Professional Documents
Culture Documents
INFORMASI KASUS
Data Pribadi Pasien
Nama Pasien
: Vina Asari
Umur
: 13 tahun
Suku
: Melayu
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Belum kawin
Agama
: Islam
Alamat Tetap
Telepon
: 085928105845
Pendidikan Terakhir
: SD
Pekerjaan
: Pelajar
Peserta Asuransi
: -
Dokter Keluarga
: -
Diagnosa
Etiologi
Tindakan
: Depigmentasi
Prognosis
: Baik
Anamnesa
Seorang pasien datang dengan keluhan warna gusi kehitaman pada gusi rahang atas
dan bawah sejak kecil. Pasien tidak merasakan sakit, tetapi mengganggu penampilan ketika
tersenyum, sehingga pasien menginginkan gusinya untuk dirawat.
Riwayat Kesehatan Umum
Kesehatan pasien secara umum baik dan mempunyai riwayat kelainan pencernaan
yaitu maag.
Bukal/Labial
2
1
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
Lingual/Palatal
2
3
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
3
3
1
3
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
Mesial
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
Distal
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
Penilaian pigmentasi gingiva (DOPI assessment) untuk rahang atas memiliki skor 2,28
sedangkan rahang bawah memiliki skor 1,1,5 jadi total skor 3,78 (hiperpigmentasi skala
berat).
Pemeriksaan Vital sign:
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 70 kali/menit
Pernafasan
: 20 kali/menit
Pupil mata
: Normal
Pemeriksaan Radiografik
Pemeriksaan radiografik dengan foto panoramik pada tanggal 16 November 2013.
Gigi 18,28,38 dan 48 belum erupsi.
Bau Mulut
: Tidak Ada
Bibir
: Normal
Lidah
: Normal
Gingiva
: Inflamasi, Hiperpigmentasi
Mukosa
: Normal
Dasar Mulut
: Normal
Palatum
: Normal
Oropharyngeal
Saliva
: Normal
Kel.Limfe
: Normal
Frenulum
: Normal
Habit, parafungsi
: Tidak ada
Kontak prematur
: Tidak ada
: Normal
Etiologi
Deposisi melanin yang berlebihan pada stratum basalis dan suprabasal epithelium akibat
aktifitas melanosit yang berlebihan. Pada kasus ini merupakan keturunan atau genetik.
Diagnosis
4
g. Keterlibatan furkasi
Tidak terdapat kerusakan tulang.
Kesimpulan yang didapat dari overall prognosis dan prognosis individu adalah baik.
RENCANA PERAWATAN
FASE I
Tidak berhasil:
Retreatment Fase I
Berhasil:
Fase II (Bedah)
Ekstraksi sisa akar gigi
85,55,64,65
Fase II (bedah)
Depigmentasi gingiva dengan teknik abrasi
menggunakan diamond bur pada kuadran 1
dan 2
Retreatment Fase I
FASE IV (Maintenance)
Kontrol Plak
Maintenance
Scalling
a. Alat
- Alat diagnostik ( sonde, kaca mulut, pinset dan ekskavator)
- Bengkok (Nierbeken)
- Spuit injeksi 3 cc
- Poket marker
- Periodontal probe
- Round bur diamond no. 8 highspeed dengan diameter 2-2,5 mm
- Handpiece highspeed
- Mouth retractor
- Kain steril
- Spatula semen
- Glass plate
- Saliva ejector
- Sphygmomanometer
- Stetoskop
- Disclosing solution
- Kasa steril
- Tampon steril
- Catton pellet steril
2. Persiapan Pasien, Operator, dan Asisten
a. Pasien
- Instruksi kepada pasien untuk menjaga kondisi tubuh, mengatur diet yang
seimbang, dan istirahat yang cukup menjelang hari operasi.
- Mengatur jadwal operasi agar tidak bertepatan dengan waktu pasien
menstruasi.
- Penjelasan prosedur bedah kepada pasien.
- Pasien mengisi Inform Concern sebagai persetujuan dilakukannya
tindakan bedah.
- Pengukuran vital sign pasien (tekanan darah, nadi dan respirasi).
3. Penatalaksanaan
a. Mengoleskan Povidone Iodine 10% pada lipatan mukogingiva bagian labial
kuadran I dan II.
10
b. Menginfiltrasikan
diantara gigi 11 dan 12, dan di apeks gigi 14 masing-masing 1cc untuk
menganestesi mukosa gingiva bagian labial dari midline hingga gigi 14
untuk kuadran I.
Menginfiltrasikan
diantara gigi 21 dan 22, dan di apeks gigi 24 masing-masing 1cc untuk
menganestesi mukosa gingiva bagian labial dari midline hingga gigi 24
untuk kuadran II.
11
IV KONTROL
1. Kontrol 1 minggu setelah penatalaksanaan
a. Pembukaan pack periodontal
b. Meminta pasien untuk berkumur dengan Povidone Iodine encer
15
- Intra Oral
- Intra Oral
- Intra Oral
16
17
18
VI PEMBAHASAN
Hiperpigmentasi dapat terjadi pada setiap orang. Hiperpigmentasi gingiva
disebabkan oleh deposit melanin dari sekresi melanosit yang berlebihan dan terletak di
lapisan basal dan suprabasal dari epithelium. Hiperpigmentasi gingiva terjadi karena faktor
genetik dibeberapa populasi terlepas dari usia dan jenis kelamin. Oleh karena itu disebut
19
hiperpigmentasi gingiva atau rasial pigmentasi gingiva. Tingkat pigmentasi bervariasi dari
satu individu ke individu lain. Hal ini terutama ditentukan oleh aktivitas melanoblastik.
