You are on page 1of 26

Sessi 5

Teori probabilitas.
Kemungkinan munculnya suatu kejadian
.

Teori probabilitas/peluang
Merupakan teori dasar dalam pengambilan

keputusan yang memiliki sifat ketidakpastian.


Ada 3 pendekatan:
Pendekatan klasik
Pendekatan empiris
Pendekatan subyektif

Pendekatan Klasik
Apabila suatu peristiwa (Event) E dapat terjadi sebanyak h

jumlah dari sejumlah n kejadian yang mempunyai


kemungkinan sama untuk terjadi maka probabilitas
peristiwa E atau P(E) dapat dirumuskan :
P(E) = h/n
Misalnya:
bila sekeping koin dilempar sekali, maka secara logika
dikatakan bahwa masing-masing sisi mempunyai peluang
yang sama, yaitu 0,5 karena koin hanya terdiri atas dua
sisi masing-masing, dan masing-masing sisi mempunyai
kesempatan yang sama untuk muncul atau dicatat. P(A) =
P(B) = 0,5.

Pendekatan Empiris
Perumusan perhitungan berdasarkan pendekatan empiris

adalah atas dasar pengertian frekuensi relatif.


Pendekatan ini dilakukan karena pendekatan perhitungan
klasik dipandang memiliki beberapa kelemahan.
Dalam kenyataan, syarat yang ditetapkan jarang dapat
dipenuhi.
Suatu peristiwa E mempunyai h kejadian dari
serangkaian n kejadian dalam suatu percobaan, maka
peluang E merupakan frekuensi relatif h/n, dinyatakan
sebagai:
P(E) = lim (h/n)
untuk n mendekati nilai tak terhingga.

Pendekatan Subyektif
Pada pendekatan subyektif, beberapa orang
dapat saja memiliki keyakinan yang berbeda
terhadap terjadinya suatu peristiwa, meskipun
informasi yang diterima berkaitan dengan
peristiwa tersebut adalah sama.
Hal tersebut disebabkan karena setiap orang
berpikir dam mempunyai keyakinan yang
berbeda terhadap suatu masalah yang sama.

Pendekatan Subyektif
Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat
disusun suatu pengertian umum mengenai
probabilitas, yaitu sebagai berikut:
Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai
yang digunakan untuk menentukan tingkat
terjadinya suatu kejadian yang bersifat
random (acak).
Oleh karena probabilitas merupakan suatu
indeks atau nilai maka probabilitas memiliki
batas-batas yaitu mulai dari 0 sampai dengan

Pendekatan Subyektif
Jika P = 0 disebut probabilitas kemustahilan artinya

kejadian atau peristiwa tersebut tidak akan terjadi.


Jika P = 1, disebut probabilitas kepastian, artinya
kejadian atau peristiwa tersebut pasti terjadi.
Jika 0 < P < 1, disebut probabilitas kemungkinan,
artinya kejadian atas peristiwa tersebut dapat atau
tidak dapat terjadi.
Jika kemungkinan terjadinya peristiwa E disebut
P(E) akan besarnya probabilitas bahwa peristiwa E
tidak terjadi adalah:
P(E) = 1 P(E)

Peristiwa Saling Lepas (mutually exclusive)


Dua peristiwa merupakan peristiwa yang

mutually exclusive jika terjadinya peristiwa


yang satu menyebabkan tidak terjadinya
peristiwa yang lain. Peristiwa tersebut tidak
dapat terjadi pada saat yang bersamaan,
peristiwa saling asing.
Jika peristiwa A danb B saling lepas,

probabilitas terjadinya peristiwa tersebut


adalah:
P(A U B) = P(A) + P(B)

Contoh
Sebuah dadu dilemparkan ke atas, peristiwaperistiwanya adalah:
A = peristiwa mata dadu 2 muncul
B = mata dadu lebih dari 4 muncul
Tentukan probabilitasnya dari kejadian P(A U B):
P(A) = 1/6 dan P(B) = 2/6
P(A U B) = 1/6 + 2/6 = 3/6

Peristiwa tidak saling lepas (non ecxclusive)


Dua peristiwa dikatakan non exclusive, bila

dua peristiwa tidak saling lepas atau kedua


peristiwa atau lebih tersebut dapat terjadi
bersamaan.
Dirumuskan sebagai berikut:

P(A U B) = P(A) + P(B) P(A B)

Contoh
Setumpuk kartu bridge yang akan diambil

salah satu kartunya. Berapa probabilitasnya


dalam sekali pengambilan tersebut diperoleh
kartu Ace atau kartu Diamond?
Dimisalkan : A = kartu Ace
D = kartu Diamond
Maka P(A U D) = P(A) + P(D) P(A D)
= 4/52 + 13/52 1/52
= 16/52

Peristiwa bebas (independent)


Peristiwa terjadi atau tidak terjadi tidak

mempengaruhi dan tidak dipengaruhi


peristiwa lainnya.
Apabila A dab B dua peristiwa yang

independent, maka probabilitas bahwa


keduanya akan terjadi bersama-sama
dirumuskan sebagai berikut:
P(A B) = P(A) x P(B)

