You are on page 1of 11

ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN

Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin.
Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dan uretra.
A. Ginjal

Kedudukan ginjal di belakang dari kavum abdominalis di belakang peritoneum pada


kedua sisi vertebra lumbalis iii melekat langsung pada dinding abdomen.

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal
ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas
(superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang


melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk
hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua
ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang
membantu meredam goncangan.

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah
dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang
mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

Lapisan Ginjal

setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa jaringan fibrus berwarna

ungu tua
lapisan ginjal terbagi atas :
- lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis)
- lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla.
Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula

dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus
oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.
Unit fungsional ginjal

Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta
buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air
dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah,
kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan
sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan
mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian

diekskresikan disebut urin.


Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau

badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).


Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang
berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri
aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong
plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang

telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.


Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan
filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian

selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di
awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan
arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak
mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air
(97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasidan tubulus kolektivus melalui

osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri
dari:
- tubulus penghubung
- tubulus kolektivus kortikal
- tubulus kloektivus medularis

Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus


juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular
adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. Cairan menjadi makin kental di
sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke
kandung kemih melewati ureter.

B. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal
(filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang
ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.

Anterior

Syntopi ureter
Ureter kiri
Kolon sigmoid

Ureter kanan
Duodenum pars descendens

a/v. colica sinistra

Ileum terminal

a/v. testicularis/ovarica

a/v. colica dextra


a/v.ileocolica

Posterior

mesostenium
M.psoas major, percabangan a.iliaca communis
Laki-laki: melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus
deferens
Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas
vagina

Laki-laki: melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus deferens


Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas vagina
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu
menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara posteroinferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai
vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki
kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu
peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica
urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.

Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis,
a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen
T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior
dan inferior.
C. Vesika Urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk
menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke
uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria
terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ
reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Vertex
Infero-lateral
Superior

Syntopi vesica urinaria


Lig. umbilical medial
Os. Pubis, M.obturator internus, M.levator ani
Kolon sigmoid, ileum (laki-laki), fundus-korpus

Infero-posterior

vesicouterina (perempuan)
Laki-laki: gl.vesiculosa, ampula vas deferens,rektum

uteri,

excav.

Perempuan: korpus-cervis uteri, vagina


Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian
yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan
inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan
sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal,
sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae.
Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari
orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak
memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan,
a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis.
Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus
lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4,
yang berperan sebagai sensorik dan motorik.
D. Uretra

Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria
memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan
dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu,
Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor
dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat
volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari
kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa dan
pars spongiosa.

Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek superior
kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yang

berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.
Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar prostat.

Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya.


Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian
ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital.
Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di

bawah kendali volunter (somatis).


Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars
membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus
spongiosum di bagian luarnya

FISIOLOGI BERKEMIH
A. Pembentukan urin
Ada dua ginjal yang berbentuk kacang dan sekitar 10cm panjang, lebar 5.5cm dan tebal 3cm.
Setiap ginjal beratnya sekitar 150g dan memiliki lekukan ditandai medial - hilus - dimana
arteri ginjal dan saraf ginjal masuk dan vena renalis dan meninggalkan ureter. Antara mereka,
ginjal membuat sekitar 30ml atau lebih air seni setiap jam (Marieb, 2003).
Sekitar 25 persen dari output jantung pergi ke ginjal (McLaren, 1996) dimana produk sampah
organik dibuang di juta atau sehingga nefron (Gambar 2) di setiap ginjal. Produksi urin
normal, oleh karena itu, tergantung pada aliran darah ke ginjal yang normal. Nefron adalah

