You are on page 1of 16

Tindak Kewaspadaan Standar untuk

Pencegahan Infeksi di Fasilitas Umum

Tindak Kewaspadaan Standar untuk


Pencegahan Infeksi di Fasilitas Umum

3. Pendahuluan
4. Masalah Pengendalian Infeksi untuk Publik
4. Sumber Daya Pelayanan Kesehatan
5. Rantai Infeksi
6. Mode Penularan Patogen
6. Tindak Kewaspadaan Standar
7. Tindak Kewaspadaan Berbasis Penularan
8. Persyaratan Efektivitas Disinfektan
9. Elemen Standar Program Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas
Non-Pelayanan Kesehatan
10. Rekomendasi Tindak Kewaspadaan menurut Patogen
11. Menerapkan Tindak Kewaspadaan di Fasilitas Non-Pelayanan
Kesehatan
12. Menggunakan Disinfektan
12. Praktik Pembersihan Formal

Pendahuluan
Risiko patogen yang menginfeksi masyarakat umum
merupakan risiko serius yang pernah ada. Patogen terus
berkembang, sedangkan di mana risiko dan apa yang bisa
dilakukan untuk menanggulanginya tidaklah selalu jelas.
Untuk fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit, rumah
bersalin, pusat bedah, klinik, dll.), keluhan utama manajemen
fasilitas adalah manajemen risiko infeksi terhadap pasien
dan pengunjung. Dengan demikian, banyak sumber daya
digunakan untuk merancang fasilitas dan proses serta praktik
organisasi yang mempertimbangkan keselamatan pasien/
publik. Karena sumber daya ini, fasilitas pelayanan kesehatan
pada umumnya juga siap menghadapi ancaman patogen
yang baru dan berkembang, memiliki pengetahuan, alat, dan
sumber daya untuk melakukannya.
Untuk banyak bisnis lain, utamanya bisnis yang melayani
masyarakat umum, seperti hotel, sekolah, restoran, bandara,
mal, kapal pesiar, dan taman rekreasi, mencegah penularan
penyakit juga merupakan bagian praktik manajemen risiko
tempat-tempat tersebut secara berkesinambungan bagi
pelanggan, namun tempat-tempat tersebut kurang memiliki
sumber daya dan pengetahuan internal yang bisa diterapkan
untuk melindungi pelanggan dari infeksi. Selain itu, karena
tipe fasilitas ini memiliki investigasi formal yang minimal
(yaitu studi yang dirancang dengan baik yang diterbitkan
dalam jurnal yang dikaji oleh ahli), maka hanya ada sedikit
bukti untuk menghitung risiko yang terkait. Risiko penularan
patogen yang menyebabkan penyakit mungkin jauh lebih
rendah di lingkungan non-pelayanan kesehatan, yang menjadi
pembenaran rendahnya prioritas fasilitas dan tingkat sumber
daya serta penggunaan pendekatan yang lebih dasar terhadap
Pencegahan Infeksi setiap hari.

Saat terjadi wabah/epidemik (penyakit yang menjangkiti


banyak orang di suatu komunitas di satu waktu), fasilitas
pelayanan kesehatan telah siap menghadapi penyakit ini
dan pada umumnya tidak perlu mengubah praktik yang
digunakan. Bahkan dalam suatu pandemik (epidemik/wabah
yang memengaruhi wilayah geografis luas, seperti beberapa
benua), pelayanan kesehatan sudah memiliki kebijakan untuk
mengatasi peningkatan penyakit.
Meski demikian, untuk fasilitas non-pelayanan kesehatan,
karena Pencegahan Infeksi tetap saja bukan keluhan besar
bagi bisnis ini, fasilitas ini mungkin kurang pengetahuan
dan sumber daya untuk menentukan implikasinya terhadap
fasilitasnya saat terjadi wabah/epidemik, pandemik, atau
patogen baru yang dikhawatirkan.
Dokumen ini dibuat untuk membantu menjelaskan dasardasar Pengendalian Infeksi dari perspektif pelayanan
kesehatan dan bagaimana konsep ini bisa diterapkan di
fasilitas non-pelayanan kesehatan.
Dokumen ini bertujuan membantu menjelaskan konsep dasar
Pengendalian Infeksi yang dipilih dari perspektif pelayanan
kesehatan dan untuk menyampaikan bagaimana praktik
Pencegahan Infeksi standar ini akan diterapkan di industri
non-pelayanan kesehatan di sejumlah bidang yang terkait
dengan kebersihan dan disinfeksi permukaan lingkungan
serta pembersihan tangan. Ini sebagian dilakukan dengan
membedakannya dengan praktik yang dijalankan fasilitas
pelayanan kesehatan.

Masalah Pencegahan Infeksi


untuk Publik

Sumber Daya Pelayanan


Kesehatan

Dengan demikian kita bisa memvisualisasikan persyaratan


Pencegahan Infeksi untuk fasilitas umum pada suatu garis
kontinum, dengan fasilitas spesifik yang bergerak ke atas
atau ke bawah garis kontinum saat merespon ekspektasi
pelanggan, manajemen, masyarakat umum, otoritas pengatur,
serta pengaruh media.

Salah satu kelebihan yang dimiliki fasilitas pelayanan


kesehatan terkait masalah Pencegahan Infeksi adalah tingkat
kepedulian pemerintah yang diterima oleh fasilitas ini. Hal ini
menghasilkan:

TINGGI

Rumah sakit, Pusat


kanker, Pusat bedah

Fasilitas perawatan
jangka panjang, Kapal
pesiar, Penginapan

SEDANG

Sekolah, Sekolah
Tinggi dan Universitas,
Ritel Makanan

Toko ritel nonmakanan, Restoran,


Penjara

RENDAH

Gedung kantor publik,


Gedung pemerintah

Rekomendasi dari otoritas kesehatan global, seperti CDC


dan WHO, mengenai praktik Pencegahan Infeksi spesifik
yang harus diikuti fasilitas pelayanan kesehatan.

Persyaratan bagi fasilitas untuk mengukur dan


melaporkan kembali infeksi pasiennya.

Merekrut orang yang bersertifikat dalam Pencegahan


Infeksi guna memimpin program untuk mengurangi
risiko infeksi dan melaporkan kepada pemerintah.

