You are on page 1of 6

PABRIK AMONIA DARI GAS SINTETIS

Tugas Rancangan Pabrik tahun 2009


1. Alasan Penyelenggaraan Proyek
Keterangan

2009

2010

2011

2012

Kapasitas terpasang

5.988.100

5.988.100

5.988.100

5.988.100

Produksi

7.361.000

11.450.000

18.371.000

28.838.000

Ekspor

3.046.000

6.288.500

11.880.000

20.426.500

Kebutuhan

4.356.800

5.318.350

6.855.200

9.099.650

Sumber: Indochemical, 2009


Kebutuhan amonia pada tahun 2012
= ekspor + kebutuhan
= 20.426.500 + 9.099.650 = 29.526.150 ton
Stok amonia yang tersedia pada tahun 2012 = 28.838.000 ton
Kekurangan amonia pada tahun 2012 = kebutuhan amonia - stok amonia
= 29.526.150 -28.838.000
= 688.150 ton 700.000 ton
Untuk memenuhi kekurangan amonia pada tahun 2012 maka didirikan pabrik
amonia dengan kapasitas produksi 495.000 ton/tahun.
2. Input-Output Structure of the Flowsheet
CO2 CO

Reaktan Sisa

Bahan Baku (Gas Sintetis)


Sistem ReaktorSistem Pemisahan
Preparasi Bahan Baku

Produk
(Amonia)
3.

Jenis Reaktor

Pemilihan jenis reaktor didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu fasa


reaksi, katalis yang digunakan dan jenis reaksi. Fasa reaksi pada pemurnian
umpan, dan sintesis amonia merupakan reaksi fasa gas. Selanjutnya, katalis yang
digunakan adalah katalis padat dan katalis ini berbeda fasa dengan reaktan (katalis
heterogen). Pertimbangan lainnya yakni reaksi sintesis yang terjadi sangat
eksotermis, sehingga diperlukan coolant (pendingin) untuk menjaga suhu reaksi
tetap konstan. agar coolant dan katalis tidak saling kontak maka digunakan tube
sebagai tempat katalis. maka berdasarkan pertimbangan tersebut maka dipilih
reaktor jenis fixed-bed multitubular sebagai media yang sesuai untuk sintesis
amonia dengan system aliran continous.
4. Proses yang mungkin diselenggarakan ( proses M.W Kellog.)
Proses sintesis amonia terdiri dari 5 macam teknologi proses yaitu:
Proses Haber-Bosch
Proses M.W Kellog
Proses Brown and Root Braun
Proses Haldor Topse
Proses Lurgi
Tabel 2.1 Perbandingan Teknologi Proses Sintesis Amonia

1.
2.
3.
4.
5.
N
o

Perbandingan

Teknologi Proses
HaberBosch

M.W
Kellog

Brown
and Root
Braun

Haldor
Topse

Lurgi

Batubara

Gas alam
dan nafta

Gas alam
dan nafta

Gas alam
dan nafta

Batubara

250

14-15

113

140-220

20-30

Bahan baku

Tekanan (atm)

Suhu (oC)

450-525

430-500

320

450-550

560-620

Konversi

15 %

99,8 %

88 %

61 %

Kebutuhan Energi
(GJ/t NH3)

80-90

27,9

28

27,9

50-56

Dipilih Proses M.W Kellog.


Pada proses M.W Kellog, bahan baku yang digunakan dari hidrokarbon
seperti gas alam atau nafta. Proses ini menggunakan steam reforming untuk
menghasilkan gas sintesis. Katalis iron yang digunakan berukuran sekitar 1-2 mm
dan menghasilkan konversi sebesar 99,8%. Proses sintesis amonia menggunakan
konverter jenis ammonia converter feed/effluent exchanger untuk menyediakan

kebutuhan energi dan meningkatkan suhu umpan amonia. Tekanan operasi yang
digunakan adalah 14-15 atm. dan proses ini menggunakan energi yang rendah
senilai 27,9 GJ/t NH3.
5. Bahan baku, Kapasitas Dan proses
Bahan baku pembuatan amonia adalah gas sintesis dari nafta yang terdiri dari
hidrogen 51,2 %mol , CO 45,3 %mol, CO 2 2,7 %mol , CH4 0,7 %mol, dan N2 dan
Ar 0,1 %mol (sifat fisik dan kimia amonia, nitrogen, hidrogen, metana, air dan
argon, pabrik ini juga menggunakan katalis Fe dengan promoter Al2O3.

