You are on page 1of 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SOLUSI KEMACETAN KOTA BANDA ACEH UNTUK SEKARANG DAN


MASA AKAN DATANG

BIDANG KEGIATAN
PKM-GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh :
HIKMAH MULYADI
1104101010036
CUT MITA KHALISA
1104101010076
OSCAR PRATAMA
1104101010024

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


BANDA ACEH
2015

HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Karya Tulis
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah
f. No. Tlpn / HP
g. Alamat e-mail

: Solusi Kemacetan Kota Banda Aceh Untuk


Sekarang dan Masa yang Akan Datang
: PKM-GT
: Hikmah Mulyadi
: 1104101010036
: S-1 Teknik Sipil
: Universitas Syiah Kuala
: Jl. Cut Saman, Lamdingin Kec. Kuta Alam.
: 085277557070
: hikmah.mulyadi@yahoo.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang


5. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap dan gelar : Cut Mutiawati., ST. MT
b. NIP
: 197605262006042003
c. Alamat Rumah
: Meunasah Tutong Kecamatan Ingin Jaya
Kabupaten Aceh Besar
d. No.Tlpn / HP
: 082168565791

Banda Aceh, 26 Maret 2015


Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ketua Pelaksana

(Ir. Maimun Rizalihadi, M.Eng)


NIP. 19640530 199002 1 001

(Hikmah Mulyadi)
NIM. 1104101010036

Pembantu Rektor III

(Dr.Ir.Alfiansyah Yulianur BC)


NIP. 19630725 199102 1 001

Dosen Pendamping

(Cut Mutiawati, ST, MT)


NIP. 19760526 200604 2 003

ii

DAFTAR ISI

Judul.................................................................................................................
Lembar Pengesahan ..........................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
Daftar Gambar ..................................................................................................
Ringkasan .........................................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................................
Latar Belakang................................................................................................
Tujuan dan Manfaat Penulisan ........................................................................
GAGASAN ......................................................................................................
Kondisi Terkini Angkutan Umum di Kota Banda Aceh...................................
Solusi yang Pernah Diterapkan........................................................................
Kondisi Kekinian Gagasan Dalam Memperbaiki Keadaan ..............................
Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan Ini...................
Langkah-Langkah Strategis yang Harus Dilakukan .........................................
KESIMPULAN ................................................................................................
Gagasan yang Diajukan...................................................................................
Teknik Implementasi ......................................................................................
Manfaat dan Dampak gagasan.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota...........................................................
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas.............
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim..........................................................

i
ii
iii
iv
v
1
1
1
2
2
3
4
7
7
8
8
8
9
9
10
10
15
15

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perencanaan Banda Acehs Road Pricing System.........................
Gambar 1.2 Peta Perencanaan 3 Program Mengatasi Kemacetan di B. Aceh ...

