Professional Documents
Culture Documents
1999
1. Dasar Pertimbangan
a. Filosofis
dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional untuk mewujudkan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadapan modern, demokratis, makmur,
adil, dan bermoral tinggi, diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan unsure
aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang menyelenggarakan
pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945
b. Yuridis
sehubungan dengan tersebut di atas, dipandang perlu untuk mengubah
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
C. Sosiologis
babwa untuk maksud tersebut pada diperlukan Pegawai Negeri yang
berkemampuan melaksanakan tugas secara professional dan bertanggung
jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisrne; bahwa untuk membentuk
sosok
Pegawai
Negeri
Sipil
sebagaimana
tersebut
diperlukan
upaya
Nomor
3041);
Undang-undang
Nomor
22
Tahun
1999
tentang
3. Batang Tubuh
a. Ketentuan Umum
1. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya,
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
mengangkat memindahkan, dan memberhentikan Pegawai Negeri berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasya
berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
4. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi negara
sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara
yang ditentukan oleh Undang-undang.
5. Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk di dalamnya jabatan dalam
kesekretariatan lembaga tertinggi atau tinggi negara, dan kepaniteraan pengadilan.
6. Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan fungsional yang hanya dapat
diduduki Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang ditentukan,
7. Jabatan organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu
satuan organisasi pemerintah.
8. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya-upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan
tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan,
pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan, dan
pemberhentian.
b. Materi Pokok yang Diatur.
Pegawai Negeri terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional
Indonesia dan, Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pegawai Negeri
Sipil, sebagaimana dimaksud terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) maka perlu dibuatnya UndangUndang Tentang Keuangan Negara.
3.
Batang Tubuh
a. Ketentuan Umum
1.Perbendaharaan
pertanggungjawaban
Negara
keuangan
adalah
negara,
pengelolaan
termasuk
investasi
dan
dan
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku,
anggaran
kementerian
negara/lembaga/satuan
kerja
perangkat daerah.
13.
Pengguna
Barang
adalah
pejabat
pemegang
kewenangan
atas
nama
negara/daerah,
menerima,
menyimpan,
dan
APBN/APBD
pada
kantor/satuan
kerja
kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah.
18. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk
menerima,
menyimpan,
mempertanggung
negara/daerah
membayarkan,
jawabkan
dalam
uang
rangka
menata
untuk
pelaksanaan
usahakan,
keperluan
APBN/APBD
dan
belanja
pada
keuangan/bagian
keuangan
yang
mempunyai
tugas
uang
Negara,
mengelola/menatausahakan
menempatkan
investasi,
uang
melakukan
negara
dan
pembayaran
Pengguna Anggaran
sehubungan
barang/jasa,
meneliti
dengan
ikatan/
tersedianya
perjanjian
dana
yang
pengeluaran
yang
bersangkutan,
memerintahkan
ketiga
kepada
negara/daerah,
barang
bergerak
milik
dalam
rangka
memenuhi
pertanggung
jawaban
pelaksanaan APBN.
c. Ketentuan Pidana
Tidak
dimuat
dalam
peraturan
perundang-undangan
ini
tetapi
pertanggungjawabannya
(seseorang
yang
telah
berlaku
diluar
Undang-Undang
ini,
sedangkan
daluarsa
fungsional
bendahara
untuk
melaksanakan
tugas
kebendaharaan yang ditunjuk oleh Pimpinan dalam lembaga masingmasing wajib dibentuk selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak Undangundang
ini
diundangkan.
Ketentuan
mengenai
pengakuan
dan
dalam
Pasal
12
dan
Pasal
13
Undang-undang
ini
Pada
saat
berlakunya
Perbendaharaan
Undang-undang
Indonesia/Indische
ini,
Undang-undang
Comptabiliteitswet
(ICW),
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Kabupaten,
dan
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
Kota
yang bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPR dan Pemerintah Pusat.
Penyesuaian APBN dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas
bersama DPR dengan Pemerintah Pusat dalam rangka penyusunan prakiraan
perubahan atas APBN tahun anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi:
Menteri/Pimpinan
lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota
yang
terbukti
melakukan penyimpangan kebijakan yang telah ditetapkan dalam undangundang tentang APBN/Peraturan Daerah tentang APBD diancam dengan
pidana penjara dan denda sesuai dengan ketentuan undang-undang.
2. Pimpinan Unit Organisasi Kementrian Negara/Lembaga/Satuan Kerja
Perangka Daerah yang terbukti melakukan penyimpangan kegiatan
anggaran
yang
telah
ditetapkan
dalam
undang-undang
tentang
adalah
bendahara
yang
wajib
menyampaikan
laporan
Setiap
bendahara
sebagaimana
dimaksud
dalam
ayat
(2)
pula
pusat/pemerintah
penyelesaian
daerah
oleh
pemeriksaan
Badan
laporan
Pemeriksa
keuangan
Keuangan,
pemerintah
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 31, berlaku mulai APBN/APBD tahun 2006.
d. Ketentuan Penutup
e. Pada saat berlakunya undang-undang ini:
f.
g. (1) Indische Comptabiliteitswet (ICW), Staatsblad Tahun 1925 Nomor 448
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang
Nomor 9 Tahun 1968 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2860);
h.
i.
(2) Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 Nomor 419 jo. Stbl. 1936 Nomor
445;
j.
k. (3) Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 Nomor 381;
l.
m. sepanjang telah diatur dalam undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku
lagi
n. Pasal 38
o. Ketentuan pelaksanaan sebagai tindak lanjut undang-undang ini sudah
selesai selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak undang-undang ini
diundangkan.
p. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan Undangundang ini sudah harus selesai selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu)
tahun. Pelaksanaan penataan dimulai sejak ditetapkannya Undang-undang
ini dan sudah selesai dalam waktu 2 (dua) tahun