unit fungsional dari ginjal. Nefron mengizinkan bagian dari beberapa zat keluar dari tubuh
tetapi membatasi perjalanan orang lain, misalnya, sel-sel darah dan protein yang besar.
B. Penyaringan
Saat darah mengalir melalui glomerulus (jaringan kapiler yang merupakan bagian dari
nefron), banyak cairan dan produk limbah dalam darah dipaksa keluar melalui dinding
kapiler, disaring, dan kemudian mengalir ke dalam kapsul Bowman (Gambar 2 ).
Kapsul Bowman adalah secangkir berdinding ganda endotel yang mengelilingi glomerulus.
uhFiltrat glomerular ini (sekitar 125ml per menit) terdiri dari air, glukosa, limbah garam
seperti natrium dan kalium, dan urea. Urea adalah produk limbah yang paling berlimpah
diekskresikan oleh ginjal dan dibentuk dari amoniak, zat yang sangat beracun. Amonia
terbentuk dalam hati dari pemecahan asam amino.
C. Penyerapan
Banyak dari filtrat glomerulus, termasuk sebagian besar air, diserap ke dalam kapiler yang
mengelilingi tubulus proksimal dan distal berbelit-belit, lengkung Henle dan tubulus
pengumpul. Semua glukosa akan diserap kecuali kadar glukosa darah yang tinggi - lebih dari
8,9 milimol per liter (mmol / l) atau 160 miligram per desiliter (mg / dl) - dalam hal ini
glukosa beberapa akan diekskresikan dalam urin.
Natrium juga diserap tetapi jumlah bervariasi, tergantung pada seberapa banyak tubuh
membutuhkan untuk mempertahankan konsentrasi konstan dari ion natrium dalam darah.
D. Pengeluaran
Ini adalah tahap akhir pembentukan urin, dan terjadi pada tubulus distal dan pengumpul. Zat
baik menyebar atau secara aktif diangkut keluar dari kapiler dan ke dalam tubulus pengumpul
untuk dibuang dalam urin.
Ion hidrogen, ion kalium, amonia dan beberapa obat semua disekresikan pada tahap ini dan
ginjal memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Akhir komposisi urin
Komposisi terakhir dari urin adalah hasil dari penyaringan, penyerapan dan sekresi oleh
nefron. Ginjal menghasilkan, rata-rata satu setengah liter air seni setiap hari - ini sebagian
besar terdiri dari air, berwarna jerami dan memiliki gravitasi spesifik 1,005-1,030.
Urea, asam urat, kreatinin, natrium klorida dan ion kalium semua konstituen normal urin.
Darah, keton dan glukosa tidak, dan kehadiran mereka dapat mengindikasikan penyakit.

E. Ureter
Urin melewati dari ginjal ke kandung kemih melalui ureter mana disimpan sampai
dihilangkan melalui uretra. Urine dipindahkan sepanjang ureter ke kandung kemih oleh
kontraksi peristaltik dan gravitasi.
Ureter adalah tabung berotot tentang jangka 30cm. Mereka melekat erat pada dinding
posterior abdomen dan bersifat retroperitoneal, mereka tidak memasuki rongga peritoneal.
Bukaan saluran kemih ke kandung kemih diratakan (celah berbentuk) bukan bulat. Hal ini
disebabkan oleh sudut miring di mana ureter masuk ke kandung kemih, yang membantu
untuk mencegah aliran balik air kemih ke dalam ureter ketika kontrak kandung kemih.
F. Penyimpanan urin
Kandung kemih adalah kantung, otot berongga yang terletak di panggul. Pada laki-laki, dasar
kandung kemih terletak di antara rektum dan simfisis pubis sementara pada wanita dasar
berada di bawah rahim dan anterior vagina.
Kandung kemih menyimpan urin dan dapat memuat kira-kira satu liter saat penuh. Hal ini
diadakan dalam posisi oleh peritoneum sekitarnya (meskipun hanya permukaan atas terletak
di peritoneum) dan oleh ligamen yang kuat umbilikalis.
Kandung kemih dilapisi oleh mukosa. Hal ini terutama tebal di daerah sekitar bukaan ureter
dan uretra persimpangan dengan, dimana mukosa bertindak sebagai saluran untuk
menyalurkan urin ke uretra ketika kontrak kandung kemih. Selama berkemih, otot-otot yang
kuat pada dinding kandung kemih (otot detrusor) kompres kandung kemih, mendorong isinya
ke urethra.
G. Pengendalian mengosongkan kandung kemih
Pembukaan, digambarkan sebagai leher kandung kemih, antara kandung kemih dan uretra,
ditutup oleh dua cincin otot - sphincters internal dan eksternal. Sphincter internal yang
mengandung serat otot polos dan otot normal serat ini terus itu dikontrak, karena itu tidak
berada di bawah kontrol sukarela. Sphincter eksternal dibentuk dari sebuah band melingkar
otot rangka yang disediakan oleh saraf pudenda dan berada di bawah kontrol sukarela. Serat
ini tetap dikontrak, sebagai hasil dari stimulasi sistem saraf pusat, kecuali selama berkemih
ketika mereka bersantai.
H. Uretra