14
15

iv

RINGKASAN
Kemacetan lalu lintas adalah salah satu permasalahan transportasi di
banyak kota di Indonesia termasuk Kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh
merupakan pusat pemerintahan, pendidikan dan perdagangan sehingga
menimbulkan banyak pergerakan. Pergerakan lalu lintas ini didominasi oleh
kendaraan pribadi sehingga menimbulkan kemacetan pada banyak ruas jalan di
Kota Banda Aceh. Saat ini angkutan umum yang ada kurang diminati oleh
masyarakat. Angkutan umum biasanya hanya digunakan oleh orang-orang yang
captive atau tidak mempunyai kendaraan pribadi. Berdasarkan Suryani (2014)
jumlah pengguna moda antara angkutan umum dan angkutan pribadi oleh
mahasiswa menuju Darussalam mayoritas adalah angkutan pribadi (sepeda motor)
yaitu 85%, sisanya sebesar 15% menggunakan angkutan umum.
Semua permasalahan ini menyebabkan kondisi berlalu lintas di Kota
Banda Aceh terutama pada jam-jam sibuk mulai tidak nyaman lagi dan polusi
yang ditimbulkan juga mulai meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian
terhadap masalah kemacetan tersebut. Kajian ini bertujuan untuk yaitu:
1. Mengkaji kemungkinan penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di Kota
Banda Aceh terutama pada jam-jam sibuk pagi, siang sore hari.
2. Mengkaji metode-metode penanganan yang dapat dilakukan dan diterapkan
untuk mengatasi kemacetan tersebut.
Berdasarkan pengamatan penyebab kemacetan di Kota Banda Aceh dan
sekitarnya adalah akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi dan kurangnya
peminat penggunaan angkutan umum. Angkutan pribadi ini sangat membebani
ruas-ruas jalan di Kota Banda Aceh. Selain itu kemacetan juga disebabkan karena
pengaruh hambatan samping yang tinggi seperti parkir pada badan jalan, angkutan
umum yang berhenti disembarang tempat yang dapat mengurangi kapasitas jalan,
manajemen transportasi yang kurang baik dan rendahnya tingkat kedisiplinan
pengguna jalan.
Metode penanganan yang direncanakan pada kajian ini adalah perencanaan
bus sekolah dan bus kampus pada pusat-pusat kegiatan pendidikan di Kota Banda
Aceh, perencanaan program Banda Acehs Road Pricing untuk kawasan pusat
Kota Banda Aceh dan program pemindahan terminal dari pusat kota ke pinggiran
kota. Program bus sekolah dan bus kampus akan mengurangi jumlah kendaraan
pribadi dijalan untuk keperluan mengantar dan menjemput pelajar dan mahasiswa.
Program Banda Acehs Road Pricing akan mengurangi jumlah kendaraan pribadi
yang menuju kawasan pusat kota (area program ini diberlakukan) sehingga
kemacetan dan polusi dapat diturunkan. Program penempatan terminal dipinggir
kota dimaksudkan agar kesemrawutan ruas-ruas jalan akibat angkutan
umum/angkutan kota (labi-labi) yang beroperasi di pusat Kota Banda Aceh.
Angkutan kota ini menunggu penumpang di sepanjang jalan di pusat-pusat
kegiatan sehingga menambah kemacetan di Kota Banda Aceh. Dengan
pemindahan terminal kepinggir kota, maka di pusat-pusat kota hanya ada halte
yang peruntukkannya hanya untuk menaik-turunkan penumpang.
Manfaat hasil kajian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemerintah
terutama bagi instansi terkait dalam membuat kebijakan yang tepat untuk
mengatasi kemacetan di Kota Banda Aceh.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah transportasi merupakan masalah klasik yang terjadi hampir di
setiap kota Indonesia tidak terkecuali Kota Banda Aceh yang terletak di Propinsi
Aceh. Salah satu fokus masalah transportasi di Kota Banda Aceh adalah tentang
kemacetan yang terjadi terutama pada jam-jam sibuk pagi, siang dan sore hari.
Tingkat kinerja jalan yang buruk pada jam-jam sibuk ini menyebabkan pengguna
jalan menjadi tidak aman dan nyaman, Biaya Operasi Kendaraan (BOK) tinggi,
tingkat polusi udara dan suara menjadi tinggi.
Kemacetan ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya tingginya
pengguna kendaraan pribadi/kurangnya minat masyarakat menggunakan angkutan
umum dalam aktifitas sehari-hari. Tingginya penggunaan kendaraan pribadi ini
akibat tingkat pelayanan angkutan umum belum sesuai dengan harapan
masyarakat baik dari segi keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu maupun
biaya. Selain itu kemacetan juga disebabkan karena kemudahan dalam memiliki
kendaraan pribadi baik sepeda motor mapun mobil, parkir sembarangan terutama
pada badan jalan yang meyebabkan berkurangnya lebar jalan sehingga berdampak
turunnya kapasitas jalan. Ketidakseriusan pemerintah dalam menanggulangi
kemacetan juga pemicu semakin parahnya kemacetan pada jam-jam sibuk di Kota
Banda Aceh. Bila hal ini tidak ditangani segera maka kemacetan akan semakin
tinggi dan sulit untuk diselesaikan dengan mudah, cepat dan murah. Banyak
kebijakan yang tidak popular dan tidak menyelesaikan permasalahan yang diambil
pemerintah seperti pemasangan lampu lalu lintas tidak pada tempatnya, jumlah
fase lampu lalu lintas yang tidak sesuai kebutuhan, kebijakan on street parking
yang menyebabkan kapasitas jalan berkurang dan perencanaan jenis angkutan
massal baru pada salah satu rute di Kota Banda Aceh yang tidak menyelesaikan
permasalahan yang ada. Pada rute tersebut sudah ada 2 jenis angkutan umum yang
beroperasi yaitu DAMRI dan angkot (labi-labi). Kedua jenis angkutan umum
tersebut sangat kurang peminat. Pengguna jalan lebih memilih menggunakan
angkutan pribadi daripada kedua jenis angkutan umum tersebut karena dianggap
lebih murah, cepat dan nyaman serta aksesibilitasnya tinggi. Selain itu
perencanaan/keberadaan terminal ditengah Kota Banda Aceh yang kurang
dimanfaatkan dan lain sebagainya.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Semua permasalahan yang diuraikan sebelumnya menyebabkan kondisi
berlalu lintas di Kota Banda Aceh terutama pada jam-jam sibuk mulai tidak
nyaman lagi dan polusi yang ditimbulkan juga mulai meningkat. Hal ini penting
untuk diselesaikan sebelum kemacetan semakin tinggi dan sulit untuk diselesaikan
Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terhadap masalah kemacetan yang selalu

