Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
Artia Tamado Sitorus
NIM 6450405163
ABSTRAK
Artia Tamado Sitorus, 2009, Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2009 (Studi Kasus di
Unit Utility PT. SK. Keris Banten), Skripsi, Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I: Eram Tunggul Pawenang, SKM,
M. Kes, Pembimbing II: dr. Anik Setyo Wahyuningsih.
Kata Kunci: Bahaya Potensial, Penilaian Risiko
Identifikasi Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko merupakan bagian dari
program keselamatan dan kesehatan kerja dalam tahapan manajemen risiko, yang
dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PAK). Tujuan dari penelitian adalah mempelajari
Penerapan Identifikasi Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko di Unit Utility PT. SK
Keris Banten.
Berdasarkan sifat masalah dan analisa datanya, penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif, ditinjau dari segi waktu penelitian ini termasuk penelitian
cross sectional. Lokasi dan waktu penelitian adalah di Unit Utility PT. SK Keris
Banten dilakukan pada bulan Juli 2009. Obyek penelitian adalah penerapan
Identifikasi Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko di Unit Utility PT. SK Keris
Banten. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan Penilaian Risiko
mengacu pada metode yang telah digunakan oleh Perusahaan. Data yang
digunakan dalam penelitian adalah data primer hasil dari observasi dan
wawancara serta data sekunder yang diperoleh dari perusahaan. Penilaian Risiko
yang dilakukan di Utility Unit menggunakan kriteria kekerapan dan keparahan.
Pelaksanaan Identifikasi Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko yang
dilakukan oleh peneliti bersama dengan para ahli dalam hal ini petugas K3 dan
supevisor setempat mengahasilkan 19 macam risiko dengan tingkat risiko rendah
berjumlah 3 risiko, tingkat risiko sedang berjumlah 7 risiko, tingkat risiko tinggi
berjumlah 8 risiko dan tingkat risiko ekstrim berjumlah 1 risiko.
Penerapan identifikasi aspek lingkungan dan sumber bahaya K3 di Utility
Unit PT. SK Keris Banten sudah dilakukan secara menyeluruh dan
berkesinambungan dari tahun ke tahun. Sebaiknya dibentuk divisi khusus untuk
menangani manajemen K3 Agar hasil dari identifikasi potensi bahaya dan
penilaian risiko yang dibuat lebih terjamin keakurasian dan kevalidannya.
ii
ABSTRACT
Artia Tamado Sitorus. 2009. Hazard Identification and Risk Assesment of
Occupational Health and Safety (Case Study in Utility Unit
of PT. SK Keris Banten). Final Project. Public Health, Sport
Science Faculty, University State of Semarang. 1st Counselor:
Eram Tunggul Pawenang, 2nd Counselor: dr. Anik Setyo
Wahyuningsih.
Keywords: Hazard Identification and Risk Assessment
Hazard Identification and Risk Assessment are part of occupational health
and safety program in phase of risk management which are conducted to avoid
work accident and the occupational disease. The aim of this research is to study
the implementation of hazard identification and risk assessment at Utility Unit PT.
SK Keris Banten.
Based on the characteristic of the problem and the data analysis, this
research is descriptive research. Meanwhile, based on the time of the research, this
research is categorized as cross sectional research. This research took place at
Utility Unit PT. SK Keris Banten, it was held on July, 2009. The research object is
the implementation of hazard identification and risk assessment at Utility Unit PT.
SK Keris Banten. The method used in the risk assessment research is based on the
method from the company. There are two kinds of the data used in this research,
they are; primary data which is taken from the result of observation and interview,
and secondary data which is taken from the company. Risk Assessment that is
conducted at Utility Unit is using probability and severity criteria.
According to Hazard Identification and Risk Assessment that are
conducted by the researcher and experts who consist of official of K3 and a
supervisor at Utility Unit are producing 19 kinds of risk by low risk level with the
number of 3 risks, medium risk level with the number of 7 risks, high risk level
with the number of 8 risks and extreme risk level with the number of 1 risk.
Implementation of identification to the environment aspect and
Occupational Health and Safety at Utility Unit PT. SK Keris Banten had been
totality done in every years. The special division should be made to handle the
Occupational Health and Safety management. So that the result of hazard
identification and risk assessment are guaranteed.
iii
PENGESAHAN
Mengesahkan
Panitia dan Penguji
Penguji I
Penguji II
Penguji III
NIP. 19740928.200312.1.001
NIP. 19740903.200604.2.001
iv
Tanggal
Penandatanganan
MOTTO
Bersukacitalah dalam pengharapan,
Persembahan
Skripsi ini Ananda persembahkan untuk:
1. Ayahanda (Sahat Maruli Sitorus) dan
Ibunda (Tiurlan Simanjuntak).
2. PT. SK. Keris Banten.
3. Almamater UNNES.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tahun 2009 (Studi Kasus di
Unit Utility PT. SK. Keris Banten) dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Fakultas
Ilmu
Keolahragaan
Universitas
Negeri Semarang.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak, dengan
rendah hati disampaikan terima kasih kepada:
1. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang, Bapak Drs. M. Nasution, M.Kes atas ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, Bapak dr. H. Mahalul Azam, M. Kes., atas ijin
penelitian.
3. Pembimbing I, Bapak Eram Tunggul Pawenang, S.KM, M. Kes., atas arahan
dan bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Pembimbing II, Ibu dr. Anik Setyo Wahyuningsih, atas atas arahan dan
bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.
5. General Manager SK. Keris, Bapak Lukman Hakim Hutabarat, atas ijin
Penelitian.
vi
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
ii
ABSTRACT ..................................................................................................
iii
PENGESAHAN ..........................................................................................
iv
vi
viii
xi
xii
xiii
1.1
1.2
1.3
Tujuan Penelitian............................................................................
1.4
Manfaat Penelitian..........................................................................
1.5
1.6
2.1.
2.2.
2.3.
12
2.3.1
14
2.3.2
14
2.3.3
19
2.4.
Kerangka Teori...............................................................................
27
28
3.1.
28
3.2.
28
viii
3.3.
29
3.4.
31
3.5.
31
3.6.
31
3.7.
31
3.8.
32
3.9.
32
3.10.
33
34
4.1.
34
4.2.
44
4.2.1.
44
4.2.2.
57
4.2.3.
56
4.2.4.
60
4.2.5.
66
70
5.1.
70
5.2.
74
5.3.
75
5.4.
81
5.5.
81
82
6.1.
Simpulan .......................................................................................
82
6.2.
Saran ..............................................................................................
82
83
LAMPIRAN .................................................................................................
85
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
15
16
17
18
19
21
29
37
45
50
55
57
60
66
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
13
2.
19
3.
27
4.
28
5.
51
6.
52
7.
53
8.
53
9.
54
55
65
78
78
79
79
79
80
80
80
80
80
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
86
87
88
89
90
91
94
96
97
98
99
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia banyak menghadapi tantangan
yang tidak dapat dihindari yaitu terjadinya arus globalisasi yang ditandai dengan
perdagangan bebas, meningkatnya teknologi informasi, komunikasi dan
transportasi, sehingga hubungan antar bangsa yang tiada batas melanda seluruh
dunia hingga pada saat ini sudah dapat dirasakan dampaknya. Kesepakatankesepakatan di bidang perdagangan dan ekonomi seperti ASEAN Free Trade Area
(AFTA), Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan World Trade
Organization (WTO), merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak
dapat menghindarkan diri dari perubahan dan perkembangan yang melanda dunia
(Tjandra Yoga Aditama dan Tri Hastuti, 2006:2).
Perdagangan
bebas
menuntut
para
praktisi
bisnis
untuk
lebih
barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk
memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (Rudi Suardi, 2007:71).
PT Freeport Indonesia misalnya, telah melakukan pelatihan Hazard
Identification and Risk Assessment Determining Control (HIRADC - Identifikasi
Bahaya & Penilaian Risiko Penerapan Kontrol). Pelatihan dilaksanakan dan wajib
untuk semua staf sehingga para karyawan staf dapat mengidentifikasi bahaya dan
menilai risiko, serta menerapkan kontrol yang sesuai untuk risiko yang ditemui
ditempat kerja masing-masing sehingga dapat meminimalisir potensi kerugian di
area kerja (PT. Freeport Indonesia, 2008:1)
PT. SK Keris adalah perusahaan yang bergerak dalam pembuatan Polyester
Filament Yarn (PFY) dan Polyethylene Terephthalate (PET) yang berada di Kota
Tangerang Banten dengan jumlah tenaga sebanyak 890 orang. Menurut data
perusahaan, selama tahun 2007 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 8 kasus
dengan 1 orang meningggal dunia ( di Utility Unit), tahun 2008 sebanyak 6 kasus
dan pertengahan tahun 2009 sebanyak 3 kasus yang terjadi di tempat kerja.
Kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan penderitaan bagi pekerja itu sendiri
tetapi juga kerugian yang sangat berdampak bagi perusahaan itu sendiri, sebab
peningkatan kecelakaan kerja di tempat proses produksi menyebabkan antara lain
terhalangnya proses produksi yang dikarenakan oleh pengurangan tenaga kerja,
kemudian hilangnya hari kerja dikarenakan harus beristirahat karena sakit dan
proses pencarian tenaga kerja baru yang sangat memakan waktu dimana PT. Keris
berproduksi 24 jam/hari.
dengan judul tentang Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2009. Dalam penelitian ini
akan diberikan gambaran tentang pelaksanaan identifikasi bahaya dan penilaian
risiko di Unit Utility PT. SK. Keris Banten sebagai langkah untuk perbaikan.
