You are on page 1of 107

Anatomi dan Fisiologi

SistemPernafasan

dr. Marliza,
Sp.P

Sistem Respirasi
Respirasi adalah pertukaran gas,
yaitu oksigen (O) yang dibutuhkan
tubuh untuk metabolisme sel dan
karbondioksida (CO) yang dihasilkan
dari
metabolisme
tersebut
dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Kegiatan
menginhalasi
dan
mengekshalasi udara dengan tujuan
mempertukarkan oksigen dengan
CO2= bernafas/ventilasi

FUNGSI RESPIRASI
UTAMA
Pertukaran gas
O2 masuk
CO2 keluar

SEKUND
ER
Regulasi pH
Pengendalian suhu
Eliminasi air
Fungsi bicara

S. RESPIRATORI + SIRKULATORI

Inhalasi atau Penghirupan


Fase ketika udara dari luar tubuh
menuju ke organ pernapasan. Ex.
udara dari luar tubuh masuk ke dalam
paru-paru.

Ekshalasi

Ketika
karbondioksida di
paru-paru dikeluar
kan ke luar tubuh.

S. RESPIRATORI + SIRKULATORI

Respirasi Internal
Pertukaran gas oksigen dengan karbon
dioksida antara pembuluh kapiler masuk
atau meninggalkan sel-sel jaringan

Respirasi Eksternal
Pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara alveoli paru-paru menuju atau
meninggalkan pembuluh darah.
Oksigen yang masuk sel digunakan
untuk metabolisme sel pembentukan
energi (Respirasi sel) sisa produk
karbon dioksida.

Sistem pernapasan pada manusia


mencakup dua hal, yakni saluran
pernapasan
dan
mekanisme
pernapasan.
Urutan saluran pernapasan adalah
sebagai berikut: rongga hidung faring laring - trakea - bronkus paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

FUNGSI HIDUNG
1. MENHANGATKAN

PENYESUAIAN SUHU UDARA LUAR KE SUHU DALAM PARU


DENGAN ADANYA STRUKTUR CONCHAE DAN SEPTUM

2. MELEMBABKAN
PENYESUAIAN KELEMBABAN UDARA DARI RENDAH KE 98 %

3. FILTER
MELAKSANAKAN FILTER TERHADAP DEBU YANG BERUKURAN
5 MIKRON KE ATAS
1-3 MERUPAKAN FUNGSI AIR CONDITIONING

4.KEKEBALAN
KEKEBALAN TERHADAP MASUKNYA BAKSIL YANG IKUT
MASUK BERSAMA UDARA.

5.

INDERA PENGHIDU

Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring.
Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada
bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior)
terdapat laring (tekak) tempat terletaknya
pita suara (pita vocalis). Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara
bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan
sambil
berbicara
dapat
mengakibatkan makanan masuk ke
saluran pernapasan karena saluran
pernapasan pada saat tersebut
sedang terbuka. Walaupun demikian,
saraf kita akan mengatur agar
peristiwa menelan, bernapas, dan
berbicara tidak terjadi bersamaan
sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan.

Faring dan Laring


JALAN NAPAS
FARING : NASOFARING, OROFARING,

LARINGOFARING
Pertemuan Jalur Udara Dan Makanan
- LARING
- Mempetahankan pembukaan jalan nafas
- Epiglotis mencegah makanan masuk ke dalam

larynx
- Terdapat pita suara, yang berfungsi :
1. Mengejan
2. Batuk
3. Pengaman Gas Racun
4. Bicara

Laring
anterior

Laring
posterior

Laring
Laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita
suara (pita vocalis).
Masuknya
udara
melalui
faring
akan
menyebabkan
pita
suara
bergetar
dan
terdengar sebagai suara.
Laring berparan untuk pembentukan suara dan
untuk
melindungi
jalan
nafas
terhadap
masuknya makanan dan cairan.
Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda
asing ( gumpalan makanan ), infeksi ( misalnya
infeksi dan tumor).

Vocal Folds

Trakhea
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya
10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian
di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan
tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.
Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda
asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Organ berbentuk tabung agak kaku, fleksibel
sering disebut batang tenggorok
Dinding anterior and lateral trakhea ditunjang
oleh 15-20 tulang rawan berbentuk C

Cincin
tulang
rawan
memperkuat
dan
memberikan kekakuan pada dinding trakhea
menjamin trakhea tetap terbuka setiap saat
Cincin tulang rawan dihubungkan oleh lapisan
elastik yang disebut ligamen anular
Berada pada mediastinum dan anterior
terhadap esofagus, inferior terhadap laring &
superior terhadap bronchi primer paru2
Trakhea terbagi menjadi 2 cabang/tabung
yang lbh kecil brokhi primer kiri & kanan
Tulang rawan trakhea paling inferior
memisahkan brokhi primer sejak awal dan
membentuk carina

Percabangan
Tracheobronchial
Zona Konduktif
Trakea sampai ke bronchiolus terminal
Bersilia membersihkan debris
Memiliki cincin tulang rawan Saluran
napas (death space/ruang rugi)
Kartilago terbukanya sistem
Otot polos kontrol diameter saluran

Zona respirasi : unit respiratorik


Bronchioles Respiratorius s/d alveoli
Tempat pertukaran gas

Bronkus
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua
bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama
dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus
bentuknya tidak teratur dan pada bagian
bronkus yang lebih besar cincin tulang
rawannya
melingkari
lumen
dengan
sempurna.
Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.

