You are on page 1of 8

NEUROANATOMY

PLEKSUS LUMBOSAKRALIS

Oleh
Andry Ganesha Rombe, S.Ked
1161050253

Penguji :
dr. Agus Yudawijaya, Sp.S. Msi.Med

KEPANITRAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SYARAF


PERIODE 27 JULI 2015 29 AGUSTUS 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA

NEUROANATOMI PLEKSUS LUMBOSAKRALIS


I.

Pleksus Lumbosakralis
Plekus lumbosakralis terdiri atas pleksus lumbal dan pleksus
sakralis. Pleksus lumbosakrlais berasal dari L1, L2, L3, L4, L5, S1, S2,
S3, S4 yang mempersarafi ekstremitas bawah dan juga pelvis.1 Pada
pleksus lumbal dibentuk oleh ramus anterior nervus spinalis L1-L4,
sedangkan pada pleksus sakralis dibentuk oleh ramus anterior nervus
spinalis L4-S4 dan berada di sebelah ventral m. Piriformis. Cabang
bawah dari L4 menggabungkan diri dengan L5 untuk membentuk truncus
lumbosacralis.1

A. Pleksus Lumbal
Pleksus

lumbalis

merupakan

bagian

atas

dari

pleksus

lumbosakralis. L1, L2, L4, terbagi menjadi cabang cabang atas dan
bawah. Cabang atas dari L1 membentuk nervus ilioinguinalis. Cabang
bawah dari L1 bergabung dengan cabang atas dari L2 untuk membentuk
nervus genitofemoralis. Cabang bawah dari L4 menggabungkan diri
dengan L5 untuk membawa truncus lumbosacralis. Cabang bawah dari
L4 menggabungkan diri dengan membentuk truncus lumbosacralis.
Cabang bawah dari L2, seluruh L3 cabang atas dari L4 masing-masing
menjadi bagian anterior yang lebih kecil dan bagian posterior yang lebih
besar. Ketiga bagian anterior bersatu membentuk nervus obturatorius.
Ketiga bagian posterior bersatu membentuk nervus femoralis. Dan 2
bagian yang atas mengeluarkan cabang-cabang yang membentuk nervus
cutaneus femoralis lateralis.1,2,3
N. ilioinguinalis berjalan disebelah N. Iliohypogastricus dan
bersama-sama ini akan mengadakan anastomase serta menyebar kekulit

bagian medial atas paha dan pangkal penis serta scrotum atau mons pubis
dan labium mayus. N. Genitofemoralis muncul dari permukaan anterior
m.psoas, berjalan kebawah paha permukaan otot ini dan bercabang
menjadi n.spermaticus internus yang menuju m.cremaster dan kulit
scrotum atau labia serta n. Lumboinguinalis yang menuju kulit bagian
pertengahan atas paha. N. Cutaneous femoralis lateralis berjalan
menyeberangi m. Iliacus dan dibawah ligamentum pouparti bercabang
menjadi beberapa rami yang menuju kulit sisi anterolateral paha.3,4

Gambar 1. Percabangan Pleksus Lumbal


Sumber : Snell R. 2006. Anatomi Klinik. Ed 6. Jakarta: EGC.
N. femoralis merupakan cabang terbesar dari pleksus lumbalis
yang muncul dari lateral m. Psoas tepat di atas ligamentum pouparti dan
berjalan turun dibawah ligamentum ini untuk memasuki trigonum

femoralis pada sisi lateral arteri femoralis. Pada trigonum tersebut n.


Femoralis menjadi cabang-cabang terminalis. N. Obturatorius berjalan di
sebelah lateral pembuluh darah hypogastricus dna ureter, serta turun
lewat canalis obturatorius pada bagian atas foramen obturatum menuju sis
medial paha. Didalam canalis tersebut, n. Obturatorius pecah menjadi
cabang anterior dan posterior. Rami motorik dari cabang posterior
mempersarafi m. Obturator externus dan m. Adductor magnus. Rami
motorik dari cabang anteriro mempersarafi m. Adductor longus dan
brevis serta m. Gracillis.1 Berikut gambarnya di bawah ini:

Gambar 2. Pleksus Lumbalis


Sumber: Blumenfeld, 2010. Neuroanatomy through Clinical Case. Ed 2.
USA: Sinauer.