Dalam pelaksanaan identifikasi bahaya dan penilaian risiko ini mengacu pada
Permenaker RI No. Per.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan Occupational Health and Safety Assessment Series
(OHSAS) 18001:1999 serta kebijakan perusahaan tentang Health Safety and
Environtment (HSE) Risk Management.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dikaji
dalam
2.
3.
1.3
Tujuan Penelitian
2.
3.
Tahun &
Tempat
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
M. Noorcahyo E. P
Noor Diansyah
Perbandingan Analisis Kecelakaan, Insiden, Tinjauan Penerapan Pendokumentasian Dengan Standar
Ketidaksesuaian serta Tindak Koreksi dan
SMK 3, Permenaker No. 5 Tahun 1996 di PT.Sinar Pantja
Pencegahan di Sebuah Perusahaan Tekstil
Djaja Semarang
di Kabupaten Semarang dengan Persyaratan
OHSAS 18001:1999 elemen 4.5.2
Artia Tamado S
Identifikasi Bahaya dan
Penilaian Risiko Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Tahun
2009 (Studi Kasus di Unit Utility
PT. Sk. Keris Banten)
2003 Semarang
2007 Semarang
2009 Banten
1.5
2.
1.6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kecelakaan Kerja
2.1.1 Pengertian
Menurut A. M. Sugeng Budiono (2005:171), kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap
manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
2.1.2 Penyebab Kecelakaan Kerja
Secara umum ada dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu
penyebab langsung (immediate causes) dan penyebab dasar (basic causes):
2.1.2.1 Sebab Langsung (Immediate Causes)
Penyebab langsung kecelakaan adalah suatu keadaan yang biasanya dilihat
dan dirasakan langsung, yang dibagi dalam 2 kelompok:
1. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu tingkah laku, , tindak-tanduk
perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan.
2. Kondisi-kondisi Tidak Aman (unsafe conditions) yaitu keadaan yang akan
menyebabkan kecelakaan.
2.1.2.2 Sebab Dasar (Basic Causes)
Faktor manusia atau pribadi, antara lain karena:
1. Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi
2. Kurangnya atau lemahnya pengetahuan dan keterampilan/keahlian
3. Stress
4. Motivasi yang tidak cukup atau salah.
8
10
Perlindungan Karyawan
Tujuan inti penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Mengurangi Biaya
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
11
Menyatakan Komitmen
Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapkan
12
2.2.3.2
kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Hal ini
penting sebab merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang
bersangkutan (Rudi Suardi, 2007:27).
2.2.3.4
dan dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara
resmi di luar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan.
Perlengkapan adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan
untuk menyimpan dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan
menyimpan data. Waktu yang diperlukan tidaklah sedikit terutama orang yang
terlibat dalam penerapan.Sementara dana yang diperlukan adalah untuk membayar
konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga sertifikasi, dan biaya untuk
pelatihan karyawan di luar perusahaan (Rudi Suardi, 2007:29).
13
2.2.3.5
Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
Manajemen Risiko
Sebagai bagian dari proses manajemen, penerapan manajemen risiko
14
Membuat Program
Menerapkan Program
Tinjauan
Gambar 1
Bagan Manajemen Risiko.
15
1.
2.
3.
4.
1.
Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya (Tabel 2.1)
2.
Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.
Pekerjaan Manual
Tegangan Tubuh
1. Kejang otot ketika
mengangkat,
mengangkut
atau
menurunkan benda.
2. Kejang otot ketika
menangani
benda
selain
mengangkat,
mengankut
atau
menurunkan benda.
3. Kejang otot ketika
tidak ada benda yang
ditangani
4. Pergerakan
yang
berulang.
Ergonomis
1. Kelelahan
2. Desain tempat kerja
yang mengakibatkan
stres, kesalahan.
16
Biologi
1.
2.
3.
4.
Bakteri
Jamur
Virus
Parasit
Plant
Mekanik
1. Kendaraan
bermotor
2. Peralatan
mesin
3. Peralatan
manual
1.
2.
3.
4.
Zat Kimia
Terkontak dengan
zat kimia dalam
waktu sebentar
Terkontak
zat
kimia dalam waktu
yang lama
Tersengat hewan
berbisa
Kebakaran
dan
ledakan
Udara Keras
1. Debu dari kayu
2. Gas seperti: CO,
CO2
3. Asap dan uap
4. Kabut seperti asam
Kontak Kulit
1. Terserap seperti
pestisida
2. Karatan
seperti:
asam, alkali
3. alergi
2.
3.
4.
5.
Durasi paparan
6.
7.
8.
9.
Kondisi lingkungan
17
18
19
Tidak
Signifikan
(TS)
Iritasi mata
Ketidaknyamanan
Pegal-pegal
Lelah
Bencana
Besar
(BB)
Minor
(M)
Sedang
(S)
Besar
(B)
Luka pada
permukaan
tubuh
Tergores
Terpotong/
tersayat kecil
Bising
Sakit kepala/
pusing
Memar
Luka terkoyak
Patah tulang
ringan
Sakit/ radang
kulit
Asma
Cacat minor
permanen
Terbakar
Gegar otak
Terkilir serius
Keracunan
Patah tulang
berat
Amputasi
Luka fatal
Luka
kompleks
Kanker
Penyakit
mematikan
Penyakit fatal
akut
Kematian
Tuli
1
Tidak
Signifikan
2
3
Minor Moderate
A
H
H
E
Sering Sekali
B
M
H
H
Sering
C
L
M
H
Sedang
D
L
L
M
Jarang
E
L
L
M
Sangat Jarang
Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen K3 (2007)
4
Major
5
Bencana
Besar
20
Penilaian Risiko
Paparan
Peluang
(E)
(L)
Konsekuensi
(K)
Nilai
Risiko
ExLxK
Tingkatan
Risiko
Kategori:
Definisi
Paparan
Peluang
Konsekuensi
Terus menerus 10 Sangat sering
1
Fatal
20
Berkala
6
Sering
0,6 Major
10
Tertentu
3
Sedang
0,3
Sedang
5
Tidak teratur
2
Jarang
0,1 Minor
2
Jarang
1
Sangat jarang 0,05 Tdk Signifikan 1
Sumber: Rudi Suardi, Sistem Manajemen K3 (2007)
Nilai Risiko
E > 20
H > 10
M 3-10
L <3
-
Keterangan:
E
: Risiko Tinggi
: Risiko Sedang
: Risiko Rendah
21
Menghilangkan Bahaya
Penggantian
Engineering/Rekayasa
Administrasi
22
ini
menggunakan
prosedur,
Standard
Operational
2.
3.
4.
5.
6.
23
Bahaya
(2)
Kepala
Benda-benda jatuh,
ruang yang sempit,
rambut terjerat
APD
(3)
Helm keras (hard hats), helm empuk
(bump caps), topi, harnet
Telinga atau
pendengaran
Suara bising
Mata
Debu, kersik,
partikel-partikel
beterbangan, radiasi,
laser, bunga api las
24
Lanjutan (Tabel 7)
(1)
(2)
(3)
Pelindung wajah
Welding Mask
Mata
25
Lanjutan (Tabel 7)
(1)
(2)
Paru
(3)
alat bantu pernapasan
(Breathing Aparatus)
Tangan
26
Lanjutan (Tabel 7)
(1)
Tangan
(2)
(3)
sarung tangan tahan panas
Rubber Boots
Kaki
Kulit
Krim pelindung
27
Lanjutan (Tabel 7)
(1)
Keseluruhan tubuh
(2)
(3)
Pakaian bertekanan udara (pressured
suits), baju/rompi yang terlihat di
kegelapan (high -visibility), baju
pelindung khusus, baju tahan panas,
baju untuk segala suasana, talitemali pelindung (fullbody harnes)
Atmosfer yang
berbahaya (uap
beracun/debu
radioaktif),
Terjatuh, kendaraan
bergerak, gergaji
rantai, temperatur
tinggi, cuaca
ekstrim
Full-body harnes
28
harus secara jelas dinyatakan dalam prosedur tersebut sehingga prosedur kerja
dapat dikembangkan (Rudi Suardi, 2007:92).
2.3.2.4.2 Komunikasi
Kita harus menginformasikan pada pekerja tentang penggunaan alat
pengendali bahaya, dan juga penting untuk diinformasikan tentang alasan
penggunaannya (Rudi Suardi, 2007:92).
2.3.2.4.3 Menyediakan Pelatihan
Agar para pekerja dan personel lainnya lebih mengenal alat pengendali
yang kita terapkan, mereka harus juga diberikan pelatihan atau penjelasan yang
memadai (Rudi Suardi, 2007:93).
2.3.2.4.4 Pengawasan
Pengawasan harus tetap dilakukan untuk memastikan alat pengendali
bahaya potensial digunakan secara benar (Rudi Suardi, 2007:93).
2.3.2.4.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan terhadap alat pengendali bahaya adalah bagian yang
penting dalam proses penerapan. Prosedur kerja harus mencantumkan peryaratan
pemeliharaan untuk memastikan keefektfan penggunaan alat pengendali ini (Rudi
Suardi, 2007:94).
2.3.2.4.6 Monitor dan Tinjauan
Pemantauan (monitoring) dan tinjauan risiko harus dilakukan pada
interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi. Dalam tahap ini
digunakan
daftar
periksa
pertanyaan
untuk
memastikan
sejauh
mana
29
1.
2.
3.