Merekrut dokter ahli Penyakit Infeksi, Epidemiologi, dan


tenaga profesional medis lainnya sebagai sumber daya
untuk memerangi infeksi pada pasien.

Industri dan organisasi dagang yang bekerja sama


untuk menghasilkan solusi bagi pelanggan pelayanan
kesehatan dan membantu menurunkan risiko infeksi.

Tim tatagraha yang menerima pelatihan tentang


Pencegahan Infeksi. Sering kali pemimpin Tatagraha
memiliki sertifikasi formal untuk praktik pembersihan
pelayanan kesehatan secara memadai.

Fasilitas non-pelayanan kesehatan pada umumnya memiliki


sedikit peraturan Pencegahan Infeksi dan bergantung pada
bantuan pejabat kesehatan publik atau sumber daya lain
di luar perusahaan. Hal ini menimbulkan luasnya variasi
praktik antar-sektor dan kurangnya konsistensi, bahkan di
satu fasilitas. Meskipun mungkin sudah ada praktik standar
menggunakan pembersihan tangan dan disinfeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan pada situasi yang jelas, di sekolah
atau hotel, praktik ini mungkin dipandang tidak wajib dan
jarang dijalankan - atau bahkan tidak dijalankan sama sekali
tergantung fasilitasnya. Sebagai contoh, kebanyakan sekolah
tidak memiliki persyaratan untuk pembersihan tangan bagi
siswa, sedangkan praktik pelayanan kesehatan bagi perawat
mungkin mewajibkan pembersihan tangan hingga 40 kali per
shift.

Rantai Infeksi

Rantai Infeksi

Di lingkungan pelayanan kesehatan, Infeksi Terkait Pelayanan


Kesehatan (Healthcare Associated Infections, HAI/HCAI),
yang merupakan infeksi sekunder yang terjadi selama
menerima perawatan, biasanya disebabkan oleh flora
endogen pasien, artinya bakteri yang biasanya ditemukan
di tubuh mereka. Sebanyak 20-40% HAI disebabkan oleh
flora eksogen (mikroorganisme dari sumber lain) dan
dianggap bisa dicegah. Sementara HAI yang disebabkan oleh
organisme dari sumber apa pun dianggap bisa dicegah, HAI
yang berasal dari sumber selain tubuh pasien dianggap yang
paling bisa dicegah. Di lingkungan rumah sakit, semua infeksi
pasien dihitung dan dilacak. Infeksi yang terjadi lebih dari
48 jam setelah masuk rumah sakit. Di rumah sakit dianggap
HAI dan umumnya dipandang sebagai akibat pelanggaran
pada praktik pencegahan infeksi oleh staf rumah sakit. Hal
ini memberikan tekanan pada tim Pencegahan Infeksi untuk
mengidentifikasi penyebab infeksi dan mengambil sejumlah
langkah guna mencegah infeksi terjadi lagi. Rekomendasi
CDC dan/atau WHO digunakan untuk membuat praktik dan
kebijakan fasilitas, yang dirancang untuk mencegah infeksi
terhadap pasien.

Terdapat tiga hubungan dalam rantai yang penting untuk


pembahasan ini:

Karena semua situasi dan kondisi mungkin tidak bisa


diantisipasi, rekomendasi sebaiknya cenderung berfokus
pada panduan praktik umum yang bisa digunakan untuk kelas
mikroorganisme, bukan memiliki beberapa rekomendasi
untuk setiap patogen, yang sebagian besar akan sama untuk
kelompok-kelompok patogen. Pekerjaan yang dilakukan di
bidang Epidemiologi dan Pencegahan Infeksi menghasilkan
rekomendasi yang berfokus untuk mengelola risiko Rantai
Infeksi.

Patogen

Tempat
penyimpanan air

Portal
Keluar

A. Tempat penyimpanan air jika patogen hidup

di permukaan lingkungan atau di tangan Pekerja


pelayanan kesehatan (Healthcare Worker, HCW), maka
praktik fasilitas akan berupaya mengeliminasi faktor
tempat penyimpanan air melalui praktik pembersihan
permukaan atau pencucian tangan secara memadai,
sehingga mencegah infeksi.

B. Portal Keluar bagaimana patogen meninggalkan inang


dan berpindah ke dalam lingkungan. Ketika pasien yang
terinfeksi menyebarkan patogen ke dalam lingkungan,
biasanya ini dibarengi oleh darah atau cairan tubuh atau
penyebaran sel kulit dan rambut. Kombinasi patogen
dan tanah organik memberi peluang untuk mencegah
infeksi dengan menghilangkan kontaminasi dan/atau
membunuh patogen.

C. Mode Penularan dengan memahami bagaimana

patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, praktik/


protokol fasilitas bisa digunakan untuk menginterupsi
penularan, sehingga mencegah infeksi.

Mode
Penularan

Portal Masuk

Inang Rentan

PASIEN
SEHAT

PASIEN
TERINFEKSI
Mikroorganisme
yang mampu
menyebabkan
penyakit

Inang atau tempat


tinggal organisme

Bagaimana patogen
meninggalkan inang
atau masuk ke
lingkungan

Bagaimana patogen
berpindah dari satu
orang/tempat ke
orang/tempat lain

Ketika patogen
masuk ke inang baru

Individu rentan

Mode Penularan Patogen


Sejumlah studi tentang bagaimana patogen menyebabkan
infeksi telah menghasilkan penentuan tiga mode primer
penularan patogen dan bahwa semua patogen menggunakan
satu atau beberapa mode penularan ini. Dengan berhasil
menghentikan mode penularan, kita bisa mencegah infeksi.

A. Penularan melalui Kontak

a. L
 angsung kontak tubuh ke tubuh (kulit ke kulit)
antara orang yang terinfeksi dengan orang yang
menjadi terinfeksi.
b. T
 idak langsung kontak tubuh ke permukaan ke
tubuh. Orang yang terinfeksi mengontaminasi
benda, yang dipegang orang kedua, sehingga
dia terinfeksi. Ini bisa terjadi melalui permukaan
lingkungan dan peralatan, seperti pagar tempat tidur,
kenop bilas toilet, atau manset tekanan darah.

