Professional Documents
Culture Documents
EFFUSI PLEURA
Pembimbing:
Dr. Tri Harjanto MsC Sp. Rad
Disusun oleh:
Ria Hanaza Ramadini
(1061050191)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Efusi pleura merupakan akumulasi cairan dalam rongga pleura dan
merupakan masalah umum dalam medis. Akumulasi ini dapat disebabkan oleh
beberapa mekanisme termasuk peningkatan permeabilitas membran pleura,
peningkatan
negatif intrapleural,
Manfaat
1.4.1. Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu
radiologi pada khususnya.
1.4.2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti
kepaniteraan klinik bagian ilmu radiologi.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari
dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat berupa
cairan transudat atau cairan eksudat.Cairan pada efusi pleura dapat bebas yg
generalized atau setempat (circumscribed) dan encapsulated (terbungkus kapsul).1
Pada keadaan normal rongga pleura hanya mengandung cairan sebanyak
10-20 ml, cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada
cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu < 1,5 gr/dl.1
2.2.
Fisiologi Cairan Pleura
Volume cairan pleura selalu konstan, akibat dari:1
P. hidrostatik : 9 mmHg, produksi oleh pleura parietalis
P. koloid osmotik : 10 mmHg, absorbsi oleh pleura viseralis
2.3.
Etiologi
Pembentukan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan oleh banyak
kegagalan jantung.
Trauma kecelakaan atau tindakan pembedahan.
Idiopatik.
RA).
Cairan darah
Dapat disebabkan trauma tertutup atau terbuka, infark paru dan karsinoma
paru.
Cairan getah bening
Meskipun jarang terjadi tetapi dapat diakibatkan oleh sumbatan aliran
getah bening thoraks, misalnya pada filiariasis atau metastasis pada
kelenjar getah bening dari suatu keganasan.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala timbul jika cairan bersifat inflamatoris atau jika mekanika
2.4.
paru terganggu. Gejala yang paling sering timbul adalah sesak, berupa rasa penuh
dalam dada atau dispneu . Nyeri bisa timbul akibat efusi yang banyak, berupa
nyeri dada pleuritik atau nyeri tumpul. Pada efusi unilateral, biasanya penderita
mengeluh lebih nyaman tidur miring kearah bagian paru yang mengalami efusi.
Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri
dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi),
banyak keringat, batuk, banyak riak. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit
dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan. 1,2,3
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan,
2.5.
2.6.
a.
tertinggal.
Perkusi : perkusi pada sisi yang sakit redup pada bagian bawah garis Ellis
Damoiseu.
Auskultasi : penurunan bunyi napas Jika terjadi inflamasi, maka dapat
dan
kadang-kadang
mendorong
mediastinum
kearah
kontralateral.
Posisi lateral
Bila cairan kurang dari 250 ml (100-200 ml), dapat ditemukan
pengisian cairan di sudut costofrenikus posterior pada foto thorak
lateral tegak. Pada penelitian mengenai model roentgen patologi
Collins menunjukkan bahwa sedikitnya 25 ml dari cairan pleura
(cairan saline yang disuntikkan) pada radiogram dada lateral tegak
lurus dapat dideteksi sebagai akumulasi cairan subpulmonic di
posterior
sulcus
costophrenic,
tetapi
hanya
dengan
adanya
Gambar 9. CT Scan pada efusi pleura (kiri atas : foto rontgen thoraks PA)
Gambar 10. CT Scan thorak pada seorang pria 50-tahun dengan limfoma
non-Hodgkin dan efusi pleura yang ditunjukan tanda panah
Gambar 11. CT Scan thorax pada pria 50-tahun dengan limfoma non-Hodgkin
menunjukkan daerah tergantung dengan redaman yang sama dengan air dan
margin atas lengkung (E). Temuan khas dari efusi pleura. Perhatikan pergeseran
lokasi cairan pada gambar ini dibandingkan dengan radiografi dada
3. Ultrasonografi
Penampilan khas dari efusi pleura merupakan lapisan anechoic
antara pleura visceral dan pleura parietal. Bentuk efusi dapat bervariasi
dengan respirasi dan posisi. Para peneliti memperkenalkan metode
pemeriksaan USG dengan apa yang disebut sebagai elbow position.
