Professional Documents
Culture Documents
Gejala akibat kelainan organ lain yang dapat terjadi pada suatu saat/tahap
evolusi --penyakit yang berbeda.
Pemeriksaan Fisis
Secara klinis terdapat 2 unsur penting LES yaitu:
Bersifat episodik, biasanya terjadi pada anak yang lebih besar, dengan
gejala intermitten --artritis, pleuritis, dermatitis atau nefritis.
Multisistemik, pasien memperlihatkan kelainan pada lebih dari satu organ
akibat --vaskulitis, misalnya pada kulit, ginjal dan susunan saraf pusat.
Tabel 1 memperlihatkan berbagai gambaran manifestasi klinis pada LES.
Retikulosit: meningkat
PT dan aPTT: biasanya memanjang karena adanya --circulating
anticoagulant yang menghambat aktivitas prothrombin activator complex.
Komplemen C3, C4 dan CH50: selama masa aktif, fraksi komplemen
terpakai --sehingga kadar menurun terutama bila disertai gangguan ginjal.
Kadar C3, C4 dan anti-ds-DNA dapat dipakai untuk menilai respons terapi
dan aktivitas penyakit terutama pada lupus nefritis.
Uji Coomb: positif (10%-30% pasien)
Uji ANA (antibodi antinuklear): skrining LES, positif pada penyakit aktif
Anti ds-DNA: positif pada 50-70% anak LES. Lebih spesifik dibandingkan
dengan uji --ANA, sangat bermanfaat untuk menilai respons terapi.
Antibodi antineutrofil
Antibodi antifosfolipid: meningkatkan risiko trombosis dan tromboemboli
vena --dalam.
Antibodi antihiston: peningkatan titer berhubungan dengan --drug-induced
lupus.
Uji ATA (antibodi antitiroid): positif pada 40% penderita LES
Protein dan albumin darah: harus diperiksa teraturUrin: menilai kelainan ginjal
Biopsi kulit: penderita suspek LES dengan ANA (-). Pada --lupus band test
dapat dideteksi adanya deposit kompleks imunoglobulin dan komplemen
pada dermal-epidermal junction.
Biopsi ginjal: menilai derajat berat ringannya nefritisPemeriksaan mata: melihat --cotton wool exudates, episkleritis dan
skleritis.
Kriteria Diagnostik
Bila ditemukan 4 dari 11 kriteria menurut American College of Rheumatology
1997 (Tabel 3).
No.
1.
Kriteria
Ruam malar (butterfly
rash)
2.
Ruam diskoid
3.
Fotosensitif
Definisi
Eritema fiksata, datar
atau menimbul di
daerah pipi, cenderung
mengecualikan lipatan
nasolabial.
Ruam eritema yang
menimbul disertai
pengelupasan
keratotik dan
penyumbatan folikular.
Pada lesi lama, dapat
terjadi parut atrofik.
Ruam kulit yang timbul
akibat paparan sinar
matahari, pada
anamnesis/
pemeriksaan fisis
Ulkus oral
5.
Artritis
6.
Serositis
7.
Gangguan ginjal
8.
Gangguan neurologi
9.
Gangguan hematologi
Gangguan imunologi
11.
Antibodi antinuklir
Tata Laksana
Tergantung dari berat ringannya penyakit.
Multidisipliner: pendidikan, sosial, reumatologi, dermatovenereologi, psikiatri,
psikologi dan neurologi.
Obat-obatan Sistemik
1. Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
Diberikan bila manifestasi hanya mengenai kulit dan sendi, dalam bentuk AINS
tunggal atau kombinasi dengan hidroksiklorokuin.
Salisilat: dosis: BB <20 kg: 80-90 mg/kgBB/hari po, dibagi 3-4 dosis; BB
>20 kg: 60---80 mg/kgBB/hari po, dibagi 3-4 dosis;
Diberikan bersama makanan.
Meningkatkan SGOT/SGPT, namun kerusakan hepar jarang terjadi.
