Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Percobaan
Mempelajari cara imobilisasi enzim lipase secara penjeratan menggunkan bahan
pengamobil alginat.
II.
Tinjauan Pustaka
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
(Smith, 1997). Enzim berperan sangat penting dalam berbagai industri baik
industry yang sudah modern maupun industri yang masih tradisional. Salah satu
enzim yang sering digunakan adalah enzim lipase yang dapat berfungsi untuk
mengkatalisis reaksi hidrolisis, gliserolisis dan esterifikasi asam lemak. Enzim
lipase menjalankan aktivitas katalitiknya dengan cara menurunkan energi aktivasi
dan mempercepat tercapainya reaksi kesetimbangan tetapi tidak merubah titik
kesetimbangan reaksi (Stryer, 1995).
Imobilisasi enzim secara penjeratan tipe kisi-kisi termasuk salah satu teknik
imobilisasi enzim kelompok penjeratan. Teknik ini juga termasuk teknik yang
sederhana, namun relative lebih sukar dibandingkan teknik penyerapan fisik dan
pengikatan ion dengan pembawa. Bahan pengamobil yang digunakan dalam
imobilisasi cara penjeratan tipe kisi-kisi jumlahnya relative banyak. Persyaratan
yang dikehendaki adalah bahan tersebut dapat membentuk gel. Bahan pengamobil
untuk penjeratan dengan tipe kisi-kisi antara lain karagenan, alginate, agar-agar,
poliakrilamida dan poliuretan (Tim Dosen Imobilisasi Enzim Dan Sel, 2016).
Salah satu kelebihan enzim amobil adalah dapat digunakan secara kontinu atau
dapat digunakan secara berulang. Penggunaan berulang tersebut akan berakibat
terhadap penurunan aktivitas. Aktivitas enzim pada sekian kali penggunaan
aktivitas enzim awal dinyatakan sebagai retensi aktivitas.Umumnya enzim lipase
yang digunakan masih berupa enzim bebas sehingga aktivitasnya semakin
menurun selama reaksi berlangsung dan tidak dapat digunakan secara berulangulang (Anonim, 2009).
Lipase merupakan enzim yang mempunyai peran dalam reaksi hidrolisa dan
transesterifikasi. Enzim ini berfungsi sebagai katalis pada hidrolisa trigliserida
serta sintesa ester dari gliserol dan asam-asam lemak rantai panjang. Disamping
itu enzim lipase juga berperan sebagai biokatalis dalam reaksi alkoholisis,
acidolisis, esterifikasi dan aminolisis (Gunasekaran dan Das, 2005).
Amobilisasi enzim adalah enzim yang secara fisik dibatasi geraknya atau
ditempatkan pada suhu ruang untuk mempertahankan katalitiknya dan dapat
digunakan secara berulang-ulang (Chibata, 1978). Enzim amobilisasi adalah
enzim yang terikat atau tertutup oleh medium yang tidak terlarut atau molekul
enzim yang telah disilangkan dengan yang lain tanpa kehilangan aktivitas
katalitiknya (Palmer, 1991).
Teknik amobilisasi enzim adalah teknik yang digunakan agar enzim tidak
bergerak, baik melalui pengikatan pada padatan pendukung maupun penjebakan
pada matriks. Tujuan amobilisasi enzim adalah untuk meningkatkan aktivitas
enzim dan menggunakan enzim amobil tersebut untuk fermentasi ulang secara
batch maupun fermentasi kontinyu (Panji, 1998).
Sedangkan menurut Muchtadi dkk (1992), enzim teramobilisasi adalah enzim
yang diikatkan ke dalam bahan yang sifatnya inert sehingga pergerakannya dalam
ruang telah dibatasi seluruhnya atau hanya pada daerah tertentu saja. Tujuan
utamanya adalah untuk menciptakan daya katalitik enzim yang
berkesinambungan.
Menurut Said (1987) metode imobilisasi di bagi dalam tiga kelompok, yaitu:
metode carrier binding, metode cross linking, dan metode entrapping. Pada
metode carrier binding, enzim diikatkan pada suatu matriks yang bersifat tidak
larut adalam air. Sebagai matriks dapat digunakan bahan organik maupun
III.