B. Penularan Melalui Percikan orang yang terinfeksi

muntah, bersin, batuk, atau menyebarkan banyak


percikan cairan ke udara, yang bisa berpindah hingga
1 m. Orang yang akan terinfeksi terkena percikan ini di
mata, hidung, atau mulut, dan menjadi terinfeksi.

C. Penularan Melalui Udara orang yang terinfeksi

muntah, bersin, batuk, atau menyebarkan percikan kecil


cairan ke udara, yang bisa berpindah pada jarak yang
sangat jauh (>1 m). Orang yang akan terinfeksi terkena
percikan ini di mata, hidung, atau mulut dan menjadi
terinfeksi.

Selain penularan melalui sentuhan, percikan, dan udara, ada


dua kasus khusus yang kadang ditunjukkan sebagai mode
penularan tambahan.
Pada Penularan melalui Sarana, makanan, air, atau obat
yang terkontaminasi ditelan oleh seseorang sehingga
dia menjadi terinfeksi. Inilah cara penyakit yang terbawa
makanan biasanya menyebar. Pada Penularan Vektor,
hewan atau serangga yang terinfeksi menginfeksi orang
dengan menggigit atau mengenai darah atau cairan tubuh
hewan tersebut. Bisa dikatakan bahwa mode ini merupakan
kasus khusus penularan melalui kontak secara tidak
langsung, dan untuk tujuan dokumen ini, kami sependapat.

Untuk mencegah penularan patogen di fasilitas pelayanan


kesehatan, riset dalam Epidemiologi dan Pengendalian Infeksi
telah mengidentifikasi intervensi yang diperlukan untuk
memutus rantai infeksi. Intervensi ini kini dianggap praktik
terbaik di fasilitas pelayanan kesehatan dan sebagian besar
sama di seluruh dunia. Istilah umum untuk intervensi ini
adalah tindak kewaspadaan dan ini dibagi menjadi tindak
kewaspadaan standar, yang digunakan untuk setiap pasien,
dan tindak kewaspadaan berbasis penularan, yang digunakan
berdasarkan patogen yang dikhawatirkan.

Tindak Kewaspadaan Standar


Tindak Kewaspadaan Standar digunakan oleh HCW secara
universal di seluruh pelayanan kesehatan dan diharapkan
mampu memberikan tingkat intervensi standar yang
dibutuhkan untuk menginterupsi rantai infeksi. Kelompok ini
terdiri atas:

A. Pembersihan tangan menggunakan model

seperti 5 Momen Pembersihan Tangan WHO untuk


mengidentifikasi kapan dan bagaimana HCW melakukan
pembersihan tangan. Ini bisa meliputi mencuci tangan
dan menggunakan penggosok tangan alkohol yang
sesuai.

B. Alat Pelindung Diri (APD) (yaitu penggunaan

penghalang) menggunakan sarung tangan, baju


pelindung, masker, pelindung mata, respirator, penutup
sepatu, dan penutup kaki jika perlu untuk mencegah
terkena darah atau cairan tubuh lainnya.

C. Pembersihan dan disinfeksi permukaan lingkungan

dan peralatan perawatan pasien pembersihan


dan disinfeksi permukaan lingkungan dan peralatan
perawatan pasien secara memadai dengan
menggunakan prosedur dan produk yang ditentukan.
Perangkat medis dan peralatan bedah juga termasuk
dalam intervensi ini, namun memiliki prosedur
pembersihan dan sterilisasi yang ditentukan secara
ketat untuk memastikan keamanan peralatan tersebut
bagi pasien.

D. Kebersihan pernapasan/etika batuk menggunakan

masker untuk pasien yang batuk atau bersin,


mengharuskan HCW menutup mulut menggunakan
siku mereka ketika batuk atau bersin (bukan tangan
mereka), mengharuskan pasien dan HCW menggunakan
tisu untuk menutup mulut, dan melakukan tindakan
pembersihan tangan setelah batuk atau bersin atau
menggunakan tisu.

E. Penempatan/pemisahan pasien yang terinfeksi ini

bisa dilakukan dengan menempatkan pasien di kamar


tersendiri atau mengelompokkan pasien dengan infeksi
yang sama di bangsal yang sama untuk bangsal dengan
banyak tempat tidur. Untuk pasien dengan infeksi yang
bisa ditularkan melalui aerosol, ini bisa juga dilakukan
dengan menempatkan mereka di kamar tersendiri
dengan tekanan udara negatif, sehingga udara tidak
bersirkulasi dari kamar ke area lain.

F. Praktik injeksi yang aman menggunakan APD yang

tepat saat melakukan injeksi termasuk menutupi saat


menyuntik pinggang dan menggunakan respirator saat
menjalankan prosedur generatif aerosol.

G. Penanganan kain memastikan linen yang terkena

noda ditangani sedemikian rupa sehingga mencegah


penularan patogen.

Tindak Kewaspadaan
Berbasis Penularan
Jika tindak kewaspadaan standar tidak cukup menginterupsi
rantai infeksi, tindak kewaspadaan tambahan, yang disebut
tindak kewaspadaan berbasis penularan, ditambahkan pada
tindak kewaspadaan standar untuk menghentikan rantai
infeksi. Sebagaimana dijelaskan di atas, tiga mode penularan
adalah melalui kontak, percikan, dan udara. Beberapa patogen
bisa ditularkan melalui lebih dari satu mode, sehingga
digunakan beberapa kelompok intervensi.

A. Tindak Kewaspadaan terhadap Kontak meliputi

penggunaan wajib sarung tangan dan baju pelindung


(yang menutup batang tubuh dan lengan) setiap
kali memasuki kamar pasien. Pembersihan tangan
dilakukan sebelum menggunakan sarung tangan dan
baju pelindung serta setelah melepas APD, ketika
meninggalkan kamar. Jika memungkinkan, pasien
ditempatkan di kamar tersendiri yang memiliki kamar
mandi di dalam. Pasien dibatasi keluar kamar hanya
untuk tujuan keperluan medis.