Contoh
Dari 100 barang yang diperiksa terdapat 30

barang rusak. Berapa probabilitasnya dalam


tiga kali pengambilan terdapat rusak 1.
Jawab :
Dimisalkan A = bagus , B = rusak
Maka P(A) = 0,7 dan P(B) = 0,30

Peristiwa bersyarat(dependent)
Terjadi jika peristiwa yang satu

mempengaruhi/merupakan syarat terjadinya peristiwa


yang lain. Probabilitas bahwa B akan terjadi bila diketahui
bahwa A telah terjadi ditulis sebagai berikut:
P(B/A)
Dengan demikian probabilitas bahwa A dan B akan terjadi
dirumuskan sebagai berikut:
P(A B) = P(A) x P(B/A)
Sedang probabilitas A akan terjadi jika diketahui bahwa B

telah terjadi ditulis sebagai berikut:


P(A/B)
Maka probabilitas B dan A akan terjadi dirumuskan
sebagai berikut:
P(A B) = P(B) x P(A/B)

Contoh
Dua buah tas berisi sejumlah bola. Tas pertama berisi 4 bola putih

dan 2 bola hitam. Tas kedua berisi 3 bola putih dan 5 bola hitam. Jika
sebuah bola diambil dari masing-masing tas tersebut, hitunglah
probabilitasnya bahwa:
Keduanya

bola putih
Keduanya bola hitam

Jawab:
Misalnya A1 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih dari tas

pertama dan A2 menunjukkan peristiwa terambilnya bola putih di tas


kedua, maka:
P(A1 A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 4/6 X 3/8 = 1/4
Misalnya A1 menunjukkan peristiwa tidak terambilnya bola putih dari

tas pertama (berarti terambilnya bola hitam) dan A2 menunjukkan


peristiwa tidak terambilnya bola putih dari tas kedua (berarti
terambilnya bola hitam) maka:
P(A1 A2) = P(A1) x P(A2/A1) = 2/6 x 5/8 = 10/48 = 5/24

Harapan Matematis
Jika P1, P2..Pk merupakan probabilitas

terjadinya peristiwa maka E1, E2 Ek dan


andaikan V1, V2.Vk adalah nilai yang
diperoleh jika masing-masing peristiwa diatas
terjadi, maka harapan matematis untuk
memperoleh sejumlah nilai adalah:
E(V) = P1V1 + P2V2 + PkVk

Kemungkinan kejadian
Suatu nilai ataupun kejadian akan muncul,

ditunjukkan dengan suatu nilai kemungkinan


yang besarnya dari nol sampai dengan satu.
Nilai nol sama sekali tidak akan muncul dan

nilai satu pasti akan


P(x) muncul.
adalah
kemungkinan suatu nilai x akan keluar.
0 P(x) 1

Contoh 1
Cara penentuan P(x)

Contoh 2
Variasi ukuran

Frekuensi relatif ukuran :


Didapat dengan membagi jumlah masing-masing
ukuran dengan jumlah keseluruhan pengukuran.
Variansi Ukuran :
Diperoleh pengurangan rata-rata ukuran dengan
masing-masing ukuran.
Dengan menganggap rata-rata merupakan nilai yang
dicari, nilai masing-masing variasi ukuran bisa didapat.
Frekwensi yang diharapkan :
Diperoleh dengan menganggap distribusi variasinya
normal dan dicari dengan rumus fungsi distribusi
normal dengan nilai simpangan baku dan nilai rata-rata
yang telah dihitung.

Grafik distribusi data

Grafik variasi ukuran

Grafik variabel kontinyu

Keterangan gambar grafik (1), (2),


(3)
Gambar (1) dan Gambar (2) merupakan grafik
distribusi variabel diskrit.
Gambar (3) merupakan grafik distribusi
variabel kontinu.
Dari grafik Gambar (1) dan Gambar (2) dapat
dilihat bentuk dan ukuran sama sehingga
dapat disimpulkan bahwa sifat distribusi
ukuran dan variasi ukuran sama.

Distribusi data dan variasi ukuran


Data ukuran maupun data variasinya dapat
disajikan dalam bentuk grafik:
Sumbu menggambarkan nilai ukuran maupun

variasi ukuran(Gambar 1)
Sumbu menggambarkan jumlah ukuran
maupun frekuensi relatif (Gambar 2).

Lakukan kajian literatur


1. Berikan konfirmasi definisi dan berikan contohnya
terhadap beberapa peristiwa berikut : tidak saling
lepas (non exclusive), bebas (independent) dan
bersyarat (dependent).
2. Jelaskan bagaimana menentukan nilai kemungkinan
yang diharapkan (di kolom terakhir contoh 2) .
Saudara boleh menggunakan referensi apapun,
Pada pertemuan ini diberikan buku ebook

Fundamentals of Probability and Statistics for


Engineers, TT Soong

You might also like