Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 10
Anggota kelompok :
Annisa Mardhiyyah
1318011018
Annisa Rusfiana
1318011019
1318011048
Dian Octaviani
1318011057
1318011085
1318011086
1318011087
1318011136
Restu Pamanggih
1318011138
Ria Arisandi
1318011139
Victoria Hawarima
1318011174
Wage Nurmaulina
1318011175
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
PRAKATA
Assalammu'alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah ini
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi pada
Blok Kardiorespi. Kepada para dosen yang terlibat dalam mata kuliah dalam blok
ini, kami mengucapkan terima kasih atas segala pengarahan yang telah diberikan
sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu,
kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut. Hal ini disebabkan karena
masih terbatasnya pengetahuan, wawasan, dan keterampilan kami. Selain itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna kesempurnaan makalah
ini dan perbaikan bagi kita semua.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan
untuk kita semua.
Wassalammu'alaikum wr.wb.
Bandar Lampung,19 September 2015
Penyusun
Daftar Isi
Prakata......................................................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Etiologi........................................................................... ...5
2.2 Patogenesis.................................................................................6
2.3 Patofisiologi...................................................................................8
2.4 Diagnosis dan pemeriksaan..............................................................................9
2.5 Penatalaksanaan...............................................................................................12
2.6 Intervensi gizi.......18
Daftar Pustaka32
BAB I
PENDAHULUAN
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang terjadi akibat
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu atau alergi. Saluran nafas mengalami
penyempitan sehingga nafas terasa sesak, dada terasa berat, dan batuk. Fekuensi
serangan asma meningkat dapat menyebabkan penurunan intake makanan dan
menjadi masalah psikososial.
Asma secara klinis didefinisikan sebagai suatu wheezing episodik dan atau disertai
batuk. Nutrisi dapat mempengaruhi gejala namun fungsi paru pada penderita asma
di bawah ini akan dibahas nutrisi yang dapat mempengaruhi penyakit asma.
ASMA
PPOK
Bahan sensitif
Bahan berbahaya
Mediator inflamasi
Mediator inflamasi
CD4+ T-limfosit
CD4+ T-limfosit
Eosinofil
Makrofag
Neutrofil
Reversibel
Hambatan
Ireversibel
aliran udara
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Etiologi
1. Autonom
Aktivitas bronkokontriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik
system saraf otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan nafas disebut
reseptor batuk/iritan, tergantung pada lokasinya, mencetuskan reflex arkus
cabang efferent pada ujung efferent merangsang konstraksi otot polos
bronkus. Neurotransmisi peptide intestinal vasoaktif (PIV) memulai
relaksasi otot polos bronkus.
2. Imunologis
Terjadi setelah pemaparan terhadap factor lingkungan. Kadar IgE total
maupun spesifik penderita meningkat terhadap antigen yang terlibat.
Paling sering ditemukan pada usian 2 tahun pertama juga orang dewasa
(asma yang timbul lambat) hingga menjadi asma intrinsic.
3. Infeksi
4. Endokrin
Asma lebih buruk dalam hubungannya dengan kehamilan, menstruasi, atau
saat menopause. Asma membaik pada beberapa anak saat pubertas karena
berkaitan dengan hormonal.
5. Psikologis
Emosi merupakan gejala-gejala asma pada beberapa anak dan dewasa
yang menderita penyakit asma.
2.2 Patogenesis
Reaksi hipersensitivitas tipe 1 pada asma terjadi dalam
beberapa jalur:
Fase sensitasi
Sensitasi terhadap allergen mungkin terjadi pada usia awal.
Fase sensitasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
pembentukan IGE sampai diikat silang oleh reseptor spesifik
(Fc R) pada permukaan sel mast atau basophil. Antigen
presenting cell (APCs) di bronkial menangkap alergen dan
mengenalkannya pada CD4 sel T yang kemudian akan
berdeferensiasi masuk ke sel T dari T H2 fenotip. Sel akan
mensekresi IL-4, IL-5, IL-9, IL-10, dan IL-13 yang mencetus
pengaktifan pada sekresi immunoglobulin limfosit B. IL-13
juga
akan
menginduksi
sepertimetalloproteinase. IgE
kemudian
akan
prostaglandin, platelet
activating
factor (PAF)
akan dilepaskan.
berikutnya.