2.4
Kerangka Teori
Berdasarkan dalam landasan teori di atas, maka disusun kerangka teori
Kecelakaan
Kerja
Evaluasi
SMK3 dan
Permenaker
05/Men/1996
elemen 2.1
tentang
Manajemen
Risiko
Gambar 3
Kerangka Teori
Sumber: Permenaker 05/Men/1996, Rudi Suardi (2007)
Pengendalian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Kerangka Konsep
Evaluasi
Kecelakaan
Kerja
Manajemen
Risiko
1. Identifikasi
Bahaya
2. Penilaian
Risiko
3. Penentuan
Tindak
Lanjut
Perbaikan
Gambar 4
Kerangka Konsep
3.2
30
31
3.3
Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi terhadap masing-masing variable, perlu dibuat
2.
Konsekuensi
Risiko
Instrumen Kategori
Skala
(4)
(5)
(6)
Form Risiko 1. Sering, bila kejadian dapat Ordinal
Perusahaan
terjadi kapan saja
2. Sangat sering, bila
kejadian dapat terjadi
secara berkala
3. Sedang, bila kejadian
dapat terjadi pada kondisi
tetentu
4. Jarang, bila kejadian dapat
terjadi tetapi jarang
Ordinal
Kosekuensi ditentukan Form Risiko 1. Tidak Signifikan, bila
dengan membuat
Perusahaan
terjadi iritasi
ketetapan pada severity
mata,ketidaknyamanan,
yang berpotensi terjadi
pegal-pegal, lelah
2. Minor, bila terjadi luka
pada permukaan tubuh,
tergores,
terpotong/tersayat kecil,
bising, sakit kepala/pusing,
memar
3. Sedang, luka terkoyak
patah tulang ringan,
sakit/radang kulit, asma,
cacat minor permanen
4. Besar, bila terjadi gegar
otak, terbakar, terkilir
serius, keracunan
5. Fatal, bila terjadi patah
tulang berat, amputasi,
luka fatal, luka kompleks,
kanker, penyakit
mematikan, penyakit fatal
akut, kematian, tuli
32
Lanjutan (Tabel 8)
(1)
(2)
3. Tingkatan
Risiko
(3)
Tingkatan Risiko
ditentukan oleh
hubungan antara
nilai hasil
identifikasi bahaya
dan konsekuensi
4. Ketentuan
Tindak lanjut
Tindak Lanjut ditentukan
berdasarkan
tingkatan risiko
yang dihasilkan
(4)
Form Risiko
Perusahaan
(5)
1. Ekstrim, E > 20
(6)
Ordinal
Form Risiko
Perusahaan
33
ini adalah merinci kekhususan yang ada ke dalam konteks bukan memusatkan
pada
adanya
perbedaan-perbedaan
yang
nantinya
dikembangkan
dalam
Fokus Penelitian
Masalah dalam penelitian kualitatif disebut sebagai fokus penelitian
(Moleong, 2001:78). Fokus penelitian ini berisi pokok kajian yang menjadi pusat
perhatian yaitu identifikasi bahaya dan penilaian risiko di Unit Utility PT. SK
Keris.
3.6
3.7
Instrumen Penelitian
34
3.8.1 Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau
perilaku obyek sasaran (Fathoni, 2006:104).
3.8.2 Wawancara
Wawancara
merupakan
suatu
metode
yang
dipergunakan
untuk
35
3.9
Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan Uji
BAB IV
HASIL PENELITIAN
2. Sebelah Selatan
3. Sebelah Timur
: Tanah kosong
4. Sebelah Barat
36
37
Factors dan Dynamic Factors. Dynamic Factors yang tidak dapat dinyatakan
secara jelas dan umumnya diabaikan dalam ilmu manajemen, memberikan
dampak khusus. Khususnya, kemampuan pengelolaan diantara Dynamic Factor
dibahas dalam hubungannya dengan pengembangan keterampilan bekerja,
sementara SK-Manship ditetapkan sebagai dasar kualifikasi untuk Manager PT.
SK Keris.
SKMS merupakan tehnik manajemen yang unik dari SK Group,
dikembangkan dalam periode waktu yang cukup lama dan didapat dari
pengalaman praktis manajemen dan upaya penelitian. Oleh karena itu semua
anggota SK. Group harus belajar asas dasar tersebut secara menyeluruh dan
menjadi cakap dalam aplikasinya. Perannya akan menjadi alat dasar perusahaan
yang melekat kuat dalam strutur manajemen dan harus semakin dikembangkan
lebih jauh.
4.1.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. SK Keris
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. SK KERIS
disusun oleh 28 orang karyawan. Tujuan utama dari Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. SK Keris adalah mencegah kecelakaan, menghindari
kerugian tenaga kerja dan meteriil, mencegah kerusakan lingkungan dan
meminimalkan kerusakan pada kejadian kecelakaan. Adapun kerugian-kerugian
yang harus dicegah adalah sebagai berikut:
4.1.3.1 Kerugian tenaga kerja
Berupa luka atau sakit bahkan kematian akibat hubungan kerja dan
penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh kondisi kerja yang buruk.
38
39
40
Pasal
(2)
VI
50
51
Hal
Ayat
Perjanjian
(3)
(4)
(5)
Perlengkapan
Pakaian
seragam
dan
alat-alat
1
Kerja
perlengkapan kerja
Pada waktu kerja/jam kerja, pekerja wajib
mengenakan pakaian seragam dan
2
perlengkapan lainnya yang disediakan
Pengusaha, adapun standar pemberiannya
ditentukan oleh Pengusaha
Pekerja dilarang memberikan pakaian
seragam
Perusahaan
dan
alat-alat
3
perlengkapan kerja lainnya kepada orang
lain
Pekerja dilarang membawa alat-alat
perlengkapan kerja ke luar lingkungan
4
perusahaan kecuali untuk hal-hal tertentu
yang
berhubungan
dengan
tugas
perusahaan
Pekerja wajib memelihara dan menjaga
5
pakaian dan alat-alat perlengkapan kerja
yang diberikan oleh pengusaha
Apabila
hubungan
kerja
dengan
Perusahaan berakhir, pekerja harus
6
mengembalikan pakaian seragam dan
perlengkapan kerja lainnya
Pengusaha wajib menyediakan fasilitasPerlindungan
fasilitas
tertentu
guna
terciptanya
dan
1
perlindungan kerja, keselamatan dan
Keselamatan
kesehatan kerja sesuai dengan UndangKerja
undang No 1 Tahun 1970
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja, pekerja wajib mematuhi dan
2
menjalankan seluruh standar kerja,
peraturan-peraturan
dan
ketentuanketentuan kerja yang dikeluarkan oleh
41
10
11
Pengusaha
Pengusaha wajib menyediakan alat-alat
keselamatan kerja untuk dipakai oleh
pekerja dalam melaksanakan tugasnya
Pekerja wajib menggunakan alat-alat
keselamatan kerja sesuai dengan lokasi
dan jenis Pekerjaan yang dilakukannya
Alat-alat perlindungan kerja selalu harus
diperiksa dan dirawat. Apabila alat-alat
perlindungan kerja tersebut sudah tidak
memadai lagi segera mengusulkan kepada
atasan yang berwenang untuk diadakan
penggantian seperlunya
Alat-alat perlindungan kerja harus
disimpan pada tempat-tempat yang telah
ditentukan dan tidak diperkenankan
memindahkan ke tempat lain tanpa
persetujuan petugas yang berwenang
Tempat kerja harus selalu dijaga dan
dipelihara kebersihannya serta tidak
diperkenankan meletakkan barang-barang
tidak pada tempatnya
Pekerja dilarang masuk ke daerah
berbahaya
seperti
daerah
listrik
bertegangan tinggi, tempat penyimpanan
benda/bahan berbahaya serta ke dalam
gardu listrik, tanpa seijin petugas yang
berwenang.
Pekerja tidak diperkenankan menyentuh,
menjalankan dan menghentikan mesinmesin serta alat-alat lainnya di luar tugas
dan wewenangnya
Mesin-mesin atau alat-alat lainnya
sebelum dijalankan, terlebih dahulu harus
diperiksa dengan teliti. Mesin-mesin atau
alat-alat tersebut dapat dijalankan setelah
dipastikan bahwa tidak ada kerusakan atau
gejala-gejala yang dapat menimbulkan
bahaya
Apabila terjadi keabnormalan yang gawat
42
12
VII
52
Jamsostek
53
Jaminan
Kecelakaan
Kerja
54
Jaminan
Kecelakaan
Diluar Jam
Kerja
55
Bantuan
Biaya
Perawatan
Akibat
Kecelakaan
Kerja
43
56
Klinik
Perusahaan
3
4
58
Pemeriksaan
Kesehatan
Berkala
Pengusaha
Dalam hal terjadi kecelakaan kerja di luar
lingkungan kerja dan/atau di luar jam kerja
yang biaya pengobatan dan perawatannya
melebihi batas yang telah ditetapkan oleh
Jamsostek
dan/atau
Lembaga
pertanggungan sesuai yang diatur di dalam
SK Bupati Kabupaten Tangerang No. 35
Tahun 2003, maka selisih biaya tersebut
tidak menjadi tanggungan Pengusaha,
akan tetapi Pengusaha memberikan
bantuan maksimal sebesar Rp. 10.000.000
(sepuluh juta rupiah) per kasus per orang
Pengusaha menyediakan klinik dalam
perusahaan
untuk
memberikan
pertolongan pertama bagi pekerja yang
mengalami gangguan kesehatan maupun
kecelakaan kerja
Pekerja yang akan berobat ke klinik
perusahaan harus mendapat ijin atasan
yang berwenang
Untuk pekerja wanita menikah dan
keluarganya, jaminan kesehatannya diatur
tersendiri
Untuk
pekerja
honorer
jaminan
kesehatannya diatur tersendiri
Untuk memelihara kesehatan Pekerja dan
menjalankan kegiatan perusahaan dengan
lancar, Pengusaha melakukan pemeriksaan
kesehatan kepada seluruh pekerja sekali
dalam 1 tahun
Pekerja tidak dapat menolak perintah
Pengusaha untuk diperiksa kesehatannya
oleh dokter, Rumah Sakit dan/atau
lembaga lainnya yang ditunjuk oleh
Pengusaha.
