You are on page 1of 244

TERJEMAHAN KITAB NURUL MUSTHOFA

DITULIS OLEH :
USTADZ BEGAWAN SINTING ALAS ROBAN

https://m.facebook.com/mlaku.ndungkluk?refid=52

KITAB NURUL MUSHTHOFA Karya Guru kami Alhabib Murtadlo bin Abdulloh
Alkaaf,jilid 1 ,bagian 1.
Insya Alloh akan kami posting berseri sampai bagian 9.
--------PERJALANAN NUR MUHAMMAD


Dengan menyebut Nama Allah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Segala Puji Bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Sholawat (Rahmat Ta'dhim) dan
Salam Sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepada Junjungan kita Baginda Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya
Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzat yang telah menciptakan alam
semesta yang penuh dengan segala macam rahasia-rahasia keajaiban yang
menunjukkan atas keagungan kekuasaan-Mu.
Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzat yang telah menentukan segala
sesuatu dengan qodlo' dan qodar-Mu tanpa ada seorangpun yang berhak untuk
menggugat atau mempertanyakan terhadap segala sesuatu yang Engkau Kehendaki.
Sungguh Maha Suci Engkau Ya Allah, Engkaulah Dzat yang memiliki kehendak untuk
menciptakan makhluk yang sangat agung dan paling Engkau sayangi, yang Engkau
limpahkan kepadanya segala kesempurnaan sifat-sifat yang mulia nan terpuji, dan
Engkau jadikan sebagai sumber Rahmat (Belas Kasih Sayang)-Mu kepada semua
hamba-hamba-Mu yang telah Engkau pilih sebagai penghuni sorga-Mu yang dipenuhi
dengan segala macam keindahan, kenikmatan dan kebahagiaan yang kekal abadi
selama-lamanya.
Dialah sesungguhnya yang telah Engkau jadikan sebagai junjungan kami Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW.
Dan sesungguhnya yang pertama kali Allah SWT ciptakan adalah "Nur"nya Baginda
Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis yang
tercantum dalam kitab maulid Simtud Durar Lil Imam Al-'Arif Billah Al-Habib Ali Bin
Muhammad Al-Habsyi hal 19 ;
-
.

Yang artinya kurang lebih:
"Bahwa sesungguhnya shahabat Jabir bin Abdullah RA bertanya kepada Junjungan
kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW; Wahai Rasulullah, (Ayah ibuku sebagai
tebusan Engkau), beritahukanlah kepadaku tentang pertama kali makhluk yang Allah
SWT ciptakan sebelum segala sesuatu. Maka Baginda Nabi Muhammad SAW

menjawab; Hai Jabir, sesungguhnya yang Allah SWT ciptakan sebelum segala sesuatu
adalah NUR (cahaya) Nabimu (Baginda Nabi Besar Muhammad SAW)".
Dan sesungguhnya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa bertasbih kepada
Allah SWT dengan diikuti oleh para malaikat dan para arwah di alam malakut, jauh
puluhan ribu tahun sebelum Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah SWT. Sebagaimana
hal itu telah disebutkan oleh Imam Jalaluddin As-Suyuthi di Kitab Ad- Durarul Hisaan
Fil Ba'tsi Wa Na'iimil Jinan Haamisy Daqa'iqul Akhbaar hal 2 & 3.
Dan sesungguhnya kalau bukan demi Baginda Nabi Muhammad SAW maka Allah
SWT tidak akan menciptakan segala sesuatu. Sebagaimana yang disebutkan dalam
hadis qudsiy;

Yang artinya kurang lebih;
"Seandainya tidak ada Engkau (wahai Nabi Muhammad SAW, sungguh Aku (Allah
SWT) tidak akan menciptakan alam semesta"
Maka segala anugerah yang telah melimpah kepada makhluk- makhluk Allah SWT,
semata-mata adalah dengan berkatnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan
segala kemuliaan para Malaikat dan Para Nabi adalah semata-mata berkat Baginda
Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang telah diterangkan oleh Syeikh Yusuf bin
Ismail An-Nabhani di kitabnya Hujjatullah 'Alal 'Alamin hal 53 & 54 ;

53 - 54


Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa sesungguhnya segala kebaikan yang melimpah kepada makhluk-makhluk
Allah SWT yang mulia adalah semata-mata berkat Baginda Nabi Muhammad SAW,
mereka itu adalah para Malaikat, para Nabi dan semua orang- orang mukmin".
Dan sesungguhnya manakala Allah SWT telah menciptakan Nabi Adam AS, Allah SWT
senantiasa memanggilnya dengan julukan Abu Muhammad, sehingga Nabi Adam AS
bertanya kepada Allah SWT tentang rahasia panggilan tersebut, sebagaimana hal itu
telah diriwayatkan oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al- Hasaniy dalam kitabnya
As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 15 ;
15
:
: :
:

Yang artinya kurang lebih;

"Bahwa sesungguhnya Allah SWT sesudah menciptakan Nabi Adam AS maka Allah
SWT memberi ilham kepada Nabi Adam AS untuk bertanya kepada-Nya; Ya Allah,
kenapa Engkau juluki aku dengan "Abu Muhammad" (Ayahnya/bapaknya
Muhammad)? Maka Allah SWT Berfirman kepada Nabi Adam AS; Hai Adam, Angkat
kepalamu. Maka Nabi Adam AS kemudian mengangkat kepalanya. Seketika itu Beliau
melihat Nur (cahaya) Baginda Nabi Muhammad SAW meliputi di sekitar 'Arasy. Nabi
Adam AS bertanya; Ya Allah, Nur siapa ini ? Allah SWT Berfirman; Ini adalah Nur
seorang Nabi dari keturunanmu, di langit namanya Ahmad, di bumi namanya
Muhammad. Kalau bukan karena Dia niscaya Aku tidak akan menciptakan kamu,
langit dan bumi."
Kemudian Allah SWT meletakkan Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dalam
punggung Nabi Adam AS, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Jalaluddin AsSuyuthi dalam Kitabnya Ad- Durarul Hisan Hamisy Daqo'iqul Akhbar hal 5;
5 :


Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa sesungguhya Allah SWT telah meletakkan Nur Baginda Nabi Muhammad
SAW dalam punggung Nabi Adam AS. Sehingga para malaikat sujud dan berbaris rapi
di belakang Nabi Adam AS untuk menghaturkan salam kepada Nur Baginda Nabi
Muhammad SAW".
Dan pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan kepada Iblis agar sujud kepada
Nabi Adam AS, namun dia membangkang dan sombong. Sebagaimana disebutkan
dalam Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah ayat 34 ;
34 ) )
Yang artinya kurang lebih;
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat; "Sujudlah kalian semua
kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
sesungguhnya ia (Iblis) termasuk golongan orang- orang yang kafir". (Q.S.Al-Baqarah
34).
Selanjutnya Allah SWT menciptakan ibunda Hawwa' yang sangat cantik jelita dan
sempurna kecantikannya dari tulang rusuk kiri Nabi Adam AS. Dan mengijinkan
kepada Nabi Adam AS (yang merupakan bapak dari seluruh umat manusia) untuk
menikahinya setelah memberikan maharnya berupa bersholawat sebanyak tiga kali
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana hal itu telah disebutkan oleh
Imam Abdur Rahman bin Abdus Salam Ash- Shafuri Asy-Syafi'i di kitabnya Nuzhatul
Majaalis juz 2 hal 169 yang menukil perkataan Imam Al- Kisa'i dan juga disebutkan
pula oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy di kitabnya As- Sirah AnNabawiyyah juz 1 hal 17 ;
5


169
-


Yang artinya kurang lebih;
"Ketika Allah SWT sudah menciptakan Nabi Adam AS di sorga, Allah SWT kemudian
menciptakan Ibu Hawwa' dari tulang rusuk Nabi Adam AS sebelah kirinya dan
menganugerahinya kecantikan luar biasa melebihi kecantikan 70 bidadari sehingga
dibanding kecantikan para bidadari sorga, Ibu Hawwa' laksana bulan purnama
dikelilingi bintang- bintang yang gemerlapan. Begitu Nabi Adam AS bangun dari
tidurnya dan melihat Ibu Hawwa', Beliau AS hendak menyentuhnya. Namun
terdengar seruan kepadanya; "Hai Nabi Adam AS, Engkau tidak diijinkan untuk
menyentuhnya sebelum Engkau memberikan maharnya". Beliau Nabi Adam AS
bertanya; "Apa maharnya?" Kemudian terdengar seruan menjawab; "Hai Nabi Adam
AS, maharnya adalah Engkau mengucapkan sholawat sebanyak tiga kali kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW".
Sungguh alangkah mulianya derajat Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW,
sampai ditetapkan/disahkan oleh Allah SWT pernikahannya Nabi Adam AS dengan
Ibu Hawwa' dengan bacaan sholawat sebanyak tiga kali kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW dan dipersilahkan kepada mereka (Nabi Adam AS dan Ibu Hawwa')
untuk bersenang-senang di sorga yang sangat indah dan nikmat sekali. Maka di
situlah Nabi Adam AS dan ibunda Hawwa' senantiasa melihat Asma Nabi Muhammad
SAW terukir indah di mana-mana senantiasa berdampingan dengan Asma Allah SWT,
Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Jalaluddin Abdur Rahman As- Suyuthi
Asy-Syaafi'i dalam kitabnya Al-Hawi Lil-Fatawi Juz 2 hal 174 ; dan disebutkan pula
oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy dalam kitabnya As-Sirah AnNabawiyyah juz 1 hal 15;

174 15



Yang artinya kurang lebih;
"Sesungguhnya Nabi Adam AS telah melihat Nama Baginda Nabi Muhammad SAW
senantiasa berdampingan dengan Asma Allah SWT tertulis Laailaaha illallaah
Muhammadur Rasuulullaah di setiap tempat di sorga, di setiap gedung-gedung
sorga, di kamar-kamar sorga, di leher-leher bidadari, di daun- daun pohon Thuba, di

daun-daun pohon Sidratil Muntaha, di ujung- ujung benteng dan di setiap dahi para
malaikat (antara kedua matanya)".
Kemudian akibat gangguan Iblis terkutuk kepada Ibu Hawwa', maka Allah SWT
menurunkan keduanya di muka bumi ini. Dan dalam jangka waktu yang lama,
mereka mengalami berbagai macam kesedihan dan penyesalan yang luar biasa.
Berulang kali Nabi Adam AS memohon ampunan dan meratap kepada Allah SWT,
namun belum ada jawaban dan tidak diperdulikan sama sekali. Hingga akhirnya
Beliau Nabi Adam AS teringat kemuliaan dan keagungan derajat Baginda Nabi
Muhammad SAW di sisi Allah SWT. Sehingga timbullah harapan Beliau untuk
memohon ampunan kepada Allah SWT dengan berwasilah kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW. Dan berkat kemuliaan Baginda Nabi Muhammad SAW di sisi-Nya,
maka Allah SWT mengabulkan permohonan ampun Nabi Adam AS dan menerima
taubatnya.
Sebagaimana disebutkan oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al- Hasaniy dalam
kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 15 ;
15
;




. .
Yang artinya kurang lebih;
"Diriwayatkan dari Sayyidina Umar Ibnul Khaththab Radliyallahu 'Anhu, bahwa
Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda; Manakala Nabi Adam AS bermunajat
kepada Allah SWT memohon ampunan dengan berwasilah kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW Beliau berkata; Ya Allah, demi kemuliaan/keagungan derajat
Baginda Nabi Muhammad SAW di sisi-Mu limpahkanlah ampunan- Mu kepadaku.
Seketika Allah SWT Berfirman; Hai Adam, bagaimana engkau bisa mengenal Nabi
Muhammad SAW padahal Aku belum menciptakannya. Nabi Adam AS menjawab; Ya
Allah, sesungguhnya Engkau tatkala telah menciptakanku dan memberiku nyawa,
aku lihat di sekitar Arasy diliputi kalimat Laailaaha illallaah Muhammadur
Rasuulullaah. Aku yakin bahwa sesungguhnya Engkau tidak mendampingkan AsmaMu kecuali kepada makhluk yang paling Engkau cintai. Allah SWT Berfirman; Kamu
benar hai Adam. Sungguh dia (Nabi Muhammad SAW) adalah makhluk yang paling
Aku cintai. Dan karena kamu telah memohon ampunan kepadaKu dengan berwasilah
kepadanya, Maka Aku kabulkan permohonanmu. Dan kalau bukan karena dia maka
Aku tidak akan menciptakan kamu"

Dan sebagaimana yang disebutkan oleh Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani di
kitabnya Hujjatullah 'Alal 'Aalamin hal 217 bahwa; Sesungguhnya Nabi Adam AS
mendengar suara dari dalam dahinya seperti suara kicauan burung. Beliau merasa
heran dan lantas berkata; "Subhanallah..Maha Suci Allah...sungguh sangat agung
sekali kekuasan-Mu..suara apakah ini yang telah Engkau ciptakan berada dalam
dahiku ya Allah..?. Seketika Allah SWT menjawab ketakjuban Nabi Adam AS tersebut
dengan Firman-Nya;

Yang artinya kurang lebih;
"Hai Adam, (ketahuilah olehmu, sesungguhnya suara tersebut adalah tasbih kekasihKu Nabi akhir zaman, yang kelak menjadi junjungan (pimpinan) seluruh umat
manusia (keturunanmu). Baginyalah senantiasa Kulimpahkan sholawat dan salam
sejahtera dari-Ku.."
Dan sesungguhnya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa terlihat bersinar
kemilauan di muka Nabi Adam AS, laksana matahari yang bersinar terang benderang
di siang hari. Maka, Allah SWT mengambil sumpah (perjanjian) kepada Nabi Adam AS
agar senantiasa menjaga Nur tersebut dengan Berfirman :
) (

Yang artinya kurang lebih;


"Hai Adam, bejanjilah (kepada-Ku) untuk senantiasa benar-benar menjaga Nur Nabi
Muhammad SAW (yang telah Kuletakkan dalam dirimu). Janganlah sekali- kali kamu
letakkan kecuali kepada orang-orang yang suci mulia..".
Maka Nabi Adam AS menerima dengan senang hati bahkan Beliau sangat bangga
untuk melaksanakan tugas tersebut dengan menjaganya dan mewasiatkan amanat
tersebut kepada anak cucunya kelak.
Dan sesungguhnya para malaikat senantiasa berbaris rapi di belakang punggung Nabi
Adam AS. Beliau heran dengan amalan perbuatan malaikat tersebut, lantas Beliau
bertanya kepada Allah SWT; "Ya Allah, kenapa para malaikat selalu berbaris rapi di
belakangku...?". Allah SWT kemudian menjawab dengan Berfirman..: "Hai
Adam..ketahuilah olehmu...bahwa para malaikat-Ku tersebut..senantiasa berdiri di
belakangmu untuk memandang kepada Nur Kekasih-Ku Nabi akhir zaman Rasulullah
Muhammad SAW..."
Maka Nabi Adam AS memohon kepada Allah SWT agar diijinkan untuk melihat Nur
tersebut. Dan Allah SWT mengabulkannya sehingga Nabi Adam AS bisa melihat
keagungan Nur Nabi Muhammad SAW. Maka Beliau Nabi Adam semakin tambah
cintanya dan kebanggaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau benar-benar
sangat menjaga kemuliaan dan keagungan Nur tersebut. Oleh sebab itulah, setiap
beliau hendak berhubungan dengan istrinya (Ibu Hawwa') maka Beliau bersuci
8

terlebih dahulu dan memakai wewangian dan memerintahkan Ibu Hawwa' untuk
melakukan hal yang sedemikian rupa, dengan mengatakan.."Hai istriku
Hawwa'..Bersucilah, dan pakailah olehmu wangi- wangian..sesungguhnya sudah
dekat saatnya, Nur Nabi Muhammad SAW yang berada dalam diriku akan berpindah
dalam dirimu..." Maka Nabi Adam AS dan Ibunda Hawwa senantiasa menjaga
kesucian demi memuliakan Nur Baginda Nabi Muhammad SAW. Sampai suatu hari
Nur Baginda Nabi Muhammad SAW benar-benar telah berpindah dari diri Nabi Adam
AS ke dalam diri Ibunda Hawwa'. Sehingga berkat Nur Agung tersebut, Ibunda
Hawwa' semakin tambah kecantikannya setiap hari. Wajahnya semakin bersinar dan
berseri-seri.. Sejak saat itulah Nabi Adam AS tidak berani berhubungan dengan Ibu
Hawwa' demi menjaga kesucian dan memuliakan Nur Baginda Nabi Muhammad
SAW yang berada dalam dirinya. Dan para malaikat senantiasa berduyun- duyun
turun ke bumi setiap hari semata-mata hanya untuk menghaturkan salam sejahtera
dari Allah SWT kepada Nur Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah bersemayam
dalam diri Ibunda Hawwa'.. Tidak lama kemudian Beliau melahirkan anak laki-laki
dan diberinya nama Syits. Dan Nur tersebut telah pindah dalam diri Nabi Syits AS.
Dengan adanya Nur yang terlihat oleh Nabi Adam AS di muka Nabi Syits AS, maka
Nabi Adam AS selalu memperhatikan dan menjaga Nabi Syits AS, demi memuliakan
dan mengagungkan Nur Nabi Muhammad SAW yang ada dalam diri Nabi Syits AS
tersebut.
Setelah Nabi Syits AS dewasa dan Nabi Adam AS merasa telah dekat ajalnya untuk
menghadap kepada Allah SWT, maka Beliau Nabi Adam AS memanggil putranya
(Nabiyyullah Syits AS) dan memberikan wasiat/amanat kepadanya; "


Yang artinya kurang lebih;
"Wahai Anakku (Syits), Sesungguhnya Allah SWT telah mengambil perjanjian
kepadamu untuk senantiasa menjaga "Nur Agung Nabi Muhammad SAW', janganlah
engkau letakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya".
Dan Nabi Adam AS juga telah mewasiatkan kepada Nabi Syits AS (putranya) agar
senantiasa membesarkan kemuliaan dan keagungan Baginda Nabi Muhammad SAW
di jiwanya, serta senantiasa menyebut-nyebutnya dengan berdzikir kalimat Laailaaha
illallaah Muhammadur Rasulullah SAW. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh
Imam Jalaluddin Abdur Rahman As- Suyuthi dalam kitabnya Al-Hawi Lil Fatawi Juz 2
hal 174 ;

174


9



.
Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa sesungguhnya Nabi Adam AS berwasiat kepada putranya (Nabi Syits
AS);"(Hai Syits), setiap kamu berdzikir(menyebut) Asma Allah SWT hendaklah kamu
sertakan pula berdzikir (menyebut) nama Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena
sesungguhnya aku (Nabi Adam AS), telah melihat namanya selalu berdampingan
dengan Asma Allah SWT (Laailaaha illallaah Muhammadur Rasulullah) tertulis
meliputi Arasy', tertulis di seluruh tempat-tempat di langit, tertulis di gedung-gedung
sorga, di kamar-kamar sorga, di leher para bidadari sorga, di seluruh dedaunan
pohon-pohon sorga, di seluruh dedaunan pohon Thuba, di seluruh dedaunan pohon
Sidratil Muntaha, di seluruh sudut benteng dan di setiap dahi (antara kedua mata)
para malaikat. Maka perbanyakilah selalu berdzikir (menyebut-nyebut) namanya,
karena seluruh malaikat di alam malakut senantiasa berdzikir (menyebut-nyebut)
namanya".
Dan sesungguhnya Allah SWT telah mewasiatkan pula kepada Para Nabi & Rasul
terutama Para Nabi yang diberikan kitab agar benar-benar beriman dan selalu
membesarkan kemuliaan Baginda Nabi SAW di sisi Allah SWT dengan senantiasa
berdzikir mengucapkan kalimat Laailaaha illallaah Muhammadur Rasulullah SAW.
Dan diwajibkan pula untuk mewasiatkan kepada umatnya masing-masing agar
sungguh- sungguh beriman, tunduk, patuh dan senantiasa membesarkan kemuliaan
Junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW dan menjadi
pembela setianya apabila suatu saat bertemu dengan Baginda Nabi Muhammad
SAW.
Sebagaimana yang telah Allah SWT Firmankan dalam Surat Aali Imraan ayat 81;

81 ) .)
Yang artinya kurang lebih;
"Dan (ingatlah), ketika Allah SWT mengambil perjanjian dari para Nabi; "Sungguh apa
saja yang Aku berikan kepada kalian semua berupa kitab dan hikmah, kemudian
datang kepada kalian semua seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada pada
kalian semua, niscaya kalian semua akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan
senantiasa mengagungkannya". Allah SWT Berfirman;"Apakah kalian semua
mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?". Mereka
serentak menjawab; "Kami mengakui". Allah SWT Berfirman; "Kalau begitu
saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kalian semua.".
(Q.S. Ali Imraan ayat 81).
Dan disebutkan pula dalam Firman Suci Allah SWT, Surat Ash- Shaff ayat 6;
10



) 6 (
Yang artinya kurang lebih;
"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata; "Hai bani Israil, sesungguhnya aku
adalah utusan Allah SWT kepada kalian semua, membenarkan kitab(yang turun)
sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku yang namanya Ahmad (Muhammad)".(Q.S. AshShaff ayat 6).
Dan sesungguhnya demi belas kasih sayang Allah SWT kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW yang sangat luar biasa, sampai- sampai umatnya dimuliakan oleh
Allah SWT dan diberi keutamaan- keutamaan yang tidak pernah diberikan oleh Allah
SWT kepada umat siapapun pada masa terdahulu, sebagaimana yang telah
disebutkan dalam Kitab Suci Al-Qur'an dan Kitab-kitab Para Nabi terdahulu.
https://m.facebook.com/groups/221287434676321?view=permalink&id=355544944583
902&refid=18&_ft_

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=455819897876852&id=1000034653822
98

11

KITAB NURUL MUSHTHOFA karya Guru kami Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid 1 Bagian 2.
---Diantara Firman-firman Allah SWT tentang keutamaan-keutamaan umat Baginda
Nabi Muhammad SAW dalam kitab suci Al-Qur'an adalah;
Firman Allah SWT dalam Surat Aali Imraan ayat 10:
)
110 (
Yang artinya kurang lebih;
"(Sesungguhnya) kamu semua (umat Nabi Muhammad SAW) adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf (baik) dan
mencegah dari yang munkar (jelek)".
(Q.S.Aali Imraan 110 ).
Dan berita tentang keutamaan- keutamaan umat Baginda Nabi Muhammad SAW
telah diberitahukan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul.
Diantaranya adalah sebagaimana hal itu telah disebutkan Sayyiduna Al-Imam AlHabib Abdullah bin 'Alawiy Al-Haddad dalam kitab Beliau Sabilul Iddikar hal 22 26 dan juga disebutkan oleh Imam Abu Na'im Al- Ashfahaniy di kitabnya Dalailun
Nubuwwah juz 1 hal 77 bahwa;
Sesungguhnya tatkala Nabi Musa AS membaca Kitab Suci Taurat, Beliau menemukan
di dalamnya keutamaan-keutamaan umat Baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga
Beliau sangat kagum dan menginginkan sebagian dari keutamaan-keutamaan umat
Baginda Nabi Muhammad SAW agar diberikan kepada umatnya dengan berkata;
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah membaca Kitab Suci Taurat dan aku temukan di
dalamnya keutamaan-keutaman umat yang kelak dikumpulkan di padang mahsyar
dalam keadaan bercahaya mukanya laksana bulan purnama dan anggota badannya
berkemilauan memancarkan cahaya bekas wudlu dan sujud tatkala masih di dunia.
Ya Allah, jadikanlah keutamaan itu untuk umatku". Namun Allah SWT menjawab;
"Tidak Musa, sesungguhnya keutamaan itu hanya Aku khususkan bagi umat KekasihKu Nabi Muhammad SAW". Nabi Musa AS berkata lagi;
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah membaca Kitab Suci Taurat dan aku temukan
keutamaan umat yang Engkau anugerahi ibadah sholat lima waktu dan Engkau
bukakan pintu langit sehingga turun Rahmat (Belas Kasih Sayang)Mu kepada mereka
pada saat mereka melakukannya sehingga para bidadari sorga rindu kepada mereka.
Dan Engkau anugerahi pula mereka Bulan Suci Ramadlan sehingga mereka berpuasa
sebulan penuh. Dan Engkau anugerahi pula mereka Firman-firman Suci-Mu (Kitab
Suci Al-Qur'an) yang senantiasa terjaga/hafal di hati mereka. Dan Engkau anugerahi
pula mereka ibadah haji ke Baitullah Ka'bah yang mana pahala haji mabrur adalah
sorga- Mu, serta Engkau anugerahi pula mereka ibadah zakat dan sedekah yang
12

Engkau lipat gandakan pahalanya sampai 700 kali. Ya Allah, jadikanlah keutamaan itu
untuk umatku".
Namun, Allah SWT menjawab;
"Tidak Musa, sesungguhnya keutamaan itu hanya Aku khususkan bagi umat KekasihKu Nabi Muhammad SAW". Nabi Musa AS berkata lagi;
"Ya Allah, sesungguhnya aku telah membaca Kitab Suci Taurat dan aku temukan
keutamaan umat yang kelak tatkala Engkau bangkitkan di padang mahsyar, sepertiga
dari mereka Engkau masukkan ke sorga tanpa hisab (pertanyaan/pertanggungjawa
ban atas amal perbuatannya di dunia), yang sepertiga lagi Engkau masukkan ke sorga
dengan hisab yang ringan, dan sepertiga lagi juga Engkau masukkan ke sorga setelah
Engkau bersihkan mereka dari kotoran dosa. Ya Allah jadikanlah keutamaan itu untuk
umatku". Namun Allah SWT menjawab;
"Tidak Musa, sesungguhnya keutamaan itu hanya Aku khususkan bagi umat KekasihKu Nabi Muhammad SAW". Akhirnya Nabi Musa AS berkata lagi;
"Ya Allah, jika demikian, jadikanlah saja aku sebagai umat Kekasih-Mu Nabi
Muhammad SAW". Maka Allah SWT kemudian Berfirman kepada Nabi Musa AS;

Yang artinya kurang lebih;
"Hai Musa, sesungguhnya Aku telah memilihmu dari seluruh umat manusia (saat ini)
untuk menjadi Rasul (utusan)Ku yang menyampaikan Firman Suci-Ku (kepada
hamba-hamba-Ku). Maka, laksanakanlah apa yang Aku tugaskan kepadamu. Dan
hendaklah kamu senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Aku limpahkan
kepadamu"

Yang artinya kurang lebih;
"Hai Musa, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah makhluk yang paling Aku
cintai dari seluruh makhluk-makhluk-Ku."


Yang artinya kurang lebih;
" Dan (saat ini) tidak Aku lihat dari seluruh hati hamba-hamba- Ku yang lebih
tawadlu' (merendahkan diri) dari hatimu. Maka, sebab itulah Aku pilih dirimu sebagai
Rasul-Ku. Laksanakanlah semua perintahKu sampai kamu meninggal dalam keadaan
meng-EsakanKu dan dalam keadaan cinta kepada Kekasih-Ku Nabi Muhammad
SAW".
Maka, oleh sebab itulah, Nabi Musa AS senantiasa berdzikir/menyebut-nyebut
Baginda Nabi Muhammad SAW dan membanggakannya. Beliau selalu memuji-muji
dan menceritakan keagungan dan kemuliaan Baginda Nabi Muhammad SAW kepada
umatnya.
13

Sampai ada sebuah riwayat yang kami dapatkan di kitab Hujjatullah 'Alal 'Alamin
hal 124 Lis Syaikh Yusuf bin Ismail An- Nabhaniy, bahwa sesungguhnya ada
seseorang dari umatnya Nabi Musa AS yang senantiasa berbuat kemunkaran
selama 200 tahun. Setelah dia meninggal, umat Bani Israil membuangnya di tempat
sampah. Lantas Allah SWT Berfirman kepada Nabi Musa AS;
"Wahai Musa (Nabi-Ku), uruslah jenazah hamba-Ku (yang terbuang di tempat
sampah). Mandikan, kafani, sholati dan kuburkanlah dengan cara yang terhormat"
Nabi Musa AS kemudian berkata kepada Allah SWT; "Ya Allah Ya Robbi,
sesungguhnya banyak sekali dari umatku (Bani Israil) yang telah menyaksikan
prilakunya yang tidak terpuji selama 200tahun, sehingga mereka membuangnya di
tempat sampah..."
Allah SWT kemudian Berfirman kepada Nabi Musa AS;
"Wahai Musa, memang benar apa yang disaksikan oleh umatmu (Bani Israil), akan
tetapi, yang telah Aku ketahui (sendiri) bahwa sesungguhnya, di akhir hayatnya, dia
setiap membuka Kitab Suci Taurat dan melihat nama kekasih-Ku (Nabi Muhammad
SAW) dia sangat mengagumi dan mencintainya sampai-sampai dia mencium nama
tersebut dan menaruhnya di kedua matanya, dengan senantiasa bersholawat
kepadanya (Nabi Muhammad SAW). Oleh sebab itulah Aku (Allah SWT) telah
mengampuni seluruh dosa-dosanya dan akan Aku masukkan dia ke sorga dengan
memberinya istri 70 bidadari yang cantik jelita.."
Maka, kecintaan Nabi Musa AS kepada Baginda Nabi Muhammad SAW semakin
memuncak, sampai Beliau rindu ingin bertemu dengan Baginda Nabi Muhammad
SAW.
Begitu pula Allah SWT telah memerintahkan kepada Nabi Dawud AS untuk mencintai
Baginda Nabi Muhammad SAW dan senantiasa mengagungkannya, dan Allah SWT
telah menetapkannya dalam Kitab Zabur yang telah diwahyukannya kepada Nabi
Dawud AS yang menerangkan tentang kemuliaan kekasih-Nya (Nabi Muhammad
SAW) beserta umatnya.
Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Abul Fida' Ismail Ibnu Katsir dalam
kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah Juz I hal 326 ;

326 :




Yang artinya kurang lebih;
"Sesungguhnya Allah SWT Berfirman kepada Nabi Dawud AS; "Hai Dawud,
sesungguhnya akan datang sesudahmu seorang Nabi Agung bernama Ahmad (di
14

langit) dan Muhammad(di bumi). Dia adalah seorang Nabi yang jujur dan sebagai
Tuan/Junjungan (bagi semua makhluk). Sungguh Aku (Allah SWT) tidak akan murka
kepadanya selama-lamanya dan dia juga tidak akan pernah melakukan sesuatu yang
membuat Aku murka. Sungguh akan Aku pelihara/jaga Dia dari segala
dosa/kesalahan. Dan umatnya adalah umat yang Aku limpahkan Belas Kasih Sayang
kepada mereka. Aku anugerahkan kepada mereka amalan ibadah sunah dan wajib
sebagaimana yang Aku anugerahkan kepada para Nabi dan Rasul. Dan kelak pada
hari kiamat mereka akan datang menghadap kepadaKu dengan diliputi cahaya terang
benderang sebagaimana cahayanya para Nabi".
https://www.facebook.com/notes/forsil-aswaja-nusantara/0345-kajian-kitab-nurulmusthofa-jld-i-bg-ii/356902411114822
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=455824994543009&id=100003465382298&set=gm.355
604841244579&source=48&refid=18&ref=bookmark&_ft_

15

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Guru kami Alhabib Murtadlo bin Abdulloh Alkaaf jilid 1 bagian 3.
---Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT semata, yang telah melimpahkan
anugerah agung- Nya yang tidak terbatas dengan menjadikan kita sebagai umat
Baginda Nabi Muhammad SAW yang senantiasa meneladani prilakunya dan
mengikuti jejak- jejaknya.
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memuliakan dan mengagungkan Baginda
Nabi Muhammad SAW sejak dahulu kala dengan menekankan kepada Nabi Adam AS
dan semua para Nabi dan Rasul sesudahnya untuk benar-benar selalu memuliakan,
mengagungkan dan mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan diriwayatkan
di kitab Al- Haawi Lil Fatawi juz 2 hal176 Lil Imam Jalaluddin Abdur Rahman AsSuyuthi yang menerangkan tentang rahasia yang terkandung dalam cincin Nabi
Sulaiman AS;

176 :

Yang artinya kurang lebih;


"Imam Jalaluddin As-Suyuthi Rahimahullah berkata; Bahwa telah diriwayatkan dari
shahabat 'Ubadah bin Shamit dan shahabat Jabir bin Abdullah; sesungguhnya pada
cincin Nabi Sulaiman AS tertulis kalimat Laa Ilaaha Illallaah Muhammadur
Rasuulullaah."
Dan demikian pula tersebutkan dalam Kitab Injil yang Allah SWT wahyukan kepada
Nabi Isa AS untuk memberitahukan kepada seluruh umatnya agar mempersiapkan
diri demi menyambut kekasih Allah SWT (Baginda Nabi Muhammad SAW) dengan
beriman kepadanya dan menjadi pembela setianya. Sebagaimana yang telah
diriwayatkan Imam Jalaluddin As- Suyuthi di kitabnya Al-Hawi Lil Fatawi juz 2
hal 175 beliau berkata;


Yang artinya kurang lebih;
"Imam Hakim telah meriwayatkan dari shahabat Abdullah bin Abbas Radliyallaahu
'Anhu, beliau berkata; Bahwa sesungguhnya Allah SWT Berfirman kepada Nabi Isa AS
dalam Kitab Injil; "Hai Isa, berimanlah kamu kepada Nabi Muhammad SAW, dan
perintahlah umatmu yang bertemu dengannya (Nabi Muhammad SAW) agar
beriman kepadanya (Nabi Muhammad SAW). Sebab, seandainya tidak ada Dia (Nabi
Muhammad SAW) maka Aku (Allah SWT) tidak akan menciptakan Adam, sorga dan
neraka".
16

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memuliakan dan melimpahkan Belas Kasih
Sayang- Nya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan banyak sekali dari kaum
Yahudi dan Nashrani yang telah mendapati taufiq dan hidayah dari Allah SWT,
berbondong-bondong datang ke kota Madinah untuk menyambut kedatangan Nabi
agung akhir zaman Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sesuai dengan amanat yang
telah mereka dapati dalam kitab Taurat dan Injil yang masih asli. Dan meraka lakukan
itu semata-mata untuk beriman kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dan menjadi
pembela setianya. Diantaranya adalah Abdullah bin Salam, Ibnul Hayyaban, Taba' Alhumairiy, Salman Al-Farisiy, dan lain-lain, sebagaimana hal itu disebutkan oleh Syekh
Yusuf Bin Ismail An- Nabhaniy di Kitab Hujjatullah 'Alal 'Aalamin hal 133 - 166 . Dan
mulai dari situlah, maka umat Islam mendapati kemenangan demi kemenangan
dalam menegakkan dan memperjuangkan ajaran- ajaran Baginda Nabi Muhammad
SAW.
Dan di sini kami ingin melanjutkan tentang riwayat Nur Baginda Nabi Muhammad
SAW, dimulai dari diletakkannya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW di punggungnya
Nabi Adam AS hingga lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW, dan tentang betapa
agungnya penghormatan Nabi Adam AS kepada Nur Baginda Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Nabi Adam AS telah mendapati
keistimewaan- keistimewan berkat Nur Baginda Nabi Muhammad SAW. Diantaranya
disahkannya pernikahan Beliau dengan Ibu Hawwa' dengan mahar mengucapkan
sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan diterimanya taubat Beliau
oleh Allah SWT berkat tawassul kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Oleh sebab itulah demi memuliakan Nur agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang
ada dalam dirinya, maka setiap Nabi Adam AS akan berhubungan dengan Ibu
Hawwa' maka Beliau bersuci terlebih dahulu, memakai wangi-wangian dan
memerintahkan Ibu Hawwa' untuk melakukan hal yang sedemikian rupa.
Dan suatu saat Nur tersebut benar-benar telah pindah dalam diri Ibu Hawwa',
sehingga kecantikan Ibu Hawwa' tambah bersinar luar biasa. Tidak lama kemudian
Beliau melahirkan anak laki-laki dan diberinya nama Syits. Dan Nur tersebut telah
pindah dalam diri Nabi Syits AS.
Dengan adanya Nur yang terlihat oleh Nabi Adam AS di muka Nabi Syits, maka Nabi
Adam AS selalu memperhatikan dan menjaga Nabi Syits AS, demi memuliakan dan
mengagungkan Nur Nabi Muhammad SAW yang ada dalam diri Nabi Syits AS
tersebut.
Setelah Nabi Syits AS dewasa dan Nabi Adam AS merasa telah dekat ajalnya untuk
menghadap kepada Allah SWT, maka Beliau Nabi Adam AS memanggil putranya
(Nabiyyullah Syits AS) dan memberikan wasiat/amanat kepadanya; "

17

"Wahai Anakku (Syits), Sesungguhnya Allah SWT telah mengambil perjanjian


kepadamu untuk senantiasa menjaga "Nur Agung Nabi Muhammad SAW', janganlah
engkau letakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya".
Maka Nabi Syits AS menjaga teguh amanat tersebut dengan menikah dengan
seorang wanita yang paling suci saat itu yang bernama Baidlo'. Dan setelah
dianugerahi putra, maka Beliau Nabi Syits AS memberikan wasiat kepada putranya
agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci nan
mulia nasabnya. Demikian pula putranya melakukan hal yang sama hingga Nur Agung
tersebut sampai pada Nabi Idris AS. Dan Nabi Idris AS juga melakukan hal yang sama,
Beliau AS mewasiatkan kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut
kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Hingga sampailah Nur
Agung tersebut pada Nabi Nuh AS.. Begitu pula Nabi Nuh AS, Beliau juga melakukan
hal yang sama. Beliau berwasiat kepada putra Beliau (Sam) untuk menjaga Nur
tersebut, dan jangan diletakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia
nasabnya. Dan Sayyidina Sam putra Nabi Nuh AS juga mewasiatkan kepada putranya
sebagaimana wasiat tersebut di atas, hingga sampailah silsilah mata rantai Nur
Agung Baginda Nabi Muhammad SAW kepada Nabi Ibrahim AS.. Dan kemudian dari
Nabi Ibrahim AS, Nur tersebut turun kepada Nabi Ismail AS.. Dan Nabi Ismail AS juga
telah menjaga teguh Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW tersebut, Beliau
telah mewasiatkan kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung Baginda
Nabi Muhammad SAW kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya.
Maka, wasiat tersebut senantiasa terpelihara secara berkesinambungan. Dan Nur
Agung Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa berpindah dari seorang ayah yang
suci nan agung, ke ibu yang paling suci nan mulia nasabnya, dengan ikatan
pernikahan islami yang diridloi Allah SWT. Hingga sampailah perjalanan Nur Agung
tersebut kepada Sayyidina 'Adnan. Dari Sayidina 'Adnan ke Sayyidina Ma'ad. Dari
Sayyidina Ma'ad ke Sayyidina Nizar.
Dan telah diriwayatkan dalam kitab Hujjatullah 'Alal 'Alamin hal 218 bahwa tatkala
Sayyidina Nizar mengetahui bahwa dalam dirinya bersemayam Nur Agung Baginda
Nabi Muhammad SAW, maka Beliau Sayyidina Nizar sangat bahagia sekali, sehingga
beliau menyembelih hewan kurban yang sangat banyak untuk disedekahkan kepada
umat pada masa itu. Dan begitu pula Sayyidina Nizar telah berwasiat kepada
Sayyidina Mudlor (putranya). Dan Sayyidina Mudlor juga berwasiat kepada putranya
hingga sampailah Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW tersebut kepada
Sayyidina Hasyim.
https://www.facebook.com/notes/forsil-aswaja-nusantara/0346kajian-kitab-nurul-musthofa-jld-i-bgiii/356903404448056
https://m.facebook.com/groups/221287434676321?view=permalink&id=355865701218493&ref
=bookmark&_rdr#355868541218209
18

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Guru kami Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid 1 bagian 4
----Sampai di sinilah akhirnya berkumandang kabar gembira di seluruh penjuru dunia,
bahwa sudah dekat saat datangnya Nabi akhir zaman, Seorang Nabi yang diutus Allah
SWT untuk seluruh umat manusia, seorang Nabi yang Agung nan mulia yang
sempurna kepribadiannya dan agung budi pekertinya, yang sangat santun dan
menyayangi umatnya dan yang paling dimuliakan dan disayangi Allah SWT, yakni
Baginda Nabi Muhammad SAW.
Maka berita tersebut telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dan menggemparkan
jagad. Hingga para ahli kitab dari kaum Yahudi dan Nashrani berebut ingin
mendapati silsilah mata rantai Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW tersebut.
Mereka berbondong-bondong mendatangi Sayyidina Hasyim dan berebut untuk
menawarkan anak gadis mereka yang sangat cantik jelita agar dipersuntingnya.
Namun Sayyidina Hasyim tidak menerima mereka semua karena teguh memegang
amanat wasiat nenek moyangnya agar jangan meletakkan Nur Agung Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya.
Hingga sampailah berita tersebut ke Kaisar Romawi. Maka Kaisar tersebut mengutus
delegasi untuk memanggil Sayyidina Hasyim dengan tujuan untuk dinikahkan dengan
putrinya yang sangat cantik jelita. Tidak ada tujuan lain kecuali dia ingin mendapati
Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW, karena data-data yang akurat dan otentik
tentang Nur Nabi akhir zaman telah mereka ketahui dari ulama ahli kitab yahudi dan
nashrani bahwa Nur Agung tersebut telah berada dalam diri dan kepribadian
Sayyidina Hasyim. Akan tetapi Sayyidina Hasyim dengan tegas menolaknya dan
berkata;

Yang artinya kurang lebih;
"Demi Allah, Dzat yang telah melimpahkan kemuliaan kepadaku melebihi seluruh
penghuni alam semesta. Sungguh aku tidak akan menikah kecuali dengan seorang
wanita yang paling suci nan mulia nasabnya (sebagaimana wasiat nenek moyangku
terdahulu)"
Maka, sesuai petunjuk amanat yang Beliau dapati, akhirnya Beliau menikah dengan
seorang wanita yang paling suci nan mulia nasabnya pada masa itu. Dari pernikahan
tersebut lahirlah Sayyidina Abdul Muthalib. Maka pindahlah Nur Agung Baginda Nabi
Muhammad SAW kepada Sayyidina Abdul Muthalib. Dan Nur Agung Baginda Nabi
Muhammad SAW sangat terlihat bercahaya terang benderang dari dahi Sayyidina
Abdul Muthalib. Dan bau harum semerbak senantiasa keluar menyebar dari diri
beliau. Semua itu adalah berkat Nur Baginda Nabi Muhammad SAW.
19

Dan sesungguhnya berkat Nur Baginda Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Abdul
Muthalib senantiasa dikabulkan doanya oleh Allah SWT. Maka orang-orang Quraisy,
setiap mereka ditimpa kemarau panjang (paceklik) mereka berduyun-duyun
mendatangi Sayyidina Abdul Muthalib.
Akhirnya dengan dipimpin Sayyidina Abdul Muthalib mereka naik ke gunung Tsabir.
Disitulah mereka bermunajat memohon Belas Kasih Sayang Allah SWT agar
melimpahkan hujan kepada mereka. Akhirnya Allah SWT mengabulkan permohonan
mereka dengan menurunkan hujan yang deras berkat Nur Agung Baginda Nabi
Muhammad SAW yang berada pada diri Sayyidina Abdul Muthalib.
Beliau Sayyidina Abdul Muthalib juga sebagai hakim di kalangan kaum Quraisy.
Keputusan- keputusan beliau sangat diterima dan dihormati oleh mereka. Setiap ada
masalah, rujukan utama mereka adalah Sayyidina Abdul Muthalib agar memberikan
petunjuk dan keputusan untuk menyelesaikan segala urusan mereka. Beliau juga
dikenal sebagai pemuda yang tekun beribadah. Berulang kali Beliau senantiasa
khalwat (menetap sendirian) di Gua Hira'. Di situ Beliau selalu bersyukur kepada
Allah SWT yang telah menganugerahinya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dalam
dirinya dan Beliau juga selalu bermunajat kepada Allah SWT dan memuncakkan
tafakkur tentang kemuliaan dan keagungan Dzat Pencipta alam semesta Allah Rabbul
'Alamin.
Beliau juga senantiasa beramar ma'ruf nahi munkar kepada kaumnya sesuai dengan
ajaran Nabi Ibrahim AS.. Sehingga mereka senantiasa memuliakan dan
mengagungkannya. Hingga suatu ketika Beliau Sayyidina Abdul Muthalib mendapati
petunjuk dari Allah SWT (lewat mimpi) agar Beliau menikah dengan Sayyidatina
Fatimah binti Amr seorang wanita yang paling suci nan mulia nasabnya pada masa
itu. Dari pernikahan tersebut, maka lahirlah Sayyidina Abdullah ayahanda Baginda
Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana yang telah diterangkan di kitab Madarijush Shu'ud hal 10 bahwa
sesungguhnya Sayyiduna Abdullah Ayahanda Baginda Nabi Muhammad SAW adalah
sangat cepat perkembangannya. Dalam jangka waktu sehari sudah seperti bayi usia
satu bulan. Dan dalam jangka sebulan sudah seperti bayi berusia setahun. Sehingga
hal itu menakjubkan semua orang, baik yang ada di perkotaan ataupun di pelosok
desa yang paling dalam. Setiap orang yang memandang kepada Beliau, selalu
berdecak kagum melihat kemilau cahaya yang anggun berwibawa dari mukanya dan
keajaiban- keajaiban yang melimpah kepada Beliau. Postur tubuhnya yang
sempurna, ketampanan mukannya yang mempesona, dan kesantunannya yang
penuh wibawa, telah menjadikan para gadis terpikat hatinya. Laksana Nabi Yusuf AS
pada zamannya dahulu yang digandrungi oleh semua wanita karena ketampanannya
yang mempesona dan sempurna. Maka Beliau Sayyiduna Abdullah adalah seorang
lelaki yang paling sempurna diri dan kepribadiannya pada masa itu. Sebagaimana
20

dikatakan oleh Syeikh Ahmad Bin Zaini Dahlan di kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah
juz 2 hal 42;
42 :


Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa Sesunguhnya Sayyiduna Abdullah adalah insan yang paling sempurna diri
dan pribadinya(pada masa itu). Dari muka Beliau nampak jelas berkemilau cahaya
"Nur" Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan tidak sedikit para wanita yang terpikat
hatinya kepada Beliau"
Dahsyatnya pesona dan kesempurnaan pribadi Sayyiduna Abdullah ayahanda
Baginda Nabi Muhammad SAW, bukan hanya terkenal di kalangan suku Quraisy saja.
Bahkan para ulama ahli kitab di Syam Palestina juga mengakuinya. Sehingga setiap
ada orang dari suku Quraisy bersinggah di tempat mereka, selalu diberi wasiat
bahwa Nur yang ada pada diri Sayyiduna Abdullah, sesungguhnya adalah Nur Nabi
akhir zaman, yakni Baginda Nabi Muhammad SAW. Tujuan utama dari wasiat
tersebut adalah agar senantiasa dijaga Nur Baginda Nabi Muhammad SAW yang ada
pada diri Sayyiduna Abdullah tersebut dan dilindungi dari orang-orang yang hasud
dan orang-orang yang ingin mencelakakannya. Sebagaimana telah diterangkan oleh
Syeikh Yusuf bin Ismail An- Nabhani di kitabnya Hujjatullah 'Alal 'Alamin hal 220 ;

219 :



Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa sesungguhnya para ulama ahli kitab di Syam (Palestina) telah mengetahui
Nur Baginda Nabi Muhammad SAW pada diri Sayyiduna Abdullah. Setiap ada
penduduk Makkah bersinggah di tempat mereka selalu diberi wasiat olehnya dengan
berkata ;
..........Ketahuilah oleh kalian semua wahai kaum Quraisy, kemilau cahaya yang ada
pada diri Abdullah sesungguhnya adalah Nur Nabi akhir Zaman Baginda Nabi
Muhammad SAW yang akan datang membawa agama tauhid untuk meng-Esakan
Allah Rabbul 'Alamin".
Maka, tatkala Beliau Sayyiduna Abdullah genap berusia 18 tahun, Beliau diajak oleh
ayahandanya (Sayyiduna Abdul Muthalib) untuk dinikahkan dengan Sayyidatuna
Aminah binti Wahab seorang wanita yang paling suci dan paling mulia nasabnya
pada saat itu. Namun di tengah perjalanan mereka berdua bertemu dengan
serombongan wanita yang cantik jelita. Serentak semuanya berebutan untuk
21

menawarkan dirinya kepada Sayyiduna Abdullah. Namun Sayyiduna Abdullah tidak


bersedia, karena Beliau teguh memegang amanah untuk tidak menikah kecuali pada
wanita yang paling suci dan mulia nasabnya. Dan bahkan ada juga seorang wanita
ahli kitab yang bersedia untuk mempersembahkan 100 onta asal Sayyiduna Abdullah
mau pada wanita tersebut. Tetapi dengan tegas Sayyiduna Abdullah tetap menolak
semua ajakan dan tawaran tersebut. Beliau tetap teguh untuk menjaga kesucian dan
kemuliaan yang ada pada dirinya, dan akhirnya Beliau menikah dengan Sayyidatuna
Aminah binti Wahab, seorang gadis yang paling suci nan mulia nasabnya pada masa
itu. Maka, pindahlah Nur Baginda Nabi Muhammad SAW dari ayahanda tercinta
Sayyiduna Abdullah ke dalam kandungan ibundanya tercinta Sayyidatuna Aminah
Binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah.
Kesucian nasab yang telah Allah SWT jaga sejak Nabi Adam AS hingga Sayyiduna
Abdullah tersebut, semata-mata adalah suatu penghormatan besar dari Allah SWT
dan Belas Kasih Sayang- Nya kepada kekasih-Nya Baginda Nabi Muhammad SAW.
Semuanya melalui proses pernikahan islami yang diridloi Allah SWT. Sebagaimana
yang disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir juz 2 hal403 ;

403


Yang artinya kurang lebih;
"Diriwayatkan dari Sayyidina Ali Karromallahu Wajhah, bahwa sesungguhnya Baginda
Nabi Muhammad SAW bersabda; "Sesungguhnya aku (Nabi Muhammad SAW,)
adalah terlahir dari orang-orang suci nan mulia nasabnya melalui pernikahan yang
sah (diridloi Allah SWT). Sejak Nabi Adam AS hingga kedua orang tuaku (Sayyid
Abdullah dan Sayyidah Aminah), semuanya melalui pernikahan yang sah (diridloi
Allah SWT), tidak ada sedikitpun yang menyimpang".
Dan sesungguhnya dengan adanya berbagai macam peristiwa luar biasa yang dialami
oleh Sayyiduna Abdullah tersebut, semata-mata adalah sebagai tanda yang sangat
jelas terang- benderang atas dekatnya waktu kedatangan Baginda Nabi Muhammad
SAW.

22

Sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Hafidh Abu Na'im Al-Ashfahani di kitabnya


Dala'ilun Nubuwwah Juz 1 hal167 ;

167 :



.
Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa sesungguhnya segala keajaiban yang ada pada diri Sayyiduna Abdullah
sampai para ahli kitab menginginkan Nur yang ada pada diri beliau, serta
tersohornya kabar berita Nur tersebut di kitab-kitab terdahulu, semata-mata
hanyalah sebagai tanda-tanda yang jelas dan bukti yang konkrit atas Kenabian
Baginda Nabi Muhammad SAW".
https://www.facebook.com/notes/forsil-aswaja-nusantara/0347kajian-kitab-nurul-musthofajld-i-bg-iv/356903844448012

https://m.facebook.com/groups/221287434676321?view=permalink&id=35596
8694541527&_rdr

23

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Guru kami Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid 1 bagian 5.
----Bahwa sesungguhnya, manakala Sayyidatuna Aminah Binti Wahab mengandung
Baginda Nabi Muhammad SAW. Seketika itu pula terjadilah berbagai macam
keajaiban-keajaiban dunia yang menggemparkan jagad. Segala peristiwa tersebut,
bukan hanya di daratan dan lautan saja. Bahkan di alam malakut lebih dahsyat dan
menakjubkan.
Konkritnya adalah pada malam Jumu'ah bulan Rajab, detik itulah momen yang paling
bersejarah bagi seluruh umat manusia. Saat itulah terjadi perpindahan Nur Agung
Baginda Nabi Muhammad SAW dari Sayyiduna Abdullah ke dalam kandungan
Sayyidatuna Aminah. Maka, pada malam itulah datang perintah dari Allah SWT
kepada malaikat Ridlwan agar membuka seluruh pintu sorga dan Allah SWT
perintahkan kepada malaikat-Nya untuk mengumandangkan seruan telah tiba saat
datangnya Nabi Akhir zaman Baginda Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang
diterangkan oleh Syeikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani di kitabnya Hujjatullah 'Alal'Alamin hal 226 dan 223 ;

226 :



.
Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa sesungguhnya manakala Allah SWT menghendaki untuk mewujudkan
Baginda Nabi Muhammad SAW dalam kandungan ibundanya pada malam Jumu'ah
bulan Rajab, maka Allah SWT perintahkan kepada malaikat Ridlwan (penjaga sorga)
agar membuka seluruh pintu sorga dan berkumandanglah seruan di langit dan di
bumi;
..........(Wahai seluruh makhluk, perhatikanlah oleh kalian semua)..Sesungguhnya Nur
Agung Baginda Nabi Muhammad SAW sekarang telah berada dalam kandungan
ibundanya. Kelak, Beliaulah yang akan muncul sebagai Nabi yang membawa petunjuk
dan pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan kepada umat manusia".
Maka, seketika itu juga seluruh binatang yang ada di laut, di daratan, dan di angkasa
saling memberi kabar gembira kepada temannya masing-masing. Yang di barat lari
ke timur, yang di timur lari ke barat, yang di utara lari ke selatan dan yang di selatan
lari ke utara untuk saling membawa berita gembira. Yang lebih menakjubkan lagi
adalah binatang-binatang yang ada di sekitar Makkah, seperti kuda, onta, rusa dan
24

lain sebagainya bisa mengucapkan dengan bahasa arab yang fasih, sehingga orangorang pada masa itu sangat takjub melihat peristiwa langka tersebut. Perkataan
hewan-hewan tersebut adalah ;

"Sungguh demi Allah SWT Dzat yang menguasai Ka'bah, saat ini Baginda Rasulullah
SAW telah berada dalam kandungan ibundanya. Beliaulah yang kelak akan membawa
kedamaian di muka bumi ini dan Beliaulah yang akan menerangi umat dengan
ajaran-ajarannya..."
Dan saat itu pula, serentak seluruh singgasana para penguasa, raja dan kaisar
sedunia, semuanya jatuh dan terjungkal ke bawah, sehingga para penguasa tersebut
tercekat kebingungan, diam seribu bahasa dan tidak bisa berkata apa-apa seharian
penuh. Begitu pula seluruh patung-patung sedunia terjungkal jatuh berantakan. Para
dukun-dukun seketika lenyap ilmu mereka, tak bisa menebak/meramal sesuatu
dengan benar. Dan dari bulan ke bulan senantiasa terdengar seruan malikat yang
berkumandang di langit dan di bumi untuk memberi berita gembira kepada seluruh
makhluk-makhluk Allah SWT..........

.......Berbahagialah kalian semua wahai seluruh makhluk Allah SWT...Sungguh
Baginda Nabi Muhammad SAW sebentar lagi akan datang ke dunia untuk membawa
keberkahan dan Rahmat dari Allah SWT bagi semesta alam.....
Dan sebagaimana yang disebutkan oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan dalam
kitabnya As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hal 45 bahwa pada masa dikandungnya
Baginda Nabi Muhammad SAW oleh ibundanya adalah masa keemasan bagi suku
Quraisy saat itu. Sebelumnya mereka dalam masa paceklik dan kesulitan bahan
makanan yang luar biasa. Namun begitu Baginda Nabi Muhammad SAW sudah
berada dalam kandungan ibundanya, seketika kondisi perekonomian berubah
total 180 derajat.
Rakyat Quraisy mengalami kemakmuran dan kemudahan yang menakjubkan. Megamega putih yang berarak-arakan dan menurunkan rintik-rintik air hujan yang
membawa kesuburan, angin sepoi-sepoi basah yang membawa kesejukan, dan
lukisan cahaya kilat yang berkilauan menyinari dan menghiasi angkasa raya. Sehingga
pepohonan dan tanam- tanaman tumbuh subur di mana- mana, sungai-sungai
dipenuhi air yang mengalir, dan hewan- hewan piaraan menjadi gemuk dan deras air
susunya. Maka, semakin lengkaplah kemakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan
penduduk Makkah saat itu. Bahkan serentak dengan ijin Allah SWT, pada tahun itu,
tidak ada wanita yang hamil anak perempuan, semuanya dianugerahi Allah SWT
hamil anak laki-laki, sebagai perhormatan Allah SWT kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW.

25

Dan sebagaimana disebutkan oleh Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu Hajar Al-Haitami
di kitabnya An-Ni'matul Kubra 'Alal-'Aalam hal 44 bahwa;
......."Ibunda Rasulullah Muhammad SAW berkata; Sesungguhnya tatkala aku
mengandung putraku tercinta (Rasulullah Muhammad SAW), pada bulan pertama
tepatnya pada Bulan Rajab Al-Asham, suatu malam di saat aku terlelap tidur, tibatiba datang kepadaku seorang laki-laki yang indah wajahnya, semerbak harum
baunya dan diliputi cahaya yang berkemilauan.
Dan dia berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad SAW. Salam
sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu". Aku lantas bertanya;
"Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab; "Sesungguhnya aku adalah Nabi
Adam AS bapaknya seluruh umat manusia". Dan dia memberi berita gembira
kepadaku dengan berkata;

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah
mengandung Nabi Agung Junjungan seluruh umat manusia......
Pada bulan yang kedua, datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan
berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad SAW wahai Utusan Allah
SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu". Aku lantas
bertanya; "Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab; "Sesungguhnya aku adalah
Nabi Syits AS" Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah
mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT ilmu ta'wil dan AlHadis...
Sesungguhnya, sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Madarijush-Shu'uud hal
12 bahwa; manakala Sayyidah Aminah sudah genap hamil 2 bulan, ayahanda tercinta
Baginda Nabi Muhammad SAW Sayyiduna Abdullah wafat di Madinah. Seketika para
malaikat berkata kepada Allah SWT; "Ya Allah Tuhan dan Sesembahan kami, Nabi
terkasih-Mu sekarang telah yatim, tidak punya ayah".