Uretra daun kandung kemih pada titik yang paling rendah dan memanjang dari sana ke luar
tubuh. Pada wanita, ini keluar dekat dinding anterior vagina dan 3-5cm panjang. Karena
uretra pendek dan keluar begitu dekat dengan anus, perempuan sangat rentan terhadap infeksi
saluran kemih.
Pada pria, uretra meluas ke ujung penis, total jarak hingga 20cm (Martini, 2002). Ini memiliki
empat bagian:
- Uretra prostat, yang melewati pusat kelenjar prostat;
- Uretra berselaput, bagian tengah pendek, berjalan melalui lantai panggul otot;
- Uretra bulbar, yang dikelilingi oleh korpus spongiosum. Kontraksi serat-serat otot yang
membantu mengosongkan uretra pada akhir berkemih;
- Uretra penis, yang mencapai ujung penis.
I. Pengencingan
Pada tingkat yang paling dasar, berkemih adalah refleks sederhana (Silverthorn, 2003) yang
ditampilkan oleh bayi yang tidak terlatih ke toilet.
Ketika volume urin di kandung kemih mencapai sekitar 250ml, reseptor regangan pada
dinding kandung kemih dirangsang dan membangkitkan serabut parasimpatis yang
menyampaikan informasi sensorik ke daerah sacral tulang belakang. Informasi ini terintegrasi
dalam tulang belakang dan diteruskan ke dua set berbeda neuron. Motor neuron parasimpatis
bersemangat dan bertindak untuk kontrak otot-otot detrusor di kandung kemih sehingga
meningkatkan tekanan kandung kemih dan sfingter internal yang terbuka. Pada saat yang
sama, neuron motorik somatik memasok sphincter eksternal melalui saraf pudenda terhambat,
memungkinkan sphincter eksternal untuk membuka dan urin mengalir keluar, dibantu oleh
gravitasi.
J. Pengendalian berkemih
Anak-anak dan orang dewasa memiliki kendali besar atas kapan dan di mana mereka lulus
urin. Mereka juga dapat meningkatkan atau menurunkan laju aliran dan bahkan berhenti dan
mulai lagi, sehingga berkemih jelas lebih dari sekedar refleks sederhana. Kontrol ini
dipelajari pada masa bayi dan melibatkan serabut sensoris lainnya dalam dinding kandung
kemih. Serat ini menyampaikan informasi pada tingkat kepenuhan kandung kemih melalui
tulang belakang ke pusat-pusat yang lebih tinggi dari otak, thalamus dan korteks serebral. Hal