Respon
awal
ini
melibatkan
Histamin,
LTD4,LTE4)
dan
menginduksi
pelepasan
protein
yang
dan
menimbulkan kontraksi
peningkatan
sel
otot
permeabelitas
mucus
akan
Fase
kedua dimulai 4-6 jam berikutnya. LTB4 dan PAF akan menarik
eosinophil. LTB4dan PAF dalam hal ini akan menarik major
basic protein (MBP) dan eosinophil cationic protein (ECP) yang
memiliki efek toksik terhadap sel epitel. Destruksi sel epitel
terjadi
pada late
menimbulkan akumulasi
stage.
Pada
mucus di
lumen
akhirnya
bronkial
akan
akibat
2.3 Patofisiologi
Suatu serangan Asma merupakan akibat obstruksi jalan napas difus reversible.
Obstruksi disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu kontraksi otototot polos baik saluran napas, pembengkakan membran yang melapisi bronki,
pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronki dan
kelenjar mukusa membesar, sputum yang kental, banyak dihasilkan dan
alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara terperangkap didalam jaringan
paru.Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam
paru.
mediator
kimiawi
yang
dilepaskan
oleh
sel-sel
mast
Pemeriksaan Fisik
Gejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan fisik dapat
normal (GINA, 2009). Kelainan pemeriksaan fisik yang paling umum
ditemukan pada auskultasi adalah mengi. Pada sebagian penderita, auskultasi
dapat terdengar normal walaupun pada pengukuran objektif (faal paru) telah
terdapat penyempitan jalan napas. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik akan
sangat membantu diagnosis jika pada saat pemeriksaan terdapat gejala-gejala
obstruksi saluran pernapasan (Chung, 2002). Sewaktu mengalami serangan,
jalan napas akan semakin mengecil oleh karena kontraksi otot polos saluran
napas, edema dan hipersekresi mukus. Keadaan ini dapat menyumbat saluran
napas; sebagai kompensasi penderita akan bernapas pada volume paru yang
lebih besar untuk mengatasi jalan napas yang mengecil (hiperinflasi). Hal ini
akan menyebabkan timbulnya gejala klinis berupa batuk, sesak napas, dan
mengi (GINA, 2009).
10
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan darah
2. Pemeriksaan Radiologis
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Akan tetapi bila
terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
bertambah.
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran
11
Bila
terjadi
pneumonia
mediastinum,
pneumotoraks,
dan
kali sehari
ditambah ekstra pada saat munculnya sesak. Apabila selisih APE yang
tertinggi dengan yang terendah 20% atau lebih merupakan petanda asma.
5. Tes Provokasi Brokial
Jika pemeriksaan spirometri normal, untuk menunjukkan adanya
hiperaktivitas bronkus dilakukan tes provokasi bronkus. Tes ini tidak
dilakukan apabila tes spirometri menunjukkan
lebih. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk tes provokasi bronchial
seperti tes provokasi histamine, metakolin, allergen, kegiatan jasmani,
12
Bahan Edukasi
Demonstrasi
- Apa itu asma
Penggunaan
obat
- Diagnosis asma
inhalasi
- Identifikasi dan
Monitor asma sendiri
mengontrol
melalui
pencetus
- Mengenali
- 2
tipe
intensitas
dan
13
pengobatan asma
( pengontrol dan
Kunjungan
frekuensi gejala
Tanda
perburukan asma
pelega
- Kualiti hidup
pertama Identifikasi
dan Penderita menunjukkan
Kunjungan
mengontrol pencetus
cara menggunakan obat
Penilaian berat asma
inhalasi, koreksi oleh
Medikasi
Penanganan
serangan dokter bila perlu
Penggunaan peak flow
asma di rumah
meter
kedua Identifikasi
dan Penderita menunjukkan
mengontrol pencetus
cara menggunakan obat
Medikasi
inhalasi, koreksi oleh
Penanganan
serangan
dokter bila perlu
asma di rumah
Penggunaan peak flow
meter
terapi
Pajanan pencetus menyebabkan penderita mengalami perubahan pada
asmanya
Daya ingat (memori) dan motivasi penderita yang perlu direview,
sehingga membantu penanganan asma terutama asma mandiri.
