You are on page 1of 5

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Internet dan masyarakat kini menjadi dua hal yang selalu berkaitan. Sadar atau tidak,
internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat khususnya pada bidang
Informasi. Internet sendiri merupakan singkatan dari interconnection-networking yakni
bagian dari teknologi komunikasi dan perkembangan paling maju dalam dunia komunikasi
yang merambah seluruh bidang kehidupan manusia termasuk politik. Internet adalah sebuh
sistem global jaringan komputer yang menggunakan standart Internet Protocol (IP) dan
Transmission Control Protocol (TCP) yang dapat menghubungkan individu satu dengan
individu lainnya di seluruh penjuru dunia.
Sejak berkembangnya teknologi internet dalam komunikasi massa membuat banyak
perubahan sistem media massa konvensional sehingga mendorong terbentuknya konvergensi
media yaitu penggabungan antara media massa konvensional (TV,radio, surat kabar, majalah,
dll), internet, software dan hardware. Sehingga membuka wacana baru yaitu media sosial
dikalangan masyakat yang diawali dengan kemunculan Friendster, kemudian Twitter dan
menjamurnya berbagai macam sosial media lain seperti Facebook, Path, Line, Whatsup,
Kakao talk, Instagram, dan sebagainya.

Beberapa tahun belakangan ini media sosial menjadi media yang paling gencar dan
diminati oleh masyarakat Indonesia. Hampir sebagian besar masyarakat menyempatkan
dirinya untuk update status dan upload foto sebagai sarana hiburan dan sarana komunikasi
antar individu ataupun kelompok dengan beragam kegiatan dan tujuan.
Di Indonesia, Media Sosial cenderung sebagai curhat mengenai masalah pribadi dan
tempat mencurahkan kegelisahan-kegelisahan baik seputar sosial ataupun politik. Cepatnya
informasi yang diperoleh dari internet membuat masyarakat menjadai anti sosial namun
produktif dalam meng-update status pada akun sosial media miliknya khususnya Twitter
dengan curahan hati atau kegelisahan baik tentang masalah pribadi ataupun tentang berita
yang pada saat itu menarik untuk diperbincangkan seperti berita tentang isu pertikaian dua
lembaga Negara, KPK dan POLRI.
Kisruh KPK vs POLRI berawal dari keputusan Presiden Jokowi yang mengajukan
BG menjadi calon tunggal Kapolri, yang membuat markas Polri di Jalan Trunojoyo mulai
bereaksi. Keputusan Jokowi ini dinilai bukanlah keputusan yang objektif namun merupakan
sikap tunduk pada kekuasaan partai politik. Karena, BG adalah mantan ajudan Presiden
Megawati yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan, tempat Jokowi bernaung secara politik.
Berdasarkan pemberitaan baik dari media cetak maupun elektronik, penolakan paling kuat
diduga berasal dari lingkungan Bareskrim, di mana Kapolri incumbent Jenderal Sutarman dan
Komjen Suhardi Alius yang tidak lama kemudian dicopot dari jabatanya, disebut-sebut

banyak berperan. Salah satu dampak paling kuat atas kasus KPK VS POLRI ini adalah
membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla serta pemerintahannya turun hingga di bawah angka 50 persen dalam
waktu enam bulan. Lembaga survei Poltracking Indonesia menyatakan hanya 47 persen
masyarakat yang puas terhadap kinerja Jokowi dan 44,8 persen puas pada kinerja JK
(19/04/2015 tempo.co).
Media sosial menjadi media terbaik untuk menyampaikan opini personal atau
pendapat rakyat. Suara yang ada media sosial tersebut merupakan suara paling murni karena
langsung berasal dari rakyat, belum diolah dan direkayasa oleh media. Pada kasus KPK vs
Polri, banyak netizen media sosial khususnya Twitter mengeluarkan opininya lewat tweet-tweet
dengan beragam tanggapan. Mulai dari pro hingga kontra terhadap KPK maupun Polri. Mulai dari
anak sekolah, mahasiswa, bahkan tokoh politik pun ikut berkomentar pada akun twitter pribadinya.

Komentar atau tweet-tweet tersebut secara tidak langsung menjadi Opini publik tersendiri
sebab mereka memiliki followers yang siap untuk membaca dan mendapat pemikiranpemikiran baru atas tweet-tweet tersebut tentang kasus KPK-Polri. Terlepas dari hal itu,
peneliti menganggap bahwa Twitter menjadi salah satu Media Politik yang cukup efektif
untuk menyuarakan berbagai opini termasuk opini tentang kasus KPK vs Polri. Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dan mengambil judul
OPINI PUBLIK TERKAIT KASUS PERTIKAIAN KPK VERSUS POLRI DI MEDIA
SOSIAL TWITTER (SEBUAH ANALISIS WACANA)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalahnya
sebagai berikut : Apakah dampak politik yang ditimbulkan dari kasus KPK versus POLRI terhadap
netizen di media sosial twiiter?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji dan mengetahui apa saja dampak-dampak politik yang dapat ditimbulkan dari
kasus pertikaian KPK versus POLRI terhadap netizen di media sosial twitter.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam menambah khasanah kajiankajian Politik dan memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan Ilmu Politik khususnya pada
sub Komunikasi Politik. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi
mahasiswa untuk bahan kajian media sosial.
2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan fenomena opini publik di media sosial
terkait sebuah berita atau isu kelembagaan negara yang mewakili ketidakpuasan mereka
terhadap kejadian yang melukai keadilan masyarakat. Sebagai syarat dalam menyelesaikan
studi di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

You might also like