You are on page 1of 7

Apa itu PHBS?

Apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ?

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan
beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam
beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan
seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.

Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.

Apa Manfaat PHBS ?

Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

Anak tumbuh sehat dan cerdas.

Anggota keluarga giat bekerja.

Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

Lokasi PHBS

PHBS di Rumah

PHBS di Sekolah

PHBS di Tempat Kerja (Kantor)

PHBS di Tempat Umum

PHBS di Fasiitas Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)

Tautan lain

Beberapa Artikel dari Divisi Promkes Kementerian Kesehatan RI

10 Perilaku Hidup Sehat dalam Keadaan Darurat dari Unicef Indonesia

Mengapa PHBS masih diperlukan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari? Karena
faktor perilaku memiliki andil 30 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari
perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan
mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),
bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama
dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Apa saja 10 indikator itu?
a. Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
Anda mempunyai balita atau adik yang masih berusia 0-5 tahun? Kalau tidak, boleh
mengabaikan ini. Berarti tinggal sembilan indikator lagi kan? Tapi kalau punya, sudahkah
istri atau ibu anda bersalin/melahirkan di tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan). Jika sudah, berarti
untuk indikator yang satu ini anda lulus. Mengapa harus tenaga kesehatan? Karena karena
tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga
keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Disamping itu dengan ditolong oleh tenaga
kesehatan, apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
Puskesmas atau Rumah Sakit. Jika ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan maka
peralatan yang digunakan aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya. Paham kan???

b. Memberi Bayi ASI Ekslusif


Adakah bayi usia 0-6 bulan di rumah anda? Kalau tidak, lewat dan boleh mengabaikan yang
satu ini. Bagaimana kalau ada? Sudahkah anak anda atau adik anda yang masih berusia di
bawah 6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan? Mengapa harus ASI, ga
kelaparan tuh bayi diberi ASI saja??? Pertanyaan ini pasti ada dibenak anda, benar kan ? ASI
adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai
untuk kebutuhan bayi, sehingga tumbuh dn berkembang dengan baik. Air susu ibu pertama
berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum) sangat baik untuk bayi karena
mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Manfaat memberi ASI bagi ibu adalah dapat menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan
bayi, mengurangi pendarahan setelah persalinan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu,
dapat menunda kelahiran berikutnya, mengurangi risiko kena kanker payudara dan lebih
praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada saat bayi membutuhkan.
c. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan
Sama seperti indikator pertama, Anda mempunyai balita atau adik yang masih berusia 0-5
tahun? Kalau tidak, boleh mengabaikan ini. Kalau ada, sudahkah bayi atau balita anda
ditimbang setiap bulan dan tercatat di KMS atau buku KIA? Penimbangan bayi dan balita
anda dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Menimbang secara rutin
di posyandu akan terlihat perkembangan berat badannya apakah naik atau tidak.
Manfaatnya, anda dapat mengetahui apakah balita anda tumbuh sehat, tahu dan bisa
mencegah gangguan pertumbuhan balita, untuk mengetahui balita sakit (demam, batuk, pilek,
diare), jika berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik atau bahkan balita yang berat
badannya dibawah garis merah (BGM) dan dicurigai gizi buruk, sehingga dapat dirujuk ke
Puskesmas. Datang secara rutin ke Posyandu juga berfungsi untuk mengetahui kelengkapan
imunisasi serta untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
d. Menggunakan Air Bersih
Yang satu ini seharusnya bukan masalah bagi anda. Anda dan rumah tangga anda dikatakan
sehat jika di rumah tangga anda menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang
berasal dari air kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung dan penampungan air hujan
dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna
Manfaat anda menggunakan air bersih diantaranya agar kita terhindar dari gangguan penyakit
seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau
keracunan. Dan dengan menggunakan air bersih setiap anggota keluarga terpelihara
kebersihan dirinya.
e. Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun
Indikator ini sebenarnya gampang, tapi saya ragu apakah anda selalu melakukannya sampai
saat ini, benar kan? Mulailah dari sekarang! Kapan saja harus mencuci tangan? Sebelum

makan dan makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki
anak dan sebelum menyiapkan makanan tentunya menggunakan air bersih mengalir dan
sabun. Manfaat mencuci tangan adalah agar tangan menjadi bersih dan dapat membunuh
kuman yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, dysentri,
kecacingan, penyakit kulit, infeksi daluran pernafasan akut (ISPA), bahkan flu burung dan
lainnya.
f.

Menggunakan Jamban Sehat

Sudah setengah jalan anda lewati untuk menjadi rumah tangga yang sehat, Tiba saatnya di
indikator yang keenam. Punya jamban kan dirumah? Jamban yang digunakan minimal
jamban leher angsa, atau jamban duduk yang banyak di jual di toko bangunan, tentunya
dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir dan
terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air (kalau ada) dapat menggunakan
jamban cemplung atau jemban plengsengan. Tujuannya dimaksudkan agar tidak mengundang
datangnya lalat atau serangga lain yang dapat menjadi penular penyakit.
g. Memberantas Jentik di Rumah
Cukup sekali seminggu, asal rutin ya! Tidak sulit menerapkan indikator yang satu ini,
manfaatkan waktu libur anda dengan membersihkan rumah, tidak perlu waktu lama bukan?
Lakukan pemberantasan jentik nyamuk didalam dan atau diluar rumah seminggu sekali
dengan 3M plus abatisasi/ikanisasi. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan
kegiatan pemberantasan telur, jentik, kepompong nyamuk penular penyakit seperti demam
berdarah dengue, chikungunya, malaria, filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangbiakannya. PSN dapat dilakukan dengan cara 3M plus yaitu menguras bak air,
menutup tempat penampungan air dan mengubur benda yang berpotensi menjadi sarang
nyamuk plus menghindari gigitan nyamuk.
h. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari
Sederhana, murah dan banyak manfaatnya. Biasakan anda dan anggota keluarga anda
mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari, tidak
harus mahal, yang penting memiliki kecukupan gizi. Semua jenis sayuran bagus untuk
dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning, oranye) seperti bayam,
kangkung, daun katuk, kacang panjang, selada hijau atau daun singkong. Begitu pula dengan
buah, semua bagus untuk dimakan, terutama yang berwarna (merah, kuning) seperti mangga,
papaya, jeruk, jambu biji atau apel lebih banyak mengandung vitamin dan mineral serta
seratnya.
i.