26

Maka, Allah SWT Berfirman menjawab para malaikat tersebut;



"Ketahuilah olehmu wahai para malikat. Sesungguhnya Aku (Allah SWT) sendiri yang
akan menjaga, melindungi dan merawatnya, Serta akan Aku limpahkan bantuan
/pertolongan dan rezeki kepadanya. Dan Aku sendiri pula yang akan mencukupi(
segala urusannya). Maka, panjatkanlah selalu oleh kalian sholawat kepadanya dan
dapatkanlah keberkahan bagi kalian dengan berwasilah menyebut namanya"
Pada bulan kehamilan yang ketiga datang pula seorang laki- laki yang sedemikian
rupa dan berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Nabi
Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu". Aku lantas
bertanya; "Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab; "Sesungguhnya aku adalah
Nabi Idris AS" Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah
mengandung Nabi Agung yang kelak menjadi pemimpin yang sangat agung.

https://www.facebook.com/notes/forsil-aswaja-nusantara/0348-kajian-kitabnurul-musthofa-jdl-i-bg-v/356904614447935
https://m.facebook.com/groups/221287434676321?view=permalink&id=35607
3484531048&lul&_rdr

27

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Guru kami Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid 1 Bagian 6
-----Pada bulan yang keempat datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan
berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Kekasih Allah SWT.
Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu". Aku lantas bertanya;
"Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab; "Sesungguhnya aku adalah Nabi Nuh
AS" Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah
mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT pertolongan dan
kemenangan besar.
Pada bulan yang kelima datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan
berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Pilihan Allah SWT.
Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu". Aku lantas bertanya;
"Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab;
"Sesungguhnya aku adalah Nabi Hud AS" Dan dia memberi berita gembira kepadaku
dengan berkata;

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah
mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT syafa'at yang agung pada
hari kiamat.
Pada bulan yang keenam datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan
berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Rahmat Allah SWT.
Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu". Aku lantas bertanya;
"Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab; "Sesungguhnya aku adalah Nabi
Ibrahim AS" Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah
mengandung Nabi yang diagungkan Allah SWT...
Pada bulan yang ketujuh datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan
berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Nabi yang dipilih
Allah SWT. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu". Aku lantas
bertanya; "Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab; "Sesungguhnya aku adalah
Nabi Ismail AS" Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

28

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah


mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT keunggulan dan
kesantunan yang sangat luar biasa........
Pada bulan yang kedelapan datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan
berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad wahai Pilihan Allah SWT.
Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah kepadamu". Aku lantas bertanya;
"Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab; "Sesungguhnya aku adalah Nabi Musa
putra Imran AS" Dan dia memberi berita gembira kepadaku dengan berkata;

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah
mengandung Nabi Agung yang kelak dianugerahi Allah SWT kitab suci Al-Qur'an.
Pada bulan yang kesembilan datang pula seorang laki-laki yang sedemikian rupa dan
berkata; "Selamat datang wahai Baginda Nabi Muhammad SAW, telah dekat waktu
kedatanganmu wahai Rasulullah. Salam sejahtera Allah SWT senantiasa melimpah
kepadamu". Aku lantas bertanya; "Siapakah engkau wahai tuan". Dia menjawab;
"Sesungguhnya aku adalah Nabi Isa putra Maryam AS" Dan dia memberi berita
gembira kepadaku dengan berkata;

Sungguh beruntung Engkau wahai Aminah, berbahagialah, sungguh engkau telah


mengandung Nabi yang sangat mulia dan Utusan Allah yang sangat agung. Rahmat
Belas Kasih Sayang Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya senantiasa melimpah
kepadanya. Sungguh, Allah SWT akan menjauhkan darimu segala kesengsaraan,
kepayahan dan juga akan memberimu segala kemudahan.
Dan Imam Al-Hafidh Abul Fida' Ibnu Katsir dalam kitabnya Al- Bidayah Wan-Nihayah
juz 1 hal 263 menyebutkan tentang ilham yang diberikan Allah SWT kepada Ibunda
tercinta Baginda Rasulullah SAW Sayyidah Aminah Binti Wahab;

163

-

.
Yang artinya kurang lebih;
"Sesungguhnya Ibunda tercinta Baginda Rasulullah Muhammad SAW berkata;
Tatkala aku mengandung putraku tercinta (Baginda Rasulullah SAW), datang seorang
utusan Allah SWT (malaikat) kepadaku, Dia berkata; Wahai Aminah, (beruntunglah
Engkau). Engkau telah mengandung Nabi Agung yang kelak menjadi Junjungan dan
Pemimpin seluruh umat manusia. Maka, apabila telah lahir kelak, berilah Beliau
29

nama "Muhammad". Karena di Kitab Suci Taurat dan Injil Beliau adalah bernama
Ahmad, insan sempurna yang dipuji oleh seluruh penghuni langit dan bumi. Dan di
Kitab Suci Al-Qur'an Beliau bernama Muhammad."
Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-Syafi'i di kitabnya An-Ni'matul
Kubraa 'Alal 'Aalam hal. 61 telah menyebutkan ;
Bahwa sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayyidah Aminah (bulan
Rabi'ul Awwal), saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin
dekat, Allah SWT semakin melimpahkan berbagai macam anugerahnya kepada
Sayyidah Aminah, mulai malam tanggal satu hingga malam tanggal 12 Bulan Rabi'ul
Awwal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW;
* Pada malam tanggal 1 Allah SWT melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman
yang luar biasa kepada Sayyidah Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan
dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
* Pada malam tanggal 2 datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar
lagi dirinya akan mendapati anugerah agung yang luar biasa dari Allah SWT.
* Pada malam tanggal 3 datang seruan memanggil kepadanya..."Wahai Aminah,
sudah dekat saatnya Engkau akan melahirkan Nabi Agung Rasulullah Muhammad
SAW yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah SWT".
* Pada malam tanggal 4 Sayyidah Aminah mendengar beraneka ragam tasbih para
malaikat secara nyata dan sangat jelas sekali.
* Pada malam tanggal 5 Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabiyyullah
Ibrahim AS Khalilullah.
* Pada malam tanggal 6 Sayyidah Aminah melihat cahaya Rasulullah SAW memenuhi
segala penjuru alam semesta.
* Pada malam tanggal 7 Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling
berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira, sehingga
kebahagiaan dan kedamaiannya semakin memuncak.
* Pada malam tanggal 8 Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimanamana, suara tersebut sangat jelas mengumandangkan...."Berbaha gialah wahai
seluruh penghuni alam semesta, telah dekat saat kelahiran Nabi Agung Kekasih Allah
SWT Pencipta alam semesta.."
* Pada malam tanggal 9 Allah SWT semakin mengucurkan limpahan Belas Kasih
Sayangnya kepada Sayyidah Aminah, sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah
atau sakit dalam diri dan jiwa Sayyidah Aminah.
* Pada malam tanggal 10 Sayyidah Aminah melihat tanah Khoif dan Mina ikut
bergembira ria menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW.
* Pada malam tanggal 11 Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi
ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.
30

Maka, pada malam 12 Bulan Rabi'ul Awwal, langit dalam keadaan cerah tanpa ada
mendung sedikitpun, saat itu Sayyid Abdul Muthalib sedang bermunajat kepada
Allah SWT di sekitar Ka'bah, dan Sayyidah Aminah sendirian di rumah, tanpa ada
seorangpun yang menemaninya, tiba-tiba Beliau Sayyidah Aminah melihat tiang
rumahnya terbelah, dan perlahanan-lahan muncul empat wanita yang sangat anggun
nan cantik jelita dan diliputi cahaya yang memancar berkemilauan serta semerbak
harum wewangian memenuhi seluruh ruangan. Tiba-tiba wanita pertama datang dan
berkata kepada Sayyidah Aminah;
........."Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita
yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau
akan melahirkan Nabi Agung junjungan alam semesta Baginda Nabi Muhammad
SAW. Kenalilah olehmu sesungguhnya aku ini adalah Hawwa' Ibunda seluruh umat
manusia. Aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu....
Kemudian Ibu Hawwa' duduk di samping kanan Sayyidah Aminah. Dan mendekat lagi
wanita yang kedua kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira
kepadanya;
........."Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita
yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau
akan melahirkan Baginda Nabi Muhammad SAW, seorang Nabi Agung yang
dianugerahi Allah SWT kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya. Nabi
Agung yang ilmunya sebagai sumber seluruh ilmunya para Nabi dan para kekasihnya
Allah SWT. Nabi Agung yang cahayanya meliputi seluruh alam. Dan ketahuilah
olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku ini adalah Sarah istri Nabiyyullah Ibrahim
As, aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu."
Kemudian Sayyidah Sarah duduk di sebelah kiri Sayyidah Aminah. Maka, wanita
ketigapun kemudian mendekat dan menyampaikan berita gembira kepadanya;
........."Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita
yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau
akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW Kekasih Allah SWT yang
paling agung, dan insan sempurna yang paling utama mendapati pujian dari Allah
SWT dan dari seluruh makhuk-Nya. Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku adalah
Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu".
Kemudian sayyidah Asiyah binti Muzahim tersebut duduk di belakang Sayyidah
Aminah. Sejenak Sayyidah Aminah semakin kagum, karena wanita yang ke empat
adalah lebih anggun berwibawa dan memiliki kecantikan luar biasa. Kemudian
mendekat kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira;
........."Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita
yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau. Sebentar lagi engkau
akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang dianugerahi Allah
31

SWT berbagai macam mukjizat yang sangat agung dan sangat luar biasa, Beliaulah
junjungan seluruh penghuni langit dan bumi, hanya untuk Beliau semata segala
bentuk Sholawat (Rahmat Ta'dhim) Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya yang
sempurna. Ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam
Ibunda Nabiyyullah Isa AS. Kami semua ditugaskan Allah SWT untuk menemanimu
demi menyambut kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Kemudian Sayyidah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS duduk mendekatkan diri di
depan Sayyidah Aminah.
Maka, keempat wanita suci mulia nan agung di sisi Allah SWT tersebut kemudian
merapat dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Muhammad SAW Sayyidah Aminah
Binti Wahab, sehingga Ibunda Rasulullah SAW semakin memuncak rasa kedamaian
dan kebahagiaan dalam jiwanya. Kebahagiaan dan keindahan yang dialami oleh
Ibunda Rasulullah SAW saat itu, tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata.
Dan peristiwa demi peristiwa yang sangat agung, semakin Allah SWT limpahkan demi
penghormatan besar kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Keajaiban berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok
manusia bercahaya saling berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayyidah
Aminah dan mereka memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah SWT dengan
berbagai macam bahasa yang berbeda-beda.
Detik berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan
terlihat oleh Beliau berbagai macam bintang-bintang di angkasa raya yang sangat
indah berkilauan yang saling berterbangan di langit ke segenap penjuru angkasa yang
sangat cerah dipenuhi cahaya.
Maka, detik berikutnya adalah Allah SWT perintahkan kepada Malaikat Ridlwan
penjaga sorga agar mengomando semua bidadari sorga supaya berdandan rapi
cantik jelita dan memakai segala macam bentuk perhiasan kain sutera dengan
bermahkotakan emas, intan permata yang gemerlapan dan menebarkan wewangian
sorga yang harum semerbak ke segala arah demi menyambut kedatangan Baginda
Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, Allah SWT limpahkan mandat khusus kepada Malaikat Jibril AS untuk
mengemban tugas agung dalam momen yang paling agung dan bersejarah bagi
seluruh makhluk Allah SWT, Firman Allah SWT kepadanya;




Yang artinya kurang lebih;
"Hai Jibril, serukanlah kepada seluruh arwah suci para Nabi, para Rasul dan para Wali
agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad SAW.
32

Hai Jibril, bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat Al-Qurb dan
Al-Wishal kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang memiliki Nur dan Maqam luhur
di Sisi-Ku. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Malik agar menutup semua pintu neraka.
Hai Jibril, perintahkanlah kepada Ridlwan agar membuka seluruh pintu sorga. Hai
Jibril, pakailah olehmu Hullah Ar-Ridlwan (pakaian khusus yang diliputi Keridloan-Ku)
demi menyambut Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, turunlah ke
bumi dengan membawa seluruh pasukan malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para
Malaikat Karubiyyin, para Malaikat yang selalu mengelilingi 'Arasy, suruh mereka
semua turun ke bumi dan berbaris rapi demi memuliakan dan mengagungkan
kedatangan Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, kumandangkanlah
seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ke tujuh dan di segenap penjuru bumi
hingga lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa
sesungguhnya...Sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi akhir zaman, Nabi
Agung kekasih Allah SWT, Baginda Nabi Muhammad SAW.............
https://m.facebook.com/groups/221287434676321?view=permalink&id=35662
8917808838
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=456832484442260&id=10000346538
2298

33

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid 1 Bagian 7
-----Kemudian seketika itu pula Malaikat Jibril AS secepat kilat langsung melaksanakan
seluruh mandat khusus dan agung dari Allah SWT tersebut. Serentak Beliau bawa
seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung- gunung
Makkah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Makkah. Sayap-sayap mereka
terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa. Dan saat itu pula
seluruh hewan- hewan yang ada di segenap penjuru di bumi, di lautan dan di
angkasa bersuka cita demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Ibunda Rasulullah SAW Sayyidah Aminah berkata; Saat itu pula, dengan ijin Allah
SWT, bisa terlihat jelas olehku gedung- gedung yang ada di Syiria dan Palestina. Aku
juga melihat tiga pilar bendera yang dibawa oleh para malaikat. Yang satu
ditancapkan di jagad timur, yang satu ditancapkan di jagad barat dan yang satunya
lagi di atas Ka'bah Baitullah. Dalam keadaan yang dipenuhi oleh misteri segala
keajaiban yang sedemikian rupa, seketika pula datang serombongan burung-burung
bercahaya yang indah memenuhi ruanganku, datang silih berganti. Paruh dan
sayapnya adalah berupa mutiara zamrud dan yaqut yang indah sekali. Burungburung tersebut menebarkan berbagai macam mutiara dan permata yang beraneka
ragam indahnya di ruanganku. Setelah itu mereka serentak memanjatkan puja puji
dan tasbih kepada Allah SWT. Dan aku lihat pula para malaikat datang
bergerombolan dan silih berganti sambil membawa mabkharah (tempat dupa)
berupa emas merah dan emas putih yang berisikan dupa-dupa wewangian sorga
yang semerbak harum baunya memenuhi seluruh jagad raya, sambil bergemuruh
suara mereka mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Agung Rasulullah
Muhammad SAW.
Seketika itu pula aku lihat bulan terbelah di atasku laksana qubah, dan bintangbintang gemerlapan berjajar rapi di atas kepalaku laksana mata rantai emas intan
permata. Dan tiba-tiba telah ada di sisiku secangkir minuman putih bening melebihi
susu. Seketika aku meminumnya, dan terasa nikmat sekali, kelezatan manisnya
melebihi gula dan madu, dan kesejukkannya melebihi salju (es). Maka seketika
lepaslah segala dahagaku. Sangat terasa nikmat, segar dan lezat sekali yang belum
pernah aku rasakan sebelumnya. Seketika cahaya yang luar biasa meliputi diriku.
Kemudian, datanglah burung putih berkilauan cahaya mendekati dan mengusapkan
sayapnya pada diriku. Saat itulah tanda-tanda kelahiran mulai aku rasakan dan aku
bersandar pada para wanita yang ada di sekelilingku. Seketika lahirlah Nabi Agung
akhir zaman, Kekasih Allah SWT yang sempurna, Rasulullah Muhammad SAW, dan
saya tidak melihat kecuali hanya sinar cahaya yang sangat agung. Tidak lama
34

kemudian, aku melihat putraku (Rasulullah Muhammad SAW) telah berada di


sampingku terselimuti dengan sutera putih di atas hamparan sutera hijau dalam
keadaan sujud mengiba ke hadirat Allah SWT dengan mengangkat jari telunjuknya.
Dan saya mendengar Beliau Rasulullah SAW mengucapkan ;

.........."Allah Maha Besar dengan segala Keagungan-Nya, Segala Puji bagi Allah atas
segala anugerah-Nya, Maha Suci Allah kekal abadi selama-lamanya........."
Pada saat itulah semakin memuncak kegembiraan seluruh penghuni alam semesta.
Para Malaikat, Para Nabi, Para Wali, Para bidadari sorga, seluruh makhluk-makhluk
Allah SWT yang ada di daratan, di lautan di angkasa dan bahkan bumi, laut, udara,
bintang-bintang, bulan, matahari, langit, kursiy dan Arasy, seluruhnya benar-benar
meluapkan kegembiraan dan memuncakkan Sholawat Ta'dhim kepada Kekasih Allah
SWT, Nabi Akhir Zaman, Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Dan bahkan Ka'bah
Baitullah ikut bergetar selama 3 hari berturut-turut karena bahagia dan bangga
menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Maulid Ad- diba'iy Lil Imam Abdur
Rahman Ad-Diba'iy hal 192 dan 193 ;


Yang artinya kurang lebih;
"Sesungguhnya (pada saat kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW), 'Arasy seketika
gentar hebat luar biasa meluapkan kebahagiaan dan kegembiraannya, dan Kursiy
juga semakin tambah kewibawaan dan keagungannya, dan seluruh langit dipenuhi
cahaya yang bersinar terang dan para malaikat seluruhnya serentak bergemuruh
memanjatkan tahlil, tamjid dan istighfar kepada Allah SWT dengan mengucapkan;

Yang artinya kurang lebih;
"Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan kecuali Allah, Allah Maha
Besar, saya beristighfar (memohon ampun) kepada Allah SWT.."
Sesungguhnya dengan keagungan Beliau Baginda Rasulullah Muhammad SAW di sisi
Allah SWT, maka Allah SWT telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya yang
agung yakni Malaikat Jibril, Malaikat Muqarrabin, Malaikat Karubiyyin, Malaikat yang
selalu mengelilingi Arasy dan lainnya agar serentak berdiri pada saat detik-detik
kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW dengan memanjatkan Tasbih, Tahmid,
Tahlil, Takbir, dan Istighfar kepada Allah SWT.
Semua fenomena keajaiban- keajaiban agung yang terjadi pada saat detik-detik
kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW yang diwujudkan oleh Allah SWT, sematamata hanya menunjukkan kepada semua makhluk-makhluknya Allah SWT bahwa

35

Baginda Nabi Muhammad SAW adalah makhluk yang paling dicintai-Nya, makhluk
yang paling agung dan mulia derajatnya di sisi-Nya.
Dan riwayat-riwayat semua yang tersebutkan di atas, bukan sekedar cerita belaka,
namun telah kami nukil data-datanya dari kitab-kitab para ulama ahlussunnah
waljama'ah yang sangat akurat dan otentik. Diantaranya adalah Kitab Al-Hawi Lil
Fatawi yang dikarang oleh Al- Imam Asy-Syaikh Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi
yang telah mengarang tidak kurang dari 600 kitab yang dijadikan marja' (pedoman)
bagi para ulama ahlussunnah waljama'ah dalam penetapan hukum-hukum syariat
Islam. Bahkan para ulama ahlussunnah waljama'ah telah sepakat menjuluki Beliau
dengan gelar 'Jalaaluddiin' yakni sebagai pilar keagungan agama Islam.
Bukan hanya dari kitab Beliau saja kami menukil, namun juga dari kitab-kitab para
ulama ahlussunnah waljama'ah lainnya yang juga telah disepakati dan dijadikan
sebagai sumber pedoman oleh para ulama. Diantaranya adalah Kitab Dalailun
Nubuwwah Lil Imam Al-Baihaqi, Kitab Dalailun Nubuwwah Lil Imam Abu Na'im AlAshfahaniy, Kitab An-Ni'matul Kubra 'Alal 'Aalam Lil Imam Syihabuddin Ahmad Ibnu
Hajar Al-Haitami, Kitab Sabiilul Iddikar Lil Imam Quthbul Ghouts Wad-Da'wah WalIrsyad Al-Habib Abdullah bin 'Alawi Al-Haddad, Kitab Al-Ghurar Lil Imam Al-Habib
Muhammad bin Ali bin Alawiy Khird Ba Alawiy Al- Husainiy, Kitab Asy-Syifa' Lil Imam
Al-Qadli 'Iyadl Abul Faidl Al- Yahshabiy, Kitab As-Siirah An- Nabawiyyah Lil Imam AsSayyid Asy-Syaikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy, Kitab Hujjatullah 'Alal 'Aalamin
Lis Syaikh Yusuf bin Ismail An- Nabhaniy...dan kitab-kitab lainya yang mu'tamad dan
mu'tabar (diakui dan dijadikan pedoman oleh para ulama).
Bagi para Ulama sholihin Ahlussunnah Waljama'ah telah sepakat untuk berdiri pada
saat bacaan Maulid Nabi Muhammad SAW telah tiba pada Mahallul Qiyam (detikdetik kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW). Mereka serentak berdiri demi
mengikuti jejak para Malaikat, jejak arwah para Nabi dan jejak arwah para Wali
untuk ta'dhim (mengagungkan) dan memuncakkan rasa cinta yang agung kepada
Baginda Nabi Muhammad SAW. Mereka luapkan rasa syukur yang memuncak ke
hadlirat Allah SWT atas nikmat/anugerah paling agung yang telah Allah SWT
limpahkan dengan mengutus Kekasih-Nya sebagai Rahmat (Belas Kasih Sayang-Nya)
untuk seluruh alam semesta. Mereka panjatkan puji- pujian yang agung kepada
Baginda Rasulullah Muhammad SAW dengan bahasa sastra yang indah dan suara
merdu yang dipenuhi dengan rasa rindu dan cinta yang tulus mulia kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW.
Maka, sungguh sangat mulia sekali bagi kita sebagai umat yang sangat dicintainya
untuk mengikuti jejak para ulama sholihin dengan serentak berdiri pada saat
Mahallul Qiyam demi menyambut kedatangan Kekasih Allah SWT yang sangat mulia,
Junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Sebagai wujud ta'dhim dan
kecintaan yang sangat tulus dari kita kepada Beliau Baginda Rasulullah Muhammad
36

SAW. Bukankah Beliau adalah Nabi kita yang sangat kita cintai...? Bukankah Beliau
adalah yang kelak akan memberi pertolongan kepada kita sehingga selamat dari
siksaan Allah SWT yang sangat pedih..? Bukankah Beliau adalah yang akan memberi
syafaat kepada kita sehingga kita bisa memperoleh keridloan Allah SWT yang agung
dan masuk ke dalam sorga-Nya yang dipenuhi dengan segala kenikmatan, keindahan
dan kebahagiaan yang kekal abadi selama-lamanya....? Karena Beliau Rasulullah
Muhammad SAW adalah Kekasih Allah SWT yang mana Allah SWT telah berjanji
untuk tidak menolak segala permintaan Beliau dan akan mengabulkan segala
permohonannya. Dan janji ini telah ditetapkan Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur'an,
Surat Adh- Dhuha ayat 5 ;
5 ) )
Yang artinya kurang lebih;
"Dan (sesungguhny) kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu (Nabi
Muhammad SAW), lalu (hati) kamu menjadi puas".
(Q.S. Adl-Dluha 5)

https://www.facebook.com/notes/forsil-aswaja-nusantara/0350-kajian-kitabnurul-musthofa-jld-i-bg-vii/356905477781182
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=457133381078837&id=10000346538
2298

37

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Guru kami Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid 1 Bagian 8
----Sungguh sangat beruntung kita sebagai umat Islam yang benar- benar mencintai
Baginda Nabi Muhammad SAW dengan setulusnya.
Maka, pada saat tiba ajal kita nanti, Baginda Nabi Muhammad SAW yang sangat kita
cintai akan menolong kita dengan memohon kepada Allah SWT agar ditetapkan iman
kita, diampuni segala dosa- dosa kita yang pernah kita lakukan dan diberi kemudahan
menghadapi sakaratul maut. Bukan sekedar itu saja, bahkan pada saat menghadapi
pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir di alam barzakh, Beliau akan menolong kita.
Dan berkat pertolongannya, seketika Allah SWT akan menjadikan kuburan kita
sebagai "Raudlatun Min Riyaadlil Jinaan", yakni sebagai taman diantara taman-taman
sorga. Begitu pula pada saat di padang Mahsyar, kita akan dipersilahkan untuk
meminum air telaganya dan bertemu dengan Beliau Baginda Nabi Besar Muhammad
Rasulullah SAW beserta para ahli baitnya, para sahabatnya, dan juga bersama para
wali Allah SWT, para orang- orang sholihin dan bersama pula dengan orang-orang
mukmin yang mencintainya. Dan seketika itu kita mendapati rasa aman. Tinggal
menunggu saat tiba waktunya untuk masuk sorga bersama Rasulullah SAW, secara
berbondong-bondong memasuki sorga Allah SWT yang dipenuhi dengan segala
kenikmatan, keindahan, kedamaian, dan kebahagiaan yang kekal abadi selamalamanya.
Bahwa sesungguhnya, besarnya perhatian Baginda Rasulullah Muhammad SAW
kepada kita, dan agungnya ketulusan mahabbah (Belas Kasih Sayang)nya yang
sempurna kepada kita, sehingga kita bisa mendapati limpahan Rahmat (Belas Kasih
Sayang) Allah SWT dan ampunan-Nya, adalah sangat banyak sekali data-data /
dalilnya disebutkan dalam Kitab Suci Al-Qur'an, Al-Hadis serta kitab-kitab para ulama
Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah. Sebagian diantara dalil-dalil tersebut adalah Firman Suci
Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur'anul Kariim Surat At- Taubah ayat128 ;
( 128 )
Yang artinya kurang lebih;
"Sesungguhnya telah datang kepada kalian Seorang Rasul (Nabi Muhammad SAW),
dari kaum kalian sendiri, (sungguh sangat) berat terasa olehnya (segala) penderitaan
kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas
kasihan lagi penyayang terhadap orang- orang mukmin.." (Q.S. At-Taubah 128 ).
Dan sebagaimana juga yang telah disebutkan oleh Syeikh Ibrahim Al-Bajuri dalam
kitabnya Syarah Nadlom Burdah lil-Imam Abu Said Al-Bushiri hal 62 yang
menerangkan Firman Qudsiy Allah SWT kepada Baginda Nabi Muhammad SAW
sebagai bisyarah (berita gembira) agung untuk umatnya........
38


Yang artinya kurang lebih;
"(Berbahagialah engkau wahai Nabi Muhammad SAW, Demi permohonan engkau
kepada-Ku), Sesungguhnya Aku (Allah SWT) sendiri yang akan senantiasa mencukupi
umatmu pada saat mereka masih hidup di dunia, dan pada saat mereka meninggal
dunia, dan pada saat mereka di alam barzakh, dan pada saat mereka dibangkitkan di
padang mahsyar.."
Dan juga telah disebutkan oleh Al-Imam Al-Habib Muhammad bin Ali bin Alawiy
Khird Ba Alawiy Al- Husainiy dalam kitabnya Al- Ghurar hal 473 bahwa ;

473


Yang artinya kurang lebih;
"Baginda Rasulullah Muhammad SAW bersabda; Bahwa sesungguhnya orang yang
sungguh-sungguh mencintaiku dan keluargaku dengan tulus, akan mendapati
limpahan Belas Kasih Sayang Allah SWT pada tujuh tempat yang situasi dan
kondisinya penuh dengan segala petaka yang dahsyat menakutkan, yaitu pada saat
menjelang ajal, pada saat di alam barzakh, pada saat bangkit dari kubur, pada saat
pembagian kitab catatan amal, pada saat hisab (pertanggung jawaban amal
perbuatan), pada saat mizan (ditimbangnya segala amal perbuatan), dan pada saat
shirat (melewati titian/ jembatan) di atas neraka menuju sorga".
Semua keutamaan ini, semata- mata adalah berkat permohonan Baginda Nabi
Muhammad SAW untuk umatnya yang benar-benar tulus mencintainya dan juga
cinta kepada ahli bait dan shahabatnya. Dan begitu pula disebutkan dalam kitab dan
halaman yang sama;

Yang artinya kurang lebih;
"(Baginda Rasulullah Muhammad SAW bersabda; (Sesungguhnya kelak pada hari
kiamat), ahli bait (keluarga)ku dan umatku yang tulus mencintai mereka akan selalu
berdampingan menuju telagaku bagaikan kedua jari ini (jari telunjuk dan tengah)".
Begitu pula yang telah disebutkan oleh Al-Imam Al- Hafidh Abul Fadll 'Iyadl bin Musa
Al-Yahshabiy dalam kitabnya Asy- Syifaa Bi Ta'riifi Huquuqil Mushthafa hal 157 ;

150


Yang artinya kurang lebih;

39

"Shahabat Anas bin Malik Radliyallahu 'Anhu berkata; Bahwa sesungguhnya ada
seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya; "Ya Rasulullah,
kapankah kiamat akan tiba?".Baginda Nabi SAW balik bertanya; "Apa yang telah
kamu persiapkan untuk menghadapi hari kiamat?".Shahabat tersebut berkata lagi;
"Ya Rasulullah, aku tidak (mengandalkan) dengan banyaknya sholatku, banyaknya
puasaku, banyaknya shodaqahku, namun (yang aku andalkan adalah) aku sungguhsungguh mencintai Allah SWT dan Rasul- Nya". Maka Baginda Rasulullah SAW lantas
menjawab; "(Ketahuilah olehmu wahai shahabat), sesungguhnya kamu kelak akan
senantiasa bersama orang yang benar-benar kamu cintai".
Dan disebutkan pula dalam kitab tersebut di atas (Asy-Syifa) hal. 176


-
69 -
Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa sesungguhnya telah datang seorang shahabat kepada Baginda Rasulullah
Muhammad SAW dan berkata; "Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai
dari segala-galanya. Di manapun aku berada, aku senantiasa rindu kepadamu dan
ingin bertemu denganmu Ya Rasulullah. Namun setelah engkau wafat (kelak) dan aku
juga meninggal dunia, sementara engkau telah berada di puncak sorga Firdaus yang
tinggi bersama para Nabi, sedangkan aku, walaupun masuk sorga, apakah aku masih
bisa menjumpaimu Ya Rasulullah..?...Maka turunlah Firman Allah SWT......... Surat
An- Nisaa' ayat 69.

69 -
Yang artinya kurang lebih;
.........."Dan barang siapa yang menta'ati Allah SWT dan Rasul- Nya, mereka itu akan
bersama- sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah SWT, yaitu,
Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang
sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.."(Q.S. An- Nisa' 69).
Demikianlah anugerah-anugerah agung yang dilimpahkan Allah SWT kepada umat
Islam yang benar-benar cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Namun,
sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Qodli 'Iyadl dalam kitabnya Asy-Syifa
hal 158 Bahwa orang yang benar- benar tulus mencintai Baginda Rasulullah
Muhammad SAW, syaratnya harus mengikuti jejaknya, meneladani prilakunya,
menghidupkan sunah ajaran dan syiarnya, mencintai ahli baitnya dan menghormati
seluruh shahabatnya. Semoga kita semua termasuk orang yang benar- benar cinta
sejati dengan tulus kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta seluruh ahli bait
dan shahabatnya serta bisa meneladani prilaku dan jejak- jejak mereka...
40





........Ya Allah Tuhan kami, anugerahilah kami semua untuk bisa mencintai dengan
sesungguh-sungguhnya kepada Junjungan kami Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW, dan kepada seluruh ahli baitnya yang suci nan mulia, dan kepada seluruh
sahabatnya. Ya Allah, anugerahilah kami kelak pada hari kiamat berada di bawah
naungan bendera Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW, dan masukkanlah
kami ke sorga-Mu beserta rombongan para Nabi, para shiddiqin, para syuhada' dan
shalihin. Karena, merekalah teman-teman sejati yang sesungguhnya. Ya
Allah...Limpahkanlah Sholawat dan Salam-Mu kepada Junjungan kami Baginda Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan shahabatnya. Ya Allah... Sungguh
segala puji hanya bagi- Mu semata Ya Allah Tuhan alam semesta....."
https://m.facebook.com/groups/221287434676321?view=permalink&id=35690
7881114275
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=457196794405829&id=10000346538
2298

41

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Guru Kami Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid 1 Bagian 9 (tamat)
-----KEUTAMAAN MAULID BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW DAN HIMBAUAN BAGI
UMAT ISLAM UNTUK MERAYAKANNYA
Dengan adanya seluruh data-data yang konkrit dan akurat tersebut di atas, maka
perlu diketahui, bahwa sesungguhnya kelahiran Beliau Baginda Rasulullah SAW
adalah suatu nikmat yang paling agung yang Allah SWT anugerahkan khusus untuk
kita semua umat Islam. Berkat jasa- jasa Beliau semata, kita telah dipilih oleh Allah
SWT untuk mendapati berbagai limpahan Rahmat Belas Kasih Sayang Allah SWT di
dunia, di alam barzakh, di padang makhsyar dan di akhirat kelak. Sungguh hanya
karena syafaat Beliau semata, kita kelak bisa mendapati segala kebahagiaan,
kenikmatan, kedamaian, kelezatan, kesenangan yang abadi dan kedudukan yang
tinggi di sorga Allah SWT yang kekal abadi selama-lamanya. Intinya, segala anugerah
dan kenikmatan yang kita dapati, baik di dunia maupun di akhirat, semata-mata
adalah berkat permohonan Junjungan Kita Baginda Nabi Muhammad SAW kepada
Allah SWT.
Maka, sungguh benar-benar sangat pantas dan wajar sekali, serta alangkah mulianya
apabila kita yang sebagai umat yang sangat dicintainya dengan bangga dan senang
hati setulus- tulusnya mengagungkan dan merayakan Maulid Junjungan kita Baginda
Nabi Muhammad SAW. Dan juga saling berlomba dalam kebajikan ( dengan
mengorbankan waktu, tenaga, fikiran dan materi) dengan tulus ikhlas untuk
menyelenggarakan dan mensyiarkan maulid Baginda Nabi Muhammad SAW serta
menyambut, menghormati dan menjamu tamu-tamu agung Baginda Rasulullah
Muhammad SAW. Adakah kebajikan yang lebih utama dan lebih mulia dari pada
menjamu dan menghormati tamu-tamu Rasulullah Muhammad SAW...?
Maka, sungguh sangat mulia dan indah sekali bila perayaan maulid tersebut benarbenar dilaksanakan dengan tulus ikhlas demi mengikuti anjuran dan prilaku para
ulama sholihin, sebagai wujud ungkapan rasa syukur yang agung kepada Allah SWT
serta sebagai ta'dhim (penghormatan) dan cinta yang tulus sejati kepada junjungan
dan pemimpin agung kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Dan sungguh sangat indah sekali apabila seorang ayah/orang tua senantiasa
memperhatikan anak- anaknya dengan memahamkan kepada anak-anaknya tentang
keutamaan-keutamaan Baginda Nabi Muhammad SAW serta keutamaan-keutamaan
wali-wali Allah SWT agar anak-anaknya mencintainya serta senantiasa condong
untuk meneladaninya. Dan juga mengajak mereka untuk menghadiri perayaan Haul
seorang Waliyyullah, serta menghadiri perayaan Isra' Mi'raj dan Maulidnya
Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW, agar terlimpahkan Rahmat (Belas
42

Kasih Sayang) Allah SWT kepada mereka sehingga kelak menjadi anak-anak yang
sholeh yang taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta berbakti kepada kedua
orangtuanya.
Dan bagi ibu-ibu rumah tangga hendaklah senantiasa mempelajari sirah/ sejarah
Baginda Nabi Muhammad SAW serta sirah/sejarah istri-istrinya dan putri-putrinya
Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang sangat suci mulia, dan mengajarkan
semua itu kepada putri-putrinya sehingga benar- benar mengenal Baginda Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan mencintainya sampai dijadikan idolanya
serta ketagihan untuk selalu bersholawat kepada Beliau Baginda Nabi Muhammad
SAW. Karena sesungguhnya orang yang bersholawat satu kali saja kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW, maka Allah SWT akan melimpahkan sepuluh Rahmat- Nya
kepada orang tersebut.
Dan jika Rahmat Allah SWT terus menerus melimpah, maka bisa dipastikan bahwa si
anak gadis tersebut akan mendapati taufiq dan hidayah dari Allah SWT sehingga
tumbuh menjadi 'mar'ah sholihah' (wanita sholihah) yang senantiasa taat kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya, patuh pada orang tuanya dan selalu berbakti kepada
suaminya.
Oleh sebab itulah, setelah kita mengetahui keutaman-keutaman Baginda Nabi
Muhammad SAW di Sisi Allah SWT, maka demi untuk mengungkapkan ketulusan
cinta kita yang sesungguhnya kepada Baginda Nabi Muhamnmad SAW, serta
kebanggaan kita sebagai umat yang dikasihinya, dan sebagai wujud rasa syukur kita
kepada Allah SWT atas anugerahnya yang paling agung ini., maka kita panggil
saudara- saudara muslim kita untuk berkumpul di suatu majlis suci nan terhormat
yang disitu dibacakan maulid agung Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Kita
bacakan sirah/sejarah perjalanan kehidupannya yang indah laksana mutiara yang
tiada duanya. Kita lantunkan qashidah- qashidah dan puji-pujian yang mulia
untuknya dengan hati dan jiwa yang meluap penuh dengan kegembiraan dan rindu
yang mendalam kepadanya. Kita lepaskan segala pikiran duniawi. Yang ada saat itu
adalah kita maksimalkan hati dan pikiran kita penuh dengan pengagungan dan
kerinduan yang memuncak kepada Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW
dengan suasana yang penuh khidmat, ta'dhim, berpakaian sopan nan rapi serta
memakai minyak wangi, bukhur atau wangi- wangian yang semerbak harum baunya,
sehingga kita benar- benar bisa hudlur merasakan bahwa kita benar-benar telah
bersimpuh dan menghadap di depannya.
Dan Alhamdulillah, para habaib dan ulama kita telah menghadiahkan kepada kita
rangkuman karangan mereka berupa kitab-kitab maulid yang sangat indah dan agung
sekali yang didalamnya tercantum berbagai macam kemuliaan dan keagungan
Baginda Nabi Muhammad SAW di Sisi Allah SWT yang disertai dengan data-data dari
43

Ayat-ayat Kitab Suci Al-Qur'an dan hadis-hadis Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Diantaranya adalah:
Maulid Syaraful Anam,
Maulid Diba' Lil-Imam Abdur Rahman Ad-Diba'i,
Maulid Simtud Duror Lil-Habib Al-'Arif Billah Ali bin Muhammad AlHabsyi
Maulid Adl- Dliyaa'ul Laami' Lil-Habib Ad'Da'i Ilallah Umar bin Hafidz,
dan kitab- kitab maulid lainnya.
Yang mana apabila kita baca salah satu saja dari kitab-kitab maulid tersebut,
insyaAllah kita akan mendapati keberkahan dan limpahan Rahmat Belas Kasih Sayang
Allah SWT berkat Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW.
Sesungguhnya para auliya' dan ulama sholihin telah menganjurkan kepada kita agar
melestarikan bacaan Kitab Maulid tersebut pada acara-acara pengantin (saat akan
dilaksanakan akad nikah), pada acara khitan, pada saat mau perpindahan rumah, dan
pada acara 'Walimatut Tasmiyah' yakni memberi nama pada seorang bayi yang telah
lahir, agar acara tersebut dilimpahi keberkahan oleh Allah SWT.
Dan seyogyanya pula kita jangan tergesa-gesa untuk berprasangka buruk kepada
saudara-saudara kita kaum muslimin yang tidak menghadiri acara maulid Nabi
Muhammad SAW, justru hendaknya kita berprasangka baik kepada mereka. Mungkin
mereka ada kesibukan lain yang menghalangi untuk menghadirinya, atau ada
kemungkinan mereka belum mengetahui keutamaannya. Maka di sinilah tugas kita
untuk memberitahu tentang keutamaannya agar mereka bisa mendapati apa yang
kita dapati dari keutamaan-keutamaan maulid tersebut.
Kecuali bagi orang-orang yang terang-terangan ingkar dengan acara maulid Nabi
Muhammad SAW, maka hal itu sangat berbahaya sekali baginya, dikhawatirkan dia
tidak mendapatkan Rahmat dari Allah SWT. Karena Rahmat Allah SWT semua di alam
semesta, datangnya adalah semata-mata melalui Baginda Nabi Muhammad SAW
sebagaimana Firman Allah SWT;
) 107 (
Yang artinya kurang lebih
"Sesungguhnya, tidaklah Kami (Allah SWT) mengutusmu (wahai Nabi Muhammad
SAW) melainkan untuk (menjadi) Rahmat (Belas Kasih Sayang) bagi alam semesta"
(Q.S. Al-Anbiya' 107 )
Dan bagi para panitia yang bertugas mulia untuk menyelenggarakan acara Maulid
Nabi Muhammad SAW, maka demi untuk membahagiakan Baginda Rasulullah
Muhammad SAW, sungguh sangat mulia sekali apabila mereka menyediakan juga
tempat yang khusus bagi kaum wanita, sehingga mereka (para wanita) tidak
berkumpul/berdesakan dengan laki-laki serta tidak dipandang oleh laki-laki yang
44

bukan muhrimnya. Karena hal ini (kumpulnya laki-laki dan wanita yang bukan
muhrimnya) adalah sangat mengecewakan Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Dan hendaknya pula panitia tersebut tidak menerima sumbangan selain yang jelasjelas diberikan dengan sukarela. Karena sumbangan yang diberikan dengan ikhlas
maka akan menjadi barokah dan obat. Sebaliknya jika sumbangan tersebut
datangnya dari orang yang terpaksa maka akan menjadi racun dan penyakit, apalagi
kalau sumbangan tersebut dari uang haram.
Sementara bagi para kaum wanita yang berhalangan hadir, juga bisa ikut andil dan
ambil bagian dalam acara maulid tersebut, dengan membikin berbagai macam
makanan, kue- kue dan minuman yang sekedarnya (tidak berlebihan/memaksakan di
luar batas kemampuannya), dan diniati untuk menjamu kepada tamu-tamunya
Rasulullah SAW. Karena mereka tidak hadir pada perayaan maulid, kecuali demi
untuk mengagungkan dan cinta kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Dan bagi panitia yang betul-betul mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW dengan
setulus- tulusnya, hendaknya menyempurnakan acara tersebut dengan memanggil
seorang alim yang sholih agar memberikan penjelasan khusus tentang keagungan
dan kemuliaan Rasulullah Muhammad SAW, sehingga mauidloh-mauidlohnya bisa
benar-benar bermanfaat bagi umat, khususnya pada generasi muda Islam agar
mereka bisa benar-benar mengenal dengan sesungguhnya kepada keagungan pribadi
Rasulullah Muhammad SAW, sampai kepribadian Baginda Rasululllah Muhammad
SAW melekat di hati mereka dan mereka hanya mengidolakan Baginda Rasululllah
Muhammad SAW dalam kehidupannya, sampai tergerak hatinya untuk bersemangat
dan tulus meneladani serta mengikuti prilaku Baginda Rasulullah Muhammad SAW
dalam menuju kepada keridloan Allah SWT.
Maka, apabila hal itu tidak dilakukan oleh Da'i (penceramah) tersebut, apalagi kalau
pidatonya dipenuhi dengan senda gurau yang bisa menghilangkan kharisma
keagungan maulid Nabi Besar Muhammad SAW, sungguh hal itu akan
mengecewakan baginda Nabi Muhammad SAW dan para hadirin (tamu-tamu
Rasulullah maSAW), yang jauh- jauh hadir semata-mata hanya ingin mengenal
sirah/sejarah Baginda Nabi Muhammad SAW.
Maka mereka semua, baik panitia yang bekerja keras untuk menyukseskan acara
maulid, atau para donator yang memberi infaq dengan ikhlas sukarela, ataupun yang
datang meninggalkan segala urusan duniawinya, ataupun para panitia dan ibu-ibu/
wanita yang membuat makanan/minuman di dalam rumahnya untuk menjamu
tamu-tamu Rasulullah Muhammad SAW, semuanya tanpa terkecuali akan mendapati
segala keistimewaan- keistimewaan dan keberkahan- keberkahan Maulid Agung
Baginda Nabi Muhammad SAW. Sabda Baginda Nabi Muhammad SAW;

Yang artinya kurang lebih;
45

"Bahwa sesungguhnya, barang siapa yang mengagungkan maulidku, maka kelak


(pada hari kiamat) aku (Nabi Muhammad SAW, tidak akan mengecewakan
mahabbahnya, namun aku) akan memberi syafaat kepadanya pada hari kiamat (agar
diampuni dosa- dosanya sampai masuk sorganya Allah SWT)".
Sebagaimana pula yang disebutkan pula oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haitamiy di
kitabnya An- Ni'matul Kubra 'Alal-'Aalam hal 9 :
9
:


Yang artinya kurang lebih;
"Imam Syafi'i Rahimahullah. berkata; barang siapa yang mengundang saudarasaudaranya untuk mengadakan Maulid Nabi Muhammad SAW, menyuguhkan
makanan dan menyediakan tempat untuk mereka dengan ikhlas. Dan disitu
dilaksanakan amalan-amalan/ bacaan-bacaan untuk mengagungkan Nabi
Muhammad SAW. Maka orang tersebut (yang menjadi sebab untuk diadakannya
Maulid Nabi Muhammad SAW), kelak pada hari kiamat akan dikumpulkan oleh Allah
SWT beserta para shiddiqin, syuhada' dan sholihin dan akan dimasukkan ke sorga
Allah SWT yang dipenuhi dengan segala kenikmatan yang abadi".
Dalam kitab yang sama hal 10 disebutkan;
:


Yang artinya kurang lebih:
"Imam Sirri As-Siqthiy Rahimahullah. berkata; barang siapa yang mendatangi tempat
untuk merayakan Maulid Baginda Nabi Muhammad SAW, maka sesungguhnya dia
telah menuju tempat yang merupakan taman diantara taman-taman sorga. Karena
dia tidak menuju tempat tersebut kecuali karena cinta kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW. Karena sesungguhnya Baginda Nabi Muhammad SAW telah
bersabda;

"Sesungguhnya, barang siapa yang benar-benar tulus mencintaiku (Baginda Nabi
Muhammad SAW), maka kelak dia akan di sorga bersamaku".
Dalam kitab yang sama hal 10 disebutkan;
:


Yang artinya kurang lebih:

46

"Imam Jalaluddin As-Suyuthi Rahimahullah. Berkata; Sesungguhnya tempat mana


saja, baik itu masjid, rumah ataupun tempat lainnya, di situ dibacakan maulid
Baginda Nabi Muhammad SAW, maka seketika para malaikat akan datang
mengelilingi tempat tersebut untuk mendoakan kepada seluruh orang yang hadir,
sehingga Allah SWT melimpahkan Rahmat (Belas Kasih Sayang) dan Keridloan-Nya
kepada mereka semua".
Dan diantara tanda-tanda cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW adalah sering
menyebut namanya dengan selalu bersholawat kepadanya. Sebagaimana yang
disebutkan oleh Seorang Waliyyullah Besar Al- 'Alim Al-'Allamah Syeikh Ahmad bin
Zaini Dahlan Al-Hasaniy di kitabnya As-Sirah Nabawiyyah juz 3 hal 106 ;

106

Yang artinya kurang lebih;
"Bahwa sesungguhnya diantara tanda orang yang benar-benar mencintai Baginda
Nabi Muhammad SAW, adalah dia akan senantiasa menyebut namanya dan selalu
bersholawat kepadanya. Karena orang yang mencintai sesuatu pasti dia akan selalu
menyebut dan mengingatnya".
Maka, marilah kita perbanyaki mengingat dan menyebut-nyebut sirah atau sejarah
prilaku Junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai keteladanan utama
kehidupan kita serta kita perbanyaki membaca sholawat dengan hudlur dan ta'dhim
(mengagungkan) kepada Baginda Nabi Muhammad SAW...Karena banyak sekali
hadis- hadis yang menerangkan bahwa sesungguhnya tidak ada penawar untuk
membersihkan hati yang kotor sehingga menjadi baik kecuali dengan
memperbanyaki bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dari hati yang
penuh dengan cinta dan mengagungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Syeikh Abdullah Sirajuddin di kitabnya AshSholat 'Alan-Nabiy SAW hal 110 ;

110

"
Yang artinya kurang lebih;
"Baginda Rasulullah Muhammad `SAW bersabda; Perbanyakilah oleh kalian (hai
umatku) membaca sholawat kepadaku. Karena sesungguhnya sholawat kalian
kepadaku adalah untuk membersihkan diri kalian (dari sifat-sifat yang keji (sombong,
ujub, riya, dengki, hasud dll..), bahkan bisa melebur dosa-dosa kalian.)".
. .

47

Yang artinya kurang lebih;


"Hanya Allah SWT yang memberi taufiq dan hidayah. (Sesungguhnya) barang siapa
yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka tidak ada seorangpun yang bisa
menyesatkan, dan barang siapa yang ditaqdirkan tersesat oleh Allah SWT, maka tidak
ada seorangpun yang bisa memberinya hidayah. (Sungguh) kami hanya pasrah
kepada Allah SWT Dzat yang mencukupi kita semua, dan Dia-lah sebaik- baiknya Dzat
yang mewakili.Dan tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan izin Allah
SWT.."
Dan apabila dalam rangkuman kami ini ada kesalahan dalam penulisan kata-kata
ataupun kekhilafan dalam menerjemahkan lafadz, maka kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Semoga Allah SWT memberikan Taufiq, Hidayah serta kemudahan-Nya kepada kami
agar bisa melanjutkan sebagian dari sejarah Baginda Rasulullah Muhammad SAW
sebagai pelengkap kitab ini, dari lahirnya sampai akhir hayat Beliau Baginda
Rasulullah Muhammad SAW. Dan akan kami fokus dalam menceritakan agungnya
peristiwa Isra' Mi'raj Baginda Nabi Muhammad SAW.
Dan kami tutup rangkuman kitab ini dengan sholawat kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW;


Ya Allah, limpahkanlah selalu Sholawat (Rahmat Ta'dhim), Salam Sejahtera dan
Keberkahan- Mu kepada Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW sebanyak
Keagungan Cinta-Mu padanya. Dan anugerahilah kami untuk semakin meningkat
kecintaan kami padanya. Ya Allah Sesembahan kami. Demi keagungan derajatnya di
Sisi-Mu, lapangkanlah segala kesulitan yang menimpa kami. Ya Allah Tuhan kami.
Sungguh kami tidak memohon untuk menolak Qodlo' Qodar-Mu. Namun
limpahkanlah keringanan dan Belas Kasih Sayang-Mu terhadap segala
ketentuan/ketetapan-Mu kepada kami. Ya Allah limpahkanlah pula Sholawat, Salam
dan Keberkahan- Mu kepada seluruh keluarga dan shahabat Baginda Nabi
Muhammad SAW sebanyak bilangan makhluk-makhluk-Mu dan sekekal keabadian
Kekuasaan-Mu..........


"Ya Allah, limpahkanlah selalu Sholawat (Rahmat Ta'dhim)-Mu kepada Junjungan
kami Baginda Nabi Muhammad SAW, Nabi Agung yang sebagai sumber segala
cahaya dan sebagai sumber segala rahasia alam malakut dan Nabi Agung yang
sebagai obat/penyejuk hati dari sagala-galanya, dan sebagai kunci atas segala
kemudahan. Beliaulah Baginda Nabi Muhammad SAW Kekasih-Mu yang telah Engkau
pilih dari seluruh makhluk-Mu. Dan limpahkanlah pula Sholawat-Mu kepada para
48

keluarganya yang suci nan mulia dan seluruh shahabatnya yang sangat jujur dan setia
sebanyak anugerah yang Engkau limpahkan kepada semua makhluk-makhluk-Mu".

----

https://www.facebook.com/notes/forsil-aswaja-nusantara/0353kajian-kitabnurul-musthofa-jld-i-bg-viiii-tamat/356964727775257
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=456833471108828&substory_in
dex=3&id=100003465382298

49

50

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Guru kami Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid ll Bagian 1
---

Dalam kitab NURUL-MUSHTHOFA II ini, kami akan melanjutkan sebagian dari
kisah suci kehidupan Baginda Rasulullah SAW yang mana kita para pecinta Beliau
SAW tentunya sangat haus dan rindu untuk mengenal seluruh kepribadian dan
keagungan Beliau junjungan kita kekasih Allah SWT Baginda Nabi Agung
Mumammad Rasulullah SAW, yang mana keagungan dan kemuliaanya sangatlah
nyata dan terang benderang melebihi matahari.
Alangkah mulia dan agungnya Engkau wahai Baginda Rasulullah SAW.
Engkaulah makhluk yang sangat dicintai oleh Allah SWT Dzat yang menguasai
alam semesta. Engkaulah makhluk pertama yang diciptakan Allah SWT dari
cahaya, dan adanya kami semua bahkan seluruh alam semesta adalah sematamata demi kasih sayang Allah SWT kepadamu wahai Nabi yang penuh dengan
keberkahan.
Alangkah mulia dan agungnya kedudukan Engkau di Sisi Allah SWT, wahai Baginda
Rasulullah SAW. Tiada satupun Para Nabi dan Rasul berwasilah dengan keagungan
dan kemuliaanmu di Sisi-Nya kecuali Allah SWT pasti mengabulkan
permohonannya, mengampuninya dan mencurahkan anugerah-Nya.
Alangkah tulus suci dan murninya pengabdianmu kepada Allah SWT, wahai
Baginda Rasulullah SAW, Engkau senantiasa bertasbih, tahmid dan takbir sejak
Engkau diciptakan berupa cahaya, dipunggungnya para Nabi, di rahimnya para ibu
yang suci sehingga Engkaupun terlahir dalam keadaan bersujud dengan bertasbih,
tahmid dan takbir kepada Allah SWT, dengan disertai cahaya yang terang
benderang memenuhi angkasa dan gema tasbih, tahmid dan takbir dari para
malaikat dan para bidadari dan dengan fenomena alam yang sangat luar biasa
menunjukan kemuliaan dan keagunganmu di Sisi Allah SWT yang mengemban
tugas suci risalah ilahi sebagai sumber Rahmat belas kasih sayang bagi alam
semesta.
Alangkah besar kepedulian dan perhatianmu kepada kami, wahai Baginda
Rasulullah SAW. Engkau curahkan segenap daya dan upaya tanpa menghiraukan
segala rintangan dan derita, bahkan Engkau sebarkan anak cucumu ke seluruh
penjuru dunia demi keselamatan dan kebahagiaan kami di dunia, alam kubur dan
padang mahsar, bahkan Engkaupun tak akan merasa puas dan lega sehingga
seluruh umatmu selamat dari neraka dan masuk surga.
51

Sesungguhnya hanyalah orang yang mengenal, menghayati dan menjiwai


kepribadian Beliau SAW yang bisa memahami dan mengetahui keagungan dan
kemuliaan Beliau SAW, sebagaimana disebutkan;

"Sesungguhnya orang yang tidak kenal maka tidak akan tahu keagungannya"
Dan juga pepatah mengatakan; "Tak kenal maka tak sayang".
Semoga kitab ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang
kepribadian dan keagungan Beliau junjungan kita Kekasih Allah SWT Baginda Nabi
Agung Mumammad Rasulullah SAW, sehingga kita semakin mengenal,
menghayati dan menjiwai kepribadian Beliau SAW yang mulia dan agung dan
tertanam dalam hati sanubari kita rasa kagum bangga dan cinta kepada Beliau
SAW sehingga mudah bagi kita untuk mengikuti dan meneladani serta
menjalankan ajaran suci Beliau junjungan kita Kekasih Allah SWT Baginda Nabi
Agung Mumammad Rasulullah SAW.
Dan di sini kami ingin meneruskan rangkuman sebagian dari sejarah dan
keutamaan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang kami awali dari lahirnya
Beliau dan kami jadikan sebagai landasan utama untuk melengkapi kitab "Nurul
Mushthafa I". yang telah kami nukil data-datanya dari kitab para ulama sholihin
ahlussunnah waljama'ah yang tidak diragukan lagi kebenarannya.
Dengan adanya data-data yang sangat akurat tersebut, maka sudah semestinya
bagi kita untuk meyakini kebenarannya dari lubuk hati yang dalam.
Apabila kita benar-benar menjadi pengikut dan pembela setia Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, niscaya hal itu adalah merupakan suatu kemuliaan dan
kebanggaan yang agung bagi kita sebagai umatnya Baginda Nabi Muhammad
SAW.. Dan alangkah indahnya apabila kita membicarakan sirah/sejarah Beliau
kepada anak istri kita, sanak keluarga kita, dan saudara- saudara kita umat Islam,
dengan suatu perasaan yang penuh dengan kebanggaan yang tiada duanya.
Bahkan sesungguhnya hal itu akan mendatangkan limpahan rahmat yang sangat
deras dari Allah SWT kepada kita. Karena, hanya dengan membicarakan
keutamaan orang sholih saja bisa mendatangkan rahmat dari Allah SWT
sebagaimana di sebutkan di kitab At-Tamhid Lil-Imam Ibnu Abdil Baari juz 17
hlm 429 ;
:
Yang artinya kurang lebih:
"Imam Sufyan bin Uyainah berkata; "Sesungguhnya dengan membicarakan
keutamaan orang sholihin akan menurunkan rahmat (belas kasih sayang) dari
Allah SWT".
52

Apalagi yang kita bicarakan ini adalah kekasihnya Allah SWT yang menjadi
junjungan bagi seluruh penghuni alam semesta, pasti akan mengucur lebih deras
limpahan rahmat Allah SWT kepada kita. Sehingga dengannya bisa mendapati
ampunan atas segala dosa-dosa yang telah kita lakukan, dan juga semoga
denganya bisa mendapati taufiq dan hidayah untuk melakukan amal ibadah yang
diridloi oleh Allah SWT, sehingga meninggal dunia dalam keadaan husnul
khotimah, serta masuk sorga Allah SWT yang dipenuhi dengan segala kenikmatan
dan keindahan yang kekal abadi selama-lamanya. Aamiin.
Dan sebagaimana yang telah kami sebutkan di atas, bahwa kami ingin
meneruskan rangkuman sebagian dari sejarah dan keutamaan Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW yang kami awali dari lahirnya Beliau SAW, sampai menjadi Rasul
Utusan Allah SWT.
Bahwa sesungguhnya Baginda Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kota yang
paling mulia di Sisi Allah SWT di muka bumi ini. Yaitu kota Makkah AlMukarromah, sebagaimana disebutkan dalam kitab Zaadul Ma'aad Lil Imam Ibnu
Qayyim Al-Jauziy juz 1 hlm 47;




( )
Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya Allah SWT telah memilihkan untuk kekasih-Nya tempat lahir yang
paling baik dan paling mulia yaitu kota Makkah Al-Mukarromah".
Dan dalam kitab 'Umdatul Qori Syarakh Shahih Bukhari juz 7 hlm 257 Baginda
Nabi Muhammad SAW bersabda:

( )
Yang artinya kurang lebih:
"Demi Allah sesungguhnya engkau (Makkah) adalah bumi yang paling mulia dan
paling dicintai Allah SWT. Kalau bukan karena aku diperintah untuk keluar darimu
(hijrah ke Madinah), tentu aku tidak akan keluar darimu".
Dan perlu diketahui bahwa sesungguhnya masjid yang pertama kali dibangun di
muka bumi ini adalah Masjidil Haraam sebagaimana Firman Allah SWT:





( )
Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia " (Q.S.Aali Imraan 96)
53

Dan mengenai tanggal lahirnya Beliau Baginda Nabi Besar Muhammad SAW,
sebagaimana disebutkan di kitab Madaarijus Shu'uud Lil Imam Nawawi AlBantaniy hlm 12 bahwa menurut pendapat yang unggul di kalangan ulama ahlus
sunnah waljama'ah, sesungguhnya Beliau SAW lahir pada saat menjelang fajar
hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun Gajah.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/0393 kajian-kitab-nurul-musthofa-jld-ii-bgi/359499194188477

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=457721764353332&substory_inde
x=0&id=100003465382298

54

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid ll bagian 2
----Dan sesungguhnya Allah SWT mempunyai kehendak agar tiada seorang
makhlukpun yang melihat aurat kekasih-Nya, sehingga Beliau Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan sudah khitan dan terputus tali
pusarnya.Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Sirah Ibnu Katsir Juz 1 hlm 208 :
:

( )
Yang artinya kurang lebih:
"Shahabat Abbas bin Abdul Muthalib RA berkata; Bahwa Sesungguhnya Baginda
Rasulullah Muhammad SAW lahir dalam keadaan sudah khitan dan terputus tali
pusarnya (dalam keadaan bersih dan suci )".
Dan juga telah disebutkan di Kitab Al-Khosho'ishul Kubra Lil- Imam Jalaluddin AsSuyuthi Juz 1 hlm 91 :
{
}
( )
Yang artinya kurang lebih:
"Shahabat Anas bin Malik RA berkata bahwa Baginda Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya diantara kemuliaan yang Allah SWT limpahkan kepadaku adalah
aku terlahir dalam keadaan sudah khitan sehingga tidak ada satu makhlukpun
yang melihat auratku".
(H.R.Imam Abu Na'im, Imam Khatib & Ibnu 'Asakir).
Bahkan ketika Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dilahirkan, Ibunda Beliau
Sayyidah Aminah RA dan Sayyidah Maryam sama sekali tidak melihat auratnya.
Yang nampak terlihat hanyalah suatu cahaya yang sangat agung berkilauan.
Sebagaimana yang diterangkan di kitab Nurul Mushthafa yang pertama. Dan tidak
terlihat oleh Ibundanya (Sayyidah Aminah) selain Beliau Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW sudah dalam keadaan bersih rapi dengan terselimuti sutra putih
di atas hamparan sutra hijau dalam keadaan bersujud mengiba ke Hadirat Allah
SWT dengan mengangkat jari telunjuknya dan mengucapkan :

"Allah Maha Besar dengan segala Keagungan-Nya. Segala puji bagi Allah atas
segala anugerah-Nya, Maha Suci Allah kekal abadi selama-lamanya"
55

Begitu pula ketika Baginda SAW dalam asuhan Sy. Halimah RA, tidak ada
seorangpun yang melihat auratnya. Karena setiap hari muncul cahaya dari langit,
sebagaimana yang disaksikan sendiri oleh Sy. Halimah RA, beliau berkata:
"Bahwa sesungguhnya setiap hari muncul cahaya dari langit kepada Beliau SAW
dan tidak lama kemudian menghilang."
Bahkan sesunguhnya istri-istri Beliau SAW pun tidak pernah melihat aurot Beliau
SAW sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Subulul-Huda War- Rosyad juz 9
hlm 72 :
: - -
.
"Sayidatuna 'Aisyah RA berkata, " Sesungguhnya aku tidak pernah melihat aurot
Baginda Rasulullah SAW, dan Beliaupun tidak pernah melihat aurotku "
Intinya, mustahil bagi siapapun untuk bisa melihat aurot Baginda Rasulullah SAW,
sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Khoshoishul-Kubro juz 2 hlm 411 :

"Dari Sayidina Ali RA : Baginda Rasulullah SAW bersabda, " Sesungguhnya tidak
ada seorangpun yang bisa melihat aurotku kecuali sebelumnya ia akan menjadi
buta "
Dan sesungguhnya haikal (fisik/jasad) Beliau Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
adalah terisi cahaya yang sangat agung dalam jiwanya, serta memancar ke
seluruh tubuhnya, sehingga menjadikan Beliau SAW sebagai insan paling
sempurna yang sangat anggun berwibawa dan sangat luar biasa keindahan dan
ketampanannya. Bukan artinya Beliau seperti lampu, sebagaimana hal itu
dijelaskan di kitab Al-Insan Al-Kaamil Lil-Imam Al-Muhaddits As-Sayyid
Muhammad bin Alawiy al-Malikiy hlm 22:

" "


( )
Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya mengartikan bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai Nur
yang jasadnya selalu mengeluarkan sinar adalah suatu pemahaman yang salah.
Karena hal itu adalah menyamakan Baginda Nabi Muhammad SAW seperti lampu
listrik yang menyala. Padahal hakikatnya Beliau SAW sesungguhnya lebih agung,
lebih mulia, lebih luhur dan lebih utama dari hal itu. Maka yang benar adalah
56

bahwa Beliau Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dalam dirinya tersimpan
nur/cahaya agung yang terkadang keluar bersinar pada saat-saat tertentu".
Dan juga disebutkan dalam kitab tersebut hlm 19, Al-Imam Al- Muhaddis AsSayyid Muhammad bin 'Alawiy Al-Malikiy berkata :



Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya telah ditetapkan dalam riwayat hadis bahwa Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW telah dianugerahi Allah SWT ketampanan wajah yang paling
sempurna. Namun ketampanan Beliau diliputi dua hal yang agung, yaitu;
1 . kewibawaan yang sangat agung 2. cahaya yang bersinar kemilauan.
Itulah sebabnya tidak menjadikan fitnah yang mencelakakan bagi orang yang
melihatnya. Berbeda dengan Nabi Yusuf AS yang dianugerahi Allah SWT separo
dari ketampanan Baginda Nabi SAW (Yang tidak diliputi haibah/kewibawaan
sebagaimana Baginda Nabi SAW), sehingga menjadikan para wanita yang
melihatnya terpikat sampai mereka tak terasa mengiris-iris tangannya dengan
pisau dan berkata; "Maha Suci Allah, sungguh ini bukanlah manusia biasa, tetapi
Malaikat yang sangat agung".
Dan telah diriwayatkan oleh Ibunda Baginda Rasulullah SAW Sayyidah Aminah RA
sebagaimana yang disebutkan di kitab As-sirah An-Nabawiyyah juz 3
hlm 222 bahwa sesungguhnya setelah Sayyidatuna Aminah RA melahirkan
Baginda Rasulullah SAW, beliau melihat Baginda Rasulullah SAW laksana bulan
purnama dan tercium olehnya keharuman yang sangat luar biasa keluar dari
tubuhnya.
Dan sebagaimana pula dijelaskan di kitab tersebut pada halaman yang sama,
bahwa Imam Ahmad bin Hanbal Rahimahullah meriwayatkan hadis dari Shahabat
Anas bin Malik Radliyallahu Anhu berkata;
"Sungguh aku belum pernah mencium bau minyak misik dan ambar yang lebih
harum dari bau harum yang keluar dari tubuh Baginda Rasulullah SAW".
Begitu pula diriwayatkan di kitab tersebut hlm 225 Imam Muslim juga
meriwayatkan hadis dari shahabat Anas bin Malik Radliyallahu Anhu bahwa suatu
hari Baginda Rasulullah SAW datang berkunjung ke rumah kami. Beliau kemudian
tidur qoilulah (waktu dluha) di tempat kami. Tiba-tiba ibuku (yakni Ummu Sulaim
binti Malhan RA yang masih saudara sesusu dengan Nabi SAW) mendekat ke
tempat Nabi SAW dan memasukkan keringat Nabi SAW yang menetes kedalam
botol. Seketika Beliau Rasulullah SAW terbangun lantas bertanya kepada Ummu
Sulaim RA; "Wahai Ummu Sulaim, apa yang sedang kamu lakukan ini ?!".Ummu
57

Sulaim RA menjawab; "Wahai Baginda Rasulullah SAW, sesungguhnya saya


sedang mengumpulkan tetesan keringatmu kedalam botol untuk kami gunakan
sebagai wewangian/minyakan kami. Karena bau harum keringatmu melebihi
segala keharuman minyak wangi".
Begitu pula diriwayatkan di kitab tersebut hlm 225 Imam Abu Na'im telah
meriwayatkan hadis dari Sayyidah Aisyah Radliyallahu Anha berkata ; "Sungguh
telapak tangan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW lebih lembut/halus dari
pada sutera. Setiap Beliau SAW bersalaman dengan seseorang, niscaya bau
harumnya tercium sepanjang hari pada orang tersebut. Bau harum Beliau adalah
alami sebagai anugerah mukjizat dan kemuliaan dari Allah SWT. Dan setiap anak
kecil yang dipegang kepalanya oleh Beliau SAW, maka dapat diketahui diantara
teman- temannya dengan adanya bau semerbak yang keluar darinya".
Begitu pula diriwayatkan di kitab tersebut hlm 222 Imam Abu Ya'la dan Imam AtThabaraniy telah meriwayatkan hadis dari shahabat Abu Hurairah Radliyallahu
Anhu bahwa ada seseorang datang menghadap kepada Baginda Rasulullah SAW
dan berkata;
"Wahai Baginda Rasulullah SAW, aku akan menikahkan putriku, tolong bantu aku
wahai Rasulullah ". Beliau SAW menjawab :"Shahabatku, saat ini aku belum punya
sesuatu (untuk membantumu), namun besok datanglah kamu ke sini lagi dengan
membawa botol yang lebar ujung/mulutnya serta sepotong kayu". Esoknya,
shahabat tersebut datang menghadap kepada Baginda Nabi SAW dengan
membawa botol dan sepotong kayu. Kemudian Baginda Nabi SAW mengambil
botol tersebut. Dan memasukkan keringat Beliau SAW yang sangat suci dan
semerbak harum baunya yang mengalir dari lengannya kedalam botol tersebut
sampai penuh. Beliau SAW lantas bersabda;
"Wahai shahabatku, bawalah botol ini. Sampaikan pada putrimu agar dijadikan
sebagai wewangian untuk dirinya. Kemudian shahabat tersebut melaksanakan
perintah Baginda Rasulullah SAW. Sehingga setiap putrinya memakai wewangian
tersebut, seketika bau harum semerbak memenuhi sekitar rumahnya sampai para
tetangganya menamakan rumah shahabat tersebut Baitul Muthayyabin yakni
rumahnya orang-orang yang baunya sangat harum".
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0394 kajian-kitab-nurul-musthofa-jld-ii- bgii/ 359499704188426

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=457750411017134&id=1000034653822
98

58

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid II bagian 3
----Begitu pula diriwayatkan di kitab tersebut hlm 225 Imam Abu Naim juga
meriwayatkan hadis dari Sayyidah Aisyah Radliyallahu Anha berkata; "Sungguh
Beliau Baginda Rasulullah SAW adalah insan yang paling tampan wajahnya dan
paling bercahaya kulitnya. Tidak pernah seorangpun yang menyifati Beliau SAW
kecuali pasti menyerupakan Beliau SAW dengan bulan purnama. Dan setiap Beliau
SAW berkeringat, wajahnya pasti bercahaya seperti mutiara yang indah
berkilauan yang baunya sangat harum sekali tiada duanya".
Dan juga diriwayatkan di kitab Madarijus Shu'ud hlm 17, bahwa sesungguhnya di
saat Rasulullah SAW lahir, banyak dari kaum Quraisy yang menjenguk dan
mengucapkan selamat atas kelahiran Beliau SAW. Begitu pulang ke rumah,
keluarganya terkejut dengan bau harum semerbak darinya, dan menanyakan
apakah dirinya memakai minyak wangi? Maka diapun menjawab bahwa bau
semerbak harum ini bukanlah dari minyak wangi, tetapi dirinya baru saja pulang
dari menjenguk Muhammad bin Abdullah SAW.
Sesungguhnya, ini semua adalah sebagai anugerah yang sangat agung dari Allah
SWT yang dilimpahkan kepada Beliau Baginda Rasulullah SAW dan sebagai
mukjizat yang menunjukkan keutamaan dan keistimewaan Beliau Rasulullah SAW
di Sisi Allah SWT.
Bahwa sesungguhnya ketika Baginda Rasulullah SAW lahir, yang pertama kali
menyusui Beliau adalah ibunda tercinta Sayyidah Aminah Radliyallahu Anha, yang
kedua adalah Sayyidah Suwaibah Al-Aslamiyyah Radliyallahu Anha, baru
kemudian Sayyidah Halimatus Sa'diyyah Radliyallahu Anha.
Beliau Sayyidah Halimah Radliyallahu Anha adalah wanita yang suci nan mulia di
Sisi Allah SWT yang telah dilimpahi anugerah agung dari Allah SWT dengan dipilih
untuk menyusui dan merawat kekasih-Nya Baginda Rasulullah Muhammad SAW..
Dan pada hakikatnya Allah SWT telah menentukan pilihannya tersebut, serta
menjaga kesuciannya dari perbuatan jahiliyyah. Dan Allah SWT telah
melimpahkan pula kepadanya kebersihan lahir batin, semata- mata hal itu adalah
demi memuliakan dan mengagungkan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
Dan sesungguhnya daerahnya Sayyidah Halimah yang bernama Bani Sa'd yang
terletak di sekitar Thoif sedang mengalami paceklik yang sangat panjang.
Meskipun demikian, dengan taufiq dan hidayah dari Allah SWT, Beliau Sayyidah
Halimah senantiasa ridlo, sabar dan selalu bersyukur kepada Allah SWT,
59

sebagaimana disebutkan di kitab Nuzhatul Majaalis juz 2 hlm 79, yang artinya
kurang lebih:
"Shahabat Abdullah bin Abbas Radliyallahu Anhu berkata; "Sesungguhnya Allah
SWT telah memerintahkan malaikat-Nya untuk menyerukan panggilan; "Wahai
seluruh makhluk ciptaan Allah SWT. Ketahuilah oleh kalian semua, sesungguhnya
telah lahir kekasih Allah SWT Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Sungguh
beruntung sekali makhluk yang dipilih untuk menyusui dan merawatnya" Setelah
para makhluk Allah SWT mendengar seruan tersebut, maka mereka memohon
kepada Allah SWT agar diizinkan untuk merawatnya, bahkan para malaikatpun
sangat mengharapkan hal itu. Maka Allah SWT Berfirman: "Ketahuilah oleh kalian
semua wahai makhluk-Ku, sesungguhnya Aku telah menetapkan Halimah untuk
merawat dan menyusuinya"
Dan sebagaimana telah dijelaskan di kitab tersebut bahwa kondisi Sayyidah
Halimah RA sebelumnya adalah dalam keadaan miskin dan susah kehidupannya,
namun Beliau tetap memperbanyaki bersyukur kepada Allah SWT, meskipun
kehidupan Sayyidah Halimah RA semakin berat, makan cuma apa adanya dari
tanam- tanaman yang ada di sekitarnya. Ditambah lagi beliau baru saja
melahirkan anak kedua berupa laki-laki, maka kesulitan demi kesulitanpun
semakin bertambah dan memuncak, sehingga beliau cuma makan sedikit sekali
dalam seminggu. Dalam keadaan yang penuh dengan kesengsaraan, beliau mimpi
didatangi seseorang yang menuntunnya menuju telaga air yang putih jernih
melebihi susu. Sayyidah Halimah RA disuruh meminumnya. Beliau kemudian
minum sampai merasa kenyang dan bertanya;
"Wahai tuan, siapakah sebenarnya anda ?" Orang tersebut menjawab; "Wahai
Halimah, ketahuilah olehmu, sesungguhnya aku adalah Al- Hamd yang berbentuk
sebagai manusia dikarenakan pujianmu kepada Allah SWT di saat kamu dalam
keadaan sulit ataupun senang. Pergilah engkau ke Makkah, niscaya kamu akan
mendapati kemakmuran dari sana.
Maka 7 hari kemudian setelah Baginda Rasulullah SAW lahir, Sayyidah Halimah
bersama suami dan anaknya yang bernama Abdullah pergi ke Makkah untuk
mencari penghasilan (merawat dan menyusui bayi).
Dan sebagaimana disebutkan di kitab Sirah Ibnu Hisyam hlm 37 Sayyidah Halimah
menceritakan dirinya;
"Bahwa aku, suamiku dan anakku yang masih kecil pergi ke Makkah beserta
rombongan dari Bani Sa'ad untuk mencari penghasilan (merawat dan menyusui
bayi). Dan hal itu terjadi pada tahun paceklik yang sangat dahsyat sehingga
hewan-hewan ternak kami banyak yang mati, dan pada saat itu kota Makkah
60

dalam keadaan subur makmur. Kemudian kami berangkat dengan mengendarai


hewan keledai yang sudah tua nan kurus, serta kami bawa pula onta untuk kami
perah susunya. Dan pada malam hari kamipun tak bisa tidur akibat tangisan anak
kami yang kelaparan dikarenakan air susuku sudah tidak muncukupinya lagi.
Apalagi air susu onta kami juga tak bisa diharapkan lagi. Kami benar- benar dalam
kondisi yang sangat kritis. Hanya tersisa suatu harapan datangnya suatu
pertolongan dan jalan keluar dari kesulitan kami ini. Maka, kamipun tetap
berangkat ke Makkah dengan keledai tua yang tertatih- tatih dan lambat sekali,
sehingga rombongan kami merasa keberatan dan payah atas lambatnya keledai
kami. Akhirnya kamipun sampai juga di Makkah, dan mencari bayi yang akan kami
susui.
Pada saat itu pula, Sayyiduna Abdul Muthalib (kakek Baginda Nabi SAW)
mendengar hatif (seruan malaikat yang diperintah oleh Allah SWT) yang
menyerukan agar Beliau Rasulullah SAW jangan disusukan kecuali kepada
Sayyidah Halimatus Sa'diyyah RA, sebagaimana disebutkan di kitab As-Sirah AnNabawiyyah juz 1 hlm 56:




"Sesungguhnya Muhammad SAW Al-Amiin putra Sayyidah Aminah, adalah insan
yang paling utama dan sebaik-baiknya pilihan Allah SWT. Tiada yang berhak untuk
menyusuinya kecuali Halimatus Sa'diyyah. Dialah (Halimah) sebaik-baiknya wanita
pilihan yang terjaga dari segala aib dan kejelekan, serta telah disucikan lahir dan
batinnya. Janganlah sekali-kali engkau serahkan Muhammad SAW selain
kepadanya. Sungguh ini adalah suatu keputusan dan ketetapan dari Allah SWT
Dzat Yang Maha Kuasa atas segala-galanya".
Sesampainya Sayyidah Halimah di Makkah, maka dengan izin Allah SWT Beliau
ditemukan dengan Sayyiduna Abdul Muthalib. Seketika Sayyiduna Abdul Muthalib
mengetahui bahwa beliau (Sayyidah Halimah) adalah sebagian dari rombongan
para wanita yang sedang mencari anak untuk dirawat dan disusuinya.
Sebagaimana disebutkan di kitab As-sirah An-Nabawiyyah juz 1 hlm 55, Sayyidah
Halimah RA berkata:
"Kemudian Sayyiduna Abdul Muthalib menemuiku dan bertanya: "Siapakah
sesungguhnya engkau dan dari manakah asalmu ?" Akupun menjawab: "Wahai
Tuan Abdul Muthalib, saya adalah seorang wanita biasa dari kabilah Bani Sa'ad".
Beliau bertanya lagi; "Siapakah namamu ?". Akupun menjawab lagi: "Duhai tuan
Abdul Muthalib, namaku adalah Halimah". Beliaupun kemudian tersenyum
61

bahagia dan berkata: "Halimah dan Sa'diyyah adalah dua nama yang sangat indah
sekali yang menunjukkan kemuliaan dan kebaikan dunia akhirat, maukah kamu
menyusui dan merawat cucuku, niscaya engkau mendapati keberuntungan yang
abadi?". Akupun menjawab; "Wahai tuan, sungguh saya bersedia, segera
pertemukan saya dengannya".
Maka wajah Tuan Abdul Muthalib semakin berbinar-binar memancarkan
kebahagian yang meluap (atas tercapainya apa yang diharapkan). Kemudian
Beliau mengajakku masuk ke dalam rumah Sayyidah Aminah RA. Sesampainya di
sana, beliau (Sayyidah Aminah RA) menyambutku dan berkata;
"Selamat datang dan kami senang bertemu denganmu". Kemudian beliau
(Sayyidah Aminah RA) mengajakku masuk ke kamar Baginda Rasulullah SAW
dengan sangat perlahan-lahan dan sangat hati-hati. Setelah aku melihatnya, aku
sangat kagum dengan keindahan wajahnya yang sangat anggun mempesona
laksana mutiara yang tiada duanya. Beliau SAW sedang tidur dengan pulas
berselimutkan sutera yang sangat putih dan jernih melebihi putihnya susu dan
terhampar di bawahnya sutera hijau yang sangat indah dan semerbak bau yang
sangat harum menyebar dari tubuhnya. Maka akupun mendekatinya dengan
sangat perlahan dan hati-hati karena khawatir membangunkan Beliau dari
tidurnya. Dan dengan sangat hati-hati aku usapkan tanganku di dada Beliau. Tibatiba Beliau terbangun dan membuka kedua matanya dan tiba-tiba pula memancar
cahaya dari kedua mata Beliau dan kemudian Beliaupun memandangku dengan
senyumnya yang sangat indah. Akupun terpana dan sangat kagum, belum pernah
selama hidupku aku melihat peristiwa yang sangat luar biasa seperti ini..
Akupun tak sabar lagi untuk secepatnya memegang dan memeluknya. Seketika itu
pula, dengan reflek aku cium keningnya (antara kedua matanya). Aku angkat, aku
gendong, aku peluk dan tiba-tiba kedua payudaraku yang tadinya sedikit air
susunya, seketika menjadi penuh dan deras air susunya. Maka Akupun
memberikan susu kanan kepada Beliau, dan Beliaupun meminumnya. Begitu aku
pindahkan ke sebelah kiri, Beliau menolaknya. Seakan-akan Beliau memberikan
isarah bahwa susuku yang kiri adalah untuk anakku Abdullah.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0395 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-iii/ 359500077521722
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=457807257678116&id=1000034653822
98

62

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid II bagian 4
---Sebagaimana dijelaskan di kitab tersebut tentang hal ini bahwa: Ahlul ilmi
mengatakan sesungguhnya Allah SWT memberikan ilham kepada Beliau Baginda
Rasulullah SAW, bahwa Beliau mempunyai saudara yang menyusu bersamanya,
maka Beliau memberikan bagian untuknya.
Sayyidah Halimah RA berkata: "Setelah Beliau SAW merasa cukup, kemudian aku
susui anakku Abdullah dengan susu kiri sampai kenyang dan tidur pulas. Padahal
sebelumnya anakku tidak pernah bisa tidur pulas karena lapar. Pada saat itu pula,
suamiku yang sedang menunggu di luar mendekati onta yang kami bawa. Tibatiba onta kami tersebut kelihatan segar, gemuk dan kantong susunya penuh
dengan air susu. Kemudian ia memerah susunya untuk kami minum sampai kami
merasa segar dan kenyang sekali.. Dan kamipun bisa tidur pulas di malam itu,
padahal sebelumnya kami tak pernah bisa tidur pulas.
Maka, pada pagi harinya suamiku berkata: "Wahai istriku tercinta Halimah,
sungguh kita telah mendapatkan bayi agung yang sangat mulia dan penuh
keberkahan".
Demikian pula, keledai kami yang dulunya kurus dan lemah kini tiba-tiba menjadi,
gemuk, kuat, sehat dan cepat jalannya.
Sayyidah Halimah berkata: "Di saat kami sekeluarga dan rombongan akan pulang,
aku melihat keledaiku sujud menghadap ke ka'bah sebanyak tiga kali dan
mengangkat kepalanya ke langit. Akupun lantas naik keledai tersebut dan
menggendong Baginda Rasulullah SAW. Demi Allah, keledaiku sangat cepat sekali
jalannya, tidak ada satupun yang bisa mengejarnya, sampai rombonganku pada
heran dan berkata: "Wahai Halimah binti Abi Dzuaib, kasihanilah kami,
perlahanlah jangan cepat-cepat jalannya. Bukankah itu keledaimu yang dulunya
lemah dan lambat jalannya ?!" Akupun menjawab: " Benar teman-temanku. Demi
Allah, sungguh inilah keledai itu". Kemudian diantara mereka menjawab: "Demi
Allah,sungguh itu adalah suatu keajaiban yang sangat luar biasa". Dan seketika itu
juga terdengar jelas olehku keledaiku berkata dengan bahasa arab yang fasih:
"Demi Allah, sungguh Allah SWT telah melimpahiku keajaiban yang luar biasa.
Allah SWT telah mengembalikan kekuatan dan semangatku, serta menjadikanku
gemuk dan segar.
Camkan oleh kalian semua hai kabilah Bani Sa'ad. Apakah kalian tidak sadar,
siapakah sesungguhnya yang ada di punggungku ini?. Sesungguhnya Beliau adalah
63

Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi Kekasihnya Allah SWT,
sebagai junjungan seluruh para Nabi dan Rasul. Dan Beliaulah sebaik- baiknya
seluruh makhluk Allah SWT di alam semesta ini".
Dengan adanya beraneka ragam peristiwa ini semua, sudah dipastikan bahwa
Sayyidah Halimah RA semakin memuncak kekaguman dan kebanggaannya kepada
Beliau SAW.
Dan sesungguhnya ibunda Beliau SAW, Sayyidah Aminah Radliyallahu 'Anha, tentu
tidak sembarangan menyerahkan buah hatinya (Rasulullah Muhammad SAW
kekasih Allah SWT) begitu saja kepada Sayyidah Halimah Radliyallahu 'Anha.
Namun Beliau semata-mata hanya melaksanakan kehendak Allah SWT dengan
penuh keyakinan bahwa sesungguhnya Allah SWT pasti akan senantiasa
melindungi dan menjaganya dengan sebaik- baiknya.
Bagimana tidak, karena sesungguhnya beliau Sayyidah Aminah Radliyallahu 'Anha
telah menyaksikan sendiri tentang keagungan putranya (Rasulullah Muhammad
SAW) dengan adanya berbagai macam mukjizat yang sangat luar biasa yang
terjadi sejak sebelum dilahirkan, saat dilahirkan dan sesudah dilahirkannya Beliau
SAW, sebagaimana yang tercantum dalam kitab Nurul Mushthafa yang pertama.
Dengan itu semua, Sayyidah Aminah RA senantiasa merasa tenang, tentram dan
ridlo hatinya atas segala sesuatu yang menjadi kehendak Allah SWT.
Dan sesampainya sayyidah Halimah Radliyallahu 'Anha di daerahnya (Bani Sa'ad),
beliau melihat keajaiban-keajaiban yang sangat menakjubkan. Sebagaimana
dijelaskan di kitab Sirah Ibnu Hisyam hlm 38, beliau (Sayyidah Halimah RA)
berkata:
"Setelah kami sampai rumah, tiba-tiba kami melihat kambing- kambing kami telah
menjadi gemuk, segar dan penuh air susunya, padahal sebelumnya dalam
keadaan kurus dan daerah kami masih dalam keadaan tandus kekeringan. Maka,
seketika itu pula langsung kami perah susunya dan kami minum hingga kami
semua merasa kenyang."
Dan sebagaimana telah disebutkan di kitab As-Sirah An- Nabawiyyah juz 1 hlm 58,
bahwa Sayyidah Halimah RA berkata:
"Dan setelah kami masuk rumah, tiba-tiba kami mencium bau harum semerbak
yang sangat luar biasa wanginya di setiap ruangan rumah kami. Maka dengan
bangga aku ceritakan kepada para tetanggaku segala keajaiban yang telah aku
lihat sendiri tentang kemuliaan dan keberkahan anak yang kubawa ini (Beliau
Muhammad bin Abdullah SAW). Dan merekapun meyakini hal tersebut, sehingga
apabila ada diantara mereka yang sakit, maka mereka meletakkan telapak tangan

64

Beliau SAW di tempat yang sakit, sehingga dengan izin Allah SWT penyakit
tersebut segera sembuh".
Disebutkan pula di kitab As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hlm 57 bahwa
sesungguhnya saat Beliau SAW menginjak usia 3 bulan sudah bisa berdiri tegak.
Saat Beliau SAW menginjak usia 5 bulan sudah mampu berjalan lancar. Saat Beliau
SAW menginjak usia 9 bulan sudah benar-benar bisa berbicara dengan sangat
fasih. Dan saat Beliau SAW menginjak usia 10 bulan sudah pandai memanah.
Beliau SAW sangat cepat sekali perkembangan fisiknya, hingga begitu menginjak
usia 2 tahun sudah menjadi anak yang kuat fisiknya. Dan begitulah segala macam
anugerah kemuliaan dari Allah SWT selalu melimpah dan terus bertambah kepada
Beliau Muhammad bin Abdullah SAW.
Dan sesungguhnya tidak ada seorang makhlukpun yang bisa melihat auratnya
Beliau SAW, sebagaimana disaksikan sendiri oleh Sayyidah Halimah RA,
sebagaimana disebutkan di kitab As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hlm 57 Sayyidah
Halimah RA berkata:
"Bahwa sesungguhnya setiap hari senantiasa cahaya turun dari langit kepada
Beliau SAW, dan tidak lama kemudian menghilang (dengan tujuan untuk
menyelimuti Beliau SAW dengan cahaya sehingga tidak terlihat auratnya,
sebagaimana Sabda Baginda Nabi SAW yang artinya kurang lebih: "Sesungguhnya
diantara kemuliaan yang Allah SWT anugerahkan kepadaku adalah tidak ada
seorang makhlukpun yang melihat auratku").
Dan juga dijelaskan di kitab tersebut hlm 58, bahwa sesungguhnya Beliau SAW
tidaklah memegang atau mengambil sesuatu kecuali membaca Bismillah.
Dan disebutkan pula di kitab Madarijus Shu'ud hlm 24 bahwa sesungguhnya
Sayyidah Halimah RA selama 2 tahun bersama Beliau SAW senantiasa
mendapatkan berbagai macam anugerah yang sangat indah dari Allah SWT.
Sehingga kehidupannya penuh dengan kebahagiaan, kesejahteraan dan
kemakmuran.
Dan disebutkan di kitab As-Siroh An-Nabawiyyah juz 1 hlm 58 Sayyidah Halimah
RA berkata;
"Setelah Beliau SAW berumur 2 tahun, kami membawanya ke Makkah untuk
dikembalikan kepada ibundanya. Padahal sesungguhnya kami sangat
menginginkan Beliau SAW menetap di tempat kami. Karena berkah Beliau SAW,
yang senantiasa melimpah kepada kami. Namun karena adanya kesepakatan
antara kami dan ibundanya Beliau SAW yaitu mengembalikannya setelah Beliau
SAW berumur 2 tahun, maka dengan berat hati kamipun mengembalikannya".

65

Setelah kami sampai di hadapan ibunda Beliau SAW (Sayyidah Aminah RA),
kamipun mengutarakan keinginan kami untuk kembali mengasuh Beliau SAW.
Maka akupun berkata kepada Beliau Sayyidah Aminah RA;
"Ijinkanlah kami untuk mengasuhnya lagi. Dan mengembalikannya setelah Beliau
SAW dewasa".
Dan tak henti-hentinya kami meminta ijin kepadanya, sehingga Beliaupun
mengijinkan kami untuk mengasuhnya lagi.
Dan di saat kami pulang membawa Beliau SAW, kami melewati pasar Dzil Majaz,
di situlah kami berpapasan dengan dukun sesat yang berhubungan dengan setan.
Saat dia melihat Beliau SAW, maka dia tercengang karena telah mengetahui
tanda- tanda kenabian Beliau SAW.Bahwa Beliau SAW lah yang akan membasmi
dukun-dukun dan akan memusnahkan patung- patung. Dan dengan berteriakteriak kepada masyarakat di sekitarnya dukun tersebut berkata:
"Wahai masyarakat arab, bunuhlah anak ini sekarang juga, sebelum dia
membinasakan agama kalian dan menghancurkan patung-patung sesembahan
kalian dan sebelum dia mengalahkan kalian".
Akan tetapi atas perlindungan Allah SWT dan para Malaikat-Nya, mereka tidak
menghiraukan teriakan-teriakan dukun tersebut. Dan tak henti-hentinya dukun
tersebut meneriakkan hal itu sampai ia menjadi gila dan mati seketika. Dan
secepatnya Sayyidah Halimah RA menyelamatkan Beliau SAW dan membawanya
pulang ke rumahnya.
Dan disebutkan pula di kitab As- Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hlm 53 setelah
Sayyidah Halimah RA sampai di rumahnya, maka diapun semakin memuncakkan
perhatiannya dan selalu mengawasi dimanapun Beliau SAW berada dengan penuh
belas kasih saying, dan tidak dibiarkan Beliau SAW jauh dari pandangannya.
Demikianlah hari demi hari berlalu, kehidupan Sayyidah Halimah RA dan
keluarganya bersama Beliau SAW mengalami ketentraman, kesejahteraan dan
kedamaian.
Sampai pada suatu saat Sayyidah Halimah RA tidak melihat Beliau SAW berada di
sekitarnya. Dengan perasaan cemas dan khawatir diapun mencarinya. Tidak lama
kemudian dia menemukan Beliau SAW bersama dengan Syaema' (putri kandung
Halimah RA yang telah menginjak dewasa yang selalu membantunya dalam
menjaga dan mengasuh Beliau SAW). Maka Sayyidah Halimah RA berkata;
"Wahai Syaema' tidak selayaknya kamu membawa Beliau SAW keluar di bawah
terik matahari yang sangat panas." Kemudian Syaema' pun menjawab :

66

"Wahai Ibunda, saya tidak pernah melihat Beliau SAW kepanasan terkena terik
matahari, karena kemana saja saya bawa Beliau SAW, senantiasa mega-mega
menaunginya". Sayyidah Halimah RA berkata:
"Benarkah apa yang telah kamu katakan?"
Maka Syaema' pun bersumpah dan berkata:
"Ya, demi Allah, sungguh yang aku katakan adalah benar".
Kemudian Sayyidah Halimah RA dengan penuh perhatian dan kasih sayangnya
berdo'a;

Yang artinya kurang lebih:
"Ya Allah lindungilah anakku ini dari segala sesuatu yang aku khawatirkan".
Kemudian diapun membawa Beliau SAW pulang ke rumahnya. Dan tak lama
kemudian Sayyidah Halimah RA menyaksikan sendiri bahwa mega-mega selalu
menaungi Beliau SAW, khususnya di saat terik matahari yang sangat panas.
Demikianlah, bulan demi bulan berlalu, Sayyidah Halimah RA dan keluarganya
bersama Beliau SAW telah mengalami berbagai macam peristiwa-peristiwa yang
sangat indah yang tak ada hentinya. Sehingga tempat yang dihuni oleh mereka
laksana taman dari taman-taman sorga yang selalu disejahterakan dan diindahkan
kehidupannya oleh Allah SWT disertai dengan perlindungan- Nya yang sangat
agung. Sebagaimana Allah SWT telah berjanji bahkan bersumpah dengan FirmanNya dalam Al- Qur'anul-Karim yang tercantum dalam surat Ad-Dluha bahwa
sesungguhnya Allah SWT tidak akan meninggalkannya bahkan senantiasa akan
melindungi dan menjaganya.
Firman Allah SWT :
3(
) 2( ) 1( )
Yang artinya kurang lebih;
"Demi waktu dluha, dan demi malam apabila sunyi, sesungguhnya Tuhanmu tidak
akan meninggalkan kamu dan tidak akan (pula) mengecewakanmu ". Q.S. AdlDluha: 1-3.
Dan juga disebutkan di kitab Madarijus Shu'ud hlm 15:
pada saat Beliau SAW dalam kandungan ibundanya dan ayahanda Beliau SAW
wafat, para malaikat berkata:
"Ya Allah Tuhan dan Sesembahan kami, Nabi terkasih-Mu sekarang telah yatim,
tidak punya ayah".

67

Maka, Allah SWT Berfirman menjawab para malaikat tersebut;



"Ketahuilah olehmu wahai para malikat. Sesungguhnya Aku (Allah SWT) sendiri
yang akan menjaga, melindungi dan merawatnya. Serta akan Aku limpahkan
bantuan/pertolongan dan rezeki kepadanya. Dan Aku sendiri pula yang senantiasa
akan mencukupi (segala urusannya). Maka, panjatkanlah selalu oleh kalian
sholawat kepadanya dan dapatkanlah keberkahan bagi kalian dengan berwasilah
menyebut namanya"
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0396 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-iv/ 359500420855021
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=457721764353332&substory_inde
x=3&id=100003465382298

68

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid II bagian 5
----Dan sebagaimana disebutkan di kitab Madarijus Shu'ud hlm 25 pada saat Beliau
SAW menginjak usia 4 tahun, Beliau SAW berkata kepada Sayyidah Halimah RA
mempertanyakan saudara- saudaranya yang sedang keluar untuk
menggembalakan kambing-kambingnya, kemudian Sayyidah Halimah RA
menjawabnya:
'Wahai anakku, sesungguhnya mereka sedang keluar untuk menggembalakan
kambing- kambing yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kami dengan
keberkahanmu. Dan nanti saat menjelang malam mereka baru pulang".
Beliau SAW berkata:
"Wahai ibundaku, kenapa engkau bedakan aku dengan mereka. Di sini aku enakenakan di rumah, tinggal makan dan minum, sementara mereka di luar
menggembalakan kambing, merasakan capek dan kepanasan".
Maka Sayyidah Halimah RA berkata:
"Wahai anakku, sesungguhnya aku melakukan hal itu adalah karena cinta dan
sayangku padamu. Tak rela aku ada sedikitpun sesuatu yang bisa menyakitimu.
Apalagi di luar sana itu sangat berbahaya sekali. Banyak orang-orang yang jahat
dan saya sangat khawatir sekali apabila mereka melihat keindahanmu dan cahaya
kemuliaanmu maka mereka akan menculikmu". Kemudian Beliau SAW berkata:


Yang artinya kurang lebih:
'Wahai Ibunda tercinta. Sesungguhnya hanya Allah SWT Dzat yang paling bisa
menjagaku. Pasrahkanlah diriku kepada-Nya dan bertawakkallah engkau kepadaNya. Sungguh hanya Dia semata Dzat yang paling bisa menjaga dan memberi
pertolongan. Dan apabila Allah SWT telah menjagaku, walaupun seluruh penghuni
bumi bersatu untuk mencelakakanku, niscaya mereka tidak akan mampu".
Sayyidah Halimah RA berkata; "Sungguh perkataan Beliau SAW membuat aku
sangat kagum sekali, dan akupun berkata kepadanya: "Wahai putraku, apa yang
kau kehendaki?" Beliau SAW menjawab:
"Wahai ibunda tercinta, aku ingin bersama saudara-saudaraku dalam keadaan
suka maupun duka". Sayyidah Halimah RA Berkata:
"Jika begitu, maka demi cintaku padamu dan kemuliaan yang ada padamu,
lakukanlah apa yang terbaik bagimu".
69

Dan pada saat mereka keluar bersama Beliau SAW untuk menggembalakan
kambing, maka Sayyidah Halimah RA berpesan kepada anak-anaknya, diantaranya
yang bernama Abdullah/Dlomroh yang sepantaran dengan Beliau SAW, agar
selalu menjaga, mengawasi dan memperhatikan Beliau SAW.
Setelah mereka pulang kembali ke rumah, Sayyidah Halimah RA berkata kepada
Abdullah:
"Wahai anakku, apa yang terjadi kepada Beliau SAW". Abdullah pun menjawab:
"Wahai ibundaku, sungguh adalah suatu keajaiban yang menunjukkan kemuliaan
Beliau SAW. Setiap batu, pohon, cadas dan perbukitan yang Beliau SAW lewati,
mereka selalu mengucapkan salam dengan bahasa arab yang fasih dan jelas. Dan
setiap tempat yang Beliau SAW lewati mendapatkan keberkahan dari Beliau SAW.
Dan semua binatang-binatang ternak kami tunduk dan patuh kepada Beliau SAW.
Mereka berhenti apabila disuruh berhenti dan berjalan apabila disuruh berjalan".
Dan yang lebih ajaib lagi, waktu kami melewati suatu lembah perbukitan,
muncullah seekor harimau yang besar dan sangat buas. Matanya merah menyala,
mulutnya terbuka, terlihat taring- taringnya yang runcing dan tajam, siap untuk
menerkam. Namun begitu ia melihat Beliau SAW, tiba-tiba iapun menjadi jinak,
duduk, menundukkan kepalanya, seakan ta'dhim dan patuh kepada Beliau SAW.
Dan harimau itupun berkata dengan bahasa Arab yang fasih:

"Salam sejahtera semoga senantiasa melimpah kepadamu wahai Baginda
Muhammad".
Kemudian Beliau SAW mendekatinya tanpa ada rasa takut sedikitpun dan
membisikkan sesuatu ke telinganya, dan mengisaratkan sesuatu, sehingga
harimau tersebut pergi. Kemudian aku datangi Beliau SAW dan bertanya:
"Wahai saudaraku, apakah yang engkau katakan kepadanya?".
Beliau SAW menjawab :
"Janganlah kamu datang lagi kemari, dan janganlah kau ganggu daerah kami".
Maka harimau itupun menyanggupinya dan pergi".
Dan sesungguhnya, peristiwa- peristiwa tersebut adalah sangat mudah bagi Allah
SWT, apalagi demi untuk melindungi dan memuliakan kekasih-Nya yang sangat
mulia di Sisi-Nya.
Dan disebutkan dalam kitab Madaarijus Shu'ud hlm 24 bahwa sesungguhnya
terjadinya peristiwa "Syaqqush Shadri" (dibelahnya dada Beliau SAW oleh para
malaikat) pada saat usia Beliau SAW 4 tahun, dan juga disebutkan di kitab AsSirah An- Nabawiyyah juz 1 hlm 58 bahwa Sayyidah Halimah RA berkata:

70

"Pada saat Beliau SAW bersama dengan saudaranya Abdullah menggembala


kambing di sekitar rumahku, tiba-tiba Abdullah lari dengan sangat kencang
mendatangiku dengan muka yang sangat pucat dan keringat dingin bercucuran
menunjukkan kecemasan dan ketakutan, sambil menangis dia berteriak-teriak:
"Wahai Ibuku, Wahai Bapakku, cepat tolonglah saudaraku (Beliau SAW), jangan
sampai terlambat. Aku tak ingin Beliau SAW celaka." Kemudian aku (Halimah RA)
berkata:
"Apa yang terjadi wahai anakku". Abdullah menjawab:
"Saat kami menggembala kambing, tiba-tiba datang dua orang yang berpakaian
putih- putih, kemudian membawa Beliau SAW ke atas bukit".
Dan dengan spontan Sayyidah Halimah RA dan suaminya bangkit lari mengejar
keberadaan Beliau SAW sambil berteriak-teriak meminta bantuan orang-orang di
kampungnya.
Dan peristiwa tersebut, juga diriwayatkan sendiri oleh Beliau SAW, sebagaimana
yang dijelaskan dalam kitab tersebut hlm 61, bahwa Beliau SAW bersabda yang
artinya kurang lebih:
"Bahwa sesungguhnya, pada saat terjadinya peristiwa tersebut, ibuku (Sayyidah
Halimah RA) dan suaminya bersama para rombongan berlari menuju arah
keberadaanku di atas bukit yang mana pada saat itu Malaikat Jibril AS dan
Malaikat Mikail AS sedang membelah dadaku yang tanpa aku merasakan cemas
ataupun sakit, dengan tujuan untuk mengisi ke dalam jiwaku berbagai macam
anugerah yang sangat agung. (Sebagaimana yang disebutkan oleh Sayyiduna AlImam Al-Habib Ali Al-Habsyiy di Maulid Simtud Duror :

Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya para malaikat tersebut tidaklah mengeluarkan sesuatu dari diri
Beliau SAW akan tetapi sesungguhnya mereka telah menambah kesucian di atas
kesucian pribadi Beliau SAW".
Setelah peristiwa tersebut selesai aku (Nabi SAW) dan para malaikat dari
kejauhan mendengar teriakan ibuku (Sayyidah Halimah RA) yang sedang berlari
menuju ke arahku dengan berkata :

Yang artinya kurang lebih;
"Sesungguhnya anakku (Beliau SAW) masih kecil dan lemah, maka janganlah
diganggu"

71

Dengan seketika para Malaikat tersebut memelukku dengan penuh belas kasih
sayang dan mencium kepalaku dan juga keningku sambil berkata:

Yang artinya kurang lebih:
"Bukanlah engkau anak yang lemah, karena engkau adalah kekasih Allah SWT".
Tak lama kemudian terdengar ibuku berteriak lagi:

Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya anakku sendirian tidak ada yang melindunginya, tolong janganlah
diganggu".
Dengan seketika pula para Malaikat tersebut memelukku dengan penuh kasih
sayang dan mencium kepalaku dan juga keningku sambil berkata:

Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya engkau wahai kekasih Allah SWT tidaklah sendirian bahkan Allah
SWT bersama para Malaikat-Nya dan semua orang yang beriman selalu
bersamamu".
Dan tidak lama kemudian, terdengar lagi ibuku berteriak;

Yang artinya kurang lebih:
"Tolong janganlah diganggu, sesungguhnya Dia adalah anak yatim yang paling
lemah diantara kita. Sungguh sangatlah mudah terbunuh dikarenakan
kelemahannya".
Dan seketika pula para Malaikat tersebut memelukku dengan penuh kasih sayang
dan mencium kepalaku dan juga keningku sambil berkata:

Yang artinya kurang lebih:
"Alangkah mulianya engkau sebagai anak yatim, sungguh engkau sangat mulia di
Sisi Allah SWT. Sesunggughnya jika engkau tahu kebajikan apa yang Allah SWT
kehendaki kepadamu sungguh engkau akan merasa sangat senang dan bahagia".
Kemudian setelah mereka sampai di kaki bukit, ibuku (Sayyidah Halimah RA)
melihatku dan dengan mendaki bukit tersebut beliau berkata:

Yang artinya kurang lebih:
"Sungguh saya kira engkau telah meninggal dan aku tidak bisa melihatmu lagi".
Kemudian ibuku mendatangiku dan memelukku dengan penuh kegembiraan atas
keselamatanku. Kemudian Beliau SAW bersumpah :
( )
72

Yang artinya kurang lebih:


"Demi Dzat yang menguasai diriku, sesungguhnya pada saat aku dalam pelukan
ibuku, para malaikat masih memegang tanganku, namun mereka (ibuku dan
rombongannya) tidak melihatnya".
Dengan peristiwa yang sangat aneh tersebut, sebagian dari kaum Bani Sa'ad
menyarankan kepada Sayyidah Halimah RA dan suaminya untuk membawa Beliau
SAW ke dukun, karena mereka menganggap apa yang terjadi pada Beliau SAW
adalah akibat dari gangguan jin. Seketika itu Beliau SAW bersabda:
) ( ) (
Yang artinya kurang lebih:
"Wahai kalian semua, sesungguhnya aku tidak terkena seperti apa yang kalian
duga. Bukankah kalian telah melihat sendiri bahwa anggota tubuhku dan akalku
dalam keadaan sehat?. Sungguh tak ada sedikitpun sesuatu yang aku derita."
Kemudian bapakku (suami Sayyidah Halimah RA) berkata:
"Wahai kaumku, apakah kalian tidak mendengar apa yang telah dikatakan oleh
anakku ini?. Sungguh semua perkataannya sangat normal dan saya berharap
semoga saja anakku ini tidak terkena apa-apa".
Namun penduduk tersebut tetap sepakat membawaku ke dukun untuk diperiksa.
Begitu sampai di tempat dukun, mereka menceritakan keadaanku pada dukun
tersebut. Tetapi dukun tersebut menyuruh mereka diam dan memintaku untuk
menceritakan sendiri peristiwa yang baru saja aku alami.
Dan begitu aku selesai menceritakan semua peristiwa yang baru saja aku alami,
(disitulah dukun sesat tersebut telah mengetahui rahasia kepribadian Beliau
SAW). Tiba- tiba dukun tersebut menyekapku dan berteriak dengan keras:
"Wahai penduduk Arab semua, sungguh malapetaka sebentar lagi akan datang.
Bunuhlah segera anak ini dan bunuh pula aku bersamanya. Demi Tuhan Lata dan
Uzza, apabila anak ini kalian biarkan menjadi besar, niscaya akan membawa
agama baru yang mengganti agama kalian semua. Dia akan menganggap kita dan
nenek moyang kita adalah orang-orang yang bodoh tak berakal. Dia akan
bertentangan dengan seluruh urusan kalian. Sungguh dia akan membawa agama
baru yang belum pernah kalian dengar sebelumnya".
Seketika itu juga dengan secepatnya ibuku (Sayyidah Halimah RA) merebut aku
dari dekapan dukun tersebut, dan sambil berkata dengan lantang kepadanya:
"Sesungguhnya yang terkena gangguan adalah kamu. Dan perkataan kamu adalah
perkataan orang yang tidak waras. Jika aku tahu kamu akan berkata begini, maka
kami tidak akan mendatangimu. Jika kamu ingin mati, carilah sendiri orang yang
membunuhmu. Kami tidak mungkin untuk mencelakai anak yang kami cintai ini".
73

Dengan seketika pula, ibuku dan rombongannya membawaku pulang ke rumah.


Sesampainya di rumah, aku merenung dengan penuh takjub atas segala peristiwa
yang terjadi antara aku dengan para malaikat. Dan bekas belahan Malaikat
tersebut masih terlihat membekas diantara dada dan pusarku.
Dan disebutkan dalam kitab As- Sirah An-nabawiyyah juz 1 hlm 58 Sayyidah
Halimah RA berkata:
"Sesampainya kami di rumah, setelah terjadinya peristiwa tersebut, suamiku
berkata:
"Wahai istriku Halimah, lebih baik anak ini kita pulangkan saja ke ibundanya,
sebelum terjadi sesuatu kepadanya, dan kita akan selamat dari pertanggung
jawaban".
Dan secepatnya kamipun membawa Beliau SAW ke Makkah untuk dikembalikan
kepada ibundanya Beliau SAW, walaupun sesampainya di sana sudah malam..
Dan telah diriwayatkan dalam kitab tersebut, bahwa sesungguhnya pada saat
Sayyidah Halimah RA dan suaminya bersama Beliau SAW sudah mendekati kota
Makkah, tiba-tiba Beliau SAW menghilang dari pandangan mata mereka. Dengan
perasaan khawatir dan cemas diapun bersama suaminya mencari Beliau SAW.
Setiap tempat dan penjuru diantara gunung-gunung dan perbukitan yang ada di
sekitarnya mereka datangi untuk mencari Beliau SAW. Namun mereka tidak
berhasil menemukannya. Kemudian merekapun secepatnya menuju kota Makkah
meminta pertolongan untuk mencari Beliau SAW. Sesampainya di kota Makkah,
mereka menemui Sayyiduna Abdul Muthalib dan berkata:
"Wahai tuan Abdul Muthalib, sesungguhnya di malam ini aku datang bersama
dengan cucumu Muhammad untuk kami kembalikan kepada ibundanya. Akan
tetapi sesampainya kami di dekat kota Makkah, Beliau hilang dari pandangan
mata kami. Demi Allah kami tidak tahu dimana sekarang Beliau berada."
Dengan seketika Sayyiduna Abdul Muthalib berdo'a dengan suara yang keras:

Yang artinya kurang lebih:
"Ya Allah Ya Robbi, tolong kembalikanlah anakku Muhammad. Jika Engkau
mwengembalikannya, sungguh aku akan berbuat kebajikan (nadzar bersedekah)".
Seketika itu pula terdengar seruan dari langit:

Yang artinya kurang lebih:
"Wahai penduduk Makkah, janganlah kalian panik, sesungguhnya Muhammad
mempunyai Tuhan yang tidak akan mengecewakannya dan tidak mungkin
meninggalkannya"
Kemudian Sayyiduna Abdul Muthalib berkata:
74

"Dimanakah kami bisa menemukannya ?"


Lalu terdengar lagi seruan dari langit:

Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya Dia berada di lembah Gunung Tihamah, di dekat pohon Yumna".
Dengan seketika Sayyiduna Abdul Muthalib bersama dengan Sayyiduna Waraqah
bin Naufal memacu kudanya menuju tempat tersebut dan tak lama kemudian
mereka menemukan Beliau SAW di bawah pohon Yumna. Lalu Sayyiduna Abdul
Muthalib mendekati Beliau SAW dan berkata :
"Wahai anak kecil, siapakah engkau ?"
Beliau SAW menjawab:
"Aku adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib". Kemudian Sayyiduna
Abdul Muthalib turun dari kudanya dan berkata:
"Aku adalah kakekmu Abdul Muthalib". Kemudian diapun menggendong dan
memeluknya sambil berkata:
"Demi Engkau wahai anakku, aku rela mengorbankan jiwa dan ragaku". Kemudian
Sayyiduna Abdul Muthalib naik ke kudanya dengan memangku Beliau SAW dan
membawanya pulang ke Makkah. Sesampainya di Makkah Sayyidatuna Halimah
RA menyambut dengan penuh kegembiraan atas keselamatan Beliau SAW.
Kemudian mereka membawa Beliau SAW kepada Ibundanya Sayyidatuna Aminah
RA. Dan pada esok harinya Sayyiduna Abdul Muthalib memotong kambing dan
sapi serta memanggil makan penduduk Makkah untuk mensyukuri keselamatan
Beliau SAW serta memenuhi janjinya.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0397 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-v/ 359500877521642
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=458187940973381&id=1000034653822
98

75

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf.
jilid II bagian 6
------Disebutkan dalam kitab Sirah Ibnu Hisyam hlm 39 Sayyidah Halimah RA berkata:
"Sesampainya kami di hadapan ibunda Beliau SAW (Sayyidah Aminah RA), maka
beliaupun menyambut kami dengan baik. Dan dengan penuh takjub beliau
berkata :
"Wahai Halimah, apakah gerangan yang membuatmu mengembalikan anakku ini
kepadaku, padahal sebagaimana yang telah engkau ungkapkan, bahwa engkau
sangatlah mencintai dan menyayanginya, dan tak mau rasanya untuk berpisah
darinya".
Akupun menjawab:
"Wahai ibunda Muhammad, sesungguhnya Allah telah melimpahkan anugerahNya kepada kami dengan berkatnya anakmu ini, dan sesungguhnya akupun sangat
mencintai dan memuliakannya. Dan telah aku curahkan dengan segenap kasih
sayang dan cintaku di dalam mengasuhnya. Namun demi kebaikan dan
keselamatan Beliau, aku kembalikan kepadamu. Karena aku tidak ingin dan tak
tega apabila ada sedikitpun sesuatu yang bisa membahayakannya. Sebagaimana
engkaupun menginginkan kebaikan dan keselamatan baginya."
Ibunda Rasulullah SAW (Sayyidah Aminah RA) berkata:
"Wahai Halimah, apakah yang telah terjadi ? jujurlah dan katakan kepadaku
dengan terus terang".
Maka akupun menceritakan kejadian tersebut (ancaman dari orang-orang yang iri
dengki kepadanya, khususnya dukun- dukun sesat, dan terutama kisah dibelahnya
dada Beliau SAW oleh makhluk yang tidak dikenalnya). Ibunda Rasulullah SAW
berkata:
"Apa yang engkau khawatirkan wahai Halimah ? apakah engkau kira bahwa
anakku ini diganggu oleh syetan ?"

Yang artinya kurang lebih:
"Tidak mungkin, demi Allah, tidaklah ada jalan bagi syetan untuk bisa
mengganggu anakku ini. Karena Beliau selalu dilindungi oleh Allah SWT dan para
Malaikat-Nya. Dan sesungguhnya anakku ini mempunyai keistimewaan dan
keajaiban yang luar biasa".
Kemudian Ibunda Rasulullah SAW menceritakan kejadiannya saat melahirkan
Beliau SAW yang penuh dengan kejadian-kejadian yang luar biasa yang
76

dengannya tidak diragukan lagi bahwa Beliau SAW adalah manusia utama kekasih
Allah SWT. Dan akupun (Sayyidah Halimah RA) mendengarkannya dengan penuh
kekaguman yang sangat luar biasa, hingga menjadi legalah hatiku dan semakin
memuncaklah rasa kagum dan cintaku kepadanya. Sehingga dengannya, kamipun
bisa pulang dengan hati yang tenang dan tentram.
Setelah Sayyidah Halimah RA kembali ke kampungnya, maka selama dua tahun,
Beliau SAW diasuh langsung oleh Ibu kandungnya (Sayyidah Aminah RA), dan
dibantu oleh pembantunya (Barkah Ummu Aiman Al-Habasyah) dibawah
pengawasan kakeknya Sayyiduna Abdul Muthalib dengan penuh cinta dan kasih
sayang. Dan Beliau SAW tumbuh dan berkembang di bawah lindungan dan
didikan Allah SWT untuk mempersiapkannya menjadi manusia utama, utusan
yang terpilih, dan junjungan seluruh alam.
Disebutkan di dalam kitab Tafsir Al-Qur'anul Karim Lil-Imam Muqatil juz 3
hlm 194 bahwa ketika Beliau SAW berumur 6 tahun, Beliau SAW diajak oleh
ibundanya bersama dengan Ummu Aiman pergi ke Madinah untuk mengunjungi
saudara dari kakeknya yaitu Bani 'Adiy bin Najjar (keluarga ibunya Sayyiduna
Abdul Muthalib yang bernama Sayyidah Salma binti Zaid bin 'Adiy). Dan mereka
menetap di situ selama satu bulan.
Dan disebutkan pula dalam kitab As-Sirah Nabawiyyah juz 1 hlm 65, setelah
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, tidak lama kemudian Beliau SAW mengunjungi
pula keluarga ibunya Sayyid Abdul Muthalib di daerah Bani Najjar untuk
bersilaturrahmi. Di situ Beliau SAW melihat rumah yang dulu Beliau SAW pernah
singgahi bersama ibundanya di saat Beliau SAW masih kecil. Kemudian Beliau
SAW bersabda kepada para sahabat-sahabatnya:

Yang artinya kurang lebih:
"Di sinilah dulu aku singgah bersama ibundaku. Dan di daerah ini pula aku dulu
belajar berenang"
Kemudian seorang Yahudi melihatku dan terus menerus memperhatikanku. Lalu
ia bertanya kepadaku:
"Siapakah namamu ?". Aku menjawab:
"Namaku Ahmad". Kemudian ia melihat punggungku (menyingkap baju Beliau
SAW dan melihat tanda kenabiannya). Dan aku mendengar ia berkata:

Yang artinya kurang lebih:
"Anak inilah yang akan menjadi nabinya umat sekarang ini. Dan di Madinah inilah
tempat hijrahnya".
77

Kemudian ia pergi mengabarkan kepada teman-temannya. Dan mereka lalu


memberitahukan hal tersebut kepada ibuku. Karena ibundaku mencemaskan
diriku, merasakan khawatir kalau ada sesuatu yang membahayakan diriku, maka
Beliau mengajakku pulang ke Makkah. Dan sesampainya di daerah Abwa',
ibundaku sakit. Lalu meninggal dan dikubur di sana dalam usia yang masih sangat
muda sekitar 20 tahun.
Sebagaimana disebutkan di kitab Madarijus Shu'ud hlm 27 : kemudian Beliau SAW
dibawa pulang ke Makkah oleh Ummu Aiman Al-Habasyah. Sesampainya di
Makkah, Beliau SAW disambut oleh kakeknya (Sayyiduna Abdul Muthalib) dengan
penuh belas kasih sayang. Dan sejak saat itulah Beliau SAW diasuh langsung oleh
Sayyiduna Abdul Muthalib selama 2 tahun.
Dan Beliau Sayyiduna Abdul Muthalib sangat mencurahkan segenap cinta dan
kasih sayangnya di dalam mengasuh dan mendidik Beliau SAW, serta memuliakan,
mengutamakan, dan lebih mementingkan segala urusan Beliau SAW, karena
Sayyiduna Abdul Muthalib telah mengetahui dan meyakini dengan adanya tandatanda dan kejadian-kejadian yang seringkali dialaminya, yang semuanya itu
menunjukkan keutamaan dan keistimewaan Beliau SAW.
Dan sebagaimana kebiasaan bangsawan quraisy dan juga anak cucunya Sayyiduna
Abdul Muthalib, mereka mempersiapkan persinggahan untuk Sayyiduna Abdul
Muthalib, dengan menghamparkan permadani yang sangat indah di bawah
naungan ka'bah. Dan mereka (para bangsawan Quraisy dan anak cucunya
Sayyiduna Abdul Muthalib) senantiasa menghadirinya dan duduk di sekitarnya
demi untuk mendengarkkan mauidhoh hasanah, dengan tujuan untuk
meningkatkan akhlaqul karimah dan juga untuk menyelesaikan berbagai macam
masalah yang mereka alami. Mereka (suku quraisy) sangat memuliakan dan
mengagungkan Beliau Sayyiduna Abdul Muthalib, karena kearifan, kebijaksanaan
dan ketinggian ilmunya. Dan begitu pula Beliau sangat memegang teguh ajaran
Nabi Ibrahim AS, sehingga Beliau tidak terpengaruh adat-adat dan budaya
jahiliyyah, seperti menyembah patung, minum arak, zina dan lain sebagainya.
Dengan kemuliaan dan keutamaan Beliau (Sayyiduna Abdul Muthalib), maka tidak
ada seorangpun dari bangsawan Quraisy ataupun anak cucunya Beliau yang
berani duduk di persinggahan tersebut.
Dan pada suatu saat Beliau Sayyiduna Abdul Muthalib sedang duduk di
persinggahan tersebut, dengan tujuan untuk memberi mauidhoh hasanah, tibatiba datang Beliau SAW dan langsung menuju ke persinggahan tersebut. Serentak
putra-putra Sayyiduna Abdul Muthalib melarangnya. Namun dengan seketika
Sayyiduna Abdul Muthalib berkata dengan suara yang penuh dengan wibawa;
78

"Biarkanlah dia mendekatiku!".


Kemudian Sayyiduna Abdul Muthalib memangku Beliau SAW dan bersumpah;

Yang artinya kurang lebih;
"Demi Allah, sesungguhnya cucuku ini mempunyai keutamaan yang sangat agung,
dan aku yakin cucuku ini akan menjadi orang yang sangat mulia yang tiada
tandingannya dari zaman dulu dan yang akan datang".
Kemudian Sayyiduna Abdul Muthalib menyuapi Beliau SAW dengan hidangan
yang ada di persinggahan tersebut, dan mereka (para bangsawan Quraisy dan
anak cucu Sayyiduna Abdul Muthalib) memandang Beliau SAW dengan
pandangan yang penuh dengan takjub (kagum).
Begitu pula setiap harinya di rumah Sayyiduna Abdul Muthalib, tidak disediakan
makanan kecuali Sayyiduna Abdul Muthalib memanggil Beliau SAW untuk makan
bersamanya dengan memangkunya atau duduk di sebelahnya sambil menyuapi
dan memilihkan makanan yang terbaik untuknya SAW.
Dan disebutkan di kitab As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1 hlm 73: pada suatu hari
datanglah seorang uskup (kepala pendeta nashrani) dari kota Najron ke Makkah
dan menemui Sayyiduna Abdul Muthalib yang sedang duduk bersama putraputranya.
Uskup tersebut berkata:
"Sesungguhnya saya datang kemari adalah untuk memberitahukan kepada tuan,
bahwa saya telah mendapatkan data yang sangat akurat dari Kitab Suci Injil,
bahwa sekarang ini sudah tiba saatnya datangnya Nabi Akhir Zaman yang sangat
suci mulia. Yang mana Beliau adalah dari keturunan Nabi Ismail AS dan lahir di
kota suci Makkah ini".
Kemudian uskup tersebut menceritakan tanda-tanda Nabi tersebut. Lalu
Sayyiduna Abdul Muthalib memanggil Beliau SAW. Sesampainya Beliau SAW di
hadapan Sayyiduna Abdul Muthalib, maka uskup tersebut melihat dan
memperhatikan tanda-tanda yang ada pada Beliau SAW. Dengan penuh takjub dia
berkata:
"Sungguh data-data yang kami dapati di kitab kami ada pada anak ini" Kemudian
uskup tersebut bertanya lagi:
"Apa hubungan anak ini dengan tuan ?"
Sayyiduna Abdul Muthalib menjawab:
"Dia adalah anakku". Uskup tersebut berkata lagi:
"Sesungguhnya data yang kami dapati di kitab kami dia adalah anak yatim". Maka
Sayyiduna Abdul Muthalib berkata;
79

"Sesungguhnya dia adalah cucuku, ayah ibunya telah meninggal dunia". Maka
uskup tersebut berkata:
"Ya benar, seperti itulah data yang aku dapati di Kitab Suci kami (Kitab Injil yang
diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Isa AS)". Kemudian Sayyiduna Abdul Muthalib
berkata kepada putra- putranya:
"Bukankah kalian telah mendengar sendiri apa yang telah dikatakan oleh uskup
tersebut ?! Maka aku perintahkan kepada kalian untuk selalu menjaga dan
melindunginya dengan sungguh-sungguh".
Dan sesungguhnya setiap kali kaum Quraisy mengalami kekeringan di daerahnya,
maka bangsawan-bangsawan Quraisy dan kaum di sekitarnya berdatangan
menghadap kepada Sayyiduna Abdul Muthalib dan memohon agar beliau
beristisqo' (berdo'a kepada Allah SWT agar menurunkan hujan).
Dan saat itu setiap kali Sayyiduna Abdul Muthalib melaksanakannya maka ia
mengajak masyarakat sekitarnya berbondong-bondong menuju ke atas bukit
dengan membawa Beliau SAW untuk bertawasul dengannya. Dan di situlah ia
berdo'a kepada Allah SWT. Dan hanya berkatnya Beliau SAW sematalah maka
Allah SWT mengabulkan do'anya dengan seketika".
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0398 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-vi/ 359501237521606
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=458234830968692&substory_inde
x=2&id=100003465382298

80

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid II bagian 7
----Dan sesungguhnya Sayyiduna Abdul Muthalib selalu berwasiat kepada putraputranya untuk senantiasa menjaga, melindungi dan merawat Beliau SAW dengan
penuh cinta dan kasih sayang.
Dan diantara putra-putra Sayyiduna Abdul Muthalib yang paling serius untuk
menanggapi wasiatnya adalah putranya yang bernama Sayyiduna Abu Thalib
saudara kandung Sayyiduna Abdullah ayahanda Beliau SAW.
Dan sesungguhnya Sayyiduna Abu Thalib sering mendengar tentang keutamaan
dan keistimewaan Beliau SAW dari ayahandanya. Bahkan menyaksikan sendiri
peristiwa- peristiwa yang sangat agung dan menakjubkan, sehingga tumbuh
dalam hatinya rasa cinta dan kekagumannya yang sangat luar biasa kepada Beliau
SAW. Maka pada saat Sayyiduna Abdul Muthalib sudah dekat ajalnya, hanya
Beliaulah semata (Sayyiduna Abu Thalib) yang ditunjuk olehnya untuk merawat
Beliau SAW.
Dan tak lama kemudian Sayyiduna Abdul Muthalib meninggal dunia pada usia
lebih dari 110 tahun, dan dimakamkan dikuburan yang dikenal dengan nama AlHajun di Makkah. Dan pada saat itu, usia Beliau SAW menginjak 8 tahun.
Pada saat meninggalnya Sayyiduna Abdul Muthalib, Beliau SAW sangat sedih
sekali. Bahkan seluruh penduduk Makkah ikut bersedih dan berduka cita sampai
berhari-hari atas meninggalnya pemimpin mereka yang sangat mereka cintai.
Dan diriwayatkan dalam kitab As- Siroh An-Nabawiyyah juz 1 hal 87:
Sesungguhnya Sayyiduna Abu Thalib mempunyai kepribadian yang sangat mulia
sebagaimana ayahandanya. Beliau sangat memegang teguh ajaran Nabi Ibrahim
AS.
Sehingga Beliau tidak terpengaruh oleh adat-adat dan budaya jahiliyyah, seperti
menyembah patung, minum arak, zina dan lain sebagainya.
Sebagaimana disebutkan di kitab Madarijus Shu'ud hal 28, bahwa setelah
meninggalnya Sayyiduna Abdul Muthalib, maka secara langsung Sayyiduna Abu
Thalib melaksanakan wasiat ayahandanya untuk mengasuh Beliau SAW dengan
penuh kasih sayang dan rasa cinta yang memuncak, bahkan Beliau Sayyiduna Abu
Thalib siap untuk mempertaruhkan jiwa dan raganya demi untuk merawat dan
melindungi Beliau SAW dari segala sesuatu yang bisa membahayakannya.
Dan diriwayatkan pula di kitab tersebut bahwa cinta Sayyiduna Abu Thalib kepada
Beliau SAW melebihi dari pada cintanya kepada anak kandungnya sendiri. Bahkan
81

tidak pernah makan bersama dengan putra-putranya kecuali mendahulukan


Beliau SAW dengan memilihkan makanan yang terbaik untuknya SAW. Bahkan
sesungguhnya kemanapun Sayyiduna Abu Thalib pergi selalu membawa Beliau
SAW hingga pada saat tidurpun Sayyiduna Abu Thalib menemaninya.
Dan diriwayatkan di kitab As- Siroh An-Nabawiyyah juz 1 hal 88 sesungguhnya
Beliau SAW setiap bangun tidur terlihat pada dirinya keutamaan-keutamaan yang
sangat nampak, tidak seperti manusia umumnya. Sesungguhnya Beliau SAW
setiap bangun tidur terlihat cahaya yang anggun keluar dari dirinya, rambutnya
telah tersisir dengan rapi, terbasahi dengan minyak, dan terlihat sepertinya telah
memakai celak mata, bau harum semerbak keluar dari dirinya, dan kelihatan
segar bersih seperti orang baru mandi. Dan hal itu, semata-mata adalah anugerah
dari Allah SWT demi untuk memuliakan Beliau SAW.
Dan disebutkan pula di kitab tersebut; bahwa pengasuh Beliau SAW yang
bernama Ummu Aiman berkata: "Sesungguhnya Beliau SAW tidak pernah
mengeluh lapar atau haus, bahkan aku sering mempersilahkan Beliau SAW untuk
makan, namun Beliau SAW menjawab: "Aku masih kenyang", sebagaimana sabda
Baginda Nabi SAW yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya sering sekali Allah SWT menganugerahkan kepadaku rasa kenyang
dan segar meskipun Aku belum makan/minum".
Habib Ali bin Muhammad Al- Habsyi dalam kitab maulidnya Simtud Duror berkata
tentang keutamaan kepribadian Beliau SAW :

Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya Beliau SAW adalah manusia tetapi bukan seperti manusia biasa".
Dan juga disebutkan di kitab As- Siroh An-Nabawiyyah: bahwa pada suatu saat
kota Makkah mengalami kemarau, maka para bangsawan quraisy dan sebagian
penduduk Makkah menghadap Sayyiduna Abu Thalib, karena Beliau dianggap
oleh mereka sebagai kholifah atau pengganti Sayyiduna Abdul Muthalib, agar
beliau beristisqo' (berdo'a kepada Allah SWT agar menurunkan hujan). Dengan
seketika Sayyiduna Abu Thalib bangkit menuju Ka'bah yang dimuliakan Allah SWT
dengan membawa Beliau SAW.
Sesampainya di Ka'bah, Sayyiduna Abu Thalib mengangkat Beliau SAW dan
menempelkan punggung Beliau SAW ke dinding Ka'bah. Dan memohon agar
Beliau SAW beristisqo'.
Kemudian Beliau SAW mengangkat jari telunjuknya ke langit dengan
menundukkan kepalanya memohon dan berdo'a kepada Allah SWT agar
menurunkan hujan. Dengan seketika, mega-mega terkumpul dari segala penjuru
82

dan turunlah hujan dengan deras, hingga kota Makkah dan sekitarnya menjadi
subur yang sangat luar biasa.
Demikianlah tahun demi tahun berlalu, Beliau SAW hidup bersama dengan
Sayyiduna Abu Thalib dengan dibantu oleh paman beliau SAW yang bernama
Sayyiduna Zubair (saudara sekandung dengan Sayyiduna Abdullah ayahanda
Beliau SAW), dalam kedamaian dan ketentraman. Tidak ada satupun yang berani
mengganggu ataupun mencelakainya.
Dan diriwayatkan dalam kitab tersebut juz 1 hlm 62 bahwa pada saat Beliau SAW
berusia 10 tahun, Beliau SAW dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril AS dan
Malaikat Mikail AS untuk yang kedua kalinya dengan tanpa rasa cemas ataupun
sakit sedikitpun. Sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnnya.
Dan diriwayatkan di kitab tersebut juz 1 hlm 97 bahwa pada saat usia Beliau SAW
menjelang 11 tahun, Beliau SAW diajak oleh paman Beliau SAW Sayyiduna Zubair
bepergian bersama rombongan pedagang penduduk Makkah ke negara Yaman.
Sesampainya mereka di suatu lembah antara Yaman dan Makkah, mereka
diserang oleh onta jantan yang liar. Namun begitu onta tersebut melihat Beliau
SAW seketika menghentikan serangannya, bahkan onta tersebut duduk
bersimpuh di hadapan Beliau SAW. Kemuadian Beliau SAW turun dari ontanya
dan menaiki onta liar tersebut sampai melewati lembah, lalu Beliau SAW turun
dan membiarkan onta liar tersebut pergi. Dan kemudian meneruskan
perjalanannya ke negara Yaman.
Dan sepulangnya mereka dari negara Yaman, mereka melewati suatu lembah
yang penuh dengan air yang mengalir dengan deras, sehingga mereka tak mampu
untuk menyeberanginya. Kemudian Beliau SAW berkata;
"Wahai kaum, ikutilah aku".
Sesampainya Beliau SAW di tepi sungai tersebut, dengan izin Allah SWT dan demi
kemuliaan Beliau SAW di sisi-Nya, maka Allah SWT mengeringkannya, sehingga
mereka bisa melewatinya dengan selamat. Demikianlah riwayat yang telah kami
dapati dari kitab tersebut.
Sesampainya mereka di Makkah, mereka saling bercerita tentang kejadiankejadian yang sangat mengagumkan yang mereka alami bersama dengan Beliau
SAW. Dan para penduduk Makkah saling mengomentari dengan berkata:
"Sesungguhnya anak ini mempunyai keistimewaan yang sangat agung".
Demikianlah Sayyiduna Abu Thalib, Sayyiduna Zubair dan paman-paman Beliau
SAW, semakin memuncak rasa kagum dan cintanya kepada Beliau SAW.

83

Bahkan seluruh penduduk Makkahpun memandang Beliau SAW dengan penuh


kekaguman atas akhlak dan budi pekerti Beliau SAW yang sangat luhur dan
keistimewaan-keistimewaan yang ada dalam kepribadiannya.
Dan pada saat usia Beliau SAW 12 tahun Sayyiduna Abu Thalib berencana untuk
bepergian ke negara Syam bersama dengan rombongan pedagang Quraisy,
sebagaimana yang biasa mereka lakukan. Maka Sayyiduna Abu Thalib menitipkan
Beliau SAW pada paman-pamannya agar diperhatikan dengan sungguh- sungguh.
Namun Beliau SAW memohon kepada Sayyiduna Abu Thalib untuk mengajaknya
dalam kepergian tersebut. Karena cinta dan kasih sayangnya, Sayyiduna Abu
Thalib tidak tega untuk menolak permohonan Beliau SAW agar ikut dalam
kepergiaannya. Kemudian rombongan tersebut berangkat ke negara Syam dengan
membawa Beliau SAW.
Sebagaimana juga dikatakan oleh Syaikh Nawawi Al-Bantaniy dalam kitab
Madarijus Shu'ud Syarakh Al-Barzanji hlm 29 , pada saat usia Beliau SAW 12 tahun
Sayyiduna Abu Thalib berencana untuk pergi berdagang ke negara Syam dan
meninggalkan Beliau SAW di Makkah. Namun Beliau SAW memegang tangan
Sayyiduna Abu Thalib dengan memohon agar mengajaknya. Karena cinta dan
kasih sayangnya, Sayyiduna Abu Thalib tak tega untuk menolak permohonan
Beliau SAW. Kemudian Sayyiduna Abu Thalib pun berangkat bersama
rombongannya dengan menaikan Beliau SAW di atas ontanya.
Di dalam perjalanannya mereka melewati suatu perkampungan. Lalu merekapun
menuju ke tempat kepala suku perkampungan tersebut untuk beristirahat. Dan
ternyata dia adalah seorang rahib (pendeta) yang berpegang pada kitab injil yang
masih murni dan ia telah mengetahui dari kitab tersebut tentang tanda-tanda
(ciri-ciri) Nabi akhir zaman. Kemudian rahib tersebut melihat Beliau SAW dengan
penuh takjub karena adanya tanda-tanda kenabian yang telah dia ketahui ada
dalam kepribadian Beliau SAW. Dengan seketika rahib tersebut bertanya kepada
Sayyiduna Abu Thalib: "Apa hubungan anak ini dengan tuan ?"
Sayyiduna Abu Thalib menjawab: "Ia adalah anakku".
Seketika pula rahib berkata: "Sungguh dia bukanlah anakmu. Tidak mungkin orang
tuanya masih hidup".
Sayyiduna Abu Thalib berkata: "Ya benar, kenapa kamu mengatakan begitu?"
Rahib tersebut menjawab: "Karena saya telah mengetahui bahwa tanda-tanda
Nabi akhir zaman ini sangat jelas ada dalam kepribadiannya, dan beliau adalah
anak yatim, tolong jagalah anak ini dari orang-orang Yahudi. Karena kebanyakan
dari mereka ingin mencelakainya".

84

Setelah cukup beristirahat, rombongan tersebut meneruskan perjalanannya.


