Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
NURHADI AKIB
(A311 11 113)
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin derasnya arus globalisasi yang menghilangkan batas batas geografis dalam
kegiatan perekonomian telah menuntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang
seragam dan dapat diterima di berbagai negara. Untuk itu, dibentuklah suatu standar yang
bernama IFRS (International Financial reporting standar) sebagai suatu pakem umum dalam
usaha harmonisasi standar akuntansi keuangan. Dengan adanya suatu standar yang diterima
secara internasional, diharapkan keterbandingan laporan keuangan antar negara menjadi lebih
tinggi.
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsi
IFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi
penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat
memudahan pemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta
dapat meningkatkan arus investasi
Proses konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)
2. Tahap persiapan (Tahun 2011)
3. Tahap implementasi (2012)
Dalam tahap konvergensi ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti perlunya
penyesuaian standar internasional terhadap aspek hukum di Indonesia, penyesuaian terhadap
aturan perpajakan, kesiapan sumber daya manusia yang belum matang, serta masalah keberadaan
lembaga standar akuntansi Indonesia yang belum independen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards
(IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar
yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional
Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite
Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada
tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar
Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi
IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar
barunya dengan nama IFRS.
C. Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar dasar prinsip yang kemudian menetapkan
peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu. Standar Laporan Keuangan
Internasional mencakup:
Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional Financial
Reporting Standards (IFRS)) dikeluarkan setelah tahun 2001
Peraturan-peraturan Standar
2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk Pajak,
Bank.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi
daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai
laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya
diabaikan.
10. Pemakai Laporan Keuangan.
Pemakai
Kepentingan
Internal (Manajemen)
Eksternal (Investor)
Pemberi Pinjaman
(Biasanya Bank)
pinjamannya.
Pemerintah dan
Pelanggan
Karyawan
Masayarakat
(termasuk akademisi)
2.
komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan
adalah 31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
IFRS
37 Standart
8 IFRS
29 IAS
27 Interpretations
16 IFRIC Interpretation
11 SIC
Convergence
Pertemuan pada suatu
Full Adoption
Adopsi/pemakaian
Standart
titik
Membuat standar baru
Mentranslet standar
akuntansi
dengan
mempertimbangkan
baru
Australia, Hongkong
Contoh
negara
IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, Saya mencatat
tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi
Fair Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali
keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value
based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain
hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset,
apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini
untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah
menjadi Prinsiple Based.
perusahaan
harus
mengeluarkan
pengungkapan
pengungkapan
(disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang
dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta
yang lebih baik.
mungkin.
IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk
kemungkinan.
IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus
diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum
tanggal neraca.
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana
yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan
USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS)
kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus
merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan
dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut
masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan
element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:
Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:
US GAAP
Menyediakan informasi yang berguna
IFRS
Menyediakan informasi yang menyangkut
dan kredit.
perusahaan
masyarakat.
Menyediakan informasi tentang sumber
dayaekonomi, klaim terhadap sumber daya
tersebut, dan perubahan terhadap
keduanya.
US GAAP
Relevan terdiri dari:
IFRS
Relevan terdiri dari:
Nilai prediksi
Nilai konfirmasi
Materialitas
sebelumnya.
Tepat waktu tersedia sebelum
kehilangan kapasitas untuk
mempengaruhi keputusan
Dapat dipercaya terdiri dari:
kesalahan
ada
dalam
adanya konservatisme.
Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Konsisten
Dapat dibandingkan
1.
2.
3.
4.
US GAAP
Kelangsungan usaha
Entitas ekonomi
Unit moneter
Periodisitas
IFRS
1. Kelangsungan usaha
2. Basis akrual
Perbedaan
IFRS
PSAK
Komponen
Komponen laporan
Komponen laporan
Laporan
keuangan
keuangan
Keuangan yang
lengkap
2.
Pengungkapan
Berdasar PSAK:
Efek
konvergensi
dalam Laporan
posisi keuangan
(neraca)
Aset :
- Aset Tidak Lancar
- Aset lancar
Ekuitas :
- Ekuitas yang dapat
diatribusikan ke pemilik
entitas induk
- Hak nonpengendali
Laibilitas :
Aset :
- Aset Lancar
- Aset Tidak Lancar
Laibilitas :
- Laibilitas jangka
pendek
- Laibilitas jangka
panjang
Ekuitas :
Istilah minority
induk
Menggunakan istilah
interest
hak Minoritas
5.
perubahan ekuitas.
Tidak mengenal istilah
Masih memakai
(extraordinary
item)
Penyajian
(extraordinary item)
Laibilitas jangka panjang
(extraordinary item)
Tetap disajikan
laibilitas
sebagai Laibilitas
jangka panjang
1.
2.
3.
4.
US GAAP
Biaya historis
Pengakuan pendapatan
Kesesuaian
Pengungkapan penuh
IFRS
1. Biaya historis
2. Biaya sekarang (apa yang harus dibayar
hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering
diperoleh dalam penilaian yang sama
dengan nilai wajar)
3. Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat
4.
5.
6.
7.
No
1.
Perbedaan
IFRS
PSAK
Perubahan
Dicatat secara
kebijakan atau
retrospektif dan
dicatat secara
prinsip akuntansi
dilakukan penyajian
retrospektif dan
dilakukan penyajian
kembali terhadap
penjelasan efek
kumulatif perubahan
adanya penjelasan
Efek
konvergensi
efek kumulatif
dilakukan perubahan
2.
3.
Kesalahan
Konsep kesalahan
perubahan
Masih memakai
mendasar
mendasar (fundamental
konsep kesalahan
mendasar
(Fundamental error)
periode lalu).
retrospektif.
Perubahan
Perubahan estimasi
estimasi
dicatat secara
retrospektif dengan
terjadinya perubahan
mempengaruhi
keduanya.
IFRS
1.
2.
3.
4.
Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas
dapat dilihat. ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:
1. IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2. IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah
methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan
lebih dari 20% kepemilikan.
3. Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4. Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan
(50%)
5. IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6. GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi
untuk available for sale debt and equity securities.
7. IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk available for sale equity , namun
mengizinkan reversal untuk available for sale debt securities dan heldtomaturity securities.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Adopsi penuh standar akuntansi internasional adalah mengadopsi standar akuntansi
internasional secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu negara.
Adopsi dan implementasi standar akuntansi internasional (IAS) yang sekarang menjadi
International Financial Reporting Standard (IFRS) bukanlah suatu yang mudah, beberapa
permasalahan akan dihadapi oleh tiap negara. Adanya IFRS banyak mendapat penolakan yang
disebabkan karena latar belakang nasional, keunikan iklim bisnis tiap negara, dan perbedaan
kebutuhan dari pemakai laporan keuangan. Meskipun banyak penolakan tetapi banyak pula
tekanan untuk mengadopsi IFRS, dengan demikian perlu ada yang menjembatani agar Standar
Akuntansi Keuangan sejalan dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan
konvergensi terhadap IFRS.Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka
diharapkan informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
Kualitas tersebut sangat diperlukan untuk memudahkan perbandingan laporan keuangan antara
negara dan untuk pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
(diakses
pada
T.
Qivi
Hady.
PERBANDINGAN
ANTARA
IFRS
DENGAN
PSAK.