Pemeriksaan ini dimulai dengan pasien diletakkan pada posisi lateral
decubitus selama 5 menit (serupa dengan radiografi dada posisi lateral
decubitus) kemudian pemeriksaan USG dilakukan dengan pasien
bertumpu pada siku (gambar 12). Maneuver ini memungkinkan kita untuk
mendeteksi efusi subpulmonal yang sedikit, karena cairan cenderung akan
terakumulasi dalam pleura diaphragmatic pada posisi tegak lurus.
Gambar 13.. Sonogram pada pasien dengan kanker paru lobus kanan atas.
Gambar menunjukkan adanya akumulasi cairan selama inspirasi (setebal 6
Gambar 14. Ultrasonogram dari kiri dada bagian bawah pada pasien lakilaki dengan penyebaran lymphangitic dari adenokarsinoma. Ini studi sagital
dan pemeriksaan dilakukan dengan pasien duduk. Cairan Echogenic (E)
dapat dilihat pada hemithorax kiri. Perhatikan diafragma lengkung
Echogenic (panah). The pleura cairan positif untuk sel-sel ganas (efusi
pleura ganas)
Gambar 15. Ultrasonogram dari kiri dada bagian bawah pada wanita 47
tahun dengan efusi pleura metastasis. Ini studi sagital dan pemeriksaan
dilakukan dengan pasien duduk. Cairan anechoic (E) dapat dilihat pada
hemithorax kiri. Perhatikan diafragma lengkung Echogenic (panah)
10
dalam
Torakosentesis1,3
Aspirasi cairan pleura (torakosentesis) sebagai sarana diagnostik
maupun terapeutik. Pelaksanaannya sebaiknya dengan posisi duduk.
Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru sela iga garis aksilaris posterior
dengan jarum abbocath nomor 14 atau 16. Pengeluaran cairan pleura
sebaiknya tidak melebihi 1000-1500 cc pada setiap aspirasi.
2.7.
a.
Penatalaksanaan1, 2,6, 7
Torakosentesis
11
2.
3.
4.
aspirasi.
Untuk
mencegah
terjadinya
edema
paru
akibat
Pemasangan WSD
Jika jumlah cairan cukup banyak, sebaiknya dipasang selang toraks
dihubungkan dengan WSD, sehingga cairan dapat dikeluarkan secara
lambat dan aman. Pemasangan WSD dilakukan sebagai berikut:
1. Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga ke IV dan V, di linea
aksillaris anterior dan media.
12
WSD perlu diawasi tiap hari dan jika sudah tidak terlihat undulasi pada
selang, kemungkinan cairan sudah habis dan jaringan paru mengembang.
Untuk memastikan dilakukan foto toraks. Selang torak dapat dicabut jika
produksi cairan/hari <100 ml dan jaringan paru telah mengembang. Selang
dicabut pada saat ekspirasi maksimum.
c.
Pleurodesis
Bertujuan melekatkan pleura viseralis dengan pleura parietalis,
merupakan penanganan terpilih pada efusi pleura keganasan. Bahan yang
digunakan adalah sitostatika seperti tiotepa, bleomisin, nitrogen mustard,
5-fluorourasil, adramisin, dan doksorubisin. Setelah cairan efusi dapat
dikeluarkan sbanyak-banyaknya, obat sitostatika (misal; tiotepa 45 mg)
diberikan selang waktu 710 hari; pemberian obat tidak perlu pemasangan
WSD. Setelah 13 hari, jika berhasil, akan terjadi pleuritis obliteratif yang
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Efusi pleura merupakan indikator dari suatu proses penyakit yang
mendasari penyakit yang dari paru, pleura, atau ekstraparu dapat bersifat akut
atau kronis Meskipun spektrum etiologi efusi pleura luas, efusi pleura paling
sering
emboli paru.
Gejala dapat berupa sesak atau nyeri dada yang disertai gejala lain dari
peyakit yang mendasarinya. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan penurunan
pengembangan dada, penurunan fremitus taktil, perusi yang meredup, dan
penurunan suara nafas. Pemeriksaan penunjang radiologis dapat menggunakan
beberapa modalitas diantaranya foto polos thoraks, USG, CT scan dan MRI.
Sedangkaan untuk penatalaksanaan dapat berupa thorakosintesis, pemasangan
WSD atau pleurodesis.
14