B. Tindak Kewaspadaan terhadap Percikan termasuk

menggunakan masker ketika masuk kamar. Selain


itu, berdasarkan patogen yang dikhawatirkan, sarung
tangan, baju pelindung, dan pelindung mata mungkin
dibutuhkan. Pembersihan tangan dilakukan sebelum
memakai APD dan masuk kamar serta setelah melepas
APDketika keluar kamar. Jika memungkinkan, pasien
ditempatkan di kamar tersendiri yang memiliki kamar
mandi di dalam. Pasien dibatasi keluar kamar hanya
untuk tujuan keperluan medis.

C. Tindak Kewaspadaan terhadap Udara termasuk

menggunakan respirator pribadi (N-95 atau setara yang


disetujui NIOSH) dan menempatkan pasien di kamar
khusus dengan tekanan negatif. Biasanya pasien akan
memakai masker ketika orang lain berada di kamar.
HCW mungkin juga diharuskan memakai sarung tangan,
baju pelindung, pelindung mata, penutup kaki, dan
penutup sepatu, tergantung patogen yang dikhawatirkan.

Persyaratan Efektivitas
Disinfektan
Fasilitas pelayanan kesehatan memahami dengan baik cara
memilih dan mengimplementasikan tindak kewaspadaan
standar dan berbasis penularan. Pemilihan produk
pembersihan tangan dan pembersih/disinfeksi permukaan
yang digunakan di fasilitas menjalani kajian komite untuk
memastikan bahwa produk memiliki efektivitas yang
dibutuhkan sesuai peruntukannya.

Resistensi Patogen terhadap Disinfeksi Kimia

Resistensi
Lebih
Resisten

Tabel di sebelah kanan menunjukkan hierarki antara tingkat


efektivitas dan patogen yang diperkirakan dibasmi di tingkat
tersebut. Patogen di bagian bawah tabel adalah yang
paling mudah dibasmi dengan disinfektan dan penggosok
tangan alkohol. Patogen yang terletak di atasnya pada tabel
yang sama lebih sulit dibasmi dan mungkin membutuhkan
disinfektan atau penggosok tangan khusus untuk memastikan
efektivitasnya dalam membasmi patogen yang dikhawatirkan.
Sebagai bagian dari penilaian fasilitas non-pelayanan
kesehatan tentang apakah fasilitas memiliki produk
disinfektan dan pembersihan tangan yang tepat, fasilitas akan
menggunakan tabel yang sama dengan yang ditunjukkan
untuk memastikannya memiliki efektivitas yang dibutuhkan.
Meskipun praktik yang dijelaskan terbukti menghentikan
rantai infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, bagaimana
praktik ini harus digunakan untuk fasilitas non-pelayanan
kesehatan masih kurang jelas. Kami berupaya melakukannya
di bagian berikutnya.

Kurang
Resisten

Tingkat
Kelas
Patogen yang Dikhawatirkan
Efektivitas Organisme pada Manusia
Pemrosesan
Ulang Prion

Prion

Prion yang menyebabkan Creutzfeldt


Jakob

Sterilisasi/
Disinfeksi
Tingkat Tinggi

Bakteri
pembentuk
spora

Bacillis subtilis
Clostridium sporogenes
Clostridium difficile
Clostridium Sordellii

Disinfeksi
Tingkat
Menengah

Mikobakteri

Mycobacterium abscessus
Mycobacterium tuberculosis

Virus tidak
terbungkus
atau kecil

Adenovirus
Canine parvovirus
Hepatitis A (HAV)
Norovirus
Poliovirus
Rotavirus
Rhinovirus

Disinfeksi
Tingkat
Rendah

Jamur - kapang

Trichophyton mentagrophytes
Aspergillis niger

Jamur - ragi

Candida albicans

Bakteri Negatif
Gram

Acinetobacter baumannii
Burkholderia cepacia
Enterbacteriaceae
(Carbapenem-resistant Klebsiella &
E. coli) (CRE)
Escherichia coli (O157:H7)
Klebsiella dan E.coli penghasil ESBL
Klebsiella pneumoniae
Pseudomonas aeruginosa
Salmonella typhi
Stenotrophomonas

Bakteri Positif
Gram

Methicillin resistant Staphylococcus


aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus
Streptococcus (PSRP)
Vancomycin resistant Enterococci
(VRE)
Vancomycin Intermediate Resistant
Staph aureus (VISA)
Vancomycin resistant Staph aureus
(VRSA)

Virus
terbungkus
atau sedang/
besar

Ebolavirus
Hepatitis B, & C (HBV, HCV)
Herpes
Human Coronavirus (SARS, MERS)
Human Immunodeficiency Virus
(HIV/AIDS)
Influenza and Avian Influenza
Respiratory Synctial virus (RSV)

Elemen Standar Program


Pencegahan Infeksi untuk
Fasilitas Non-Pelayanan
Kesehatan
Di bawah ini adalah daftar elemen yang akan disertakan
dalam program Pencegahan Infeksi. Daftar ini dibuat dengan
mempertimbangkan fasilitas non-pelayanan kesehatan.

E. Pembersihan Tangan. Cara yang paling sederhana dan

hemat biaya untuk mencegah penyebaran patogen adalah


sering melakukan tindakan pembersihan tangan. Sejumlah
studi yang dilakukan di pelayanan kesehatan menunjukkan
bahwa akses pembersihan tangan merupakan prediktor
terbaik apakah orang akan sering melakukannya.

F. Pembersih/Disinfektan Permukaan. Karena tangan bersih

yang menyentuh permukaan kotor berdampak buruk pada


pembersihan tangan, memiliki dan menggunakan berbagai
pembersih, disinfektan, dan alat pembersih (kain pembersih,
botol semprot, dll.) secara tepat merupakan bagian penting
dari operasi dan persiapan setiap hari dalam menghadapi
wabah. Ketika ada wabah atau patogen baru yang
dikhawatirkan, mungkin perlu mengganti produk pembersih
atau meningkatkan tingkat pembersihan yang dilakukan.