Beberapa lama kemudian mereka melewati suatu perkampungan yang
pemimpinnya juga seorang rahib. Setelah rahib tersebut melihat Beliau SAW
maka rahib itupun berkata sebagaimana yang dikatakan oleh rahib yang
sebelumnya. Dan berwasiat kepada Sayyiduna Abu Thalib agar menjaga dan
melindunginya dari orang-orang Yahudi. Kemudian Sayyiduna Abu Thalib berkata
kepada Beliau SAW:
"Wahai anak saudaraku, apakah engkau mendengar apa yang telah dikatakan
oleh rahib-rahib itu ?"
"Wahai anak saudaraku, apakah engkau mendengar apa yang telah dikatakan
oleh rahib-rahib itu ?"
Dengan keyakinan dalam kepribadian Beliau SAW yang sangat memuncak bahwa
segala sesuatu yang telah dikehendaki Allah SWT pasti akan terjadi. Maka seketika
itu Beliau SAW menjawab:
"Wahai pamanku, janganlah engkau khawatir dan cemas. Pasrahkan saja diriku
kepada Kehendaknya Allah SWT.
Dan tak lama kemudian, rombongan tersebut meneruskan perjalanannya ke
negara Syam.
Sesampainya mereka di kota Bashrah mereka singgah di suatu tempat yang di situ
ada seorang rahib Bukhairo yang aslinya bernama Jirjis yang terkenal di daerah
tersebut akan ketinggian ilmunya dan kearifannya. Yang mana sebelumnya, dia
adalah kepala pendeta Yahudi yang senantiasa mencari kebenaran.
Setelah dia menemukan kitab Injil yang masih murni, diapun mempelajari dan
mendalaminya dibawah bimbingan para pendeta Nashrani yang masih
berpegangan pada ajaran-ajaran Nabi Isa AS. Lalu dia pun masuk agama Nashrani
dan meninggalkan agama Yahudi.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0399 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-vii/ 359501520854911
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=458700507588791&id=1000034653822
98

85

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid II bagian 8
---Dan dari kitab Taurat dan Injil dia telah mengetahui ciri-ciri/tanda- tanda Nabi
akhir zaman yang sangat agung di Sisi Allah SWT. Pada saat datangnya rombongan
Quraisy, pendeta Bukhairo tersebut melihat diantara mereka ada seorang anak
kecil yang sangat tampan dan anggun, yang selalu dinaungi oleh mega.
Dengan penuh takjub diapun terus mengawasi dan memperhatikannya. Kemudian
rahib memanggil mereka untuk makan di tempatnya. Rombongan Quraisy merasa
heran atas perilaku rahib yang tidak seperti biasanya. Karena sudah sering mereka
melewati tempat tersebut, namun tidak pernah dipanggil makan olehnya.
Sesampainya mereka di persinggahan, rahib itupun mendekati Beliau SAW,
dengan memegang tangan Beliau SAW rahib pun bertanya tentang
kepribadiannya. Lalu Beliau SAW pun menjawab dengan jawaban yang sesuai
dengan apa yang diketahui rahib dalam kitab Taurat dan Injil.
Lalu rahib bertanya kepada Sayyiduna Abu Thalib:
"Apa hubungan anak ini dengan tuan ?"
Sayyiduna Abu Thalib menjawab:"Ia adalah anakk".
Seketia pula rahib berkata:"Sungguh Dia bukanlah anakmu.
Lalu Sayyiduna Abu Thalib berkata:
"Sesungguhnya dia adalah anak saudaraku".
Rahib bertanya:
"Bagaimanakah keadaan ayahandanya?"
Sayyiduna Abu Thalib menjawab:
"Sesungguhnya ayahandanya telah meninggal pada saat dia masih dalam
kandungan"
Rahib bertanya:"Bagaimana keadaan Ibundanya?"
Sayyiduna Abu Thalib menjawab:
"Sesungguhnya ibundanya telah meninggal waktu Dia masih kecil".
Rahib itu pun berkata"Betul, betul apa yang tuan katakan".
Kemudian rahib membuka baju Beliau SAW dan melihat

(tanda kenabian) yang sangat akurat sesuai dengan apa yang diketahuinya dalam
kitab Taurat dan Injil, yaitu berupa daging tembus pandang dan bercahaya hijau
kemerahan, kurang lebih sebesar telur burung dara, tertulis di dalamnya:

Yang artinya :
86

"Allah Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya"


Dan tertulis di luarnya:

Yang artinya:
"Pergilah kemana saja yang engkau inginkan. Engkau pasti akan mendapatkan
kemenangan".
Dan dengan seketika rahib itupun menciumi tanda kenabian tersebut dengan
penuh perasaan keberuntungan dan kebahagiaan dan berkata:
"Sungguh, anak inilah yang akan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman. Sebagai
junjungan seluruh alam, kekasih Allah SWT yang sangat mulia, pembawa rahmat
(kebahagiaan bagi alam semesta)".
Kemudian rahib tersebut memohon dengan sangat kepada Sayyiduna Abu Thalib
untuk membawa Beliau SAW pulang ke Makkah. Karena rahib tersebut telah
mengetahui bahwa di negara Syam banyak orang- orang Yahudi yang ingin
mencelakainya, walaupun rahib itu sudah sangat yakin bahwa Beliau SAW tidak
akan bisa terbunuh, namun dia mengkhawatirkan terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkannya.
Dengan belas kasih sayang dan cintanya Sayyiduna Abu Thalib kepada Beliau
SAW, maka langsung memutuskan untuk kembali ke Makkah bersama Beliau
SAW. Demikianlah riwayat yang telah kami dapati dari kitab Madarijush Shu'ud
dan As-Siroh Nabawiyyah.
Sesampainya Beliau SAW di Makkah, Beliau SAW selalu didampingi Sayyiduna Abu
Thalib dan paman-pamannya. Dan pada saat usia Beliau SAW 14 tahun, Beliau
SAW ikut menyaksikan perang Fijar, yaitu perang antara suku Quraisy dan suku
Qois.
Dan Beliau SAW pun ikut menyaksikan perdamaiannya yang sangat dibanggakan
itu. Dan sesungguhnya pada masa mudanya Beliau SAW sering menyibukkan diri
dengan menggembala kambing sebagaimana yang diriwayatkan oleh Shahabat
Abu Hurairah RA di kitab Al-Bidayah Wan-Nihayah juz 1 hlm 295 :
" " "
" ."" .
Yang artinya kurang lebih;
"Baginda Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya, tidaklah Allah SWT mengutus
seorang Nabi, kecuali Nabi tersebut pernah menggembala kambing". Para
shahabat bertanya kepada Beliau SAW: "Dan juga Engkau wahai Rasulullah?".
Beliau SAW menjawab: "Benar, aku telah menggembalakan kambing milik
penduduk Makkah dengan mendapati upah beberapa qirath (nilai uang masa
itu)".
87

Sebagaimana yang disebutkan di kitab Al-Bidayah Wan-Nihayah juz 1 hlm 286 :


Bahwa sesungguhnya Beliau SAW tumbuh berkembang dalam asuhan Sayyiduna
Abu Thalib, senantiasa dijaga oleh Allah SWT dari segala adat dan perbuatan keji
kaum jahiliyyah. Karena Allah SWT telah menghendaki untuk menganugerahkan
kemuliaan kepada Beliau SAW. Sampai Beliau SAW tumbuh menjadi pemuda yang
paling sempurna kepribadiannya, paling mulia cara bergaulnya dengan kaumnya,
paling sabar, paling jujur perkataannya, dan senantiasa menjauhi segala
perbuatan nista dan jahat.
Sama sekali tidak pernah bermuka dua (berpura-pura) kepada siapapun, juga
tidak pernah konflik dengan siapapun dan paling teguh menjaga amanah. Maka,
kaumnya menjuluki Beliau SAW dengan gelar "AL-AMIN" (yakni orang yang
terpercaya, dan Allah SWT senantiasa melimpahkan sifat- sifat yang terpuji
kepadanya).
Dan pada saat usia Beliau SAW 20 tahun, Beliau SAW berdagang ke negara Syam
bersama dengan teman setianya Sayyiduna Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Sesungguhnya Sayyiduna Abu Bakar Ash-Shiddiq RA sangat kagum sekali dengan
kepribadian Beliau SAW. Dan Dia sangat bangga sekali menjadi teman setianya
Dan Dia selalu melihat kepribadian Beliau SAW yang sangat indah. dari segi
ketampanannya yang luar biasa, bercahaya tubuhnya dan bau harum semerbak
yang luar biasa keluar dari dirinya. Begitu pula Dia sangat kagum sekali atas akhlak
Beliau SAW yang sangat mulia. Sungguh Beliau SAW sangat tawadlu'
(merendahkan diri), sabar, murah senyumnya, selalu bersilaturrahmi, jujur dan
sangat menjaga amanah, sehingga penduduk Makkah menjuluki Al-Amin (orang
yang terpercaya )
Dan sesungguhnya Sayyiduna Abu Bakar RA tidak pernah menyembah berhala,
selalu meng-Esakan Allah SWT, dan tidak pernah memohon kecuali kepada-Nya.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Syeikh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Hasaniy di
kitabnya As-Siroh An-Nabawiyyah juz 1 hlm 179 .
Dengan cinta dan kesetiaannya kepada Beliau SAW, Sayyiduna Abu Bakar RA
sangat suka berteman dengan Beliau SAW. Sehingga akhlaknya menjadi luhur,
sebagaimana pepatah arab mengatakan

Artinya:
"Sesungguhnya seseorang akan cenderung meniru prilaku/kepribadian teman
pergaulannya".
Dan dalam kepergian tersebut, Sayyiduna Abu Bakar RA telah menemukan tandatanda kenabian dalam pribadi Beliau SAW,
88

sebagaimana yang diriwayatkan oleh Shahabat Ibnu Abbas RA dalam kitab AsSiroh An- Nabawiyyah juz 1 hlm 180 , bahwa pada saat Sayyiduna Abu Bakar RA
berusia 18 tahun, Dia menemani Beliau SAW bepergian bersama rombongan
pedagang Quraisy ke negara Syam. Dan di dalam perjalanannya mereka singgah di
suatu tempat, dan di situ ada seorang rahib (pendeta yang masih berpegangan
pada kitab injil yang murni) yang dijuluki Bukhairo.
Pada saat Beliau SAW sedang beristirahat di bawah pohon, rahib tersebut
memperhatikan Beliau SAW dengan penuh takjub, karena dia telah mengetahui
tanda-tanda kenabian akhir zaman dari kitab injil ada dalam kepribadian Beliau
SAW. Kemudian rahib tersebut bertanya kepada Sayyiduna Abu Bakar RA:
"Siapakah dia?"
Sayyiduna Abu Bakar RA menjawab:
"Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib".
Dengan seketika rahib tersebut bersumpah dengan berkata:
"Demi Allah, dia lah yang akan menjadi Nabi akhir zaman".
Dan seketika itu juga keimanan dan keyakinan tentang kenabian Beliau SAW
masuk dalam lubuk hatinya. Demikianlah cinta dan kekagumannya pada Beliau
SAW semakin mendalam.
Sepulangnya mereka ke Makkah, maka perhatian Sayyiduna Abu Bakar RA kepada
Beliau SAW semakin memuncak, dengan menunggu-nunggu suatu saat Beliau
SAW diutus maka langsung akan mengikuti dan membelanya. Begitu juga
keutamaan- keutamaan Beliau SAW semakin menyebar kepada penduduk
Makkah.
Beliau SAW juga pernah pergi bersama rombongan pedagang Quraisy dengan
membawa dagangannya Sayyidatuna Khodijah RA ke negara Yaman dan negara
Syam. Dan sesungguhnya mereka rombongan pedagang Quroisy seringkali
menyaksikan peristiwa-peristiwa yang sangat menakjubkan dari kepribadian
Beliau SAW yang luhur, dan sebagaimana kepribadian dari tawakkalnya Beliau
SAW, maka setiap mendapati imbalan dagang, seketika diinfaqkan kepada faqir
miskin dan yang membutuhkanya, dengan mengutamakan para kerabatnya.
Sesungguhnya Sayyidatuna Khodijah RA adalah seorang janda yang sangat suci
kepribadiannya, sangat cantik dan anggun berwibawa, dan juga kaya raya.
Sesungguhnya Dia sering sekali mendapatkan berita keutamaan- keutamaan
Beliau SAW, karena itulah Sayyidatuna Khodijah RA menawarkan kepada Beliau
SAW sekali lagi untuk membawa dagangannya ke negara Syam bersama pedagang
Quraisy dengan mengutus Maisaroh pembantu laki-lakinya untuk menyertai

89

beliau SAW (dengan tujuan agar bisa menyaksikan dan membuktikan keutamaan
pribadi beliau SAW dan memberitahukan kepadanya).
Sebagaimana yang diriwayatkan dalam Kitab As-Siroh An- Nabawiyyah juz 1
hlm 110 : bahwa pada saat usia Beliau SAW 25 tahun, Sayyidatuna Khodijah RA
mengutus pembantunya yang bernama Maisaroh kepada Beliau SAW untuk
membawa dagangannya ke negara Syam.
Kemudian Beliau SAW menerimanya dengan senang hati, dan memberitahukan
kepada paman-pamannya atas tawaran tersebut. Lalu Sayyiduna Abu Thalib
berkata:
"Sungguh ini adalah rizki yang dianugerahkan Allah SWT kepadamu".
Dengan belas kasih sayang dan perhatiannya kepada Beliau SAW maka sebelum
berangkat, Sayyiduna Abu Thalib berpesan kepada rombongan agar selalu
memperhatikan Beliau SAW. Begitu pula Sayyidatuna Khodijah RA berpesan
kepada Maisaroh agar selalu mentaati segala perintahnya dan jangan sekali- kali
membantahnya. Dan selama dalam perjalanan, Maisaroh telah menyaksikan
keutamaan- keutamaan Beliau SAW, diantaranya; mega-mega yang selalu
menaungi Beliau SAW, dan banyaknya para rahib yang mengakui bahwa Beliau
SAW akan menjadi Nabi akhir zaman. Begitu pula Maisaroh telah menyaksikan
sendiri pada saat rombongan telah mendekati tujuan, dua dari onta-ontanya
Sayyidatuna Khodijah RA tak mampu meneruskan perjalanan karena sakit.
Sehingga tertinggal dari rombongannya.
Kemudian Maisaroh menyusul Beliau SAW dan memberitahu keadaan dua onta
tersebut. Dengan seketika Beliau SAW mendatanginya dan memegang kaki kedua
onta tersebut sambil berdo'a kepada Allah SWT. Seketika itu juga kedua onta
tersebut sembuh dan bangkit sehingga bisa meneruskan perjalanannya dengan
lancar bahkan mampu mendahului yang lainnya berkat do'a Beliau SAW. Dengan
semua itulah tumbuh dalam hatinya Maisaroh cinta dan kekagumannya kepada
Beliau SAW dengan sangat memuncak.
Sepulangnya rombongan tersebut dari negara Syam, Maisaroh berkata:
"Wahai tuan Muhammad. Sungguh sudah berkali-kali saya diutus Sayyidatuna
Khodijah RA berdagang ke negara Syam. Namun tidak pernah mendapatkan
keuntungan sebesar ini".
Sesampainya rombongan tersebut mendekati kota Makkah, Beliau SAW
menyuruh Maisaroh untuk mendahuluinya agar memberi khabar gembira kepada
Sayyidatuna Khodijah RA atas kembalinya rombongan dengan selamat dan
membawa keberuntungan yang banyak. Sesampainya Maisaroh di hadapan
Sayyidatuna Khodijah RA, Dia memberitahu keberuntungan yang didapatinya.
90

Begitu juga dia menceritakan keajaiban-keajaiban yang dialaminya bersama


Beliau SAW, yang diantaranya yaitu; mega- mega yang selalu menaunginya,
kejadian kedua onta tersebut, dan banyaknya para rahib yang mengatakan bahwa
Beliau SAW akan menjadi Nabi akhir zaman.
Dengan seketika Sayyidatuna Khodijah RA sangat terkejut atas berita tentang
tanda-tanda kenabian Beliau SAW. Karena sebelumnya Ia pernah mendengar
seorang pendeta Yahudi berkata pada saat Ia duduk dengan teman-teman
wanitanya:
"Wahai para perempuan Quraisy. Sesungguhnya sudah dekat datangnya Nabi
akhir zaman. Jika kalian menemuinya, berlomba- lombalah untuk menjadi
istrinya".
Namun mereka (para wanita Quraisy), mengejek dan menertawakan pendeta
Yahudi tersebut. Akan tetapi Sayyidatuna Khodijah RA mempercayainya dan
tumbuh dalam hatinya harapan yang sangat kuat untuk menjadi istrinya.
Dan sesungguhnya sudah banyak dari bangsawan Quraisy yang melamarnya. Akan
tetapi Sayyidatuna Khodijah RA menolak. Karena Ia sangat mengharapkan untuk
menjadi istri Nabi akhir zaman tersebut.
Dan tidak lama kemudian Sayyidatuna Khodijah RA menemui pamannya yang
bernama Waroqoh bin Naufal yang beragama Nasrani dan berpegangan pada
kitab Injil yang masih murni. Kemudian Sayyidatuna Khodijah RA menceritakan
kepadanya tentang berita yang telah Dia dapati (kenabian Beliau SAW).
Saat itu juga Waroqoh bin Naufal berkata:
"Wahai Khodijah, jika berita yang telah engkau dapati itu benar, maka
Muhammad adalah Nabi Agung yang ditunggu-tunggu. Dan sesungguhnya saya
telah mengetahui dari kitab Injil bahwa telah tiba saatnya pada umat sekarang ini
nabi yang ditunggu-tunggu".
Dengan itulah keyakinan Sayyidatuna Khodijah RA semakin memuncak. Maka
setelah 2 bulan 20 hari dari kepulangan Beliau SAW dari negara Syam,
Sayyidatuna Khodijah RA mengutus seorang wanita yang bernama Nafisah binti
Muniyah untuk berusaha agar Beliau SAW mau menjadi suaminya.
Kemudian Nafisah mendatangi Beliau SAW dan berkata:
"Wahai Tuan Muhammad, apa yang menyebabkan anda sampai sekarang ini
belum menikah?"
Beliau SAW menjawab dengan jujur:
"Aku belum mempunyai biaya untuk menikah".
Nafisah berkata:

91

"Jika seandainya ada seorang wanita yang sangat kaya raya, sangat cantik dan
anggun berwibawa, sangat mulia kedudukannya dan suci kepribadiannya. Maukah
Engkau menikah dengannya?"
Beliau SAW bertanya: "Siapakah wanita itu?"
Nafisah menjawab:"Dia adalah Sayyidatuna Khodijah RA".
Beliau SAW berkata:"Bagaiamana caranya saya bisa menikah dengannya ?"
Dengan seketika Nafisah pergi menghadap Sayyidatuna Khodijah RA dengan
membawa kabar gembira yang sangat diharapkannya dan menceritakan
pembicaraannya dengan Beliau SAW.
Kemudian Sayyidatuna Khodijah RA mengutusnya lagi agar memberitahu kepada
Beliau SAW untuk datang melamarnya. Begitu pula Sayyidatuna Khodijah RA
mengutusnya untuk memanggil pamannya yang bernama Amar bin Asad untuk
menjadi walinya. Pada saat itu pula Beliau SAW memberitahu paman-pamannya
akan hal tersebut. Dan merekapun menyambut berita tersebut dengan penuh
kegembiraan.
Tidak lama kemudian Beliau SAW pergi ke rumah Sayyidatuna Khodijah RA
dengan didampingi kedua pamannya yaitu Sayyiduna Abu Thalib dan Sayyiduna
Hamzah untuk melamarnya. Dan juga hadir dalam acara tersebut bangsawanbangsawan Qurais, diantaranya Sayyiduna Abu Bakar RA.
Kemudian Sayyiduna Abu Thalib melamar Sayyidatuna Khodijah RA kepada
pamannya yang bernama Amar bin Asad untuk Beliau SAW. Dan kemudian Amar
bin Asad menikahkan Sayyidatuna Khodijah RA kepada Beliau SAW, dengan
mahar 400 dirham yang dibayarkan oleh Sayyiduna Abu Thalib. Dan disebutkan di
kitab tersebut bahwa pada saat Beliau SAW menikah dengan Sayyidatuna
Khodijah RA Beliau SAW berusia 25 tahun dan Sayyidatuna Khodijah berusia 40
tahun.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0400 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-viii/ 359501910854872
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=458866537572188&id=100003465382

92

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid II bagian 9
-----Selesainya pernikahan tersebut Beliau SAW mengadakan Walimatul Urusy dengan
memotong onta. Begitu pula Sayyidatuna Khodijah RA merayakan pernikahannya
bersama wanita-wanita Quraisy untuk mengungkapkan rasa kebahagiaan dan
keberuntungan atas tercapainya harapan menjadi istri Beliau SAW.
Disebutkan di kitab Nuzhatul Majaalis juz 2 hlm 130 , bahwa sesungguhnya
setelah selesainya pernikahan tersebut, Sayyidatuna Khodijah mendengar dari
orang- orang yang iri dengki mengatakan:
"Bagaimana Khodijah mau menikah dengan orang yang faqir?"
Sayyidatuna Khodijah RA marah atas perkataan tersebut yang melecehkan dan
menghina Beliau SAW. Kemudian Sayyidatuna Khodijah memanggil bangsawanbangsawan Quraisy dan berkata:
"Wahai bangsawan-bangsawan Quraisy, saksikanlah, sesungguhnya aku telah
memberikan semua yang aku miliki kepada Muhammad, jika Ia masih mau
denganku, maka itu adalah kebijakan pribadinya yang luhur".
Seketika itu juga bangsawan- bangsawan Quraisy yang hadir takjub dan kagum
atas prilakunya yang sangat mulia. Begitu pula Beliau SAW, bangga atas
prilakunya dengan berkata :

"Bagaimanakah aku bisa membalas atas kebijakannya?".
Dengan cintanya Sayyidatuna Khodijah RA yang memuncak kepada Beliau SAW, Ia
rela mengorbankan jiwa dan raganya demi untuk mengabdi kepada Beliau SAW
sehingga tahun demi tahun kehidupan Beliau SAW bersama Sayyidatuna Khodijah
RA penuh dengan mawaddah warohmah.
Sebagaimana diriwayatkan dalam kitab As-Siroh An-Nabawiyyah juz 1
hlm 163 bahwa sesungguhnya Beliau SAW dengan belas kasih sayangnya
senantiasa memberi makan kepada orang yang tidak mampu (miskin).
Begitu juga Beliau SAW sering sekali melakukan thowaf (mengelilingi ka'bah 7
kali). Dan saat itu ka'bah masih dipenuhi berhala-berhala. Dan sesungguhnya
tidak ada sesuatu yang paling dibenci oleh Beliau SAW melebihi dari pada berhala.
Dan sesungguhnya Beliau SAW setiap bulan Ramadlan selalu berkholwat di goa
Hiro', dan Sayyidatuna Khodijah RA selalu mendatangi Beliau SAW dengan
membawakan makanan dan minuman. Dan diriwayatkan juga di kitab tersebut

93

hal 114 bahwa pada saat usia Beliau SAW 35 tahun, terjadilah peristiwa banjir
bandang yang menerjang Ka'bah, sehingga dinding-dinding ka'bah retak.
Kemudian para penduduk Makkah bergotong-royong membangunnya kembali.
Dan Beliau SAW ikut serta membangunnya.
Pada saat itu penduduk Makkah terbagi dalam beberapa kabilah/suku. Setelah
sampainya pembangunan pada peletakan Hajar Aswad, setiap kabilah
menginginkan kehormatan bagi ketuanya untuk meletakkan Hajar Aswad di
tempatnya. Sebab itu terjadilah pertengkaran yang sangat sengit diantara
mereka. Tidak lama kemudian, datanglah Abu Umayyah bin Al-Mughiroh orang
yang paling tua diantara mereka, untuk menengahi pertengkaran tersebut,
dengan berkata:
"Wahai kaum Quraisy, demi kedamaian dan kebaikan kita bersama, kita serahkan
saja masalah ini kepada siapa saja yang pertama kali masuk masjid lewat jalan
ini".
Kemudian merekapun menyetujui saran tersebut demi menjaga kedamaian dan
kebaikan bersama. Dengan serentak mereka memperhatikan jalan itu dengan
menunggu-nunggu siapa gerangan yang pertama kali datang. Tak lama kemudian
muncul seseorang yang paling tampan berwibawa, paling dihormati serta
dihargai, dan paling terpercaya. Tiada lain yaitu Beliau SAW.
Dengan serentak mereka mengucapkan:
"Ia adalah Muhammad Al-Amiin. Ia adalah Muhammad Al-Amiin, kami semua
akan setuju dan menerima keputusannya".
Sesampainya Beliau SAW di tempat tersebut, mereka memberitahu apa yang
telah disepakatinya. Kemudian Beliau SAW dengan penuh hikmah menggelar
sorbannya di bawah letaknya Hajar Aswad. Lalu Beliau SAW mengangkat Hajar
Aswad dan meletakkannya di tengah sorban tersebut, dan mempersilahkan setiap
ketua dari kabilah Quraisy untuk bersama-sama mengangkat sorban tersebut.
Sesampainya di tempat peletakan Hajar Aswad, Beliau SAW mengambil Hajar
Aswad tersebut dan meletakkan di tempatnya.
Dengan demikian semua kabilah merasa lega hatinya dan merasa puas atas
kebijakan Beliau SAW, dan merekapun meneruskan pembangunannya dengan
senang hati hingga selesainya pembangunan tersebut.
Sejak itulah semakin memuncak kekaguman dan penghargaan kaum Quraisy
kepada Beliau SAW, sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Imam Al-Muhaddis AsSayyid Muhammad bin 'Alawiy Al- Malikiy Al-Hasaniy dalam kitabnya Tarikhul
Hawaadits An- Nabawiyyah hlm 57 : "Bahwa pada saat usia Beliau SAW 35 tahun
kemuliaan dan keutamaan Beliau SAW semakin tersebar ke seluruh penduduk
94

Makkah, apalagi setelah peristiwa peletakan Hajar Aswad, para penduduk


Makkah semakin memuncak rasa kagum dan bangganya kepada Beliau SAW dan
juga semakin memuncak penghargaannya atas kebajikan- kebajikan Beliau SAW.
Dan pada tahun itu juga lahirlah putri Beliau SAW Sayyidah Fathimah Az- Zahra
RA.
Dan disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Al-Fushul Fii Siiratir Rasul
SAW juz 1 hlm 103 bahwa sesungguhnya putra putri Beliau SAW ada 7 (tujuh),
Semuanya dari Sayyidatuna Khodijah RA kecuali Sayyiduna Ibrahim RA yaitu dari
Sayyidatuna Mariyah Al-Qibthiyyah RA. Mereka adalah:
1. Sayyiduna Qosim RA
2. Sayyidatuna Zainab RA
3. Sayyidatuna Ruqoyyah RA
4. Sayyidatuna Ummi Kultsum RA
5. Sayyidatuna Fathimah Az- Zahra' RA
6. Sayyiduna Abdullah RA
7. Sayyiduna Ibrahim RA.
Dan yang paling mulia diantara mereka adalah Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra'
RA. Adapun dalil-dalil dan data-data tentang kemuliaan Sayyidatuna Fathimah AzZahra' RA sangat banyak sekali. Diantaranya:
Sabda Beliau SAW bahwa Ia adalah wanita yang paling mulia di alam jagad raya
ini. Dan akan menjadi pemimpin wanita- wanita sorga. Dan pada saat Sayyidatuna
Fathimah RA lahir, usia Beliau SAW adalah 35 tahun.
Dan diisebutkan oleh Al-Imam Al- Muhaddits As-Sayyid Muhammad bin 'Alawiy
bin Abbas Al-Malikiy Al-Hasaniy di kitabnya Taariikhul Hawaadiits wal-Ahwaal AnNabawiyyah hlm 58 , bahwa pada saat Beliau SAW berusia 38 tahun, tanda-tanda
kenabian Beliau semakin nampak., sejak saat itulah Beliau SAW semakin sering
berkholwat di goa Hiro'.
Begitu pula disebutkan di kitab As-Siroh An-Nabawiyyah juz 1 hlm 165 bahwa
sebelum turunnya wahyu yang pertama, setiap kali Beliau SAW berkholwat
mendengar suara gemuruh yang memanggil-manggil Beliau SAW dengan berkata:

"Wahai Muhammad..wahai Muhammad".
Dan setiap Beliau SAW mendengar suara tersebut, Beliau SAW meninggalkan
kholwatnya dan memberitahu kepada Sayyidatuna Khodijah RA tentang apa yang
telah dialaminya.
Dan pada saat Sayyiduna Abu Bakar RA sahabat karib Beliau SAW datang ke
rumah Beliau SAW, maka Sayyidatuna Khodijah RA memberi saran kepada Beliau
95

SAW bersama Sayyiduna Abu Bakar RA untuk pergi kepada pamannya (Waraqah
bin Naufal sahabat dekat Sayiduna Abdul Mutholib).
Sesampainya mereka di hadapan Waraqah bin Naufal, Beliau SAW menceritakan
apa yang dialaminya. Kemudian Waraqah bin Naufal berkata:
"Pada saat engkau mendengar suara tersebut, hendaklah engkau tetap di tempat,
hingga engkau mendengar apa yang akan disampaikannya. Dan beritahukanlah
hal itu kepadaku".
Kemudian pada saat Beliau SAW berkholwat, Beliau SAW melihat makhluk yang
sangat agung diantara langit dan bumi yang berkata:

"Wahai Muhammad, sesungguhnya engkau adalah utusan Allah SWT, dan
sesungguhnya aku adalah Malaikat Jibril".
Seketika Beliau SAW pulang dan memberitahu Sayyidatuna Khodijah RA atas apa
yang dialaminya.
Kemudian Sayyidatuna Khodijah RA memberitahukan kepada pamannya Waraqah
bin Naufal atas apa yang dialami Beliau SAW.
Waraqah bin Naufal berkata:
"Maha Suci Allah, Maha Suci Allah, Demi Dzat yang jiwaku berada dalam
kekuasaan-Nya, jika apa yang telah engkau katakan itu benar wahai Khodijah,
maka Dia (Beliau SAW telah didatangi oleh malaikat yang sangat agung, yang
sering mendatangi Nabi Musa AS, yaitu Malaikat Jibril AS. Dan sesungguhnya Dia
(Beliau SAW) adalah Nabi umat ini. Tolong beritahu kepadanya agar tetap tabah".
Kemudian Sayyidatuna Khodijah RA pulang dan memberitahukan apa yang
dikatakan Waraqah bin Naufal.
Pada saat Beliau SAW thawaf mengelilingi ka'bah, Waraqah bin Naufal menemui
Beliau SAW dan berkata:
"Wahai anak saudaraku, beritahukanlah kepadaku, tentang apa yang baru saja
engkau alami". Kemudian Beliau SAW menceritakannya.
Waraqah bin Naufal berkata: "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam KekuasaanNya, sesungguhnya Engkau adalah Nabi umat ini. Dan yang mendatangimu adalah
malaikat yang sangat agung di Sisi Allah SWT yang sering mendatangi Nabi Musa
AS, yaitu Malaikat Jibril AS. Sungguh banyak dari kaummu yang akan
mendustakanmu dan menyakitimu. Begitu pula akan menyerangmu dan
mengusirmu dari kota ini "(sebagaimana yang ia ketahuinya di dalam kitab Taurat
dan Injil).

96

Kemudian Waraqah bin Naufal berkata;"Sungguh seandainya aku mengalami


peristiwa itu, aku akan membelamu". Kemudian Waraqah bin Naufal mencium
kepala Beliau SAW dengan penuh cinta dan kekaguman.
Pada saat Beliau SAW berkholwat di goa Hiro' di Bulan suci Ramadlan yang penuh
dengan keberkahan, Beliau SAW mimpi bertemu dengan Malaikat Jibril AS.
Dan pada tanggal 17 Ramadlan, malam senin, datang Malaikat Jibril AS bersama
Malaikat Mikail AS kepada Beliau SAW, dan membelah dada Beliau SAW yang
ketiga kalinya dengan tanpa rasa cemas ataupun sakit sebagaimana yang pernah
dilakukan sebelumnya.
Kemudian Malaikat Jibril berkata; " ( Bacalah!")
Beliau SAW menjawab "( Sesungguhnya saya tidak bisa membaca").
Kemudian Malaikat Jibril AS mengulanginya lagi dengan berkata: "( Bacalah").
Begitu pula Beliau SAW menjawab "( Sesungguhnya saya tidak bisa
membaca"). Kemudian Malaikat Jibril AS berkata:

) 4( ) 3(
) 2(
) 1(

5(
)
Yang artinya;
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling
Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". (Q.S. Al-'Alaq 1 - 5).
Kemudian Malaikat Jibril AS pergi setelah Beliau SAW membaca Firman tersebut
yang telah masuk ke dalam hatinya (dan ini adalah ayat Al-Qur'an yang pertama
kali turun kepada Beliau SAW).
Dan peristiwa yang sangat dahsyat itu, telah menggetarkan hati Beliau SAW,
dengan seketika Beliau SAW pulang. Sesampainya di rumah, Beliau SAW berkata
kepada istrinya tercinta (Sayyidatuna Khodijah RA);

("Selimutilah aku! Selimutilah aku!")
Seketika itu juga Sayyidatuna Khodijah RA menyelimuti Beliau SAW dengan
menenangkannya sehingga menjadi reda. Kemudian Beliau SAW menceritakan
apa yang telah dialaminya dan berkata:

("Wahai Khodijah, sungguh aku khawatir akan terjadi sesuatu yang
membahayakan diriku").
Sayyidatuna Khodijah berkata:

97

("Janganlah Engkau khawatir, berbahagialah. Demi Allah, sesungguhnya Allah


SWT sangat menyayangimu dan pasti tidak akan menyia-nyiakanmu").
Kemudian Sayyidatuna Khodijah RA pergi bersama Beliau SAW ke rumah Waraqah
bin Naufal. Sesampainya di sana Sayyidatuna Khodijah RA berkata;
"Wahai anak pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh suamiku ini
(Beliau SAW)". Kemudian Beliau SAW memberitahukan apa yang baru saja
dialaminya. Waraqah berkata:
"Sesungguhnya yang mendatangimu itu adalah Malaikat Jibril AS sebagaimana
juga dia sering mendatangi Nabi Musa AS.".
Kemudian Waraqah berkata lagi;
"Duh, seandainya saya masih muda dan kuat, niscaya aku akan membela dan
menolongmu pada saat orang-orang memusuhi dan mengusirmu".
Beliau SAW bertanya:
"Benarkah mereka akan memusuhi dan mengusirku ?"
Waraqah pun menjawab:
"Tiada seorangpun yang membawa ajaran tauhid seperti engkau kecuali akan
menghadapi perlawanan dan pertentangan yang sengit. Dan seandainya saja aku
masih ada umur dan mengalami peristiwa itu, niscaya aku akan membelamu
dengan sungguh-sungguh". Namun tak lama kemudian, Waraqah bin Naufah
meninggal dunia.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0401 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-ix/ 359502540854809
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=458867100905465&substory_inde
x=1&id=100003465382298

98

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid II bagian 10
----Demikianlah kejadian-kejadian tersebut sangat membekas dalam jiwa Beliau
SAW, sebagai pengalaman rohani yang sangat dahsyat. Maka Beliaupun kembali
mengulangi kholwatnya di goa Hiro'. Hingga pada suatu saat, Beliau SAW
didatangi lagi oleh Malaikat Jibril AS,
sebagaimana yang disebutkan dalam kitab As-Siroh An- Nabawiyyah Juz 1
hlm 170 , bahwa Beliau SAW bersabda:
"Sesungguhnya pada suatu hari, dalam perjalanan aku pulang dari Kholwat di goa
Hiro', terdengar olehku suara gemuruh memanggil-manggil namaku. Kemudian
aku menoleh ke arah kanan, kiri dan juga belakangku. Namun tidak ada sesuatu.
Begitu aku menengadah ke langit, aku lihat sosok makhluk yang sangat agung dan
berwibawa duduk di kursiy, yaitu Malaikat Jibril AS. Dengan seketika aku lari
pulang ke rumahku dengan hati yang berdebar-debar. Sesampainya di rumah, aku
memohon kepada istriku (Sayyidatuna Khodijah RA) agar menyelimutiku dengan
berkata:

"Selimutilah aku! Selimutilah aku!"
Dengan seketika istriku tercinta menyelimuti dan membasahi tubuhku dengan air
dingin agar membuatku tenang. Pada saat itu turunlah wahyu yang dibawa oleh
Malaikat Jibril AS, yaitu surat Al-Muddatstsir (surat yang memerintahkan Beliau
SAW untuk memulai dakwahnya mengesakan Allah SWT), yaitu Firman Allah SWT:
... *
Yang artinya kurang lebih:
"Wahai orang yang sedang berselimut, bangkitlah lalu berilah peringatan".
Detik itulah awal dimulainya dakwah Beliau SAW, sebagai Utusan Allah SWT di
tempat yang penuh kegelapan jahiliyyah, di tengah-tengah kaum yang
menyembah dan menuhankan berhala, demi untuk membentangkan cahaya
tauhid dan kebenaran yang haqiqi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah SWT.
Hanya Dia lah Allah SWT Dzat Yang Maha Mengatur, Dzat Yang Maha
Memelihara, Dzat Yang Maha Memberi balasan yang setimpal kepada orangorang yang berbuat kebaikan ataupun kejelekan sesuai dengan amalanamalannya setelah mereka meninggal dunia.

99

Dan bahwa Baginda Muhammad SAW adalah Utusan Allah SWT untuk mengajak
mereka meninggalkan keberhalaan dan berpasrah diri kepada aturan dan
kehendak Allah SWT.
Dan diriwayatkan dalam Kitab As- Siroh An-Nabawiyyah Juz 1 hlm 179 : Bahwa
wanita pertama yang masuk Islam adalah istri tercinta Beliau SAW yaitu
Sayyidatuna Khodijah RA, yang dengan keikhlasan cinta dan kasih sayangnya
senantiasa membantu dan mendukung Beliau SAW dengan segenap jiwa raga dan
hartanya, dan selalu mendamaikan, menentramkan dan menyejukkan hati Beliau
SAW setiap kali Beliau SAW menghadapi rintangan ataupun hambatan dalam
dakwahnya.
Dan anak remaja yang pertama kali masuk Islam adalah Sayyiduna Ali bin Abu
Thalib Karromallahu Wajhah yang waktu itu berusia 10 tahun.
Beliau adalah anak Sayyiduna Abu Thalib, paman Beliau SAW, yang diasuhnya
sejak kecil atas kepedulian Beliau SAW untuk meringankan beban Sayyiduna Abu
Thalib. Beliau adalah anak yang suci dan murni dari segala kotoran jahiliyyah
karena tumbuh dan berkembang dalam asuhan dan bimbingan langsung dari
Beliau SAW sehingga keimanan beliau Sayyiduna Ali KW memuncak sangat luar
biasa, sebagaimana disebutkan dalam kitab Nuzhatul Majaalis juz 2 hal 157 :
: :

Yang artinya kurang lebih;
"Sayyiduna Umar bin Khaththab RA berkata: "Saya bersaksi bahwa Baginda Nabi
Muhammad SAW bersabda:
"Seandainya tujuh langit dan tujuh bumi ditimbang dengan imannya Ali bin Abu
Thalib KW niscaya lebih berat imannya Ali bin Abu Thalib KW".
Dan budak yang telah dibebaskan yang pertama kali masuk Islam adalah
Sayyiduna Zaid bin Haritsah RA (budaknya Beliau SAW yang telah
dimerdekakannya).
Dan dari kalangan budak yang belum merdeka yang pertama kali masuk Islam
adalah Sayyiduna Bilal bin Robah RA (budaknya Umayyah bin Kholaf).
Dan laki-laki dewasa dari bangasawan Quraisy yang pertama kali masuk Islam
adalah shahabat Beliau SAW, yaitu Sayyiduna Abu Bakar Shiddiq RA. Beliau di
kalangan Quraisy terkenal sebagai orang yang bernasab tinggi, banyak ilmunya,
pemberani, pedagang yang jujur dan berakhlak mulia dan sebagai shahabat Beliau
SAW dari masa kecilnya yang sangat tulus, setia dan sudah mempersiapkan
dirinya untuk beriman pada saat Beliau SAW menjadi Nabi.
Sebagaimana sabda Beliau SAW :
100

"Sesungguhnya aku belum pernah mengajak seseorang untuk masuk Islam


melainkan ia mempertimbangkannya lebih dahulu kecuali Abu Bakar.
Sesungguhnya Ia langsung menyambutnya dengan senang hati.
Dan ia pun membantu Beliau SAW dalam berdakwah.
Dan diantara orang-orang yang masuk Islam melaluinya yaitu:
Sayyiduna Utsman bin 'Affan RA, Sayyiduna Zubair bin 'Awwam RA, Sayyiduna
Sa'ad bin Abi Waqqash RA, Sayyiduna Abdur Rahman bin ' Auf RA, dan Sayyiduna
Thalhah bin 'Ubaidillah RA.
Dalam kurun waktu 3 tahun, Beliau SAW berdakwah pada masyarakat Quraisy
dengan sembunyi-sembunyi hanya kepada mereka yang kira-kiranya percaya dan
mau menyambutnya, baik dari kalangan bangsawan Quraisy, orang-orang miskin,
budak-budak ataupun lainnya.
Demikianlah Baginda Rasulullah SAW dalam kurun waktu tersebut, di tengahtengah kaum dalam kegelapan jahiliyyah yang menuhankan berhala dan
menjunjung tinggi nilai-nilai materi dan kedudukan, berdakwah dengan
sembunyi- sembunyi. Dan juga Baginda Rasulullah SAW merahasiakan ibadahnya
dengan para shahabatnya. Dan dikarenakan sifat-sifat Baginda Rasulullah SAW
yang sangat sempurna, tutur katanya yang lemah lembut, kebajikannya, selalu
melindungi dan mengayomi, serta perilaku dan akhlaknya yang mulia, maka
semakin hari, semakin tersebar dakwahnya ke penjuru kota Makkah.
Dan mereka yang sudah masuk Islam, semakin hari semakin bertambah dalam
hatinya keimanan dan kecintaannya kepada Baginda Rasulullah SAW karena
mereka telah menyaksikan sendiri kebenaran dakwah Baginda Rasulullah SAW
melalui Firman-firman Allah SWT yang turun pada Baginda Rasulullah SAW pada
masa itu disertai mukjizat-mukjizat yang sangat luar biasa yang tidak diragukan
lagi kebenarannya, sehingga siap untuk mengorbankan jiwa raga dan hartanya
untuk membela Baginda Rasulullah SAW dan agamanya.
Dan pada awalnya, para kafir Quraisy tidak memperdulikan, bahkan meremehkan
hal tersebut. Namun semakin hari semakin bertambah orang yang masuk Islam.
Maka mereka merasa khawatir kehilangan kedudukan dan kenikmatan yang
mereka dapati. Mereka takut menjadi miskin dan terhina tidak bisa menikmati
kesewenang- wenangannya. Maka merekapun mempertahankan adat-adat
jahiliyyah yang sesat dan menyesatkan sebagai alasan untuk menentang dakwah
Baginda Rasulullah SAW.
Dan setelah 3 tahun Baginda Rasulullah SAW berdakwah secara sembunyisembunyi, maka turunlah wahyu dari Allah SWT agar Beliau Rasulullah SAW
mengiklankan dakwahnya, yaitu ayat :
101

( ..

: 216- 214 )
Yang artinya kurang lebih:
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat". (Q.S. AsySyu'ara' 214- 216 ).
Dan ayat:
94 (..
)
Yang artinya kurang lebih;
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik" (Q.S.
Al-Hijr 94).
Dan yang pertama kali Beliau Rasulullah SAW ajak adalah kerabat-kerabatnya
sendiri, baru kemudian segenap masyarakat Quraisy.
Dengan demikian, Islam semakin tersebar ke seluruh pelosok kota Makkah. Dan
semakin banyak orang-orang yang masuk Islam. Dan sejak itulah permusuhan
kafir Quraisy semakin sengit dan nyata. Kemudian merekapun berusaha untuk
menghalangi dan menghentikan dakwah Baginda Rasulullah SAW, dengan
dipimpin oleh Abu Lahab dan Abu Jahal.
Sebagaimana yang diriwayatkan di kitab Tarikhul Islam Lisy-Syeikh Hasan Ibrohim
Hasan juz 1 hlm 71, bahwa apabila ada seorang bangsawan yang masuk Islam,
maka mereka kafir Quraisy mengancam akan menghinakan, mencaci maki dan
merendahkannya. Apabila yang masuk Islam seorang pedagang, maka mereka
mengancam akan memutus perdagangannya dan melenyapkan hartanya.
Dan apabila yang beriman orang biasa (miskin atau budak), maka tak segan-segan
mereka menyiksanya. Bahkan kepada keluarganya sendiri yang masuk Islam, baik
anak ataupun saudaranya, mereka tak segan- segan untuk menganiaya dan
menyiksanya.
Mereka kafir Quraisy menduga bahwa dengan perlakuan seperti itu, bisa
mengembalikan orang- orang yang sudah masuk Islam kepada kepercayaan nenek
moyangnya, dan sebagai ancaman dan peringatan agar kaumnya takut untuk
masuk Islam. Akan tetapi, kebenaran yang hakiki pasti akan menang. Dan cahaya
iman dan cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya yang telah masuk dalam hati
sanubari mereka, tidaklah dapat dipadamkan. Bahkan semakin kuat dan
membaja. Bagaimana tidak, mereka para shahabat telah menyaksikan sendiri
akan kebenaran dakwah Baginda Rasulullah SAW melalui Firman- firman Allah
SWT yang turun kepada Baginda Rasulullah SAW di masa itu, disertai mukjizatmukjizat Baginda Rasulullah SAW yang sangat luar biasa.

102

Dan disebutkan juga dalam kitab tersebut, diriwayatkan oleh Imam Ibnu Ishaq
Rahimahullah dari Shahabat Abdullah bin Abbas RA, bahwa sungguh sangatlah
kejam perlakuan para kafir Quraisy. Mereka tak segan-segan untuk memukul,
menyiksa dan membiarkan orang-orang yang telah masuk Islam dalam kehausan
dan kelaparan. Sehingga tak dapat duduk apalagi bangkit berdiri, bahkan tak
segan-segan untuk membunuhnya, apabila orang Islam tersebut tidak mau
kembali kepada agama nenek moyangnya. Baginda Rasulullah SAW pun tak luput
dari ancaman, hinaan, dan cercaan kaum kafir Quraisy. Namun mereka tak berani
sampai mencelakainya dikarenakan adanya kekerabatan, pembelaan dan
perlindungan dari Sayyiduna Abu Thalib dan keluarganya. Karena mereka tahu
siapa itu Sayyiduna Abu Thalib. Yaitu seorang bangsawan, seorang pemimpin yang
tegas, berwibawa dan bijaksana, yang sangat besar dan berpengaruh atas jasajasa dan kebaikannya kepada kaum Quraisy, sehingga mereka segan untuk
berhadapan dengannya. Akan tetapi, mereka kafir Quraisy sangat cemas dan
khawatir apabila membiarkan dakwahnya Baginda Rasulullah SAW, berarti
hancurnya agama dan kepercayaan serta harga diri mereka. Maka meskipun
mereka segan, mereka memberanikan diri untuk menghadap kepada Sayyiduna
Abu Thalib.
Sebagaimana yang disebutkan di kitab Tahdzib Siroh Ibnu Hisyam hlm 55: bahwa
mereka pembesar-pembesar kafir Quraisy datang kepada Sayyiduna Abu Thalib
dan berkata:
"Wahai Abu Thalib, sesungguhnya engkau bagi kami adalah seorang panutan dan
pemimpin. Kedudukanmu bagi kami tidak dapat diragukan lagi. Akan tetapi
sesungguhnya kami sudah tidak kuat lagi atas penghinaannya keponakanmu
kepada tradisi dan sesembahan kami. Dan harapan kami engkau mau mencegah
dari apa yang dilakukannya. Akan tetapi engkau membiarkannya. Dari itu
peringatkanlah dan hentikanlah dia atau kami melakukan pertentangan yang
sengit kepada engkau dan dia sampai kami atau kalian yang binasa."
Setelah mereka pergi Sayyiduna Abu Thalib memanggil Baginda Rasulullah SAW,
kemudian Sayyiduna Abu Thalib menceritakan apa yang telah terjadi dengan para
pembesar kafir Quraisy tersebut. Akan tetapi dengan cinta dan kasih sayangnya
kepada Baginda Rasulullah SAW, Sayyiduna Abu Thalib akan tetap setia untuk
membela dan melindungi Beliau Rasulullah SAW, dengan berkata:

"Wahai anak saudaraku, ucapkan dan lakukanlah apa saja yang engkau kehendaki,
demi Allah sesungguhnya aku akan selalu membela dan melindungimu".

103

Setelah mereka kafir Quraisy mengetahui bahwa Sayyiduna Abu Thalib tidak
memperdulikan ancaman mereka, merekapun datang lagi dengan merayu agar
Sayyiduna Abu Thalib meninggalkan pembelaan dan perlindungannya kepada
Baginda Rasulullah SAW. Akan tetapi Sayyiduna Abu Thalib dengan tegas
menolaknya, dan menantang mereka dengan berkata:

"Lakukanlah apa yang kalian inginkan,"
Kemudian mereka kafir quraisy pulang dengan perasaan yang sangat kecewa, dan
pertentangan mereka kepada Baginda Rasulullah SAW dan para sahabatnya
semakin sengit. Bahkan mereka bersepakat agar setiap kabilah menangani
daerahnya masing-masing untuk melawan dan menghentikan dakwah Baginda
Rasulullah SAW, dan mengembalikan orang-orang yang masuk Islam kepada
kepercayaan nenek moyangnya, meskipun dengan kekerasan, penyiksaan
ataupun pembunuhan.
Mengetahui kekejaman dan keganasan kafir quraisy, Sayyiduna Abu Thalib
mengumpulkan keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib, untuk membela dan
melindungi Baginda Rasulullah SAW. Maka merekapun sepakat dan setuju untuk
membela dan melindungi Baginda Rasulullah SAW dengan resiko apapun, kecuali
Abu Lahab, ia keluar dari golongan mereka dan bergabung dengan para kafir
Quraisy.
Kemudian para pembesar kafir quraisy bermusyawarah bagaimana cara
menghalangi dan menghentikan dakwah Baginda Rasulullah SAW, maka
merekapun bersepakat mengutus seseorang untuk memanggil Baginda Rasulullah
SAW dan mengadakan perundingan ataupun kesepakatan.
Baginda Rasulullah SAW mendatangi panggilan tersebut dengan harapan semoga
mereka terbuka hatinya dan mau masuk Islam. Setelah Baginda Rasulullah SAW
datang, mereka menawarkan harta benda, kekayaan dan juga kedudukan asal
Baginda Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya. Maka Baginda Rasulullah
SAW menolaknya sebagaimana yang disebutkan di kitab Siroh Ibnu Hisyam hlm
67, bahwa Baginda Rasulullah SAW bersabda:
"Bukan untuk itu aku diutus oleh Allah SWT, akan tetapi Allah SWT mengutusku
dan menurunkan wahyu kepadaku agar aku memberi kabar gembira kepada
orang-orang yang mengikutiku dan memberi peringatan kepada orang-orang yang
mengingkariku. Apabila kalian mau menerima maka itu adalah hal yang terbaik
bagi kalian di dunia dan akhirat, dan apabila kalian menolaknya, maka aku
pasrahkan segala urusannya kepada Allah SWT."

104

Mereka kafir Quraisy merasakan kebuntuan untuk bisa menghentikan dakwah


Baginda Rasulullah SAW. Segala cara telah dicoba, namun gagal, dan mereka
kehabisan kata-kata untuk mencela Baginda Rasulullah SAW, karena segala apa
yang mereka tuduhkan bahwa Baginda Rasulullah SAW adalah seorang peramal,
penyair, dukun, penyihir, orang gila atau lain-lainnya tidak dapat mereka
buktikan. Dan itu semua tidak terdapat dalam pribadi Baginda Rasulullah SAW
yang sangat mulia dan sangat sempurna, apalagi semakin banyak Firman-firman
Allah SWT yang turun pada waktu itu, untuk menguatkan keimanan para muslimin
dan mematahkan tuduhan dan serangan kafir Quraisy. Maka mereka kafir Quraisy
semakin geram dan kekejaman mereka kepada anggota kabilah yang lemah atau
budak-budak yang telah masuk Islam semakin merajalela.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 03402 kajian-kitabnurul- musthofa-jld-ii-bg-x/ 359502984188098
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=459461207512721&id=1000034653822
98

105

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid II bagian 11
----Baginda Rasulullah SAW dengan kesempurnaan sifatnya dalam jiwanya penuh
dengan rasa belas kasih sayang, selalu ingin melindungi dan mengayomi, merasa
tak tega dan pilu hatinya atas apa yang dialami oleh shahabat-shahabatnya,
namun karena saat itu Makkah dikuasai oleh pembesar-pembesar kafir quraisy
yang sangat berpengaruh, berkuasa dan memiliki kekuatan dan juga belum ada
perintah dari Allah SWT bagi Baginda Raasulullah SAW untuk melawan mereka
dengan kekerasan, maka Baginda Rasulullah SAW memerintahkan sebagian dari
para shahabatnya untuk hijrah ke negeri Habasyah dengan sembunyi-sembunyi
demi untuk menyelamatkan agama dan jiwa mereka.
sebagaimana yang disebutkan di kitab As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1
hlm 245 bahwa Baginda Rasulullah SAW bersabda:


Yang artinya kurang lebih:
"Berhijrahlah kalian ke negeri Habasyah, sesungguhnya rajanya adalah seorang
yang adil bijaksana yang tidak akan menganiaya kepada siapapun, dan negeri itu
adalah negeri yang aman sampai Allah SWT memberikan jalan keluar dari apa
yang kalian alami".
Dan ini adalah hijrah yang pertama dalam Islam, yaitu pada bulan Rajab 5 tahun
dari kenabian.
Dan diriwayatkan dalam kitab Sirah Ibnu Hisyam hlm 68 bahwa yang pertama kali
hijrah ke Habasyah adalah 10 orang, dan diantara mereka yaitu Sayyiduna Utsman
bin 'Affan RA beserta istrinya Sayyidatuna Ruqayyah RA putri Baginda Rasulullah
SAW.
Dan diriwayatkan dalam kitab tersebut hlm 247 bahwa setelah kurang lebih 3
bulan mereka tinggal di Habasyah, mereka mendengar kabar bahwa banyak dari
penduduk Makkah sudah masuk Islam dan para muslimin di Makkah sudah
merasa aman, maka merekapun sangat bergembira dan segera pulang ke Makkah
yaitu pada bulan Syawal 5 tahun dari kenabian. Namun sesampainya di dekat kota
Makkah ternyata kabar itu bohong belaka.
Dan begitu mereka masuk di kota Makkah, mereka menyaksikan sendiri
keganasan dan kekejaman kafir quraisy kepada shahabat-shahabat Baginda
Rasulullah SAW, khususnya orang-orang yang lemah, maka merekapun
bermusyawarah untuk kembali ke Habasyah.
106

Dan diantara mereka berkata : "Kita sudah terlanjur sampai di Makkah, sebaiknya
kita bergabung saja dulu bersama Baginda Rasulullah SAW dan para shahabatshahabatnya. Dan mempersiapkan diri untuk kembali ke Habasyah".
Dan tak lama kemudian merekapun kembali hijrah ke Habasyah dengan diikuti
oleh beberapa shahabat yang merasa terancam oleh keganasan kafir Quraisy,
sampai jumlah mereka, selain dengan anak-anak yaitu 83 laki-laki dan 18
perempuan termasuk diantaranya yaitu Sayyiduna Ja'far bin Abu Thalib RA
bersama istrinya Asma' binti 'Umais, dan ini dinamakan hijrah yang kedua.
Dan tak lama kemudian kafir Quraisy mengetahui bahwa banyak para shahabat
Rasulullah SAW yang hijrah ke negeri Habasyah, merekapun merasa sangat
khawatir dan cemas seandainya para muslimin menyusun kekuatan di sana, dan
agama Islam semakin tersebar, maka kafir Quraisy bersepakat untuk mengirim
tokoh-tokoh ahli diplomasinya yang sudah mempunyai hubungan baik dengan
raja Habasyah guna untuk menyerahkan para muslimin kepada mereka agar
dibawa pulang ke Makkah.
Sesampainya di hadapan Raja Habasyah, terjadilah perdebatan yang sangat sengit
antara diplomasi kafir quraisy dengan shahabat Baginda Rasulullah SAW.
Raja Habasyah dengan kebijaksanaan dan keadilannya, tidaklah membela kecuali
kepada yang benar. Dengan mendengarkan perdebatan antara tokoh diplomat
quraisy dan shahabat Baginda Rasulullah SAW, Raja Habasyah pun mengetahui
kebenaran apa yang dianut oleh shahabat Baginda Rasulullah SAW, maka Iapun
bersikukuh untuk tetap melindungi dan mempersilahkan para shahabat Baginda
Rasulullah SAW tinggal di negerinya dengan aman.
Dengan demikian para diplomat kafir quraisy pulang dengan perasaan yang
sangat kecewa atas kegagalannya.
Dan pada tahun keenam dari kenabian, paman Baginda Rasulullah SAW,
Sayyiduna Hamzah bin Abdul Muthalib RA masuk Islam, sebagaimana disebutkan
dalam Siroh Ibnu Hisyam hlm 59 bahwa Sayyiduna Hamzah RA adalah seorang
laki- laki yang kuat, berwibawa, pandai berburu dan sangat disegani oleh kaumnya
atas keberaniannya.
Pada suatu hari di saat Sayyiduna Hamzah pulang dari berburu, mendengar berita
dari seorang perempuan bahwa Baginda Rasulullah SAW diganggu dan dicaci maki
oleh Abu Jahal. Seketika itu juga beliau memacu kudanya menuju ke Ka'bah
memburu Abu Jahal dengan kemarahan yang meluap. Setelah dijumpainya
langsung Beliau memukulkan busurnya dengan sangat keras ke kepala Abu Jahal
sampai mengeluarkan darah, dengan berkata:

107

Yang artinya kurang lebih:


"Wahai Abu Jahal, berani- beraninya kamu mencaci-maki Baginda Rasulullah SAW,
padahal saya sudah masuk dalam agamanya, dan aku mengucapkan apa yang
Baginda Rasulullah SAW dakwahkan. Ayo lawan aku kalau kamu mampu!"
Orang-orang dari Bani Maskhzumi bangkit dan mau membela Abu Jahal, namun
Abu Jahal menyetopnya karena tahu bahwa Sayyiduna Hamzah RA tidak
terkalahkan, dan berkata; "Sesungguhnya akulah yang bersalah, telah
mengganggu dan mencaci-maki keponakannya (Baginda Rasulullah SAW)".
Dengan kejadian tersebut, tersebarlah keislaman Sayyiduna Hamzah RA di
kalangan kaum quraisy. Dan dengan masuk islamnya, maka agama Islam semakin
kuat dan mulai saat itu kafir Quraisy tidak berani dengan terang-terangan
mengganggu dan mencaci-maki Baginda Rasulullah SAW.
Dan tidak lama kemudian Sayyiduna Umar bin Khathab RA masuk Islam.
Sesungguhnya beliau sudah terkenal di kalangan quraisy sebagai seorang satria
yang tidak tertandingi dan bersifat bijaksana. Sebagaimana yang diriwayatkan
bahwa Sayyiduna Umar RA memberikan setengah dari kekayaan yang dimilikinya
untuk kepentingan dakwah Baginda Rasulullah SAW.
Dan dengan masuk Islamnya Sayyiduna Umar RA, Baginda Rasulullah SAW dan
para shahabatnya merasa bahagia. Karena dengannya, Islam akan semakin kuat.
Dan diriwayatkan oleh Sayyiduna Ibnu Abbas RA bahwa pada saat Sayyiduna
Umar bin Khathab masuk Islam, Malaikat Jibril AS berkata kepada Baginda
Rasulullah SAW:

Yang artinya kurang lebih:
"Sesungguhnya para malaikat penghuni langit ikut bergembira dengan masuk
Islamnya Umar. Karena Allah SWT akan memuliakan agama Islam dengannya, dan
senantiasa membela orang-orang Islam, khususnya yang lemah".
Para kafir Quraisy semakin resah, kedengkian mereka semakin memuncak,
melihat Islam semakin kuat dan tersebar, apalagi dengan masuk Islamnya
Sayyiduna Umar RA, maka mereka bersepakat memberanikan diri untuk
membunuh Baginda Rasulullah SAW dengan cara yang licik.
Mereka merencanakan pembunuhan tersebut, dan mengupayakan yang
membunuh bukan dari golongan Quraisy, agar mereka terlepas dari tuduhan atau
pertanggungjawaban.
Dan tak lama kemudian, rencana tersebut diketahui oleh Sayyiduna Abu Thalib,
maka Beliau mengumpulkan keluarga Bani Hasyim dan keluarga Bani Muthalib,

108

untuk meningkatkan kewaspadaan dan perlindungannya kepada Baginda


Rasulullah SAW.
Kemudian mereka dan sebagian dari kaum muslimin bersama Baginda Rasulullah
SAW mengungsi ke lembah milik mereka, yang berada di pinggiran kota Makkah,
demi untuk menjaga dan melindungi Baginda Rasulullah SAW.
Dan disebutkan dalam kitab tersebut hlm 262 bahwa Sayyiduna Abu Thalib
selama dalam lembah itu, selalu menjaga dan melindungi Baginda Rasulullah
SAW. Bahkan tidur di tempat Baginda Rasulullah SAW demi untuk mengelabuhi
dan berjaga-jaga dari orang-orang yang akan berbuat jahat kepada Baginda
Rasulullah SAW. Dan juga memerintahkan keluarganya, untuk memuncakkan
kewaspadaannya dari segala hal yang bisa membahayakan Baginda Rasulullah
SAW.
Demikianlah kesungguhan Sayyiduna Abu Thalib dalam melindungi dan membela
Baginda Rasulullah SAW, meskipun sudah dipastikan bahwa Allah SWT pasti
senantiasa akan melindungi dan membela Baginda Rasulullah SAW.
Dan dalam pengungsian tersebut, Baginda Rasulullah SAW memerintahkan
kepada sebagian dari shahabatnya yang berada di Makkah yang merasa terancam
oleh keganasan kafir Quraisy untuk berhijrah dan bergabung dengan para
saudaranya yang berada di negeri Habasyah. Dengan demikian, gagallah upaya
kafir quraisy untuk melaksanakan rencananya. Seakan-akan sudah habis segala
macam cara dan upaya kafir quraisy untuk mencelakakan Baginda Rasulullah
SAW, maka tidak ada lain bagi mereka kecuali bersepakat untuk memboikot
keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib yang telah melindungi dan membela
Baginda Rasulullah SAW, yaitu memutus segala hubungan dengan mereka, baik
dalam segi pernikahan, perdagangan atau kebijaksanaan. Dan tidak ada belas
kasih sayang bagi mereka, kecuali mau menyerahkan Baginda Rasulullah SAW
untuk dibunuhnya. Kemudian mereka meletakkan kesepakatan tersebut di
Ka'bah.
Dengan cinta dan kasih sayangnya Sayyiduna Abu Thalib tak gentar dan tak
mundur sedikitpun, tetap setia untuk membela dan melindungi Baginda
Rasulullah SAW dengan segala resiko apapun. Demikianlah mereka dalam
pengungsian tersebut selama 2 tahun, tidak bisa berhubungan dengan
penduduk Makkah kecuali pada bulan-bulan haram, khususnya pada musim haji,
karena bulan itu adalah bulan damai, diharamkan peperangan ataupun
pertentangan, sebagai tradisi yang telah diwarisi dari nenek moyangnya.
Mereka (keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib) menggunakan kesempatan
tersebut untuk berdagang mencari kebutuhan. Meskipun kafir quraisy
109

mengetahui bahwa bulan-bulan itu adalah bulan damai, akan tetapi, kafir quraisy
tetap bersepakat untuk mengganggunya di saat mereka datang ke kota Makkah,
dan memerintahkan kepada para pedagang di kota Makkah untuk menjual
kepada mereka dengan harga yang sangat tinggi.
Demikianlah keadaan mereka di lembah tersebut, semakin hari semakin payah.
Mereka rela melakukan hal itu, sampai habis apa yang mereka miliki hingga yang
mereka makan adalah dedaunan ataupun tumbuh- tumbuhan yang berada di
lembah tersebut, demi kesetiaannya untuk membela dan melindungi Baginda
Rasulullah SAW.
Dan diriwayatkan dalam kitab tersebut hlm 264 bahwa diantara pembesar kafir
Quraisy yaitu Hisyam bin Amar Al-Amiriy tersentuh hatinya, tak tega melihat
penderitaan keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Dengan sembunyisembunyi di malam hari ia mengirimkan bahan makanan ke lembah tersebut,
demi untuk mengurangi beban penderitaan mereka. Ia pun menyesal telah ikut
dalam kesepakatan pemboikotan tersebut. Ia mau berontak, tapi merasa tak
berdaya karena hanya seorang diri, maka iapun mencari, siapa tahu diantara para
pembesar Quraisy ada yang merasakan hal yang sama dengannya, sehingga
terkumpullah lima orang, yaitu:
1 . Hisyam bin Amar Al-Amiriy 2 . Zuhair bin Abi Umayyah Al- Makhzumiy 3 .
Muth'im bin 'Adiy 4 . Abul Bukhturi bin Hisyam 5. Zam'ah bin Al-Aswad.
Kemudian mereka datang ke Ka'bah, setelah berthowaf mengelilingi Ka'bah,
Zuhair berpidato:
"Wahai penduduk Makkah, kita bisa makan dan minum dengan sepuasnya.
Tegakah kalian membiarkan keluarga bani Hasyim dan Bani Muthalib dalam
penderitaan yang menyedihkan, dan terputus dari semua hubungan?. Demi Allah,
aku tidak akan membiarkan hal itu, hingga kesepakatan yang tidak adil ini
dibatalkan".
Kemudian Abu Lahab berkata:
"Kalian semua pendusta! sesungguhnya kesepakatan ini tak dapat dibatalkan!"
Lalu terjadilah perdebatan yang sengit diantara mereka.
Dan pada waktu itu juga Allah SWT memberitahu kepada Baginda Rasulullah SAW
bahwa poin-poin tentang kesepakatan yang dholim tersebut telah dimakan rayap.
Kemudian Baginda Rasulullah SAW memberitahu pamannya Sayyiduna Abu Thalib
tentang apa yang terjadi.
Dengan keyakinan bahwa Baginda Rasulullah SAW tak mungkin berbohong,
Sayyiduna Abu Thalib dengan penuh percaya diri pergi menuju Ka'bah dan
didampingi beberapa orang dari keluarganya.
110

Melihat kedatangan rombongan Sayyiduna Abu Thalib, kafir Quraisy mengira


bahwa Sayyiduna Abu Thalib dan keluarganya sudah tidak tahan menderita dan
akan menyerahkan Baginda Rasulullah SAW kepada mereka.
Sesampainya di Ka'bah, Sayyiduna Abu Thalib berkata:

Yang artinya kurang lebih:
"Wahai bangsawan quraisy, sesungguhnya kalian telah membuat kesepakatan
terhadap kami, cobalah tunjukkan kepada kami kesepakatan itu, siapa tahu ada
solusi diantara kita".
Kafir quraisy dengan berkeyakinan tidak ada kesalahan sedikitpun dalam
kesepakatan itu dan tak ada jalan damai selain menyerahkan Baginda Rasulullah
SAW, maka dengan seketika mengambil gulungan kesepakatan tersebut, dan
menyerahkannya kepada sayyiduna Abu Thalib agar menyaksikan sendiri apa yang
telah tercantum di dalamnya.
Sebelum membuka gulungan kesepakatan tersebut Sayyiduna Abu Thalib berkata;

Yang artinya kurang lebih :
"Wahai bangsawan Quraisy, sesungguhnya keponakanku Muhammad, telah
memberitahukan kepadaku, dan Beliau bukanlah seorang pembohong, bahwa
sesungguhnya Allah SWT memerintahkan rayap untuk memakan semua poin-poin
kesepakatan yang dholim ini ".
Kemudian Sayyiduna Abu Thalib membuka kesepakatan tersebut dan ternyata
benar apa yang telah disabdakan oleh Baginda Rasulullah SAW.
Kemudian Sayyiduna Abu Thalib berkata:

Yang artinya kurang lebih :


"Terbuktilah sekarang, bahwa keponakanku Muhammad tidak bersalah dan tidak
berbohong, justru kalianlah yang berbuat semena-mena dan memecah belah
diantara kita, maka batalkan kesepakatan yang tidak adil ini. Demi Allah, jika
kalian tidak mau membatalkannya, kami akan tetap membela dan melindunginya,
walaupun nyawa kami semua taruhannya".
Melihat kenyataan itu, kafir Quraisy mau tidak mau membatalkan kesepakatan
tersebut. Dan mereka yang tidak terima pembatalan tersebut saling berkata;
"Sungguh ini tidak masuk akal, pasti ini adalah sihir".
111

Bukanlah kesadaran yang ada di hati mereka, akan tetapi kedengkian dan
kebencian yang makin mendalam.
Kemudian Hisyam bin Amar dan teman-temannya menggabungkan diri kepada
Sayyiduna Abu Thalib dan rombongannya. Mereka bersama- sama pergi menuju
ke lembah untuk mengembalikan keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib ke
rumahnya masing-masing. Dan sebagian dari 5 orang tersebut (Hisyam dan
teman-temannya) mendapati anugerah dari Allah SWT dengan masuk Islam.
Setelah mereka kembali ke rumahnya masing-masing, maka pada bulan Ramadlan
tahun 10 dari kenabian, paman Baginda Rasulullah SAW Sayyiduna Abu Thalib
meninggal dunia dalam usia 86 tahun.
Dan diriwayatkan di kitab Siroh Ibnu Hisyam hal 88 bahwa pada saat Sayyiduna
Abu Thalib menderita sakit, dan kafir quraisy mengetahui sudah mendekat
ajalnya, maka para pembesar kafir quraisy datang kepada Sayyiduna Abu Thalib
dan berkata;
"Wahai Abu Thalib, sesungguhnya kita ini adalah satu keluarga (suku Quraisy), dan
engkau telah mengetahui pertentangan antara kami dengan keponakanmu.
Sesungguhnya kami sangat cemas apabila engkau meninggal, masalah ini belum
selesai.
Tolong panggillah dia agar kami bisa berunding dan kami siap untuk memberikan
apa yang dia inginkan, begitu pula kami punya keinginan yang harus dia patuhi
demi kebaikan kita bersama".
Setelah Baginda Rasulullah SAW datang dan mengetahui maksud mereka, Baginda
Rasulullah SAW bersabda:

Yang artinya kurang lebih :
"Baiklah wahai bangsawan Quraisy, hanya satu kalimat saja yang aku minta dari
kalian, yang dengannya kalian bisa mendapati keunggulan yang mulia di seluruh
wilayah arab dan lainnya".
Abu Jahal berkata:
"Demi bapakmu, sepuluh kalimat sekalipun akan kami penuhi, silahkan!"
Baginda Rasulullah SAW bersabda:
"Katakanlah kalimat Laailaahaillallaah (Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah SWT ), dan tinggalkanlah segala penyembahan kecuali hanya kepada Allah
SWT".
112

Kafir Quraisy menepukkan tangan, tanda ingkar dan pelecehan, dengan berkata:
"Wahai Muhammad, apa yang kamu inginkan itu tidak masuk akal. Apakah
engkau menginginkan kami meninggalkan persembahan kepada tuhan-tuhan
kami. Dan hanya menyembah kepada satu Tuhan saja. Itu adalah hal yang
mustahil".

https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0404 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-xi/ 359503850854678


https://m.facebook.com/photo.php?fbid=460132944112214&id=1000034653822
98

113

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid II bagian 12
----Kemudian mereka saling berkata, "Orang ini tidak akan memberi apa-apa seperti
yang kita harapkan. Mari pergi saja".
Setelah mereka pergi, Sayyiduna Abu Thalib berkata;
"Demi Allah, wahai keponakanku, sesungguhnya apa yang engkau minta dari
mereka, bukanlah sesuatu yang sulit (hanya karena kekhawatiran akan hilangnya
kedudukan mereka, dan kekolotan kepada tradisi nenek moyangnya sehingga
menjadikan mereka sulit mengucapkannya)".
Dan diriwayatkan di kitab As- Siroh An-Nabawiyyah Juz 1 hlm 269 bahwa sebelum
meninggalnya, Sayyiduna Abu Thalib mengumpulkan sebagian dari masyarakat
Quraisy dan berwasiat kepada mereka untuk mengikuti Baginda Rasulullah SAW
dengan berkata:

Yang artinya kurang lebih:
"Wahai masyarakat Quraisy, sesungguhnya kalian akan selalu dalam kebaikan,
apabila kalian mau mengikuti Muhammad keponakanku ini, maka taatlah kalian
semua kepadanya, niscaya kalian mendapati jalan kebenaran dan kebahagiaan".
Akan tetapi kafir Quraisy tidak menyambut ajakannya, bahkan setelah
meninggalnya Sayyiduna Abu Thalib, mereka semakin memuncak kedengkiannya,
hingga berani mengganggu Baginda Rasulullah SAW dengan terang-terangan.
Setelah Sayyiduna Abu Thalib meninggal dunia, kurang lebih 3 hari kemudian, istri
tercinta Baginda Rasulullah SAW, Sayyidatuna Khodijah RA meninggal juga pada
usia 65 tahun, dan dimakamkan di kuburan Al-Hajun, dan Baginda Rasulullah SAW
ikut turun dan menaruh jenazahnya ke makam tersebut.
Tahun inilah yang dinamakan 'Aamul Huzni' (tahun duka cita). Baginda Rasulullah
SAW dengan segenap kesempurnaan dan keagungan jiwanya, apabila dilihat dari
sisi kemanusiaan sangatlah wajar apabila bersedih dan berduka atas seorang
paman sebagai pengganti ayahandanya yang dengan tulus dan kasih sayangnya,
selalu melindungi, membela dan mengayominya, kini telah meninggal dunia,
sehingga kafir quraisy semakin berani menghina dan mengganggu Baginda
Rasulullah SAW dengan terang-terangan.
Dan sangatlah wajar juga apabila Baginda Rasulullah SAW sebagai seorang suami
bersedih dan berduka atas meninggalnya istri tercintanya yang dengan
keikhlasan, cinta dan kasih sayangnya, senantiasa membantu dan mendukung
114

Baginda Rasulullah SAW, dengan segenap jiwa, raga dan hartanya, dan senantiasa
menentramkan, mendamaikan, dan menyejukkan hatinya setiap kali menghadapi
rintangan, ataupun hambatan dalam dakwahnya.
Namun Baginda Rasulullah SAW adalah Basyarun Laa Kal-Basyar (manusia tapi
bukan manusia biasa), yang dengan keagungan jiwanya yang murni, memahami
dengan sempurna hikmah apa yang ada dibalik Kehendak Allah SWT.
Dan Allah SWT telah bersumpah dengan Firman-Nya di Surat Adl- Dluha bahwa
Allah SWT tidak akan meninggalkan dan mengecewakan Baginda Rasulullah SAW.
Dalam tahun duka cita tersebut, dengan tetap tegar dan bersemangat Beliau
Baginda Rasulullah SAW tetap melaksanakan dakwahnya. Kemudian Baginda
Rasulullah SAW mengarahkan dakwahnya ke kota Thoif dengan harapan siapa
tahu di sana masyarakatnya lebih lunak hatinya, dan mau menyambut serta
membela dakwahnya.
Sebagaimana diriwayatkan dalam kitab As-Siroh An-Nabawiyyah Juz 1 hlm 270 :
Bahwa pada bulan Syawal tahun 10 dari kenabian, Baginda Rasulullah SAW
disertai Sayyiduna Zaid bin Haritsah RA (budak yang telah dimerdekakannya),
berangkat ke kota Thoif untuk berdakwah. Namun sesampainya di sana ternyata
perlakuan penduduk Thoif lebih kasar dan keji dari pada kafir Quraisy. Setiap kali
Baginda Rasulullah SAW mendatangi satu kelompok dari penduduk Thoif untuk
berdakwah selalu diusir dengan cacian dan penghinaan. Bahkan para pembesar
kota Thoif mengerahkan rakyat, anak-anak dan budak-budaknya untuk mengusir,
menghina dan melemparinya dengan batu-batu, sehingga Baginda Rasulullah
SAW dan Sayyiduna Zaid RA terluka.
Kemudian Baginda Rasulullah SAW pergi meninggalkan Thoif menuju ke Makkah.
Sesampainya di perkebunan pinggiran kota Thoif Baginda Rasulullah SAW
beristirahat dengan keadaan bersedih atas perbuatan kaum Thoif yang sangat
keji. Pada saat itu datanglah Malaikat Jibril AS dengan berkata:
.
Yang artinya ;
"Wahai Muhammad Utusan Allah, sesungguhnya Allah SWT memberikan salam
kepada Engkau. Dan yang datang bersamaku ini adalah malaikat penguasa
gunung, yang telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan segala
perintah Engkau".
Kemudian malaikat penguasa gunung berkata:

Yang artinya :

115

"Wahai Muhammad Utusan Allah, jika Engkau mengizinkan, aku timpakan


gunung-gunung ini kepada mereka, atau aku benamkan mereka ke dasar bumi,
maka akan aku lakukan seketika".
Kemudian Baginda Rasulullah SAW bersabda:
: .
Yang artinya ;
"Wahai Malaikat Penguasa Gunung, janganlah kamu melakukan hal itu, karena
sesungguhnya aku masih berharap, siapa tahu diantara mereka dan keturunannya
ada yang mau beriman dengan mengucapkan kalimat Laa ilaaha Illallaah (Tidak
ada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah)".
Kemudian Malaikat Penguasa Gunung berkata:

Yang artinya :
"Wahai Muhammad kekasih Allah SWT, sesungguhnya engkau sebagaimana yang
difirmankan Allah SWT adalah seorang Rasul yang penuh dengan belas kasih
sayang".
Diriwayatkan dalam kitab Siroh Ibnu Hisyam hlm 90, bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersama Sayyiduna Zaid RA meneruskan perjalanan ke Makkah.
Sesampainya di Nahlah (kebun korma) yang berjarak setengah hari dari Makkah,
Beliau SAW beristirahat dan bermalam di situ. Dan pada saat Beliau SAW sholat
malam, Beliau SAW didatangi bangsawan jin dari Nashibien (daerah antara Syam
dan Irak). Dengan sembunyi-sembunyi mereka (para jin) dengan khusyuk
mendengarkan ayat-ayat yang dibaca Baginda Rasulullah SAW. Dengan penuh
keyakinan mereka mengetahui bahwa apa yang dibaca Beliau SAW adalah Firmanfirman Allah SWT. Dan merekapun yakin bahwa Beliau SAW adalah Rasul utusan
Allah SWT untuk seluruh alam (diantaranya para jin). Maka dengan seketika
mereka beriman dan masuk Islam.
Setelah Baginda Rasulullah SAW selesai sholat, maka mereka pun pulang dengan
perasaan bangga dan gembira atas anugerah Allah SWT yang telah melimpah
kepada mereka sehingga mereka beriman dan masuk Islam. Kemudian dengan
penuh semangat mereka berda'wah kepada kaumnya, dan sebagian dari kaumnya
beriman dan masuk Islam.