Waktu dan jenis pemeriksaan kesehatan
berkala sebagaimana dimaksud pada ayat
1 ditetapkan dan ditentukan oleh
Pengusaha
44
1. Proses Slurry
2. Proses Esterifikasi (Pre-Polymerisasi)
3. Polymerisasi Kondensasi
4. Proses Chip Cutter
4.1.5.2
2.
3.
45
2.
Penghasil air berupa industrial water dan pure water (Water Treatment)
3.
4.
5.
6.
4.2.1.1
Air Compressor
Fungsi
(2)
Menghasilkan
udara
bertekanan
(45247
Nm3/Hour)
Cara Kerja
(3)
Udara luar dihisap masuk oleh impeller
(kipas) yang digerakkan oleh motor sehingga
udara dikompresi/ditekan dan dialirkan ke air
cooler untuk diteruskan ke Filamen Yarn Plant
untuk mendukung kerja mesin lainnya.
46
Diesel Generator
Mengasilkan
energi listrik
(10865
KW/Hour)
Gas Engine
Menghasilkan
energi listrik
(6311
KW/Hour)
Gas Boiler
Menghasilkan
Steam/uap
(10,10
Ton/Hour)
Package Boiler
Menghasilkan
Steam/uap
Coal Boiler
Menghasilkan
Steam/uap
47
Cooling Water
Untuk
mendinginkan
mesin-mesin
utility
menggunakan
pendinginan
cooling water
fan
baik
secara sendiri
sendiri
maupun
bersamaan
(general
cooling
water).
(2626 USRT)
Water Treatment
Menghasilkan
Industrial
Water dan
Pure Water
Chiller
Menghasilkan
air pendingin
yang
48
Absorber
4.2.1.2
digunakan
pada proses
FY dan PET,
(1826 USRT)
Menghasilkan
air pendingin
yang
digunakan
pada proses
FY dan PET,
PT. SK Keris
(800 USRT)
49
mesin yang ada di unit ini berjumlah banyak, maka Overhaul dilakukan setiap hari
secara bertahap pada mesin-mesin yang berbeda.
4.2.1.2.3 Alat Angkat
Unit ini mengunakan crane sebagai alat angkat Air Compressor Machine
dan kereta dorong sebagai alat angkat untuk Cooling Tower parts.
4.2.1.3
digunakan serta perlengkapan pemadam kebakaran. Berikut ini adalah daftar alat
pelindung diri dan penanganan kebakaran di Unit Utility.
4.2.1.3.1
sarung tangan, ear plug, helmet dan safety shoes. APD seperti respirator, full face
protector dan vynil gloves terdapat di lokasi tertentu yang berpotensi
menimbulkan bahaya kimia, debu dan api listrik. Daftar APD Utility dijelaskan
pada Tabel 11 berikut.
Tabel 11. Jenis Alat Pelindung Diri Unit Utility
Building
Jenis APD
Water Treatment
Turbo Chiller
Air Compressor
Diesel Generator
Package Boiler
50
4.2.1.3.2
Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Pemadam Api Berat (APAB), Hidran Air
dan Foam Tank. Disetiap daerah yang dinilai dapat memicu api dilengkapi dengan
alat pemadam kebakaran, sifat disekeliling daerah tersebut disesuaikan dengan
jenis pemadam. Secara berkala, setiap bulan dilakukan pemeriksaan terhadap alat
pemadam tersebut dan dilakukan pelatihan setiap tahun terhadap semua karyawan,
pelatihan memadamkan api dan cara menghadapi keadaan darurat atau evakuasi.
APAR berisi Powder dan Gas, APAB berisi Gas, Foam tank berisi
busa dan hidran berisi air. Sumber air hidran berasal dari utility. Agar kebakaran
dapat cepat diketahui, disetiap tempat yang berbahaya dilengkapi dengan detector,
jenis detector yaitu smoke detector dan heat detector. Bila ada api di lokasi
detector, maka detector ini akan mengirim sinyal ke Control Room, sehingga
kejadian kebakaran dilokasi tertentu dapat segera diketahui. Setiap tahunnya
diadakan pelatihan pemadam kebakaran pada seluruh karyawan produksi di PT.
SK Keris. Pelatihan tersebut berupa pelatihan penggunaan APAR dan hydrant.
4.2.1.4
Kecelakaan Kerja
51
Gambar 5
Angka Kejadian Kecelakaan Kerja di PT. SK KERIS Tahun 2005 2009
Jumlah kasus kecelakaan kerja di Utility tahun 2005 adalah 1 kasus, 2
kasus pada tahun 2007, 1 kasus pada tahun 2008 dan kasus hingga pertengahan
2009. Kejadian kecelakaan kerja di Utility sangatlah sedikit tetapi Utility
merupakan sumber bahaya potensial yang sangat fatal (Gambar 6).
Gambar 6
Angka Kejadian Kecelakaan Kerja di Utility PT. SK KERIS Tahun 2005
2009
52
Gambar 7
Jenis Kecelakaan Kerja di PT. PT. SK Keris Tahun 2005 2009.
53
Gambar 8
Persentase Jenis Kecelakaan Kerja di Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2005 2009
4.2.1.5
Audiometri
Sebagian besar mesin-mesin produksi di setiap menghasilkan tingkat
kebisingan yang tinggi bahkan melebihi batas NAB (Nilai Ambang Batas)
kebisingan. Pengukuran Audiometri dilakukan pada seluruh karyawan PT. SK
Keris baik karyawan produksi maupun karyawan kantor seperti hasil audiometri
(Gambar 9) berikut.
54
Gambar 9
Pengukuran Audiometri Seluruh Karyawan PT. SK Keris Tahun 2008
Hasil pengukuran audiometri seluruh karyawan PT. SK Keris maka
diperoleh sebanyak 79, 89% karyawan mengalami gangguan fungsi pendengaran
dan 20,11% normal. sedangkan di unit utility sendiri 57% adalah normal, 30,6 %
mengalami gangguan pendengaran dan 19,14 % belum teridentifikasi.
Hasil pengukuran Audiometri di Unit Utility dapatdilihat pada Gambar 10 berikut.
Gambar 10
Pengukuran Audiometri Karyawan Unit Utility PT. SK Keris Tahun 2008
55
4.2.1.6
Pengukuran Kebisingan
Kebisingan di Utility dihasilkan oleh mesin-mesin yang bekerja.
Kebisingan yang dihasilkan setiap mesin berbeda tergantung dari kapasitas mesin
tersebut. Kebisingan setiap mesin di utility sudah melampaui NAB (Nilai Ambang
Batas) kebisingan. Berikut adalah pengukuran kebisingan Utility 2009 (Tabel 12).
Tabel. 12. Pengukuran Kebisingan di Utility Unit Mei 2009
Section
Location
Turbo Chiler
Air Compressor
Utility
Result
(dB)
94.3
Remarks
98.5
Diatas NAB
Diatas NAB
Diesel Generator
103.4
Diatas NAB
Gas Engine
108.5
Diatas NAB
56
4.2.2.3 Operator
Operator adalah pekerja yang bertugas mengontrol semua kerja mesin
melalui kontrol otomatis dan pada waktu tertentu mencatat dan
memeriksa kondisi mesin secara langsung. Operator bertugas secara
shift.
4.2.2.4 Clening Service
Cleaning Service adalah pekerja yang bertugas membersihkan lantai
ruangan mesin agar tidak berdebu dan tetap bersih
4.2.3 Identifikasi Bahaya di Utility
Identifikasi Bahaya dilakukan di seluruh area di Unit Utility, mulai dari
area Water Treatment, Diesel Generator, Air Compressor, Cooling Water, Boiler
hingga Waste Water Treatment. Berikut ini adalah daftar identifikasi bahaya Unit
Utility (Tabel 13).
Tabel 13. Daftar Identifikasi Bahaya di Unit Utility
No
(1)
Identifikasi Aktivitas
Lokasi
(2)
(3)
2 orang Crusher/pekerja Coal Station
mengangkat sak/karung
juga menggunakan drum
yang dipotong untuk
memasukkan batu bara ke
penggilingan,
menaiki
tangga
yang
tidak
memiliki pegangan
1
orang
crusher Coal Station
memecahkan batu bara
dengan palu persis di atas
mesin penggiling batu
bara yang sedang berputar
Identifikasi Bahaya
Risiko
(4)
(5)
Pekerja
dapat Kaki dan tangan
terjatuh, terpeleset.
terkilir,
tertimpa
karung batu bara,
sakit punggung.
Tangan
pekerja Cacat/kehilangan
dapat ikut tergilas anggota atau fungsi
mesin
tubuh
57
Pada
waktu-waktu Coal Station
tertentu saat bekerja,
pekerja
tidak
menggunakan
masker
penutup hidung dan mulut
Operator menaiki tangga Coal Boiler
tanpa hand-rail dengan
tinggi 3 meter menuju
mesin Coal Boiler
Balok yang terbuat dari
besi menghalangi jalan
tangga menuju lantai 2
gedung Air Compressor.