A. Penilaian Persiapan/Risiko. Program Pencegahan

Infeksi terbaik dibuat sebelum terjadinya krisis. Memiliki


tim yang bertemu secara rutin dan diberdayakan untuk
mengambil keputusan bagi fasilitas sangatlah penting
guna mengidentifikasi potensi kesenjangan terkait
bagaimana fasilitas akan merespon masalah tertentu,
seperti wabah Influenza, Ebola, atau MERS. Setelah
penilaian risiko fasilitas, tim harus membuat rekomendasi,
yang mencakup modifikasi terhadap fasilitas, seperti
menambah tempat pencucian tangan atau penyimpanan
tambahan untuk perlengkapan Pencegahan Infeksi yang
mungkin dibutuhkan. Modifikasi ini memerlukan waktu,
sehingga membutuhkan rencana sebelum terjadinya
wabah. Rekomendasi ini mungkin juga termasuk memiliki
persediaan ekstra disinfektan, penyeka disinfektan, produk
pembersihan tangan, tisu wajah, tisu toilet, dan tempat
sampah ekstra yang akan digunakan untuk wabah.

G. Praktik, Standar, dan Jadwal Pembersihan. Semua

fasilitas harus memiliki praktik pembersihan standar.


Praktik ini harus merinci materi yang dibutuhkan,
metode yang akan digunakan untuk pembersihan, dan
permukaan atau peralatan yang akan dibersihkan/
didisinfeksi. Jika terjadi wabah atau patogen baru yang
dikhawatirkan, perencanaan harus mengidentifikasi sejauh
mana frekuensi akan ditingkatkan atau dimodifikasi.
Daftar periksa alat manajemen kerja lainnya harus
disiapkan sebelumnya untuk pembersihan tingkat lanjut,
sehingga tidak ada pertanyaan tentang apa yang harus
dilakukan ketika sudah akan mulai melakukannya.
Pembersihan harus meliputi rekomendasi standar seperti:
a. Menjaga kelancaran aliran di ruangan untuk
menghindari kontaminasi di permukaan yang
dibersihkan.

B. Vaksinasi. Jika memungkinkan, menyediakan dan/atau

mewajibkan vaksinasi kepada karyawan membantu


melindungi staf dan mencegah penularan patogen terhadap
tamu/pelanggan. Fasilitas perawatan kesehatan di banyak
negara mulai mewajibkan karyawan mendapatkan vaksinasi
influenza setiap tahun. Kami menggalakkan hal ini di sektor
lain jika memungkinkan.

b. Melakukan tindakan pembersihan tangan sebelum dan


setelah membersihkan ruangan.
c. G
 unakan APD untuk melindungi pekerja dari bahan
kimia (jika sesuai) dan untuk melindungi pekerja dari
patogen di lingkungan.

C. Materi Komunikasi. Jika fasilitas ingin pelanggan/tamu

melakukan perilaku tertentu, seperti menggunakan


pembersih tangan, maka adanya tanda yang telah disiapkan
sebelumnya dan materi komunikasi lain berguna untuk
menghasilkan kepatuhan dan tampilan profesional dari
materi tersebut.

H. Alat Pelindung Diri. Pekerja mungkin membutuhkan

sarung tangan, baju pelindung, masker, dan pelindung


mata, tergantung patogen yang dikhawatirkan. Seperti
elemen rencana fasilitas lainnya, ini harus dipertimbangkan
sebelumnya sehingga tidak ada pertanyaan terkait
penggunaan APD. Pekerja akan membutuhkan pelatihan
tentang cara menggunakan APD termasuk memakai dan
melepas APDdengan benar serta melakukan tindakan
pembersihan tangan sebelum dan setelah menggunakan APD.

D. Persediaan Stok. Jika terjadi kekhawatiran adanya

wabah atau ada patogen baru, mengetahui apa yang perlu


disediakan dan seberapa lama wabah atau patogen itu
akan sampai di suatu tempat akan membantu kesiapan
fasilitas. Ini bisa meliputi pembersih, disinfektan, produk
pembersihan tangan, penyeka sekali pakai, handuk kertas,
kantong sampah, tisu toilet, pengambilan sampah ekstra,
air dalam botol, sarung tangan, baju pelindung, masker,
dll. Proses perencanaan harus mengidentifikasi apa yang
mungkin dibutuhkan dan berapa banyak stok tambahan yang
perlu dipesan.

I.

emantauan Kepatuhan. Banyak fasilitas pelayanan


P
kesehatan memiliki sejumlah program untuk memantau
pembersihan tangan, pembersihan permukaan, dan
kepatuhan penggunaan APD. Dengan demikian,
fasilitas tersebut bertanggung jawab untuk tidak hanya
memiliki kebijakan, namun juga mematuhinya. Bahkan
di fasilitas non-pelayanan kesehatan, akan tepat jika
mempertimbangkan penggunaan pemantauan kepatuhan
untuk memastikan bahwa pekerja berlaku sebagaimana
yang diharapkan.
9

Rekomendasi Tindak
Kewaspadaan menurut
Patogen
CDC menerbitkan dokumen panduan (Panduan 2007 untuk
Tindak Kewaspadaan Isolasi: Mencegah Penularan Agen
Infeksi di Latar Pelayanan Kesehatan) yang mencakup
rekomendasi tindak kewaspadaan khusus berdasarkan
patogen. Versi ringkasan ditunjukkan di bawah ini. Ingat
bahwa untuk semua patogen, berlaku penggunaan tindak
kewaspadaan standar. Tabel ini untuk menunjukkan di mana
CDC menambah rekomendasi tindak kewaspadaan berbasis
penularan untuk fasilitas pelayanan kesehatan.

Tindak Kewaspadaan Berbasis Penularan


Patogen yang Dikhawatirkan

Kelas Organisme

Kontak

Adenovirus

Virus tidak terbungkus atau kecil

Aspergillis niger

Jamur - kapang

Candida Albicans

Jamur - ragi

Clostridium difficile

Bakteri pembentuk spora

Ya

Ebolavirus

Virus terbungkus atau sedang/besar

Ya

Enterobacteriaceae, Carbapenum resistant (CRE)

Bakteri negatif gram

Ya

ESBL yang menghasilkan Klebsiella atau E. coli

Bakteri negatif gram

Ya

Escherichia coli O157:H7

Bakteri negatif gram

Hepatitis A (HAV)

Virus tidak terbungkus atau kecil

Hepatitis B dan C (HBV, HCV)

Virus terbungkus atau sedang/besar

Human Immunodeficiency Virus (HIV/AIDS)

Virus terbungkus atau sedang/besar

Influenza

Virus terbungkus atau sedang/besar

Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)