116

Dan di saat itu pula turun Firman Allah SWT kepada Baginda Rasulullah SAW, yaitu
ayat:
) 1(
) 2( ..
Yang artinya :
"Katakanlah (hai Nabi Muhammad), "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya;
telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al-Qur'an), lalu mereka berkata;
sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan. (Yang)
memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman. Dan kami sekalikali tidak akan mempersekutukan Allah SWT dengan siapapun" (Q.S. Al Jin 1 ,2..)
Diriwayatkan dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir juz 4 hlm 163 Sayyiduna Ibnu Abbas
RA berkata: "Bahwa peristiwa tersebut adalah awal dakwah Baginda Rasulullah
SAW pada golongan jin".
Kemudian seringkali mereka golongan jin berdatangan dan menghadap kepada
Baginda Rasulullah SAW baik di Makkah maupun di Madinah untuk
mendengarkan dan melaksanakan ajaran Beliau SAW yang berkaitan dengan
kepribadian mereka.
Kemudian Baginda Rasulullah SAW dan Sayyiduna Zaid RA meneruskan
perjalanannya ke Makkah. Pada saat akan memasuki kota Makkah, Sayyiduna Zaid
RA dengan perasaan cemas berkata:
"Wahai Rasulullah, bagaimanakah kita akan masuk kota Makkah, padahal para
kafir Makkah sangat membenci kita. Mereka selalu berusaha untuk mencelakakan
kita".
Baginda Rasulullah SAW bersabda:

"Hai Zaid, janganlah kamu cemas, sesungguhnya Allah SWT pasti akan
memberikan jalan keluar bagi kita dan sesungguhnya Allah SWT pasti akan
memberikan kemenangan pada agamanya. Dan Dia lah Allah SWT Dzat yang akan
membela dan melindungi Nabi-Nya".
Dengan keyakinan bahwa Allah SWT pasti akan memberikan jalan keluar, akan
memenangkan agamanya dan akan membela serta melindunginya, Baginda
Rasulullah SAW masuk ke kota Makkah pulang ke rumahnya dan bergabung
dengan para shahabatnya yang selalu tetap setia untuk berjuang dan berdakwah
meskipun Baginda Rasulullah SAW tidak bersama mereka (pada waktu pergi ke
Thoif).
Di kota Makkah, Baginda Rasulullah SAW dan para shahabatnya meneruskan
aktifitasnya sehari-hari yaitu beribadah dan berdakwah kepada para penduduk
117

Makkah dan kabilah-kabilah sekitarnya. Kemudian Baginda Rasulullah SAW


mengarahkan dakwahnya kepada orang yang datang berhaji ke Makkah, karena
pada saat itu sudah masuk musim haji, sebagaimana yang Beliau SAW lakukan
setiap musim haji.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0405 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-xii/ 359503327521397
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=460366434088865&id=1000034653822
98

118

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid II bagian 13 (tamat)
------Diriwayatkan oleh Al-Habib As- Sayyid Muhammad bin Alwiy Al- Malikiy dalam
kitabnya Taarikhul Hawaadits hlm 62 bahwa pada saat itu (masuk tahun 11 dari
kenabian) Baginda Rasulullah SAW dan para shahabatnya mengerahkan segenap
upayanya untuk berdakwah kepada orang- orang yang datang ke Makkah untuk
berhaji, dan para kafir Quraisy semakin memuncak kedengkiannya. Mereka
sangat khawatir akan tersebarnya dakwah Baginda Rasulullah SAW. Maka
merekapun mengerahkan kaumnya untuk merintangi dakwah Baginda Rasulullah
SAW dengan membujuk setiap orang yang datang ke Makkah agar jangan
mendekati dan mendengarkan perkataan Baginda Rasulullah SAW.
Diriwayatkan dalam kitab As- Siroh An-Nabawiyyah juz 1 hlm 275 bahwa
Sayyiduna Thufail bin Amr seorang ilmuwan dari bangsawan Kabilah Ad-Dausiy
yang sangat cerdas dan pandai, serta sebagai sastrawan yang ulung dan handal.
Pada saat beliau berhaji ke Makkah, maka setiap kali bertemu dengan para
bangsawan Quraisy mereka selalu memperingatkannya agar tidak mendekati dan
mendengarkan perkataan Baginda Rasulullah SAW dengan berbagai macam
tuduhan, sehingga beliau tidak berani mendekatinya dan berjaga-jaga dengan
menutupi kedua telinganya rapat-rapat dengan kapas agar tidak mendengarkan
perkataan Baginda Rasulullah SAW.
Pada pagi harinya beliau datang ke Ka'bah, ternyata Baginda Rasulullah SAW
sudah berada di situ dan sedang melaksanakan sholat. Adalah suatu keajaiban,
meskipun beliau telah menutupi telinganya rapat-rapat dengan kapas, terdengar
dengan jelas olehnya keindahan ayat-ayat yang dibaca Baginda Rasulullah SAW.
Beliau pun berkata dalam hatinya, sesungguhnya aku bukanlah orang yang bodoh,
aku bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, aku akan
mendatanginya, apabila memang benar maka aku akan menerimanya, apabila
tidak benar, maka aku akan meninggalkannya.
Pada saat beliau akan mendatangi Baginda Rasulullah SAW, ternyata Baginda
Rasulullah SAW telah bangkit menuju ke rumahnya. Maka beliaupun
mengikutinya. Sesampainya di rumah Baginda Rasulullah SAW, beliau berbicara
tentang berbagai macam masalah dan bertanya kepada Baginda Rasulullah SAW
dengan berkata;

119

"Wahai Tuan Muhammad, sesungguhnya, visi dan misi apakah yang Engkau bawa
sehingga para pembesar Quraisy melarangku untuk mendengarkan segala
perkataanmu".
Kemudian Baginda Rasulullah SAW menjelaskan visi dan misinya bahwa
sesungguhnya Beliau SAW adalah Rasul yang diutus oleh Allah SWT agar mengajak
ummat untuk tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah SWT, dan kemudian
Beliau SAW membacakan surat Al-Ikhlash dan Al-Mu'awwidzatain.
Seketika itu juga Sayyiduna Thufail berkata:
"Demi Allah, sungguh aku benar- benar belum pernah mendengarkan perkataan
yang lebih indah dan lebih benar dari apa yang engkau bawa ini".
Maka, saat itu juga iman masuk dalam sanubarinya dan seketika itu pula beliau
langsung masuk Islam dan berkata :
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah pemimpin yang ditaati oleh kaumku.
Maka, doakanlah aku agar Allah SWT memudahkanku mengajak kaumku masuk
Islam"
Kemudian Baginda Rasulullah SAW mendoakannya, sehingga Sayyiduna Thufail
mendapatkan karomah dari Allah SWT berupa sinar cahaya di dahinya yang
dengannya Beliau mendapati kemudahan untuk berdakwah sampai seluruh
keluarga dan sebagian dari kaumnya masuk Islam, diantaranya adalah Sayyiduna
Abu Hurairah.
Demikianlah jiwa para shahabat Baginda Rasulullah SAW, begitu mereka
merasakan kebenaran dan keindahan ajaran Islam, mereka pun menginginkan
keluarga, saudara dan kaumnya merasakan hal yang sama dengannya.
Dan diriwayatkan di kitab tersebut hlm 289 bahwa Baginda Rasulullah SAW
didampingi oleh sayyiduna Abu Bakar RA dan Sayyiduna Ali KW berdakwah
kepada kabilah-kabilah yang datang ke Makkah. Dan pada saat itulah gencargencarnya kafir quraisy yang dipimpin oleh Abu Lahab dan Abu Jahal untuk
merintangi dakwah Baginda Rasulullah SAW. Mereka kafir quraisy menyebarkan
fitnah, kabar bohong dan membujuk setiap orang yang datang ke Makkah untuk
menjauhi dan jangan sampai mendengarkan dakwah Baginda Nabi SAW.
Bahkan setiap kali Baginda Nabi SAW mendatangi mereka untuk berdakwah,
mereka selalu berkata:
"Wahai kaum, janganlah kalian dengar ucapannya, dia itu pembohong, dia itu
pembuat onar, dan lain-lain".
Sehingga kebanyakan dari mereka menolak dakwah Baginda Rasulullah SAW, dan
hanya sedikit saja yang mau menyambut dakwahnya dan masuk Islam,

120

diantaranya yaitu enam orang suku Khazraj dari kota Madinah, mereka adalah
para pemeluk Islam pertama dari penduduk Madinah,
sebagaimana diriwayatkan dalam kitab As-Sirah An-Nabawiyyah juz 1
hlm 287 bahwa:
Pada saat Allah SWT menghendaki kemenangan Islam dan kejayaan Baginda
Rasulullah SAW, maka pada bulan Rajab tahun 11 dari kenabian Baginda
Rasulullah SAW mendatangi enam orang suku Khazraj dari Madinah yang telah
selesai melaksanakan ibadah haji, mereka sedang bercukur rambut di Aqobah
(sebelah kiri dari kota Makkah). Baginda Nabi SAW berdakwah kepada mereka
dan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Sesungguhnya mereka telah
menunggu-nunggu hal itu, dan mereka telah mengetahui dari kaum-kaum Yahudi
yang tinggal di Madinah, bahwa sudah tiba saatnya kedatangan Nabi akhir zaman
yang sangat mulia di Sisi Allah SWT. Maka begitu mereka bertemu langsung
dengan Baginda Rasulullah SAW dan menyaksikan sendiri tanda-tanda dan sifatsifat Baginda Rasulullah SAW yang sangat luhur dan sempurna dan tutur
bahasanya yang lemah lembut, dan ajaran dakwahnya yang luhur dan suci,
seketika itu juga, keyakinan dan keimanan mereka memuncak. Mereka pun saling
berbicara;
"Wahai saudara-saudaraku, demi Allah, terbuktilah sekarang bahwa Beliau
(Baginda Nabi SAW), adalah benar-benar seorang Nabi sebagaimana yang telah
dikatakan orang-orang yahudi. Mari kita sambut dakwahnya dan masuk Islam
sebelum kedahuluan yang lainnya. Agar kita mendapatkan keunggulan yang
sangat tinggi di Sisi Allah SWT".
Maka, seketika itu juga mereka menyambut dakwah Baginda Nabi SAW dan
masuk Islam, kemudian mereka berkata:
"Wahai Rasul Utusan Allah yang mulia, sesungguhnya kaum kami (suku Aus dan
Khazraj) sudah lama sekali ( 120 tahun) saling bermusuhan dan berperang.
Sangat sulit rasanya untuk bisa berdamai. Kami sangat berharap semoga dengan
kedatangan engkau sebagai Rasul Utusan Allah SWT, mereka mau masuk Islam
dan bersatu".
Kemudian mereka meminta ijin pulang untuk mengabarkan berita gembira ini
kepada kaumnya. Sesampainya di Madinah mereka berdakwah kepada semua
kaumnya sehingga tidak ada satu rumahpun di kota Madinah selain di situ mereka
membicarakan tentang kedatangan Utusan Allah SWT yang sangat agung dan
mulia, pembawa rahmat untuk seluruh alam, demi untuk tercapainya
keselamatan dunia akhirat.

121

Kemudian Baginda Rasulullah SAW pulang ke Makkah dan bergabung dengan para
shahabatnya dengan berharap semoga mereka dalam keadaan aman dari
gangguan kafir quraisy yang selalu terus menerus memusuhinya dengan berbagai
macam cara.
Begitulah keadaan kaum Quraisy, yang selalu merintangi dan menentang
dakwahnya Baginda Rasulullah SAW, apalagi sepeninggal wafatnya Sayyiduna Abu
Thalib dan istri tercinta Sayyidatuna Khodijah RA, sehingga perlawanan mereka
semakin memuncak.
Hal itulah yang menjadikan Baginda Rasulullah SAW bersedih hati, karena
sesungguhnya Baginda Rasulullah SAW sangat menginginkan mereka agar bisa
mendapati kebahagiaan dunia dan akhirat.
sehingga pada suatu malam, tepatnya pada tanggal 27 Rajab 12 tahun dari
kenabian, Baginda Rasulullah SAW datang ke Ka'bah dan bermunajat di dalam
Hijir Ismail, berdo'a, memohon dan mengiba ke Hadirat Allah SWT agar kaumnya
mendapatkan hidayah,
Dengan belas kasih sayangnya Allah SWT kepada Baginda Rasulullah SAW, Allah
SWT berkehendak untuk menyejukkan hatinya atas apa yang dideritanya dan
membahagiakannya serta mempertunjukkan keagungan dan kemuliaan Baginda
Rasulullah SAW di Sisi-Nya dengan meng-Isra' Mi'rajkanya.
Sampai di sinilah kami akhiri rangkuman kitab Nurul-Mushtafa kedua ini, dan
sesungguhnya masih banyak sekali riwayat mengenai sejarah Baginda Rasulullah
SAW namun yang kami cantumkan hanya sebagaian saja, demi untuk
memudahkan bagi para pembaca untuk mengingat dan menghayatinya dengan
harapan kita semua bisa semakin mencintai serta mengaguminya, yang denganya
Insya Allah kita semua akan mendapati syafaatnya hingga selamat dunia dan
akherat. Aamiin.
Sesungguhnya semua riwayat yang telah kami cantumkan di atas, bukanlah
sekedar cerita belaka, namun telah kami nukil data-datanya dari kitab-kitab para
ulama ahlussunnah waljama'ah yang sangat akurat dan terpercaya.
Dan apabila ada kekurangan/kekhilafan dalam rangkuman ini atau ada kurang
indahnya tata bahasa, kami mohon di maklumi dan dimaafkan.
Semoga Allah SWT memberikan taufiq dan hidayahnya kepada kami agar kami
bisa merangkum kitab Nurul-Mushtafa ketiga tentang sebagaian dari kisah Isro'
Mi'roj Baginda Rasulullah SAW yang sangat agung, begitu pula kami kami ingin
menerangkan sebagaian kecil dari keindahan surga dan penghuninya agar kita
lebih bisa mengenalnya hingga semakin bersemangat untuk mengamalkan
amalan-amalan yang diridloi Allah SWT sehingga Allah SWT menganugerahkan
122

Rahmat-Nya kepada kita dan memasukan ke surga-Nya yang penuh dengan


kenikmatan yang abadi selamanya. Begitu pula kami ingin menerangkan
didalamnya sebagaian kecil dari dahsyatnya mahsyar dan siksa neraka agar
senantiasa kita waspada akan segala perbuatan yang di murkai Allah SWT,
semoga kita semua di beri taufiq dan hidayah agar bisa meninggal dalam keadaan
husnul khotimah, Aamiin



Alhamdulillah dengan ijin Allah SWT,
Rangkuman Kitab Nurul Musthafa II ini telah selesai,Insya Alloh bersambung ke
Jilid III,yaitu Jilid terakhir dari rangkaian kitab Nurul Mushthofa.
https://www.facebook.com/no tes/forsil-aswaja-nusantara/ 0406 kajian-kitabnurul-musthofa-jld-ii- bg-xiii/ 359504340854629
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=460519024073606&id=1000034653822
98

123

124

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid lll bagian1
-,Alhamdulilah,jilid 1 (9 bagian) dan jilid II (13 bagian) telah selesai posting),dan
Dalam jilid III ini,kami membaginya menjadi 26 bagian.
----------


.
. :
Dengan menyebut nama Allah SWT Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT Dzat yang menguasai seluruh alam
semesta, dengan segenap pujian yang sesuai dengan segala anugerah- Nya dan
memadahi sebanyak tambahan anugerah-Nya. Ya Allah sesembahan kami, bagiMu lah segala puji sebagaimana pujian itu patut bagi kemuliaan Dzat-Mu dan
agungnya kekuasaan-Mu, Maha Suci Engkau Ya Allah, kami tidak akan mampu
untuk mengungkapkan pujian kepada- Mu selayak pujian-Mu kepada Dzat-Mu
sendiri, maka bagi-Mu lah segala puji sehingga Engkau ridla, dan bagi-Mu lah
segala puji sesuai keridlaan-Mu, dan bagi-Mu lah segala puji atas keridlaan-Mu
(kepada kami).
Ya Allah limpahkanlah shalawat (Rahmat ta'dlim-Mu) dan salam kesejahteraan
dari-Mu kepada junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW, semoga
dengan berkahnya, Allah SWT melimpahkan segala anugerah- Nya kepada kita
serta melindungi kita dari semua musuh-musuh kita. Shalawat dan salam
semoga terlimpahkan juga kepada para keluarga dan para sahabat Baginda Nabi
Muhammad SAW, sebanyak makhluk ciptaan-Nya kekal abadi selama-lamanya.
Amiin Ya Robbal 'Aalamiin.
Setelah kami merangkum kitab NURUL-MUSHTHOFA I tetang kisah perjalanan
Nur (cahaya) Baginda Rasulullah SAW, dan kami meneruskan kitab NURULMUSHTHOFA II tentang kisah masa kecil Baginda Rasulullah SAW sampai
menjadi Rasul Utusan Allah SWT, maka kami melanjutkan kitab NURULMUSHTHOFA III tentang kisah perjalanan Isra' Mi'raj Baginda Rasulullah SAW,
yang dipenuhi dengan keajaiban-keajaiban yang sangat luar biasa, di luar
jangkauan kemampuan akal, hanyalah keimanan yang bisa menerimanya. Dan
hendaknya kita semua bisa mempercayai dan meyakininya dari lubuk hati yang
paling dalam. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan manfaat dari
peristiwa tersebut, Amiin.
125

Sesungguhnya peristiwa Isra' Mi'raj yang dianugerahkan Allah SWT kepada


Baginda Rasulullah SAW terjadi setelah Beliau SAW merasa bersedih hati atas
perilaku kaumnya yang selalu menentang dan menghalangi dakwah Beliau SAW
dari segala segi. Apalagi setelah meninggalya paman dan istri Beliau SAW,
mereka semakin memuncak dalam melawan dan menentang dakwahnya.
Padahal Baginda Rasulullah SAW sangatlah menginginkan kebahagiaan dunia
akhirat bagi mereka dan selamat dari ancaman kemurkaan Allah SWT. Hal itulah
yang menjadikan Baginda Rasulullah SAW semakin bersedih hati, hingga pada
suatu malam, tepatnya pada tanggal 27 Rajab 12 tahun dari kenabian, Baginda
Rasulullah SAW datang ke Ka'bah dan bermunajat di dalam Hijir Ismail, berdo'a,
memohon dan mengiba ke Hadirat Allah SWT agar kaumnya mendapatkan
hidayah, sampai Beliau SAW tidur di situ.
Dengan Belas Kasih sayangnya Allah SWT kepada Baginda Rasulullah SAW, Allah
SWT berkehendak untuk menyejukkan hatinya atas apa yang dideritanya dan
membahagiakannya serta mempertunjukkan keagungan dan kemuliaan Baginda
Rasulullah SAW di Sisi-Nya. Dengan meng-Isra' Mi'rajkan Baginda Rasulullah
SAW.
Maka Allah SWT mengutus Malaikat Jibril AS dan para malaikat yang sangat
agung untuk menjemput Baginda Rasulullah SAW, membawanya ke tempat
yang sangat mulia di Sisi- Nya.
Sebagaimana telah diriwayatkan di kitab Nuzhatul Majaalis juz 2 hlm 95 bahwa ;
Pada saat Allah SWT berkehendak untuk mempertunjukkan kemuliaan Baginda
Rasulullah SAW dengan puncak-puncaknnya kemuliaan yang tidak bisa dicapai
oleh makhluk siapapun, Allah SWT Berfirman kepada Malaikat Jibril AS:


Yang artinya :
"Hai Jibril, tunduklah kamu sebagaimana layaknya kamu menghadap kepadaKu, Akuilah atas kemuliaan dan keagungan Dzat-Ku, puncakkanlah segala pujian
kepada-Ku atas segala anugerah-Ku dan saksikanlah agungnya Kekuasaan-Ku.
Sesungguhnya Aku senantiasa menganugerahkan kemuliaan kepadamu, maka
dengarkanlah dengan sungguh-sungguh apa yang akan Aku firmankan
kepadamu".
Sesungguhnya Malikat Jibril AS adalah Malaikat utusan Allah SWT yang paling
mulia pembawa wahyu Ilahi, yang sangat besar dan agung sekali, mempunyai
enam ratus sayap yang satu sayapnya bisa memenuhi jagad barat dan jagad
timur. Dan Allah SWT memberikan kemampuan kepadanya untuk mengecil dan
berbentuk manusia,
126

sebagaimana dijelaskan di kitab Tafsir Ath-Thobari juz 22 hal 509 dan Tafsir AlQurthubiy juz 6 hlm 394 Al-Maktabah Asy-Syaamilah.
Dengan kemuliaan dan keagungannya tersebut, Malaikat Jibril AS berkata
dengan penuh perasaan khawatir dan cemas:

Yang artinya ;
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Sayangilah hamba-Mu yang sangat lemah ini".
Allah SWT Berfirman;

Yang artinya :
"Hai Jibril, hiasilah dirimu dengan sebaik-baiknya perhiasan".
Kemudian Allah SWT berfirman lagi:


Yang artinya ;
"Hai Jibril, ambillah bendera Taufiq dan Hidayah-Ku. Ambillah kendaraan buraq.
Ambillah tanda ijin dan kerestuan-Ku, dan turunlah beserta tujuh puluh ribu
malaikat kepada kekasih-Ku Muhammad SAW".
Kemudian Allah SWT berfirman lagi:


Yang artinya ;
"Hai Jibril, sesampainya kamu di hadapannya nanti, hormatilah Dia dengan
sungguh-sungguh, layanilah segala kebutuhannya dan lakukanlah semua itu
dengan penuh sopan santun sebagaimana layaknya seorang pelayan kepada
tuannya, serta perbanyakilah mengucapkan sholawat dan salam kepadanya.".
Allah SWT Berfirman lagi;

Yang artinya ;
"Hai Mikail, ambillah bendera kemenangan, dan turunlah bersama tujuh puluh
ribu malaikat kepada kekasih-Ku Muhammad SAW. Dan kalian juga wahai Izrail
dan Israfil, lakukanlah sebagaimana yang dilakukan Jibril dan Mikail."
Allah SWT berfirman lagi:

Yang artinya ;

127

"Sesungguhnya pada malam ini, Aku mempunyai Kehendak untuk menunjukkan


kepada kekasih-Ku Muhammad SAW suatu rahasia kemuliaan yang sangat
agung".
Diriwayatkan di kitab Nuzhatul Majaalis juz 1 hal 103 bahwa di segenap penjuru
alam jabarut dan malakut terdengar seruan yang berkumandang;


"Wahai sorga 'Adn, wahai negeri segala kenikmatan, wahai negeri kebahagiaan,
wahai para bidadari, wahai para penghuni langit. Berhiaslah kalian semua
dengan seindah-indahnya dan semegah-megahnya perhiasan. Berbahagialah
kalian semua, berbanggalah kalian semua. Sesungguhnya pada malam ini, akan
datang kekasih-Ku, makhluk yang paling mulia, junjungan seluruh alam semesta,
Nabi Agung Muhammad SAW".
Setelah Malaikat Jibril AS mempersiapkan diri, seketika ia pun pergi dan masuk
ke sorga untuk mengambil buroq, sebagaimana diriwayatkan di kitab tersebut
hal 97 bahwa : Setelah diperintahkan Allah SWT, Malaikat Jibril AS pergi dan
masuk ke sorga untuk mengambil Buroq, dan di situ terdapat 40.000 Buroq yang
sangat indah sekali, terlukis di dahi mereka kalimat ;

Pada saat Malaikat Jibril AS hendak memilih yang terbaik diantara buroq-buroq
tersebut, terdapat satu buroq yang mengasingkan diri dalam keadaan menangis
sedih.
Kemudian Malaikat Jibril AS mendatanginya dan bertanya;
"Kenapa engkau melakukan hal itu?'
Buroq tersebut menjawab:
"Sesungguhnya sejak empat puluh ribu tahun yang lalu aku telah mendengar
tentang kemuliaan dan keagungan Muhammad SAW kekasih Allah SWT,
sehingga membuatku sangat rindu ingin bertemu, hingga aku merasa tidak enak
makan dan minum".
Mengetahui ketulusan cinta dan kerinduan buroq tersebut kepada Baginda
Rasulullah SAW maka Malaikat Jibril pun memilihnya. Dengan terpilihnya,
buroq tersebut menjadi segar, wajahnya berseri-seri, meluap kegembiraannya,
karena akan berjumpa dengan kekasih Allah SWT yang sangat ia rindukan.
Kemudian Malaikat Jibril AS memasang tempat duduk Baginda Rasulullah SAW
di atas punggungnya, serta menghiasinya dengan berbagai macam keindahan
yang sangat luar biasa indahnya, dan membawanya turun ke bumi bersama
para Malaikat yang telah diperintahkan Allah SWT untuk turun bersamanya.
128

Sesampainya di Makkah, seketika itu juga, malam di seluruh kota Makkah


menjadi terang benderang laksana siang, terpenuhi oleh cahaya keagungan para
Malaikat.
Sesampainya di Masjidil Haram, Malaikat Jibril AS dan para Malaikat lainnya
mendatangi Baginda Rasulullah SAW di Hijir Ismail.
Maka, dengan lemah lembut penuh sopan santun, Malaikat Jibril AS berkata:



"Bangunlah wahai Rasul Kekasih Allah SWT yang sedang tidur, sesungguhnya
telah disediakan bagimu segala keberuntungan. Bangunlah wahai kekasih Allah
SWT, sesungguhnya Allah SWT akan memenuhi segala permintaanmu. Malam
ini adalah malam yang sangat mulia bagimu. Engkau adalah tuan kami.
Sesungguhnya Engkau adalah cahaya penerang hati untuk mengenal Sang Ilahi.
Sesungguhnya Engkau adalah sumber Rahmat Allah SWT untuk alam semesta.
Bangunlah wahai Rasul Kekasih Allah SWT. Sesungguhnya Engkau di hari kiamat
nanti adalah Sang pemberi syafaat dan pelindung bagi orang-orang yang sedang
ketakutan. Sesungguhnya Allah SWT tidaklah menciptakan sorga kecuali
untukmu. Dan sesungguhnya Allah SWT tidaklah memberikan rasa cinta kepada
para makhluk kecuali agar mencintaimu. Bangunlah wahai Kekasih Allah SWT.
Sesungguhnya alam malakut telah berhias dan siap menyambut kedatanganmu.
Sesungguhnya saat-saat pertemuanmu dengan Allah SWT telah tiba.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/35983372082
1691
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=461192280672947&id=100003465382
298

129

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo bin Abdulloh Alkaaf
Jilid III bagian 2
----Mendengar suara Malikat Jibril AS, maka Baginda Rasulullah SAW terbangun
dan bersabda:

Yang artinya ;
"Hai Jibril, sesungguhnya engkau diutus oleh Allah SWT dengan membawa ayat
yang menunjukkan Kasih Sayang-Nya ataukah ayat yang menunjukkan
kemurkaan-Nya (kepada kaumku yang durhaka)?".
Malaikat Jibril AS menjawab dengan penuh sopan santun;
"Wahai Kekasih Allah, sesungguhnya Allah SWT mengutusku untuk memberikan
salam kepadamu, dan memanggil Engkau untuk menghadap kepada-Nya,
karena ada suatu rahasia yang tiada satu mahklukpun yang mengetahuinya".
Kemudian Baginda Rasulullah SAW bersabda;
"Wahai Jibril, Allah SWT Dzat yang Maha Dermawan telah memanggilku,
apakah kiranya yang akan diperlakukan-Nya kepadaku?"
Malaikat Jibril AS berkata:
"Wahai kekasih Allah, saya yakin, tiada lain kecuali pasti Allah SWT akan
mencurahkan Belas Kasih Sayang-Nya kepadamu."
Baginda Rasulullah SAW bersabda;
"Hai Jibril, itu semua semata-mata adalah untukku, lalu apakah kiranya yang
akan diberikan kepada ummatku".
Malaikat Jibril AS berkata:
"Wahai kekasih Allah, saya yakin bahwa sesungguhnya Allah SWT akan
memberikan anugerah- anugerah-Nya kepada umat pengikutmu sampai Engkau
merasa puas".
Baginda Rasulullah SAW bersabda:
"Wahai Jibril berilah aku kesempatan mengambil air zamzam untuk berwudlu".
Malaikat Jibril AS berkata:
"Wahai kekasih Allah, sesungguhnya aku telah membawa air surga dari sungai
Salsabila dalam tempat yang terbuat dari berlian dan penampung air dari
mutiara yaqut merah. Dan aku juga membawa pakaian surga yang sangat indah
yang berwarna hijau dan juga imamah (sorban) yang terbuat dari cahaya,
terhias dengan empat kalimah;
130

1.
" Nabi Muhammad Utusan Allah"
2.
" Nabi Muhammad Nabi Allah"
3.
" Nabi Muhammad Kekasih Allah"
4.
" Nabi Muhammad Kesayangan Allah"
Sesungguhnya imamah tersebut sejak zaman dahulu kala dikelilingi oleh empat
ribu malaikat yang senantiasa bersholawat kepada sang pemiliknya, yaitu
Baginda Rasulullah SAW.
Maka pada saat Malaikat Ridlwan mengambil imamah tersebut, para malaikat
berkata:
"Wahai Allah, sebagaimana Engkau telah memerintahkan kami untuk
senantiasa bersholawat kepada sang pemilik imamah ini, maka izinkanlah kami
untuk turun menyertainya. Agar kami mendapat keberkahan dengan bertemu
kekasih-Mu Baginda Rasulullah SAW sang pemilik imamah."
Kemudian Malaikat Jibril AS memberikan air sorga tersebut kepada Baginda
Rasulullah SAW untuk berwudlu, dan Allah SWT memerintahkan Malaikat Jibril
AS untuk memberikan bekas air wudlu tersebut kepada Malaikat Mikail AS, dan
memerintahkannya untuk memberikan kepada Malaikat Izrail AS, dan
memerintahkannya untuk memberikan kepada Malaikat Israfil As, dan
memerintahkannya untuk memberikannya kepada Malaikat Ridlwan AS, dan
kemudian Allah SWT memerintahkan Malaikat Ridlwan AS untuk membawanya
ke sorga Firdaus, untuk diberikan kepada para bidadari sorga agar mengusapkan
air tersebut ke wajah mereka sehingga mereka semakin bercahaya dan semakin
cantik jelita.
Dan diriwayatkan dalam kitab Siroh Nabawiyyah juz 1 hlm 62 bahwa Baginda
Rasulullah SAW sebelum melaksanakan Isro' Mi'roj, dibelah dadanya dengan
tanpa ada rasa cemas ataupun sakit sedikitpun, sebagaimana yang telah
dilakukan sebelumnya oleh Malaikat Jibril AS dan Malaikat Mikail AS untuk
yang keempat kalinya.
Seusai Baginda Rasulullah SAW berwudlu dan mengenakan pakaian serta
imamahnya, Baginda Rasulullah SAW mendatangi buroq. Pada saat itulah buroq
tersebut bersimpuh di hadapannya dengan berkata:
"Wahai kekasih Allah, pemimpin para Rasul, silahkan Engkau naik ke
punggungku."
131

Seketika Baginda Rasulullah SAW bersabda:


"Wahai Jibril, aku teringat ummatku, apakah kelak di sorga mereka juga akan
menaiki kendaraan buroq seperti ini?"
Malaikat Jibril As berkata:
"Jangan khawatir wahai kekasih Allah SWT, sesungguhnya mereka akan
menaikinya, yaitu bagi orang-orang yang bertaqwa, pada saat akan menghadap
kepada Allah SWT Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".
Mendengar kabar tersebut, memuncaklah kegembiraan dan kebahagiaan
Baginda Rasulullah SAW. Kemudian Baginda Rasulullah SAW naik ke punggung
buroq, sedangkan Malaikat Jibril AS memegang tali kendalinya, Malaikat Mikail
As memegang tempat duduknya, dan Malaikat Israfil AS memegang ujung jubah
Baginda Nabi Muhammad SAW, laksana Sang Maha Raja yang sangat agung
berwibawa.
Kemudian terbang secepat kilat dengan diiringi oleh ratusan ribu para Malaikat
dalam keadaan yang terang benderang memenuhi angkasa laksana siang oleh
cahaya para Malaikat yang agung, sebagaimana hal itu disaksikan sendiri oleh
Sayyiduna Utsman bin 'Affan yang diriwayatkan dalam kitab tersebut hal 96,
bahwa Sayyiduna Utsman bin 'Affan RA berkata:
"Pada saat malam Isro' Mi'rojnya Baginda Rasulullah SAW aku sedang tidur,
tiba-tiba aku terbangun. Aku melihat angkasa terang benderang putih laksana
siang. Aku mengira kiamat telah tiba. Pada saat aku akan berteriak bahwa
kiamat telah tiba, terdengar seruan dari langit yang sangat jelas berkata:

"Wahai Utsman bin 'Affan, janganlah engkau berteriak, sesungguhnya malam
ini, Baginda Rasulullah Muhammad SAW kekasih Allah SWT sedang diangkat ke
langit untuk bertemu dengan kekasihnya, Dzat Pencipta alam semesta.
Sesampainya Baginda Rasulullah SAW beserta rombongan para Malaikat di
suatu tempat, Malaikat Jibril AS dengan lemah lembut berkata:
"Wahai kekasih Allah, hendaklah Engkau turun dari buroq dan melaksanakan
sholat di tempat ini".
Seusainya sholat, Malaikat Jibril AS berkata:
"Wahai kekasih Allah, tahukah Engkau, di daerah manakah Engkau melakukan
sholat?".
Baginda Nabi Muhammad SAW menjawab:
"Saya tidak tahu wahai Malaikat Jibril".
Malaikat Jibril AS berkata:

132

"Sesungguhnya Engkau telah melakukan sholat di daerah Thaibah (Madinah AlMunawwarah). Dengan izin Allah SWT, Engkau kelak akan hijrah ke kota ini.".
Kemudian Baginda Rasulullah SAW meneruskan perjalanan dengan secepat kilat
sampailah di suatu tempat.
Malaikat Jibril AS dengan lemah lembut berkata:
"Wahai kekasih Allah, hendaklah Engkau turun dari buroq dan melaksanakan
sholat di tempat ini".
Seusainya sholat, Malaikat Jibril AS berkata:
"Wahai kekasih Allah, tahukah Engkau, di daerah manakah Engkau melakukan
sholat?".
Baginda Nabi Muhammad SAW menjawab:
"Saya tidak tahu wahai Malaikat Jibril".
Malaikat Jibril AS berkata:
"Sesungguhnya Engkau telah melakukan sholat di Thurisina yang suci (tempat
terjadinya percakapan Allah SWT kepada Nabi Musa AS).
Kemudian Baginda Rasulullah SAW meneruskan perjalanan dengan secepat kilat
sampailah di suatu tempat.
Malaikat Jibril AS dengan lemah lembut berkata:
"Wahai kekasih Allah, hendaklah Engkau turun dari buroq dan melaksanakan
sholat di tempat ini".
Seusainya sholat, Malaikat Jibril AS berkata:
"Wahai kekasih Allah, tahukah Engkau, di daerah manakah Engkau melakukan
sholat?".
Baginda Nabi Muhammad SAW menjawab:
"Saya tidak tahu wahai Malaikat Jibril".
Malaikat Jibril AS berkata:
"Sesungguhnya Engkau telah melakukan sholat di Baitullahm (tempat
kelahirannya Nabi Isa AS).
Kemudian Baginda Rasulullah SAW meneruskan perjalanannya dengan diiringi
ratusan ribu para Malaikat.
Tiba-tiba Baginda Rasulullah SAW mendengar seruan dari sebelah kanannya
yang memanggil- manggil dengan berkata:
"Wahai Muhammad, berhentilah sejenak, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan
denganmu".
Baginda Rasulullah SAW tidak memperdulikan seruan tersebut.
Kemudian terdengar seruan dari sebelah kirinya yang memanggil- manggil
dengan berkata:
133

"Wahai Muhammad, berhentilah sejenak, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan
denganmu".
Baginda Rasulullah SAW tidak memperdulikan seruan tersebut.
Kemudian terlihat seorang perempuan tua renta yang berhias dengan segala
macam perhiasan-perhiasan yang indah menghadang Baginda Rasulullah SAW
dan berkata:
"Wahai Muhammad, berhentilah sejenak, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan
denganmu".
Baginda Rasulullah SAW tidak memperdulikan seruan tersebut.
Kemudian Baginda Rasulullah SAW bertanya :
"Wahai Jibril, siapakah sesungguhnya mereka itu ?".
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Sesungguhnya yang pertama adalah seruan dari orang Yahudi, yang kedua
adalah dari orang Nashrani, dan yang ketiga adalah perumpamaan dari dunia
yang sudah tua renta. Tiada lain tujuan mereka semua kecuali hanya sematamata untuk mengganggu dan menghambat perjalanan dan perjuanganmu."
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/35991242414
7154
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=461288033996705&id=100003465382
298

134

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 3
-------Sesampainya di Baitul Maqdis, tiba-tiba Baginda Rasulullah SAW didatangi
seorang pemuda yang sangat gagah, tampan berwibawa dan bercahaya dengan
berpakaian yang sangat indah serta bau harum semerbak keluar dari dirinya.
Dan secara langsung pemuda tersebut mencium antara kedua mata Baginda
Rasulullah SAW lalu menghilang.
Baginda Rasulullah SAW bertanya:
"Wahai Jibril, siapakah pemuda tersebut ?".
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Sesungguhnya pemuda tersebut adalah perumpamaan kesucian, keindahan
dan keharuman agama Islam yang Engkau bawa. Bergembiralah wahai kekasih
Allah SWT. Sesungguhnya banyak dari umat manusia yang akan condong dan
masuk Islam dikarenakan kesucian, kemurnian dan keindahan agama yang
Engkau bawa dan mereka akan masuk sorga dalam keadaan selamat.".
Kemudian dipersilahkan kepada Baginda Rasulullah SAW tiga tempat minuman;
yang satu berisi air, yang kedua berisi susu dan yang ketiga berisi arak. Maka
baginda Rasulullah SAW mengambil tempat minum yang berisi susu.
Seketika Malaikat Jibril As berkata:
"Wahai kekasih Allah, sungguh tepat sekali apa yang Engkau ambil".
Kemudian Baginda Nabi SAW meminum susu tersebut sampai habis kecuali
hanya sedikit yang tersisa, dan menaruhnya kembali di tempatnya lalu
menghilang.
Malaikat Jibril AS berkata:
"Wahai kekasih Allah, seandainya Engkau meminum susu tersebut hingga habis
tak tersisa, niscaya tidak ada satupun ummat pengikutmu yang akan masuk
neraka "
(walaupun mereka tidak akan selama-lamanya di neraka, sebagaimana sabda
Baginda Rasulullah SAW:

Yang artinya :
"Sesungguhnya tidak akan kekal di neraka seseorang yang di hatinya ada iman
walau sekecil debu".)
Dengan belas kasih sayangnya kepada umatnya, seketika Baginda Rasulullah
SAW bersabda:
135

"Kembalikanlah susu itu kepadaku dan aku akan meminumnya hingga tuntas
habis tak tersisa".
Malaikat Jibril AS berkata:
"Tidak mungkin akan kembali wahai kekasih Allah, ia telah menghilang,
sesungguhnya hal itu adalah ketentuan dari Allah SWT dari zaman azali yang
tidak bisa dirubah lagi".
Kemudian Baginda Rasulullah SAW masuk ke Masjidil Aqsha yang terang
benderang yang telah dipenuhi oleh barisan para Malaikat, para Nabi dan para
Rasul yang mana mereka telah diperintahkan oleh Allah SWT menunggu
Baginda Rasulullah SAW untuk sholat berjamaah.
Kemudian Malaikat Jibril AS mengumandangkan iqomat dan mempersilahkan
Baginda Rasulullah SAW untuk menjadi imam. Seusainya sholat mereka para
Nabi dan para Rasul memanjatkan puji-pujian dan syukurnya kepada Allah SWT
atas segala anugerah yang dilimpahkan kepada mereka.
Kemudian merekapun kembali ke langit di tempatnya masing- masing, demi
untuk menyambut kedatangan Baginda Rasulullah SAW.
Kemudian Malikat Jibril AS mengajak Baginda Nabi Muhammad SAW menuju
Shahra' (batu yang penuh keajaiban yang berada di Masjidil Aqsha) yang di situ
telah disediakan Allah SWT suatu tempat untuk mi'rojnya Baginda Rasulullah
SAW yang terbuat dari mutiara Yaqut merah dan Zabarjud hijau, serta dihiasi
dengan mutiara-mutiara yang sangat indah luar biasa menjulang tinggi ke langit
sampai Sidratil Muntaha. (Dan dipastikan bagi para kekasih Allah SWT akan
melihatnya disaat ajalnya tiba sebagai kabar gembira tanda keselamatan
baginya).
Kemudian Malaikat Jibril AS mempersilahkan Baginda Nabi Muhammad SAW
untuk menaikinya menuju langit pertama dengan dikawal olehnya, dan
sesungguhnya setiap langit itu dipenuhi oleh para malaikat.
Baginda Rasulullah SAW bersabda:
"Sesampainya kami di langit pertama, Malaikat Jibril AS mengetuk pintu langit
tersebut.
Seketika Malaikat penjaga langit pertama berkata;
"Siapakah engkau?"
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Aku adalah Malaikat Jibril, datang bersama Muhammad Kekasih Allah SWT".
Dengan seketika pintu langit tersebut dibuka dan kamipun masuk ke dalamnya.
Pada saat malaikat penjaga langit tersebut melihatku seketika Ia berkata;

136

"Selamat datang wahai kekasih Allah, sungguh kami merasa bangga dan
bergembira atas kedatanganmu".
Baginda Rasulullah SAW bertanya;
"Siapakah Dia wahai Jibril?"
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Dia adalah Malaikat Ismail AS, penjaga langit dunia yang memiliki tujuh puluh
ribu pasukan yang mana setiap satu pasukan terdiri dari seratus ribu malaikat.
Sesungguhnya dia sangat merindukan kedatanganmu. Mereka senantiasa
bertasbih kepada Allah SWT dengan mengucapkan;

"Maha Suci Allah, Dzat Yang Maha Berkuasa Dzat Yang memiliki alam malakut".
Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya, dan diapun menjawab salamku
dan memberikan kabar gembira kepadaku dengan berkata;
"Berbahagialah Engkau wahai kekasih Allah, sesungguhnya segala kebaikan ada
padamu dan pada umatmu".
Seketika akupun bersyukur atas anugerah-Nya.
Kemudian aku melihat Malaikat duduk di atas kursi. Akupun mengucapkan
salam kepadanya, dan Ia pun menjawab salamku masih dalam keadaan duduk.
Seketika Allah SWT Berfirman kepada malaikat tersebut;


Yang artinya ;
"Wahai Malaikat, tidak selayaknya kamu masih dalam keadaan duduk pada saat
kamu menjawab salam kekasih-Ku. Demi kemuliaan dan keagungan Dzat-Ku,
Aku perintahkan kamu untuk berdiri dengan satu kaki dan datangilah dia, serta
ulangilah jawaban salammu padanya. Dan Aku menghukum kamu, berdiri
dengan satu kaki sampai hari kiamat.".
Kemudian aku melihat seseorang yang sangat tampan, anggun dan berwibawa.
Akupun bertanya kepada Malaikat Jibril AS:
"Siapakah dia wahai Malaikat Jibril?".
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Sesungguhnya Dia adalah Nabi Adam AS".
Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Seketika Nabi Adam AS
menjawab salamku dan menyambutku dengan penuh senang hati dan
bergembira ria dengan berkata:

"Selamat datang wahai anakku yang sangat mulia, Nabi Kekasih Allah SWT".
Baginda Rasulullah SAW bersabda;
137

Kemudian kami meneruskan Mi'roj menuju langit yang kedua. Dan pada saat
perjalanan tersebut, aku melihat angkasa telah dipenuhi oleh para Malaikat
yang sedang beribadah. Sesampainya kami di pintu langit kedua yang terbuat
dari besi, Malaikat jibril AS mengetuk pintu langit tersebut.
Seketika Malaikat penjaga langit kedua berkata; "Siapakah engkau?".
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Aku adalah Malaikat Jibril, datang bersama Muhammad kekasih Allah SWT,
sebagai sumber rahmat untuk semesta alam".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36002650413
5746
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=461415083984000&id=100003465382
298

138

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 4
------Dengan seketika pintu langit tersebut dibuka dan kamipun masuk ke dalamnya
disambut oleh Malaikat tersebut yang bersama ribuan pasukannya dalam
kondisi siap perang dengan peralatan yang sangat lengkap dan senantiasa
bertasbih kepada Allah SWT dengan mengucapkan;

"Maha Suci Allah, Dzat Yang Maha Mulia Dzat Yang Maha Agung Dzat Yang
menguasai alam Jabarut"
Akupun bertanya kepada Malaikat Jibril AS;
"Siapakah dia wahai Jibril?"
Malaikat Jibril menjawab;
"Dia adalah Malaikat Jurjail beserta pasukannya yang telah dipersiapkan oleh
Allah SWT untuk membela Engkau pada saat bertempur menghadapi tentaratentara kafir
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur'an:
(



125 )
Yang artinya kurang lebih;
" Ya (cukup). Jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka datang menyerang
kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah SWT menolong kamu dengan lima
ribu Malaikat yang memakai tanda (sorban putih)". (Q.S. Aali Imraan 125 )
Kemudian aku melihat dua pemuda tampan yang sedang duduk di atas
singgasana yang terbuat dari mutiara Yaqut merah. Akupun bertanya:
"Wahai Malaikat Jibril, Siapakah mereka berdua ?".
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Mereka adalah Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS"
Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Seketika keduanya menjawab
salamku dan menyambutku dengan penuh penghormatan dan berkata;

"Selamat datang wahai saudaraku yang sangat mulia, Nabi Kekasih Allah SWT".
Kemudian rombongan para malaikat berbondong-bondong datang kepadaku.
Serentak mereka semua mengucapkan salam kepadaku. Akupun menjawab
139

salam mereka. Kemudian kami semua melaksanakan sholat dua rekaat dan
mereka mempersilahkan aku sebagai imamnya.
Kemudian kami meneruskan Mi'roj menuju langit yang ketiga. Pada saat kami
sudah mendekati langit ketiga tersebut. Kami mendengar gemuruh suara tasbih
dan tahlil yang sangat dahsyat. Lalu Malaikat Jibril AS mengetuk pintu langit
tersebut yang terbuat dari perak.
Malaikat penjaga langit yang ketiga berkata;
"Siapakah engkau?".
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Aku adalah Malaikat Jibril, datang bersama Muhammad kekasih Allah SWT".
Seketika pintu langit tersebut dibuka dan kamipun masuk ke dalamnya. Dan
Malaikat tersebut menyambut kami dengan berkata;
"Selamat datang wahai Nabi Kekasih Allah SWT, sesungguhnya kami sangat
merasa bangga dan bergembira atas kedatanganmu".
Kemudian aku melihat malaikat yang disertai tujuh puluh ribu pasukannya
sedang bertasbih menyucikan Allah SWT dengan mengucapkan;

"Maha Suci Allah, Dzat Yang Maha Hidup, Dzat Yang Maha Berdikari, Dzat Yang
Kekal Abadi selamanya".
Kemudian aku melihat seorang pemuda yang sangat tampan, indah mempesona
laksana bulan purnama dan dikelilingi para Nabi;
Akupun bertanya;
"Wahai Malaikat Jibril, Siapakah dia ?".
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Dia adalah Nabi Yusuf AS"
Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Seketika Dia menjawab salamku
dan menyambutku dengan penuh penghormatan yang sangat luar biasa dan
berkata;

"Selamat datang wahai saudaraku yang sangat mulia, Nabi Kekasih Allah SWT".
Kemudian kami semua melaksanakan sholat dua rekaat dan mereka
mempersilahkan aku sebagai imamnya.
Kemudian kami meneruskan Mi'roj menuju langit yang keempat. Lalu Malaikat
Jibril AS mengetuk pintu langit tersebut yang terbuat dari emas.
Malaikat penjaga langit tersebut berkata:
"Siapakah engkau?".
140

Malaikat Jibril AS menjawab:


"Aku adalah Malaikat Jibril, datang bersama Muhammad kekasih Allah SWT".
Seketika pintu langit tersebut dibuka dan kamipun masuk ke dalamnya. Dan
Malaikat tersebut menyambut kami dengan berkata:
"Selamat datang wahai Nabi Kekasih Allah SWT sesungguhnya kami sangat
merasa bangga dan bergembira atas kedatanganmu ".
Mereka senantiasa bertasbih menyucikan Allah SWT dengan mengucapkan:

"Maha Suci Allah, Dzat Yang Maha Berkuasa, Dzat Yang Maha Suci. Tuhannya
seluruh para malaikat dan para arwah".
Kemudian aku melihat malaikat yang sangat agung penguasa lautan dunia.
Kemudian aku melihat qubah yang agung, terbuat dari cahaya dilingkari dengan
kalimah :

Malaikat Jibril As berkata:
"Ini adalah qubahnya Nabi Idris AS"
Dan aku melihat di dalamnya ada seseorang yang anggun berwibawa.
Dan akupun bertanya:
"Wahai Jibril siapakah dia?"
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Dia adalah Nabi Idris AS".
Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Seketika dia menjawab salamku
dan menyambutku dengan penuh penghormatan dan berkata;

"Selamat datang wahai saudaraku yang sangat mulia, Nabi Kekasih Allah SWT".
Aku berkata kepadanya:
"Wahai saudaraku Nabi Idris, sesungguhnya Allah SWT telah memuliakan
Engkau dengan derajat yang sangat tinggi dan telah memasukkan sorga sebelum
aku. Dan Engkau telah menyaksikan keindahannya".
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur'an :
57 :] [ .
Yang artinya kurang lebih;
"Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi". (Q.S. Maryam 57).

141

Nabi Idris AS berkata :


"Wahai Nabi Muhammad Kekasih Allah SWT. Sesungguhnya aku belum pernah
masuk sorga dan belum pernah menikmatinya dan sesungguhnya Allah SWT
hanya mengijinkanku untuk masuk ke halamannya. Dan pada saat aku masuk ke
halaman sorga aku melihat pintu sorga yang sangat indah dan agung sekali
bertuliskan:

"Sesungguhnya ini adalah pintu sorga, tidak boleh ada seorangpun
memasukinya sebelum Muhammad Nabi Kekasih Allah SWT.."
Kemudian kami meneruskan Mi'roj menuju langit yang kelima. Lalu Malaikat
Jibril AS mengetuk pintu langit tersebut yang terbuat dari mutiara Yaqut.
Malaikat penjaga langit tersebut berkata:
"Siapakah engkau?".
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Aku adalah Malaikat Jibril, datang bersama Muhammad kekasih Allah SWT".
Seketika pintu langit tersebut dibuka dan kamipun masuk ke dalamnya. Dan
Malaikat tersebut menyambut kami dengan berkata:
"Selamat datang wahai Nabi Kekasih Allah SWT sesungguhnya kami sangat
merasa bangga dan bergembira atas kedatanganmu ".
Mereka senantiasa bertasbih menyucikan Allah SWT dengan mengucapkan:

"Maha Suci Allah, Dzat Yang menyatukan antara salju dan api".
Dan aku juga melihat malaikat yang separo tubuhnya dari kepala hingga kaki,
tercipta dari api, dan separo lainnya terbuat dari salju yang saling menyatu
tanpa ada pemisah antara api dan salju. Malaikat tersebut senantiasa berdiri
dan berdoa dengan suara yang sangat merdu sekali:

"Ya Allah, Hanya Engkaulah Dzat yang bisa menyatukan salju dengan api. Maka
satukanlah semua hati hamba-hamba-Mu yang beriman agar senantiasa rukun
dan bersatu padu".
Kemudian aku melihat seseorang yang anggun berwibawa sedang duduk
berbicara dengan kaumnya. Dan akupun bertanya:
"Wahai Jibril, siapakah dia?"
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Dia adalah Nabi Harun AS".
Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Seketika dia menjawab salamku
dan menyambutku dengan penuh penghormatan, dan berkata;

142

"Selamat datang wahai saudaraku yang sangat mulia, Nabi Kekasih Allah SWT.."
Kemudian kami meneruskan Mi'roj menuju langit yang keenam. Lalu Malaikat
Jibril AS mengetuk pintu langit tersebut yang terbuat dari mutiara Jauharoh.
Malaikat penjaga langit tersebut berkata;
"Siapakah Engkau?".
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Aku adalah Malaikat Jibril, datang bersama Muhammad kekasih Allah SWT".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36031595077
3468/
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=461709623954546&id=100003465382
298

143

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 5
--------Seketika pintu langit tersebut dibuka dan kamipun masuk ke dalamnya. Dan
Malaikat tersebut menyambut kami dengan berkata:
"Selamat datang wahai Nabi Kekasih Allah SWT. Sesungguhnya kami sangat
merasa bangga dan bergembira atas kedatanganmu ".
Mereka senantiasa bertasbih menyucikan Allah SWT dengan mengucapkan:

"Maha Suci Allah, Dzat Yang Maha Suci, Tuhannya seluruh makhluk dan
Pencipta semua makhluk".
Kemudian aku melihat banyak sekali para malaikat yang besar dan bercahaya,
seluruh tubuhnya dipenuhi dengan muka dan sayap. Yang mana setiap satu
muka tersebut menangis dengan keras, memohon ampunan kepada Allah SWT
bagi ummat Muhammad Nabi Kekasih Allah SWT yang sangat mulia agar
mereka tidak disiksa dan diampuni dosa-dosanya (karena sesungguhnya siksaan
Allah SWT sangatlah dahsyat dan pedih sekali).
Aku pun bertanya:
"Hai Jibril, siapakah mereka ?"
Malaikat Jibril AS berkata:
"Mereka adalah Malaikat Karubiyyun"
Lalu aku mengucapkan salam kepada mereka, namun mereka hanya menjawab
salamku dengan isyarat karena mereka belum mengenalku.
Seketika Malaikat Jibril AS berkata kepada mereka:
"Wahai para Malaikat Karubiyyun, sesungguhnya yang mengucapkan salam
kepada kalian adalah Muhammad Kekasih Allah SWT, Nabi pembawa rahmat
untuk alam semesta, apakah kalian tidak ingin melihatnya ?"
Dengan serentak para malaikat tersebut menyambut kedatanganku dan
menjawab salamku dengan penuh penghormatan yang sangat luar biasa.
Kemudian aku melihat seseorang yang anggun berwibawa, gagah perkasa, lebat
bulu rambutnya. Dan akupun bertanya:
"Wahai Jibril, siapakah dia?"
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Dia adalah Nabi Musa AS".
Kemudian aku mengucapkan salam kepadanya. Seketika Dia menjawab salamku
dan menyambutku dengan penuh penghormatan dan berkata:

144

"Selamat datang wahai saudaraku yang sangat mulia, Nabi Kekasih Allah SWT".
Kemudian Nabi Musa AS berkata:
"Sesungguhnya kaumku Bani Israil mengira aku adalah orang yang paling mulia
di Sisi Allah SWT, padahal yang sesungguhnya saudaraku inilah orang yang
paling mulia dan agung di Sisi Allah SWT".
Kemudian kami meneruskan Mi'roj menuju langit yang ketujuh. Lalu Malaikat
Jibril AS mengetuk pintu langit tersebut yang terbuat dari cahaya.
Malaikat penjaga langit tersebut berkata;
"Siapakah engkau?".
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Aku adalah Malaikat Jibril, datang bersama Muhammad kekasih Allah SWT."
Seketika pintu langit tersebut dibuka dan kamipun masuk ke dalamnya.
Dan Malaikat tersebut menyambut kami dengan berkata;
"Selamat datang wahai Nabi Kekasih Allah SWT. Sesungguhnya kami sangat
merasa bangga dan bergembira atas kedatanganmu ".
Mereka senantiasa bertasbih menyucikan Allah SWT dengan mengucapkan:

"Maha Suci Allah, Dzat Yang menciptakan cahaya".
Kemudian aku melihat malaikat- malaikat yang sangat agung luar biasa yang
diciptakan Allah SWT dari cahaya.
Dan Allah SWT tidaklah mengizinkan kepadaku untuk menceritakan apa yang
aku lihat kepada ummatku. Kemudian aku mengucapkan salam kepada mereka.
Merekapun menjawab salamku dan menyambutku dengan penuh
penghormatan dengan berkata:

"Selamat datang wahai saudaraku, Nabi kekasih Allah SWT, junjungan seluruh
alam semesta, sesungguhnya kami merasa bangga dan gembira atas
kedatanganmu".
Kemudian aku melihat seseorang di atas singgasana yang terbuat dari mutiara
Zabarjud yang berwarna hijau yang sangat anggun berwibawa, penuh kharisma
dengan kesempurnaan fisik dan sifat-sifat yang sempurna yang wajahnya
sangatlah mirip dengan diriku.
Kemudian aku bertanya;
"Hai Jibril, siapakah dia ?"
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Beliau adalah Nabi Ibrahim AS".

145

Lalu aku mengucapkan salam kepadanya. Dan Beliaupun menjawab salamku


dan menyambutku dengan senang hati, penuh rasa bangga dan gembira dengan
berkata:

"Selamat datang wahai anakku yang sangat mulia, Nabi Kekasih Allah SWT".
Kemudian Beliau Nabi Ibrahim AS berkata:
"Wahai Nabi kekasih Allah SWT. Sampaikanlah kepada ummatmu salam dariku,
dan beritahukan kepada mereka bahwa sesungguhnya surga itu sangatlah indah
dan dipenuhi dengan segala kenikmatan, kedamaian, keindahan dan kesejukan.
Berbahagialah bagi mereka yang memasukinya".
Kemudian aku melihat hamparan emas yang sangat luas di angkasa yang dihiasi
dengan mutiara Lu'lu' yang sangat banyak dan sangat indah sekali, yang mana
disetiap mutiara- mutiara tersebut terdapat lima puluh malaikat, dan setiap
malaikat-malaikat tersebut berseru dengan mengucapkan;

"Selamat datang wahai Muhammad Nabi kekasih Allah SWT. Sesungguhnya
tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Baginda Nabi Muhammad
adalah Rasul Utusan Allah SWT, yang akan menghancurkan berhala-berhala,
lambang kemusyrikan, demi untuk menegakkan tauhid bahwa sesungguhnya
tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Dzat Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang".
Kemudian aku bertanya:
"Siapakah mereka wahai Jibril ?".
Malaikat Jibril AS berkata :
"Mereka adalah para malaikat penghuni langit yang ketujuh.
.Kemudian aku melihat malaikat yang agung sekali yang memimpin tujuh puluh
ribu malaikat. Mereka semua menyambutku dengan mengatakan:

"Selamat datang wahai hamba Allah yang sangat mulia, Nabi Kekasih Allah SWT.
Sesungguhnya hanya semata-mata demi engkau, Allah SWT mencurahkan
anugerah-Nnya kepada segenap penghuni bumi dan penghuni alam semesta.
Wahai Nabi yang sangat mulia di sisi Allah SWT, berbahagialah, sesungguhnya di
hari ini, Allah SWT akan memuliakanmu dan mengabulkan segala
permohonanmu".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/360380960766967/

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=461789050613270&id=100003465382
298
146

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 6
----------------Kemudian aku melihat lagi malaikat yang sangat agung bernama Syamlail yang
memakai mahkota terbuat dari mutiara Lu'lu' dan mutiara Yaqut, yang sinarnya
satu dari mutiara Lu'lu' tersebut bisa menerangi dunia dengan segala isinya.
Kemudian aku melihat para malaikat yang memakai mahkota yang menjulang
tinggi dan sangat indah sekali yang mana setiap satu mahkota terdapat empat
ratus mutiara Lu'lu' dan mutiara Yaqut yang sangat besar dan indah sekali.
Kemudian aku melihat malaikat yang di kanan kirinya terdapat jutaan malaikat,
dan mereka semua memakai mahkota dari cahaya, dengan serentak mereka
semua senantiasa membaca Ayat Kursiy.
Aku bertanya:
"Wahai Jibril, siapakah mereka ?"
Malaikat Jibril AS menjawab:
"Mereka adalah para malaikat yang diciptakan Allah SWT dari percikan cahaya
'Arasy".
Aku berkata:
"Wahai Jibril, sungguh begitu banyak keajaiban-keajaiban ciptaan Allah SWT."
Malaikat Jibril AS berkata:
"Wahai Nabi kekasih Allah. Sesungguhnya yang engkau lihat itu belumlah
seberapa dari keagungan ciptaan Allah SWT yang sesungguhnya".
Kemudian akupun melanjutkan Mi'roj dengan dikawal oleh Malaikat Jibril AS
hingga sampai Sidratil Muntaha (batas tertinggi antara alam bawah dan alam
atas), yang dipenuhi dengan para malaikat yang sangat indah. Dan setiap
malaikat tersebut membawa talam yang berisi bunga-bunga yang sangat harum
semerbak yang sangat banyak tak terhitung jumlahnya.
Mereka semua menyambutku dengan penuh penghormatan sambil
menaburkan bunga- bunga tersebut. Kemudian sesampainya di Mihrab (tempat
beribadah Malaikat Jibril AS), Malaikat Jibril AS mengumandangkan adzan.
Pada saat Malaikat Jibril AS mengucapkan :

"Allah Maha Besar Allah Maha Besar"
Allah SWT Berfirman:

"Sungguh benar yang diucapkan hamba-Ku ini, bahwa sesungguhnya Aku lah
Dzat Yang Maha Besar".
147

Pada saat Malaikat Jibril AS mengucapkan:



"Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak adaTuhan yang berhak untuk
disembah kecuali hanya Allah SWT "
Allah SWT Berfirman:

"Sungguh benar yang diucapkan hamba-Ku ini, bahwa sesungguhnya tidak ada
Tuhan yang patut disembah selain Aku".
Pada saat Malaikat Jibril AS mengucapkan :

"Aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah Rasul (Utusan)
Allah "
Allah SWT Berfirman :

"Sungguh benar yang diucapkan hamba-Ku ini, bahwa sesungguhnya
Muhammad adalah hamba-Ku dan utusan-Ku, selamat datang wahai Nabi
Kekasih-Ku".
Pada saat Malaikat Jibril AS mengucapkan :

"Mari kita melaksanakan sholat"
Allah SWT Berfirman :

"Sesungguhnya kemenangan dan kebahagiaan akan melimpah kepada yang
melaksanakannya".
Pada saat Malaikat Jibril AS mengucapkan :

"Mari kita menuju kemenangan"
Allah SWT Berfirman :

"Sesungguhnya kemenangan dan kebahagiaan adalah bagi hamba- hamba-Ku
yang beriman yang melaksanakan sholat dengan khusyu' dan hudlur
(menghayati maknanya) "
Selesai adzan Malaikat Jibril AS mengumandangkan iqomat, maka para malaikat
pun datang berbondong-bondong berbaris dengan rapi yang mana setiap
barisan membentang memenuhi antara barat dan timur. Kemudian kami semua
melaksanakan sholat dua rekaat dan mereka mempersilahkan aku sebagai
148

imamnya. Selesainya sholat, para malaikat tersebut berbondong- bondong


menemuiku dan mengucapkan salam kepadaku dengan penuh penghormatan.
Kemudian Malaikat Jibril AS mengajakku ke Hijabul Akbar (batas tertinggi bagi
semua makhluk yang dibawahnya dan tidak diijinkan bagi siapapun untuk
melewatinya).
Sesampainya kami di situ, Malaikat Jibril AS berkata dengan penuh
penghormatan :

"Wahai Nabi Muhammad Kekasih Allah, aku persilahkan engkau untuk maju ke
depan meneruskan perjalanan".
Aku pun berkata :

"Wahai Jibril, aku berharap engkaulah yang lebih dahulu menuju ke depan"
Malaikat Jibril AS berkata :

"Wahai Nabi Muhammad Kekasih Allah, sesungguhnya tidaklah diizinkan untuk
melewati tempat ini bagi siapapun makhluk yang di bawahnya kecuali hanya
Engkaulah yang diizinkan".
Akupun berkata:

"Wahai Jibril, tegakah engkau sebagai kawanku yang setia, meninggalkan aku di
tempat yang seperti ini?"
Malaikat Jibril AS berkata :

"Wahai Nabi Kekasih Allah SWT, sesungguhnya antara kami para malaikat ada
batas-batas tertentu, seandainya aku melewatinya walaupn hanya sebatas
lobang jarum niscaya aku akan terbakar oleh cahaya Qudrat Ilahi".
Kemudian didatangkan kepadaku tempat yang berwarna hijau yang sangat luas
dan indah sekali yang dinamakan Rafraf yang dibawa oleh empat malaikat.
Kemudian Malaikat Jibril AS menaikkan aku di atasnya, lalu aku berkata :

"Wahai Malaikat Jibril, adakah suatu permohonan darimu yang perlu aku
sampaikan kepada Allah SWT ?"

