You are on page 1of 24

ANATOMI TELINGA

Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,Ns

Pembagian Telinga

Telinga luar
Daun telinga : tulang
rawan elastis dan kulit
Liang telinga
berbentuk S dangan
1/3 bagian luar tulang
rawan, 2/3 bagian
dalam tulang.
Panjang 2-3 cm

LIANG TELINGA/TELINGA
LUAR

Telinga tengah
Batas luar : gendang telinga
Batas telinga : tuba eustachius
Batas bawah : vena jugularis
Batas belakang : aditus ad
antrum
Batas atas : tegmen timpani
Batas dalam : kanalis semi
sirkularis horisontal,kanalis
fasialis, tingkap lonjong,
tingkap bundar dan
promontorium

GENDANG TELINGA

lanjutan

TELINGA DALAM
Terdiri dari koklea
( rumah siput) dan
vestibuler (organ
keseimbangan)
Koklea terbagi
menjadi : skala
vestibuli sebelah atas,
skala media di tengah
serta skala timpani di
sebelah bawah.

JALANNYA HANTARAN
SUARA

Jalannya suara
Melalui udara ataupun langsung ke tulang
(koklea)
Aliran suara melalui udara lebih baik dari
pada melalui tulang

lanjutan
suara
daun telinga gendang telinga
tulang tulang pendengaran tingkap lonjong
menggerakan
perilimfe pada skala vestibuli
menggerakkan endolimfe pada skala media
skala media cembung ada perubahan sel rambut getar
pada skala media
diteruskan ke cabang cabang
N VII ke pusat sensorik pendengaran di otak.

Test bisik
Syarat : Tempat sunyi serta ada jarak 6
meter.
Yang diperiksa : mata ditutup, telinga yang
akan diperiksa dihadapkan ke pemeriksa,
telinga yang tidak diperiksa ditutup kapas,
mengulang kata kata yang diucapkan
pemeriksa

lanjutan
Pemeriksa : Kata-kata dibisikkan dengan
udara cadangan paru sesudah ekspirasi
biasa
Kata kata yang dibisikkan terdiri 2 suku
kata yang dikenal penderita ( Susu)

Teknik pemeriksaan
Mulai jarak 6m, dibisikkan 10 kata
Bila semua dapat didengar maju 1 meter
dibisikkan kata lain, bila masih dengar
maju lagi sampai penderita mendengar 8
kata dari 10 kata yang dibisikkan. Pada
jarak ini tajam pendengaran

lanjutan
Interprestasi :
Normal : 6 meter
Tuli ringan : 4m 6m
Tuli sedang : 1m 4m
Tuli berat : <10cm

Test Garpu tala


1. Test Rinne :

Bunyikan garputala frekwensi 512 Hz,


letakkan pada planum mastoid (Benjolan
di belakang telinga), sampai penderita
tidak mendengar, kemudian cepat-cepat
pindahkan ke depan liang telinga. Bila
penderita masih dapat mendengar
garputala di depan liang telinga : Rinne
(+) bila tidak mendengar : Rinne (-)

Interprestasi
Normal : Rinne Positif
Tuli hantaran : Rinne Negatif
Tuli saraf : Rinne Positif

Test Weber
Garputala frekuensi 512 dibunyikan
kemudian tangkainya diletakkan tegak
lurus di garis tengah di dahi. Penderita
diminta menunjukkan telinga mana yang
mendengar lebih keras. Bila mendengar
pada satu telinga disebut lateralisasi ke
sisi telinga tersebut. Bila tidak
mendengar : tidak ada lateralisasi.

lanjutan

Interprestasi
Normal : tidak ada lateralisasi
Tuli hantaran : Mendengar lebih keras
telinga yang sakit
Tuli saraf : mendengar lebih keras ke
telinga yang sehat.

Test Swabach
Garpu tala 512 Hz dibunyikan kemudian
diletakkan pada planum mastoid
pemeriksa, setelah tidak mendengar
dipindahkan ke planum mastoid penderita.
Bila tidak mendengar ada dua
kemungkinan : memendek atau normal.
Untuk membedakan maka test dibalik
penderita dulu baru pemeriksa

Interprestasi
Normal : sama
Tuli hantaran : Memanjang
Tuli Saraf :memendek

SEKIAN TERIMA KASIH

You might also like