Professional Documents
Culture Documents
Induksi Persalinan
PEMBIMBING :
Dr. Hj. Deflina, Sp.OG
Disusun oleh :
Irawati
PENDAHULUAN
Induksi persalinan adalah
upaya
untuk
melahirkan
pervaginam
dengan
merangsang timbulnya his.
Menurut National Center for
Death Statistics, dari 3,9 juta
persalinan di Amerika Serikat
34%
melibatkan
induksi/
augmentasi persalinan.
Definisi
Ialah suatu tindakan
terhadap ibu hamil yang
belum
inpartu,
baik
secara operatif maupun
medisinal,
untuk
merangsang timbulnya
kontraksi rahim sehingga
terjadi persalinan.
Tujuan Induksi
Mengantisipasi
hasil
yang
berlainan sehubungan dengan
kelanjutan persalinan
Untuk menimbulkan aktifitas
uterus
yang
cukup
untuk
perubahan
serviks
dan
penurunan
janin
tanpa
menyebabkan
hiperstimulasi
uterus atau komplikasi janin
Agar
terjadi
pengalaman
melahirkan
yang
seaman
mungkin
Indikasi
Indikasi janin
Kehamilan lewat waktu
Ketuban pecah dini
Janin mati
Indikasi ibu
Kehamilan
hipertensi
Kehamilan
diabetes mellitus
dengan
dengan
Jenis - jenis :
Terdapat 2 cara, yaitu :
1. Secara medis
a)
b)
c)
Infus oksitosin
Prostaglandin
Cairan hipertonik intrauterin
2. Secara
manipulatif/
tindakan
a)
b)
c)
d)
dengan
Amniotomi
Melepaskan selaput ketuban dari
bagian bawah rahim (stripping of
the membrane)
Pemakaian rangsangan listrik
Rangsangan pada puting susu
Syarat Syarat :
Syarat pemberian infus oksitosin :
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
Pembuk
aan
serviks
(cm)
12
34
56
0 30
%
40 50 %
60 70
%
80 %
-2
- 1.0
+1
+2
Sedang
Lunak
Pendatar
an
serviks
Penurun
an
kepala
diukur
dari
bidang
Hodge III
(cm)
Konsiste
nsi
serviks
- 3
Keras
Keterangan
Tambah 1 angka untuk : pre
eklamsia, setiap partus normal
Kurangi 1 angka untuk : post date,
nullipara, ketuban negatif/ lama
Keberhasilan induksi persalinan
berdasarkan skor Bishop:
- Skor 0 4 : angka keberhasilan
induksi persalinan 50-60%
- Skor 5 9 : angka keberhasilan
induksi persalinan 80-90%
- Skor > 9 : angka keberhasilan
induksi persalinan 100%
Secara Medis
Pemberian prostaglandin
Dapat merangsang otot - otot polos
termasuk otot rahim
Prostaglandin yang spesifik
merangsang otot rahim : PGE2 &
PGF2 alpha
Untuk induksi persalinan
Prostaglandin diberikan secara iv,
oral, vaginal, rectal & intra amnion
Pada kehamilan aterm cukup
efektif
Efek Samping mual, muntah &
diare
Secara Medis
Pemberian
intrauterin
cairan
hipertonik
Fungsi
:
untuk
merangsang
kontraksi rahim pada kehamilan
dengan janin mati
Cairan yang dipakai : cairan garam
hipertonik 20%, urea.
Urea dicampur dengan
prostaglandin tujuannya :
memperkuat rangsangan otot - otot
rahim
Penyulit : hipernatremi, infeksi &
gangguan pembekuan darah.
Secara Manipulatif
Amniotomi
Amniotomi dilakukan dengan cara :
Memecahkan ketuban baik di bagian
bawah depan (fore water) maupun di
bagian belakang (hind water) dengan
suatu alat khusus (Drewsmith catheter
Macdonald klem).
Prosedur
Tehnik amniotomi :
Prosedur
Tangan yang diluar memanipulasi
pengait khusus tersebut untuk dapat
menusuk & merobek selaput ketuban
Menusukkan
pengait
juga
bisa
dilakukan dengan 1 tangan, yaitu :
pengait dijepit di antara jari tengah &
jari
telunjuk
tangan
kanan
Prosedur
Air ketuban dialirkan
sedikit demi sedikit
untuk
menjaga
terjadinya :
Prolaps
tali
pusat,
bagian - bagian kecil
janin
Gawat janin
Solusio plasenta
Tangan
penolong
ditarik
keluar
dari
jalan lahir
Secara
Manipulatif
Melepaskan ketuban dari bagian
bawah rahim (stripping of the
membrane)
Ialah : melepaskan ketuban dari
dinding segmen bawah rahim
secara
menyeluruh
setinggi
mungkin dengan jari tangan
Hambatan yg dihadapi :
Secara Manipulatif
Pemakaian
listrik
rangsangan
Dengan menggunakan 2
elektrode
1 elektrode diletakkan
dalam serviks & yang lain
ditempelkan pada kulit
dinding perut dialirkan
listrik yang akan memberi
rangsangan pada serviks
untuk
menimbulkan
Secara Manipulatif
Rangsangan pada puting susu
(breast stimulation)
Rangsangan puting susu dapat
mempengaruhi hipofisis posterior
untuk mengeluarkan oksitosin
sehingga terjadi kontraksi rahim
Pada salah 1 puting susu/daerah
areola
mammae
dilakukan
masase ringan dengan jari si ibu.
Lebih baik menggunakan minyak
pelicin untuk menghindari lecet
Prosedur
Lamanya
melakukan
masase :
- 1 jam kemudian
istirahat beberapa jam &
kemudian dilakukan lagi.
Dalam 1 hari maksimal
dilakukan 3 jam.
Tidak dianjurkan melakukan
masase
pada
kedua
payudara
bersamaan,
karena
ditakutkan
DAFTAR PUSTAKA
Cuningham,F Gary. Obstetri Williams
edisi 21.USA : McGRAW-HILL. 2001
Prawiroharjo,
Sarwono.
Ilmu
Kebidanan edisi ketiga cetakan ke
delapan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka. 2006
Achadiat, Crisdiono. Prosedur Tetap
Osbtetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC. 2003
Rayburn, William. Osbtetri dan
Ginekologi. Jakarta Widya Medika.
2001
TERIMAKASIH...