Melakukan Aktivitas fisik Setiap hari

Minimal 30 menit setiap hari. Anda lakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik
yang dapat dilakukan bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu berjalan kaki, berkebun, bekerja
ditaman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga dan membawa

belanjaan. Aktifitas fisik lainnya bisa berupa olah raga yaitu push up, lari ringan, bermain
bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness, angkat beban/berat. Intinya olahraga itu
tidak harus mahal, bahkan banyak yang gratis bukan?
j.

Tidak Merokok di Dalam Rumah

Terakhir, anda perokok atau memiliki anggota keluarga yang merokok? Jika anda bukan
perokok, acungan jempol buat anda dan jangan pernah terpengaruh dengan yang namanya
rokok. Tapi jika anda perokok atau memiliki anggota keluarga yang merokok, itu hak anda,
namun kami anjurkan untuk berpikir bahaya merokok dan berusaha berhenti untuk merokok.
Biar adil, bagi perokok, jangan merokok di dalah rumah atau ketika berada bersama orang
lain yang bukan perokok, mereka juga berhak dapat udara segar bukan?

Surabaya, eHealth. Apakah anda merasa bahwa diri anda dan keluarga anda merupakan
keluarga sehat? Mungkin mayoritas langsung menganggukkan kepala jika mendapat
pertanyaan demikian. Namun, tahukah anda apa saja langkah menuju ke keluarga sehat?
Mungkin juga banyak dari kita yang langsung menjawab macam-macam langkahnya.
Surabaya, eHealth. Apakah anda merasa bahwa diri anda dan keluarga anda merupakan
keluarga sehat? Mungkin mayoritas langsung menganggukkan kepala jika mendapat
pertanyaan demikian. Namun, tahukah anda apa saja langkah menuju ke keluarga sehat?
Mungkin juga banyak dari kita yang langsung menjawab macam-macam langkahnya.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Surabaya, dr. Sri Setyani, suatu
negara yang sehat berawal dari diri sendiri dan keluarga yang sehat juga. Banyak penafsiran
bahwa sehat itu haruslah memiliki peralatan penunjang kesehatan yang lengkap dan
memadai, sehingga tetap membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tidak harus demikian,
langkah yang paling sederhana untuk menjaga kesehatan sekaligus mencegah penyakit adalah
hanya dengan melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang disingkat PHBS.
Disini, pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu
menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan.
Jumlah PHBS yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pun sangat banyak, bahkan
bisa mencapai ratusan. Misalnya tentang mengkonsumsi multi vitamin, istirahat yang cukup,
membuang sampah pada tempatnya, hingga mampu mengendalikan emosi diri.

Sedangkan yang akan dibahas disini adalah PHBS dalam lingkungan rumah tangga. PHBS
rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga, agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.
Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini
seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada
beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu
persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril,
penanganan oleh dukun bayi inipun dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan
kematian ibu dan bayi.
2. Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI
Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi
mulai usia nol hingga enam bulan.
3. Menimbang Balita setiap bulan : Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan
dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan.
Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1
bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS
(Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan diketahui perkembangan dari Balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih : Gunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti
memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun
dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan
sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan
dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum
menyusui bayi.
6. Gunakan Jamban Sehat : Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat
dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan
dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat
pembersih.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat
perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara

teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).
8. Makan buah dan sayur setiap hari : Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan
karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang
bermanfaat bagi tubuh.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari : aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan
bugar sepanjang hari.Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun, mencuci pakaian, dan lain-lainnya.
10. Tidak merokok di dalam rumah : Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar,
dan karbon monoksida (CO).
Jika ada anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam rumah, maka asap
yang dihasilkan dari rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri,
melainkan juga orang-orang disekitarnya (perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi
kesehatan.
Rumah sebagai tempat berlindung bagi keluarga, termasuk dari asap rokok. Oleh karena itu,
perokok pasif harus berani menyuarakan haknya untuk bebas dari kepulan asap rokok.
Memang PHBS, khususnya di skala rumah tangga, memang terasa mudah dalam teori, namun
dalam pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga,
lingkungan sekitar hingga pemerintah.
Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga. Masih
banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan minuman
cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring
evaluasi terpadu tentang kegiatan PHBS ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota
besar seperti Surabaya dan juga banyaknya penduduk musiman yang menimbulkan
permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan tersendiri dalam
penerapan PHBS.
Oleh karena itu, bagaimana upaya penerapan sepuluh PHBS di lingkungan keluarga, tentu
sangat tergantung dari kesadaran dan peran aktif masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya
masing-masing. Sebab, upaya mewujudkan lingkungan yang sehat akan mendukung pola
perilaku kehidupan masyarakat yang sehat secara berkesinambungan. (surabaya-ehealth.org)

You might also like