You are on page 1of 13

PERCOBAAN V

IMOBILISASI ENZIM SECARA PENJERATAN


I.

Tujuan Percobaan
Mempelajari cara imobilisasi enzim lipase secara penjeratan menggunkan bahan
pengamobil alginat.

II.

Tinjauan Pustaka
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
(Smith, 1997). Enzim berperan sangat penting dalam berbagai industri baik
industry yang sudah modern maupun industri yang masih tradisional. Salah satu
enzim yang sering digunakan adalah enzim lipase yang dapat berfungsi untuk
mengkatalisis reaksi hidrolisis, gliserolisis dan esterifikasi asam lemak. Enzim
lipase menjalankan aktivitas katalitiknya dengan cara menurunkan energi aktivasi
dan mempercepat tercapainya reaksi kesetimbangan tetapi tidak merubah titik
kesetimbangan reaksi (Stryer, 1995).
Imobilisasi enzim secara penjeratan tipe kisi-kisi termasuk salah satu teknik
imobilisasi enzim kelompok penjeratan. Teknik ini juga termasuk teknik yang
sederhana, namun relative lebih sukar dibandingkan teknik penyerapan fisik dan
pengikatan ion dengan pembawa. Bahan pengamobil yang digunakan dalam
imobilisasi cara penjeratan tipe kisi-kisi jumlahnya relative banyak. Persyaratan
yang dikehendaki adalah bahan tersebut dapat membentuk gel. Bahan pengamobil
untuk penjeratan dengan tipe kisi-kisi antara lain karagenan, alginate, agar-agar,
poliakrilamida dan poliuretan (Tim Dosen Imobilisasi Enzim Dan Sel, 2016).
Salah satu kelebihan enzim amobil adalah dapat digunakan secara kontinu atau
dapat digunakan secara berulang. Penggunaan berulang tersebut akan berakibat
terhadap penurunan aktivitas. Aktivitas enzim pada sekian kali penggunaan
aktivitas enzim awal dinyatakan sebagai retensi aktivitas.Umumnya enzim lipase
yang digunakan masih berupa enzim bebas sehingga aktivitasnya semakin

menurun selama reaksi berlangsung dan tidak dapat digunakan secara berulangulang (Anonim, 2009).

Lipase merupakan enzim yang mempunyai peran dalam reaksi hidrolisa dan
transesterifikasi. Enzim ini berfungsi sebagai katalis pada hidrolisa trigliserida
serta sintesa ester dari gliserol dan asam-asam lemak rantai panjang. Disamping
itu enzim lipase juga berperan sebagai biokatalis dalam reaksi alkoholisis,
acidolisis, esterifikasi dan aminolisis (Gunasekaran dan Das, 2005).
Amobilisasi enzim adalah enzim yang secara fisik dibatasi geraknya atau
ditempatkan pada suhu ruang untuk mempertahankan katalitiknya dan dapat
digunakan secara berulang-ulang (Chibata, 1978). Enzim amobilisasi adalah
enzim yang terikat atau tertutup oleh medium yang tidak terlarut atau molekul
enzim yang telah disilangkan dengan yang lain tanpa kehilangan aktivitas
katalitiknya (Palmer, 1991).
Teknik amobilisasi enzim adalah teknik yang digunakan agar enzim tidak
bergerak, baik melalui pengikatan pada padatan pendukung maupun penjebakan
pada matriks. Tujuan amobilisasi enzim adalah untuk meningkatkan aktivitas
enzim dan menggunakan enzim amobil tersebut untuk fermentasi ulang secara
batch maupun fermentasi kontinyu (Panji, 1998).
Sedangkan menurut Muchtadi dkk (1992), enzim teramobilisasi adalah enzim
yang diikatkan ke dalam bahan yang sifatnya inert sehingga pergerakannya dalam
ruang telah dibatasi seluruhnya atau hanya pada daerah tertentu saja. Tujuan
utamanya adalah untuk menciptakan daya katalitik enzim yang
berkesinambungan.
Menurut Said (1987) metode imobilisasi di bagi dalam tiga kelompok, yaitu:
metode carrier binding, metode cross linking, dan metode entrapping. Pada
metode carrier binding, enzim diikatkan pada suatu matriks yang bersifat tidak
larut adalam air. Sebagai matriks dapat digunakan bahan organik maupun