terjadi terutama pada jam sibuk (peak hour) dan solusi penanganannya. Kajian ini
bertujuan untuk yaitu:
1. Mengkaji kemungkinan penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas di Kota
Banda Aceh terutama pada jam-jam sibuk pagi, siang sore hari.
2. Mengkaji metode-metode penanganan yang dapat dilakukan dan diterapkan
untuk mengatasi kemacetan tersebut.
3. Mengkaji cara merealisasikan metode penanganan atau rencana program yang
digagas dalam tulisan ini.
Manfaat yang diharapkan dari hasil kajian ini antara lain:
1. Gagasan yang tertuang dalam kajian ini dapat menjadi bahan masukan bagi
pemerintah terutama bagi instansi terkait dalam membuat kebijakan yang tepat
untuk mengatasi kemacetan di Kota Banda Aceh.
2. Dengan kebijakan yang tepat, investasi yang dikeluarkan untuk program yang
tepat untuk mengatasi kemacetan tidak terbuang sia-sia.
3. Kota Banda Aceh yang nyaman terutama dalam berlalu lintas akan terwujud,
kecelakaan dapat dikurangi, Biaya Operasi Kendaraan (BOK) akibat
kemacetan dapat dihilangkan.
4. Polusi terutama polusi udara dapat dikurangi, menambah pendapatan daerah.
5. Kota Banda Aceh akan tertata menjadi lebih baik.
GAGASAN
Kondisi Terkini Transportasi Jalan Raya di Kota Banda Aceh
Saat ini kemacetan lalu lintas mulai dirasakan oleh pengguna jalan di Kota
Banda Aceh. Banyak penelitian yang pernah dilakukan di Kota Banda Aceh,
kinerja ruas-ruas jalan dan simpang yang terdapat di Kota Banda Aceh adalah
buruk dengan derajat kejenuhan mendekati 1 (jenuh). Salah satu penyebabnya
adalah tingginya penggunaan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil.
Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang penggunaan moda antara angkutan
umum (labi-labi) dan angkutan pribadi (sepeda motor) oleh mahasiswa pada rute
Banda Aceh-Darussalam diketahui bahwa mayoritas mahasiswa menggunakan
sepeda motor yaitu 85%, sisanya sebesar 15% menggunakan labi-labi (Fitrika,
dkk: 2014). Pengguna kendaraan umum hanya dilakukan oleh orang-orang yang
tidak memiliki angkutan pribadi (captive).
Selain itu, angkutan umum dianggap tidak lagi efektif dan efisien dalam
penggunaannya dibandingkan angkutan pribadi seperti banyaknya jumlah
perpindahan angkutan untuk mencapai tujuan, frekuensi dan waktu tunggu
angkutan umum tidak terjadwal, serta jarak berjalannya calon penumpang yang
cukup besar untuk mencapai angkutan umum. Kondisi inilah yang pada akhirnya
akan mendorong calon pengguna angkutan umum untuk menggunakan angkutan
pribadi dalam meakukan pergerakannya, yang kemudian menimbulkan