149

Malaikat Jibril AS menjawab;



"Benar wahai Nabi Kekasih Allah, tolong mohonkan kepada Allah SWT agar
mengizinkan kepadaku untuk membentangkan kedua sayapku di atas shirath
pada hari kiamat nanti agar ummatmu bisa melewatinya dengan selamat".
Seketika dengan penuh rasa bahagia atas kepedulian Malaikat Jibril AS kepada
umatnya, Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Wahai Jibril, semoga Allah SWT mencurahkan segala keberkahan kepadamu".
"Tiba-tiba terdengar seruan :

"Wahai Malaikat Jibril, doronglah Rafraf itu dengan sekuat-kuatnya ke dalam
cahaya".
Seketika Rafraf tersebut melesat dengan sangat cepat membawaku menembus
tujuh puluh ribu hijab dari cahaya, yang mana jarak antara hijab- hijab tersebut
adalah perjalanan lima ratus tahun, sehingga sampai kepada lautan cahaya
putih.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36061639407
6757/
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=462100987248743&id=100003465382
298

150

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 7
-------Baginda Rasulullah SAW bersabda :

"Sesampainya di situ aku melihat malaikat yang sangat agung berada di tepi
lautan tersebut, yang mana dari besarnya malaikat tersebut jikalau seandainya
burung terbang dengan cepat selama seratus tahun tak akan mampu melewati
punggungnya".
Kemudian Rafraf tersebut melesat dengan sangat cepat membawaku hingga
sampai lautan cahaya merah.
Baginda Rasulullah SAW bersabda :

"Sesampainya di situ aku melihat malaikat yang sangat agung sekali, berada di
tepi lautan tersebut, dari besarnya malaikat tersebut, jika seandainya Allah
mengizinkannya untuk menelan langit, bumi dan semua isinya niscaya ia akan
mampu melaksanakannya".
Kemudian Rafraf tersebut melesat dengan sangat cepat membawaku hingga
sampai lautan cahaya kuning.
Baginda Rasulullah SAW bersabda :

"Sesampainya di situ aku melihat malaikat yang sangat agung dan besar sekali,
berada di tepi lautan tersebut. Dari besarnya malaikat tersebut jikalau bumi dan
langit berada di telapak tangannya niscaya laksana biji sawi di telapak tangan
kalian".
Kemudian Rafraf tersebut melesat dengan sangat cepat membawaku hingga
sampai lautan cahaya yang terang benderang berkemilauan, dari agungnya
lautan tersebut, seakan-akan semua yang aku lihat semakin mengecil hingga
lenyap tak terlihat.
Baginda Rasulullah SAW bersabda :


"Sesampainya di situ aku melihat gunung-gunung es yang sangat agung dan aku
melihat tujuh puluh ribu barisan malaikat yang mengelilingi Arasy yang agung.
Mereka senantiasa membaca tasbih dan tahlil dengan sangat khusyu' sehingga
tidak saling melihat antara satu dengan lainnya.
151

Dan sesungguhnya aku belum pernah melihat makhluk seagung mereka baik
dari bentuknya, kedahsyatan suaranya ataupun terangnya cahaya yang
memancar dari mereka".
Melihat hal semacam itu hatiku merasa takut dan cemas. Tiba- tiba terdengar
seruan dari Malaikat Jibril menembus sampai ke tempatku:

"Wahai Muhammad Kekasih Allah, janganlah Engkau merasa takut dan cemas,
berbahagialah, sesungguhnya Engkau dalam kedudukan yang sangat mulia di
sisi Allah SWT".
Kemudian Rafraf tersebut melesat dengan sangat cepat membawaku
menembus seribu hijab. Sehingga sampailah ke Hijaabul Wahdaaniyyah, dan di
situ aku berpindah ke Rafraf berwarna hijau yang sangat indah sekali yang
cahayanya melebihi cahaya matahari.
Kemudian Rafraf tersebut melesat dengan sangat cepat membawaku hingga
sampai ke dalam Arasy yang sangat agung. Dari keagungan Arasy yang luar
biasa, maka segala yang aku lihat menjadi semakin mengecil hingga lenyap tak
terlihat. Dan di situ aku melihat sesuatu yang sangat agung luar biasa yang tak
mampu diungkapkan dengan kata-kata. Seketika itu juga aku memohon kepada
Allah SWT agar memberikan kepadaku kekuatan dan ketegaran. Seketika Allah
SWT menganugerahkan kekuatan dan ketegaran kepadaku, dan memberikan
minuman dari Arasy yang sangat sejuk melebihi salju dan sangat manis melebihi
madu yang tak ada satu makhlukpun pernah mencicipinya.
Kemudian akupun melihat keajaiban-keajaiban ciptaan Allah SWT yang sangat
dahsyat dan agung luar biasa. Seketika aku merasakan keheningan, suatu
kesunyian, seakan-akan semua makhluk telah sirna, tidak lagi aku mendengar
suara dzikir dan tasbih malaikat, terputus dariku semua rasa, sehingga aku
merasa gelisah, merasa asing, merasa hanya seorang diri.
Tiba-tiba terdengar seruan dari Malaikat Jibril AS menembus ke tempatku :

"Wahai Muhammad Kekasih Allah, sesungguhnya Allah SWT sangatlah
mencintaimu, perhatikan dan taatilah segala perintah-Nya janganlah Engkau
gentar ataupun takut akan firman-firman-Nya ".
Seketika aku ucapkan pujian kepada Allah SWT dengan berkata :

"Sesungguhnya segala penghormatan, keagungan dan kekuasaan hanyalah milik
Allah SWT. Dan sesungguhnya segala pengabdian dan kebajikan hanyalah untuk
Allah SWT".
152

Kemudian Allah SWT Berfirman :



"Salam sejahtera senantiasa melimpah kepadamu wahai Nabi kekasih-Ku".
Akupun berkata:

"Salam sejahtera semoga melimpah kepadaku dan kepada hamba-hamba Allah
yang sholeh".
Kemudian terdengar seruan Malaikat Jibril AS menembus ke tempatku :

"Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah SWT
dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah Rasul (Utusan)
Allah SWT".
Kemudian Rafraf tersebut melesat dengan sangat cepat membawaku
menembus tujuh puluh ribu hijab yang sangat luar biasa. Hingga pada suatu
tempat, tiba-tiba terdengar seruan dari Allah SWT Dzat Yang Maha Tinggi Dzat
Yang Maha Mulia:

"Mendekatlah wahai Kekasih-Ku makhluk yang paling mulia dan agung di SisiKu, mendekatlah wahai Kekasih-Ku Muhammad, mendekatlah wahai KekasihKu Ahmad".
Kemudian akupun semakin mendekat dan mendekat.
Allah SWT Berfirman:

"Sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Aku Dzat
Yang Maha Perkasa Dzat yang menguasai dunia dan akhirat".

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, saksikanlah betapa agungnya Dzat-Ku dan
betapa tingginya kekuasaan-Ku".

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, lihatlah, betapa tingginya kedudukan (tempat
yang aku khususkan untukmu) dan betapa istimewanya tempat engkau
mendengar Firman-Ku".

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, sesungguhnya Engkau adalah pujaan seluruh
alam semesta, Engkau adalah junjungan segenap makhluk-Ku, Engkaulah
penerang bagi yang mau menuju derajat tinggi dan kesejahteraan di Sisi-Ku,
Engkaulah manusia yang paling mulia dan agung di Sisi-Ku".

153

"Wahai Kekasih-ku Muhammad, demi agungnya cahayamu yang nampak


bersinar pada diri Nabi Adam, Aku perintahkan para malaikat untuk sujud
kepadanya".

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, sesungguhnya Aku angkat Nabi Idris ke langit
hanya untuk menyambutmu ".

"Wahai Kekasih-ku Muhammad, sesungguhnya Nabi Nuh telah berwasilah
dengan kemuliaanmu di Sisiku, maka demi kemuliaan dan keagunganmu di
Sisiku Aku selamatkan dia dan pengikutnya dari petaka banjir yang dahsyat luar
biasa".


"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, sesungguhnya engkau adalah mahluk yang
paling agung di Sisi- Ku wahai junjungan alam semesta sesungguhnya Aku
menyelamatkan Nabi Ibrohim dari keganasan Raja Namrud demi keagungan
cahayamu yang memancar pada dirinya. Dan demi keagungan cahayamu yang
memancar pada diri Nabi Ismail Aku menyelamatkannya dari ketajaman mata
pedang dan menjadikan kambing sebagai tebusannya (untuk disembelih),
mintalah kepada-Ku apa yang Engkau inginkan, niscaya Aku kabulkan segala
permohonanmu".


"Wahai Kekasih-ku Muhammad, makhluk yang paling mulia dan paling dekat di
Sisi-Ku.
Sesungguhnya Nabi Musa meminta agar bisa melihat-Ku, namun tidak Aku
kabulkan, tetapi Aku panggil Engkau untuk menghadap kepada-Ku dengan
tanpa hijab, mintalah kepada-Ku apa yang Engkau inginkan, niscaya Aku
kabulkan segala permohonanmu".

"Wahai Kekasih-ku Muhammad. Sesungguhnya Engkau adalah manusia yang
paling mulia di Sisi- Ku. Mintalah kepada-Ku apa yang Engkau inginkan, niscaya
Aku kabulkan segala permohonanmu dan akan Aku sempurnakan segala
pemberian-Ku kepadamu".
Akupun (Baginda Nabi Muhammad SAW) berkata:

"Ya Allah, ijinkanlah aku untuk memberikan syafaat kepada ummatku yang
berlumuran dosa (agar selamat dari dahsyatnya Kemurkaan-Mu)".
154

Allah SWT Berfirman :



"Wahai Kekasih-Ku Muhammad. Demi Kemuliaan dan Keagungan- Ku. Jikalau
umatmu melakukan dosa, maka tidak Aku hukum seketika, namun Aku beri
kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada-Ku".

"Jika mereka benar-benar datang dan bertaubat minta ampun kepada-Ku
dengan sesungguh- sungguhnya pasti Aku akan mengampuni dan menghapus
seluruh dosa-dosanya".

"Dan apabila mereka meminta pertolongan kepada-Ku (di dalam menghadapi
musuh-musuhnya), niscaya Aku limpahkan pertolongan-Ku kepada mereka
(sehingga mendapati kemenangan)".

"Dan jika mereka memohon apa saja kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan
permohonannya".

"Dan Aku sirnakan segala tanda dosa yang telah mereka lakukan".

"Dan Aku curahkan segenap keridloan-Ku kepada mereka".

"Dan Aku akan menyelamatkan dan menerangi ummatmu dari kedahsyatan dan
kegelapan alam Barzakh (alam kubur), begitu pula Aku akan menyelamatkan
dan menerangi ummatmu di alam makhsyar dan di shirath".

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya
penyembuh hati dari segala penyakit dosa dan menghidupkan hati yang mati".

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, akan Aku jadikan lentur (lunak) bagimu hati
yang keras dan pada hari kiamat nanti Aku khususkan untukmu Maqom
Mahmud (kedudukan yang paling terpuji). Mohonlah apa saja yang Engkau
inginkan kepadaKu dengan secara terhormat dan janganlah berkecil hati".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36084627738
7102/
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=462329303892578&id=100003465382
298

155

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 8
---------Dan diriwayatkan dalam kitab Syaroful Ummah Al- Muhammadiyyah Lil Imam
As- Sayyid Muhammad bin Alaawi Al- Maliki hlm 234 bahwa :
:


"Diriwayatkan dari Shahabat Abdullah bin Umar RA bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda :
"Sesungguhnya aku dipersilahkan memilih oleh Allah SWT; antara Syafa'at
(untuk umatku) ataukah separo dari umatku langsung masuk sorga, maka aku
memilih Syafa'at karena bisa mencakup lebih banyak (kepada umatku), dan
sesungguhnya Syafa'at itu tidaklah(khusus) bagi orang yang thaat beribadah dan
yang telah mendapati keunggulan, justru lebih aku fokus pada umatku yang
berlumuran dosa".
Dan diriwayatkan dalam kitab Jaami'ul Ahaadits Lil-Imam As- Suyuthi Maktabah
Asy-Syaamilah juz 33 hlm 183 ;
"Bahwa Baginda Nabi SAW memohon kepada Allah SWT agar memberikan
kepadanya catatan amalan ummatnya (agar tidak terbongkar kejelekannya
kepada siapapun dan tidak dituntut oleh para Malaikat atas kejelekan tersebut),
kemudian Baginda Nabi SAW memberikan syafaat kepada mereka. Akan tetapi
Allah SWT menghendaki proses penghitungan catatan amalan harus dilakukan
sesuai dengan Kehendak-Nya yang azaliy. Maka dengan Belas Kasih Sayangnya
Allah SWT dan janji-Nya untuk tidak menolak permohonan Baginda Rasulullah
SAW, Allah SWT menjawab dengan Berfirman;

"Wahai Kekasih-Ku Ahmad, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Ku dan
Aku tidak ingin Engkau mengetahui kejelekan-kejelekan mereka (agar Baginda
SAW tidak bersedih hati)".

156

Baginda Rasulullah SAW Bersabda :



"Ya Allah, Wahai Dzat Yang Menguasai diriku. Sungguh aku merasa sangat
khawatir atas umatku yang banyak melakukan dosa".
Allah SWT Berfirman :

"Wahai Kekasih-Ku Ahmad, sesungguhnya Aku lah Dzat Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang, maka dengan Belas Kasih Sayang-Ku kepadamu dan
syafaatmu kepada mereka, sungguh akan Aku ampuni dan Aku maafi dosa-dosa
mereka (sehingga mereka masuk sorga dengan selamat)".
Baginda Nabi SAW bersabda ;
"Ya Allah, cukup, cukup bagiku atas anugerah-Mu. Sungguh, aku sangat sangat
merasa puas sekali".
Dan juga diriwayatkan dalam kitab Syaroful Ummah Al- Muhammadiyyah Lil
Imam As- Sayyid Muhammad bin Alaawi Al- Maliki hlm 234 , bahwa :
:

:
, .
:

"Diriwayatkan dari Shahabat Abdullah bin Abbas RA bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda :
"Sesungguhnya (kelak pada hari kiamat), semua para Nabi dianugerahi Allah
SWT singgasana cahaya dan mereka telah duduk di atasnya, sedang aku tetap
berdiri di Sisi Allah SWT tidak duduk di singgasanaku karena khawatir di
perintah langsung ke sorga sementara umatku masih tertinggal (menderita
dipadang mahsyar.)
Akupun memohon kepada Allah SWT :
"Ya Allah, umatku..Ya Allah...ummatku".
Allah SWT Berfirman :
"Wahai Kekasih-Ku Muhammad. Apa yang perlu Aku lakukan untuk umatmu?"
Aku memohon :
"Ya Allah, percepatkanlah urusan hisab umatku (yang mana mereka sudah lama
menantinya)".
Kemudian Allah SWT mempercepat urusan hisab mereka sehingga diantara
umatku ada yang masuk sorga dengan Rohmat Allah SWT, dan ada yang masuk
157

sorga dengan Syafaatku. Dan aku senantiasa memberikan syafaat kepada


ummatku sampai aku diberi lembaran daftar umatku yang sudah dipastikan
masuk neraka agar aku menyafaatinya sehingga mereka selamat, sampai
malaikat Malik penjaga neraka berkata kepadaku;" Wahai Nabi Muhammad
Kekasih Allah SWT, sepertinya engkau tidak akan mau menyisakan satupun dari
umatmu terkena kemurkaan Allah SWT".
Diriwayatkan dari Shahabat Ali bin Abi Thalib RA bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda;
:
: :
"Sesungguhnya (kelak pada hari kiamat) aku senantiasa memberi syafaat (yang
luar biasa) kepada umatku sehingga Allah SWT Berfirman; "Wahai Kekasih-Ku
Muhammad, apakah engkau benar-benar sudah merasa puas ?" Akupun
menjawab; "Benar, Ya Allah aku benar-benar merasa puas atas Anugerah-Mu"
Dan diriwayatkan di kitab tersebut hlm 232 bahwa :
:
: : : .
: : .
: : : . :
.
"Bahwa sesungguhnya Shahabat Anas bin Malik telah memohon kepada
Baginda Rasulullah SAW agar memberinya syafaat (kelak pada hari kiamat),
maka Baginda Rasulullah SAW bersabda :
"(Hai Anas), Dengan izin Allah (kelak) aku akan memberi syafaat kepadamu".
Shahabat Anas RA bertanya :
"Wahai Rasulullah, dimanakah aku bisa menemuimu (kelak)?".
Baginda Rasulullah SAW menjawab :
"Temuilah aku di Shirath".
Shahabat Anas RA bertanya lagi :
"Jika tidak aku temukan Engkau di Shirath, di manakah aku menemuimu wahai
Rasulullah ?"
Baginda Rasulullah SAW menjawab ; "Temuilah aku di Mizan (tempat
ditimbangnya amalan)".
Shahabat Anas RA bertanya lagi :
"Jika tidak aku temukan Engkau di Mizan, di manakah aku menemuimu wahai
Rasulullah ?"

158

Baginda Rasulullah SAW menjawab :


"Temuilah aku di Haudl (Telaga Nabi SAW). Sesungguhnya aku pasti berada di
salah satu dari tiga tempat tersebut".
Kemudian setelah Allah SWT mengabulkan segala permohonan Baginda
Rasulullah SAW, Allah SWT Berfirman :

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, sampaikanlah kepada-Ku, apakah yang telah
diminta oleh Malaikat Jibril ?"
Akupun menjawab :

"Ya Allah, Sesungguhnya Engkau lebih Mengetahui apa yang dia minta,
sesungguhnya Malaikat Jibril memohon agar diizinkan untuk membentangkan
kedua sayapnya di atas shirath pada hari kiamat nanti agar umatku bisa
melewatinya dengan selamat".
Allah SWT Berfirman :

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad. Aku kabulkan permohonannya akan tetapi
hanya untuk sebagian dari ummatmu".
Aku berkata :

"Ya Allah, bagi siapakah itu ?"
Allah SWT Berfirman :

"Yaitu bagi para sahabatmu dan bagi orang-orang yang mencintaimu dan setia
kepadamu serta selalu memperbanyaki membaca sholawat dan salam
kepadamu?"
Kemudian Baginda Rasulullah SAW bersabda;

"Di situlah Allah SWT berfirman kepadaku dengan apa yang dikehendaki-Nya
dan mewajibkan kepadaku dan kepada umatku sholat lima puluh kali sehari
semalam".
Diriwayatkan dalam kitab Nuzhatul Majaalis juz 2 hal 114 bahwa di situ Baginda
Rasulullah SAW sirna dalam keni'matan ketentraman dan kedamaian atas belas
kasih sayang Allah SWT Dzat yang Maha agung, Maha Mulia dan Maha Besar
yang meliputinya dari segala penjuru, sehingga Baginda Rasulullah SAW enggan
untuk keluar dari tempat yang sangat mulia tersebut.

159

Kemudian Allah SWT Berfirman;




"Wahai Kekasih-Ku Ahmad, sesungguhnya Engkau adalah Rasul (Utusan)-Ku
untuk hamba- hamba-Ku. Turunlah Engkau ke bumi dan sampaikan Risalah-Ku
kepada mereka. Dan kapanpun Engkau melaksanakan sholat, akan Aku angkat
Engkau kepada kedudukan yang sangat mulia ini (yang di penuhi dengan
kenikmatan)".
Karena itulah Baginda Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya puncak- puncaknya kenikmatan bagi diriku di dunia ini adalah di
saat aku melaksanakan sholat".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36113051402
5345
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=462653700526805&id=100003465382
298

160

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 9
-------------Kemudian Baginda Rasulullah SAW menaiki Rafraf dengan perasaan puas atas
anugerah Allah SWT dan sesegera mungkin akan menyampaikan kabar gembira
kepada ummatnya atas terkabulnya segala permohonannya demi untuk
keselamatan dan kebahagiaan mereka.
Baginda Rasulullah SAW bersabda; "Kemudian Rafraf tersebut melesat turun
dengan sangat cepat membawaku menembus ribuan hijab dari cahaya hingga
sampai ke Shidrathil Muntaha. Sesampainya di situ, Malaikat Jibril AS yang
tetap setia menungguku seketika menyambutku dengan berkata :


"Berbahagialah wahai Muhammad Kekasih Allah SWT. Sesungguhnya Engkau
adalah makhluk pilihan Allah SWT yang paling utama, sesungguhnya Engkau
adalah makhluk yang paling suci di Sisi Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT
telah mengangkat derajatmu pada puncak tertinggi yang tiada satu makhlukpun
bisa mencapainya".
Seketika Baginda Rasulullah SAW bersabda :

"Segala puji bagi Allah SWT Dzat yang telah menjadikan aku manusia pilihan,
Dzat yang telah menganugerahkan kemuliaan kepadaku".
Malaikat Jibril AS berkata :

"Wahai Muhammad Kekasih Allah SWT, mari kita menuju sorga, akan aku
tunjukkan kepada Engkau anugerah apa yang Allah SWT telah berikan kepada
Engkau. Di sanalah (surga 'Adn) tempat tinggal Engkau yang abadi".
Kemudian dengan secepat kilat Malaikat Jibril AS turun membawaku menuju
sorga. Dan dengan ijin Allah SWT, sampailah kami di sorga. Seketika malaikat
penjaga sorga yaitu Malaikat Ridlwan AS dan wakilnya Malaikat Rokyail AS
beserta jutaan para malaikat yang sangat agung dan indah wajah mereka
bagaikan bulan purnama, bau harum semerbak keluar dari diri mereka, dengan
berpakaian yang sangat indah dihiasi dengan mutiara cahaya dan zamrud,
mereka menyambutku dengan berkata :

"Sesungguhnya inilah Nabi yang telah dimuliakan Allah SWT, selamat datang
wahai Nabi Kekasih Allah SWT, selamat datang wahai Malaikat Jibril".
161

Aku berkata :

"Wahai Malaikat Jibril, betapa indahnya mereka".
Malaikat Jibril AS berkata :

"Wahai Nabi Muhammad Kekasih Allah SWT, demi Dzat yang telah
mengutusmu dengan haq, sesungguhnya ummatmu yang bertaqwa kepada
Allah SWT sehingga selamat dari fitnah dunia dan masuk sorga, niscaya lebih
indah dan lebih agung dari mereka ".
Begitu aku masuk ke sorga seketika aku merasakan kedamaian, ketentraman
dan kesejukan, dan tidak ada satu tempat di sorga kecuali aku memasuki dan
melihatnya. Kemudian aku melihat istana- istana yang terbuat dari intan,
permata, mutiara yaqut dan mutiara Zabarjud dan pohon- pohon dari emas
merah, batangnya dari mutiara Lu'lu', akarnya dari perak dan tanahnya dari
mutiara misik.
Dan aku melihat pohon yang sangat menjulang tinggi menembus mega-mega,
tidak ada yang tahu puncaknya kecuali Allah SWT. Dan cabangnya sangatlah
banyak melebihi tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi dan mampu menaungi
seluruh istana-istana di surga. Dan pada pohon tersebut terdapat segala
keindahan dan kebutuhan yang beraneka ragam.
Dan aku juga melihat mata air mengalir dari pangkal pohon tersebut yang airnya
sangatlah putih melebihi susu dan sangat manis melebihi madu, mengalir
melalui sungai yang terbuat dari intan permata, mutiara yaqut dan mutiara
misik putih. Malaikat Jibril AS berkata :

"Wahai Muhammad Kekasih Allah, inilah telaga Kautsar yang telah
dianugerahkan Allah SWT kepadamu yang bersumber dari bawah Arasy
mengalir menuju gedung-gedung dan istana- istana di sorga"
Begitu pula saat Isro' Mi'roj, Beliau Baginda Rasulullah SAW, melihat pohon
yang sangat besar sekali yang dipenuhi berbagai macam keindahan perhiasan
dan baju-baju sorga, dengan berbagai macam warna. Dan buah-buahanya
bagaikan kalung mutiara dalam berbagai macam warna. Serta berbagi macam
bau harum semerbak keluar darinya. Akupun berkata :

"Wahai Jibril, pohon apa ini ?"

162

Malaikat Jibril AS berkata :




"Wahai Muhammad Kekasih Allah SWT, inilah pohon Thuba yang telah
difirmankan Allah SWT, sesungguhnya pohon itu adalah untukmu dan sebagian
besar dari ummatmu. Di situlah kediamanmu yang abadi yang dipenuhi dengan
kenikmatan yang selama-lamanya".
Kemudian Malaikat Jibril AS mengajakku keliling di sorga, kemudian aku melihat
istana yang terbuat dari mutiara yaqut merah, di dalamnya terdapat tujuh
puluh ribu gedung, setiap gedung terdapat tujuh puluh ribu rumah, setiap
rumah terdapat tujuh puluh ribu ruangan, setiap ruangan terdapat tujuh puluh
ribu kamar, dan setiap kamar mempunyai ribuan pintu, hingga nampak jelas
dari luar apa yang ada di dalam dan nampak jelas dari dalam apa yang ada di
luar. Dan di dalam setiap kamar ada ranjang dari emas yang bercahaya
gemerlapan, dihiasi dengan intan permata dan mutiara jauhar, di atasnya
terdapat kasur dari sutera dengan berbagai macam perhiasan yang tidak
mampu aku sebutkan karena sangat banyaknya.
Dan pada setiap gedung, rumah dan ruangan tersebut terdapat taman-taman
yang dipenuhi tumbuh-tumbuhan dan bunga- bunga yang sangat indah sekali.
Batangnya dari emas, cabangnya dari mutiara jauhar dan buahnya laksana
perhiasan kalung permata. Dan dalam setiap kamar tersebut terdapat bidadari
yang sangat cantik jelita dan bercahaya. Dan setiap satu bidadari dilayani oleh
tujuh puluh ribu pelayan. Belum lagi pelayan- pelayan bagi calon suaminya.
Dalam kesempatan ini kami ingin menukil data-data dari Al-Qur-an dan Hadishadis Baginda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh para Ulama Sholihin
Ahlussunnah Waljama'ah tentang anugerah-anugerah Allah SWT yang dijanjikan
bagi para penghuni surga kelak di akhirat nanti.
Sebagaimana disebutkan dalam kitab AL-Ghunyah Lisy-Syaikh Abdul Qodir ALJailani Juz 1 hlm 161 "Baginda Rasulullah SAW bersabda menceritakan orang
yang termiskin dan terakhir masuk surga, (setelah ia mengalami penderitaan di
neraka dan mandi di sungai kehidupan sehingga tubuhnya menjadi
sebagaimana layaknya para penghuni surga).
"Bahwa pada saat ia memasukinya ia melihat kebun yang sangat luas sejarak
perjalanan satu tahun yang dipenuhi dengan pohon-pohon yang sangat indah
yang mana batangnya terbuat dari emas, cabangnya dari perak putih, daunnya
seindah hiasan-hiasan surga, buahnya sangat empuk, lembut dan harum
semerbak, lebih manis dari pada madu, lebih harum melebihi misk. Dengan
penuh kebahagiaan dan kebanggaan ia berkata :
163

"Segala puji bagi Allah Dzat yang telah menyelamatkan aku dari neraka dan
memasukan aku ke sorga-Nya".
Melihat buah-buahan yang ranum dan sangat indah ia sangat tertarik tak
mampu menahan diri maka ia berkata; "Ya Allah, izinkan aku memakan buahbuahan itu, sungguh aku akan merasa puas dan cukuplah bagiku anugerah ini".
Setelah ia puas menikmatinya, kemudian ia diajak oleh malaikat menuju ke
sebuah istana yang sangat indah terbuat dari mutiara Lu'lu'. Iapun terpesona
tak mampu menahan dirinya melihat keindahan dan kemegahan istana itu,
seketika ia berkata :
"Ya Allah berikan istana itu untukku, sungguh dengannya aku akan merasa puas
dan cukuplah bagiku anugerah ini. Sungguh demi Engkau Ya Allah, aku tidak
akan minta lagi"
Malaikat tersebut berkata :
"Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan istana itu untukmu.
Bergembiralah !"
Kemudian ia melihat istana yang lebih megah dan lebih indah lagi, ia pun
berkata;
"Ya Allah berikan istana itu untukku, sungguh dengannya aku akan merasa puas
dan cukuplah bagiku anugerah ini. Sungguh demi Engkau Ya Allah aku tidak
akan minta lagi".
Kemudian datanglah malaikat dengan berkata :

"Hai Manusia, tepatilah janjimu, bukankah kamu telah berjanji untuk tidak
minta lagi ?! Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan istana itu untukmu.
Bergembiralah !"
Dan sesungguhnya hal itu tidaklah tercela, karena keluar dari ketakjuban
(kekaguman) dirinya atas indahnya ciptaan Allah SWT di surga.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36120692401
7704
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=462724007186441&id=100003465382
298

164

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloj Alkaaf
jilid III bagian 10
-------------Kemudian ia melihat lagi istana yang lebih indah dan lebih megah. Ia pun
terbengong- bengong, terpesona atas keindahan dan kemegahan istana
tersebut. Sampai ia bingung tak mampu untuk berbicara.
Baginda Rasulullah SAW, dengan kasih sayangnya kepada ummatnya, Beliau
pun datang menemuinya. Dan bersabda :

"Hai ummatku, kenapa kamu tidak minta lagi kepada Allah SWT ?"
Ia pun berkata :

"Wahai Junjungan kami Baginda Nabi SAW Kekasih Allah, Rahmat Ta'dhim Allah
SWT semoga senantiasa melimpah kepadamu. Sesungguhnya aku telah
bersumpah kepada Allah SWT, sehingga aku takut untuk meminta lagi. Dan
sesungguhnya aku sudah minta banyak sekali, sehingga akupun malu untuk
minta lagi".
Seketika terdengar seruan dari Allah SWT Dzat yang Maha Kuasa, Dzat yang
Maha Dermawan :

"Sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Mintalah apa saja kepada-Ku. Akan Aku kabulkan permohonanmu".
Kemudian datang malaikat membawanya untuk berkeliling. Tiba-tiba ia melihat
cahaya yang sangat terang benderang sekali, yang belum pernah ia melihatnya.
Seketika ia bersujud, mengira Allah SWT membuka hijab, akan menemuinya.
Seketika itu juga, malaikat tersebut berkata :
"Hai Manusia, angkatlah kepalamu. Sesungguhnya itu hanyalah cahaya dari
sebagian istana-istana yang telah Allah SWT anugerahkan kepadamu".
Kemudian ia menuju ke dalam istana tersebut Dan melihat seseorang yang
dikiranya Malaikat, karena wajah dan pakaiannya begitu indah, dan bercahaya.
Padahal ia adalah penjaga istana tersebut.
Kemudian ia memasuki istana tersebut yang mempunyai tiga ratus enam puluh
pintu. Dan setiap pintu terdapat tiga ratus enam puluh qubah yang sangat besar
dan indah sekali terbuat dari mutiara Lu'lu', Yaqut dan Jauhar yang saling
berlainan, dan di setiap satu qubah ada qubah yang sangat indah dan besar
sekali terbuat dari mutiara Lu'lu' putih. Dan di dalamnya terdapat tujuh puluh
rumah.
165

Di setiap rumah ada tujuh puluh ruangan yang mempunyai tujuh puluh pintu,
yang mengarah kepada tujuh puluh mutiara Jauharoh yang saling berlainan
warnanya. Dan pada setiap Jauharoh terdapat istri (para bidadari), selir dan
para dayang (pelayan).
Maka, ia pun masuk dan disambut oleh istrinya dengan berkata ;

"Selamat datang wahai suamiku tercinta. Sesungguhnya aku adalah istri
setiamu yang telah lama menanti kedatanganmu".
Sungguh sangat cantik, indah dan sucinya para bidadari surga, tubuhnya kuning
langsat, jernih bagaikan mutiara Lu'lu' yang masih dalam kerangnya, halus
kulitnya bagaikan kulit selaput telur, matanya sangat indah hitam pekat dan
putih jernih bagaikan bintang Kejora, wajahnya bercahaya, bau harum
semerbak senantiasa keluar dari tubuhnya, lemah lembut gerakanya, sopan
santun tutur katanya, sikapnya yang manja selalu membuat suaminya
terpesona, dengan memakai tujuh puluh perhiasan yang sangat indah. Dan
setiap perhiasan terdapat tujuh puluh warna yang saling berlainan. Tidaklah ia
mendekat, kecuali semakin bertambah cantik hingga tujuh puluh kali lipat. Ia
sangat setia kepada suaminya, selalu dalam istananya, terlindung dengan hijab
dari cahaya sehingga tidak ada orang lain yang bisa melihatnya ataupun
menikmatinya dan senantiasa bersenandung menghibur suaminya dengan
nyanyian yang sangat merdu dan indah. Diantara syairnya yaitu :

"Kami adalah para bidadari yang sangat indah dan cantik jelita yang diciptakan
oleh Allah SWT untuk suamiku yang mulia".
Dan apabila ia naik ke atas istana tersebut, maka ia dapat melihat semua istana
miliknya sejauh pandangan mata. Dan sesungguhnya para malaikat senantiasa
berdatangan dari setiap pintu-pintu istana tersebut dengan menyampaikan
salam dan hadiah yang saling berlainan dari Allah SWT yang belum pernah di
dapati sebelumnya.
Baginda Rasulullah SAW bersabda :

Yang artinya kurang lebih ;
"Sesungguhnya penghuni surga yang di atasnya mengatakan bahwa orang
tersebut adalah yang termiskin, karena surga mereka lebih agung dari surganya
orang tersebut".
166

Padahal sesungguhnya ia memiliki sangat banyak pelayan. Apabila ia ingin


makan, maka disediakan baginya hidangan yang meja makannya terbuat dari
mutiara Yaqut merah yang dilingkari mutiara Yaqut kuning dan dihiasi intan,
Yaqut dan Zabarjud.
Kemudian disediakan di situ tujuh puluh macam makanan dengan dilayani oleh
delapan puluh pelayan. Setiap pelayan membawa talam berisi makanan dan
minuman yang saling berlainan, yang rasa dan kenikmatannya tidaklah
mengurang sedikitpun. Dan tidak ada satu macam dari makanan atau minuman
tersebut kecuali ia menikmatinya. Kemudian baru sisanya dipersilahkan kepada
para pelayan tersebut untuk menikmatinya.
Sungguh sangat beruntung sekali orang tersebut, meskipun berlumuran dengan
dosa-dosa, berkat kasih sayang Allah SWT ia ditetapkan imanya sehingga
meninggal dengan membawa Laailaaha illallah Muhammad Rosulullah,
meskipun disiksa dahulu selama dua kali umur dunia,
sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-Quran Lil- Imam Ibnu
Katsir 6 /143 , Tafsir At-Thobari 20 /465 , Tafsir As- Tsa'labi 5 /255 dan lainlainya, (yang intinya bahwa orang yang ditetapkan imannya pada saat
meninggal dunia, akan diselamatkan oleh Allah SWT dan dimasukkan ke surgaNya.) Padahal banyak sekali orang yang tidak peduli dengan dosa-dosa, dicabut
imanya oleh Allah SWT sehingga mati suul khotimah kekal abadi dineraka
selama- lamanya, tidak ada harapan lagi untuk mendapati belas kasih sayang
Allah SWT dan syafaat Baginda Rasulullah SAW.
Sesungguhnya surga itu bertingkat-tingkat dan penduduk surga yang lebih tinggi
derajatnya diberi oleh Allah SWT berlipat-lipat ganda dari orang yang di
bawahnya. Demikianlah, semakin tinggi derajatnya, semakin agung fasilitasnya.
Dan para penghuni surga yang di atas, kapan saja mereka bisa ziarah atau
mengunjungi para penghuni surga yang dibawahnya namun para penghuni
surga yang di bawah tidak diperkenankan untuk mengunjungi para penghuni
surga yang di atasnya.

167

Dan sesungguhnya Allah SWT senantiasa akan memberi para penghuni surga
segala makanan yang diinginkanya dengan seketika, Sebagaimana disebutkan
dalam kitab AL- Ghunyah Lisy-Syaikh Abdul Qodir AL-Jailani Juz 1
hlm 163 Baginda Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya penghuni surga, apabila memakan makanan, kemudian
menginginkan rasa makanan yang lain, maka seketika berubahlah makanan
tersebut sesuai dengan apa yang diinginkannya".
Begitu pula penghuni surga pada saat melihat burung terbang di angkasa dan ia
ingin menikmati kelezatan daging goreng atau lainnya, maka seketika burung
tersebut telah tersaji sesuai dengan seleranya baik direbus, digoreng ataupun
dibakar. Dan setelah puas menikmatinya, maka yang tersisa menyatu kembali
dan wujud seperti semula kemudian kembali terbang tanpa ada yang kurang
sedikitpun.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36129548734
2181
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=462839420508233&id=100003465382
298

168

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 11
-----------------Baginda Rasulullah SAW bersabda :


"Sesungguhnya bumi surga terbuat dari hamparan perak yang bercahaya,
tanahnya adalah pasir misik, kerikil-kerikilnya adalah kristal za'faron,
temboknya terbuat dari emas dan perak yang terhias dengan intan berlian dan
mutiara yaqut. Dari jernihnya hingga sampai tembus pandang".
Baginda Rasulullah SAW bersabda :

( 19 123 )
"Sesungguhnya hawa (cuaca) surga itu Sajsaj ( tidak panas dan tidak dingin,
namun sangat nyaman sekali, anginnya sepoi- sepoi, sejuk rasanya, keadaannya
mirip dengan waktu sebelum terbitnya matahari. Terang tidak menyilaukan,
teduh seperti bernaung di bawah pohon yang besar dan rindang ).
Diriwayatkan oleh Al-Imam Jalaluddin Abdurrohman As- Suyuti dalam kitabnya
Al-Hawi lil- Fatawi 2 /174 dan Al-Imam Syeikh Ahmad Zaini Dahlan Al-Hasani
dalam kitabnya As-Siroh An- Nabawiyah 1 /15 , Bahwa sesungguhnya di setiap
kamar- kamar surga, di leher-leher bidadari, di setiap dahi para malaikat dan di
daun-daun pohon surga terlukis dengan sangat indah, kalimat Laailaaha illallaah
Muhammadur Rasulullaah.
Sesungguhnya surga itu terletak di bawah Arsy yang bercahaya meneranginya,
tidak ada matahari yang menunjukan siang ataupun rembulan yang
menunjukan malam.
Sesungguhnya bumi surga senantiasa melebar dan memanjang dengan sangat
cepat, secepat panah yang keluar dari busurnya, sejak Allah SWT
menciptakanya sampai hari kiamat.
Dan sesungguhnya pakaian penghuni surga adalah sarung, jubah, dan
perhiasan-perhiasan yang sangat indah dan lembut sekali. Tanpa ada potongan
ataupun jahitan. Dan mereka memakai mahkota berupa imamah dari mutiara
lu'lu' yang dihiasi intan permata yaqut dan zabarjud, dan mempunyai dua
koncer dari emas.
Sesungguhnya semua penduduk surga dari tingkat yang tertinggi sampai tingkat
yang terendah adalah setinggi Nabi Adam AS yaitu kurang lebih tiga puluh
meter. Mereka semua senantiasa muda, sehat, gagah, bersih, rapi, dan tidak
169

mengeluarkan kotoran. Apabila mereka merasa kenyang maka keluar keringat


yang harum semerbak baunya sehingga iapun merasa lapar lagi dan makan lagi.
Begitulah seterusnya.
Dan sesungguhnya mereka dianugerahi oleh Allah SWT kekuatan seratus kali
lipat di dalam makan, minum dan syahwatnya. Demikian juga para wanitanya.
Sayidatuna Ummu Salamah istri Baginda Rasulullah SAW bertanya :
"Ya Rasulullah manakah yang lebih utama ? wanita dunia yang masuk surga
ataukah bidadari ?"
Baginda Rasulullah SAW menjawab:
"Sesungguhnya wanita dunia yang masuk surga itu lebih utama dari bidadari
bagaikan bulan purnama dibandingkan bintang-bintang".
Sesungguhnya ia mendapatkan keutamaan tersebut adalah berkat sholat, puasa
dan taatnya kepada suaminya. Sesungguhnya seorang wanita yang masuk surga
dianugrahi oleh Allah SWT kecantikan tujuh puluh kali lipat kecantikannya
bidadari, bahkan kecantikannya semakin bertambah dan bertambah hingga
membuat suaminya tergila-gila kepadanya. Senantiasa berbahagia dan
bergembira ria, tiada rasa susah ataupun payah, selalu di iringi dan dilayani
segala kebutuhannya olah para bidadari bagaikan permaisuri dikelilingi para
dayang-dayang yang sangat setia. Tulus hati dan cintanya hanya untuk suami,
pandangan mata, kerinduan dan gairahnya juga hanya untuk suami. Tiada rasa
sombong,cemburu, iri/dengki kepada siapapun, senantiasa muda dan perawan,
gerak-geriknya yang lemah lembut, tutur katanya yang sopan santun serta
sikapnya yang manja selalu membuat suaminya terpesona, sehingga tiada rasa
jenuh dan bosan bahkan ingin salalu bersamanya. Dengan suaranya yang merdu
dan indah, ia senantiasa bersenandung menghibur suaminya sehingga membuat
suaminya mabuk kepayang.
Diantara syairnya yaitu :


"Sesungguhnya kamilah wanita abadi yang tak akan tua ataupun mati.
Sesungguhnya kami akan selalu memberikan kedamaian dan kesejukan.
Sesungguhnya kami adalah istri-istri yang setia. Sesungguhnya kami senantiasa
ridlo dan tak akan membebani. Sungguh suatu keberuntungan dan kebahagian
bagi yang mendapatkan dan memiliki kami".
Sesungguhnya bagi suami/istri penghuni surga yang pasanganya mati suul
khotimah dan bagi laki-laki/perempuan penghuni surga yang meninggal, belum
di takdirkan oleh Allah SWT mempunyai pasangan maka akan di beri oleh Allah
170

SWT pasangan yang menyejukkan hatinya sesuai dengan apa yang telah
ditentukan oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dalam Kitab Ad- Durrul Mantsur Lil- Imam Jalaluddin As-Suyuthi
Juz 4 hlm 639 dan juga Tafsir Al-Qurthubiy Juz 19 hlm 128 Maktabah AsySyamilah bahwa sesungguhnya para penghuni surga mempunyai kemuliaan
laksana Raja yang sangat berwibawa. Istananya dijaga oleh para penjaga yang
sangat setia sebagai tanda kewibawaan dan keagungannya.
Dan sesungguhnya Allah SWT senantiasa mengutus para Malaikat-Nya untuk
membawakan berbagai macam hadiah khusus kepada mereka berupa makanan
dan minuman yang sangat lezat sekali yang belum pernah mereka cicipi
sebelumnya.
Dan juga mengirimkan berbagai macam perhiasan dan pakaian yang sangat
indah sekali yang belum pernah mereka dapati, dan Allah SWT memerintahkan
kepada para Malaikat-Nya untuk meminta izin dahulu kepada mereka sebelum
masuk ke istananya untuk memberikan hadiah.
Sesampainya para Malaikat di gerbang istana, maka mereka (penghuni surga)
memerintahkan kepada para penjaga istananya untuk menyambut Malaikat
tersebut dan mempersilahkannya agar segera masuk dan menemui mereka.
Dan diriwayatkan di Kitab Ad- Durarul Hisaan Lil Imam Jalaaluddin As-Suyuthi
Hamisy Daqaa'iqul Akhbaar hal 30 :
"Bahwa sesungguhnya para penghuni surga senantiasa dalam keindahan dan
kenikmatan yang tiada tara, abadi selama-lamanya. Dan Allah SWT senantiasa
mencurahkan berbagai macam anugerah-Nya kepada mereka, sehingga
kemuliaan dan kebahagiaan mereka semakin bertambah dan bertambah".
Pada saat Allah SWT Berkehendak untuk memanggil Kekasih-Nya Baginda
Rasulullah SAW dan para penghuni surga untuk datang di Hadhiratil Qudsiy,
maka Allah SWT Berfirman kepada Malaikat Jibril AS :


"Hai Jibril, pergilah kamu ke Sorga 'Adn sampai tingkatan yang paling atas dan
bawalah kemari Hadhiratul Qudsiy (Tempat jamuan Ilahi bagi seluruh penghuni
surga pada saat akan menghadap Allah SWT). Di tempat itulah Aku akan
memanggil Kekasih-Ku Muhammad SAW dan para ummatnya untuk Aku
muliakan, Aku jamu dan Aku curahkan berbagai macam Anugerah-Ku yang
sangat indah luar biasa kepada mereka".
Seketika Malaikat Jibril AS pergi menuju Sorga 'Adn (ibu kota surga kediaman
Baginda Rasulullah SAW), dan sesampai di tingkatan teratas dia melihat
171

Hadhiratul Qudsiy (inti puncaknya keindahan surga), yang terbuat dari intan
merah dan pintunya dari emas merah yang sangat indah dan megah luar biasa
melebihi keindahan dan kemegahan surga-surga yang lain.
Dan tidak ada yang mampu melukiskan keindahan dan kemegahannya kecuali
hanya Allah SWT Dzat yang menciptakannya. Di dalamnya penuh dengan
berbagai macam istana yang sangat megah dan indah, tinggi menjulang dengan
cahaya gemerlapan, lain dari pada yang lain, dan taman-taman yang dipenuhi
berbagai macam bunga-bunga yang harum semerbak, pohon-pohon yang besar
dan rindang, dipenuhi buah-buahan yang ranum dan sangat lezat menggiurkan.
Dan beraneka macam burung- burung yang berkicau merdu mempesona. Dan
sungai-sungai yang jernih menyegarkan.
Segenap penghuninya, dari para bidadari dan pelayan-pelayan, senantiasa
membaca tasbih menyucikan Allah SWT, Dzat Yang Maha Agung, Dzat Maha
Kekal Abadi selama-lamanya.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36149883398
8513
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=463130613812447&id=100003465382
298

172

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 12
---------------Kemudian sesampai di dalam Hadhiratul Qudsiy, Malaikat Jibril AS disambut
oleh penjaganya, yaitu Malaikat yang sangat besar dan agung sekali. Yang dari
besarnya, bekas satu dari telapak kakinya bisa memuat bumi, langit serta segala
isinya. Kemudian Malikat Jibril AS mendekat dan mengucapkan salam
kepadanya :

"Wahai hamba Allah, salam sejahtera Allah SWT semoga senantiasa melimpah
kepadamu".
Malaikat yang agung tersebut menjawab salamnya dan bertanya :

"Wahai Malaikat siapakah namamu ?"
Malaikat Jibril AS menjawab :
"Aku adalah Malaikat Jibril, yang diutus oleh Allah SWT ".
Malaikat yang agung tersebut berkata :
"Maha Suci Allah, semenjak aku diciptakan, aku belum pernah mendengar
nama ini (Jibril), lantas ada apa kiranya kamu datang ke sini ?"
Malaikat Jibril AS menjawab :
"Aku diperintah Allah SWT untuk membawa Hadhiratul Qudsiy ini".
Malaikat yang agung tersebut bertanya :
"Apakah Allah SWT juga menciptakan surga selain ini ( Surga 'Adn tempat
Hadhiratul Qudsiy) ?"
Malaikat Jibril AS menjawab :
"Benar, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan tujuh surga selain ini yang
dijaga oleh Malaikat Ridlwan ( yaitu surga Firdaus, Darul Qarar, Jannatul Ma'wa,
Jannatul Khuld, Jannatun Na'im, Daarus salaam, Daarul Jalaal, dan yang paling
tertinggi adalah surga Firdaus),
Sebagaimana disebutkan di Kitab Ad-Durrul Mantsur Lil-Imam As- Suyuthi juz 6
hlm 427 ; "Diriwayatkan oleh Shahabat 'Ubadah bin Shamith RA bahwa Baginda
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya surga itu bertingkat-tingkat, diantara
satu tingkat dengan lainnya adalah sejauh jarak langit dan bumi. Dan
sesungguhnya yang paling tinggi adalah surga Firdaus yang di atasnya adalah
Arasy").
Malaikat yang agung tersebut bertanya :
"Siapakah yang akan membantumu untuk membawanya (Hadhiratul Qudsiy)?"
173

Malaikat Jibril AS menjawab :


"Sesungguhnya dengan izin Allah SWT akulah sendiri yang akan membawanya".
Malaikat yang agung tersebut berkata :

"Sesungguhnya tiada daya maupun upaya kecuali dengan izin Allah SWT Dzat
Yang Maha Mulia dan Dzat Yang Maha Agung. Dan sesungguhnya Allah SWT
telah memberikan amanat kepadaku untuk tidak menyerahkannya kecuali
kepada makhluk yang mampu mengangkatnya sendiri atas izin dari Allah SWT".
Kemudian Malaikat Jibril AS bertanya :
"Wahai saudaraku, dimanakah kunci-kunci pintunya ?"
Malaikat yang agung tersebut menjawab :
"Sesungguhnya dari sejak Allah SWT menciptakannya sampai sekarang masih
tersimpan rapi, yaitu di sebelah gusi gerahamku yang kanan (padahal besarnya
lubang kunci tersebut bisa memuat bumi dan langit). "
Kemudian Malaikat Jibril AS mengambil kunci-kunci tersebut dan menaruh di
atas sayapnya. Dan Allah SWT seketika memerintahkan angin Shoba agar
membantu Malikat Jibril AS untuk membawa Hadhiratul Qudsiy beserta segala
isinya, dan meletakkannya dibawah Arasy yang agung.
Kemudian Allah SWT Berfirman :

"Wahai Jibril, pergilah kamu untuk memanggil Kekasih-Ku Muhammad SAW
beserta ummatnya (pengikutnya yang setia dan mencintainya) dan juga para
Nabi dan Rasul beserta seluruh ummatnya (pengikutnya yang setia dan
mencintainya) untuk mendatangi jamuan-Ku yang penuh dengan kemuliaan dan
keindahan".
Dengan seketika Malaikat Jibril AS pergi ke surga untuk menemui Baginda
Rasulullah SAW. Dengan suara yang yang sangat jelas, terdengar oleh orang
yang dekat ataupun jauh, dan dengan penuh sopan santun, Malikat Jibril AS
berkata:


"Wahai Baginda Muhammad Kekasih Allah SWT yang aku cintai, sesungguhnya
Allah SWT memberikan salam kepadamu dan sesungguhnya Allah SWT
sangatlah mencintaimu dan senantiasa mengkhususkan bagimu kedudukan
yang sangat mulia dengan berbagai macam anugerah-Nya, Wahai Nabi kekasih
Allah SWT sesungguhnya aku diutus Allah SWT untuk memanggilmu, ummatmu
174

dan seluruh para Nabi dan Rasul beserta seluruh ummat setianya agar
menghadiri panggilan jamuan Allah SWT di Hadhiratil Qudsiy".
Setelah mereka (para penghuni sorga) mendengar panggilan Malaikat Jibril AS,
seketika mereka mempersiapkan diri dengan memakai pakaian lengkap yang
sangat megah dan indah. Dan mengendarai kendaraan yang sangat gagah.
Mereka para laki- laki mengendarai kuda yang sangat gagah terbuat dari
mutiara Yakut yang memiliki empat sayap dari emas dan perak. Mereka
mengunjungi Baginda Rasulullah SAW sebagai pemimpinnya untuk datang
menghadap Allah SWT.
Dan Baginda Rasulullah SAW sebagai pemimpin rombongan tersebut menaiki
kendaraan yang bernama Naja'ib yang sangat gagah, megah dan indah luar
biasa, lain dari pada yang lain Kepalanya dari mutiara yakut, lehernya dari
mutiara Zamrud, dada dan punggungnya dari emas, kakinya dari Marjan, dan
dinaungi dengan qubah kemuliaan yang dihiasi dengan bendera-bendera pujian
(Liwaa'ul Hamdi) dengan dikawal dan diiringi oleh Para Nabi dan Rasul dengan
kendaraannya yang sangat megah dan indah dari sebelah kirinya, serta para
Ahli baitnya berbaris rapi di sebelah kanan Beliau Rasulullah SAW, setelah itu
para Sahabatnya, para Tabiin, para Auliya dan para Ulama sholihin, kemudian
berjuta-juta umatnya yang setia dan mencintainya.
Demikian pula para wanitanya, datang dipimpin oleh Sayyidatuna Fatimah AzZahra', dengan disertai oleh ibundanya Sayyidatuna Khodijatul-Kubra, dan juga
Sayyidatuna Aisyah Ar- Ridla dan istri-istri Baginda Rasulullah SAW yang lain.
Kemudian Sayyidatuna Maryam, Ibunda Hawwa', Sayyidatuna Hajar,
Sayyidatuna Sarah dan para wanita suci mulia. Mereka menaiki kendaraan
indah yang terdapat qubah sebagai tempat berlindung dan hijab mereka.
Mereka semua dalam satu rombongan berjuta-juta ummat, berbaris dengan
rapi, terbang secepat kilat menuju Hadhiratul Qudsiy, mendatangi panggilan
Allah SWT. Dengan serentak mereka mengucapkan tasbih, menyucikan Allah
SWT Dzat Yang Maha Kekal Abadi selama- lamanya.
Kemudian dari kejauhan sejarak sepuluh ribu tahun, terlihat di angkasa dengan
jelas, cahaya gemerlapan dari Hadhiratul Qudsiy. Semakin mereka mendekat,
semakin nampak jelas cahaya keindahan dan kemegahan Hadhiratul Qudsiy
yang sangat mempesona dengan taman-taman yang dipenuhi bunga-bunga
yang harum semerbak, dan pohon-pohon yang besar nan rindang dengan buahbuahan yang ranum menggiurkan. Dan juga sungai- sungai yang mengalir jernih
menyegarkan. Terdengar gema suara tasbih dari penghuni Hadhiratul Qudsiy
175

menyucikan Allah SWT Dzat Yang Maha Agung Dzat Maha Kekal Abadi selamalamanya, menyatu dengan gema tasbih rombongan Baginda Rasulullah SAW,
yang menggetarkan hati siapa saja yang mendengarnya dan menumbuhkan
kerinduan yang sejati kepada Allah SWT.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36159152064
5911
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=463265250465650&id=100003465382
298

176

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 13
-----------Sesampainya mereka di Hadhiratul Qudsiy, mereka melihat hamparan padang
hijau yang sangat luas sejarak seribu tahun, yang dipenuhi istana- istana,
pohon-pohon, sungai- sungai dan taman-taman yang sangat indah, lain dari
pada yang lain, yang tak mampu dilukiskan keindahannya dengan kata-kata.
Kemudian mereka semua dipersilahkan masuk, menikmati segala anugerah
Allah SWT yang disediakan di dalamnya yang lain dari pada yang lain dan belum
pernah mereka mendapati sebelumnya.
Setiap satu orang dari mereka mendapati satu istana yang tertulis sesuai
dengan namanya masing-masing, yang sangat megah dan indah dilengkapi
dengan berbagai macam fasilitas dan kebutuhan mereka, lengkap dengan para
bidadari dan pelayan-pelayannya.
Mereka semua bergembira, bersuka ria, merasakan kepuasan yang tiada tara,
atas anugerah Allah SWT yang sangat melimpah kepada mereka. Demikian pula
para wanitanya.
Setelah mereka puas menikmatinya kemudian mereka para kaum laki-laki
dipimpin Baginda Rasulullah SAW dan para wanita dipimpin Sayyidatuna
Fatimah Az-Zahra, bersama-sama pergi menuju aula pertemuan. Yaitu
hamparan padang hijau yang sangat luas dan indah dengan beraneka macam
bunga- bunga yang harum semerbak serta pohon-pohon yang besar dan
rindang, penuh dengan segala macam buah-buahan yang ranum menggiurkan.
Angin semilir sepoi-sepoi, hawa sejuk menyegarkan, teduh penuh damai.
Di situ telah tersedia mimbar- mimbar, singgasana-singgasana, kursi-kursi dari
cahaya yang sangat megah dan indah dan juga terdapat hamparan pasir mutiara
misik yang sangat indah sekali.
Kemudian mereka dipersilahkan masuk dan menempati posisinya masingmasing. Para Nabi duduk di mimbar-mimbar cahaya, para shiddiqin duduk di
singgasana- singgasana cahaya, para syuhada' duduk di kursi-kursi cahaya dan
para penghuni surga lainnya duduk di atas hamparan pasir mutiara misk
(sebagaimana yang disebutkan di kitab Bustaanul Waa'idhin Lil-Imam Ibnu
Qayyim Al-Jauziy juz 1 hlm 128 ).
Sedangkan untuk para wanita, mereka dipersilahkan masuk ke pendapa yang
terbuat dari intan permata, penuh dengan berbagai macam perhiasan yang

177

indah dan megah sekali, duduk berkumpul menyertai Sayyidatuna Fatimah AzZahra RA.
Dan antara mereka (laki-laki dan perempuan) terdapat hijab dari cahaya yang
tidak bisa ditembus oleh siapapun.
Kemudian terdengar seruan dari Allah SWT:

"Selamat datang wahai hamba- hamba-Ku yang beriman, selamat datang atas
kunjungan kalian. Wahai para Malaikat-Ku, sediakanlah bagi mereka segala
macam minuman yang sangat lezat dan nikmat".
Seketika para Malaikat datang dengan membawa tempat yang sangat indah
terbuat dari emas, mutiara dan yakut yang terisi di dalamnya segala macam
minuman yang rasanya sangat nikmat dan lezat yang belum pernah mereka
cicipi sebelumnya.
Setelah mereka puas menikmatinya, terdengar seruan dari Allah SWT :

"Selamat datang wahai hamba- hamba-Ku yang beriman, selamat datang atas
kunjungan kalian. Wahai para Malaikat-Ku, sediakanlah bagi mereka segala
macam buah-buahan dan segala macam makanan yang sangat lezat".
Seketika Para Malaikat datang dengan membawa talam dari emas merah yang
dihiasi dengan mutiara jauhar, yakut dan zabarjud yang berisi segala macam
buah-buahan dan makanan yang sangat lezat lain dari pada yang lain dan belum
pernah mereka cicipi sebelumnya. Dan setiap satu dari buah-buahan dan
makanan tersebut dibungkus rapi dengan sangat indah dengan kain sutera hijau
yang sangat lembut dan halus.
Setelah mereka puas menikmatinya terdengar seruan dari Allah SWT :

"Selamat datang wahai hamba- hamba-Ku yang beriman, selamat datang atas
kunjungan kalian. Wahai para Malaikat-Ku, berikanlah bagi mereka pakaianpakaian surga yang sangat indah dan megah tiada duanya".
Seketika Para Malaikat datang dengan membawa berbagai macam pakaian
surga yang sangat indah bercahaya gemerlapan, lain dari pada yang lain, dan
belum pernah mereka dapati.
Setelah mereka memakainya dengan rapi, terdengar seruan dari Allah SWT:

"Selamat datang wahai hamba- hamba-Ku yang beriman, selamat datang atas
kunjungan kalian. Wahai para Malaikat-Ku, berikanlah kepada mereka, gelanggelang surga yang sangat megah dan indah".
178

Seketika Para Malaikat datang dengan membawa gelang-gelang yang terdiri


dari emas dan perak yang sangat indah. Dan dari dentingan gelang-gelang
tersebut, mengeluarkan suara yang sangat merdu sekali memenuhi angkasa.
Kemudian setelah mereka memakai dengan rapi, terdengar seruan dari Allah
SWT :

"Selamat datang wahai hamba- hamba-Ku yang beriman,, selamat datang atas
kunjungan kalian. Wahai para Malaikat-Ku, berikanlah kepada mereka, cincincincin surga tanda keabadian yang sangat indah".
Seketika Para Malaikat datang dengan membawa cincin-cincin surga tersebut
yang terbuat dari emas, perak, mutiara, yakut, zabarjud, batu akik, intan
permata, jauhar merah, jauhar putih dan zabarjud hijau. Dan setiap satu orang
diberi sepuluh cincin yang terukir dengan Firman-firman Allah SWT yang
menunjukkan keabadian mereka di surga.
Terukir pada cincin pertama Firman Allah SWT :
73 (
)
Yang artinya kurang lebih :
"Berbahagialah kalian semua, maka masuklah sorga ini, sedang kalian semua
kekal di dalamnya" (Q.S. Az-Zumar 73).
Terukir pada cincin kedua Firman Allah SWT :
58 : [

]

Yang artinya kurang lebih :
"Salam sejahtera, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang "
(Q.S. Yaa Siin 58)
Terukir pada cincin ketiga Firman Allah SWT :


74 (
)


Yang artinya kurang lebih :
"Segala puji bagi Allah SWT yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan
telah memberi kepada kami tempat ini, sedang kami (diperkenankan)
menempati tempat dalam surga dimana saja yang kami inginkan. Maka surga
itu sebaik-baik balasan bagi orang yang beramal" ( Q.S. Az- Zumar 74 ).

179

Terukir pada cincin keempat Firman Allah SWT :



34 : [
]



Yang artinya kurang lebih :
"Segala puji bagi Allah SWT yang telah menghilangkan duka cita dari kami.
Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Memberi
pahala" (Q.S. Faathir 34).
Terukir pada cincin kelima Firman Allah SWT :
17 (
)

Yang artinya kurang lebih :
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam surga dan
kenikmatan" (Q.S. Ath- Thur 17).
Terukir pada cincin keenam Firman Allah SWT :

55 (

)
Yang artinya kurang lebih :
"Sesungguhnya penghuni- penghuni surga senantiasa menyibukan diri dalam
kesenangan" (Q.S. Yaa Siin 55).
Terukir pada cincin ketujuh Firman Allah SWT :
(
*
73-74 )
Yang artinya kurang lebih :
"Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang
dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak
untukmu, yang sebagiannya kamu makan" (Q.S. Az-Zukhruuf 73 ,74 ).
Terukir pada cincin kedelapan Firman Allah SWT :
* (
54 - 55 )
Yang artinya kurang lebih :
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu di dalam taman-taman dan
sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di Sisi Tuhan yang berkuasa " ( Q.S. AlQomar 54 , 55 ).
Terukir pada cincin kesembilan Firman Allah SWT :
24 [


]

Yang artinya kurang lebih :

180

"Salam sejahtera bagi kalian semua atas kesabaran kalian (di dunia).
Sesungguhnya surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali" (Ar-Ra'd 24).
Terukir pada cincin kesepuluh Firman Allah SWT :
48 (


)
Yang artinya kurang lebih :
"Sesungguhnya mereka (penghuni surga) tidak merasa lelah di dalamnya dan
mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan darinya (sorga)"(Q.S. Al-Hijir 48).
Dan setelah mereka memakainya dengan rapi, terdengar seruan dari Allah SWT
:

"Selamat datang wahai hamba- hamba-Ku yang beriman, selamat datang atas
kunjungan kalian. Wahai Para Malaikat-Ku, berikanlah kepada mereka
mahkota-mahkota kemuliaan".
Seketika Para malaikat datang dengan membawa mahkota- mahkota yang
sangat megah dan indah terbuat dari emas merah yang dihiasi dengan intan
permata dan mutiara jauhar dan mempunyai empat sisi dari mutiara yakut yang
cahayanya kemilauan.
Dan setelah mereka memakainya dengan rapi, terdengar seruan dari Allah SWT
:

"Selamat datang wahai hamba- hamba-Ku yang beriman, selamat datang atas
kunjungan kalian. Wahai Para Malaikat-Ku, berikanlah kepada mereka
wewangian-wewangian sorga yang sangat harum semerbak menyegarkan".
Seketika Para Malaikat menggiring burung-burung sorga masuk ke telaga misik,
telaga ambar dan telaga wewangian. Kemudian terbang dan mengepakkan
sayapnya di atas mereka. Maka menyebarlah bau harum melekat pada mereka
semerbak menyegarkan yang tiada tara ke segenap penjuru.
Kemudian terdengar seruan dari Allah SWT :

"Selamat datang wahai hamba- hamba-Ku yang beriman, selamat datang atas
kunjungan kalian. Wahai Para Malaikat-Ku, hiburlah mereka dengan nyanyian
surga, berupa qoshidah dan puji- pujian".
Seketika Para Malaikat menghadirkan para penyanyi dari bidadari surga dengan
diiringi musik dari seruling- seruling yang tergantung pada ranting-ranting
pohon di sekitar mereka. Dan setiap satu ranting terdapat tujuh puluh ribu
seruling. Semilir angin sepoi- sepoi dari bawah Arasy meniup seruling-seruling
tersebut, mengeluarkan suara yang sangat merdu dan indah mempesona. Dan
belum pernah mereka mendengarkan alunan musik seindah itu mengiringi
181

nyanyian qoshidah para bidadari yang berisikan syair-syair pujian. Sehingga


mereka mabuk kepayang karena keindahan itu, bergetar hati mereka,
menumbuhkan kerinduan dan kecintaan sejati kepada Allah SWT.
Intinya bahwa sesungguhnya kebahagiaan yang mereka dapati di surga sungguh
sangat luar biasa tak bisa di ukir dengan pena ataupun terucap dengan kata, tak
ada kata jenuh maupun susah karena Allah SWT tidak menghendaki selain
kebahagiaan dan kebahagiaan yang sangat memuncak luar biasa bagi mereka,
dan apa yang dikehendaki Allah SWT pasti akan terlaksana, dan sesunggguhnya
keadaan surga sangatlah beda dengan keadaan dunia, karena surga adalah
kehidupan yang abadi tanpa ada mati dalam puncaknya kenikmatan dan muda
selama-lamanya, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur'anul-Karim:
17 )

)
"Sesungguhnya tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang di
sembunyikan (disediakan) bagi mereka yaitu berbagai macam nikmat yang
menyedapkan pandangan mata (dan rasa)" (Q.S. As-Sajdah 17).
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36196671394
1725
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=463722510419924&id=100003465382
298

182

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 14
--------Diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-Qur'anul Karim At-Thobari 20 /186 Baginda
Rasulullah SAW menafsirkan ayat tersebut dengan bersabda :




"Sesungguhnya barang siapa yang memasuki surganya Allah SWT dipastikan dia
akan mengalami kenikmatan yang sangat luar biasa dan tidak akan mengenai
baginya kesusahan ataupun kesengsaraan, begitu pula pakaian mereka tidak
akan kotor maupun rusak (senantiasa baru) dan mereka senantiasa muda
selamanya."
Dan juga disabdakan oleh Baginda Rasulullah SAW dalam kitab dan halaman
yang sama menafsirkan ayat tersebut dalam hadis Qudsiy yang diriwayatkan
oleh Sayyiduna Qotadah RA ;
: " :



" .