Pigmentasi melanin pada gingiva lebih banyak pada individu yang berkulit hitam.
Pada individu atau seseorang keturunan Afrika, Asia Timur atau etnis Hispanik ditemukan
jumlah melanin yang lebih banyak dan prevalensi terjadinya pigmentasi gingiva lebih
tinggi. Secara umum pada individu dengan kulit coklat tidak memperlihatkan pigmentasi
jaringan yang jelas meskipun ditemukan sejumlah melanosit pada epithelium gingiva.
Secara klinis, hiperpigmentasi gingiva memiliki warna coklat tua atau kadangkadang biru kehitaman pada daerah attached gingiva. Warnanya sering difus, simetris,
seperti pita hitam atau tidak beraturan dengan batas yang cukup jelas. Kondisi fisiologis
harus dapat dibedakan dari kondisi yang patologis.
Pigmentasi gingiva berhubungan dengan berbagai faktor etiologi endogenous dan
exogenous. Pigmentasi umumnya disebabkan oleh 5 pigmen utama yaitu: melanin,
melanoid, oxyhemoglobin, hemoglobin dan karoten, selain itu pigmen lainnya bilirubin
dan besi. Melanin adalah pigmen warna coklat pada kulit, gingiva dan membran mukosa
mulut.
Klasifikasi dan diagnosis banding
Oral pigmentasi sudah dihubungkan dalam beberapa lesi dan kondisi. Diagnosis banding
dibuat berdasarkan situasi berikut:
A. Localized Pigmentations: Amalgam tatoo, graphite or other tattoos, nevus, melanotic,
macules, melanoacanthoma, malignant melanoma, Kaposis sarcoma, epithelioid
oligomatosis, verruciform xanthoma.
B. Multiple or Generalized Pigmentations
1. Genetik: Idiopathic melanin pigmentation (racial atau physiologic pigmentation),
Peutz-Jeghers syndrome,
Laugier-Hunziker
syndrome,
complex
of
Obat-obatan:
Merokok,
betel,
anti-malarials,
antimicrobials,
minocycline,
20
Abrasi pigmentasi melanin pada gingiva harus dilakukan dengan hati-hati dan
jangan sampai merusak gigi geligi. Apabila pengerjaannya tidak tepat dapat menyebabkan
resesi gingiva, kerusakan periosteum dan tulang alveolar, penyembuhan luka lambat.
Prosedur teknik abrasif dengan menggunakan bur diamond adalah teknik yang paling
sering karena prosedur ini mudah, aman dan peralatan yang diperlukan sederhana. Selain
itu apabila diperlukan prosedur perawatan yang berulang dapat dilakukan dengan mudah
dan aman.
Meskipun tidak banyak informasi literatur tentang depigmentasi gingiva, perawatan
umumnya dilakukan karena alasan estetik dan untuk memperbaiki penampilan.
Menghilangkan pewarnaan melanin dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan
prosedur bedah dan non bedah. Beberapa prosedur menghilangkan pigmentasi memerlukan
peralatan yang rumit dan tidak umum tersedia di tempat praktek. Pada laporan kasus ini,
metode depigmentasi simpel dan efektif dengan menggunakan alat-alat yang sederhana.
Bur diamond yang digunakan berdiameter 2 mm atau 2,5 mm. Bur diamond berdiameter
besar lebih baik digunakan daripada bur diamond yang kecil, karena bur diamond dengan
diameter kecil menghasilkan permukaan yang tidak rata. Prosedur depigmentasi sebaiknya
dilakukan setelah memperbaiki kesehatan jaringan periodontal.
Hasil perawatan memuaskan dan pada 3 minggu setelah perawatan tidak terlihat
adanya pewarnaan kembali atau repigmentasi gingiva. Repigmentasi gingiva setelah
prosedur bedah telah dilaporkan oleh beberapa penulis, diantaranya yang dilaporkan oleh
Perlmutter dan Tal yang melaporkan repigmentasi gingiva terjadi 7 tahun setelah dilakukan
depigmentasi. Timbulnya pewarnaan kembali setelah perawatan mungkin saja terjadi. Hal
ini dipengaruhi oleh aktifitas melanosit yang memproduksi melanin, selain itu faktor-faktor
dari luar seperti jenis makanan, minuman dan kebiasaan merokok dapat menyebabkan
terjadinya kelainan pigmentasi gingiva.
VII KESIMPULAN
Walaupun hiperpigmentasi fisiologis bukanlah suatu keadaan yang patologis.
Namun perawatan pada kasus ini haruslah diperhatikan karena dengan semakin
berkembangnya zaman, pasien akan semakin peduli dengan keadaan rongga mulutnya
terutama karena pertimbangan estetika. Depigmentasi dengan teknik abrasif dapat menjadi
salah satu pilihan perawatan pada kasus hiperpigmentasi fisiologis karena pertimbangan
22
mudah, aman dan peralatan yang diperlukan sederhana. Selain itu apabila diperlukan
prosedur perawatan yang berulang dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
1. Novaes AB, Pontes CC, Souza SLS, Grisi MFM, Taba M. The use of acellular
dermal matrix allograft for the elimination of gingival melanin pigmentation: case
presentation with 2 years of follow-up. Pract Proced Aesthet Dent 2002; 14(8):619623
2. Mokeem SA. Management of gingival hyperpigmentation by sugical abrasion
report of three cases. Saudi Dental Journal 2006; 18(3)
23
24