You are on page 1of 14

ANASTESI SPINAL

OLEH
KELOMPOK III

Pengertian
Anestesia
spinal
(intratekal,
intradural, subdural, subarakhnoid)
ialah anestesi regional dengan
tindakan
penyuntikan
obat
anestesi lokal ke dalam ruang
subarakhnoid.

Indikasi anestesi spinal adalah:

Bedah panggul

Bedah ekstremitas bawah.

Tindakan sekitar rectum-perineum

Bedah obstetric-ginekologi

Bedah urologi

Bedah abdomen bawah Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatric
biasanya dikombinasi dengan anesthesia umum ringan.

Pasien lanjut usia dan pasien dengan penyakit sistemik seperti penyakit
pernafasan, hepar, renal dan gangguan endokrin (diabetes mellitus).

Kontra indikasi anesthesia spinal ada


dua macam yakni relative dan absolute.
Kontra indikasi absolute

Kontra indikasi relative

Pasien menolak

1. Infeksi sistemik (sepsis, bakteremi)

Infeksi pada tempat suntikan

2. Infeksi sekitar tempat suntikan

Hipovolemia berat, syok

3. Kelainan neurologis

Koagulopati atau mendapat terapiantikoagulan

4. Kelainan psikis

Tekanan intracranial meninggi

5. Bedah lama

Fasilitas resusitasi minim

6. Penyakit jantung

Kurang

pengalaman atau / tanpa didampingi7. Hipovolemia ringan

konsultan anesthesia

8. Nyeri punggung kronis

Teknik Anestesia Spinal :

Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral. Posisi duduk merupakan posisi
termudah.

Tentukan tempat tusukan. Perpotongan antara garis yang menghubungkan


kedua krista iliaka dengan tulang punggung ialah L4 atau L4-5.

Sterilkan tempat tusukan dengan betadin atau alcohol.

Beri anestetik lokal pada tempat tusukan. Pada kasus ini diberikan obat
anestesi lokal bupivakain.

Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat penusukan pada bidang


medial dengan sudut 10-30 derajad terhadap bidang horizontal ke arah
cranial.

Jarum
lumbal
akan
Menembus
kulit-subkutis-lig.supraspinosumlig.interspinosum-lig.flavum-ruang
epiduraluramater-ruang
sub
arakhnoid. Kira-kira jarakkulit-lig.flavum dewasa 6cm.

Cabut stilet maka cairan serebrospinal akan menetes keluar.


Pasang spuit yang berisi obat, masukkan pelan-pelan (0,5 ml/detik)
diselingi aspirasi sedikit, untuk memastikan posisi jarum tetap baik.

Obat-Obatan Yang Dipakai

Atropin sulfat
Bunascan Spinal 0,5% Heavy
Ketopain 30 mg sebagai
analgesik

Persiapan analgesia spinal


Pada
dasarnya
persiapan
untuk
analgesia spinal seperti persiapan pada
anastesia umum. Daerah sekitar tempat
tusukan
diteliti
apakah
akan
menimbulkan
kesulitan,misalnya
ada
kelainan anatomis tulang punggung atau
pasien gemuk sekali sehingga tak teraba
tonjolan prosesus spinosus. Selain itu
perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:
1.
2.
3.

Informed consent
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium anjuran Hb, Ht, pt, ptt

Peralatan analgesia spinal


Peralatan monitor: tekanan darah, pulse
oximetri, EKG
Peralatan resusitasi
Jarum spinal

Teknik analgesia spinal

Setelah dimonitor,tidurkan pasien misalkan dalam posisi


lateral dekubitus
Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua
garis Krista iliaka,missal L2-L3, L3-L4, L4-L5. Tusukan pada
L1-L2 atau diatasnya berisiko trauma terhadap medulla
spinalis.
Sterilkan tempat tusukan dengan betadine atau alcohol.
Beri anastesi local pada tempat tusukan,misalnya dengan
lidokain 1-2% 2-3ml
Cara tusukan median atau paramedian. Untuk jarum spinal
besar 22G,23G,25G dapat langsung digunakan. Sedangkan
untuk yang kecil 27G atau 29G dianjurkan menggunakan
penuntun jarum yaitu jarum suntik biasa semprit 10cc
Posisi duduk sering dikerjakan untuk bedah perineal
misalnya bedah hemoroid (wasir) dengan anestetik
hiperbarik.

Tinggi blok analgesia spinal

Factor yang mempengaruhi:


Volume obat analgetik local: makin besar makin tinggi daerah analgesia
Konsentrasi obat: makin pekat makin tinggi batas daerah analgesia
Barbotase: penyuntikan dan aspirasi berulang-ulang meninggikan batas
daerah analgetik.
Kecepatan: penyuntikan yang cepat menghasilkan batas analgesia yang
tinggi. Kecepatan penyuntikan yang dianjurkan: 3 detik untuk 1 ml larutan.
Maneuver valsava: mengejan meninggikan tekanan liquor serebrospinal
dengan akibat batas analgesia bertambah tinggi.
Tempat pungsi: pengaruhnya besar pada L4-5 obat hiperbarik cenderung
berkumpul ke kaudal(saddle blok) pungsi L2-3 atau L3-4 obat cenderung
menyebar ke cranial.
Berat jenis larutan: hiper,iso atau hipo barik
Tekanan abdominal yang meningkat: dengan dosis yang sama didapat batas
analgesia yang lebih tinggi.
Tinggi pasien: makin tinggi makin panjang kolumna vertebralis makin besar
dosis yang diperlukan.(BB tidak berpengaruh terhadap dosis obat)
Waktu: setelah 15 menit dari saat penyuntikan,umumnya larutan analgetik
sudah menetap sehingga batas analgesia tidak dapat lagi diubah dengan
posisi pasien.

Komplikasi anestesia
spinal

Komplikasi sirkulasi
Bradikardia
Komplikasi respirasi
Komplikasi gastrointestinal:

Pencegahan:
Pakailah jarum lumbal yang lebih halus
Posisi jarum lumbal dengan bevel sejajar serat
duramater
Hidrasi adekuat,minum/infuse 3L selama 3
hari

Pengobatan:Posisi berbaring terlentang


minimal 24 jam

Hidrasi adekuat
Hindari mengejan
Bila cara diatas tidak berhasil berikan
epidural blood patch yakni penyuntikan darah
pasien sendiri 5-10ml ke dalam ruang
epidural.

SEKIAN
&
TERIMA KASIH

You might also like