"Sesungguhnya Allah SWT berfirman" Sungguh Aku telah sediakan bagi hambahamba-Ku yang shaleh sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar
oleh telinga ataupun terlintas dalam hati manusia siapapun"
Setelah mereka merasakan puas dengan berbagai macam jamuan Ilahi yang
tiada tara, mereka berkata:

"Ya Allah, ijinkanlah kami untuk mendengarkan Firman-firman Suci-Mu.
Sesungguhnya kami dulu di dunia merasakan keindahan pada saat mendengar
Asma- asma-Mu yang suci dan juga Firman-firman Suci-Mu".
Allah SWT Berfirman :

"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman. Pasti Aku kabulkan segala keinginan
kalian di surga yang abadi ini".
Kemudian Allah SWT Berfirman kepada Malaikat penguasa Hadhiratul Qudsiy :

"Wahai Malaikat Karuub, dekatkanlah mimbar yang sangat indah dan megah
untuk hamba- hamba-Ku."
Seketika Malaikat Karub mendekatkan mimbar-mimbar yang sangat megah dan
indah dari mutiara Yakut merah yang tinggi menjulang bertingkat- tingkat
sebanyak jumlah Para Nabi dan Rasul. Dan setiap para Nabi menempati
183

mimbarnya masing-masing, sedangkan Baginda Rasulullah SAW menempati


kedudukan yang paling atas yang dinamakan Darojat Al-Wasiilah.
Kemudian terdengar seruan dari Allah SWT :

"Wahai Nabi Ibrahim, berdirilah dan bacakan untuk mereka Firman-firman yang
Aku turunkan kepadamu".
Seketika Nabi Ibrahim AS bangkit berdiri membaca Ash-Shuhuf (Firman-firman
Allah SWT yang diturunkan kepadanya). Dan duduk kembali.
Kemudian terdengar seruan dari Allah SWT:

"Wahai Nabi Musa, berdirilah dan bacakan untuk mereka Firman- firman yang
Aku turunkan kepadamu".
Seketika Nabi Musa AS bangkit berdiri membaca Kitab Taurat (Firman-firman
Allah SWT yang diturunkan kepadanya). Dan duduk kembali.
Kemudian terdengar seruan dari Allah SWT :

"Wahai Nabi Isa, berdirilah dan bacakan untuk mereka Firman- firman yang Aku
turunkan kepadamu".
Seketika Nabi Isa AS bangkit berdiri membaca Kitab Injil (Firman-firman Allah
SWT yang diturunkan kepadanya). Dan duduk kembali.
Kemudian terdengar seruan dari Allah SWT :

"Wahai Nabi Dawud, berdirilah dan bacakan untuk mereka para kekasih-Ku
sepuluh surat dari Kitab Zabuur".
Seketika Nabi Dawud AS bangkit berdiri dan membaca sepuluh surat dari Kitab
Zabur dengan suara dan nada yang sangat indah dan merdu sekali, dalam satu
suara menggema sembilan puluh nada. Seketika berjuta-juta ummat penghuni
surga mabuk kepayang mendengarkan indahnya Firman Suci Allah SWT yang
dibaca oleh Nabi Dawud AS yang sangat indah dan merdu sekali. Hati mereka
bergetar, air mata bercucuran menghayati agungnya Firman-firman Allah SWT
melalui alunan suara yang sangat indah dan merdu. Lama dan sangat lama
sekali keindahan tiada tara tersebut membekas dalam hati mereka.
Kemudian setelah mereka kembali sadar dari menikmati hal itu, dengan
merasakan kepuasan yang amat sangat, terdengar seruan dari Allah SWT:

"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, apakah kalian pernah mendengarkan
keindahan suara yang seperti ini ?".
Mereka serentak menjawab;
184


"Ya Allah, Sesembahan kami, sesungguhnya kami belum pernah mendengar
keindahan suara yang seperti ini".
Kemudian terdengar seruan dari Allah SWT:

"Wahai Kekasih-Ku Muhammad, Aku persilahkan Engkau untuk berdiri di atas
mimbar membaca Surat Yaasiin dan Surat Thahaa".
Seketika Baginda Rasulullah SAW berdiri diatas mimbar membaca Surat Yaasiin
dan Surat Thahaa dengan suara dan alunan lagu yang sangat indah dan merdu
melebihi sembilan puluh kali lipat dari keindahan dan kemerduan suara Nabi
Dawud AS.
Seketika bukan cuma penghuni surga, bahkan seluruh penghuni Kursiy,
penghuni Arasy, seluruh malaikat, para bidadari, para pelayan, para dayang,
para wildan dan semua makhluk yang bernyawa, mabuk kepayang, hati
bergetar, air mata bercucuran menghayati keagungan Firman Suci Allah SWT
melalui alunan suara dan lagu yang sangat indah dan merdu dari Baginda
Rasulullah SAW, bercampur baur dalam hati sanubari mereka antara
kekaguman, keindahan, kedamaian dan kenikmatan yang tak mampu dilukiskan
dengan apapun. Lama dan lama sekali keindahan dan kenikmatan yang tiada
tara dan sangat luar biasa membekas dalam lubuk hati sanubari mereka.
Kemudian setelah mereka kembali sadar dari menikmati keindahan tersebut,
dengan merasakan kepuasan yang amat sangat, terdengar seruan dari Allah
SWT:

"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, sudah puaskah kalian semua
mendengarkan Firman- firman Suci-Ku yang dibaca oleh Para Nabi dan Rasul-Ku
?"
Mereka serentak menjawab :

"Benar Ya Allah, sungguh kami benar-benar merasa sangat puas".
Kemudian Allah SWT Berfirman :

"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, apakah kalian menginginkan
mendengarkan secara langsung Firman-firman Suci-Ku".
Dengan serentak mereka menjawab :

"Ya Allah, sesungguhnya kami sangat menginginkan dan merindukan hal itu".
185

Kemudian Allah SWT membuka hijab pendengaran mereka dan memberi


kemampuan untuk bisa mendengarkan keindahan Surat Ar-Rahman langsung
dari Allah SWT tanpa seperti sesuatu. Seketika mereka semua para Nabi, para
Rasul dan berjuta-juta umat merasa sirna, tak dapat diungkapkan dengan kata.
Demikian juga para Malaikat, para bidadari, hijab-hijab, istana- istana, pohonpohon, burung- burung, sungai-sungai dan seluruh makhluk yang bernyawa
ataupun benda mati mabuk kepayang dengan sangat dan sangat nikmat sekali
dan tak dapat dilukiskan. Alam Arasy, alam Kursiy dan seluruh alam semesta
bergetar lunglai penuh takjub. Tiada satu makhlukpun kecuali bergetar
merasakan rintihan kerinduan dan kecintaan yang sejati kepada Allah SWT.
Lama dan sangat lama sekali, mereka sirna dalam keindahan, kenikmatan dan
kedamaian yang tak mampu dilukiskan oleh apapun yang tidak ada duanya
sangat membekas dalam seluruh jiwa dan raga mereka.
Kemudian setelah mereka kembali sadar dari menikmati hal itu dengan
merasakan kepuasan yang amat sangat tiada duanya, Allah SWT Berfirman :

"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, masih adakah sesuatu yang kalian
inginkan ?"
Dengan serentak mereka menjawab :

"Benar Ya Allah, sudikah kiranya Engkau memperkenankan kepada kami untuk
bisa memandang keindahan dan keagungan Dzat-Mu yang sangat agung dan
mulia".
Dan sesungguhnya sangat memungkinkan sekali bagi kita untuk bisa
memandang Dzat Allah SWT. Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT dalam Al-Qur-anul-Karim :
23 22: [.]
Yang artinya kurang lebih:
"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) Pada hari itu berseri- seri, kepada
Tuhannya lah mereka melihat". (Q.S. Al- Qiyaamah 22 & 23).

186

Dan sabda Baginda Rasulullah SAW:



Yang artinya kurang lebih :
"Sesungguhnya kalian (kelak di sorga) akan bisa melihat langsung kepada Allah
SWT dengan jelas (nyata/tidak terhalangi oleh apapun)".
Maka wajib bagi kita untuk mengimani dan meyakininya bahwa kelak para
penghuni surga (orang-orang mukmin) bisa memandang keindahan dan
keagungan Dzat Allah SWT dengan tanpa seperti apapun, Sebagaimana Firman
Suci Allah SWT dalam Al-Qur'anul Karim :

11: [



]
Yang artinya kurang lebih :
"Sesungguhnya tidak ada segala sesuatu yang menyerupai Allah SWT.
Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat". (Q.S. Asy-Syuuraa 11).
Kemudian Allah SWT Berfirman :

"Wahai Malaikat Karub, bukalah hijab yang menghalangi hamba- hamba-Ku
dari-Ku".
Maka, pada saat Malaikat Karub membuka hijab, seketika terhembus darinya
Sir Keagungan Allah SWT yang sangat dahsyat luar biasa menuju kepada
mereka, tembus langsung ke sanubarinya, menyebar ke seluruh tubuhnya
hingga membuat wajahnya bercahaya kemilauan dan pakaiannya bersinar
gemerlapan, melambungkan angan-angan yang penuh dengan segala
keindahan, sirna dalam Keagungan Allah SWT.
Kemudian Allah SWT Berfirman :

"Wahai Malaikat Karub, bukalah Hijaab yang sangat Agung, yang menghalangi
hamba-hamba-Ku dari Keindahan dan Keagungan Dzat-Ku".
Seketika Malaikat Karub membuka Hijaabul A'dhom. Pada saat itulah Allah SWT
memberikan kemampuan kepada mereka untuk bisa memandang secara
langsung Keindahan dan Keagungan Dzat-Nya yang tidak seperti sesuatu.

187

Kemudian Allah SWT Berfirman :



"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, siapakah Aku?"
Serentak mereka menjawab :

"Sesungguhnya Engkau adalah Allah SWT".
Kemudian Allah SWT Berfirman :


"Sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Maha Memberi kesejahteraan dan kalian
semua adalah hamba-hamba-Ku yang telah Aku pilih untuk Aku anugerahi
kesejahteraan. Sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Maha Memberi keamanan
dan kalian semua adalah hamba- hamba-Ku yang telah Aku pilih untuk Aku
anugerahi keamanan. Sesungguhnya Aku adalah Dzat Yang Al-Mahjub (tiada
siapapun yang mampu menembus hijabnya), dan kalian semua adalah hambahamba-Ku yang telah Aku pilih untuk Kubuka hijab kalian sehingga bisa
langsung melihat dengan jelas Keindahan dan Keagungan Dzat- Ku. Dengarkan
dan perhatikanlah Firman-firman Suci-Ku ini. Saksikanlah Cahaya Keagungan- Ku
ini. Dan pandanglah Dzat-Ku yang sangat Indah dan Agung ini".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36211253059
3810
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=463808253744683&id=100003465382
298

188

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 15
------------Merekapun sirna dalam dahsyatnya kenikmatan memandang Keindahan dan
Keagungan Dzat Allah SWT yang tidak seperti apapun. Dengan sangat jelas,
tanpa ada penghalang (hijab). Lama dan sangat lama sekali hingga sampai tiga
ratus tahun mereka sungguh benar-benar sirna dalam kenikmatan memandang
Dzat Allah SWT.
Kemudian setelah mereka kembali sadar dari menikmati hal itu, dengan
merasakan kepuasan yang tiada duanya, dan amat sangat membekas di seluruh
jiwa raga mereka, maka dengan penuh tawadlu' mereka berkata :

"Ya Allah, sesungguhnya, sangatlah nyata, bahwa kami semua belum pernah
bisa beribadah mengabdi kepada-Mu dengan sesungguh-sungguhnya. Maka
izinkanlah kami Ya Allah untuk sujud kepada-Mu dengan sesungguhsungguhnya".
Allah SWT Berfirman kepada mereka :


"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman. Sesungguhnya di surga ini, bukanlah
tempat untuk ibadah. Namun sebagai tempat menikmati pahala yang abadi.
Dan sekarang ini, Aku panggil kalian untuk mendatangi dan menikmati segala
jamuan-Ku yang penuh dengan berbagai macam anugerah yang agung. Sungguh
telah Aku tepati segala janji-Ku kepada kalian semua. Namun sekarang, Aku
ijinkan kepada kalian semua, untuk bersujud kepada-Ku hanya kali ini saja. Dan
tidak ada sujud lagi untuk selama-lamanya".
Seketika mereka semua para Nabi, para Rasul dan berjuta-juta umatnya,
serentak bersujud dengan khusyu' dan hudlur. Sirna dalam Kebesaran dan
Keagungan Allah SWT Dzat Yang Maha Kekal Abadi selama-lamanya yang tanpa
seperti sesuatu. Demikian pula seluruh pepohonan surga, buah-buahan, istanaistana, kubah-kubah, singgasana- singgasana, sungai-sungai, para bidadari, para
pelayan, para dayang, para wildan, para Malaikat dan seluruhnya serentak ikut
sujud Sirna dalam Kebesaran dan Keagungan Allah SWT Dzat Yang Maha Kekal
Abadi selama- lamanya yang tanpa seperti sesuatu. selama empat puluh tahun.
Kemudian Allah SWT Berfirman :

189

"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, angkatlah kepala kalian dengan


memuncakkan bacaan takbir, tahlil, taqdis, tahmid dan memanjatkan pujian
kepada-Ku Dzat Yang Maha Menguasai seluruh alam semesta".
Seketika mereka mengangkat kepala, dengan serentak mengucapkan takbir,
tahlil, taqdis, tahmid dan memanjatkan pujian kepada Allah SWT Dzat Yang
Maha Menguasai seluruh alam semesta.
Kemudian Allah SWT Berfirman :

"Salam sejahtera bagi kalian semua wahai hamba-hamba pilihan-Ku. Salam
sejahtera bagi kalian semua wahai hamba- hamba terkasih-Ku, Salam sejahtera
bagi kalian semua wahai hamba-hamba-Ku yang Aku cintai. Segala apa yang
kalian inginkan, pasti Aku kabulkan semua keinginan kalian".
Mereka serentak berkata :

"Ya Allah Sesembahan kami, sesungguhnya hanya Ridla-Mu semata yang kami
inginkan".
Kemudian Allah SWT Berfirman :


"Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya hanya dengan Ridla-Ku
semata, Aku masukkan kalian ke surga, Aku tempatkan kalian di tempat yang
paling mulia di Sisi-Ku, Aku anugerahi kalian dengan melihat Keindahan dan
Keagungan Dzat- Ku secara langsung tanpa ada hijab. Sungguh Aku Ridla kepada
kalian. Apakah kalian merasa puas atas segala Anugerah-Ku yang Aku
limpahkan kepada kalian ?".
Serentak mereka semua menjawab :

"Benar Ya Allah, kami benar- benar merasa puas atas segala anugerah-Mu.
Segala puji bagi-Mu Dzat yang telah menganugerahkan kepada kami tempat
yang penuh dengan keindahan dan kemuliaan yang tidak ada bandingannya lagi
".
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur-anul Kari :



Yang artinya kurang lebih :
"(Sesungguhnya) Allah SWT Ridla terhadap mereka dan merekapun ridla
(merasa puas) atas anugrah- Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang-orang yang takut kepada Tuhannya" (Q.S. Al- Bayyinah 8).
190

Kemudian mereka seluruhnya beserta istri-istrinya dan seluruh keluarganya


kembali dijamu oleh Allah SWT dengan berbagai macam anugerah yang
melimpah tiada tara selama seratus ribu tahun. Dengan merasa puas dan
bangga atas jamuan dari Sang Pencipta alam semesta yang telah memberi Belas
Kasih Sayang pada mereka dengan memilihnya sebagai penghuni surga-Nya
yang kekal abadi selama-lamanya. Sehingga semakin meluap kecintaan mereka
dan ta'dhim (pengagungan) kepada Allah SWT. Semakin memuncak rasa aman,
damai dan kebahagiaannya di dalam naungan Ridla Allah SWT yang kekal abadi
selama-lamanya. Dan semakin memuncak rasa syukurnya kepada Allah SWT
atas Taufiq dan Hidayah-Nya dengan diberi iman dan dijadikan sebagai ummat
Kekasih-Nya, diselamatkan dari segala rintangan sejak di dunia, di alam barzakh,
di padang makhsyar, hingga lewat shirat selamat dari neraka jahannam dan
masuk surga yang penuh dengan kemuliaan, keindahan, dan kesejahteraan
untuk selama- lamanya.
Setelah mereka puas dan sempurna kebahagiaannya dalam jamuan Allah SWT,
mereka semua dipersilahkan menghadiri undangan jamuan dari Kekasih- Nya
yang paling mulia Baginda Rasulullah Muhammad SAW, selama lima puluh ribu
tahun dengan segala kenikmatan dan keindahan yang tidak dapat mereka
dapati di sorga mereka. Sehingga mereka merasa sangat betah, dan enggan
untuk keluar darinya. Sebagaimana disebutkan dalam kitab tersebut hlm
39.Maka dapat dipastikan, bahwa dengan senang hati, mereka para Nabi, para
Rasul, beserta berjuta-juta umatnya akan mendatangi panggilan dari Sang
pemimpin agung mereka yang sangat mereka cintai dan rindukan selama di
dunia, Baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang akan memberikan jamuan
yang sangat istimewa dan luar biasa dan benar-benar sangat komplit dari segi
fasilitas, tempat yang sangat luas, dan indah mempesona. Mereka bergembira
ria menikmati segala macam keindahan dan kenikmatan yang tiada bandingnya.
Begitu pula para istri-istri, para sanak famili dan keluarganya juga merasakan
segala kenikmatan dan keindahan semuanya itu.
Di tempat itulah, mereka bisa bertemu dan berkomunikasi langsung dengan
Sang Pemimpin Sejati yang sejak di dunia telah lama mereka rindukan siang dan
malam. Mereka meluap kebahagiaan dan kedamaian hatinya saat bertemu dan
menatap keindahan dan keagungan wajah Baginda Rasulullah SAW yang penuh
dengan keteduhan, kesejukan, dan belas kasih sayang sejati yang sangat
sempurna. Sudah dipastikan akan Bergetar hati mereka di saat mendengar dan
191

merasakan secara langsung sabda demi sabda Baginda Rasulullah Muhammad


SAW yang menyapa mereka dengan penuh kasih sayang dan kata-kata yang
sangat lembut dan halus menentramkan jiwa. Ditambah lagi dengan
sempurnanya sikap keramahan dan kedermawanan Beliau SAW dalam
menyambut dan mempersilahkan mereka untuk mencicipi dan menikmati
segala macam jamuan dan hidangan yang telah disediakan bagi mereka. Dan
sungguh benar-benar tak bisa terlukiskan dan tergambarkan betapa agungnya
Belas kasih sayang dan kedermawanan Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Betapa mulia dan agungnya Engkau wahai Baginda Rasulullah SAW. Engkau
telah tulus sejati dan penuh belas kasih sayang menuntun kami dengan ajaran
suci nan mulia dengan penuh kesabaran, ketabahan, pengorbananb dan
perjuangan yang tiada henti. Tak Engkau hiraukan sedikitpun segala derita,
sakit, cacian, cemoohan, hujatan dan segala bentuk perlawanan dari siapapun
yang merintangi dakwahmu. Engkau tetap gigih dan bekerja keras tak kenal
lelah, hingga petunjuk sucimu bisa sampai dan menuntun kehidupan kami.
Bahkan setiap saatpun Engkau gunakan untuk selalu mengiba dan memohon ke
Hadlirat Allah SWT agar kami mendapati ampunan, keselamatan, dan kemuliaan
di Sisi-Nya.
Alangkah mulia dan agungnya Engkau wahai Baginda Rasulullah SAW. Bahkan
Engkau tetap peduli dan sangat memperhatikan keadan kami pada saat kami
menjelang ajal, saat di alam barzakh, saat di padang makhsyar, saat di haudl,
saat di hisab, saat di mizan dan saat di shirath melewati ganasnya api jahannam
hingga dengan syafaatmu yang agung Engkau tuntun kami bersama-sama untuk
masuk surga Allah SWT yang dipenuhi dengan segala macam keindahan dan
kebahagiaan yang kekal abadi selama-lamanya.
Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Al-Imam Al-Habib Muhammad bin Ali
bin Alawiy Khird Ba Alawiy Al-Husainiy dalam kitabnya Al-Ghurar hlm 473 ,
Baginda Rasulullah Muhammad SAW bersabda :


Yang artinya kurang lebih :
Sesungguhnya orang yang sungguh-sungguh mencintaiku dan keluargaku
dengan tulus, akan mendapati limpahan Belas Kasih Sayang Allah SWT pada
tujuh tempat yang situasi dan kondisinya penuh dengan segala petaka yang
dahsyat menakutkan, yaitu pada saat menjelang ajal, pada saat di alam barzakh,
pada saat bangkit dari kubur, pada saat pembagian kitab catatan amal, pada
saat hisab (pertanggung jawaban amal perbuatan), pada saat mizan
192

(ditimbangnya segala amal perbuatan), dan pada saat shirat (melewati titian/
jembatan) di atas neraka menuju sorga".
Alangkah agungnya engkau wahai Baginda Rasulullah SAW. Sunguh sangat
wajib bagi kami untuk mengagungkanmu dan mencintaimu. Bagaimana tidak,
orang yang tidak mengagungkan dan mencintai keluarga dan sahabatmu saja
akan celaka, sebagaimana yang telah engkau sabdakan yang diriwayatkan oleh
cucumu yang engkau cintai Sayidina Hasan bin 'Ali Rodliallah 'anhuma :

Yang artinya kurang lebih :
"Sesungguhnya segala sesuatu itu ada pondasinya, dan pondasi Islam adalah
cinta kepada para shahabat dan para keluarga Baginda Rasulullah SAW ".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36231382724
0347
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=463983360393839&id=100003465382
298
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=463978803727628&id=100003465382
298

193

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 16
-----------------Dan bisa dipastikan di tempat jamuan tersebut mereka bisa bertemu dengan
orang-orang agung yang mereka idolakan, yaitu para Rasul dan Nabi yang agung
nan mulia. Dan juga bertemu dengan Para Ahli Bait dan para Shahabatnya
Baginda Rasulullah SAW yang luhur. Dan juga para Auliya' dan Para Ulama
Sholihin yang telah benar-benar mewarisi, meneruskan dan mengemban misi
dan tugas agung sebagai kholifahnya untuk berjuang tulus ikhlas dan
semaksimal mungkin tak kenal lelah demi menegakkan ajaran suci Baginda
Rasulullah Muhammad SAW dengan mengarang kitab-kitab, demi untuk
memudahkan bagi umat untuk memahami ajaranya. Membentuk majlis-majlis
ta'lim, pondok-pondok pesantren, sebagai wujud nyata khidmah suci pada umat
agar bisa mengamalkan ajaran-ajaran suci nan mulia Baginda Rasulullah SAW,
dan tidak terpengaruh oleh kebudayaan yang menyesatkan.
Bahkan mereka juga mengadakan acara-acara maulid, isra' mi'raj dan lain
sebagainya, semata-mata agar umat mengenal, mengagumi dan mencintai
Baginda Rasulullah SAW dan juga mencintai kepada para keluarga (ahli bait)nya
yang suci nan mulia, dan juga para sahabat setianya yang luhur, agar bisa
mengamalkan ajaranya dengan benar dan mencintai mereka dari lubuk hati
yang dalam sehingga umat bisa selamat.
Ya Rasulallah, Shalawat dan salam semoga selalu melimpah kepadamu,
keluargamu, para sahabatmu dan para Ulama' Sholihin pewarismu. Sungguh
kami tak mampu untuk membalasnya hanya berdoa :


"Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal kepada
Baginda Rasulullah SAW beserta seluruh ahli bait, shahabatnya dan para Ulama'
Shalihin atas segala kebijakan dan belas kasih sayangnya kepada kami sebanyak
seluruh makhluk- makhluk Allah SWT, kekal abadi selama-lamanya ".
Dan diriwayatkan di Kitab Ad- Durarul Hisaan Lil Imam Jalaaluddin As-Suyuthi
Hamisy Daqaa'iqul Akhbaar hlm 39; Bahwa setelah selesainya jamuan dari
Baginda Rasulullah SAW mereka dipersilahkan untuk berekreasi mengunjungi
pasar raya yang disitu telah disediakan berbagai macam kebutuhan- kebutuhan
yang senantiasa tampil beda. Dan mereka dipersilahkan untuk mengambil
sepuas-puasnya dengan gratis.
194

Dan di situ mereka semakin asyik melepaskan kangen dengan para keluarga dan
shahabat- shahabatnya sewaktu di dunia. Berbincang-bincang di taman- taman
yang sangat indah, duduk di atas ranjang yang megah, di bawah pohon yang
besar nan rindang, penuh dengan berbagai macam buah-buahan yang sangat
ranum dan lezat, serta menikmati berbagai macam hidangan yang sangat
nikmat. Mereka saling menanyakan keadaan mereka, surga kediaman mereka
dan anugerah-anugerah Allah SWT yang dilimpahkan kepada mereka. Rasa
syukur segala puji bagi Allah SWT selalu yang menjadi ucapan mereka.
Kemudian setelah mereka selesai dari acara demi acara yang sangat indah dan
membahagiakan, yang senantiasa menjadikan mereka ketagihan ingin segera
terulang kembali, maka mereka pun pulang kembali ke istananya masingmasing.
Dan sesungguhnya hal itu semua (panggilan jamuan Allah SWT dan Rasulullah
SAW), senantiasa terulang, kekal abadi selama- lamanya.
Sesampainya di istananya, mereka disambut dengan suka- ria oleh para pelayan
dan para bidadari yang telah berdandan dengan berbagai keindahan dan
kemegahan, serta menampakkan kerinduan yang amat sangat.
Kemudian mereka masuk istana dan disambut oleh istri-istri mereka yang telah
sampai lebih dulu dengan berkata :

"Wahai suamiku, betapa engkau sekarang menjadi semakin gagah rupawan dan
semakin bercahaya anggun penuh wibawa".
Suaminya menjawab :

"Wahai istriku tercinta, sesungguhnya keindahan ini adalah berkat melihat Allah
SWT Dzat Yang Maha Mulia sehingga menjadi seperti apa yang engkau lihat".
Dan iapun berkata kepada istrinya :

"Wahai istriku, demi Allah SWT, demikian juga kamu, semakin cantik jelita,
bercahaya dan anggun mempesona".
Istrinya menjawab :

"Bagaimana tidak wahai suamiku, sesungguhnya wajah ini juga telah diizinkan
memandang Dzat Allah SWT, sehingga dengan berkahnya menjadi seperti apa
yang engkau lihat ".
195

Sesungguhnya mereka para penghuni surga senantisa muda, sehat, gagah, dan
berwibawa. Begitu pula para istrinya senantiasa muda, sehat, cantik jelita,
selalu dalam keadaan ketenangan, ketentraman dan kedamaian yang luar biasa.
Tiada sesuatu yang diinginkan selain akan terwujud dengan seketika. Bagaikan
raja dan permaisurinya yang senantiasa berbulan madu sepanjang masa dalam
kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan. Dan hal itu senantiasa bertambah
dan bertambah tiada hentinya, tak ada takut ataupun cemas, tak ada sakit,
susah ataupun jenuh selama-lamanya. Bertamasya bersama menikmati
keindahan dan kemegahan surga dengan segala macam hiburan yang
menyenangkan dan berbagai fasilitas yang serba komplit.
Berupa taman-taman yang sangat indah dengan dipenuhi bunga-bunga yang
harum semerbak, pohon-pohon besar nan rindang, penuh dengan berbagai
macam buah-buahan yang lezat. Juga terdapat beraneka ragam sungai-sungai
yang mengalir dan sangat nikmat sekali rasanya.
Sebagaimana disebutkan di kitab Ad-durrul Mantsur Lil-Imam Suyuthi juz 1 hlm
51 , Tafsir Ibnu Katsir juz 4 hlm 455 dan juz 7 hlm 313 , Tafsir Al-Khozin juz 4 hlm
89 , dan Tafsir Ath-Thobari juz 14 hlm 355 Maktabah Asy- Syamilah, bahwa :
"Sesungguhnya di surga terdapat berbagai macam sungai-sungai yang sangat
luar biasa lezatnya. Diantaranya; sungai dari air, sungai dari susu, sungai dari
madu dan sungai dari arak yang tidak memabukkan. Dan semuanya bersumber
dari pohon Thuba yang berada di kediaman Baginda Rasulullah SAW di surga
'Adn sebagai ibu kota surga yang sangat indah dan megah luar biasa".
Dan disebutkan di kitab Ad- Durarul Hisan hlm 41 dan Tafsir Ibnu Katsir juz 8
hlm 214 Maktabah Asy-Syaamilah, bahwa mereka juga dizinkan untuk saling
berkunjung kepada yang setingkat dengannya, baik sanak saudara, orang tua,
kerabat ataupun shahabat karibnya sewaktu di dunia, bahkan kepada para
penghuni surga yang di bawahnya. Namun bagi penghuni surga yang di bawah
tidak diperkenankan untuk datang masuk surga yang di atasnya.
Dan kapan saja mereka menginginkan untuk mengunjunginya baik yang
setingkat ataupun yang di bawahnya, seketika ranjang tempat duduk mereka
terbang dengan sangat cepat menuju tempat yang ditujunya untuk saling
melepas kangen dan berbincang-bincang tentang segala yang mereka alami
sewaktu di dunia ataupun di surga, sehingga rasa syukur segala puji bagi Allah
SWT selalu menjadi ucapan mereka.
Sesungguhnya segala macam kenikmatan dan keindahan yang sangat luar biasa
yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada mereka untuk selama- lamanya,
196

tiada lain adalah semata-mata berkat bimbingan, belas kasih sayang dan syafaat
Baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga kita semua termasuk sebagaian dari mereka, Aamiin Yaa Robbal
'Alamiin.
Dan sesungguhnya ini hanyalah sebagaian kecil dari data-data tentang
keindahan dan kemuliaan surga yang diriwayatkan oleh para Ulama' Ahli Sunah
wal Jamaah karena tujuan kami hanya untuk meringkas.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36247638722
4091
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=464241160368059&id=100003465382
298

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 17
-----------------Kemudian setelah Allah SWT menunjukkan tempat tinggal yang abadi bagi
Beliau SAW di surga yang sangat agung luar biasa, maka Malaikat Jibril AS
mengajaknya keluar dari surga. Dan kemudian memperlihatkan kepada Beliau
SAW dahsyatnya siksa neraka yang abadi, sebagai ancaman dari Allah SWT
kepada orang-orang yang tidak beriman.
Sebagaimana diriwayatkan dalam Kitab Al-Kasyfu wal Bayan Lil Imam AtsTsa'labiy Juz 7 hal 467 Maktabah Asy-Syaamilah bahwa Baginda Rasulullah SAW
bersabda :

"Kemudian diperlihatkan kepadaku dahsyatnya siksa neraka sehingga aku bisa


melihat dengan jelas belenggu- belenggunya, rantai-rantainya, ular-ularnya
serta kalajengkingnya yang sangat berbisa".
Kemudian aku melihat orang- orang yang mulutnya seperti bibir onta. Dan
dimasukkan batu api neraka yang panas membara ke dalam mulutnya sehingga
keluar melalui duburnya.
Aku bertanya :
"Wahai Jibril, siapakah mereka ?"
Malaikat Jibril AS menjawab :
"Wahai Kekasih Allah, mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak
yatim dengan semena-mena (dholim)".
197

Kemudian aku melihat orang- orang yang buncit perutnya sebesar rumah
dipenuhi berbagai macam ular berbisa yang keluar dari perutnya. Mereka
tergeletak bergelimpangan di jalan-jalan yang dilalui oleh Fir'aun beserta antekanteknya. Apabila Fir'aun beserta antek-anteknya digiring oleh para Malaikat ke
neraka, maka mereka terdorong, jatuh dan terinjak-injak olehnya. Bahkan
mereka terseret-seret ke dalam siksa neraka.
Aku bertanya;
"Wahai Jibril, siapakah mereka ?"
Malaikat Jibril AS menjawab;
"Wahai Kekasih Allah, mereka adalah orang-orang yang memakan harta riba
(rentenir)".
Kemudian aku juga melihat orang-orang yang lidahnya menjulur keluar dan
dipotong- potong dengan gergaji dan gunting-gunting raksasa dari api yang
panas membara. Seketika lidah itu pulih kembali, maka digunting lagi, sehingga
dia menjerit-jerit dalam teriakan dan tangisan yang tiada henti.
Aku bertanya :
"Wahai Jibril, siapakah mereka ?"
Malaikat Jibril AS menjawab :
"Wahai Kekasih Allah, mereka adalah para da'i (penceramah) yang mengajak
orang-orang kepada kebaikan akan tetapi dia sendiri tidak ada keinginan dan
usaha untuk melakukannya".
Kemudian aku melihat orang- orang yang kukunya sangat panjang dan runcing
terbuat dari tembaga yang panas membara, dan senantiasa menggaruk- garuk
muka dan tubuhnya sehingga hancur tercabik-cabik. Seketika pulih lagi dan
disayat- sayat lagi sendiri. Dan begitu seterusnya tiada henti. Mereka dalam
kesakitan dan kepedihan yang sangat luar biasa serta tangisan pilu dan teriakan
yang menyayat kalbu.
Aku bertanya :
"Wahai Jibril, siapakah mereka ?"
Malaikat Jibril AS menjawab :
"Wahai Kekasih Allah, mereka adalah orang-orang yang suka menggunjing dan
menjatuhkan harga diri orang lain".
Kemudian aku melihat orang- orang yang disediakan di hadapannya dagingdaging matang yang sangat lezat. Namun justru mereka memakan dengan rakus
daging-daging mentah dan busuk yang ada di sampingnya, sampai mereka
muntah-muntah. Dan begitulah seterusnya tiada henti.
198

Aku bertanya :
"Wahai Jibril, siapakah mereka ?"
Malaikat Jibril AS menjawab :
"Wahai Kekasih Allah, mereka adalah orang-orang yang suka berzina (selingkuh,
homo, lesbi dll) padahal bisa memiliki pasangan (istri/suami) yang sah (halal)".
Dan diriwayatkan dalam kitab Al- Kabair Lil-Imam Muhammad bin Usman AlDzahabi juz1 hlm 172 dari Sayidina Ali RA berkata; Aku dan istriku (Sayyidatuna
Fathimah Az-Zahra RA) datang kepada Baginda Rasulullah SAW Yang sedang
menangis bersedih hati, akupun bertanya:
"Wahai Baginda Rasulullah SAW apakah yang membuat engkau menangis
bersedih hati ?"
Baginda Rasulullah SAW menjawab :
"Wahai Ali, pada waktu isra', aku diperlihatkan para wanita yang disiksa dengan
berbagai siksaan yang amat dahsyat. Diantara mereka ada yang digantung
dengan rambutnya sendiri di atas api neraka yang panas membara sehingga
otaknya mendidih. Kemudian aku diperlihatkan para wanita yang digantung
dengan lidahnya sendiri di atas api neraka dan cairan timah yang panas
membara senantiasa dimasukkan ke dalam mulutnya tiada hentinya. Kemudian
aku melihat para wanita yang dibelenggu seluruh tubuhnya dari ujung kaki
hingga ubun- ubun kepala. Dikerubuti oleh ular- ular dan kalajengkingkalajengking yang berbisa. Selalu dicabik-cabik, digigit dan disengat berulangulang tiada hentinya. Kemudian aku melihat para wanita yang digantung
dengan payudaranya sendiri dalam kondisi terbalik (kaki di atas dan kepala di
bawah). Dan api yang sangat panas membara, menyala-nyala di bawahnya.
Kemudian aku melihat para wanita yang kepalanya berupa babi dan badannya
berupa keledai yang disiksa dengan segala macam bentuk siksaan. Kemudian
aku melihat wanita yang berwujud anjing dan mulutnya dimasuki api yang
sangat panas membara hingga keluar dari duburnya (anus), dan para malaikat
senantiasa memukuli kepalanya dengan palu godam dari api neraka yang
menyala-nyala".
Kemudian Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra RA bangkit berdiri dengan berkata:
"Wahai Baginda Rasulullah SAW pujaan hatiku yang sangat aku cintai.
Sesungguhnya dosa apakah yang dilakukan oleh para wanita tersebut sehingga
disiksa dengan siksaan yang sangat dahsyat ?"
Baginda Rasulullah SAW menjawab :
"Sesungguhnya para wanita yang digantung dengan rambutnya sendiri di atas
api neraka yang panas membara sehingga otaknya mendidih, mereka adalah
199

para wanita yang tidak memakai jilbab (tidak menutupi rambut dan kepalanya
dari laki-laki yang bukan muhrimnya atau memakai pakaian yang ketat sehingga
terlihat lekuk tubuhnya).
Dan para wanita yang digantung dengan lidahnya sendiri di atas api neraka dan
cairan timah yang panas membara senantiasa dimasukkan ke dalam mulutnya
tiada hentinya, mereka adalah para wanita yang suka menyakiti hati suaminya.
Dan para wanita yang dibelenggu seluruh tubuhnya dari ujung kaki hingga
ubun-ubun kepala. Dikerubuti oleh ular-ular dan kalajengking-kalajengking yang
berbisa. Selalu dicabik-cabik, digigit dan disengat berulang- ulang tiada
hentinya, mereka adalah para wanita yang tidak peduli dengan mandi jinabat
atau haidl, dan meremehkan sholat".
Dan para wanita yang digantung dengan payudaranya sendiri dalam kondisi
terbalik (kaki di atas dan kepala di bawah). Dan api yang sangat panas
membara, menyala-nyala di bawahnya, mereka adalah para wanita yang suka
zina (selingkuh) atau membunuh anaknya (aborsi/menggugurkan
kandungannya tanpa ada sebab yang diperbolehkan oleh Syariat ).
Dan para wanita yang kepalanya berupa babi dan badannya berupa keledai
yang disiksa dengan segala macam bentuk siksaan, mereka adalah para wanita
yang suka mengadu domba dan berbohong.
Dan para wanita yang berwujud anjing dan mulutnya dimasuki api yang sangat
panas membara hingga keluar dari duburnya (anus), dan para malaikat
senantiasa memukuli kepalanya dengan palu godam dari api neraka yang
menyala-nyala, mereka adalah para wanita yang suka mengungkit-ungkit jasa
kebaikannya (khususnya kepada suami) dan iri dengki kepada orang lain ".
Dalam kesempatan ini, kami ingin menukil data-data dari Kitab Suci Al-Qur'an
dan Hadis-hadis Baginda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh para Ulama
Sholihin Ahlussunnah Wal- Jama'ah tentang sebagian kecil dari dahsyatnya
padang mahsyar dan siksaan neraka yang merupakan wujud nyata ghodhob
(kemurkaan)nya Allah SWT kepada orang-orang yang durhaka dan menentang
ajaran para Rasul -Nya.
Dan kami awali dari alam barzah (alam kubur) yang mana setiap orang
dipastikan akan mengalaminya sebagaimana diriwayatkan dalam kitab SabilulIddikar Lil-Imam Quthbil-Irsyad Alhabib 'Abdullah bin 'Alawi Alhaddad RA hlm
67 bahwa orang yang meninngal dunia, ruhnya masih tetap hidup, ada yang
bahagia dan ada yang tersiksa sesuai dengan amal perbuatannya masingmasing, Baginda Rasulullah SAW bersabda ;

200

"Sesungguhnya alam kubur ada kalanya menjadi taman dari taman surga dan
ada kalanya menjadi jurang siksaan dari neraka ".
Dan disebutkan dalam kitab Ihya' Ulumiddin Lil Imam Hujjatul Islam Abu Hamid
Al-Ghazali juz 4 / 478 bahwa ;
Orang yang berbahagia di alam kubur akan lebih berbahagia lagi pada saat
ditunjukan tempat tinggalnya nanti di surga, dan orang yang tersiksa di alam
kubur akan lebih tersiksa lagi pada saat ditunjukan tempat tinggalnya nanti di
neraka.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36259352721
2377
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=464418540350321&id=100003465382
298

201

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 18
-----------------Dan begitulah keadaan mereka sampai hari kiamat nanti, yaitu pada saat Allah
SWT memerintahkan Malaikat Isrofil AS meniup terompetnya yang pertama
kali.
Sebagai mana diriwayatkan dalam kitab Sabilul-Iddikar Lil- Imam Quthbil-Irsyad
Al-Habib 'Abdullah bin 'Alawi Al-Haddad RA hlm 76 bahwa :
Pada saat Malaikat Isrofil AS meniup terompetnya yang pertama kali, maka
setiap makhluk hidup di alam semesta mati saat itu juga, baik yang berwujud
ruh atau yang berupa jasad, di langit maupun di bumi, kecuali sebagaian dari
para malaikat, yaitu empat malaikat pembawa Arsy, Malaikat Jibril AS. Malikat
Mikail AS. Malaikat Isrofil AS dan Malaikat 'Izroil AS.
Kemudian Allah SWT menghendaki kematian bagi mereka semua sebagaimana
diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-Qur'anul Karim Lil Imam Ibnu Katsir 3
/283 dan Kitab Tanbiihul Ghaafiliin hlm 17, bahwa Malaikat maut ('Izroil AS)
menghadap Allah SWT dan berkata :

" Ya Allah Sesungguhnya semua penghuni langit dan bumi telah mati semua tak
tersisa kecuali sebagaian dari para malaikat yang Engkau kehendaki ".
:- -
Kemudian Allah SWT berfirman, " Wahai 'Izroil siapa saja yang masih hidup ?"
Padahal sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu.
Malaikat 'Izrail AS menjawab :


.
" Ya Allah Sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha
Hidup kekal abadi, para Malaikat pembawa Arsy, Malaikat Jibril AS, Malaikat
Mikail AS, Malaikat Isrofil AS dan aku sendiri "
Kemudian Allah SWT berfirman :

" Wahai 'Izroil, cabutlah nyawa Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, dan Malaikat
Isrofil"
Dengan penuh takjub para malaikat pembawa Arsy berkata :

" Ya Allah apakah Engkau kehendaki juga kematian untuk Malaikat Jibril,
Malaikat Mikail dan Malaikat Isrofil ?"
Seketika Allah SWT berfirman :
202


"Diamlah kalian wahai para malaikat pembawa Arsy. Sesungguhnya telah Aku
tetapkan kematian sejak zaman azali bagi seluruh makhluk di bawah Arsy-Ku ".
Seketika Malaikat Izroil AS pun mencabut nyawa mereka.
:- -
Kemudian Allah SWT berfirma, " Wahai 'Izroil siapa saja yang masih hidup ?"
Padahal sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu.
Malaikat 'Izroil AS menjawab :
.
" Ya Allah Sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha
Hidup kekal abadi, para Malaikat pembawa Arsy, dan aku sendiri
Kemudian Allah SWT berfirman :
.
"Wahai 'Izroil, cabutlah nyawa para Malaikat pembawa Arsy "
Seketika Malaikat Izrail AS pun melaksanakannya.
: - -
Kemudian Allah SWT berfirman, "Wahai Izrail sekarang siapa yang masih hidup
?" Padahal sesungguhnya Allah SWT lebih mengetahui hal itu.
Malaikat 'Izroil AS menjawab :
.
" Ya Allah Sesungguhnya yang masih ada hanyalah Engkau Dzat yang Maha
Hidup kekal abadi dan aku sendiri hamba-Mu yang lemah ini".
Kemudian Allah SWT berfirman :
.
" Wahai 'Izroil bukankah kamu telah mengetahui Firman-Ku bahwa semua
makhluk hidup pasti akan merasakan kematian dan kamu juga sebagaian dari
makhluk ciptaan-Ku, sesungguhnya Aku ciptakan kamu untuk melaksanakan
tugasmu (mencabut nyawa) maka Aku perintah kamu untuk mencabut
nyawamu sendiri saat ini juga ".
Maka Malaikat Izrail AS melaksanakan perintah Allah SWT. mencabut nyawanya
sendiri dengan merasakan kepedihan yang sangat menyakitkan hingga berkata :

"Seandainya aku tahu beginilah sakit dan pedihnya kematian, niscaya aku akan
lebih lemah lembut saat mencabut nyawa orang-orang yang beriman".
Kemudian setelah semua mahluk mati tak tersisa, sebagaimana awal mulanya,
yang ada hanyalah Allah SWT Dzat yang Maha Awal, Dzat yang Maha Kekal
abadi selamanya, maka Allah SWT berfirman :
, , ,
203

"Sesungguhnya Akulah Dzat yang Maha Perkasa, Sesungguhnya Akulah Dzat


yang Maha Perkasa, Sesungguhnya Akulah Dzat yang Maha Perkasa".
Kemudian Allah SWT berfirman :
. .
" Bagi siapakah kerajaan pada hari ini ? Bagi siapakah kerajaan pada hari ini ?
Bagi siapakah kerajaan pada hari ini ? "
Kemudian Allah SWT berfirman :
16 :] [
" Hanyalah Bagi Allah SWT Dzat yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".
Kemudian Allah SWT menciptakan padang mahsyar dari hamparan logam yang
rata dan sangat luas sekali, mencukupi seluruh penghuni mahsyar dari binatang,
manusia, jin, setan, malaikat dan lain sebagainya.
Diriwayatkan dalam kitab Sabilul- Iddikar Lil-Imam Quthbil Irsyad Al-Habib
'Abdullah bin 'Alawi Al- Haddad RA hlm 84 bahwa;
Allah SWT menyebarkan bibit- bibit makhluk di padang mahsyar, kemudian
menurunkan sel-sel kehidupan kepada mereka, dan menurunkan hujan selama
empat puluh hari, sehingga padang mahsyar dipenuhi dengan air setinggi dua
belas hasta (kurang lebih enam meter), dan kemudian Allah SWT
menumbuhkan jasad-jasad mereka seperti tumbuhnya sayur- sayuran, sehingga
tumbuh jasad mereka dengan sempurna.
Kemudian Allah SWT menghidupkan empat malaikat pembawa 'Arsy dan
menambahnya menjadi delapan, dan menghidupkan malaikat Jibril AS, Malaikat
Mikail AS dan Malaikat Israfil AS. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada
Malaikat Israfil AS untuk mengambil terompetnya. Dan Allah SWT menaruh
para arwah didalam terompet tersebut untuk menghidupkannya, Kemudian
Allah SWT berfirman kepada Malaikat Isrofil AS :

"Wahai malaikat Isrofil, tiuplah terompet dengan tiupan kebangkitan".
Maka Malaikat Israfil AS meniup terompetnya, seketika keluarlah para arwah
bagaikan lebah memenuhi angkasa, arwah orang mu'min putih bercahaya
gemerlapan dan arwahnya orang kafir hitam pekat.
Diriwayatkan dalam kitab tersebut hlm 76, bahwa jarak antara tiupan terompet
yang pertama dan yang kedua adalah empat puluh tahun
Kemudian Allah SWT berfirman:

" Demi Kemuliaan dan Keagungan-Ku, kembalilah wahai setiap ruh kepada
jasadnya masing-masing "
204

Seketika setiap ruh masuk ke jasadnya masing-masing, melalui hidungnya dan


menyebar ke seluruh jasadnya, kemudian mereka para manusia di bangkitkan
oleh Allah SWT dalam umur yang sama yaitu tiga puluh tiga tahun, dan
sesungguhnya yang pertama kali bangkit adalah Baginda Rasulullah SAW.
Dan disebutkan di kitab Tanbihul Ghaafiliin Lisy-Syaikh Nashr bin Muhammad
As-Samarqandiy hlm 17 dan kitab Bustaanul-Waa'idhin Lil-Imam Ibnul-Jauziy juz
1 hlm 31-36 Maktabah Asy-Syaamilah, Baginda Rasulullah SAW bersabda;
" Bahwa Pada saat hari kiamat nanti, seluruh makhluk dari manusia, jin, setan,
binatang baik laki-laki ataupun perempuan kecil maupun besar dari sejak zaman
dahulu kala sampai hari kiamat dibangkitkan dari alam barzakh dan mereka
(manusia/jin) akan dibangkitkan dengan bentuk dan keadaan yang sesuai
dengan amal perbuatannya di dunia, ada yang perutnya buncit sebesar gunung,
ada yang berupa babi, anjing dan monyet, ada yang buta, tuli dan bisu, ada yang
berjalan dengan mukanya, ada yang di salib dengan kayu api membara, ada
yang keluar nanah dan darahnya yang sangat busuk baunya, dan lain
sebagainya (sebagaimana yang diperlihatkan kepada Baginda Rasulullah SAW
disaat Isra'), dan ada juga yang selamat dari hal itu semua. Banyak diantara
mereka dalam keadaan telanjang tak berbusana (selain orang-orang tertentu
yaitu para Nabi, para Rasul, para Shalihin dan Shalihat sesuai derajatnya
masing-masing). Mereka dikumpulkan di padang mahsyar, yang buminya rata,
tak ada cekungan untuk bersembunyi, tak ada gundukan untuk berlindung,
terbuat dari hamparan logam putih yang memantulkan panas dan terpanggang
oleh panasnya matahari yang cuma sehasta tingginya. Dibiarkan terkatungkatung oleh Allah SWT dalam waktu yang sangat lama sekali yaitu lima puluh
ribu tahun tanpa makanan, minuman dan tanpa naungan dari terik matahari
yang sangat panas, campur baur berdesak-desakan. Sehingga mereka benarbenar tenggelam dalam keringatnya masing- masing dan hanyut dalam
kesedihan yang luar biasa. Sibuk dengan keadaan dirinya sendiri, tak terpikirkan
anak istri ataupun lainya. Tak henti-hentinya menangis sampai mengeluarkan
darah dari matanya. Mereka benar-benar dalam ketakutan dan kesedihan yang
sangat luar biasa, serta penderitaan yang sangat dahsyat, sehingga mereka
menginginkan untuk cepat-cepat dihisab walaupun akibatnya masuk neraka.
Kecuali para Nabi, para Rasul, orang-orang Solih dan Solihat, mereka semua
diberi tempat yang khusus di bawah naungan 'Arsy yang sangat sejuk. Para
Rasul dan para Nabi, mereka di dalam mimbar-mimbar dari cahaya, dan khusus
untuk Baginda Rasulullah SAW adalah mimbar yang paling tinggi dan paling
mulia. Para Ulama' shalihin mereka duduk diatas kursi-kursi dari cahaya, para
205

Suhada' dan orang-orang Shalihin dan Shalehat mereka di atas pasir mutiara
misik sesuai dengan derajatnya masing-masing.
Sesungguhnya Baginda Rasulullah SAW sangatlah peduli kepada orang-orang
yang sungguh-sungguh cinta dan setia kepadanya, dan berjanji akan melindungi
mereka dari dahsyatnya petaka padang mahsyar dengan memberinya minuman
dari Haudl (telaga Baginda Rasulullah SAW yang airnya mengalir dari telaga
Kautsar) dibawah naungan 'Arsy yang sejuk, yang di jaga oleh para malaikat
yang banyak sekali,
Sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Syarkh Al-'Aqidah Al- Thahawiyyah
juz 1 hlm 542 dari Sayyiduna Abi Sa'id Al-Khudri RA, Baginda Rasulullah SAW
bersabda :


"Sesungguhnya aku akan menunggu kalian semua di Al- Haudl (telaga Baginda
Rasulullah SAW ) orang yang bisa sampai kepadaku pasti akan meminumnya,
dan barang siapa meminumnya maka tidak akan haus selamanya".
Dan diriwayatkan oleh Al-Imam At-Thabrani Dari Sayyidina Ali RA, Baginda
Rasulullah SAW bersabda ;

"Sesungguhnya yang pertama kali sampai ke Haudl (telaga Baginda Rasulullah
SAW). Adalah ahli baitku kemudian orang- orang yang cinta dan setia
kepadaku".
Dan sesungguhnya para malaikat penjaga Al-Haudl, mereka mengenal siapa saja
yang datang, dan akan mengusir dengan cambuk dari api kepada orang- orang
yang membenci dan hasud kepada Baginda Rasulullah SAW, keluarganya dan
keturunanya, sebagaimana sabda Baginda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya orang-orang yang membenci dan hasad kepada kami (Baginda
Rasulullah SAW dan keluarganya) pada hari kiamat nanti akan diusir dari Haudl
dengan cambuk api neraka."
Dan diriwayatkana dalam kitab Al-Ghurar hlm 494 :

"Sesungguhnya barang siapa yang membenci keluarga Baginda Muhammad
SAW maka di hari kiamat nanti akan tertulis diantara kedua matanya dengan
jelas "Putus harapannya dari Rahmat Allah SWT "
Diriwayatkan dalam kitab Bustanul Wa'idlin wariyadlu Sami'in Lil-Imam
Jamaluddin Ibnul Jauziy juz 1 hlm 31 bahwa; Pada saat penghuni mahsyar dalam
dahsyatnya kepedihan dan ketakutan yang sangat luar biasa, tenggelam dalam
keringatnya masing-masing, dari jarak lima ratus tahun sudah terlihat dan
206

dirasakan oleh penghuni mahsyar dahsyatnya panas neraka jahanam dan para
malaikat yang mengendalikannya, sebagai simbul kemurkaan Allah SWT yang
sangat dahsyat kepada orang-orang yang durhaka.
Diriwayatkan dalam kitab Tanbihul Ghaafiliin Lisy- Syaikh Nashr bin Muhammad
As- Samarqandiy hlm 17 dan dalam kitab Daqaa'iqul Akhbaar hlm 35 bahwa;
Malaikat Jibril AS memberitahu kepada Baginda Rasulullah SAW; "Bahwa
sesungguhnya di dalam neraka terdapat tujuh lapis/tingkatan, yang tiap-tiap
satu lapis sedalam tujuh puluh tahun. Dan yang di bawahnya siksaannya tujuh
puluh kali lipat, dan demikian pula yang di bawahnya lebih dahsyat lagi tujuh
puluh kali lipat, begitu seterusnya. Baginda Rasulullah SAW bertanya, "Wahai
Jibril, siapakah para penghuni lapisan neraka-neraka tersebut ?" Malaikat Jibril
AS menjawab, "Wahai Kekasih Allah SWT. Sesungguhnya lapisan paling dalam
(ketujuh) adalah Neraka Hawiyah penghuninya adalah Iblis, orang-orang
munafiq dan Fir'aun beserta antek-anteknya.
Lapisan di atasnya (keenam) adalah Neraka Aljahim penghuninya adalah orangorang musyrik.
Lapisan di atasnya (kelima) adalah Neraka Saqor penghuninya adalah Assobiun
(orang-orang yang tidak beragama/atheis).
Lapisan di atasnya (keempat) adalah Neraka Ladho penghuninya adalah orangorang majusi (para penyembah api ).
Lapisan di atasnya (ketiga) adalah Neraka Huthomah penghuninya adalah
orang-orang yahudi.
Lapisan di atasnya (kedua) adalah Neraka Sa'ir penghuninya adalah orang-orang
nasrani.
Neraka lapisan paling atas yaitu Neraka Jahanam yang penghuninya adalah
orang-orang islam yang berbuat dosa besar.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36286479385
1917
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=464814143644094&id=100003465382
298

207

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 19
------------------Dan diriwayatkan dalam kitab At- Targhib Wat-Tarhib 4 /248 dari Shahabat
Nafir bin Mujib RA berkata; "Bahwa didalam setiap lapisan neraka tersebut
terdapat tujuh puluh ribu lembah dari api yang membara, dan di setiap lembah
terdapat tujuh puluh ribu bagian, dan setiap bagaian terdapat tujuh puluh ribu
tempat, dan pada setiap tempat terdapat tujuh puluh ribu ruangan, dan disetiap
ruangan terdapat tujuh puluh ribu sumur, dan disetiap sumur terdapat tujuh
puluh ribu ular-ular yang sangat besar dan berbisa, dan di setiap mulut ular- ular
tersebut terdapat kalajengking yang sangat besar dan berbisa. Dan setiap orangorang kafir dan munafik akan mengalami semua siksaan di semua ruangan
tersebut".
Diriwayatkan dalam kitab tersebut hlm 258 Baginda Rasulullah SAW bersabda;
"Sesungguhnya ular-ular dan kalajengking neraka sangat besar dan berbisa
sekali, satu gigitan dari ular-ular tersebut rasa panas dan sakitnya yang dahsyat
luar biasa membekas selama tujuh puluh tahun. Dan satu sengatan dari
kalajengking tersebut rasa panas dan sakitnya yang dahsyat luar biasa
membekas selama empat puluh tahun".
Diriwayatkan dalam kitab Daqaa'iqul Akhbaar hlm 36 bahwa; Sesungguhnya
para malaikat penjaga neraka diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya sehingga
mereka tidak terpengaruh oleh dahsyatnya panas api neraka.
Mereka dipimpin oleh Malaikat Malik yang mempunyai bala tentara (Malaikat
Zabaniah AS) yaitu delapan belas malaikat yang agung, sangat besar dan garang.
Dari besarnya, lebar punggung mereka sejarak perjalanan satu tahun,
Pandangan mata mereka tajam mengerikan bagaikan kilat yang menyambar,
gigi-gigi mereka yang besar dan runcing seperti tanduk banteng, lidahnya
panjang menjulur sampai kaki, menyembur api yang panas membara dari mulut
mereka, sangat kasar dan kejam tak ada belas kasih sayang sedikitpun di hati
mereka.
Dan setiap satu Malaikat Zabaniah memimpin berjuta-juta pasukan malaikat
yang banyak sekali dan sangat besar menjulang tinggi, mukanya seperti ular
naga, tak ada yang bisa menghitung jumlahnya kecuali Allah SWT, dan mereka
semua diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengendalikan neraka sampai
selesainya hisab kemudian bersama-sama dengan neraka menyiksa orang-orang
kafir yang badanya telah dibesarkan oleh Allah SWT setinggi gunung serta
208

ditebalkan kulitnya oleh Allah SWT dan mempunyai seratus lapisan kulit. Setiap
lapisan terisi berbagai macam siksaan yang berbeda-beda (agar semakin
merasakan kepedihan siksaan yang berlipat ganda sesuai dengan dahsyatnya
adzab siksaan Allah SWT).
Wajahnya hitam legam mengerikan, dan tidak ada sinar di dalam matanya,
rambutnya seperti batang pohon gandum, mereka tidak bisa mati, hidup dalam
siksa dan derita, untuk selama-lamanya.
Sesungguhnya neraka sangat luas dan luas sekali tak dapat di bayangkan,
mampu memuat seluruh penghuninya yang sangat besar-besar, sangat dalam
dan mengerikan sekali. Perhiasannya berupa belenggu rantai dari api,
minumannya berupa cairan timah panas dan nanah yang baunya sangat busuk
sekali, dan pakaiannya adalah berupa sebagian dari api yang membara,
Diriwayatkan dalam kitab tersebut (Bustanul Wa'idlin Wariyadlus Sami'in LilImam Jamaluddin Ibnul Jauziy) juz 1 hlm 31 dan juga disebutkan dalam kitab ALGhunyah Lisy- Syaikh Abdul Qodir AL-Jailani Juz 1 hlm 151 , "Bahwa pada saat
Allah SWT mendekatkan neraka jahanam ke padang mahsyar, dengan dikawal
dan dikendalikan dengan tujuh puluh ribu kendali dari rantai besi api yang
sangat besar dan panas membara. Dan setiap satu kendali dipegang oleh tujuh
puluh ribu pasukan Malaikat Zabaniyah AS yang sangat besar tinggi menjulang,
kepalanya seperti ular naga yang sangat garang tiada belas kasih sayang
sedikitpun dihati mereka, wajah mereka bagaikan bara, pandangan matanya
sangat tajam dan mengerikan seperti kilat, keluar semburan api dari mulut
mereka, dengan membawa palu godam dari besi panas membara mengeluarkan
tujuh puluh dua ribu percikan api yang menyala-nyala.
Semakin mendekat dan mendekat sehingga sesampainya di antara halaman
surga dan tepi padang mahsyar, Neraka Jahannam memohon kepada Allah SWT
dengan berkata :



" Ya Allah, sungguh telah memuncak kemurkaanku, telah menyala-nyala apiku,
telah mendidih cairan timahku, telah penuh dan siap zaqqum dan nanahnanahku, Aku sungguh dalam kemarahan memuncak dan siap memangsa. Ya
Allah, percepatkanlah hukumanmu pada mereka, Demi Kemuliaan dan
Keagungan Dzat-Mu, aku akan menyiksa siapa saja yang durhaka kepada-Mu,
mengikuti hawa nafsunya, menentang kebenaran Firman-firman-Mu,
mendustakan Rasul-rasul-Mu, dan menyembah selain kepada-Mu.
209

Sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Engkau Ya
Allah".
Maka pada saat Neraka Jahannam melihat penghuni mahsyar yang durhaka
kepada Allah SWT, seketika ia ingin menerkamnya, namun karena tertahan oleh
para pasukan Malaikat Zabaniyah AS yang di perintahkan oleh Allah SWT untuk
menahan dan mengendalikanya (karena belum tiba saatnya hisab dan hukuman
bagi mereka), maka meluaplah amarah dan dendamnya dengan berteriak
mengeluarkan gemuruh suara halilintar yang sangat dahsyat sekali yang di
dengar oleh seluruh penghuni mahsyar. Dan percikan-percikan bola api yang tak
terhitung jumlahnya berhamburan laksana hujan lebat yang menyerang seluruh
penghuni mahsyar yang durhaka pada Allah SWT. Sehingga mereka semakin
memuncak dalam ketakutan dan kepedihan yang sangat luar biasa. Mereka
semakin menjerit- jerit kesakitan dan tenggelam dalam tangisan yang tiada
henti.
Kemudian setelah Neraka jahannam melihat lagi para penghuni mahsyar yang
durhaka, yang kedua kalinya ia ingin menerkamnya lagi, namun karena tertahan
oleh para pasukanya Malaikat Zabaniyah AS, kembali ia meluapkan amarah dan
dendamnya dengan berteriak, mengeluarkan gemuruh suara halilintar yang
lebih dahsyat lagi dengan mengeluarkan hujan api yang lebih mengerikan. Dan
percikan- percikan bola api yang tak terhitung jumlahnya berhamburan laksana
hujan lebat yang menyerang seluruh penghuni mahsyar yang durhaka. Mereka
semakin ketakutan, menjerit, menangis sampai kering air matanya. Perasaan
yang sangat sedih, takut dan khawatir bercampur baur dalam hatinya. Tak
terpikirkan, dan bahkan lupa nasib orang lain yang terpikir hanya nasib dirinya
sendiri, putus asa, ingin mati namun tak bisa.
Kemudian setelah Neraka jahannam melihat lagi para penghuni mahsyar yang
durhaka, yang ke tiga kalinya iapun ingin menerkamnya lagi, namun karena
tertahan oleh para pasukan Malaikat Zabaniyah AS, kembali ia meluapkan
amarah dan dendamnya dengan berteriak, mengeluarkan gemuruh suara
halilintar yang lebih dahsyat dan lebih mengerikan lagi dari sebelumnya, dengan
semburan batu-batu api bagaikan hujan meteor yang sangat dahsyat luar biasa.
Ingin memangsa mereka dengan ular- ular dan kalajengkingnya yang siap
menerkamnya, walaupun hisab belum terlaksana. Seketika para penghuni
mahsyar semakin memuncak dalam ketakutan dan kesedihan yang luar biasa.
Sehingga para shalihin, para wali, para shiddiqin, bahkan para Nabi bertekuk
210

lutut dalam ketakutan, padahal mereka dalam keadaan aman berada dibawah
naungan 'Arsy. Hanyalah Baginda Rasulullah SAW yang merasa aman tidak
terpengaruh dahsyatnya ketakutan petaka mahsyar dan dahsyatnya kemurkaan
neraka jahannam tersebut. karena sesungguhnya Allah SWT telah memberikan
keamanan dalam jiwa Baginda Rasulullah SAW sehingga tidak takut selain
hanya kepada Allah SWT.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36314436715
7293
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=465445596914282&id=100003465382
298

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 20
-----------------Kemudian setelah Neraka jahannam melihat lagi para penghuni mahsyar yang
durhaka, yang keempat kalinya ia tidak tahan lagi untuk menahan amarahnya.
Dengan segenap kekuatannya ia berteriak dengan teriakan yang sangat luar
biasa, mengeluarkan semburan batu- batu api yang sangat besar dan sangat
banyak sekali. Dan dengan kekuatanya yang sangat dahsyat putuslah semua
belenggu dan rantai-rantai yang mengikatnya, tak mampu para pasukan
Malaikat Zabaniyah AS mencegahnya, seketika menyerang seluruh penghuni
mahsyar dengan segenap kekuatannya, apinya yang sangat panas berkobar
membara, ular- ular dan kalajengkingnya yang ganas berbisa, ikut
menyertainya.
Seketika berjuta-juta umat Baginda Rasulullah SAW berteriak memohon kepada
Allah SWT dengan berwasilah kepada Baginda Rasulullah SAW kerena
mengetahui kemuliaan dan keagunganya di Sisi Allah SWT dengan berkata :
-

"Ya Allah, demi kemuliaan kekasih-Mu Baginda Nabi Muhammad SAW
selamatkanlah kami dari siksa dan kemurkaan Mu. Ya Allah, demi keagungan
kekasih-Mu Baginda Nabi Mummad SAW di Sisi-Mu, selamatkanlah kami dari
siksa dan kemurkaan-Mu".
Seketika dengan belas kasih sayangnya Baginda Rasulullah SAW setelah
mengetahui keadaan umatya berlarian tunggang langgang dalam ketakutan
211

yang luar biasa diserang oleh ganasnya api Neraka jahannam disertai ular-ular
dan kalajengkingnya yang ganas berbisa, Beliau SAW bertadlaru' memohon
kepada Allah SWT dengan berdoa :

"Wahai Dzat yang Maha memberi keselamatan, selamatkanlah para umatku
dari siksaan yang sangat dahsyat ini".
Maka dengan izin dari Allah SWT, seketika Baginda Rasulullah SAW sebagai
sumber Rahmat Ilahi datang ke padang mahsyar dengan dilingkupi cahaya
keagunggan yang luar biasa, dengan mengibas-ibaskan sorbanya yang berwarna
hijau, menghentikan dahsyatnya serangan neraka jahannam yang sangat besar,
luas dan tinggi menjulang, dengan bersabda :

"Wahai Jahanam, hentikanlah seranganmu kepada umat ku".
Seketika Neraka Jahanam tak mampu meneruskan seranganya, dari dahsyatnya
cahaya keagungan Baginda Rasulullah SAW. Dan dengan suara serak parau ia
berkata:

"Wahai Baginda Nabi yang mulia, Rasul kekasih Allah yang agung disisi-Nya, Aku
mohon janganlah Engkau menghalangiku.
Sesungguhnya jangankan aku, siapapun pasti tak akan mampu apa bila Engkau
yang menghalanginya".
Kemudian terdengaar seruan dari Allah SWT :

"Wahai neraka Jahanam, taatilah perintah Muhammad kekasih-Ku ini, Panutan
menuju kebaikan, Pemimpin orang-orang pilihan, Pemilik derajat Al-Wasilah,
Sang pemberi Syafa'at ".
Seketika Neraka Jahanam tunduk, pasrah, mengikuti segala perintah Allah SWT
dan menarik kembali serangannya.
Sesungguhnya sudah dipastikan dalam Al-Qur-an dan Hadis, bahwa kita semua
akan menyaksikan dan mengalami dahsyatnya hal itu (petaka padang mahsyar).
Semoga kita semua mendapatkan ampunan, keselamatan dan keringanan dari
Allah SWT dengan berkatnya Baginda Rasulullah SAW. Aamiin Ya Robbal
'Alamiin.