Cabang Bronkus Mrp percabangan teratas


dari sistem pengkonduksi udara yang
berasal dari bronkhi kiri dan kanan
Secara
progresif
bercabang
menjadi
tabung2 menyempit, bercabang melalui
paru2 sebelum berakhir pada bronkhiol akhir
Dinding bronkhi primer ditunjang oleh
cincin tulang rawan hyalin menjamin selalu
terbuka
Bronkhus primer kanan lebih pendek, lebih
lebar
dan
berorientasi
lebih
vertikal
dibanding bronkhus primer kiri

Bronkhi primer memasuki hilum tiap paru2


bersamaan dengan pembuluh darah pulmonar,
pembuluh limfatik dan saraf.
Tiap bronkhus primer bercabang menjadi
beberapa bronkhi sekunder (lobus bronkhi)
Paru2 kiri memiliki 2 bronkhi sekunder, punya 2
lobus
Paru2 kanan memiliki 3 lobus dan 3 bronkhi
sekunder
Selanjutnya terbagi lagi menjadi bronkhi tersier
Paru2 kanan memiliki 10 bronkhi tersier, paru2
kiri oleh 8-10 bronkhi tersier

Bronkhiol, duktus alveolar &


alveoli
Mengandung kantung kecil alveoli
Diameter alveolus +0,25 -0,5 mm
Berdinding tipis
meningkatkan
difusi gas melalui alveolus & darah
pada kapiler pulmonar
Pertukaran gas terjadi di bronkhiol
dan duktus alveolar pada paru2
( +300400 juta alveoli)

Alveolus dan membran respiratorius

ALVEOLUS

TERDIRI DARI :
1. DUCTUS ALVEOLARIS
2. SACCUS ALVEOLARIS
3. SEPTUM ALVEOLARIS
LUAS ALVEOL = 100 m2
DIAMETER = 0.3 mm

Paru-paru
Berbentuk menyerupai kerucut
Memiliki dasar lebar, konkaf berada sepanjang
diagfragma
Kedua paru2 dibatasi oleh dinding toraks anterior,
lateral & posterior dan dilindungi oleh tulang rusuk
Paru2 dipisahkan satu sama lain oleh mediastinum

Paru-paru :
Paru kanan: 3 lobus
Paru kiri : 2 lobus

Terdiri dari
Lobus, segment bronchopulmonar, lobulus

Pleura and rongga


pleura
Permukaan luar tiap paru2, berdekatan
dinding toraks internal yang dibatasi
oleh membran serosa pleura yang
dibentuk oleh epitelium squamosa
Permukaan luar tiap paru2 diselimuti
oleh pleura viseral, sdgkan bagian
dinding internal permukaan lateral
mediastinum dan permukaan superior
diagfragma dibatasi oleh pleura parietal

Pleura

Cairan pleura dihasilkan oleh membran pleura


yang berfungsi sebagai :
Pelumas
Mempertahankan pleura parietal dan visceral agar
tetap bersama

Mekanisme Pernapasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi
secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi
oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat
dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan luar
dan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang
terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah
dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam
adalah pernapasan yang terjadi antara darah
dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru


dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara
diluar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada
lebih besar, maka udara akan masuk.
Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga
dada lebih besar maka udara akan keluar.
mekanisme pernapasan dibedakan atas dua
macam, yaitu
pernapasan dada
pernapasan perut
Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi
secara bersamaan.

Hubungan Tekanan dalam


Rongga Dada
Tekanan
intrapulmonar
adalah
tekanan di dalam alveoli.
Tekanan intrapleural adalah tekanan
di dalam rongga pleura
tekanan intrapleural selalu negatif
terhadap tekanan intrapulmonar dan
tekanan atmosfir.