14
pengontrol harian
Tidak perlu
lain
--------
-------
Intermiten
Asma
Glukokortikosteroi
------
Persisten
d inhalasi
Ringan
(200-400
BD/hari
Teofilin
ug
lepas
lambat
atau
ekivalennya)
Kromolin
Leukotriene
Asma
modifiers
Kombinasi inhalasi
Persisten
glukokortikosteroid
Glukokortikostero
Ditambah
Sedang
(400-800
ug
id inhalasi (400-
agonis
atau
800 ug BD atau
ekivalennya) dan
ekivalennya)
atau
ditambah Teofilin
lama
BD/hari
beta-2
Ditambah
Glukokortikostero
id inhalasi (400800 ug BD atau
15
teofilin
lambat
lepas
ekivalennya)
ditambah
agonis
Glukokortikostero
id inhalasi dosis
tinggi (>800 ug
BD
atau
ekivalennya) atau
Glukokortikostero
id inhalasi (400800 ug BD atau
ekivalennya)
ditambah
leukotriene
modifiers
Asma
Persisten
glukokortikosteroid
Berat
metilprednisolon
selang sehari
dan 10 mg
agonis
di bawah ini:
-
teofilin
lambat
-
lepas teofilin
lambat
leukotriene
modifiers
16
ditambah
lepas
glukokortikosteroid
Oral
Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling
tidak 3 bulan, kemudian turunkan bertahap sampai mencapai terapi
seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol
17
Senam Asma Indonesia (SAI) adalah salah satu bentuk olahraga yang
dianjurkan karena melatih dan menguatkan otot-otot pernapasan
khususnya, selain manfaat lain pada olahraga umumnya. Senam asma
Indonesia dikenalkan oleh Yayasan Asma Indonesia dan dilakukan di
setiap klub asma di wilayah yayasan asma di seluruh Indonesia. Manfaat
senam asma telah diteliti baik manfaat subjektif (kuesioner) maupun
objektif (faal paru); didapatkan manfaat yang bermakna setelah melakukan
senam asma secara teratur dalam waktu 3 6 bulan, terutama manfaat
subjektif dan peningkatan VO2max.
Berhenti atau tidak pernah merokok
Asap
rokok
merupakan
oksidan,
menimbulkan
inflamasi
dan
18
19
20
21
22
dikatakan
akan
menginkatkan
hipereaktiviti
bronkus
atau
meningkakan respon saluran napas terhadap alergen, selain itu sodium juga
dapat menimbulkan kontraksi otot polos termasuk otot pada saluran napas,
jadi pada pasien asma terutama pada saat serangan dianjurkan untuk
pemberian makanan denganrendah garam. Pada penelitian terhadap apsien
asma yang diberikan diet 80mmol sodium per hari selama dua minggu terjadi
penurunan 10EP1.
Magnesium
Magnesium dapat merelaksasi otot polos ata bekerja kebalikan dari sodium.
Pada defisiensi magnesium akan meningkatkan gejala asma. Pada penelitian
2.644 subyek yang diberikan 100mg/hari magnesium didapatkan keniakan
VEP1. Pemberian magnesium yang dianjurkan pada pasien asma adalah 400
mg/hari dapat memberikan efek yang baik.
Intervensi karbohidrat untuk asma :
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung
atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan
oksigen dalam komposisi menghasilkan H 2O. Di dalam tubuh karbohidrat
dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak.
Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan.
Penggolongan karbohidrat yang paling sering dipakai dalam ilmu gizi
berdasarkan jumlah molekulnya, terdiri atas :
1. Monosakarida
23
Karbohidrat yang paling sederhana (simple sugar), oleh karena tidak bisa
lagi dihidrolisa. Jenis jenis monosakarida :
Heksosa (mengandung 6 buah karbon)
-Glukosa
-Fruktosa
-Galaktosa
Pentosa (mengandung 5 buah karbon)
-Ribosa
-Arabinosa
-Xylosa
2. Disakarida
Merupakan gabungan antara 2 (dua) monosakarida, pada bahan makanan
disakarida terdapat jenis yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung lebih dari
60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus
ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti
monosakarida dan disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang
ada hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa.
Amilum (zat pati)
Merupakan sumber enersi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk
dunia, terutama di negara seclang berkembang oleh karena di konsumsi
sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan
amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi
penting lainnya. Amilum merupakan karbohidrat dalam bentuk simpanan
bagi tumbuh-tumbuhan dalam bentuk granul yang dijumpai pada umbi dan
akarnya. Sumber: umbi-umbian,serealia dan biji-bijian merupakan sumber
amilum yang berlimpah ruah oleh karena mudah didapat untuk di
24
25
memiliki peranan
26
27
risiko
asma
pada
anak-anak
dan
orang
dewasa.
omega-3
dikaitkan
dengan
risiko
asma
pada
anak-anak.
28
belum definitif didirikan manfaat dari pendekatan ini pada pasien asma.
3. Menghindari makanan asin
Orang dengan asma akibat olahraga, mengikuti diet rendah garam (1.500
miligram per hari natrium) mengurangi keparahan asma secara signifikan.