anorganik. Bila menggunakan metode ini, hal yang perlu diperhatikan


adalah pemilihan matriks dan pengikatan enzim pada matriks tersebut. Teknik
pengikatan enzim pada matriks dapat dilakukan berdasarkan adsorpsi fisik, gaya
elektrostatik atau ikatan kovalen.
Teknik imobilisasi yang paling baik adalah yang memenuhi kriteria utama tidak
terjadi perubahan konformasi enzim dan tidak mengganggu gugus fungsi di pusat
aktif enzim sehingga enzim tetap dapat berfungsi. Metode penjebakan enzim lebih
banyak digunakan karena enzim ada dalam keadaan bebas dan tidak terikat pada
bahan pendukung sehinga secara relatif fungsi katalitik dan struktur alami
molekul enzim tidak mengalami gangguan goncangan (Wirahadikusumah, 1988).

III.

Metodologi Percobaan
3.1 Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 16 Maret 2016 dari jam
03.00 Selesai di Laboratorium Kimia Organik Jurusan kimia Fakultas
matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain erlenmeyer
250 ml, erlenmeyer 100 mL, erlenmeyer 500 mL, gelas ukur 100 mL dan
1000 mL, batang pengaduk, gelas kimia 100 mL dan 250 mL, neraca analitik,
corong kaca, corong buhner, autoclaf, hotplate, pipet tetes, botol semprot,
oven, buret, statif, klem,labu ukur 250 mL,waterbath, lemari pendingin,
sheaker, aluminium foil, kertas saring.

3.2.2

Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain NaOH 0,1 M,
CaCl2 0,01 M dan 1 M, amonium sulfat, alginat, daun pepaya, dedak padi,
minyak kelapa, akuades, dan indikator PP.

3.3 Prosedur Kerja


III.3.1 Imobilisasi Enzim Lipase dari Dedak Padi

Mengayak 50 gram dedak padi dengan ayakan 60 mesh, kemudian memasukkan


ke dalam erlenmeyer 500 mL dan menambahkan larutan CaCl2 0,01 M sebanyak
300 mL. Mengocok campuran selama 30 menit di atas mesin kocok agitasi 300
rpm. Kemudian menyaring campuran untuk mendapatkan filtrat enzim lipase,
selanjutnya mengukur volume filtrat yang diperoleh dan menentukan aktivitasnya.
Mencampur filtrate enzim lipase yang diperoleh dnegan ammonium sulfat dengan
tingkat kejenuhan 65 %, jika cairan enzim jumlahnya 1 liter maka menambahkan
ammonium sulfat sebanyak 650 gram, mengaduk campuran dan menyimpan di
dalam lemari pendingin selama 24 jam.
Setelah pendiaman selama 24 jam, memisahkan endapan yang terbentuk pada
permukaan cairan dan menampung di dalam gelas kimia 100 mL dan kemudian
menimbang untuk mengetahui beratnya. Selanjutnya, mencampur enzim yang
dihasilkan dengan larutan alginat yang telah disterilkan dengan perbandingan
enzim dan alginat 1 : 3, mengaduk sampai homogen. Memasukkan campuran ke
dalam injektor, membiarkan menetes ke dalam gelas kimia yang berisi CaCl2 1 M
sambil mengaduk dengan pengaduk magnetik. Menyimpan enzim lipase amobil
yang diperoleh dalam lemari pendingin sebelum digunakan. Melakukan penentuan
aktivitas enzim lipase amobil.
III.3.2 Imobilisasi Enzim Lipase dari Daun Pepaya
Mengambil 50 gram daun pepaya muda yang telah dikeringkan, kemudian
menghaluskan dengan blender dan memasukkan ke dalam erlenmeyer 500 mL dan
menambahkan larutan CaCl2 0,01 M sebanyak 300 mL. Mengocok campuran
selama 30 menit di atas mesin kocok agitasi 300 rpm. Kemudian menyaring
campuran untuk mendapatkan filtrat enzim lipase, selanjutnya mengukur volume
filtrat yang diperoleh dan menentukan aktivitasnya. Mencampur filtrat enzim
lipase yang diperoleh dnegan ammonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 65 %,
jika cairan enzim jumlahnya 1 liter maka menambahkan ammonium sulfat
sebanyak 650 gram, mengaduk campuran dan menyimpan di dalam lemari
pendingin selama 24 jam.