peningkaatan pergerakan dengan angkutan pribadi serta menyebabkan munculnya


berbagai permasalahan transportasi kota seperti penumpukan moda transportasi
pada jaringan jalan kota, pencemaran suara dan udara, kecelakaan lalu lintas, dan
permasalahan transportasi lainnya, sehingga konsekuensinya adalah perlu
diadakannya intervensi terhadap sistem angkutan umum dan sistem transportasi
kota.
Tanpa adanya suatu sistem transportasi yang layak dan aman, perpindahan
orang maupun barang akan menjadi suatu hal yang tidak mungkin dan sulit
dilakukan. Sudah saatnya dilak
ukan perbaikan dan pengkajian ulang atas
sistem transportasi umum yang ada di Indonesia termasuk di Aceh. Kasuskasus
tersebut mampu menjadi kajian tersendiri didalam memperbaharui sistem
transportasi publik di masa mendatang.
Solusi yang Pernah Diterapkan
1. Pada rute Darussalam, angkutan umum tidak hanya berupa angkutan kota
(labi-labi) tetapi juga ada DAMRI. Saat ini sedang direncanakan angkutan
massal baru berupa bus. Angkot dan DAMRI saja tidak ada peminatnya,
apalagi bila ditambah 1 jenis angkutan berupa bus lagi. Harusnya ada evaluasi
dan pembenahan terlebih dahulu terhadap angkutan umum yang ada.
2. Pemasangan lampu lalu lintas di Simpang Jembatan Lamnyong untuk
mengatasi kemacetan pada simpang tersebut. Semenjak pemasangan lampu
lalu lintas dengan sistem 4 fase pada simpang ujung jembatan Lamnyong
tersebut, kondisi kemacetan semakin tinggi dan menimbulkan rasa sangat
tidak nyaman bagi pengguna terutama pada jam sibuk pagi, siang dan sore.
Malahan pada jam yang sepi saja yang biasanya tidak macet menjadi macet.
Selain itu penempatan lampu lalu lintas pada ujung jembatan menyalahi aturan
yang ada akibat banyaknya kendaraan berhenti di atas jembatan pada saat
lampu merah, padahal jembatan tidak didesain untuk kendaraan berhenti
sehingga akan membahayakan keselamatan jembatan dan penggunanya.
3. Jalan satu arah di pasar Aceh dan Peunayong merupakan salah satu cara yang
diterapkan pemerintan untuk mengurangi jumlah kemacetan di Kota Banda
Aceh sehingga masyarakat dapat memilih jalur lain untuk menuju tujuannya.
Pemerintah membuat ini disebabkan daerah pasar Aceh dan Peunayong
merupakan jalur yang sangat padat karena merupakan tempat masyarakat
melakukan pekerjaan jual beli, dan juga banyak penjual yang menggunakan
badan jalan untuk menjadikan lapak mereka berjualan. Dengan adanya
kebijakan ini kemacetan di daerah tersebut berkurang. Kemacetan hanya
terjadi pada jam jam puncak saja.
4. Jalur sepeda motor di Jalan T. Nyak Arief. Solusi ini diterapkan untuk
mengurangi kepadatan jalur yang melintas di sepanjang jalan T. Nyak Arief.
Namun kurangnya sosialisasi pihak pemerintah dan kepedulian masyarakat