B. Pleksus Sakralis

Pleksus sakralis muncul dengan 5 radiks pleksus yang dibentuk


oleh bagian bagian anterior dari nervus lumbalis kelima dan sebagian
nervus lumbalis keempat. Sebuah cabang terminalis utama yaitu nervus
ischiadicus dan beberapa cabang collateral dibentuk oleh plexus sacralis.
Masing masing dari kelima radiks pleksus pecah menjadi bagian
anterior dan posterior. Empat bagian posterior yang atas (L4, L5, S1, S2)
bersatu membentuk nervus peroneus communis. Setelah 5 bagian anterior
(L4, L5, S1, S2) bersatu membentuk nervus tibialis. Bagian posterior S3,
bersama-sama cabang dari bagian anterior S2 dan S3 ikut membentuk
pleksus pudendus.1,3
N. gluteus superior (L4, L5, S1) berjalan diatas m. Piriformis
melalui foramen ischiadicus major, dimana serabut ini mensuplai m.
Gluteus medius serta minimus dan m. Tensor fascia latae. N. Gluteus
infernus (L5, S1, S2) berjalan di bawah m. Piriformis melalui foramen
ischiadicus magna ke m .gluteus maximus , n. Clunialis medialis inferior
menembus ligamentum sacrotuberosum dan distribusinya ke regio
gluteus medius bawah. N. Cutaneus femoralis merupakan bagian dari
anterior dan posterior S1, S2 serta bagian anterior S2, S3. Cabang-cabang
collateral dari bagian anterior memanjang ke m. Quadrates femoris dan
m. Gamellus onferior (L4,L5,S1) serta ke obturator internus dan gamellus
superior (L5, S1, S2).2,4
N. ischiadicus merupakan saraf perifer yang paling besar. Terdiri
atas serabut saraf spinal (L4, L5, S1, S2, S3). Terdiri atas 2 buah nervus
yang terpisah di dalam satu selubung nervus peroneus kommunis yang
dibentuk oleh 4 bagian posterior atas dari plexus sacralis, dan nervus
tibialis dari seluruh 5 bagian anterior. Nervus iskiadikus meninggalkan
pelvis lewat foramen iskiadikus major, biasanya dibawah musculus
prirformis, dan berjalan turun diantara trochanter major os femur dan
tuberositas iskiadika disepanjang permukaan posterior paha ke ruang

poplitea dimana serabut saraf ini berakhir dengan bercabang menjadi


nervus tibialis dan nervus peroneus communis. Cabang-cabangnya pada
paha mempersarafi harmstring muscle.3,4

Gambar 3. Pleksus Sakralis


Sumber: Blumenfeld, 2010. Neuroanatomy through Clinical Case. Ed 2.
USA: Sinauer.
C. Gambaran Klinik
Kelumpuhan akibat lesi di cabang-cabang pleksus lumbosakrali yang
mengurus persarafan tungkai akan di bahas di bawah ini:3
1. N. Femoralis : kelumpuhan pada m. Quadriceps femoris dengan
gejala tidak dapat mengangkat badan untuk berdiri dari sikap
duduk dan tidak kuat naik tangga (L2, L3, L4).

2. N. Obturatorius : disusun oleh saraf spinal L2, L3, L4.


Kelumpuhan dapat dilihat saat pasien tidur terlentang dengan
kedua tungkai terletak di sendi lutut, tungkai dengan kelumpuhan
m.

Aduktor

longus/brevis

dan

m.

Grasilis

tidak

dapat

mempertahankan sikap itu dan jatuh ke samping. (Obturator Nerve


Palsy)
3. Peroneal Nerve Palsy : Foot drop. Gangguan pada nervus peroneus
communis.
4. N. Iskiadikus : dikenal dengan nyeri iskalgia dirasakan nyeri
sepanjang n. Iskiadikus. (Sciatic neuropathy)
5. L3 : nyeri dengan atau tanpa parestesia di dermatom L3;
kelemahan m.Quadriceps femoris; refleks quadriceps menurun atau
menghilang (refleks knee-jerk reflex)
6. L4 : nyeri dengan atau tanpa parestesia L4: kelemahan m.
Quadriceps, hilangnya refleks quadriceps
7. L5 : nyeri dengan atau tanpa parestesia; kelemahan m. Ekstensor
digitorium brevis
8. S1 : nyeri dengan atau tanpa parestesia; kelemahan m . peroneus,
gastroknimeus, soleus; hilangnya refleks Achilles

DAFTAR PUSTAKA

1. Blumenfeld, 2010. Neuroanatomy through Clinical

Case. Ed 2. USA:

Sinauer. 323-359
2. Martin J. 2003. Neuroanatomy, text and atlas third edition. New York:
Mc Graw-Hill.
3. Mardjono M. 2012. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 52-54
4.

Snell R. 2006. Anatomi Klinik. Ed 6. Jakarta: EGC. 262, 317

You might also like