212

Dan diriwayatkan dalam kitab Tadzkiratul Qurthubi juz 1 hlm 280 dan Tafsir
Mafaatiihul Ghaib Lil-imam Fakhruddin Ar-Raaziy juz 2 hlm 91 Maktabah
Syamilah dari Sayyidina Abu Hurairah RA, Baginda Rasulullah SAW bersabda:
"...Bahwa pada saat penghuni mahsyar dalam ketakutan, kepedihan, dan
kebingungan yang luar biasa, terkatung-katung dalam waktu yang sangat lama
sekali beribu-ribu tahun dibiarkan oleh Allah SWT tanpa ada keputusan dan
ketentuan, maka orang-orang soleh dari bawah naungan 'Arsy berseru :

"Wahai para penghuni mahsyar apakah kalian semua tidak merasakan
dahsyatnya penderitaan yang kalian alami ? Apakah belum cukup dahsyatnya
derita dan kesengsaraan yang sudah lama sekali menimpa kalian ? Coba kalian
berusaha, siapakah kiranya yang bisa memberikan pertolongan (syafaat) kepada
kalian ? (agar segera Allah SWT memberikan keputusan dengan
dilaksanakannya hisab) ".
Kemudian mereka bersepakat dengan berkata:

"Sesungguhnya yang paling berhak, adalah Nabi Aadam AS sesungguhnya Beliau
adalah bapak kita semua ".
Maka sebagaian dari mereka dengan penuh harapan berbondong-bondong
mendatangi Nabi Adam AS dan berkata :
.
.
"Wahai Nabi Adam bapak kami, bapak semua manusia. Sesungguhnya Allah
SWT telah memuliakanmu dengan menciptakanmu tanpa perantara dan
meniupkan ruh secara langsung dan memerintahkan para malaikat untuk
bersujud. Wahai Nabi Adam AS, tolonglah kami (berikanlah syafaat kepada
kami). Tegakah engkau melihat kami anak cucumu dalam penderitaan,
kepedihan dan ketakutan yang sangat dahsyat seperti ini ?"
Nabi Adam AS berkata :
...
" Sesungguhnya saat ini adalah puncaknya kemurkaan Allah SWT. Tidak pernah
Allah SWT semurka ini. Sesungguhnya aku lebih mengkhawatirkan diriku
sendiri. Datanglah kalian kepada Nabi Nuh AS, semoga Beliau bisa membantu
kalian".
Maka merekapun berbondong- bondong mendatangi Nabi Nuh AS. Namun
Beliaupun berkata sebagaimana yang dikatakan Nabi Adam AS :
"Sesungguhnya saat ini adalah puncaknya kemurkaan Allah SWT. Tidak pernah
Allah SWT semurka ini. Sesungguhnya aku lebih mengkhawatirkan diriku
213

sendiri. Datanglah kalian kepada Nabi Ibrohim AS, semoga Beliau bisa
membantu kalian.''
Maka merekapun berbondong- bondong mendatangi Nabi Ibrohim AS. namun
beliupun berkata sebagaimana yang dikatakan Nabi Nuh AS :
"Sesungguhnya saat ini adalah puncaknya kemurkaan Allah SWT. Tidak pernah
Allah SWT semurka ini. Sesungguhnya aku lebih mengkhawatirkan diriku
sendiri. Datanglah kalian kepada Nabi Musa AS, semoga Beliau bisa membantu
kalian ".
Maka merekapun berbondong- bondong mendatangi Nabi Musa AS. Namun
Beliaupun berkata sebagaimana yang dikatakan Nabi Ibrohim AS :
"Sesungguhnya saat ini adalah puncaknya kemurkaan Allah SWT. Tidak pernah
Allah SWT semurka ini. Sesungguhnya aku lebih mengkhawatirkan diriku
sendiri. Datanglah kalian kepada Nabi Isa AS, semoga Beliau bisa membantu
kalian".
Maka merekapun berbondong- bondong mendatangi Nabi Isa AS. Namun
Beliaupun berkata sebagaimana yang dikatakan Nabi Musa AS :
"Sesungguhnya saat ini adalah puncaknya kemurkaan Allah SWT. Tidak pernah
Allah SWT semurka ini. Sesungguhnya aku lebih mengkhawatirkan diriku
sendiri. Datanglah kalian kepada Nabi Muhammad SAW, semoga Beliau bisa
membantu kalian.''
Maka merekapun dengan penuh harapan berbondong-bondong mendatangi
Baginda Rasulullah SAW, Nabi kekasih Allah SWT, Pemberi Syafa'at, Junjungan
seluruh alam, dan berkata :


"Wahai Baginda Nabi Muhammad Utusan Allah SWT, Nabi akhir zaman yang
terjaga dari segala dosa. Berikanlah Syafa'at kepada kami agar selamat dari
segala penderitaan kami yang sangat dahsyat luar biasa".
Baginda Rasulullah SAW bersabda :

"Sungguh akulah yang telah diizinkan untuk memintanya, sungguh aku akan
melaksanakanya".
Kemudian Baginda Rasulullah SAW pergi ke bawah Arsy bersujud, memanjatkan
pujian kepada Allah SWT dengan pujian yang belum pernah diucapkan oleh satu
makhlukpun. Kemudian Allah SWT menganugerahi Maqam Al-Mahmud
(kedudukan yang terpuji yang tidak bisa di capai oleh siapapun)

214

dan berfirman :

"Wahai Muhammad kekasih-Ku angkatlah kepalamu, mintalah apa saja, akan
Aku kabulkan. Mintalah Syafaat akan Aku berikan ".

"Akupun memohon kepada Allah SWT, "Ya Allah, umatku.. Ya Allah...
ummatku".
;
Allah SWT Berfirman; "Wahai Kekasih-Ku Muhammad, Apa yang engkau
kehendaki agar Aku lakukan untuk umatmu ?"

Aku memohon; "Ya Allah, percepatkanlah urusan hisab umatku (yang mana
mereka sudah lama menantinya)".
, , .

Kemudian Allah SWT mempercepat urusan hisab mereka sehingga diantara
umatku ada yang masuk surga dengan Rahmat Allah SWT, dan ada yang masuk
surga dengan syafaatku. Dan sesungguhnya aku senantiasa memberikan syafaat
kepada ummatku sampai aku diberi lembaran daftar umatku yang sudah
dipastikan masuk neraka agar aku menyafaatinya sehingga mereka selamat.
: .
Sehingga Malaikat Malik AS penjaga neraka berkata kepadaku; " Wahai Nabi
Muhammad Kekasih Allah SWT, sepertinya engkau tidak akan mau menyisakan
satupun dari umatmu terkena kemurkaan Allah SWT"
Dan diriwayatkan bahwa jarak antara dibangkitkanya semua mahluk di padang
mahsyar sampai mendapatkan syafaat adalah lima puluh ribu tahun.
Kemudian dengan syafaat dari Baginda Rasulullah SAW dimulailah hisab
(penghitungan amal).
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36334546047
0517
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=465445756914266&id=100003465382
298

215

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 21
-----------------Sebagaimana disebutkan di kitab Tafsir Ruuhul Ma'aaniy Lil Imam Syihabuddin
Al-Husainiy Al-Alusiy juz 11 hlm 28 Maktabah Asy- Syaamilah bahwa; Semua
kitab catatan amal perbuatan berada di bawah Arasy. Maka setelah Baginda
Rasulullah SAW memberikan syafaat Al-'Amah (syafaat yang menyeluruh bagi
semua penghuni mahsyar yang tidak bisa di capai/diperkenankan bagi siapapun
kecuali Baginda Rasulullah SAW), Allah SWT memerintahkan angin dari bawah
'Arsy untuk menyebarkan kitab-kitab tersebut kepada pemiliknya masingmasing, tak ada satupun yang meleset.
Yang selamat akan menerimanya dengan tangan kanan, dan yang celaka akan
menerimanya dengan tangan kiri atau dari belakang punggungnya, sesuai
dengan amal perbuatanya masing-masing.
Sesungguhnya mereka pada saat dihisab (penghitungan amal) akan mengalami
ketakutan yang sangat dahsyat karena sekecil apapun dari perilaku mereka di
dunia akan terbongkar sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur'anul Karim
:
) *
8-7 *(
"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun (debu) niscaya
dia akan melihat (balasannya) dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan
seberat dzarrahpun (debu) niscaya dia akan melihat (balasanya) pula" (Q.S. Azzalzalah 7-8).
Dan diriwayatkan dalam kitab Sabilul Iddikar Lil-Imam Quthbil Irsyad Al-Habib
'Abdullah bin 'Alawi Al-Haddad RA hlm 94, Baginda Rasulullah SAW bersabda:
,

"Sesungguhnya tidaklah seseorang bergeser dari tempat berdirinya(saat di
hisab) sehingga ia ditanya empat perkara ; untuk apa ia gunakan masa
mudanya, untuk apa ia habiskan seluruh umurnya, dari mana ia mendapatkan
serta untuk apa ia gunakan hartanya dan apa yang ia amalkan dari ilmunya".

216

Dan saat itulah mulut mereka terkunci, tanganya berbicara disaksikan oleh kaki
mereka atas segala perilakunya di dunia, sebagaimana Firman Allah SWT dalam
Al-Qur'anul Karim :
)
65: (
" Pada hari ini kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada kami tangan
mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu
mereka lakukan"
(Q.S.Yaa Siin 65).
Demikian pula segala yang di sekitar mereka (saat di dunia) akan menjadi
saksinya, firman Allah SWT dalam Al-Qur'anul Karim :
)
4: (

" Pada hari itu bumi menceritakan beritanya (bumi akan berbicara dan
menyaksikan perbuatanya)"( Q.S. Az-Zalzalah 4).
Sesungguhnya bagi seseorang yang ingin dihapus dan diampuni dosa-dosanya,
maka sekaranglah kesempatan baginya selagi masih hidup di dunia. Jangan
sekali-kali menunda-nunda sehingga terlupa dan terbongkar pada saat itu.
Namun segeralah bertobat dan minta maaf kepada Allah SWT dengan
sesungguh-sungguhnya, sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
syari'at, sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Fathul Bari Syarkh Shahih
Bukhari juz 21 hlm 89:

:
"Bahwa syaratnya tobat itu ada tiga, yaitu; (1 ) meninggalkan dosa tersebut, (2 )
menyesalinya, dan (3) berjanji untuk tidak mengulanginya".
Dan juga berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghindari perbuatan
dosa lahir/batin, dan senantiasa memohon Rahmat Allah SWT agar ditetapkan
imannya supaya meninggal dalam keadaan husnul khatimah serta berusaha
senantiasa mengamalkan segala amalan yang sekiranya bisa mendapatkan
Rahmat Allah SWT, diantaranya yaitu memperbanyaki solawat kepada Baginda
Rasulullah SAW. Karena orang yang senantiasa memperbanyaki shalawat
kepada Beliau Baginda Rasulullah SAW, akan mendapatkan curahan rahmat dari
Allah SWT, serta dihapus dosa-dosanya.
Sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Fathul Bari Syarkh Shahih Bukhari
juz 18 hlm 138 Baginda Rasulullah Muhammad SAW bersabda :



"Sesungguhnya seseorang yang bersolawat kepadaku satu kali maka Allah SWT
akan melimpahkan rahmat belas kasih sayang-Nya sepuluh kali ".

217

Dan diriwayatkan dalam kitab Ash-Shalat 'Alan-Nabiy SAW hlm 110 dan kitab
Mukaffiratudz Dzunub juz 1 hlm 10 :

" "
"Dari Sayyidina Abi Hurairah RA, Baginda Rasulullah Muhammad `SAW
bersabda; "Perbanyakilah oleh kalian (hai umatku) membaca sholawat
kepadaku. Karena sesungguhnya sholawat kalian kepadaku bisa membersihkan
diri kalian (dari sifat-sifat yang keji (sombong, ujub, riya, dengki, hasud dll)".
:
"Dari Sayyidina Anas RA, Baginda Rasulullah Muhammad SAW bersabda;
"Perbanyakilah oleh kalian (hai umatku) membaca sholawat kepadaku. Karena
sesungguhnya sholawat kalian kepadaku akan melebur dosa- dosa kalian)".
Dan sesungguhnya amalan- amalan yang bisa mendapati rahmat dan ampunan
Allah SWT serta melebur dosa-dosanya itu sangat banyak sekali.
Diantaranya yaitu menyempurnakan wudlu, memperbanyaki sholat-sholat
sunah, dzikir, sedekah, berakhlakul-karimah pada sesama manusia, selalu
memaafkan kepada orang yang bersalah (berbuat dlolim) kepadanya bahkan
mendo'akanya agar mendapatkan hidayah, dan lain sebagainya.
Dan barang siapa yang sungguh- sungguh ingin mendapatkan rahmat Allah SWT
dan ampuna- Nya hingga selamat dari siksa Allah SWT yang sangat dahsyat dan
masuk surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan untuk selama-lamanya, maka
pasti ia akan peduli dengan hal itu di atas dan senantiasa akan mendekatkan
diri kepada orang alim untuk mencari bekal amalan yang kiranya ia bisa selamat
di dunia dan akhirat.
Dan apabila ia telah melaksanakan dengan yang sebenarnya maka Allah SWT
berjanji akan memberikan kasih sayang-Nya serta mengampuni dosa-dosanya
bahkan menghapus segala tanda-tanda dosanya, sebagaimana yang
diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-Qur'anul Karim Al-Bahrul Madid 7
/96 Baginda Rasulullah SAW bersabda :





"Sesungguhnya apabila Allah SWT mengampuni seorang hamba yang bertaubat,
maka Allah SWT akan menghapus catatan amal kejelekanya, menghapus
ingatan malaikat pencatat amalan kejelekanya, menghapus ingatan anggota
badanya sendiri dan menghapus semua tanda-tanda di bumi sehingga tak ada
yang menjadi saksi atas dosa-dosanya di hadapan Allah SWT".
Maka pada hari itu akan diselesaikan juga segala masalah dengan seadiladilnya. Siapa saja yang merasa didholimi bisa menuntutnya, siapa saja yang
218

berbuat dholim pasti akan dituntut, sehingga kepada para binatang sekalipun
keadilan tetap akan ditegakkan.
Dan apabila bersangkutan dengan orang lain maka segera mungkin
mengembalikan hak- haknya serta minta maaf/dihalalkannya, sebelum dituntut
di akhirat nanti dan diambil semua kebaikanya untuk mengganti hak-haknya
tersebut apa bila sudah habis kebaikanya/tidak mempunyai kebaikan
sedikitpun, maka dosa- dosa orang tersebut akan dipikulkan kepadanya,
sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab 'Aunul-Ma'bud 8 /395 , Baginda
Rasulullah SAW bersabda :





"Sesungguhnya orang yang bangkrut adalah orang yang berbuat dholim, menipu
mencela, menggunjing ataupun menganiaya orang lain sehingga di hari kiamat
nanti diambilah kebaikanya dan dipikulkan kejelekan orang-orang tersebut
kepadanya kemudian iapun dimasukan ke neraka".
Dan Sesungguhnya Beliau SAW akan mengenal umatnya dengan tanda-tanda
cahaya yang berada pada diri mereka agar menyafaatinya, sebagaimana
diriwayatkan dalam kitab Tafsir Ruuhul Ma'aani Lil-Imam Syihabuddin Al-Alusiy
juz 27 hlm 175 , dari Sayyidina Abdurrahman bin Jubair RA, dari Sayyiduna Abu
Dzar RA dan Sayyiduna Abu Darda' RA, bahwa ditanyakan kepada Baginda
Rasululah SAW :

"Wahai Baginda Rasulullah SAW, bagaimanakah engkau bisa mengenali
umatmu diantara para umat-umat sejak (sebelum) Nabi Nuh AS sampai kepada
umatmu ?"
Baginda Rasulullah SAW bersabda ;


"Sesungguhnya Aku mengenal para umatku melalui tanda-tanda yang tidak
dimiliki umat lainya, yaitu cahaya yang ada di lengan dan betis mereka dari
bekas wudlu, cahaya yang memancar dari wajah mereka dari bekas sujud dan
dari cahaya yang berada didepannya dan di kanan serta kirinya (atas perbuatan
amal kebaikannya) ".
Sesungguhnya Allah SWT telah berjanji kepada Baginda Rasulullah SAW untuk
mengabulkan segala permohonanya sehingga Beliau SAW merasa puas
sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al- Qur'anul Karim :

219

"Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu
menjadi puas".
Diriwayatkan dalam kitab Ithaf Syarkh Ihya' Ulumuddin juz 10 /487 menafsirkan
ayat tersebut bahwa; Baginda Rasulullah SAW tidaklah akan puas hatinya
sebelum seluruh umatnya selamat dari neraka dan masuk surga.
Diriwayatkan dari Shahabat Ali bin Abi Thalib RA bahwa Baginda Rasulullah
SAW bersabda :
: :
"Sesungguhnya (kelak pada hari kiamat), aku senantiasa memberi syafaat (yang
luar biasa) kepada ummatku sehingga Allah SWT Berfirman,"Wahai Kekasih-Ku
Muhammad, apakah engkau benar-benar sudah merasa puas ?" Akupun
menjawab; " Benar, Ya Allah, aku sungguh merasa puas atas segala anugerahMu".
Intinya, modal utama bagi umat Islam agar mendapati syafaatnya Baginda
Rasulullah SAW hingga selamat dari neraka dan masuk surga adalah menyakini
dan mengamalkan rukun iman, rukun Islam dan rukun ihsan, yang denganya
dipastikan ia akan meninggal dengan membawa dua kalimah yang tidak dapat
dipisahkan yaitu ;

"Sesungguhnya tida Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT".
Jika seseorang meninggal dunia membawa kemusyrikan maka
"Laailaahaillallaah"-nya akan gugur, dan jika meninggal dunia membawa
kebencian dan hasud kepada Baginda Rasulullah SAW maka "Muhammadur
Rasuulullaah"-nya juga akan gugur, keduanya saling berkaitan tak dapat
dipisahkan, apabila salah satunya gugur, maka dipastikan akan mati kafir, kekal
abadi selama-lamanya di neraka, apalagi gugur kedua-duanya.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36351751045
3312
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=465647316894110&id=100003465382
298

220

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 22
-----------------Membenci dan hasud kepada keluarga dan sahabat Baginda Rasulullah SAW
berarti juga membenci dan hasud kepada Baginda Rasulullah SAW.
Baginda Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya surga diharamkan bagi orang yang berbuat dlolim (aniaya)
kepada keluargaku, memeranginya, membantu orang yang mencelakainya atau
mencelanya".
Dan sabda Baginda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya syafaatku tidak akan diberikan kepada orang yang mencela para
sahabatku".
Semoga kita semua umat Islam selamat dari hal itu Aamiin.
Dan yang pertama kali mendapatkan syafaat dari Baginda Rasulullah SAW
adalah keluarganya sebagai mana diriwayatkan dalam kitab Faidlul Qodir LilImam Ibnu Hajar RA 3 /117 Baginda Rasulullah SAW bersabda :


"Sesungguhnya yang pertama kali aku beri syafaat dari umatku adalah
keluargaku, kemudian para kerabatku, shahabat dekatku dari kaum Quraisy dan
Anshar, kemudian orang-orang yang beriman dan tulus setia kepadaku dari
Yaman dari seluruh Arab dan kemudian dari bangsa Ajam (selain Arab)".
Dan diriwayatkan dalam kitab Tadzkiratul Qurthubi 1 /282 Maktabah Syamilah :
: :
-. -.-
-.
- .

Al-Imam Al-Qadli 'Iyadl berkata bahwa Syafa'at Baginda Rasulullah SAW itu ada
lima, yaitu
1. Al-'Ammah (Syafa'at yang menyeluruh kepada semua penghuni mahsyar yang
diberikan agar segera dilaksanakannya hisab /penghitungan amal ).
2. Memasukkan ke surga tanpa hisab.
3. Memasukkan ke surga bagi umatnya yang beriman yang seharusnya
ditetapkan masuk neraka karena banyak dosa- dosanya
221

4. Mengeluarkan umatnya yang beriman yang sudah terlanjur masuk neraka


dan memasukanya ke surga.
5. Menambah kedudukan dan kemuliaan di surga.
Kemudian Baginda Rasulullah SAW dibantu oleh orang-orang yang dekat
dengannya, yaitu para keluarganya, para sahabatnya dan para shalihin,
memberikan syafaat kepada semua umatnya yang beriman. Dan mereka semua
tidak bisa memberikan syafaat kecuali kepada orang- orang yang mempunyai
tanda- tanda keselamatan yaitu cahaya yang ada di lengan dan betisnya dari
bekas wudlu, cahaya di dahi dari bekas sujud.
Sesungguhnya Baginda Rasulullah SAW sangat menyayangi umatnya. Beliau
SAW sangat menginginkan agar umatnya senantiasa berusaha meninggalkan
dosa sekecil apapun walaupun akan memberikan syafaatnya nanti di akhirat.
Karena dengan dosa- dosa tersebut, ia akan tersiksa di alam kubur, padang
mahsyar bahkan bisa masuk ke neraka sebelum mendapatkan syafaat dari
Baginda Rasulullah SAW. Dan yang paling dikhawatirkan Baginda Rasulullah
SAW adalah orang yang meremehkan dan tidak peduli dengan dosa-dosa,
karena bisa menjadikan Allah SWT murka dan dicabut imannya dan matinya
su'ul khatimah sehingga mukanya hitam pekat tak bercahaya, maka ia tidak
akan bisa mendapatkan syafaat dari Baginda Rasulullah SAW.
Apalagi dosa besar seperti durhaka kepada orang tua, durhaka kepada suami,
menjadikan riba sebagai sumber penghasilan, menjadikan dukun sesat sebagai
sandaran, mencela kepada ulama' shalihin, para wali dan lain-lain. Apalagi dosadosa besar yang melekat di dalam hati seperti sombong, 'ujub, hasud, dan lainlain.
Sungguh itu semua lebih bisa mempercepat untuk mendapati kemurkaan Allah
SWT sehingga dicabut imannya. semoga kita semua diberi taufik dan hidayah
agar senantiasa terjaga dari melakukan dosa-dosa dan senantiasa bisa
secepatnya bertaubat dan memohon ampunan-Nya apabila lalai/terpeleset
melakukanya agar selamat dari kemurkaan-Nya, mati dalam keadaan husnul
khotimah dan mendapati syafaat Baginda Rasulullah SAW Aamiin Ya Robbal
'Alamiin.
Kemudian setelah itu (selesainya hisab), mereka para penghuni mahsyar
berbondong-bondong menuju shirot (jembatan diatas neraka) yang lebih tajam
dari mata pedang, dan lebih lembut dari rambut dibelah tujuh.
Diriwayatkan dalam kitab Sabilul- Iddikar Lil-Imam Quthbil Irsyad Al-Habib
'Abdullah bin 'Alawi Al- Haddad RA hlm 97, bahwa yang pertama kali melewati
shirat dari para Nabi dan Rasul adalah Baginda Rasulullah SAW, dan yang
222

pertama kali melewati shirat dari para umat adalah umat Baginda Rasulullah
SAW.
Dan pada saat itu, Malaikat Jibril AS datang atas izin dari Allah SWT untuk
membentangkan sayapnya yang sangat besar sekali diatas shirat bagi para
sahabat setia Baginda Rasulullah SAW dan orang-orang yang sungguh- sungguh
cinta dan tulus setia kepada Baginda Rasululah SAW. serta selalu
memperbanyaki membaca sholawat dan salam kepadanya agar bisa melewati
shirat dengan aman sebagaimana permohonannya (Malaikat Jibril AS) yang
telah dikabulkan oleh Allah SWT pada saat Baginda Rasulullah SAW mi'raj.
Maka mereka ada yang melewati shirat melalui bentangan sayapnya Malaikat
Jibril AS ada yang melewatinya secepat kilat yang menyambar, secepat angin
yang berhembus dengan kencang, secepat burung terbang, secepat kuda lari
dan secepat orang yang berlari kencang, ada yang berjalan tertatih-tatih, ada
yang merangkak, ada yang ngesot, ada yang bergelantungan dan ada yang
terjatuh ke dalam neraka.
Adapun orang-orang kafir dari jin /manusia mereka semua masuk neraka sesuai
dengan golongannya masing-masing, untuk selama-lamanya ada yang melalui
hisab dan ada yang tidak melaluinya.
Dan setiap orang-orang kafir yang dilemparkan ke dalamnya, langsung diseret
oleh Malaikat Zabaniyyah dengan dibelenggu dan dirantai, dari mulut hingga
keluar lewat duburnya, dari tangan kiri hingga ke lehernya, tangan kanannya
dimasukkan ke dalam jantung hatinya hingga tembus ke punggungnya, dan
setan-setan disertakan jadi satu dalam belenggu mereka. Kemudian diseret
mukanya, dipukuli dengan palu godam yang sangat dahsyat.
Diriwayatkan dalam kitab Daqaa'iqul Akhbaar hlm 37 bahwa, Baginda
Rasulullah SAW bersabda; Sesungguhnya wajah para penghuni neraka hitam
pekat mengerikan, dan tidak ada sinar di dalam matanya, kepalanya sangat
besar sekali, badannya sebesar gunung (agar semakin merasakan kepedihan
siksaan yang berlipat ganda sesuai dengan dahsyatnya adzab siksaan Allah
SWT), rambutnya seperti batang pohon gandum, mereka tidak bisa mati, hidup
dalam siksa dan derita, mulutnya dipenuhi ular-ular berbisa, di belengggu
dengan rantai-rantai api, dipukuli dengan palu godam, diseret mukanya, hingga
remuk redam, mengeluarkan darah dan nanah yang busuk menyengat.
Dan diriwayatkan di kitab Ad- Durrul Mantsur juz 3 hlm 148 bahwa orang kafir
penghuni neraka ditebalkan kulitnya oleh Allah SWT dan mempunyai seratus
lapisan. Setiap lapisan terisi berbagai macam siksaan yang berbeda-beda.

223

Diriwayatkan dalam kitab Daqaa'iqul Akhbaar hlm 37 bahwa Baginda Rasulullah


SAW bersabda, "Sungguh malang penghuni neraka, mereka berteriak menjerit
namun tak ada yang mempedulikan. Sungguh malang penghuni neraka mereka
berteriak menjerit kepanasan minta diturunkan hujan, namun batu-batu api
yang diturunkan mengenai kepala mereka tembus sampai duburnya.
Sungguh malang penghuni neraka mereka berteriak menjerit sekali lagi minta
diturunkan hujan, namun ular-ular besar berbisa yang diturunkan.
Sungguh malang penghuni neraka, mereka berteriak menjerit kehausan minta
dikasih minuman, namun cairan timah panas yang diberikan. Apabila tangan
mereka menyentuhnya maka jari-jarinya putus berjatuhan, apabila sampai ke
tenggorokan maka luluh lantak muka, mata dan pipinya. Apabila sampai ke
perutnya, maka lumat semua yang di dalamya dan kembali semula, begitulah
seterusnya".
Dan disebutkan di kitab Tasfsir Lil Imam Ath-Thobari juz 12 hlm 409 bahwa
setelah mereka meminum cairan timah tersebut, maka dikatakan kepada
mereka :
30 : ] [
"Karena itu rasakanlah dan kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu
selain dari pada adzab" (Q.S. An-Naba' 30).
"Sungguh malang penghuni neraka mereka berteriak menjerit kelaparan minta
dikasih makanan, namun diberikan Zaqqum (makanan neraka yang bentuknya
seperti kepala setan yang menjijikkan). Dan pada saat mereka memakannya
maka mendidih isi perutnya hingga sampai ke otaknya dan keluar semburan api
dari mulutnya, luluh lantak seluruh badanya, kemudian bentuk jasadnya
kembali seperti semula dan disiksa lagi, begitulah seterusnya tiada henti
selama-lamanya.
Disebutkan di kitab Ad-Durrul Mantsur Lil Imam As-Suyuthi juz 2 hlm 277 ,
Bahwa sesungguhnya diantara penghuni neraka ada yang dimasukkan di peti
dari besi yang panas membara dilas kemudian dimasukkan ke lobang neraka
paling bawah untuk selama-lamanya.
Disebutkan di kitab tersebut di atas juz 1 hlm 57 bahwa diriwayatkan dari
Shahabat Ibnu Mas'ud RA, Baginda Rasulullah SAW bersabda :

.
"Seandainya dikatakan pada penghuni neraka, bahwa sesungguhnya kalian
semua berada di neraka sebanyak hitungan kerikil yang ada di dunia, niscaya
mereka akan merasa bahagia (karena ada akhirnya dan bisa keluar darinya).
224

Dan seandainya dikatakan pada penghuni sorga, bahwa sesungguhnya kalian


semua berada di sorga sebanyak hitungan kerikil yang ada di dunia, niscaya
mereka akan merasa bersedih (karena ada akhirnya dan akan dikeluarkan
darinya).
Namun sesungguhnya mereka kekal abadi selama-lamanya (di neraka/sorga)".
Dan disebutkan di kitab Tafsir Al- Qurthubi Juz 16 hlm 117 dan kitab Tafsir AlBaghawiy juz 5 hlm 431 dan juz 7 hlm 227 bahwa; Sesungguhnya penghuni
neraka, setelah merasakan pedih dan dahsyatnya siksaan neraka dalam waktu
yang sangat lama sekali, mereka teriak-teriak kepada malaikat Zabaniyyah agar
memberikan keringanan kepada mereka walau satu hari saja, Namun dijawab
dengan ketus oleh Malikat Zabaniyyah dengan membacakan Firman Allah SWT :
50 :] [
"(Penjaga neraka berkata) dan apakah belum datang kepadamu Rasul-rasulmu
dengan membawa keterangan-keterangan?, mereka menjawab, benar sudah
datang. Penjaga-penjaga neraka berkata, berdoalah kamu. Dan doa orangorang kafir itu hanya sia-sia belaka" (Q.S. Ghafir 50).
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36373512043
1551
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=465910696867772&id=100003465382
298

225

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 23
-----------------Setelah mereka putus asa dari Malaikat Zabaniyyah, Kemudian mereka
mendatangi Malaikat Malik yang berada di tengah- tengah neraka. Mereka
berkata :
77 : ( )
"(Mereka berseru), Hai Malaikat Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami
saja".
Setelah delapan puluh tahun baru Malaikat malik menjawab
77 : ( )
"(Dia menjawab), kalian tidak akan mati, kekal abadi didalamnya (di neraka
ini)"(Q.S.Az-Zukhruf 77).
Setelah mereka putus asa dari Malaikat Malik, kemudian mereka meratap
kepada Allah SWT dengan berkata :
[: 107 ]
"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari padanya (neraka). Dan kembalikanlah
kami ke dunia. Maka jika kami kembali juga kepada kekafiran sungguh kami
adalah orang-orang yang dhzolim" (Q.S.Al-Mu'minun 107 ).
Namun tidak dijawab oleh Allah SWT selama dua kali masa usia dunia. Baru
setelah itu dijawab Allah SWT :
[ : 108 ]
"(Allah berfirman), Tinggallah dengan hina di dalamnya dan janganlah kamu
berbicara (dengan Aku)" (Q.S. Al-Mu'minun 108 ).
Maka, putus sudah harapan mereka. Tidak bisa berkata lagi. Tinggal lolongan
jeritan kesakitan dan kepedihan menahan siksaan yang semakin dahsyat.
Sungguh siksaan neraka setiap saat semakin bertambah dan bertambah untuk
selama- lamanya sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur-anul Karim :
30 : ] [
"Karena itu rasakanlah dan kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu
selain dari pada adzab" (Q.S. An-Naba' 30).
Api neraka pun semakin panas membara, demikian juga para Malaikat
Zabaniyah dan pasukannya semakin kejam, sadis dan ganas. Begitu pula ularular serta kelabangnya, mereka menyiksa tiada henti-hentinya untuk selamalamanya.

226

Sehingga walaupun sudah beratus-ratus tahun mereka dalam dahsyatnya siksa


neraka dan mengatakan;
"Sampai kapan kami tersiksa terus seperti ini?, "
maka sesungguhnya itu baru saja permulaan. Setelah jutaan tahun kemudian
mereka mengatakan :
"Sampai kapan kami tersiksa terus seperti ini?, "
maka sesungguhnya itu juga baru permulaan. Karena sesungguhnya siksa
neraka itu ada permulaanya namun tiada akhirnya kekal abadi selamalamanya. Semoga kita umat Islam selamat dari hal itu semua dan meningggal
dalam keadaan husnul khotimah, Aamiin Ya Robbal 'Alamiin.
Sungguh sangat penting bagi kita untuk menjauhi dosa-dosa agar tidak dimurkai
Allah SWT, dan memperbanyaki istigfar agar diampuni dosa-dosanya, serta
memperbanyaki amal kebaikan dan selalu memperbanyaki bacaan sholawat
agar disayang oleh Allah SWT sehingga mendapatkan husnul khotimah, dan juga
memperbanyaki doa :

"Ya Allah demi kemuliaan dan keagungan Asma-asma-Mu yang sangat suci dan
sempurna, jadikanlah akhir hayat kami meninggal dalam keadaan ridlo- Mu".
Dan juga sangat penting untuk senantiasa menjaga, melindungi serta mendidik
anak istri kita agar tidak melakukan segala perbuatan yang dimurkai Allah SWT.
Dan senantiasa membiasakan dan mengarahkan kepada mereka untuk
melakukan segala perbuatan yang diridloi Allah SWT agar mereka selamat dari
tercabutnya iman, sehingga kelak hidupnya bahagia.
Dan sangat penting bagi para da'i untuk memperingatkan dan menasehati umat
Baginda Rasulullah SAW agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan orang kafir
yang menyesatkan. Karena sesungguhnya mereka senantiasa berusaha untuk
mewujudkan rencananya, dan tak akan puas selain jika semua orang Islam
menjadi kafir seperti mereka.
Dan hal ini telah diperingatkan oleh Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur'anul
Karim, surat Al- Baqarah ayat 120 :

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka".
Maka wajib bagi kita untuk mempercayai, meyakini serta mewaspadainya. Dan
bukan hanya Nasrani dan Yahudi saja yang melakukan hal itu. Bahkan orangorang kafir selain mereka akan melakukannya.

227

Sebagaimana disebutkan di kitab Tafsir Ath-Thobari juz 8 hlm 469 :



"Sesungguhnya mereka orang kafir adalah satu golongan dan satu tujuan",
(Mereka tidak akan puas kecuali orang-orang Islam menjadi kafir seperti
mereka).
Dan juga sangat penting bagi para da'i untuk menasihati umat Baginda
Rasulullah SAW agar senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Baginda
Rasulullah SAW agar mendapat belas kasih sayang Allah SWT dan meningal
husnul khotimah.
Sesungguhnya dahsyatnya siksa neraka Allah SWT itu sangat benar
sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur an dan Hadits, jika tidak
mempercayainya maka bisa kufur, mati suul khotimah, tersiksa di neraka
selama-lamanya, Sebagaimana disebutkan di kitab Faidlul Qodir Syarkh AlJami'us Shoghir, 1 /125 bahwa;
"Sesungguhnya yang di jelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis tentang dahsyatnya
siksa neraka dan keadaanya adalah sesuatu yang di luar kemampuan akal,
karena keadaan dunia dan akherat itu sangat berbeda, namun wajib bagi kita
untuk menerima dan meyakini segala sesuatu yang datang dari Allah SWT dan
Rasul-Nya agar kita selamat".
Adapun berjuta-juta umat yang selamat dari shirot, mereka berbondongbondong memasuki surga dipimpin Baginda Rasulullah SAW yang di dampingi
para keluarganya, para keturunannya, istri-istrinya, dan para pengikut setianya,
sebagaimana diriwayatkan dari Sayyiduna Abi Robi' RA, Baginda Rasululah SAW
bersabda kepada Sayyidina 'Ali RA,
, , , ,

"Sesungguhnya yang pertama kali masuk surga yaitu aku (Baginda Rasululah
SAW), engkau (Sayyidina 'Ali RA), (Sayyidina) Hasan RA, dan (Sayyidina) Husein
RA, dan di belakang kita adalah para keturunan kita, dan di belakangnya lagi
adalah istri-istri kita semua dan para pengikut setia kita di sebelah kanan dan
kiri kita semua".
Diriwayatkan dalam kitab tersebut hlm 105 , bahwa Baginda Rasululah SAW
bersabda :
, , , ,
, , ,
.
"Sesungguhya Aku adalah yang paling pertama dibangkitkan di padang
mahsyar. Aku adalah penuntun mereka menuju surga. Aku adalah pemberi
228

petunjuk bagi mereka yang ingin selamat. Aku adalah pemberi syafaat kepada
mereka pada saat mereka tertahan di padang mahsyar. Aku adalah pemberi
kabar gembira di saat mereka putus asa dari dahsyatnya mahsyar.
Sesungguhnya kemuliaan dan segala kunci kebahagiaan di hari itu dalam
genggamanku, sesungguhnya bendera pujian di hari itu berada di tanganku dan
sesungguhnya aku adalah makhluk yang paling mulia di Sisi Allah SWT".
Dan sebagian dari umat Baginda Rasulullah SAW baik laki/perempuan yang
dianugerahi Allah SWT keselamatan hingga meninggal dengan membawa iman,
namun mereka di dunia melalaikan keagungan dan kemuliaan Beliau SAW di
sisi-Nya dan tidak peduli dengan syafaat-nya dan mereka terlena dalam
glamournya dunia, lupa akherat hingga terjerumus dalam melakukan dosa-dosa,
maka di hari itu Allah SWT sengaja menyembunyikan mereka dari Beliau SAW
sehingga Beliau SAW tidak mengetahui keberadaan mereka dan merekapun
terlewatkan dari syafaatnya.
Mereka digiring oleh para Malaikat ke neraka, sebagaimana yang diriwayatkan
dalam Kitab Tanbihul Ghaafiliin Lisy-Syaikh Nashr bin Muhammad AsSamarqandiy hal 24 , dan kitab 'Aunul Ma'bud 10 /259 dan Kitab Ushfuriyyah
hlm 12, Baginda Rasulullah SAW bersabda:
"Bahwa mereka digiring oleh para malaikat namun tidak seperti penghuni
neraka lainnya wajah mereka tidak hitam legam, matanya tidak gelap, mulutnya
tidak terkunci, tidak disertakan dengan syaitan, tidak dibelenggu ataupun
dirantai. mereka semua diseret ke neraka. Mereka berteriak "Aduh celakanya
aku, aduh terhinanya aku aduh hancurnya diriku," dan lain-lain. Sehingga
sesampainya didepan Malaikat Malik AS Ia berkata kepada para Malaikat yang
menggiringnya :


"Wahai para Malaikat siapakah mereka ?, belum pernah ada penghuni neraka
yang seperti mereka, wajahnya tidak hitam, matanya tidak gelap, mulutnya
tidak terkunci, tidak disertakan dengan syaitan, dan lehernya tidak dibelenggu
ataupun dirantai".
Para malaikat menjawab :

"Demikianlah Allah SWT memerintahkan kami membawa mereka kepada
engkau dengan keadaan yang sedemikian rupa".
Kemudian Malaikat Malik AS berkata kepada mereka ;

"Wahai orang-orang yang celaka, siapakah kalian"
229

Mereka menjawab :

"Janganlah engkau tanya siapa kami wahai Malaikat Malik sungguh kami sangat
malu, sesungguhnya Kami adalah sebagaian dari umat, yang kepadanya
diturunkan Al-Qur'an, dan diwajibkan puasa Ramadlan".
Malaikat Malik AS berkata :

"Sesungguhnya tidaklah Al- Qur'an diturunkan kecuali kepada umatnya Baginda
Rasulullah SAW "
Malaikat Malik AS berkata lagi ;

"Bukankah dalam Al-Qu'an sudah ada larangan untuk tidak bermaksiat kepada
Allah SWT ?".
Mereka menjawab :

"Wahai Malaikat Malik cukuplah, tolong jangan engkau
mencela/mempermalukan kami, sesunggguhnya kami baru saja dicela oleh
Allah SWT dan para malaikat-Nya".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36420654371
7742
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=466481973477311&id=100003465382
298
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=466481336810708&id=100003465382
298

230

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 24
-----------------Kemudian sesampainya mereka di tepi neraka Jahanam, sebelum diserahkan
kepada Malaikat Zabaniah untuk dimasukan ke neraka, mereka berkata ;

"Wahai Malaikat Malik berikanlah kami kesempatan untuk menangis menyesali
diri kami".
Kemudian mereka semua menangis sedih, bercucuran air mata, menyesal
dengat amat sangat atas perbuatannya yang mengakibatkan dirinya akan
celaka, hingga kering air matanya, mereka menangis dan menangis lagi sampai
mengeluarkan darah dari matanya.
Malaikat Malik AS berkata :

"Betapa bahagianya seandainya tangisan karena takut kepada Allah SWT seperti
ini di saat kalian masih hidup di dunia, pasti saat ini kalian akan selamat dari
siksa neraka"
Seketika pada saat api neraka akan memangsanya, merekapun berteriak
dengan berkata :

"Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT".
Seketika api neraka mundur tidak jadi memangsa mereka, maka Malaikat Malik
AS berkata :

" Wahai api neraka ambilah mereka "
Api neraka menjawab :

"Wahai Malaikat Malik bagaimana mungkin aku memangsa mereka sedangkan
mereka mengucapkan Laailaaha illallah".
Malaikat Malik AS kembali berkata :

"Wahai api neraka, ambilah mereka"
Api nerakapun kembali menjawab :

"Wahai Malaikat Malik bagaimana mungkin aku memangsa mereka sedangkan
mereka mengucapkan Laila ha illallah".
231

Malaikat Malik berkata :



"Benar, demikianlah perintah dari Allah SWT Dzat yang menguasai 'Arsy".
Maka api nerakapun membakar mereka. Ada yang hanya telapak kakinya, ada
yang sampai lututnya, ada yang sampai perutnya, ada yang sampai pundaknya,
dan ada yang sampai lehernya, sesuai dengan dosanya masing-masing (padahal
jika hanya telapak kaki mereka saja yang terbakar maka otaknya akan
mendidih). Dan pada saat api neraka akan membakar wajah dan hati mereka,
seketika terdengar seruan dari arah Arasy:


"Wahai Malikat Malik, janganlah engkau membakar wajah dan hati mereka.
Karena selama di dunia mereka telah mengakui ketuhanan-Ku dengan lisan dan
hatinya, serta bersujud kepada- Ku dengan wajahnya".
Selama dalam siksa neraka mereka senantiasa mengucapkan :

"Wahai Dzat yang senantiasa memberikan belas kasih sayang dan anugrah-Nya
kepada hamba- hamba-Nya".
Kemudian setelah ribuan tahun mereka dihukum oleh Allah SWT dengan Sifat
Keadilan-Nya, Allah SWT Berfirman kepada Malaikat Jibril AS :

"Wahai Jibril, bagaimanakah keadaan umat kekasih-Ku Muhammad SAW yang
berlumuran dosa?"
Malaikat Jibril AS menjawab :

" Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang lebih tahu tentang keadaan
mereka".
Allah SWT Berfirman :

"Wahai Jibril, lihatlah keadaan mereka di neraka".
Maka Malaikat Jibril AS pergi menemui Malaikat Malik AS yang berada di atas
mimbar ditengah- tengah neraka, melihat kedatangan Malaikat Jibril AS,
Malaikat Malik AS berdiri menyambutnya dengan penuh hormat dan berkata :

"Wahai Malaikat Jibril, ada apakah kiranya engkau datang ke tempat ini ? "
Malaikat Jibril AS bertanya :

232

"Wahai Malaikat Malik apa yang terjadi terhadap umat Baginda Rasulullah SAW
yang berlumuran dosa ? "
Malaikat Malik AS menjawab :

"Wahai Malaikat Jibril mereka dalam keadaan yang sangat menyedihkan dan
tempat yang sangat menyengsarakan, badan dan daging mereka telah hangus
terbakar api neraka, namun wajah dan hati mereka masih utuh terlindungi oleh
sinar keimanan yang memancar darinya".
Malaikat Jibril AS berkata :

"Wahai Malaikat Malik, bukalah pintu neraka aku ingin melihat mereka".
Kemudian Malaikat Malik AS memerintahkan para malaikat penjaga untuk
membuka pintu neraka. Setelah pintu neraka dibuka dan mereka melihat
Malaikat Jibril AS yang sangat agung dan indah, mereka mengetahui bahwa
beliau bukanlah malaikat penjaga neraka, maka mereka pun bertanya :

"Siapakah hamba Allah SWT ini yang belum pernah aku lihat satu makhhlukpun
seagung dan seindah dia ? "
Malaikat Malik AS menjawab:

"Ini adalah Malaikat Jibril AS Malaikat yang mempunyai kedudukan yang tinggi
di sisi Allah SWT. Malaikat pembawa wahyu bagi Baginda Rasulullah SAW ".
Begitu mendengar nama Baginda Rasulullah SAW disebut, seketika mereka
semua serentak berteriak dengan berkata :


"Wahai Malaikat Jibril AS, tolong sampaikanlah salam dari kami kepada Baginda
Rasulullah SAW dan beritahukan kepada Beliau SAW bahwa sesungguhnya dosa
dan kesalahan kamilah yang menjadikan kami terpisah darinya, dan
beritahukan kepada Beliau SAW keadaan kami yang sangat menyedihkan".
Kemudian Malaikat Jibril AS pergi menghadap Allah SWT Kemudian Allah SWT
berfirman kepada Malaikat Jibril AS :

"Wahai Jibril, bagaimanakah keadaan umat kekasih-Ku Muhammad yang
berada di neraka ?"

233

Malaikat Jibril AS menjawab :



"Ya Allah sesungguhnya mereka dalam keadaan yang sangat menyedihkan dan
tempat yang sangat menyengsarakan".
Allah SWT berfirman :

"Wahai Jibril apakah mereka meminta sesuatu kepadamu?"
Malaikat Jibril AS menjawab :

"Benar Ya Allah, sesungguhnya mereka memohon kepadaku untuk
menyampaikan salamnya kepada Baginda Rasulullah SAW dan memberitahukan
tentang keadaannya yang sangat menyedihkan".
Allah SWT berfirman :

"Wahai Jibril, pergilah engkau ke surga dan beritahukan kepada kekasih-Ku
Muhammad SAW atas permintaan dan keadaan umatnya".
Seketika Malaikat Jibril AS pergi ke surga menemui Baginda Rasulullah SAW dan
berkata :
"Wahai Muhammad Kekasih Allah SWT. Sesungguhnya baru saja aku datang
dari neraka dan melihat sebagain dari umatmu yang masih tersiksa di sana.
Mereka mohon kepadaku agar aku sampaikan salamnya kepadamu, dan
memberitahukan keadaan mereka yang sangat menyedihkan".
Seketika Baginda Rasululah SAW, dengan belas kasih sayangnya, pergi ke bawah
'Arsy bersujud kepada Allah SWT memanjatkan puji-pujian kepada-Nya. Dan
bersabda :

"Ya Allah sesungguhnya Engkau telah menjanjikan kepadaku untuk tidak
meyiksa umatku di neraka".
Allah SWT berfirman :

"Wahai Muhamad kekasih-Ku sesungguhnya mereka di dunia melalaikan
keagungan dan kemuliaanmu di Sisi-Ku dan meninggalkan syariatmu (tidak
peduli dengan dosa-dosa), maka di hari ini aku halangi mereka dari safaatmu".
Kemudian Allah SWT berfirman :

"Wahai Muhammad kekasih-Ku angkatlah kepalamu, mintalah apa saja, akan
Aku kabulkan, mintalah Syafaat akan Aku berikan ".
234

Baginda Rasululah SAW bersabda :



"Ya Allah sesungguhnya aku merasa kasihan kepada para umatku yang
berlumuran dosa yang sekarang sedang tersiksa di neraka. Ya Allah,
sesungguhnya Engkau telah lama menghukum mereka dengan sifat keadilanMu, Ya Allah izinkanlah aku untuk memberikan syafaat kepada mereka ".
Allah SWT berfirman :



"Wahai kekasih-Ku Muhammad. Lakukanlah apa yang Engkau inginkan,
keluarkanlah dengan syafaatmu para umatmu dari neraka bagi mereka yang
mempunyai iman walau sekecil biji gandum ".
Kemudian setelah Baginda Rasulullah SAW, dengan syafatnya mengeluarkan
mereka dan mengetahui masih ada dari para umatnya yang masih tersiksa di
neraka, maka Beliau SAW kembali ke bawah 'arsy bersujud kepada Allah SWT
memanjatkan puji- pujian kepada-Nya.
Kemudian Allah SWT berfirman:




"Wahai Muhammad kekasih-Ku angkatlah kepalamu, mintalah apa saja, akan
Aku kabulkan, mintalah Syafaat akan Aku berikan ".
Baginda Rasululah SAW bersabda :

:
Akupun memohon kepada Allah SWT..." Ya Allah, umatku..Ya Allah...
ummatku.."
Allah SWT berfirman :

"Wahai kekasih-Ku Muhammad, keluarkanlah dengan syafaatmu para umatmu
yang mempunyai iman walau sekecil biji sawi ".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36435263703
6466
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=466641613461347&id=100003465382
298

235

KITAB NURUL MUSHTOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 25
-----------------Kemudian setelah Baginda Rasululah SAW, dengan syafatnya mengeluarkan
mereka dan mengetahui juga masih ada umatnya yang tersiksa di neraka, maka
Beliau SAW dengan belas kasih sayangnya kembali pergi ke bawah 'arsy
bersujud kepada Allah SWT memanjatkan puji- pujian kepada-Nya.
Allah SWT berfirman :




"Wahai kekasih-Ku Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah apa saja, akan
Aku kabulkan, mintalah Syafaat akan Aku berikan ".
Baginda Rasululah SAW bersabda :

:
"Akupun memohon kepada Allah SWT...Ya Allah, umatku..Ya
Allah...ummatku.."
Allah SWT berfirman ;

"Wahai kekasih-Ku Muhammad, keluarkanlah dengan syafaatmu para umatmu
yang mempunyai iman walaupun lebih kecil dan lebih kecil dari biji sawi ".
Kemudian setelah Baginda Rasululah SAW, dengan syafatnya mengeluarkan
mereka dan mengetahui juga masih ada umatnya yang tersiksa dineraka karena
banyaknya dosa-dosa, maka Beliau SAW, dengan belas kasih sayangnya kembali
lagi pergi kebawah 'arsy bersujud kepada Allah SWT memanjatkan puji-pujian
kepadaNya,
Allah SWT berfirman ;




"Wahai kekasih-Ku Muhammad angkatlah kepalamu, mintalah apa saja, akan
Aku kabulkan, mintalah Syafaat akan Aku berikan ".
Baginda Rasululah SAW bersabda :
:

:
Akupun memohon kepada Allah SWT..." Ya Allah, izinkanlah aku untuk
memberikan syafaat kepada umatku walaupun mereka hanya mempunyai
"Laailaha illallah (Muhammad Rasulullah)".
Allah SWT berfirman :
:

.
"Wahai kekasih-Ku Muhammad, itu bukanlah bagianmu. Namun demi
Kemuliaan-Ku, demi Keluhuran-Ku, demi Keagungan- Ku, dan demi Kebesaran236

Ku, akan Aku keluarkan umatmu dari neraka walaupun di hati mereka hanya
ada kimanan dan keyakinan bahwa sesungguhnya tiada tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah dan Baginda Muhammad adalah Rasul Utusan Allah SWT
"
Diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-qur-anul-Karim Ibnu Katsir 2 /719 Baginda
Rasululah SAW bersabda :
"Pada saat Allah SWT berkehendak mengeluarkan mereka dari nereka, orang
yahudi, nashrani, dan orang- orang kafir berkata :

" Kalian beriman kepada Allah SWT, kepada para Utusa-Nya dan kepada kitabkitab-Nya, ternyata tak ada gunanya, sekarang bersama dengan kami di neraka
".
Maka Allah SWT sangat murka kepada mereka (orang kafir) dan seketika
mengeluarkan orang- orang yang beriman dari neraka, membawanya menuju
telaga kehidupan yang berada di antara shirot dan surga, mereka mandi dan
minum sepuasnya hingga tumbuh lagi tubuh mereka menjadi segar, bersih dan
bercahaya, kemudian dimasukkan ke surga, tertulis pada dahi mereka

(mantan penghuni jahanam yang telah dimerdekaan oleh Allah Dzat Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang).
Sebagaimana yang telah kami cantumkan diatas bahwa yang terakhir kali masuk
surga adalah orang yang tersiksa di neraka selama dua kali umur dunia.
Setelah lama mereka di surga, mereka memohon kepada Allah agar dihapus
tanda tersebut, kemudian Allah SWT mengabulkan permohonanya dan
memerintahkan malaikat untuk menghapus tanda tersebut. Merekapun
bersuka ria, bergembira ria di surga yang sangat indah penuh dengan
kenikmatan dan kebahagiaan untuk selama-lamanya.
Dan seketika itu juga (setelah orang-orang yang beriman keluar dari neraka,
habis tak tersisa)Allah SWT mengutus malaikat untuk
menyembelih/memusnahkan maut (kematian) sebagai awal permulaan
kehidupan abadi, sebagaimana yang diriwayatkan dalam kita Tafsir Al-Qur'anul
Karim Al-Alusiy 11 /493 , dari Sayidina Abi Sa'id RA Baginda Rasululah SAW
bersabda :
:
:
: :

237

" Sesungguhnya pada hari itu kematian diwujudkan sebagai kambing gibas yang
berwarna putih bercampur hitam, kemudian terdengar seruan:
" Wahai penghuni surga, lihat dan perhatikanlah, tahukah kalian, apa ini ?"
Mereka menjawab :
"Ya itu adalah kematian"
Kemudian terdengar lagi seruan :
" Wahai penghuni neraka, lihat dan perhatikanlah, tahukah kalian, apa ini ?,
Mereka menjawab
" Ya itu adalah kematian"
Kemudian kematian tersebut disembelih /dimusnahkan di antara surga dan
neraka, lalu diserukan kepada mereka :
"Wahai penghuni surge, saat inilah di mulainya kehidupan abadi untuk selamalamanya dan sesungguhnya tak ada kematian lagi bagi kalian. Wahai penghuni
neraka, saat inilah di mulainya kehidupan abadi untuk selama- lamanya, dan
sesungguhnya tak ada kematian lagi bagi kalian".
Kemudian Allah SWT memerintahkan malaikat untuk menutup neraka dan
memakunya dengan paku api, tak ada lagi harapan bagi mereka untuk keluar
darinya, terlupakan, dan terputus dari Kasih Sayang Allah Dzat Yang Menguasi
'Arsy, kekal abadi selamanya dalam kesengsaraan, tinggalah penyesalan yang
tiada berguna lagi. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-qur-anul-Karim :
2 :) (
"Orang-orang yang kafir itu sering kali (di nereka) menginginkan, kiranya
menjadi Orang-orang muslim".
Dan kami akan kembali melanjutkan kisah Isro' Mi'roj Baginda Rasulullah SAW.
Kemudian setelah Allah SWT mempertunjukkan kepada Baginda Rasulullah
SAW tempat tinggal yang abadi bagi Beliau SAW dan umatnya di surga yang
sangat indah dan megah, dan juga memperlihatkan kepada Beliau SAW
dahsatnya siksa neraka yang abadi, yang disediakan oleh Allah SWT bagi orang
yang tidak beriman. Seketika dengan belas kasih sayangnya dan dengan penuh
semangat Baginda Rasulullah SAW di dampingi Malaikat Jibril AS, menuju ke
Mi'roj untuk turun ke bumi demi untuk memberi peringatan kepada umatnya
agar mereka selamat.
Diriwayatkan dalam kitab Nuzhatul-Majalis juz 2 hlm 116 dan hlm 120 Baginda
Rasulullah SAW bersabda :
Seketika Mi'roj tersebut turun dengan sangat cepat membawaku. Sesampainya
di langit ketujuh, Nabi Ibrahim AS menyambutku dengan penuh penghormatan
dan rasa bahagia atas anugrah Allah SWT yang telah diberikan kepadaku dan
238

mendo'akan kepadaku agar senantiasa Allah SWT melimpahkan rahmat dan


kasih sayang-Nya kepadaku.
Kemudian Mi'raj membawaku turun dengan sangat cepat. Sesampainya di langit
keenam, Nabi Musa AS meyambutku dengan penuh penghormatan dan berkata
:

"Sesungguhnya apakah yang telah diwajibkan oleh Allah SWT kepada umatmu
?"
Akupun menjawab :

"Sesungguhnya Allah SWT mewajibkan kepada umatku sholat lima puluh kali
dalam sehari semalam ".
Nabi Musa AS berkata:

"Wahai kekasih Allah SWT. Kembalilah dan mohon keringanan kepada Allah
SWT. Sesungguhnya aku khawatir ummatmu tidak akan mampu melaksanakan
kewajiban sebanyak itu".
Kemudian Baginda Rasulullah SAW dengan belas kasih sayangnya kepada
umatnya, kembali ketempat beliau SAW menghadap Allah SWT dan bersabda :

" Ya Allah berilah keringanan kepada umatku ".
Kemudian Allah SWT mengabulkan permohonanku dengan mengurangi lima
waktu.
Kemudian aku kembali turun dan sesampainya di langit keenam, Nabi Musa AS
kembali meyambutku dengan penuh penghormatan dan menanyakan tentang
usahaku memohon keringanan kepada Allah SWT.
Akupun menjawab :

"Sesungguhnya Allah SWT telah mengurangi lima dari lima puluh"
Nabi Musa AS berkata :

"Wahai kekasih Allah SWT Kembalilah dan mohon keringanan lagi kepada Allah
SWT. Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melaksanakan kewajiban
sebanyak itu".
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/364536937018036

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=466905653434943&id=100003465382
298
239

KITAB NURUL MUSHTHOFA


Karya Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf
jilid III bagian 26 (tamat)
--------------------------Kemudian Baginda Rasulullah SAW dengan belas kasih sayangnya kepada
umatnya, kembali ketempat beliau SAW menghadap Allah SWT dan bersabda :

" Ya Allah berilah keringanan kepada umatku ".
Kemudian Allah SWT mengabulkan permohonanku dengan mengurangi lima
lagi. dan hal itu terus berulang hingga menjadi lima waktu dalam sehari
semalam.
Kemudian Allah SWT berfirman :

"Wahai kekasih-Ku Muhammad. Sesungguhnya sholat itu sudah menjadi lima
waktu dalam sehari semalam. Namun Aku akan lipat gandakan pahalanya
sepuluh kali hingga tetap seperti melaksanakan lima puluh kali ".
Baginda Rasulullah SAW bersabda :
"Sesampainya di langit keenam Nabi Musa AS berkata lagi :

"Kembalilah dan mohon keringanan lagi kepada Allah SWT Sesungguhnya aku
khawatir umatmu tidak akan mampu melaksanakannya".
Baginda Rasulullah SAW bersabda :

Sesungguhnya aku telah berulang kali memohon kepada Allah SWT sehingga
aku malu untuk memohon lagi. Aku terima dan ridlo atas ketentuan- Nya dan
aku pasrahkan urusan umatku kepada-Nya.
Kemudian terdengar seruan dari Allah SWT:

"Wahai kekasih-Ku Muhammad. Sesungguhya telah Aku putuskan kewajiban
kepada hamba- hamba-Ku dan Aku pun telah memberi keringanan kepada
mereka. Sesungguhnya hal itu telah Aku tetapkan dan tak dapat dirubah lagi ".
Kemudian aku menaiki Mi'roj dengan dikawal Malaikat Jibril As turun dengan
sangat cepat melintasi langit demi langit menuju ke bumi. Dan di setiap langit
para Nabi AS menyambutku dengan penuh penghormatan dan rasa bahagia
atas anugrah Allah SWT yang telah diberikan kepadaku dan mendoakan
kepadaku agar senantiasa Allah SWT melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepadaku
240

Sesampainya di Masjidil Aqso, Aku di sambut oleh buroq yang tetap setia
menungguku dan mempersilahkan kepadaku untuk naik ke punggungya dan
membawaku dengan secepat kilat menuju ke Makkah Al- Mukarromah.
Dan sesungguhnya semua hal itu terjadi hanya sebagaian dari satu malam saja,
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur'anul Karim ;


1 -



Yang artinya kurang lebih ;
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (Q.S. Al-Isra' 1)
Dan sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur'anul karim Surat An-Najm
ayat 11 :


Yang ditafsirkan oleh Imam Asy- Syaukaniy dalam kitabnya Fathul Qodir juz 7
/68 :

Bahwa sesungguhnya hati Baginda Rasulullah SAW tidak mendustakan
(meyakini) apa yang dilihat oleh Beliau SAW di malam mi'raj.
Sesungguhnya masih banyak sekali riwayat mengenai sejarah Baginda
Rasulullah SAW dan isro' mi'rojnya, demikian pula riwayat mengenai indahnya
surga dan dahsyatnya neraka, namun yang kami cantumkan hanya sebagian
saja, demi untuk memudahkan bagi para pembaca untuk mengingat dan
menghayatinya.
Mempercayai serta meyakini adanya isro' mi'roj, alam kubur, padang mahsyar,
indahnya surga dan dahsyatnya neraka adalah wajib bagi kita, karena
merupakan rukun iman yang kelima yaitu iman kepada hari akhir, Dan
sesungguhnya banyaknya perbedaan pendapat para 'ulama' mengenai hal
tersebut adalah wajar, sebagai tambahan pemasukan dan wawasan bagi kita,
dan sangat tidak dianjurkan bagi kita untuk dijadikan bahan perdebatan yang
bisa menimbulkan permusuhan.
Semoga rangkuman ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Robbal
'Aalamiin.
Dan apabila ada kekurangan/kekhilafan dalam rangkuman ini atau ada kurang
indahnya tata bahasa, kami mohon di maklumi dan dimaafkan. Kami akhiri,


241

" Hanya Allah SWT yang memberi taufik dan hidayah. Sesungguhnya barang
siapa yang diberi petunjuk oleh Allah SWT, maka tiada sesuatupun yang bisa
menyesatkannya, dan barang siapa yang dikehendaki sesat oleh Allah SWT,
maka tiada sesuatupun yang bisa memberikan petunjuk. Sungguh kami hanya
pasrah kepada Allah SWT, Dzat Yang Maha Mencukupi, dan Dialah sebaikbaiknya Dzat Yang Mewakili, dan tiada daya upaya dan kekuatan melainkan
dengan izin Allah SWT".
Dan kami akan menutup rangkuman kitab ini dengan sholawat kepada Baginda
Rasulullah SAW :


"Ya Allah limpahkanlah selalu Sholawat (Rohmat Ta'dhim) Salam sejahtera dan
Keberkahan- Mu kepada Junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW,
sebanyak Keagungan Cinta-Mu kepadanya. Dan anugerahilah kami untuk
semakin meningkat kecintaan kami padanya. Ya Allah sesembahan kami. Demi
kemuliaan derajatnya di Sisi-Mu, lapangkanlah segala kesulitan yang menimpa
kami. Ya Allah sesembahan kami, sungguh kami memohon bukan karena
menolak qodlo'(Ketentuan)-Mu, namun limpahkanlah keringanan dan Belas
Kasih Sayang-Mu, terhadap segala ketentuan dan ketetapan- Mu kepada kami.
Ya Allah limpahkanlah pula sholawat salam dan keberkahan kepada seluruh
keluarga dan sahabat Baginda Rasulullah SAW, sebanyak bilangan semua
makhluk-Mu dan sekekal keabadian Kekuasaan-Mu".


"Ya Allah limpahkanlah selalu Sholawat (Rohmat Ta'dhim) kepada Nabi Agung
sumber dari segala cahaya, dan sumber segala rahasia alam malakut, Nabi
Aagung penyembuh dan sebagai obat penyejuk hati, sebagai kunci pembuka
segala kemudahan, junjungan kami Baginda Nabi Muhammad SAW, kekasih-Mu
mahluk pilihan, dan limpahkan pula sholawat-Mu kepada seluruh keluarganya
yang suci nan mulia dan para sahabatnya yang setia sebanyak anugrah yang
Engkau limpahkan kepada semua makhluk-makhluk-Mu".
Alhamdulillah dengan ijin Allah SWT, selesai sudah rangkuman kitab Nurul
Musthofa III ini yang terbagi menjadi 26 bagian,mudah2an kita semua
mendapatkan Syafa'at Baginda Nabi Besar Muhammad Shollallohu 'Alaihi
Wasallam Baik saat kita masih di alam dunia,maupun di alam akhirat kelak.
Juga untuk Guru kita semua Alhabib Murtadlo Bin Abdulloh Alkaaf yang telah
mencurahkan segenap ilmunya untuk bisa kita nikmati bersama,tanpa kenal
lelah beliau selalu mengajar murid2nya,Siang Malam beliau Menulis dan selalu
242

menulis walaupun usia Beliau sudah amat sepuh,tapi beliau selalu memikirkan
Murid2 beliau,dan kepada Umat Islam Indonesia semuanya,terutama untuk
Generasi Aswaja,mudah2 an Semua yang menjadi cita2 beliau di Qobul oleh
Alloh,di berkahi umur panjang,di sehatkan selalu,semakin di tinggi kan
derajatnya di sisi Alloh dan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wasallam selaku Datuk
beliau..
Aamiin.
Wassalamualaikum warohmatulloh wabarokaatuh.
https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/36465922033
9141
https://m.facebook.com/groups/221287434676321#!/photo.php?fbid=4670160
90090566&id=100003465382298
http://m.facebook.com/photo.php?fbid=467016613423847&id=1000034653822
98

243

244

You might also like