4. Buah-buahan, sayuran, dan makanan lain yang tinggi antioksidan
Beberapa studi telah menemukan hubungan antara buah yang lebih tinggi dan
intake sayur dan mengurangi risiko asma. Dalam beberapa penelitian, pasien
dengan asma ditemukan memiliki lebih rendah asupan makanan atau tingkat
darah dari antioksidan. Penelitian lain juga menemukan bahwa antioksidan
tambahan dalam bentuk karotenoid (dosis tinggi beta-karoten, likopen, dan
karotenoid lainnya) atau kombinasi dari vitamin C dan vitamin E secara
signifikan meningkatkan latihan-induced asma.
5. Menghindari makanan alergi, minuman, dan pengawet
Makanan diinduksi asma terjadi dengan asupan makanan tertentu dalam 2
sampai 24 persen dari orang-orang dengan asma. Makanan yang paling sering
terlibat sebagai penyebab termasuk kacang, susu, telur, kacang-kacangan
pohon, kedelai, gandum, kacang-kacangan, kacang-kacangan, dan kalkun.
Kehadiran kedua bahan kimia sulfur dan histamin dalam anggur dapat
memperburuk asma, dan beberapa studi telah menemukan bahwa asma dapat
disebabkan oleh teh hijau. Menghindari makanan pemicu meningkatkan
fungsi paru-paru pada anak-anak penderita asma.
6. Diet vegetarian
Dalam sebuah studi dari 27.766 vegetarian, wanita vegetarian melaporkan
insiden lebih rendah asma, dibandingkan dengan wanita pada diet
nonvegetarian. Namun, dalam percobaan klinis dari pola makan vegan, 22 dari
24 pasien asma mencatat perbaikan yang signifikan dalam fungsi paru-paru
setelah satu tahun pada diet vegan. Uji klinis tambahan yang diperlukan untuk
menyelidiki peran diet vegetarian dan vegan.
29
Buahan dan sayuran segar sangat baik untuk kesehatan Anda. Para peneliti
mempelajari sekelompok orang yang mengikuti diet Mediterania (rencana
makan yang menekankan buah-buahan segar, sayuran, kacang-kacangan,
dan lemak sehat) dan menemukan bahwa peserta ini memiliki control
asma lebih baik daripada rekan-rekan mereka. Satu penjelasan yang
mungkin adalah bahwa buah-buahan dan sayuran segar memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi pembengkakan dan
peradangan di paru-paru. Selain itu, buah-buahan dan sayuran adalah
makanan
rendah
kalori
yang
mengisi,
dan
membantu
Anda
30
asma dan juga dapat menjadi strategi untuk mengurangi resiko efek
samping dari obat asma kimia.
3. Apel
Anda tahu bahwa apel baik untuk kesehatan, tetapi apakah Anda juga tahu
bahwa apel dapat mengurangi resiko mengalami serangan asma?
Manfaatiniberasaldariantioksidankuat yang terkandung dalam kulit buah
(terutama dalam apel merah) dan memberikan antihistamin alami dan efek
inflamasi yang dapat membantu mengatasi alergi dan asma. Sebuah studi
yang termasuk dalam American Journal of Respiratory Critical Care
Medicine menemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi apel dua kali
seminggu memiliki sebanyak resiko ketiga lebih rendah terkena asma.
4. Makanan yang Mengandung Vitamin D, sepertisusu, telur dan ikan.Orang
yang memiliki keluhan asma tampaknya kekurangan vitamin D, karena
itulah, sangat baik bagi penderita asma untuk memilih makanan tinggi
vitamin D. Cara lain yang mudah untuk meningkatkan kadar vitamin D
Anda adalah dengan menghabiskan beberapa menit menyerap sinar
matahari tanpa menggunakan tabirsurya.
5. Makanan pedas yang mengandung vitamin C. Vitamin C yang terkandung
dalam cabe pedas bias baik untuk kesehatan Anda dan asma, juga, karena
berfungsi sebagai antioksidan dan juga anti peradangan. Makan makanan
pedas untuk kesehatan pernafasan juga dapat membantu membersihkan
lendir yang disebabkan oleh alergi dan asma. Sumber-sumber lain dari
vitamin C meliputi berikut ini :
Jambu
Paprika
Brokoli
Kembangkol
31
Kiwi
Jeruk
Stroberi
32
Daftar Pustaka
Asma.pdf
diunduh
dari
http://www/klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.pdf.
Good
Health
And
Nutrition.pdf
diunduh
dari
33