Kontra indikasi: trombositopenia, gangguan hemostasis.
Naproksen 10-20 mg/kgBB/hari po, dibagi 2-3 dosis.
Sodium tolmetin (tolektin) 20-30 mg/kgBB/hari po, dibagi 3-4 dosis.-2. Antimalaria
Bila kelainan dominan pada kulit/mukosa dengan atau tanpa artritis
dan gejala --konstitusional umum.
Hidroksiklorokuin adalah antimalaria yang dapat dipakai pada anak.
Dosis inisial 6-7 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis selama 2 bulan,
dilanjutkan 5 mg/--kgBB/hari po (maksimal 300 mg/hari).
Merupakan zat penghemat steroid (--steroid-sparing agent)
Efek toksik pada retina (reversibel), kontrol oftalmologi setiap 6 bulan
untuk --deteksi dini retinopati/degenerasi makula.
3. Kortikosteroid
Prednison (po), diberikan bersama makanan- Dosis rendah (<0,5 mg/kgBB/hari, 2/3 dosis pagi hari, 1/3 dosis siang
hari, --interval 8 jam), diberikan pada gejala konstitusional yang
Flusinosid 0,05%:
hidrokortison--
untuk
minggu,
selanjutnya
diganti
dengan
Fisioterapi
Segera bila ada artritis.
Terapi penyulit
1. Akibat LES:
Osteonekrosis-Deteksi dini dengan MRI-Ortopedik stadium dini: --core decompresion
Stadium lanjut: --total joint replacement
Sindrom antibodi antifosfolipid bila disertai -Trombosis: terapi warfarin intensitas tinggi (Target INR 3-4)-Rekurensi kegagalan kehamilan: heparin, aspirin dosis rendah-Gagal ginjal: dialisis, transplantasi.-Antihipertensi, antikonvulsan, antipsikotik, antiemetik.-2. Akibat terapi
Osteoporosis-Fracture-induced osteoporosis-Muntah akibat siklofosfamid-Sitopenia akibat siklofosfamid (anemia, lekopenia, trombositopenia)
Suportif
Diet: setiap pemberian kortikosteroid, apalagi jangka panjang, harus disertai
dengan --diet rendah garam, gula, restriksi cairan, disertai suplemen Ca dan
vitamin D.
Dosis kalsium karbonat (caltrate) sebagai kalsium elemental:
Usia <6 bulan : 360 mg/hari-Usia 6-12 bulan : 540 mg/hari-Usia 1-10 tahun : 800 mg/hari-Usia11-18 tahun: 1200 mg/
Dosis vitamin D (hidroksikolkalsiferol):
BB<30 kg : 20 mcg po 3 kali/minggu-BB>30 kg : 50 mcg po 3 kali/minggu
Pencegahan
Pencegahan terhadap pemaparan sinar matahari-Hindari paparan sinar matahari dengan tingkat UV tertinggi: jam 09.00/10.00
--sampai jam 15.00/16.00
Pakaian lengan panjang, celana panjang, kerudung, topi, kacamata hitam-Tabir surya (topikal) untuk blokade radiasi UVA dan UVB, sedikitnya dengan
--Sun Protector Factor (SPF) 24.
Osteoporosis selama terapi steroid dosis tinggi-Deteksi dini dengan MRI-Diet tinggi kalsium-Vitamin D adekuat-Olahraga-Sistitis hemoragika akibat siklofosfamid: mesna intravena. Mesna akan mengikat
--acrolein, metabolit toksik siklofosfamid.
KEPUSTAKAAN
Cassidy JT, Petty RE. Textbook of pediatric rheumatology. Edisi ke-2. New York:
Churchill Livingstone; 1. 1990.
Petty RE, Laxer RM. Systemic lupus erythematosus. Dalam: Cassidy JT, Petty RE,
Laxer RM, penyunting. 2. Textbook of pediatrics rheumatology. Edisi ke-5.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005. h. 342-83.
Lang BA, Silverman EDA. Clinical overview of systemic lupus erythematosus in