Jarak antara palang besi
dengan tangga kira-kira
1,5 meter
Semua aktivitas dalam
gedung terpapar oleh
bising yang dihasilkan
oleh mesin
Iklim di tempat
cenderung panas
Air
Compressor
Air
Compressor,
Diesel
Generator,
Gas Engine
kerja Diesel
Generator
Pekerja
dapat
terpapar serbuk/debu
batu bara jika terlalu
sering
membuka
masker pada saat
bekerja
Jika terjatuh, dapat
menyebabkan tangan
dan kaki terkilir
bahkan
kepala
terbentur ke lantai
Bising
yang
dihasilkan
oleh
mesin melebihi Nilai
Ambang Batas (> 85
dB)
Menyebabkan
kondisi kerja buruk
Menyebabkan
kondisi kerja buruk
Terjepit
engine parts
Mengisi Oli
Luka
ringan,
memar,
sakit
punggung terkilir
dan cidera pada
kepala
10
Gangguan fungsi
pernapasan.
Paparan 10 tahun
menyebabkan
Pneumoconiosis
Dapat
menyebabkan
penurunan fungsi
pendengaran
bahkan ketulian
Menyebabkan
cepat lelah, kurang
konsentrasi, cepat
kehilangan cairan
tubuh/dehidrasi
Kurang focus pada
pekerjaan,
gangguan
pernapasan
fraktur ringan pada
kaki
Lube
Oil Tetesan oli yang Tergelincir
dan
Sump Tank
tidak
segera jatuh luka ringan
dibersihkan
dapat dan memar
menyebabkan
jalanan licin
58
11
Terluka
putaran
wheel
12
Pemasangan
mesin
kembali Overhaul
Mengelas pipa di
ruangan bergas dapat
menimbulkan
kebakaran
Menimbulkan
kematian
dan
kerusakan/kerugian
akibat kebakaran
Membersihkan
Parts dengan
cleaner
Menyentuh
panel Memungkinkan
parts secara tidak tersengat
arus
sengaja
listrik dan dapt
juga menyebabkan
kerusakan
Panel
sehingga
mengganggu kerja
sistem electricity
perusahaan.
13
14
15
16
17
luka
Pekerja
yang
berhubungan
langsung
dengan bahan kimia PAC
(Poly
Aluminium
Chloride)
Kontak
langsung
pengguaan
bahan
kimia
ini
dapat
terkontaminasi
melalui mata, saluran
pernapasan,
dan
pencernaan
Water
Treatment
dan
Waste
Water
Treatment
Dpt menyebabkan
iritasi mata, bila
terhirup
dpt
menyebabkan
iritasi pernapasan,
iritasi pencernaan
ringan, pemaparan
kronis
dpt
menyebabkan erosi
pada gigi
59
Pekerja
yang
berhubungan
langsung
dengan
bahan
kimia
NaOH
(Sodium
Hydroxide)
Water
Treatment
dan
Waste
Water
Treatment
Kontak
langsung
pengguaan
bahan
kimia
ini
dapat
terkontaminasi
melalui mata, saluran
pernapasan,
dan
pencernaan
Pekerja
yang
berhubungan
langsung
dengan bahan kimia HCl
(Hydrocloric Acid)
Water
Treatment
dan
Waste
Water
Treatment
Kontak
langsung
pengguaan
bahan
kimia
ini
dapat
terkontaminasi
melalui mata, saluran
pernapasan,
dan
pencernaan
18
19
Iritasi pernapasan
bahkan kerusakan
paru, iritasi mata
bahkan kebutaan,
iritasi
kulit
berkelanjutan, luka
pada
mulut,
tenggorokan, perut,
dapat
menimbulkan
kematian.
Iritasi
dan
kerusakan
permanen
pada
mata, pernapasan
(batuk,sesak napas,
hidung
berair
bahkan kematian),
penecernaan
(apabila terminum
menyebabkan
panas pada mulut,
tenggoraokan,
perut, kematian),
pemaparan kronis
menyebabkan erosi
pada gigi
60
Aktivitas
(1)
(2)
1
2
orang
Crusher/pekerja
mengangkat
sak/karung
juga
menggunakan drum
yang dipotong untuk
memasukkan
batu
bara ke penggilingan,
menaiki tangga yang
tidak
memiliki
pegangan
2
1 orang crusher
memecahkan
batu
bara dengan palu
persis di atas mesin
penggiling batu bara
yang sedang berputar
Paparan
(E)
Penilaian Risiko
Peluang
Konsekuensi
(L)
(C)
Tingkatan
Risiko
(E x L x C)
(6)
(3)
6
Berkala
Pekerja
tidak
melakukan
pekerjaan yang
sama
setiap
waktu, pekerja
melakukan
pergantian tugas
(4)
0.1
Jarang
Kecelakaan
belumpernah
terjadi
sebelumnya
tetapi memiliki
kemungkinan
(5)
2
Minor
Dapat
meyebabkan
memar
dan
luka ringan
6
Berkala
Pekerja
tidak
melakukan
pekerjaan yang
sama
setiap
waktu, pekerja
melakukan
pergantian tugas
6
Berkala
Pemecah
batu
bata aan terpapar
debu batu bara
selama bekerja
0.1
Jarang
Kecelakaan
belumpernah
terjadi
sebelumnya
tetapi memiliki
kemungkinan
20
Fatal
Dapat
menyebabkan
12
patah tulang,
cacat/kehilang Risiko Tinggi
an
fungsi
tubuh bahkan
kematian
10
Major
Menyebabkan
18
gangguan
pernapasan
Risiko Tinggi
seperti
Pneumoconios
is
10
Major
18
Dapat
menyebabkan
Risiko Tinggi
luka ringan,
memar,
dan
Pada
waktu-waktu
tertentu saat bekerja,
pekerja
tidak
menggunakan masker
penutup hidung dan
mulut
Operator
menaiki
6
tangga tanpa handBerkala
rail dengan tinggi 3 Operator
meter menuju mesin memeriksa
Coal Boiler
keadaan mesin
hampir setiap 1
0.3
Sedang
Pekerja dibagi
dalam system
shift kerja
0.3
Sedang
Ada 2 operator
yang bertugas
sehingga
menggunakan
1.2
Risiko Rendah
61
jam sekali
Semua
aktivitas
dalam
gedung
terpapar oleh bising
yang dihasilkan oleh
mesin
Banyaknya
akibat dari
kerja mesin
6
Berkala
Tangga
digunakan untuk
keperluan
tertentu
0.3
Sedang
Lantai
2
bangunan
digunakan
banyak pekerja
mulai
dari
operator,
mekanik,
electric hingga
supervisor
6
0.3
Berkala
Sedang
Paparan
Hampir setiap
dirasakan
kegiatan
sepanjang
jam dilakukan
di
kerja,
ada dalam
kalanya
bangunan, tetapi
pekerjaan
tidak semuanya
dilakukan diluar
gedung
6
0.6
Berkala
Sering
Paparan terjadi Hampir setiap
sepanjang
jam kegiatan
kerja di dalam dilakukan
di
bangunana
dalam bangunan
debu
10
0.3
proses Terus-menerus
Sedang
Paparan terjadi Adanya
2
Minor
Dapat
menyebabkan
kepala pusing,
3.6
luka ringan,
memar
Risiko Sedang
10
Major
Menyebabkan
penurunan
18
fungsi
pendengaran
Risiko Tinggi
bahkan
kehilangan
fungsi
pendengaran
5
Sedang
Dapat
menyebabkan
kurang
18
konsentrasi
pada
Risiko Tinggi
pekerjaan
sehingga dapat
menyebabkan
kecelakaan
lain
5
15
Sedang
Dapat
Risiko Tinggi
62
sepanjang
kerja
jam kegiatan
kebersihan
gedung setiap
hari
Banyaknya
akibat dari
kerja mesin
debu
10
proses Terus-menerus
Paparan terjadi
sepanjang
jam
kerja
Membersihkan
3
Cylinder Head Air
Tertentu
Compressor,
maka Kegitan
engine parts diangkat dilakukan pada
dengan menggunakan waktu Overhaul
crane
10
Mengisi Oli
3
Tertentu
Kegitan
dilakukan pada
waktu Overhaul
11
Menggerinda
permukaan mesin
3
Tertentu
Kegitan
dilakukan pada
waktu Overhaul
menyebabkan
gangguan
pernapasan,
gangguan
konsentrasi
pada
pekerjaan
0.3
5
Sedang
Sedang
Adanya
Dapat
kegiatan
menyebabkan
15
kebersihan
gangguan
gedung setiap pernapasan,
Risiko Tinggi
hari
gangguan
konsentrasi
pada
pekerjaan
5
0.6
Sedang
Sering
Dapat
Overhaul
dilakukan pada menyebabkan
9
setiap
mesin luka terbuka
dan
fraktur
sehinga
Risiko Sedang
ringan
kegiatan
dilakukan setiap
hari pada mesin
yang berbeda
0.1
2
Jarang
Minor
0.6
Lantai
setiap Terpeleset
hari dibersihkan menyebabkan
Risiko Rendah
petugas
memar
dan
luka ringan
0.6
2
Sering
Minor
Overhaul
Menyebabkan
3.6
dilakukan pada luka ringan
setiap
mesin
Risiko Sedang
sehinga
kegiatan
63
12
Pemasangan kembali
mesin
13
Memperbaiki
kebocoran pipa pada
ruangan bergas
14
Membersihkan Panel
Parts dengan vacuum
cleaner
15
Mengisi
chemical
(PAC) ke dalam tank.