Setelah pendiaman selama 24 jam, memisahkan endapan yang terbentuk pada


permukaan cairan dan menampung di dalam gelas kimia 100 mL dan kemudian
menimbang untuk mengetahui beratnya. Selanjutnya, mencampur enzim yang
dihasilkan dengan larutan alginat yang telah disterilkan dengan perbandingan
enzim dan alginat 1 : 3, mengaduk sampai homogen. Memasukkan campuran ke
dalam injektor, membiarkan menetes ke dalam gelas kimia yang berisi CaCl2 1 M
sambil mengaduk dengan pengaduk magnetik. Menyimpan enzim lipase amobil
yang diperoleh dalam lemari pendingin sebelum digunakan. Melakukan penentuan
aktivitas enzim lipase amobil.
III.3.3 Penentuan Aktivitas Lipase dari Dedak Padi
Menyiapkan erlenmeyer yang berkode A dan B. Memasukkan 1 mL minyak
kelapa, 25 mL aquadest dan 3 mL enzim lipase hasil ekstraksi ke dalam
erlenmeyer yang berkode A. sedangkan ke dalam erlenmeyer yang berkode B
menambahkan 0,5 mL minyak kelapa, 12,5 mL aquadest dan 5 gram enzim lipase
amobil. Selanjutnya, mengocok kedua erlenmeyer dengan mesin kocok agitasi
300 rpm selama 30 menit dan memasukkan ke dalam air mendidih selama 10
menit. Menambahkan 3 tetes indikator PP ke dalam masing-masing erlenmeyer
kemudian menitrasi dengan larutan NaOH 0,1 M, sampai larutan berwarna merah
muda yang tidak hilang selama 10 menit. Menentukan aktivitas lipase yaitu jumah
mL NaOH yang digunakan untuk titrasi/menit/mL enzim atau mg enzim.
Menentukan retensi aktivitas lipase dengan menggunakan persamaan :

Retensi aktivitas (%) =

Volume NaOH enzim amobil


x100
Volume NaOH enzimbebas

III.3.4 Penentuan Aktivitas Lipase dari Daun Pepaya


Mengambil minyak kelapa sebanyak 1 mL, memasukkan ke dalam erlenmeyer
250 mL yang berkode A dan B, menambahkan aquadest sebanyak 25 mL ke dalam
masing-masing erlenmeyer. Menambahkan 3 mL enzim lipase hasil ekstraksi daun

pepaya ke dalam erlenmeyer A, sedangkan ke dalam erlenmeyer B menambahkan


10 gram enzim lipase imobil. Selanjutnya, mengocok kedua erlenmeyer dengan
mesin kocok agitasi 300 rpm selama 30 menit dan memasukkan ke dalam air
mendidih selama 10 menit. Menambahkan 3 tetes indikator PP ke dalam masingmasing erlenmeyer kemudian menitrasi dengan larutan NaOH 0,1 M, sampai
larutan berwarna merah muda yang tidak hilang selama 10 menit. Menentukan
aktivitas lipase yaitu jumah mL NaOH yang digunakan untuk titrasi/menit/mL
enzim atau mg enzim. Menentukan retensi aktivitas lipase dengan menggunakan
persamaan :

Retensi aktivitas (%) =

Volume NaOH enzim amobil


x100
Volume NaOH enzimbebas

IV.

Hasil dan Pembahasan


4.1 Hasil pengamatan

4.1.1

Enzim Lipase Dedak Padi

Perlakuan

Hasil

Berat Dedak Padi (g)

50

4.1.2

Volume Filtrat Enzim Lipase (mL)

188

Enzim

Berat Ammonium Sulfat (g)

122,2

Berat Endapan (g)

5,586

Volume alginat (mL)

16,758

Berat Enzim Amobil yang Diperoleh (g)

13,217

Volume NaOH yang Digunakan untuk Titrasi


Enzim Lipase Bebas (mL)
Volume NaOH yang Digunakan untuk Titrasi
Enzim Lipase Amobil (mL)
Pepaya

0,4
6,3

Perlakuan

Hasil

Berat Daun Pepaya (g)

50

Volume Filtrat Enzim Lipase (mL)

290

Berat Ammonium Sulfat (g)

188,5

Berat Endapan (g)

18,5

Volume alginat (mL)

55,5

Berat Enzim Amobil yang Diperoleh (g)