Bakteri positif gram

Ya

Koronavirus Middle East Respiratory Syndrome (MERS)

Virus terbungkus atau sedang/besar

Ya

Mycobacterium Tuberculosis (paru-paru)

Mikobakteri

Norovirus

Virus tidak terbungkus atau kecil

Virus Pertussis (Batuk rejan)

Virus terbungkus atau sedang/besar

Poliovirus

Virus tidak terbungkus atau kecil

Virus Rabies

Virus terbungkus atau sedang/besar

Respiratory Synctial Virus (RSV)

Virus terbungkus atau sedang/besar

Rhinovirus

Virus tidak terbungkus atau kecil

Rotavirus

Virus tidak terbungkus atau kecil

Rubella (Campak Jerman)

Virus terbungkus atau sedang/besar

Salmonella typhi

Bakteri negatif gram

Koronavirus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

Virus terbungkus atau sedang/besar

Staphylococcus aureus

Bakteri positif gram

Vancomycin Resistant Enterococcus (VRE)

Bakteri positif gram

Percikan

Ya

Ya

Ya
Ya

Ya **
Ya
Ya

Ya
Ya
Ya

Ya

Ya

Ya

Catatan: Tindak Kewaspadaan Standar direkomendasikan untuk semua patogen. Tindak kewaspadaan berbasis penularan mungkin ditambahkan ke rekomendasi.
** Menunjukkan rekomendasi untuk wabah saja, tidak untuk perlindungan rutin

10

Udara

Ya

Menerapkan Tindak Kewaspadaan di


Fasilitas Non-Pelayanan Kesehatan

(urin, feses, muntahan) karena berpotensi menginfeksi,


dan kemudian mendekontaminasi/mendisinfeksi tumpahan
tersebut selama pembersihan.

Seperti yang ditunjukkan pada tabel sebelumnya,


banyak penularan patogen yang juga dikhawatirkan
bisa dihentikan oleh tindak kewaspadaan standar. Ini
menunjukkan perlunya fasilitas non-pelayanan kesehatan
memasukkan tindak kewaspadaan yang paling standar ke
dalam rencana kebersihan fasilitasnya. Praktik injeksi yang
aman dan penempatan pasien tidak berlaku di fasilitas
non-pelayanan kesehatan, namun tindak kewaspadaan
standar berikut harus disertakan dalam rencana
kebersihan fasilitas.

Selama wabah/epidemik/pandemik atau ketika ada


kekhawatiran tidak biasa tentang patogen spesifik, fasilitas
harus mampu meningkatkan praktik pembersihannya
guna menerapkan tingkat pencegahan infeksi yang lebih
tinggi jika diinginkan. Meski demikian, perlu diketahui
bahwa risiko penularan banyak patogen di fasilitas nonpelayanan kesehatan didukung oleh bukti minimal (studi
klinis formal), sehingga pengembangan dan implementasi
praktik pembersihan yang ditingkatkan di fasilitas nonpelayanan kesehatan lebih didasarkan pada pengalaman
dan penilaian dibandingkan studi yang diterbitkan. Fasilitas
pelayanan kesehatan mengacu pada serangkaian praktik yang
ditingkatkan sebagai satu kelompok. Fasilitas non-pelayanan
kesehatan harus menentukan dan memasukkan kelompok
pendekatan selama masa kekhawatiran penularan patogen.

Pembersihan tangan

APD/penghalang

Pembersihan dan disinfeksi permukaan lingkungan

Kebersihan pernapasan/etika batuk

Penanganan kain

Karena permukaan lingkungan umum mungkin


terkontaminasi patogen yang bisa ditularkan melalui
kontak, sebaiknya lakukan tindakan yang paling
tidak berisiko dan ajari pekerja melakukan tindakan
pembersihan tangan secara rutin, menggunakan sarung
tangan selama pembersihan, dan memperlakukan
tumpahan cairan yang bisa jadi merupakan cairan tubuh

Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa contoh bagaimana


rencana kebersihan fasilitas mungkin berubah di lingkungan
hotel. Daftar berikut bukan daftar lengkap, atau memberikan
dampak spesifik jika dilakukan secara terpisah. Pemilihan
prosedur pembersihan khusus yang ditingkatkan sebagai
bagian kelompok harus menjadi hasil penilaian risiko untuk
fasilitas dan keputusan tentang kecenderungan peningkatan
praktik dalam menurunkan risiko bagi fasilitas jika digunakan
dalam kelompok.

Kebersihan Standar Potensial (perubahan berdasarkan patogen yang dikhawatirkan)


Area Fasilitas/Aktivitas Praktik Standar

Praktik yang Ditingkatkan (masalah penularan melalui kontak)

Meja depan

Staf melakukan pembersihan tangan jika diperlukan

Staf melakukan pembersihan tangan setiap 60 menit atau setelah membantu tamu yang
tampak sakit

Meja resepsionis

Meja resepsionis didisinfeksi setiap hari

Meja resepsionis didisinfeksi setiap 4 jam

Meja resepsionis

Tidak ada dispenser pembersihan tangan untuk pengunjung

Dispenser gel tangan alkohol ditempatkan di dekat meja resepsionis

Lobi

Meja dan kursi dibersihkan setiap hari

Meja dan kursi didisinfeksi setiap jam selama waktu tertentu setiap hari

Lobi

Pembersihan permukaan sentuh gagang pintu depan setiap hari

Permukaan sentuh gagang pintu depan didisinfeksi setiap jam selama waktu tertentu setiap hari

Pembersihan kamar tamu

Staf memakai sarung tangan pakai ulang

Staf memakai sarung tangan sekali pakai yang diganti untuk setiap kamar

Toilet Umum

Toilet didisinfeksi setiap 4 jam

Toilet didisinfeksi setiap jam selama waktu tertentu setiap hari

Pakaian untuk dicuci

Pakaian untuk dicuci dikumpulkan dan diletakkan di keranjang Pakaian untuk dicuci dimasukkan ke dalam kantong di suatu ruang dan kantong tersebut
terbuka
dicuci atau dibuang

Pakaian untuk dicuci

Selimut dan pelapis tempat tidur dicuci setiap tiga bulan

Selimut dan pelapis tempat tidur dicuci setiap ganti tamu

Kedatangan staf

Suhu tubuh staf tidak diperiksa sepanjang hari

Staf diperiksa di awal shift dan jika kelihatan sakit atau suhunya lebih dari 38C disuruh
pulang

