Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
3.1
Identitas
3.2
Nama
Jenis kelamin
Usia
Alamat
Pekerjaan
Agama/Suku
No. Register
Tgl. Pemeriksaan
: Ny. R
: Perempuan
: 83 tahun
: Pakis Kembang RT 4/4 Malang
: Ibu Rumah Tangga
: Islam/Jawa
: 11084551
: 2 Agustus 2013
Anamnesa (Autoanamnesa)
LP (-)
VISUS
POSISI BM
1/300
Orthophoria
GERAKAN BM
dbn
Dalam
PALPEBRA
CONJUNCTIVA
CORNEA
SKLERA
dbn
C.O.A.
Dalam
Rubeosis iridis
Bulat, 3mm, RP (+)
IRIS
PUPIL
LENSA
n/p
Tidak dilakukan (infeksi)
TIO
FUNDUSKOPI
n/p
FR (+), Detail sde
3.6 Diagnosa
OD Dacryocystisis chronic dengan komplikasi selulitis preseptal + katarak immature
OS katarak immature
3.7 Rencana Terapi
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Na Diclofenac 2 x 500 mg
Levofloxacin e.d 8x1 OD
Eyefresh ed 6 x 1 OD
Kontrol tanggal 13 Agustus 2013
3.10 Prognosis
Ad visam dubia et bonam
Ad sanam dubia et bonam
Ad kosmeticam dubia et bonam
Ad vitam dubia et bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
KASUS
TEORI
Anamnesa
mata RSSA pada tanggal 2 Agustus mata kanan pasien, salah satunya disebabkan
2013 dengan keluhan mata kanan peradangan pada sakus lakrimalis akibat adanya
bengkak. Bengkak dirasakan semakin obstruksi pada duktus nasolakrimalis. Obstruksi
membesar sejak 2 hari yang lalu.
Selain keluhan cekot cekot, disertai Gejala umum pada penyakit ini adalah keluarnya air
juga dengan mata merah, nerocoh, mata dan kotoran. Pada dakriosistitis akut, pasien
keluar sekret berupa belek (kotoran akan mengeluh nyeri di daerah kantus medial
mata) dan air mata (terutama apabila
ditekan),
terlihat
bagian
edema,
sakus
lakrimalis
hiperemi
maka
yang
keluar
adalah
sekret
mukopurulen
Gejala yang ditemukan pada pasien untuk kasus ini
sudah sesuai, karena sebagian besar gejala untuk
dacryosistitis sudah terpenuhi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
untuk
fisik
memeriksa
yang
ada
digunakan
tidaknya
dye
clearance
test
dissapearence
dan
John's
test,
dye
fluorescein
test.
Ketiga
dakriosistitis.
melakukan
lakrimalis dipijat
Hal
ini
pemijatan
dapat
pada
diketahui
sakus
dengan
lakrimalis
Tahap obstruksi
Pada tahap ini, baru saja terjadi obstruksi
pada sakus lakrimalis, sehingga yang keluar
tergantung
pada
organisme
penyebabnya.
Tahap Sikatrik
tertahan
di
dalam
sakus
sehingga
yang
menyebar
sampai
penatalaksanaan
mungkin
terjadi
dari
dan
kedua
komplikasi
keadaan
yang
tersebut
berbeda.
Jalur masuk infeksi sendiri dapat dibagi menjadi:
- Infeksi eksogen, misalnya seperti trauma atau
gigitan serangga
- Penyebaran infeksi jaringan sekitar seperti sinusitis,
dakriosistisis, atau
hordeolum
- Infeksi endogen, berasal dari penyebaran infeksi
dari tempat yang jauh seperti
pasien
ini
Dacriocystitis
menyebabkan
penunjang
juga
memiliki
peranan
adanya
suatu
massa
atau
keganasan.
Dacryocystisis
chronic
komplikasi selulitis preseptal + katarak serta hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan, maka
immature
OS katarak immature
Terapi
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Na Diclofenac 2 x 500 mg
antipiretik.