58,023

Volume NaOH yang Digunakan untuk Titrasi


Enzim Lipase Bebas (mL)
Volume NaOH yang Digunakan untuk Titrasi
Enzim Lipase Amobil (mL)

4.2 Analisa Data

2,0
6,0

Lipase
Daun

Retensi aktivitas (%) =

4.2.1
Dik

Volume NaOH enzimbebas


x100
Volume NaOH enzim amobil

Enzim Lipase Dedak Padi


: Volume NaOH enzim bebas = 0,4 mL
Volume NaOH enzim amobil = 6,3 x 2 = 12,6 mL

Retensi aktivitas (%) =

0,4 mL
x100
12,6mL

= 0,0317%

4.2.2
Dik

Enzim Lipase Daun Pepaya


: Volume NaOH enzim bebas = 2,0 mL
Volume NaOH enzim amobil = 6,0 mL

Retensi aktivitas (%) =

2,0mL
x100
6,0mL

= 0,33%

4.3 Pembahasan
Amobilisasi enzim diketahui mempunyai beberapa keunggulan seperti stabilitas
enzim maupun kemungkinan untuk digunakan berulang. Aktivitas dan stabilitas
enzim yang diamobilisasi dipengaruhi oleh metoda amobilisasi, jenis enzim
maupun jenis matrik yang digunakan. Pada percobaan ini dilakukan imobilisasi

enzim lipase dari daun papaya dengan metode penjeratan pada matriks alginate
dan penentuan retensi aktivitasnya.
Imobilisasi enzim dengan metode penjeratan memiliki dasar yaitu penjeratan atau
penjebakan enzim dalam kisi-kisi matriks polimer atau dapat pula dikatakan
pelingkupan enzim dalam membrane semi permeable. Dalam hal ini enzim dijerat
dalam kisi-kisi alginate. Alginate dilarutkan dalam akuades sehingga membentuk
gel. Gel yang terbentuk dicampur dengan enzim lipase dari daun papaya dan
diaduk rata.
Campuran enzim dan bahan pengamobil alginate dimasukkan dalam injector dan
dibiarkan menetes ke dalam larutan CaCl2 1 M dalam gelas kimia yang tiap
tetesan dari injector masuk ke dalam larutan CaCl2 sambil diaduk hingga
terbentuk enzim amobil dalam bentuk manik-manik. Enzim amobil yang
terbentuk sebanyak 31 gram.
Enzim lipase amobil yang terbentuk kemudian diuji aktivitasnya dengan
menambahkan 10 gram enzim lipase dalam amobil ke dalam campuran 1 ml
minyak dan 25 ml air dan kemudian dikocok dengan mesin kocok agitasi 300 rpm
selama 1 jam. Aktivitas enzim lipase amobil dapat ditentukan dengan menghitung
jumlah ml NaOH yang digunakan untuk titrasi/menit/ml enzim atau mg enzim.
Diperoleh nilai retensi aktivitas lipase pada penggunaan berulang pertama untuk
dedak padi yaitu 0,0317% dan retensi aktivitas pada penggunaan berulang kedua
untuk daun pepaya yaitu 0,33%. Terlihat bahwa retensi aktivitas enzim lipase
amobil hasil imobilisasi dengan metode penjeratan mengalami kenaikan seiring
dengan penggunaan berulang. Hal ini tidak sesuai dengan literature yaitu diatas
100%. Hal ini disebabkan kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan
titrasi.
Teknik imobilisasi cara penjeratan baik untuk dipilih sebab tidak terjadi
perubahan konformasi enzim dan tidak mengganggu gugus fungsi di pusat aktif
enzim sehingga enzim tetap dapat berfungsi. Metode penjebakan enzim lebih

banyak digunakan karena enzim ada dalam keadaan bebas dan tidak terikat pada
bahan pendukung sehinga secara relatif fungsi katalitik dan struktur alami
molekul enzim tidak mengalami gangguan goncangan

V. Kesimpulan
1. Amobilisasi enzim adalah enzim yang secara fisik dibatasi geraknya atau
ditempatkan pada suhu ruang untuk mempertahankan katalitiknya dan dapat
digunakan secara berulang-ulang
2. Enzim lipase dapat diimobilisasi dengan menjebak enzim dalam kisi-kisi
matriks alginate.

3. Retensi aktivitas enzim lipase pada penggunaan berulang pertama dan kedua
masing-masing 0,0317% dan 0,33 %.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like