Meninggalkan/meleta
kkan karung di atas
tank penampungan
16
dilakukan setiap
hari
pada
mesin-mesin
yang berbeda
3
0.6
2
Tertentu
Sering
Minor
Kegitan
Overhaul
Luka ringan
dilakukan pada dilakukan pada karena terjepit
3.6
waktu Overhaul setiap mesin shg
kegiatan
Risiko
dilakukan setiap
Sedang
hari
pada
mesin-mesin
yang berbeda
3
0.1
20
Tertentu
Jarang
Fatal
Perbaikan
Kejadian tidak Menyebabkan
6
diadakan pada dapat diprediksi kebakaran,
saat
terjadi
kematian dan
Risiko Sedang
kebocoran
kerugian
akibat
kebakaran
3
0.6
20
Tertentu
Sering
Fatal
Membersihkan Untuk
Dapat
panel dilakukan membersihkan menyebabkan
36
1 kali dalam panel
dengan kematian jika
seminggu
vacuum cleaner tersengat arus
Ekstrim
dibutuhkan
listrik
jarak
yang
cukup dekat
1
0.1
2
Jarang
Sedang
Minor
Tidak
banyak Pengisian PAC Luka ringan
0.2
dilalui
oleh ke
dalam akibat
pekerja
servise
tank tertimpa
Risiko Rendah
dilakukan
1 karung
minggu sekali
6
0.3
5
9
Berkala
Sedang
Sedang
64
NaOH
dan
HCl
sangat rapuh. dan
jalan tersebut tidak
memiliki pegangan
(hand-grip)
Dasar pijakkan
yang terbuat dari
kayu
sudah
rapuh
sekali
bahkan serpihan
kayu sudah jatuh
3
Tertentu
Pengisian PAC
dilakukan
1x
seminggu
Jadwal
pengisian bahan
kimia ke dalam
sorage
tank
adalah
1x
sebulan
0.3
Sedang
Peluang
akan
terjadi
pada
waktu pengisian
17
Pekerja
yang
berhubungan
langsung
dengan
bahan kimia PAC
(Poly
Aluminium
Chloride)
18
Pekerja
yang
3
0.3
berhubungan
Tertentu
Sedang
langsung
dengan Pengisian NaOH Peluang
akan
bahan kimia NaOH dilakukan
1x terjadi
pada
(Sodium Hydroxide) seminggu
waktu pengisian
19
Pekerja
yang
3
0.3
berhubungan
Tertentu
Sedang
langsung
dengan Pengisian HCl Peluang
akan
bahan kimia HCl dilakukan
1x terjadi
pada
(Hydrocloric Acid)
seminggu
waktu pengisian
Risiko Sedang
Menyebabkan
luka ringan,
memar, luka
terbuka
dan
fraktur ringan
10
Major
iritasi
mata,
iritasi
9
pernapasan,
iritasi
Risiko Sedang
pencernaan
ringan, erosi
pada gigi.
20
Fatal
kerusakan
paru,
kebutaan,
iritasi
kulit
18
berkelanjutan,
luka
pada Risiko Tinggi
mulut,
tenggorokan,
perut,
dapat
menimbulkan
kematian.
20
Fatal
Iritasi
dan
kerusakan
permanen
18
pada
mata,
pernapasan,
Risiko Tinggi
iritasi
pencernaan
bahkan
kematian,
erosi pada gigi
65
Gambar 11
Tingkatan Risiko di Unit Utility
66
Identifikasi Aktivitas
Tingkatan
Risiko
(3)
Existing
Control
(4)
Alat Pelindung
Diri
seperti
helmet
dan
safety shoes
(1)
(2)
1
2 orang Crusher/pekerja
mengangkat
sak/karung
juga menggunakan drum
1.2
yang
dipotong
untuk
Risiko
memasukkan batu bara ke
Rendah
penggilingan,
menaiki
tangga yang tidak memiliki
pegangan
2
1
orang
crusher
Alat Pelindung
memecahkan batu bara
Diri
seperti
dengan palu persis di atas
sarung tangan
12
mesin penggiling batu bara
Risiko Tinggi
yang sedang berputar
Additional Control
(5)
Engineering Control:
Pemasangan hand-rail
dan conveyor
Administrative
Control: melakukan
pemecahan batu bara
dahulu di tempat lain
kemudian pecahannya
dimasukkan ke dalam
penggilingan
Administrative
Control:
Inspeksi/pengawasan
K3
Administrative
Control:
Safety sign/warning
67
10
11
Control: safety
line pada balok
besi
Semua aktivitas dalam
Alat Pelindung Administrative Control:
gedung terpapar oleh bising
18
Diri seperti ear- Meluangkan waktu untuk
yang dihasilkan oleh mesin Risiko plug
keluar gedung dalam
Tinggi
beberapa saat pada waktu
renggang bekerja
Iklim di tempat kerja
Engineering
Admnistrative
Control:
cenderung panas
Control:
Meluangkan waktu untuk
Exhaust
Fan, keluar gedung dalam
18
ventilation and beberapa saat pada waktu
Risiko
opened doors
renggang dlm bekerja,
Tinggi
penyediaan air minum
yang cukup di dalam
ruangan
Banyaknya debu akibat dari
Alat Pelindung Administrasi
Control:
proses kerja mesin
Diri
seperti adanya
pengawasan
masker.
penggunaan masker.
15
Administrative
Risiko
Control Seperti
Tinggi
adanya
kebersihan
setiap hari
Mengisi Oli
Alat Pelindung Admnistrative
Control:
Diri
seperti adanya Instruksi Kerja
safety
shoes. yang benar dan adanya
9
Administrative pengawasan
Risiko
Control seperti
Sedang
adanya
kebersihan
setiap hari
Menggerinda permukaan
0.6
Alat Pelindung Administrative Control:
mesin
Diri
seperti adanya Instruksi Kerja
Risiko sarung tangan
yang benar dan adanya
Rendah
pengawasan
Pemasangan kembali mesin
Alat Pelindung Administrative Control:
3.6
Diri
seperti adanya Instruksi Kerja
Risiko
sarung tangan
yang benar dan adanya
Sedang
pengawasan
68
12
Membersihkan Cylinder
Head Air Compressor,
maka engine parts diangkat
dengan menggunakan crane
13
Memperbaiki
kebocoran
pipa pada ruangan bergas
14
15
16
17
18
19
Alat Pelindung
3.6
Diri
seperti
Risiko
sarung tangan
Sedang
dan safety shoes
Engineering
Control seperti
6
Fire
Alarm,
Risiko
Heat Detector,
Sedang
Hydrant
dan
APAR
Alat Pelindung
36
Diri
seperti
Ekstrim sarung tangan
dan goggles
Engineering
0.2
Control adanya
Risiko pembatasan
Rendah area
dengan
pagar
Alat Pelindung
4.5
Diri
seperti
Risiko helmet
dan
Sedang safety shoes
18
Risiko
Tinggi
18
Risiko
Tinggi
Alat Pelindung
Diri
seperti
sarung tangan,
respirator dan
safety shoes
Alat Pelindung
Diri
seperti
sarung tangan,
respirator dan
safety shoes
Alat Pelindung
Diri
seperti
sarung tangan,
respirator dan
safety shoes
Administrative Control:
adanya Instruksi Kerja
yang benar dan adanya
pengawasan
Administrative Control:
adanya Instruksi Kerja
yang benar dan adanya
pengawasan
Administrative Control:
adanya Instruksi Kerja
yang benar dan adanya
pengawasan
Administrative Control:
adanya Instruksi Kerja
yang benar dan adanya
pengawasan
Substitusi Control seperti
menganti dasar kayu
dengan dasar yang lebih
kokoh dan kuat serta
memasang hand-grip
Administrative Control:
adanya Instruksi Kerja
yang benar dan adanya
pengawasan
Administrative Control:
adanya Instruksi Kerja
yang benar dan adanya
pengawasan
Administrative Control:
adanya Instruksi Kerja
yang benar dan adanya
pengawasan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1
Bahaya Potensial
Utility Unit adalah satu dari 6 unit yang berada di divisi produksi. Unit ini
merupakan Unit yang memiliki fungsi antara lain, penghasil listrik untuk semua
kegiatan industri dan keperluan kantor (Diesel Generator dan Gas Engine),
penghasil air berupa industrial water dan pure water (Water Treatment),
penghasil Uap (steam) untuk keperluan industri (Boiler), penghasil udara
bertekanan untuk keperluan industri (Air Compressor), penghasil Chilled Water
untuk pendingin ruangan dan keperluan industri lainnya (Turbo Chiller),
pemeliharaan limbah cair industri (Waste Water Treatment).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
didapatlah 5 sumber bahaya yang ada di Unit Utility yaitu lingkungan kerja,
energi, pekerjaan manual, plant dan zat kimia (Rudi Suardi, 2007:75).
Pertama, lingkungan kerja Unit Utility merupakan tempat yang dilalui oleh
banyak pekerja (supervisor, operator, mekanik, elektrik, cleaning service, bahkan
tamu). Semakin banyak akses ke lingkungan kerja, semakin besar pula peluang
terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini yang menjadikan lingkungan kerja menjadi
salah satu sumber bahaya potensial. Selain itu, temperatur di Unit Utility
cenderung panas yang disebabkan oleh mesin-mesin yang bekerja. Setiap mesin
menghasilkan panas, bunyi, getaran, debu, asap, bau dan kelembaban udara,
dimana semua faktor tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan lingkungan
kerja. Tingginya temperatur di tempat kerja mempengaruhi banyaknya kejadian
69
70
kecelakaan kerja karena para pekerja dapat menjadi malas, tidak senang, dan acuh
tak acuh terhadap pekerjaannya (Tulus Winarsunu, 2008:58).