Metodologi Percobaan
3.1 Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 16 Maret 2016 dari jam
03.00 Selesai di Laboratorium Kimia Organik Jurusan kimia Fakultas
matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain erlenmeyer
250 ml, erlenmeyer 100 mL, erlenmeyer 500 mL, gelas ukur 100 mL dan
1000 mL, batang pengaduk, gelas kimia 100 mL dan 250 mL, neraca analitik,
corong kaca, corong buhner, autoclaf, hotplate, pipet tetes, botol semprot,
oven, buret, statif, klem,labu ukur 250 mL,waterbath, lemari pendingin,
sheaker, aluminium foil, kertas saring.
3.2.2
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain NaOH 0,1 M,
CaCl2 0,01 M dan 1 M, amonium sulfat, alginat, daun pepaya, dedak padi,
minyak kelapa, akuades, dan indikator PP.
IV.
4.1.1
Perlakuan
Hasil
50
4.1.2
188
Enzim
122,2
5,586
16,758
13,217
0,4
6,3
Perlakuan
Hasil
50
290
188,5
18,5
55,5
58,023
2,0
6,0
Lipase
Daun
4.2.1
Dik
0,4 mL
x100
12,6mL
= 0,0317%
4.2.2
Dik
2,0mL
x100
6,0mL
= 0,33%
4.3 Pembahasan
Amobilisasi enzim diketahui mempunyai beberapa keunggulan seperti stabilitas
enzim maupun kemungkinan untuk digunakan berulang. Aktivitas dan stabilitas
enzim yang diamobilisasi dipengaruhi oleh metoda amobilisasi, jenis enzim
maupun jenis matrik yang digunakan. Pada percobaan ini dilakukan imobilisasi
enzim lipase dari daun papaya dengan metode penjeratan pada matriks alginate
dan penentuan retensi aktivitasnya.
Imobilisasi enzim dengan metode penjeratan memiliki dasar yaitu penjeratan atau
penjebakan enzim dalam kisi-kisi matriks polimer atau dapat pula dikatakan
pelingkupan enzim dalam membrane semi permeable. Dalam hal ini enzim dijerat
dalam kisi-kisi alginate. Alginate dilarutkan dalam akuades sehingga membentuk
gel. Gel yang terbentuk dicampur dengan enzim lipase dari daun papaya dan
diaduk rata.
Campuran enzim dan bahan pengamobil alginate dimasukkan dalam injector dan
dibiarkan menetes ke dalam larutan CaCl2 1 M dalam gelas kimia yang tiap
tetesan dari injector masuk ke dalam larutan CaCl2 sambil diaduk hingga
terbentuk enzim amobil dalam bentuk manik-manik. Enzim amobil yang
terbentuk sebanyak 31 gram.
Enzim lipase amobil yang terbentuk kemudian diuji aktivitasnya dengan
menambahkan 10 gram enzim lipase dalam amobil ke dalam campuran 1 ml
minyak dan 25 ml air dan kemudian dikocok dengan mesin kocok agitasi 300 rpm
selama 1 jam. Aktivitas enzim lipase amobil dapat ditentukan dengan menghitung
jumlah ml NaOH yang digunakan untuk titrasi/menit/ml enzim atau mg enzim.
Diperoleh nilai retensi aktivitas lipase pada penggunaan berulang pertama untuk
dedak padi yaitu 0,0317% dan retensi aktivitas pada penggunaan berulang kedua
untuk daun pepaya yaitu 0,33%. Terlihat bahwa retensi aktivitas enzim lipase
amobil hasil imobilisasi dengan metode penjeratan mengalami kenaikan seiring
dengan penggunaan berulang. Hal ini tidak sesuai dengan literature yaitu diatas
100%. Hal ini disebabkan kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan
titrasi.
Teknik imobilisasi cara penjeratan baik untuk dipilih sebab tidak terjadi
perubahan konformasi enzim dan tidak mengganggu gugus fungsi di pusat aktif
enzim sehingga enzim tetap dapat berfungsi. Metode penjebakan enzim lebih
banyak digunakan karena enzim ada dalam keadaan bebas dan tidak terikat pada
bahan pendukung sehinga secara relatif fungsi katalitik dan struktur alami
molekul enzim tidak mengalami gangguan goncangan
V. Kesimpulan
1. Amobilisasi enzim adalah enzim yang secara fisik dibatasi geraknya atau
ditempatkan pada suhu ruang untuk mempertahankan katalitiknya dan dapat
digunakan secara berulang-ulang
2. Enzim lipase dapat diimobilisasi dengan menjebak enzim dalam kisi-kisi
matriks alginate.
3. Retensi aktivitas enzim lipase pada penggunaan berulang pertama dan kedua
masing-masing 0,0317% dan 0,33 %.
DAFTAR PUSTAKA