akan kemacetan yang timbul, maka kebijakan ini hanya berhatan beberapa hari
saja.
5. Penertipan PKL dan parkir di sekitaran Jalan Diponegoro Pasar Aceh. PKL
dan parkir merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari penyebab
kemacetan kota. Oleh karena itu pemerintah melakukan kebijakan penertiban
PKL dan parkir di bahu jalan guna mengurangi kemacetan.
6. Penyesuaian tarif angkutan umum oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda)
Aceh, Tarif yang disusun ada dua,yaitu tarif batas bawah dan tarif batas atas.
Tarif yang disusun dan ditetapkan merupakan tarif nonekonomi. Sedangkan
tarif ekonomi merupakan kewenangan pemerintah daerah.
7. Perencanaan pengalihan trasportasi umum menggunakan rute transportasi
sungat sepanjang sungai krung aceh. Namun perencanaan ini tidak berjalan,
padahal sudah adanya berapa halte yg telah di bangun.
Kondisi Kekinian Gagasan Dalam Memperbaiki Keadaan
Berdasarkan uraian sebelumnya, pemerintah telah melakukan beberapa
kebijakan untuk mencegah kemacetan dan polusi di Kota Banda Aceh. Namun
dari beberapa kebijakan yang telah dilakukan hanya sedikit yang berjalan.
Masyarakat tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi di bandingkan
memilih angkutan umum sehingga solusi untuk kemacetan dan polusi di Kota
Banda Aceh tidak berkurang.
Adapun beberapa alternatif utama yang dapat di ajukan untuk membantu
pemerintah untuk mengurangi kemacetan dan polusi di Kota Banda Aceh sebagai
berikut:
1. Bus sekolah dan bus kampus
Salah satu terobosan yang dapat digunakan oleh Pemerintaan Aceh yaitu
dengan pemakaian bus sekolah. Bus sekolah dalam hal ini merupakan suatu
sarana kendaraan khusus yang diperuntukkan bagi siswa sekolah untuk
dimanfaatkan saat berangkat dan pulang sekolah. Hal ini dikarena pada saat
tersebut adalah jam-jam sibuk di jalanan. Bus sekolah diporsikan dan diberi
suatu jalur tersendiri untuk mempermudah akses para siswa. Bus sekolah ini
dapat dioperasikan pada rute menuju Darussalam sebagai salah satu kawasan
pendidikan (sekolah dan kampus). Selain itu juga dapat diterapkan beberapa
kawasan lain yang menjadi tempat pelajar menuntut ilmu.
Untuk menciptakan sistem transportasi kelas dunia kalangan Universitas juga
bisa menerapkan sistem transportasi dengan menggunakan bus kampus untuk
mempermudah akses mahasiswa maupun pegawai untuk menuju ke kampus
dan yang lebih penting lagi dapat mengurangi intensitas kendaraan yang
menuju kampus. salah satu rute yang penting diterapkan kebijakan bus
kampus adalah kawasan Darussalam, dimana di kawasan ini terdapat 4
kampus yang jaraknya berdekatan. Dengan kebijakan angkutan umum berupa

bus sekolah dan bus kampus akan mengurangi beban ruas-ruas jalan pada jamjam sibuk/puncak sehingga keamanan dan kenyamanan berkendaraan dapat
terwujud.
2. Penerapan kebijakan Banda Acehs Road Pricing System
Banda Acehs Road Pricing System diterapkan dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang melewati suatu area pusat Kota
Banda Aceh yang memiliki tingkat kepadatan kendaraan tinggi. Banda Acehs
Road Pricing System merupakan mekanisme retribusi lalu lintas terhadap
kendaraan pribadi yang melewati area pusat Kota Banda Aceh (dapat dilihat
pada Peta). Kebijakan Banda Acehs Road Pricing System harus diikuti
dengan perencanaan angkutan umum yang aman, nyaman dan murah serta
tepat waktu menuju pusat Kota Banda Aceh. Dengan demikian bila
masyarakat tidak ingin menggunakan kendaraan pribadi karena harus
membayar retribusi yang tinggi, masyarakat dapat memilih menggunakan
kendaraan umum yang telah disediakan oleh pemerintah. Kendaraan umum
tersebut akan memiliki halte di dalam kota dan juga memiliki jadwal khusus
seperti kendaraan umum akan datang ke halte yang telah disediakan setiap 15
menit sekali dan angkutan umum akan menunggu penunmpang selama 5
menit.
Pendapatan dari retribusi dari kebijakan Banda Acehs Road Pricing
System dapat digunakan untuk menunjang perbaikan dan pembangunan
infrasturktur transportasi jalan termasuk pembangunan jalan dan alokasi dana
untuk angkutan umum. Kebijakan Banda Acehs Road Pricing System bila
direncanakan dengan baik pasti dapat menjadi salah satu alternatif solusi
kemacetan di pusat Kota Banda Aceh saat ini maupun masa yang akan datang.