Kedua, energi merupakan salah satu sumber bahaya potensial yang dapat
berakibat fatal tentunya. Bahaya potensial energi dapat bersumber dari daya listrik
(electrical), gravitasi, energy kinetik, getaran dan kebisingan. Daya listrik adalah
sumber daya yang paling umum dan fleksibel digunakan di industri dan
perumahan. Listrik juga mungkin yang paling berbahaya karena tidak tampak,
tidak berbau dan jika dirasakan, mungkin sudah terlambat. Unit Utility adalah unit
penghasil daya listrik utama di PT. SK Keris baik untuk keperluan industri
maupun keperluan kantor. Total energi yang dihasilkan Unit Utility adalah 18.000
KW/jam.
Pembangkit listrik dihasilkan oleh Diesel Generator dan Gas Engine .
Bahan bakar yang digunakan Diesel Generator adalah jenis IDO (Industrial
Diesel Oil) dan MFO (Marine Fuel Oil) yang mengalami proses pembakaran di
ruang bakar (Combustion Chamber) untuk menghasilkan tenaga untuk memutar
generator sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk semua keperluan
perusahaan. Bahan bakar yang digunakan Gas Engine adalah jenis Gas LNG
(liquefied natural gas) untuk menghasilkan tenaga untuk memutar generator
sehingga menghasilkan tenaga listrik untuk semua keperluan perusahaan. Terlebih
lagi di Unit ini pernah terjadi kecelakaan kerja yang memakan korban jiwa akibat
tersengat listrik. Total tegangan yang dihasilkan unit ini adalah 6600 Volt.
Bahaya-bahaya yang dapat timbul akibat hubungan kelistrikan adalah kejut,
hangus, mata merah, kebakaran dan statik. Unit Utility juga menghasilkan energi
71
lain berupa uap yg digunakan untuk keperluan industri. Uap yang dihasilkan
berasal dari Gas Bolier, Coal Boiler dan Package Boiler. Bahan bakarnya berasal
dari batu bara dan IDO (Industrial Diesel Oil/solar). Untuk menghasilkan uap
keperluan industri maka diperlukan 10 ton batu bara perhari sehingga penggunaan
alat pelindung diri para pemecah batu bara perlu diperhatikan mengingat peluang
debu batu bara dapat berdampak buruk terhadap kesehatan terutama pada saluran
pernapasan.
Bentuk energi lain yang berbahaya adalah gravitasi. Bahaya yang dapat
ditimbulkan akibat gravitasi bumi adalah tertimpa benda, terjatuh, tersandung dan
tergelincir. Bahaya akibat gravitasi ini dapat terjadi di Unit tetapi tidak sering
terjadi dan risiko yang ditimbulkan pun adalah risiko rendah. Lain lagi bahaya
yang ditimbulkan akibat energi kinetik antara lain apabila pekerja menabrak suatu
benda atau tertabrak benda contohnya adalah menabrak palang besi yang terlalu
rendah yang berada di gedung Air Compressor.
Bahaya oleh getaran terjadi saat mesin atau alat yang dijalankan dengan
motor sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Getaran mekanis dibedakan
berdasarkan jenis pajanannya, yaitu Getaran Seluruh Badan (Whole Body
Vibration) dan Getaran Alat-alat Lengan (Tool-Hand Vibration). Getaran yang
ada di Unit Utility adalah getaran yang disebabkan oleh mesin (motor) dan akibat
yang dirasakan oleh pekerja adalah gangguan kenikmatan dalam bekerja dan
mempercepat terjadinya kelelahan.
Bahaya energi terakhir adalah kebisingan. Berdasarkan hasil penelitian,
seluruh gedung yang merupakan bagian Unit Utility menghasilkan Kebisingan
72
diatas NAB (85 dB) yaitu antara 94,3 dB 108,5 dB, sehingga melewati syarat
NAB (KEP-51/MEN/1999). Kebisingan tertinggi pada bagian Gas Engine yaitu
sebesar 108,5 dB, ini sangat perlu perhatian khusus terutama pada bagian APD
para pekerja ditemmpat itu. Sedangkan hasil pengukuran audiometri tahun 2008
terhadap seluruh pekerja di Unit Utility ini dihasilkan 53% pekerja mengalami
gangguan pendengaran. Kebisingan dapat menyebabkan gangguan kenyamanan
dan konsentrasi dalam bekerja, gangguan komunikasi, menurunkan daya dengar
dan dapat menyebabkan ketulian (A. M. Sugeng Budiono, 2005:32).
Ketiga, penanganan manual adalah segala kegiatan mengangkut atau
menopang beban dengan tangan atau kekuatan tubuh yang berupa kegiatan
mengangkat , meletakkan, mendorong, menarik, membawa, atau memindahkan.
Dari korban cedera yang berasal dari penanganan manual, sebagian besar (dua
pertiganya) berupa ketegangan otot dan terkilir (John Ridley, 2008:257).
Penanganan manual ini hampir dilakukan oleh seluruh pekerja di Unit Utility
seperti mechanician, coal crusher hingga Cleaning Service. Penanganan manual
oleh mechanician (mekanik) dapat dilihat pada saat overhaul (bongkar-pasang
mesin), sedangkan pada coal crusher (pekerja pemecah batu bara) pekerjaan
manual dapat dilihat pada saat memecahkan batu bara dan mengangkat drum batu
bara secara berulang-ulang. Pekerjaan manual seperti mengangkat beban dan
melakukan pergerakan berulang ini (pekerja penghancur batu bara) dapat
mengakibatkan tegangan tubuh dan secara ergonomis dapat menimbulkan
kelelahan.
73
5.2
Tingkatan Risiko
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap penilaian risiko adalah risiko
tinggi berada di peringkat tertinggi, kemudian risiko sedang, risiko rendah dan
risiko ekstrim. Penilaian dilakukan berdasarkan pertimbangan paparan, peluang
74
dan konsekuensi dari sumber bahaya yang dihasilkan. Setiap tingkatan risiko ini
akan ditetapkan pengendaliannya berdasarkan prioritas tertinggi maka didapatlah
4 macam risiko dengan nilai yang berbeda, di urutan pertama terdapat Risiko
Tinggi (High Risk) sebesar 42,10%, urutan kedua terdapat Risiko Sedang
(Medium Risk) sebesar 36,84%, urutan ketiga terdapat Risiko Rendah (Low Risk)
sebesar 15,7% dan yang keempat adalah Risiko Ekstrim (Extreme Risk) sebesar
5,26%. Berdasarkan hasil penilaian, risiko ekstrim berada diurutan terakhir tetapi
apabila dilihat dari dampak yang akan ditimbulkan, maka risiko ektrim perlu
diprioritaskan, karena pengendalian risiko dimulai dari risiko yang paling tinggi
kemudian ke risiko yang paling rendah (Safety Risk Management Procedures, The
University of Western Australia).
5.3 Pengendalian Risiko
Berdasarkan bahaya potensial yang teridentifikasi di Unit Utility maka
diperlukan pengendalian risiko. Pengendalian risiko diutamakan pada Risiko
Ekstrim dan Risiko Tinggi yang menghasilkan dampak yang sangat besar (Safety
Risk Management Procedures, The University of Western Australia)..
Risiko Ekstrim terdapat pada bagian electrical dimana kegiatannya
berhubungan dengan daya listrik dimana dapat menyebabkan kejut, hangus, mata
merah, kebakaran yang berujung kematian. Secara administratif, penanganan daya
listrik dapat dilihat dari beberapa point penting pada
Electricity at Work
75
1.
Tugas-tugas dibebankan pada atasan dan orang yang bekerja sendiri untuk
mematuhi ketentuan peraturan, dan Pekerja untuk bekerjasama dengan
atasan dalam mematuhi ketentuan peraturan.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jika bekerja pada atau dekat dengan perkakas listrik, harus ada ruang kerja
yang cukup, akses yang memadai, dan pencahayaan yang cukup
11.
76
77
pelaksanaan standar
keselamatan kerja (inspeksi dan patroli) secara rutin serta memelihara komunikasi
tentang pesan keselamatan kerja melalui media seperti poster, buletin, stiker,
bahkan mencontohkan dengan panutan, sangat perlu digalakkan agar keselamatan
dan kesehatan kerja dapat terjaga (John Ridley, 2008:57).
Penggunaan APD merupakan alternatif terakhir bila pengendalian yang laen
telah dilakukan. Seluruh tenaga kerja yang berada di unit ini sebaiknya dilengkapi
dengan alat pelindung diri yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Untuk
78
Gambar 12
Earplug
Gambar 13
Earmuff
79
Gambar 14
Nitrile Gloves
Gambar 15
Chemical Cartridge
Respirator
Gambar 16
Dust, mist Respirator
80
Selain itu, untuk pekerjaan manual dapat menggunakan alat pelindung diri
seperti kacamata las (gambar 17), sepatu keselamatan (gambar 18), helm
keselamatan (gambar 19), welding mask (gambar 20), face shield (gambar 21).
Gambar 17
Welding Goggles
Gambar 18
Safety shoes
Gambar 19
Safety helmet
Gambar 21
Face Shield
Gambar 20
Welding mask
81
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya maka disimpulkan bahwa:
1. Identifikasi bahaya yang dilakukan di Unit Utility menghasilkan 19 bahaya
yang teridentifikasi yang bersumber dari lingkungan kerja, energi, pekerjaan
manual, plant dan zat kimia.
2. Tingkatan risiko mulai dari yang terbanyak adalah tingkat risiko tinggi, risiko
sedang, risiko rendah dan ekstrim.
3. Pengendalian Bahaya dilakukan adalah pengendalian bahaya secara
administratif dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang disertai
pengawasan P2K3.
