Professional Documents
Culture Documents
SOLITARY PULMONARY
NODUL
Disusun oleh:
Ela Anggraini 1161050216
Pembimbing :
dr. Johanes R. S, Sp.P
Klasifikasi
1. Nodul jinak
2. Malignant nodule
3. Indeterminate nodule
Age
35-39
3%
40-49
15%
50-59
43%
>60
50%
Diagnosis
Dalam pemeriksaan radiografi
biasanya nodul ditemukan secara
kebetulan dan dapat di ketahui
informasi mengenai karakteristik dari
nodul tersebut seperti pola, ukuran
dan pertumbuhannya.
CT densitometri
CT densitometri melibatkan pengukuran
nilai redaman, dinyatakan dalam satuan
Hounsfield, dibandingkan dengan
referensi "bayangan" Nilai redaman
biasanya lebih tinggi untuk nodul yang
bersifat jinak dibandingkan untuk nodul
ganas.
Bayangan pada CT memungkinkan
identifikasi 35 -55% dari semua lesi jinak
yang diidentifikasi.
CT Peningkatan Kontras
Penggunaan CT scan dengan
penambahan kontras yang
dimasukan secara intravena
digunakan untuk membedakan lesi
bersifat jinak atau lesi bersifat
ganas.
Bronkoskopi
Sensitivitas bronkoskopi untuk
mendeteksi proses keganasan dalam
nodul paru soliter sekitar 20-80%.
Bronkoskopi merupakan pemeriksaan
baku bagi pasien yang akan
menjalani pembedahan rongga
toraks.
Positron-Emission Tomography
(PET Scan).
Dalam PET, penyerapan
fludeoxyglucose F 18 digunakan
untuk mengukur metabolisme
glukosa.
Teknik ini menjadi banyak digunakan
untuk membedakan nodul bersifat
jinak atau bersifat ganas.
Hasil negatif palsu dan positif palsu
dapat terjadi.
Video-assisted thoracoscopic
surgery
Terima kasih