Area Fasilitas/Aktivitas

Praktik Standar

Praktik yang Ditingkatkan (masalah penularan melalui percikan)

Meja resepsionis

Staf tidak memakai masker saat melayani tamu

Staf memakai masker selama shift atau memakai masker jika tamu kelihatan sakit

Meja resepsionis

Masker tidak tersedia untuk tamu

Ruang APD dibuat di dekat meja agar tamu bisa mengambil masker dan/atau sarung tangan
sekali pakai

Meja resepsionis

Tisu tidak tersedia

Tisu tersedia dalam 2 langkah, tempat sampah memiliki pelapis dan dikosongkan setiap 4 jam

Area staf

Staf tidak memakai masker saat bekerja berkelompok

Staf memakai masker dalam jarak kurang dari 1M selama lebih dari 15 menit

Kedatangan staf

Suhu tubuh staf tidak diperiksa sepanjang hari

Staf diperiksa di awal shift dan jika kelihatan sakit atau suhunya lebih dari 38C disuruh
pulang

Area Fasilitas/Aktivitas

Praktik Standar

Praktik yang Ditingkatkan (kekhawatiran penularan melalui udara)

Tingkat fasilitas

Pertukaran udara dijaga pada batas standar

Pertukaran udara meningkat pesat untuk mengurangi risiko kontaminasi melalui udara

Meja resepsionis

Staf tidak mengamati kondisi kesehatan tamu

Staf memberi tahu manajemen setiap kali ada tamu yang kelihatan sakit dan manajemen
memutuskan apakah meminta tamu meninggalkan fasilitas

Meja resepsionis

Staf tidak memakai masker atau menawarkan masker kepada Staf memakai masker selama shift dan menawarkan masker kepada tamu
tamu

11

Menggunakan Disinfektan

F. Pertimbangan Kesehatan dan Keselamatan. Label

produk dan SDS memberikan informasi kesehatan dan


keselamatan yang relevan tentang cara menggunakan
disinfektan. Label dan SDS harus dibaca sebelum
menggunakan produk. Penggunaan APD mungkin
diperlukan. Jika diperlukan, hal ini akan tercantum di
SDS dan mungkin juga di label produk. Selalu gunakan
APD yang sesuai jika diperlukan untuk menghindari
risiko cedera diri.

Sebelum semua tugas pembersihan dan disinfeksi, penting


untuk memiliki semua alat, peralatan, dan bahan kimia yang
dibutuhkan. Bagian ini meliputi beberapa rekomendasi
khusus untuk penggunaan disinfektan.

A. Gunakan produk terdaftar saja. Di setiap negara,

pemerintah memiliki proses persetujuan untuk


mendaftarkan disinfektan. Menggunakan disinfektan
yang disetujui pemerintah memastikan kinerja produk.

B. Disinfektan Pembersih Satu Langkah. Beberapa

disinfektan diuji dengan tanah organik untuk


memastikan bahwa disinfektan tersebut akan berkinerja
sesuai harapan meskipun ada tanah organik. Sementara
kotoran berupa tanah selalu membutuhkan langkah
pembersihan awal, sebagian besar permukaan akan
mengandung sangat sedikit tanah ketika pembersihan/
desinfeksi dilakukan. Beberapa disinfektan (produk 2
langkah) selalu membutuhkan langkah pembersihan
sebelum disinfeksi, namun penggunaan disinfektan
pembersih satu langkah memastikan bahwa pekerja bisa
membersihkan dan mendisinfeksi dalam satu langkah.

C. Petunjuk Label. Semua disinfektan harus digunakan

sesuai petunjuk labelnya. Jika tidak, ini merupakan


pelanggaran terhadap undang-undang nasional di
banyak negara. Ini termasuk metode penerapan yang
disetujui, yaitu mematuhi waktu kontak, dan melakukan
pengenceran yang tepat untuk konsentrat.

D. Penggunaan Bahan Pengencer. Untuk disinfektan

yang diencerkan, petunjuk label penggunaan akan


menentukan penggunaan bahan pengencer yang
disetujui guna memastikan bahwa produk efektif
sebagai disinfektan. Perubahan pengenceran yang
dilakukan bisa membuat produk tidak efektif dan
meningkatkan risiko keselamatan yang terkait dengan
penggunaan disinfektan.

E. Waktu Kontak. Label produk akan menentukan waktu

kontak basah yang diperlukan untuk memastikan bahwa


disinfektan efektif. Jika permukaan kering sebelum
waktu kontak basah, tidak ada jaminan bahwa produk
telah membunuh patogen yang diklaim pada label.

12

Praktik Pembersihan Formal


Diversey Care menganggap praktik terbaik untuk memiliki
detail petunjuk membersihkan kamar yang meliputi:

Permukaan spesifik yang akan dibersihkan di kamar

Urutan membersihkan permukaan

Kapan pembersihan tangan harus dilakukan

Apakah perlu menggunakan sarung tangan

Produk pembersih/disinfeksi yang digunakan

Alat yang digunakan

Contoh materi pelatihan yang digunakan dengan staf untuk


membersihkan lobi mengikuti pendekatan yang ditunjukkan
di halaman berikut. Diversey Care menganjurkan dimilikinya
materi ini untuk sebagian besar area di fasilitas.

Pembersihan Lobi dan Area Publik


Memulai

21
14

Menyiapkan
1

15

Kumpulkan perlengkapan.
Pastikan troli diisi dengan
benar.

Lakukan tindakan pembersihan


tangan, pakai sarung tangan.
Kenakan APD tambahan jika
dibutuhkan.

13

Memeriksa & Membuang


20

19

Periksa area dan laporkan


masalah.

Cari benda yang tajam. Jika ditemukan,


bersihkan menggunakan sapu dan
penampung debu serta masukkan ke
dalam wadah benda tajam. Jangan
sekali-kali menyentuh benda tajam
yang longgar.

23

18

Bersihkan serpihan besar dan


sampah. Ganti pelapis kaleng
sampah.
Catatan: Jangan sekali-kali
membawa kantong sampah
dengan cara menempelkan
pada tubuh.