6.2 Saran
Saran yang ditujukan bagi PT. SK. Keris adalah sebagai berikut:
1. Perlu dibuat organisasi khusus yang menangani SMK3 sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja PER.5/MEN/1996 tentang penerapan SMK3
di perusahaan sehingga identifikasi bahaya dan penilaian risiko dapat lebih
digalakkan.
2. Tingkatan risiko dapat dikurangi dengan cara
pembuatan Standar
82
dan monitoring
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahmat Fathoni, 2006, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ahmad
di
Dunia,
DK3N, 1993, Pedoman Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Audit K3),
Semarang: Dinas Kesehatan Propinsi DATI I.
Edhie Sarwono, 2002, Green Company, Pedoman Pengelolaan Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: PT. Astra Internasional
Tbk.
ILO, 2009, World Day For Safety and Health at Work 2009.
James E Dooley, 1990, Risk Analisys For Health and Environmental, Canada:
Halifax.
John Ridley, 2008, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta: Erlangga.
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES, 2007, Pedoman Penyusunan
SkripsiMahasiswa Program Strata 1.
LAI, 2005, ALKITAB, Jakarta: LAI
Lexy Moleong, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Prabu,
PT
84
85
86
87
LAMPIRAN 1
Company Risk Assesment
No
Identify The
Activity
Identify The
Hazards
Identify Risks
(Associated
with each
hazard and
whom exposed)
Risk Rating
Exposure
(E)
Likelihood
(L)
Existing
Control
Consequence
(C)
Additional Risk
Control
(Apply the hierarchy
of risk controls))
Risk Level
(E x L x C)
1
2
Team
Completed By
Unit/Division
SHE - Team
Date
Describe The Activity and Location
Other Person
Exposure (E)
(10) Continuously
(6) Frequently
(3) Occasionally
(2) Infrequently
(1) Rarely
Likelihood (L)
(1) Almost Certain (sangat
memungkinkan)
(0.6) Likely (memungkinkan)
(0.3) Possible (cukup memungkinkan)
(0.1) Unlikely (kurang memungkinkan)
(0.05) Rare (jarang terjadi)
Consequense (C)
(20) Catastrophic
(10) Major
(5) Moderate
(2) Minor
(1) Insignificant
Action By Whom
Action By When
Remarks
Risk Level
( >20 ) Extreme (E)/Significant risk, immediate action required, must be manage by senior
management with detail plan
( >10 ) High Risk (H), senior management attention needed, detail research and management
planning at senior level
( 3-10) Moderate Risk (M), management responsibility must be specified, monitoring or response
procedure
( <3 ) Low Risk (L), manage by routine procedures, unlikely to need specific allocation of resources
88
LAMPIRAN 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Sub
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
Identity
Name
Nik
Section
Achmad Irfan
101540 SDY2
Adang Subandi
116080 SDY2
Aenes Sandinata
118837 FY 1
Andriyana
115396 Mechanic
Engkus
115328 Utility 2
Hadi Suwito
105262 SDY2
Heri Suwanta
104871 Poly
Herman Susilo
115045 SDY 1
Mas Setia Budi S
105152 SDY 1
Mochamad Akhwani
118753 Mech.2
Nanang Garnita
108415 DT
Saeful Anwar
112238 SDY 1
Sudarno
111350 SDY 1
Yuli Kartika
118266 SDY-1
Budison
117090 FY 2
Eko Jumono
601178 HR&Adm
Muhimin
109492 SDY 1
Suntoro
800272 HR&Adm
Suparmin
115250 Mech.1
Supiyadi
109382 SDY 1
Yudi Sunarya Setiawan
114570 FY 2
Adhi Wibowo Nasution
108730 SDY-1
Agus Ramadhan
PET Prod
Anas Wahyudi
109398 SDY 1
Dwi Suatmaji
109639 SDY-1
Karyana
109644 SDY-1
Kurnia Jaya
115527 Spinning
Maulana
109995 Utility 1
Mulyadi
113410 U/T Ops.2
Purwanto
111721 SDY-2
Saeful Anwar
112238 SDY 1
Setiyadi
112772 PET Maint.
Sutikno (A)
103789 Mech
Wibawa Maulana
104185 FY Maint
Gunardi (A)
106402 SDY-1
Patonih
104253 Technic
Fariz Muslim
107495 DW
Pirmansyah
118491 UT
Saring Wahyudi
104060 FY Maint
Tentrem
109712 FY 1
Bangun Hajopan
119977 UT
Kurnia jaya
115527 Fy 2 & Tech
TOTAL CLAIM ASURANSI
Grade
Ass. Mgr
Leader
WK
SWK
SWK
SWK
FM
SW
SWK
SWK
SWK
SWK
SW
SWK
SWK
Driver
SWK
Driver
Leader
SWK
Leader
SWK
SWK
SWK
LD
SWK
SWK
Ld
SWK
SWK
SWK
SWK
LD
SWK
SWK
LD
SWK
SWK
LD
LD
S.SV
SWK
Year
2005
2006
2007
2008
2009
Accident
Classify
Traffic Accident, Motorcycle
Non Machine related
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Machine related
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Car
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Machine related
Machine related
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Machine related
Machine related
Traffic Accident, Motorcycle
Machine related
Machine related
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Traffic Accident, Motorcycle
Machine related
Machine related
Traffic Accident, Motorcycle
Machine related
Machine related
Machine related
Traffic Accident, Motorcycle
Place
Hospital
RSU Tangerang
RS.Usada Insani
Usada Insani
Asshobirin/RSUI
Asshobirin
RS. Asshobirin
RS. Usada Insani
Asshobirin/RSUI
Asshobirin
RS.Usada Insani
Asshobirin/RSUI
Usada Insani
Asshobirin
Usada Insani
Usada Insani
Usada Insani
Usada Insani
RS. Siloam
Usada Insani
RS. Asshobirin
Usada Insani
Usada Insani
Usada Insani
Bona Sarana Indah
Asshobirin
Asshobirin
Usada Insani
Asshobirin
Usada Insani
Usada Insani
RS. Global Medika
RS. Omni Internasional
RS. Global Medika
RS. Global Medika
RS. Global Medika
RS. Mayapada
Usada Insani
Usada Insani
RS. Global Medika
RSI Ashobirin
Jl Raya Sepong
Toilet
Pondok Cabe
Jamsostek
Claim
Rp 124.000.350
Rp
617.700
Rp 12.991.898
Rp 15.884.803
Rp
426.400
Rp 7.035.579
Rp
Rp 15.305.521
Rp
Rp 2.335.580
Rp 50.415.310
Rp 6.866.440
Rp
-
Bumida
Claim
Remarks
Meninggal Dunia
Tidak ada selisih
Tulang patah
Rp 2.883.432
Rp 8.844.433
Rp 3.920.637
Rp
Rp
738.100
Rp 6.866.440
Rp
Rp 15.118.977
Rp 4.119.448
Rp
580.900
Rp
Rp
Rp
Rp 393.000
Masih Proses
Rp 7.046.770
Rp
Rp 6.647.270
Rp 7.848.198
Rp 77.455.646
Rp 5.007.026
Rp
996.922
Rp
601.985
Rp 5.678.022
Rp 1.003.991
Rp 1.848.019
Rp
Rp
Rp 390.202.365
Rp 6.016.500
Rp 9.292.932
89
LAMPIRAN 3
90
Lampiran 4
Water
Foam
Exit
Building
Extinguisher
Hydrant
Tank
Lamp
Utility
89
132
Fire Alarm
Heat
Smoke
Manual
Detector
Detector
Station
25
Hallon
Cobra
Jenis APAR
Powder
Powder
Gas
Gas CO2
YA - 10L
YA - 50L
CO2
YC - 50
(Trolley)
YC - 7
(Trolley)
AF - 11
Water Treatment
20
Package Boiler
Utility
working
Water
Air Compressor
Diesel
2nd
Generator
Floor
Diesel
st
Generator
Floor
Diesel
Generator
(Basement)
Area
Waste
Treatment
Lampiran 5
91
Lampiran 6
92
93
94
95
LAMPIRAN 7
96
LAMPIRAN 8
T/MGR
GM
TEAM MGR
Erwin Osmal
Operation-1
Plan
Actual
Operation-2
Mulyadi
Yug i Eryu H
SVR
Plan
Actual
F/M
U/T-Elec
Plan
Actu al
11
Teguh
11
L/D
Plan
Actual
11
11
W/K
Plan
Actual
19
19
Arippudin
Irfan
TOTAL
Plan
46
3 Shift/ 4 Group
Daily Rivia
Actu al
46
Mech, ADM
Hasanudin
B. Hajopan
3 Shift/ 4 Group
A.Azis
Daily
(Rivia)
Ba hrudin
Sukardi
Team A
Team B
Team C
Team D
Team A
Wibowo
Pujiman
Tri.G
Ade. MN
Pardi
Tota l employee = 5 7
Team
B
Wiyono
Team C
Team D
WWT
Mech, Adm.
S.Part
Warso
Suyanto
Bambang
Dedi. H
Adm/
S.Part
Joko.T
Amirudin
Rahmat
A.Fatin
Mansuri
Yulianto
Fauzi
Sahrul. A
Ops-2
Ops-1
Mulyadi ( E )
Martono
Fahlepi
Syarif
Asep.J
Pirmansyah
Saepul.B
Dede.G
Dadang
Sutarno
Firman.M
Tatang
Nurjaya
Budi Utoyo
Edi Jusuf
Engkus
Hidayat
Saih
Budi Utoyo
I.Kholid
Crusher Coal
Helper
Mechanic
Jupriadi
Iping
Subur
Damiyati
Nurdin
Lampiran 9
97