Gambar 1.1 Perencanaan Banda Acehs Road Pricing System


5

3. Perencanaan terminal di pinggir kota


Terminal merupakan salah satu komponen penting dalarn suatu sistem
transportasi dimana terminal adalah merupakan titik simpul dan suatu
kegiatan. Program penempatan terminal dipinggir kota dimaksudkan agar
kesemrawutan ruas-ruas jalan akibat angkutan umum/angkutan kota (labi-labi)
yang beroperasi di pusat Kota Banda Aceh. Angkutan kota di Banda Aceh
umumnya tidak menggunakan terminal untuk menunggu penumpang.
Angkutan kota ini menunggu penumpang di sepanjang jalan di pusat-pusat
kegiatan sehingga menambah kemacetan di Kota Banda Aceh. Dengan
pemindahan terminal kepinggir kota, maka di pusat-pusat kota hanya ada halte
yang peruntukkannya hanya untuk menaik-turunkan penumpang sehingga
potensi kemacetan dan diminimalisir. Selain itu keberadaan terminal dipinggir
kota diharapkan dapat membantu memacu agar kawasan disekitarnya lebih
cepat mengalami perubahan (berkembang), sehingga banyak terminal-terminal
yang ada di dalam kota dialihkan ke daerah pinggiran dengan harapan dapat
memacu perkembangan kawasan tersebut disamping untuk mengurangi
kemacetan di dalam kota.
Dalam hal ini dapat diberlakukannya model nearside terminating yaitu
penggembangan sejumlah terminal di pinggiran kota atau tepi kota. Angkutan
antar kota berakhir di terminal-terminal tepi kota, sedangkan didalam kota
disediakan halte-halte tempat menaik turunkan penumpang.

Gambar 1.2 Peta Perencanaan 3 Program Mengatasi Kemacetan di Banda Aceh

Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan Ini


Dalam upaya untuk merealisasikan rasionalisasi jumlah armada dan rute
angkutan umum, maka diperlukan pihak-pihak yang dapat membantu dalam
mengimplementasikan gagasan ini, antara lain:
1. Pemerintah Kota Banda Aceh
Pemerintah Kota Banda Aceh memaknai bahwa otonomi daerah lebih
merupakan pelaksanaan dan kewajiban daripada menuntut hak dan wewenang.
Sebagai implementasinya kewenangan Kota Banda Aceh dapat menerapkan
peraturan di daerahnya sendiri, termasuk dapat menentukan kebijakan
angkutan umum dalam mengatasi kemacetan.
2. Dinas Pehubungan
Peranan Dinas perhubungan sebagai suatu sistem pemerintah yang
bertanggung jawab dalam mengurusi transportasi kota memiliki peranan yang
sangat vital dalam membuat, menetapkan, mengawas, serta melaksanakan
berbagai macam regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
transportasi. Mengingat tujuan dicetuskannya gagasan berupa program bus
sekolah, bus kampus, Banda Acehs Road Pricing System dan perencanaan
terminal di pinggir kota, maka dibutuhkan dukungan dan kerjasama Dinas
Perhubungan baik di tingkat Kota Banda Aceh, Propisni maupun pusat untuk
mengimplementasikan gagasan ini.
3. Pihak swasta
Pihak swasta dapat dijadikan investor untuk memberi dana dalam
pembangunan infrasruktur sehingga dapat mengurangi pengeluaran dana
daerah.
4. Masyarakat
Mengingat sasaran program bus sekolah, bus kampus, Banda Acehs Road
Pricing System dan perencanaan terminal di pinggir kota adalah penumpang,
maka sangat diperlukannya partisipasi aktif dari masyarakat untuk mendukung
rencana pemerintah dengan cara mengikuti setiap kebijakan yang telah
dilakukan pemerintah sehingga dapat mengurangi jumlah kemacetan dan
polusi di Kota Banda Aceh.
Langkah-Langkah Strategis yang Harus Dilakukan
Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan untuk
menjalankan gagasan yang kami ajukan:
1. Bus sekolah atau bus kampus
Untuk dapat mengimplementasikan gagasan ini, dapat melakukan:
a) Pendekatan dengan pihak pemerintah untuk menarik investor dan pihak
swasta dalam menarik dana.
b) Melakukan subsidi silang pada tarif ongkos Bus khusus agar lebih murah
sehingga tidak terlalu jauh dengan kendaraan pribadi.