ini menyebabkan kita menjadi sadar bahwa kita perlu untuk buang air kecil dan urgensi
situasi.
Link ini antara tulang belakang dan korteks serebral tidak didirikan sampai sekitar dua tahun
dan disarankan bahwa toilet-pelatihan fisiologis karenanya tidak mungkin sampai saat itu
(Martini, 2002).
Otak mampu untuk mengesampingkan refleks berkemih oleh serabut saraf parasimpatis
menghambat motor ke kandung kemih dan memperkuat kontraksi sfingter eksternal (Martini,
2002). Sphincter internal tidak akan membuka sampai sfingter eksternal tidak.
Peningkatan volume kandung kemih meningkatkan aktivitas reseptor peregangan dan saraf,
membuat sensasi tekanan yang lebih akut. Ketika nyaman, pusat otak menghapus hambatan
dan berkemih izin di bawah kendali sadar kita. Ketika kandung kemih berisi sekitar 500ml,
tekanan mungkin memaksa membuka sphincter internal ini pada gilirannya memaksa
membuka sfingter eksternal dan buang air kecil terjadi apakah itu nyaman atau tidak.
Kita dapat meningkatkan laju aliran urin oleh kontraksi dari otot-otot perut dan oleh kinerja
manuver Valsava itu (ekspirasi paksa melawan glotis tertutup) (McLaren, 1996). Kontraksi
otot dasar panggul yang kuat dapat menghentikan urin pada pertengahan-aliran. Suara air
mengalir juga mendorong berkemih (Silverthorn, 2003) tetapi beberapa orang tidak bisa
buang air kecil di hadapan orang lain, tidak peduli seberapa besar kebutuhan mereka.
Setelah berkemih, kurang dari 10 ml urin tetap di dalam kandung kemih (Martini, 2002) dan
siklus dimulai lagi. Kapasitas kandung kemih wanita antara 400 500 ml, sedangkan pria
antara 300 600 ml. Frekuensi berkemih wanita lebih sering dibanding laki-laki, hanya saja
volume urine yang dikeluarkan sekali berkemih oleh wanita lebih sedikit dibanding laki-laki.
K. Kesimpulan
Berkemih membutuhkan aktivitas terkoordinasi saraf simpatik, parasimpatis dan somatik. Ini
juga membutuhkan otot normal dan kebebasan dari rintangan fisik dan penghambatan
psikologis. Kontrol dari pusat yang lebih tinggi otak kita memungkinkan kita untuk
menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk memungkinkan hal ini fungsi fisiologis yang
penting terjadi.

Proses Miksi
Adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.

Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :


1. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat
diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua
2. Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks
autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat
korteks serebri atau batang otak.
Faktor yang mempengaruhi kebiasaan berkemih
Diet dan intake
Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine, seperti
protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi meningkatkan
pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak.
Respon keinginan awal untuk berkemih
Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkemih dan
hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan di
kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kandung kemih yang lebih daripada
normal
Gaya hidup
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya
fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi
keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.
Stress psikologi
Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan
berkemih, hal ini karena meningkatnya sensitive untuk keinginan berkemih dan atau
meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.
Tingkat aktifitas
Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan
tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan eksternal. Hilangnya
tonus otot kandung kemih terjadi pada masyarakat yang menggunakan kateter untuk periode
waktu yang lama. Karena urine secara terus menerus dialirkan keluar kandung kemih, otototot itu tidak pernah merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi.

Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah urine yang diproduksi, hal ini
disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh.
Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada
wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau
adanya lebih sering berkemih.
Kondisi Patologis.
Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter)
Obat diuretiik dapat meningkatkan output urine
Analgetik dapat terjadi retensi urine.
Karakteristik urin Normal dan Abnormal
Pemeriksaan
Warna

Normal
Kekuningan

Kejernihan

Jernih

Ph
Berat jenis

4,6 6,8
1.003 10,035

Abnormal
Merah menunjukan hematuri kemungkinan obstruksi
urien, kalkulus renal, tumor, kegagalan ginjal.
Keruh menunjukan terdapatnya kotoran, sedimen
bakteri ( infeksi urinarius )
Alkalisis bila dibiarkan atau pada infeksi saluran kemih.
Tingkat asam meningkat pada asidosis tubulus renal.
Biasanya menunjukan intake cairan, semakin sedikit
intake cairan sesmakin tinggi berat jenis, bila rendah

Protein
Gula
Ketone

1 8 mg / dl
( - ) Negatif / 0
0

diduga penyakit ginjal.


Dapat terjadi karena diet tinggi protein dan karena
banyak gerakan ( terutama yang lama ).
Terlihat pada penyakit renal, glukosuria terjadi setelah
banyak intake gula, atau DM
Hasil metabolisme lemak yang tidak sempurna,
kenoturia terjadi karena kelaparan dan ketoasidosis

Eritrosit
Leokosit
Lagts / silinder

04
05
0

diabetik.
Cedera jaringan ginjal.
Infeksi saluran kemih.
Infeksi saluran ginjal, penyakit
renal.

http://ryamarya.blogspot.com/2013/03/sistem-eliminasi-urine.html

You might also like