Hukum Boyle
Boyle

Tekanangas menurunjikavolume ruangmeningkat,


begitupulasebaliknya

Saat vol rongga dada meningkat walaupun sedikit selama


inhalasi,
tekanan
intrapulmonarsedikit
menurun&
udaramengalir ke dalamparu-paru melalui saluran konduksi
Aliran udara masuk keparu-paru dr daerah tekanan
tinggi(atmosfer) ke daerah tekanan rendah (intrapulmonar)
Ketika vol rongga dada menurun selama ekshalasi, tekanan
intrapulmonar meningkat dan mendorong udara keluar dr
paru-paru menuju atmosfer

Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang
melibatkan otot antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1.Fase inspirasi.
Fase ini berupa berkontraksinya otot
antartulang rusuk sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di
luar sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk

2.Fase ekspirasi.
Fase ini merupakan fase relaksasi atau
kembalinya otot antara tulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya
tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi
lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.

Pernapasan perut
Pernapasan
perut
merupakan
pernapasan
yang
mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma
yang membatasi rongga perut dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi
dua tahap yakni :
1. Fase Inspirasi.
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga
diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar
dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
2. Fase Ekspirasi.
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot
diafragma (kembali ke posisi semula, mengembang)
sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi
lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.

DUA MEKANISME
PERNAPASAN
Pernapasan dada.
Terjadi karena kontraksi
otot antar tulang
rusuk, sehingga tulang
rusuk terangkat dan
volume rongga dada
membesar serta
tekanan udara
menurun (inhalasi).
Relaksasi otot antar
tulang rusuk, costa
menurun, volume
kecil, tekanan
membesar (ekshalasi).

Pernapasan perut.
Terjadi karena kontraksi
/relaksasi otot diafragma
( datar dan melengkung)
Datar volume rongga dada
membesar , paru-paru
mengembang tekanan
mengecil (inhalasi).
Melengkung volume
rongga dada mengecil,
paru-paru mengecil,
tekanan besar/ekshalasi.

Mekanisme Pernapasan

Mekanisme
pernapasan dada.

Mekanisme
pernapasan perut.

Mekanisme inhalasi dan ekshalasi


A

Inspirasi

Ekspirasi

Proses Inspirasi dan Ekspirasi

INSPIRASI
Otot utama:
- Diafragma
- m. Intercotalis
externus
Otot tambahan:
- m. Sternocleido
mastoideus
- m. Scalenus

Inspirasi
Otot utama:
1. Diafragma n phrenicus (Cervical
3,4,5)
2. m. intercotalis externus n
intercosta
Otot tambahan
Jika inspirasi dalam
3. m. Sternocleido mastoideus
mengangkat sternum ke atas
4. m. Scalenus mengangkat costa

EKSPIRASI
Diafragma relaksasi
Otot-otot di abdomen : a.l m rectus
abdominis menarik ke arah bawah pd
costa bag bawah
M. Intercostalis internus

Pleura

Cairan pleura dihasilkan oleh membran pleura


yang berfungsi sebagai :
Pelumas
Mempertahankan pleura parietal dan visceral agar
tetap bersama

Perubahan tekanan
alveolar

Surfaktan :bahan aktif permukaan


Fungsi: tegangan permukaan
Disekresi oleh sel epitel alveolus tipe II

Perubahan Volume
Alveolar
Recoil paru
Menyebabkan alveoli kolaps akibat
Recoil Elastic dan tegangan permukaan surface
tension
Surfaktan: mengurangi kecenderungan paru untuk
kolaps

Tekanan pleura
Tekanan negatif pada pleura menyebabkan
alveoli mengembang
Pneumothorax adalah terdapatnya
hubungan antara rongga pleura dan udara
sehingga kehilangan tekanan pleura

Ventilasi Alveolar dan Ventilasi


dalam1 menit
Ventilasi menit : jumlah total udara baru yang
masuk ke dalam sal pernapasan per menit (TV x
frekuensi respirasi) 500 ml X 12 x/menit = 6
lt/menit
Frekuensi napas: Jumlah napas per menit
Anatomic dead space: bagian dari sistem
respirasi dimana tidak terjadi pertukaran gas:
Volume 150 ml (usia makin tua makin
banyak)
Ventilasi Alveolar : banyaknya udara permenit
yang masuk ke dalam sistem respirasi, dimana
terjadi pertukaran gas

ventilasi alveolar
Kecepatan ventilasi alveolar =
ventilasi alveolar per menit
adalah volume total udara baru
yang masuk alveoli tiap menit
= frekuensi napas x (TV vol dead
space)
= 12 x (500 150) = 4200 ml/ mnt
Ini mrpkn salah satu faktor
penentu konsentrasi O2 & CO2 di
alveoli

Gradient Diffusi Oksigen dan


Karbondioksida
Oksigen
Berpindah dari alveoli
menuju darah. Darah
telah tersaturasi penuh
dengan oksigen ketika
meninggalkan kapiler.
P02 pada darah
menurun karena
tercampur dengan
darah deoksigenasi
Oxygen berpindah dari
kapiler jaringan masuk
ke dalam jaringan

Karbondioksida
Berpindah dari
jaringan menuju
ke kapiler jaringan
Berpindah dari
kapiler pulmonal
ke alveoli