c) Dinas pendidian mensosialisasikan kepada sekolah-sekolah atau kampuskampus untuk memberi larangan membawa kendaraan pribadi ke tempat
pendidikan.
2. Penerapan kebijakan Banda Acehs Road Pricing System
Untuk menerapkan program Banda Acehs Road Pricing System langkahlangkah strategis yang diperlukan adalah:
a) Penetapan kawasan, dilaksanakan secara bertahap dengan penyesuaian
pada tingkat kemacetan di kawasan yang ditetapkan.
b) Menyediakan kendaraan umum yang baik untuk masyarakat yang memilih
menggunakan kendaraan umum.
c) Institusi yang bertangungjawab mengelola Banda Acehs Road Pricing
System harus dibentuk
d) Perencanaan cara penerapan restribusi jalan, jenis kendaraan yang
dikenakan restribusi, waktu penerapan, tata cara pembayaran dan metode
penerapan
3. Perencanaan terminal di pinggir kota
Strategi yang akan dilakukan untuk perencanaan terminal yaitu:
a) Membangun beberapa terminal diluar daerah kota yang di anggap perlu
untuk di bangun terminal, seperti kawasan yang masyarakatnya ramai
menggunakan kendaraan umum.
b) Membangun beberapa halte di dalam kota.
c) Adanya institusi khusus yang bertanggung jawab untuk pengelolaan
terminal tersebut, sehingga terminal tersebut dapat berjalan sesuai dengan
semestinya.
d) Membuat terminal senyaman mungkin.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian gagasan sebelumnya tentang program mengurangi
kemacetan di Kota Banda Aceh maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
Gagasan:
1. Perencanaan bus sekolah dari pusat pemikiman menuju pada pusat-pusat
kegiatan pendidikan di Kota Banda Aceh.
2. Perencanaan bus kampus untuk mempermudah akses mahasiswa maupun
pegawai untuk menuju ke kampus.
3. Perencanaan program Banda Acehs Road Pricing untuk kawasan pusat Kota
Banda Aceh.
4. Program pemindahan terminal dari pusat kota ke pinggiran kota.
Teknik Implementasi:
Keempat program yang digagas dalam tulisan ini dapat direalisasikan secara
bertahap dengan dukungan pemerintah, swasta dan masyarakat. Bus sekolah dan

bus kampus diberi suatu jalur tersendiri untuk mempermudah akses para siswa.
Hal ini dapat mengurangi intensitas kendaraan yang saat ini didominasi oleh
kendaraan pribadi yang berlalu-lalang di kampus sehingga dapat mengurangi
beban ruas jalan pada kawasan tersebut.
Program Road Pricing banyak yang sukses dilakukan di Negara-negara
maju salah satunya Singapura. Kebijakan ini diikuti dengan pengadaan angkutan
umum yang murah dan nyaman menuju pusat kota dan perencanaan tempat parkir
kendaraan pribadi di luar area Program Banda Acehs Road Pricing.
Program penempatan terminal dipinggir kota dimaksudkan agar
kesemrawutan ruas-ruas jalan akibat angkutan umum/angkutan kota (labi-labi)
yang beroperasi (menaik turunkan penumpang) di pusat Kota Banda Aceh.
Terminal di dalam kota diganti dengan halte dengan alokasi waktu berhenti
angkutan umum yang dibatasi agar kesemrawutan dan kemacetan dapat dikurangi.
Manfaat dan Dampak dari Gagasan
Berikut ini beberapa manfaat dan dampak yang terjadi dari gagasan
tersebut:
1. Pengunaan angkutan umum bus khusus siswa dan mahasiswa akan
menyebabkan penggunaan kendaraan pribadi berkurang yang akan
mengurangi beban jalan sehingga kemacetan dapat diatasi dan polusi juga
akan berkurang pada kawasan pusat pendidikan. Selain itu orang tua akan
lebih produktif dalam bekerja karena tidak perlu mengantar dan menjemput
anak lagi.
2. Perencanaan bus kampus untuk mempermudah akses mahasiswa maupun
pegawai untuk menuju ke kampus, mahasiswa tidak perlu membawa
kendaraan pribadi.
3. Perencanaan program Banda Acehs Road Pricing untuk kawasan pusat Kota
Banda Aceh, dengan adanya program ini kemacetan dapat berkurang dan
menurunkan polusi udara di pusat Kota Banda Aceh
4. Program pemindahan terminal dari pusat kota ke pinggiran kota, pemindahan
terminal sangat membantu mengurangi kemacetan karena angkutan umum
tidak akan parkir sembarangan di pinggir jalan atau bahu jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Suryani F.M., Mutiawati C., Lulusi. 2014. Karakteristik dan Model Pemilihan
Moda Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala
Bulba A.T., Mutiawati C., Lulusi. 2014. Efektifitas Metode Penanganan
Simpang Empat Jembatan Lamnyong Darussalam-Banda Aceh Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala

You might also like