streptokokus, volume darah meningkat secara tiba-tiba dan kadar kalium darah
meningkat. Jika tidak segera menjalani dianalis, maka penderita akan meninggal.
Glomerulonefritis akut yang terjadi setelah infeksi selain streptokokus biasanya lebih
mudah terdiagnosis karena gejalanya seringkali timbul ketika infeksinya masih
berlangsung. Pada pemeriksaan laboratorium darah didapatkan laju endap darah
meningkat, kadar hemoglobin menurun akibat hipervomia (retensi air dan garam).
Sedangkan pada pemeriksaan urine didapatkan jumlah urin berkurang, berat jenis
meningkat, hematuria makroskopik dan ditemukan albumin (+), eritrosit (++), dan
leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit, dan hialin. Ureum dan kreatinin darah meningkat.
34
Komplikasi
Glomerulonefritis akut dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain:
Gagal ginjal akut
Ensefalopati hipertensif
Gagal jantung
Edema paru
Retinopati hipertensif
Etiologi
Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme (MO) tunggal :
Mikroorganime lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp (33% ISK anak lakilaki 5 tahun), Klebsiella spp, dan Staphlococcus dengan koagulasi negatif
35
Infeksi Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Staphlococcus jarang dijumpai, kecuali
kateterisasi
Diagnosa Klinik
ISK Atas :
Pielonefritis : Nyeri pinggang, demam, nyeri tekan pinggang, dan bakterimia, merasa kaku,
malaise, dan muntah
ISK Bawah :
Urethritis : rasa panas dan terbakar saat berkemih
Sistitis : nyeri atau rasa tidak enak di abdomen bagian bawah, frekuensi, dan urgensi, nokturia,
hematuria
Komplikasi
36
ISK sederhana : non-obstruksi dan bukan pada perempuan hamil merupakan penyakit ringan
(self limited disease) dan tidak menyebabkan akibat lanjutan jangka panjang.
ISK tipe komplikasi
-
ISK pada DM
o Emphysematous cystitis
o Pielonefritis
o Abses perinefrik (47%)
37
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan keluhan pada skenario yaitu seorang laki-laki 68 tahun dengan keluhan produksi
kencing berkurang, muntah, lemas dan malaise, 2 minggu sebelumnya merasa sangat lemas, dan
pasien merasakan sakit di seluruh tubuh terutama dibagian tangan dan kaki. Pasien juga mengaku
bahwa meminum obat untuk menghilangkan rasa sakitnya. Menurut hasil diskusi kelompok
kami, working diagnosis pada skenario adalah gagal ginjal akut, glomerulonephritis akut dan
infeksi saluran kemih. Namun untuk lebih memastikan diagnosis ini, perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan penunjang.`
38
DAFTAR PUSTAKA
39