Volume pulmonal
Volume Tidal
vol udara masuk atau keluar pada saat inspirasi
& ekspirasi biasa ( 500 ml)

IRV : Inspiratory reserve volume


vol udara ekstra yg dpt di inspirasikan di atas TV
normal ( 3000 ml)

ERV : Expiratory reserve volume


vol udara ekstra yg msh dpt dikeluarkan dg
ekspirasi kuat ( 1100 ml)

Residual volume
vol sisa yg ada di paru stlah ekspirasi kuat (
1200 ml)
RV ini ptg k/ di alv akan tetap ada udara, shg kdr
O2 & CO2 di drh tidak berubah dg cepat setiap
kali bernapas

Kapasitas Pulmonal
Inspiratory capacity
VT + IRV

Functional residual capacity


ERV + RV

Vital capacity
IRV + TV + ERV

Kapasitas Paru Total


IRV + ERV + TV + RV

Volume dan Kapasitas


Pulmonal

Compliance
Merupakan ukuran mudah atau sulitnya
paru dan thoraks untuk mengembang
Semakin besar compliance, perubahan
tekanan semakin mudah ekpansi lebih
mudah
Compliance kecil atau dibawah normal
ekpansi lebih sulit
Kondisi yang menyebabkan menurunnya
compliance
Fibrosis Pulmonary
Edema Pulmonary
Respiratory distress syndrome

Perubahan Tekanan Parsial


gas

Hemoglobin dan Transport


Oxygen

Oxygen akan ditransport oleh hemoglobin


(98.5%) dan larut dalam plasma (1.5%)
Kurva disosiasi Oxygen-hemoglobin
menunjukkan bahwa hemoglobin akan
tersaturasi penuh jika P02 adalah 80 mm Hg
atau lebih. Pada tekanan parsial yang lebih
rendah, hemoglobin akan melepaskan oxygen.
Pergeseran kurva ke kiri, terjadi karena
peningkatan pH, penurunan carbon dioxide,
atau penurunan temperatur sebagai hasil dari
peningkatan kemampuan hemoglobin untuk
mengikat oksigen

Hemoglobin dan Transport


Oxygen
Pergersaran kurva ke kanan terjadi karena
penurunan pH, peningkatan carbon
dioxide, atau peningkatan temperatur
karena menurunnya kemampuan
hemoglobin untuk mengikat oxygen
Zat 2.3-bisphosphoglycerate
meningkatkan kemampuan hemoglobin
melepaskan oxygen
Hemoglobin Fetal memiliki afinitas lebih
tinggi dibandingkan dengan maternal

Transport Carbon Dioxide


Carbon dioxide ditranspor dalam bentuk ion
bikarbonat (70%), kombinasi dengan Hb darah
(23%) dan terlarut pada plasma (7%)
Hemoglobin yang telah melepaskan oksigen
akan lebih mudah mengikat karbondioksida
dibandingkan dengan hemoglobin yanh masih
terikat dengan oksigen (efek Haldane)
Pada kapiler jaringan, karbondioksida
berikatan dengan air membentuk asam
karbonat, didalam eritrosit, asam karbonat
akan berdisosiasi membentuk ion bikarbonat
dan ion hidrogen

Transport Karbondioksida
Pada kapiler paru, ion bikarbonat dan
hidrogen keluar dari eritrosit dan ion cl
keluar. Ion bikarbonat berikatan dengan
ion H untuk membentuk asam karbonat
dan air. Asam karbonat diubah kembali
menjadi CO2 dan air kemudian berdifusi
keluar dari eritrosit.
Peningkatan karbondioksida plasma
akan menurukan pH. Sistem respirasi
akan mengatur keasaman darah dengan
mengatur kadar CO2 plasma

Rasio Ventilasi-perfusi

Pengaturan respirasi:
Area Respirasi pada Batang Otak
Pusat respirasi medulla
Grup Dorsal stimulasi diaphragma
inspirasi
Grup Ventral stimulasi m. intercostal
internus dan m. abdominal ekpirasi
kuat

Grup Respirasi Pontine


(pneumotaxic)
Terlibat dalam perubahan inspirasi dan
ekspirasi terutama mengatur kecepatan
dan dalamnya inspirasi

Struktur Area Respirasi pada


Batang Otak

Modifikasi Ventilasi
Kontrol kimia
Sistem Cerebral
dan limbik
Respirasi dapat
dikontrol secara
volunter dan
dimodifikasi
dengan emosi

Zat pengatur utama


: CO2
Peningkatan atau
penurunan pH dapat
menstimulasi area
kemo-sensitif
kecepatan dan
dalamnya
pernapasan

Kadar O2 pada
darah akan
memberikan efek
pada respirasi jika
jumlahnya menurun
50% dari normal.

You might also like