Pembersihan Debu Bagian Atas dan Pembersihan Noda

16
12

10
17

11

Bersihkan debu di bagian atas


jika perlu, namun jangan di atas
pengunjung saat mereka berada
di area ini. Gunakan gagang
ekstensi jika perlu untuk mencapai
benda-benda tinggi.

Bersihkan kotoran tanah yang


terlihat dari permukaan sentuh
bawah, seperti dinding dan
dekorasi serta perlengkapan
pencahayaan.

Bersihkan kaca dan jendela


menggunakan pembersih
kaca, gosok dengan kain
sekali pakai jika perlu.
Perhatikan bagian atas kaca
dan rangka jendela.

22 28

Pembersihan Permukaan Sentuh Tinggi di Area


Bersihkan dan Disinfeksi
9

14

19

Kumpulkan kain pembersih


area pasien dan botol
semprot disinfektan

Bersihkan komputer,
monitor, keyboard, dan
mouse. Pastikan cairan
tidak menetes ke
komputer.

Bersihkan papan
kendali lift, dengan
memberi perhatian
khusus pada tomboltombolnya. Berusahalah
untuk memanggil lift.

10

15

20

Pintu masuk ke fasilitas


dan semua tombol, gagang,
dan kenop yang kemungkinan
akan disentuh tangan.

Bersihkan kursi yang


digunakan staf. Pastikan
membersihkan lengan
kursi, sandaran, jok, dan
alat pengendali, serta
area kursi lainnya yang
tersentuh.
Bersihkan bagian luar dan
dalam pintu, serta papan
kendali lift, dengan memberi
perhatian khusus pada
tombol-tombolnya.

11

16

21

Bersihkan sakelar lampu


dan area di sekitar sakelar
di dinding.

Rapikan meja di area


tunggu dengan
membuang sampah
dan menyingkirkan
majalah.
Bersihkan meja dan
tepi meja.
Bersihkan tepi jendela
dan rak jika disentuh
orang atau kelihatan
kotor.

12

17

22
NON ASAM
KAMAR MANDI
EMBERSIH
P
PEMBERSIH PENGHILANG BAU
Isi Bersih
. 32 Oz

Bersihkan dispenser gosok


tangan alkohol, dispenser
lainnya (sarung tangan dan APD),
serta perlengkapan yang
dipasang di dinding lainnya

13

18

Bersihkan kursi yang digunakan


pengunjung. Pastikan
membersihkan lengan kursi,
sandaran, jok, serta area kursi
lainnya yang tersentuh.

Bersihkan meja resepsionis


dan telepon, dengan
memastikan telah
membersihkan permukaan
yang kemungkinan akan
disentuh pelanggan dan
staf.
Bersihkan bagian luar
tempat sampah,
terutama permukaan
yang disentuh orang.

Buang kain pembersih, lepas


sarung tangan, lakukan tindakan
pembersihan tangan, pakai
sarung tangan baru.

Penuntasan
Isi Ulang
23

Periksa
Lengkapi kembali
persediaan sekali pakai
dan produk pembersihan
tangan.

24

Lantai
25

Semuanya sudah
ditangani?
Ada yang tidak
berfungsi?

Beri tanda lantai basah


di semua pintu masuk
ke area.

26

Seka atau bersihkan


lantai dengan cara
dipel, bersihkan kotoran
tanah dan buang sisa
permen karet serta
serpihan lainnya.

27

Bersihkan lantai secara


manual dengan kain pel
atau mesin pengering
gosok.

Dokumen
28

Lepas sarung tangan


dan lakukan tindakan
pembersihan tangan.

29

Periksa hasil pekerjaan,


isi daftar periksa dan
formulir awal.

30

Setelah lantai kering,


singkirkan tanda lantai
basah.

Catatan
Saat menggunakan disinfektan, selalu ikuti petunjuk label untuk memastikan kepatuhannya
Jika ada tanah yang menempel, bersihkan terlebih dahulu permukaan yang
ditempeli tersebut sebelum melakukan pembersihan umum
Jika Anda memiliki pertanyaan, hubungi supervisor Anda

Jika menggunakan pengering gosok atau mesin pembersih lantai, lakukan


pemeriksaan keselamatan di mesin sebelum digunakan untuk mengetahui
apakah ada kerusakan pada mesin atau kabel mesin. Setelah Anda
menggunakannya, lakukan pemeriksaan yang sama dan bersihkan mesin.

www.sealedair.com
2014 Sealed Air Corporation. Semua Hak Dilindungi Undang-undang.
20285-CHT-PUBLIC (14/34)

13

Ringkasan
Kesimpulannya, menentukan praktik yang tepat untuk
Pencegahan Infeksi di fasilitas non-pelayanan kesehatan
merupakan tugas sulit yang membutuhkan banyak upaya
dalam menjalankan penilaian risiko untuk berbagai bidang
fasilitas. Praktik pembersihan yang ditingkatkan bisa
diimplementasikan dalam kelompok untuk mengurangi risiko
penularan patogen di fasilitas berdasarkan pemahaman mode
penularan dan kelompok yang diperlukan untuk memengaruhi
perubahan risiko penularan.

14

15

Kesejahteraan manusia di mana pun


tergantung pada dunia yang lestari.
Diversey Care Division dari Sealed Air
menawarkan solusi untuk pencegahan
infeksi, pembersihan dapur, perawatan
kain, perawatan gedung, dan konsultasi.
Solusi kami melindungi merek,
menawarkan efisiensi, meningkatkan
kinerja untuk mitra kami di pelayanan
kesehatan, layanan makanan, ritel,
perhotelan, dan layanan fasilitas.
Keahlian kami yang terkemuka
mengintegrasikan sistem produk,
peralatan, alat, dan layanan menjadi
solusi inovatif yang mengurangi
penggunaan air dan energi serta
meningkatkan produktivitas.
Dengan memberikan hasil yang
unggul, kami membangun usaha
berkelanjutan dan menguntungkan
demi masa depan yang lebih
bersih dan sehat.
Untuk mempelajari
selengkapnya, kunjungi
www.sealedair.com

2014 Sealed Air Corporation. Semua Hak Dilindungi Undang-undang


25152 08/14 id

You might also like