Professional Documents
Culture Documents
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Menjelaskan hubungan antar variable proses dalam pencampuran
II.
III.
Tepung kanji
Aquadest
NaOH 2M
H2SO4 2M
Indicator pp
DASAR TEORI
reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari operasi pengadukan
adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen yang teraduk. Ada
beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang dicampurkan, yaitu membuat
suspensi, blending, dispersi dan mendorong terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding
tangki.
Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan mempunyai
beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hidrogen disebarkan melewati fasa
cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga dimaksudkan untuk
menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil dan jaket. Contoh lain
pemakaian operasi pengadukan dalam industi adalah pencampuran pulp dalam air untuk
memperoleh larutan pulp. Larutan pulp yang sudah cukup homogen disebarkan ke mesin
pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah proses filtrasi vakum dan dikeringkan.
Proses pengolahan zat sangat tergantung pada pengadukan dan pencampuran. Kedua
istilah tersebut sering dianggap sama, meskipun kenyataannya satu sama lain berbeda.
Pencampuran (mixing) merupakan peristiwa perubahan bahan-bahan secara acak bahan yang
satu menyebar kebahan yang lain dan sebaliknya. Pengadukan (agitasi) menunjukkan gerakan
yang terinduksi dengan cara tertentu pada suatu bahan didalam bejana. Gerakan tersebut
biasanya mempunyai pola sirkulasi tertentu. Pengadukan sendiri dilakukan untuk berbagai
tujuan, antara lain :
Membuat campuran homogen
Melarutkan partikel-pertikel padat dalam cairan
Mempertahankan reaksi yang terjadi karena perpindahan momentum dari pengadukan
Jumlah baffle biasanya 3, 4 atau 6 buah dengan ukuran 1/12 diameter tangki.
Pengaduk/impeller, digunakan untuk mengaduk campuran, jenis dari impellerberagam
disesuaikan pada sifat dari zat yang akan dicampurkan.
gelembung udara.
Memberikan kondisi shear yang dibutuhkan untuk memecah gelembung udara.
Macam-macam Pengaduk :
Berbagai macam pengaduk mempunyai kegunaan berbeda, juga aliran dan pola yang
ditimbulkannya, misalnya :
Turbin
Pengaduk turbin mempunyai jangkauan viskositas dari viskositas rendah sampai
sedang (1 sampai dengan 5 x 105 Centi Poise). Bentuk pengaduk turbin biasanya
berdaun banyak, putaran dengan kecepatan tinggi, bentuk daun lurus, melengkung
dan tidak bersudut. Pola aliran yang ditimbulkan berbentuk radial.
Jangkar :
Bentuk ini menimbulkan pola aliran tangensial dengan jumlah putaran rendah,
daerah operasi dekat dengan dinding tangki, efektif untuk larutan dengan viskositas
tinggi (103-105) Centi Poise.
Waktu Pencampuran
Pencampuran zat cair yang mampu bercampur (miscible) dalam tangki berlangsung
sangat cepat dalam turbulen. Impeller dapat menghasilkan kecepatan tinggi dan fluida
bercampur dengan baik disekitar impeller karena adanya aliran turbulen yang kuat. Bila aliran
berjalan lambat mengalir kearah dinding, maka terjadi pergolakan besar yang berubah
menjadi kecil, akan terjadi sirkulasi kearah pusat impeller sehingga terjadi pencampuran.
Perhitungan atas dasar cara tersebut menunjukkan pencampuran hamper 99% yang dapat
dicapai bila tangki mengalami sirkulasi 5 kali. Waktu pencampuran dapat diperkirakan dari
korelasi aliran total yang dihasilkan dari beberapa jenis impeller. Untuk turbin berdaun enam
standar, waktu pencampuran adalah :
q = 0,92 n Da3 (Dt/da)
Tt = 5 v / = 5(n2H/4) (1/0,92 n Da2 Dt)
nTt = (Da/Dt)2 (Dt/H) = konstan = 4,3
Digunakan untuk tangki dan impeller tertentu, atau untuk berbagai system yang secara
geometri serupa. Waktu pencampuran diperkirakan berbanding terbalik dengan kecepatan
pengaduk. Digunakan untuk turbin dengan (Da/Dt) = 1/3 dan (Dt/H) = 1, dan HTt = 36
Korelasi umum untuk menentukan waktu pencampuran diberikan oleh Norwood dan
Metzer adalah :
ft = TT (nDa2)2/3 q3/6 Da1/2 = na (Da/Dt)2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt3/2
Untuk propeller adalah :
ft = TT (nDa2)2/3 q1/6 = na (Da/Dt)3/2 (Da/Dt)1/2 (q/n2Da)1/6
H1/2 Dt
Untuk Da/Dt = 0,07 0,18
3.1 Tangki Pencampuran (Mixing)
Alat pencampur fasa padat ke fasa cair jenis ini diperuntukkan untuk memperoleh
campuran
dengan
viskositas
rendah,
biasanya
berupa
tangki
pencampur
beserta
Jumlah baffle biasanya 3, 4 atau 6 buah dengan ukuran 1/12 diameter tangki.