6. Perangkat proses
compressor syngas unit, condensor, dryer, heat exchanger, ammonium
converter unit, refrigeration unit, ammonia separator, dan vaporizer
7. Uraian Proses
Komposisi gas sintesis dalam proses produksi amonia terdiri dari hidrogen,
nitrogen, CO2, CO, metana, dan argon. Karena CO2 dan CO bersifat racun di
ammonia converter, dibutuhkan unit CO2 removal dan CO removal untuk
memisahkan CO2 dan CO harus dari gas sintesis.
Gas sintesis diumpankan ke dalam compressor syngas unit yang terdiri dari
compressor dan kondensor. Sebelum masuk ke dalam ammonia converter, umpan
pada tekanan 30 atm dan suhu 345oC dikompresi ke dalam compressor hingga
tekanan menjadi 144,5 atm dan suhu sekitar 360-500 oC. Kemudian gas
didinginkan dalam kondensor untuk menurunkan suhu hingga mencapai 4,30C.
Selanjutnya kondensat amonia dikeringkan dalam dryer untuk memisahkan
CO dan CO2 dari gas sintesis sebelum diumpankan ke amonia konventer dan
mencegah keracunan katalis di dalam converter. Gas sintesis yang telah murni dari
CO dan CO2 dipanaskan terlebih dahulu dalam heat exchanger untuk menaikkan
suhu hingga 288oC. Selanjutnya kondensat amonia diumpankan ke amonia
konventer.
Di dalam ammonia conventer unit terjadi proses sintesa ammonia. Gas
hidrogen dan nitrogen diumpankan dari unit kompresi gas sintesis dengan
perbandingan stoikiometri 3:1 bereaksi membentuk amonia dengan bantuan
katalis besi oksida (Fe3O4) di dalam konverter. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
N2(g) + 3H2(g)

2NH3(g)

Reaksi pembentukan amonia dapat dilakukan pada berbagai temperatur dan


tekanan yang berhubungan dengan konstanta kesetimbangan reaksi. Kenaikan

temperatur dapat menurunkan konstanta kesetimbangan. Pengaruh perubahan


temperatur terhadap konstanta kesetimbangan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Konstanta Kesetimbangan pada Beberapa Temperatur
Temperatur (oC)

Konstanta Kesetimbangan

200

7,17 x 1015

300

2,69 x 108

400

3,94 x 104

500

1,72 x 102

600

4,53 x 100

700

2,96 x 10-1

800

3,96 x 10 -2

Gas yang keluar dari amonia konventer kemudian didinginkan dalam


refrigeration unit dari suhu 220 oC menjadi 30 oC pada tekanan 250 atm. Amonia
yang terkondensasi dipisahkan dari gas-gas yang tidak bereaksi di ammonia
separator sehingga dihasilkan amonia cair, sebagian amonia cair di recycle dan di
uapkan sehingga dapat bercampur dengan gas sintesis. Sedangkan gas hidrogen
dan nitrogen serta amonia yang tidak bereaksi, direcycle ke compressor syngas
unit dan sisanya dibuang untuk digunakan sebagai bahan bakar. Tujuan
pembuangan gas inert sisa tersebut dari aliran recycle adalah untuk mencegah
penumpukkan gas inert dalam sistem aliran recycle gas yang tidak bereaksi.
Sedangkan sebagian uap amonia yang belum terkondensasi seluruhnya,
didinginkan dalam kondensor dan kemudian dikompresi pada tekanan 240 atm.
Pada tekanan tersebut, impuritis metana dan argon menjadi gas, sedangkan uap

amonia dikirim kembali ke ammonia refrigeration unit untuk direcovery, sehingga


dihasilkan amonia cair.

8. Diagram blok alat proses utama

Tugas
Perancangan Proses Teknik Kimia

Sintesa Amonia Dari Gas Sintetis

Disusun oleh :
Annur Fauzi Syaputra

(1207113567)

Yesi Afriani
Ika Karina

(1207)
`

(1207)

UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

You might also like