Eyefresh ed 6 x 1 OD
Levofloxacin
merupakan
antibiotik
golongan
untuk
mengurangi
angka
rekurensi.
duktus
nasolakrimalis
tidak
ditangani
BAB V
PENUTUP
Pasien Ny. R / 40 tahun datang ke Poli mata RSSA pada tanggal 2 Agustus 2013 dengan
keluhan mata kanan bengkak. Pada pasien ini diagnosa ditegakkan dari anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa didapatkan bengkak dirasakan
semakin membesar sejak 2 hari yang lalu. Terdapat mata merah pada mata sebelah kanan,
pasien juga merasa cekot-cekot pada mata sebelah kanan. Pasien mengeluh matanya
mengeluarkan air mata terus (nerocoh) terutama bila terkena angin, terdapat sekret yang keluar
dari mata sebelah kanan yang berupa belek (kotoran mata) dan air mata terutama apabila
sakus lakrimalis ditekan. Sakus lakrimalis terlihat edema, lunak dan hiperemi yang menyebar
sampai ke kelopak mata dan pasien. Pasien tidak mengeluh nyeri di bagian mata. Riwayat
demam, pilek lama, sakit gigi tidak ditemukan pada pasien. Pasien juga tidak mengeluh silau.
Terdapat penurunan penglihatan pada pasien, mata yang kanan lebih kabur daripada mata
yang kiri. Kaburnya penglihatan pada pasien terjadi secara progresif, dan tidak muncul secara
tiba-tiba. Pasien tidak diberikan pengobatan selama 2 hari ini sejak bengkak. Riwayat penyakit
serupa sejak tahun 2012 dan 3 bulan yang lalu dan diberi LFX dan Timol, hanya diberi sekali
namun dihentikan karena keluarga takut memperparah penyakit jantung nya. Pasien memiliki
penyakit jantung dan hipertensi, sedangkan tidak ada riwayat diabetes melitus pada pasien ini.
Riwayat memakai kacamata minus didapatkan tapi pasien sudah lama tidak menggunakan
kacamata (lupa minus berapa).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan visus pada kedua mata menurun yaitu LP (-) pada
mata kanan dan 1/300 pada mata kiri. posisi dan gerakan kedua bola mata normal, didapatkan
spasme maupun edema pada palpebra mata kanan,sedangkan mata kiri tidak. Tidak
didapatkan Cl dan PCl pada konjungtiva kedua mata, kornea pada mata kanan dan kiri jernih
COA kedua mata dalam, iris mata kiri radline sedangkan terdapat rubeosis iridis pada mata
kanan. Pupil kedua mata bulat dengan diameter 3mm dengan RP(+), lensa mata kanan keruh
tidak rata, sedangkan lensa pada mata kiri juga didapatkan kekeruhan yang tidak merata.
Pemeriksaan TIO didapatkan n/p pada kedua mata.
Pada pasien ini diberikan Cefadroxyl sebagai antibiotika semisintetik golongan
sefalosforin untuk pemakaian oral, Levofloxacin, antibiotik golongan quinolone. Diberikan topical
untuk mengeradikasi bakteri local. Selain itu diberikan Na Diclofenac sebagai antiinflamasi,
analgesik, dan antipiretik dan juga Eyefresh sebagai pembasah atau lubricants pada mata yang
kering dan berfungsi untuk mempertahankan agar permukaan mata tetap basah. Mengurangi
rasa tidak nyaman karena iritasi mata ringan, terkena angin dan sinar matahari. Sumbatan
duktus nasolakrimal dapat diperbaiki dengan cara pembedahan jika sudah tidak radang lagi.
Akan tetapi adanya dakriosistitis merupakan kontraindikasi untuk melakukan tindakan bedah
membuka bola mata seperti operasi katarak, glaucoma karena dapat menimbulkan infeksi
intraocular seperti endoftalmitis ataupun panoftalmitis.
Dakriosistitis sangat sensitif terhadap antibiotika namun masih berpotensi terjadi
kekambuhan jika obstruksi duktus nasolakrimalis tidak ditangani secara tepat, sehingga
prognosisnya adalah dubia ad malam. Akan tetapi, jika dilakukan pembedahan baik itu dengan
dakriosistorinostomi eksternal atau dakriosistorinostomi internal, kekambuhan sangat jarang
terjadi sehingga prognosisnya dubia ad bonam