Pengaduk/impeller, digunakan untuk mengaduk campuran, jenis dari impellerberagam
disesuaikan pada sifat dari zat yang akan dicampurkan. Jenis-jenis impeller yang
umumnya digunakan adalah : Tree-blades/ marine impeller digunakan untuk
pencampuran dengan bahn dengan viscositas rendah dengan putaran yang tinggi,
Turbine with flat vertical blades impeller digunakan untuk cairan kental dengan
viscositas tinggi, horizontal plate impeller digunakan untuk zat berserat dengan
sedikit terjadinya pemotongan, Turbine with blades are inclined impeller paling cocok
digunakan untuk tangki yang dilengkapi jaket pemanas, curve bade Turbines impeller
efektif untuk bahan berserat tanpa pemotongan dengan viskositas rendah, flate plate
impeller digunakan untuk pencampuran emulsi, cage beaters impart impeller cocok
digunakan untuk pemotongan dan penyobekan, anchore paddle impeller digunakan
campuran dengan viscositas sangat tinggi berupa pasta.
IV.
LANGKAH KERJA
1.
2.
3.
V.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
DATA PENGAMATAN
Tipe pengaduk
Diameter pengaduk
Diameter tangki
VI.
Run
Rpm
Rps
t.penetralan
s
H
(m)
P
g/ml
T
(c)
60
53
0.27
0.904
32
60
50
0.27
0.9173
34
60
44
0.27
0.9304
37
60
36
0.27
0.9382
41
PERHITUNGAN
Menghitung densitas
Besar pikno kosong
= 37.01 gr
Berat pikno + aquades
= 60.981 gr
Berat aquadest
= 23.971 gr
Volume aquadest = volume piknometer = 23.971 gr
1 gr/ml
Berat pikno + cairan = 59.675 gr
Berat cairan
= 22.665 gr
P cairan
= 22.665 gr
23.971 ml
= 23.971 gr/ml
= 0.9455 g/ml
a. Run 1
Berat pikno + sampel = 58.714 gr
Berat sampel
= 21.704 gr
P1 = larutan kanji
21.704 gr
23.971 ml
= 0.9054 gr/ml
b. Run 2
Berat pikno + sampel = 58.998 gr
Berat sampel
= 21.988 gr
P2 = larutan kanji
21.988 gr
23.971 ml
= 0.9173 gr/ml
c. Run 3
Berat pikno + sampel = 59.312 gr
Berat sampel
= 22.302 gr
P2 = larutan kanji
22.302 gr
23.971 ml
= 0.9304 gr/ml
d. Run 4
Berat pikno + sampel = 59.50 gr
Berat sampel
= 22.49 gr
P2 = larutan kanji
22.49 gr
23.971 ml
= 0.9382 gr/ml
Menghitung waktu pencampuran
Dik : Da = 20 cm : 0.2 m
Dt = 35 cm : 0.35 m
Ft = ntT Da 2
Dt
9
Dt
H
n2Da
Run 1
Ft = ntT
Da 2
Dt
9
Dt
H
n2Da
S
0.35 m
0.27 m
= 50 ( 0.3265) (1.1386) (1.9134)
= 35.5656
Run 3
Ft = ntT
Da 2
Dt
Dt
H
n2Da
2
= 1 . 44 s 0.2 m
0.35
S
0.35 m
0.27 m
= 44 ( 0.3265) (1.1386) (1.9134)
= 31.2977
Run 4
Ft = ntT
Da 2
Dt
Dt
H
n2Da
2
= 1 . 36s 0.2 m
0.35
S
0.35 m
0.27 m
= 36 ( 0.3265) (1.1386) (1.9134)
= 25.6072
VII.
ANALISA PERCOBAAN
(1/s)2. 0.2 m
9
9.81 m/s2
(1/s)2. 0.2 m
9
9.81 m/s2
(1/s)2. 0.2 m
VIII.
KESIMPULAN
1. Agitasi adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan reduksi
gerakan pada bahan-bahan yang biasanya terjadi pada suatu bejana.
2. Semakin tinggi suhu yang digunakan waktu penetralan yang dibutuhkan semakin kecil
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun.2015. penuntun pratikum satuan operasi . Palembang. POLSRI
www. Academia.edu