You are on page 1of 5

KOMPETENSI MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SMP NEGERI 32 MAKASSAR

1. Pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta
saja, tetapi juga munculnya metode ilmiah (scientific methods) yang terwujud melalui
suatu rangkaian kerja ilmiah (working scientifically), nilai dan sikap ilmiah (scientific
attitudes). Sejalan dengan pengertian tersebut, IPA merupakan suatu rangkaian konsep
yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai
suatu hasil eksperimen dan observasi, dan selanjutnya akan bermanfaat untuk
eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.
Merujuk pada pengertian IPA di atas, maka hakikat IPA meliputi empat unsur, yaitu: (1)
produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses: yaitu prosedur pemecahan
masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis
melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi:
merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari; (4) sikap: yang terwujud melalui rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
namun dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Oleh karena itu IPA bersifat
open ended

karena selalu berkembang mengikuti pola perubahan dinamika dalam

masyarakat.

Rasional
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan

pada

pemberian

pengalaman

langsung

untuk

mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
diarahkan untuk inkuiri

dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.


IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA

perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan.
Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan

kemampuan

berpikir,

bekerja

dan

bersikap

ilmiah

serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu


pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah.

2. Tujuan
Mata pelajaran IPA SMP bertujuan untuk:
-

Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta

mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya


Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam

melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi


Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan


Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam memilih penggunaan alat dan bahan untuk
menjaga kesehatan diri dan lingkungan; memilih makanan dan minuman yang
menyehatkan dan tidak merusak tubuh; serta menggunakan energi secara hemat
dan aman serta tidak merusak lingkungan sekitarnya.

Menunjukkan penghargaan kepada orang lain dalam aktivitas sehari-hari sebagai


wujud implementasi perilaku menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan;
memberi apresiasi pada orang yang menjual makanan sehat tanpa campuran zat
aditif yang berbahaya; serta memberikan dukungan kepada orang yang menjaga
kelestarian lingkungan.

3. Ruang Lingkup Materi


Ruang Lingkup mata pelajaran IPA di SMP menekankan pada pengamatan fenomena
alam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, isu-isu fenomena alam terkait
dengan kompetensi produktif

dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi

aspek-aspek sebagai berikut.


1. Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
Meliputi objek IPA, klasifikasi makhluk hidup, organisasi kehidupan, energi dalam
kehidupan, interaksi makhluk hiup dengan lingkungannya, pencemaran lingkungan,
pemanasan global, sistem gerak pada manusia, struktur tumbuhan, sistem
pencernaan, sistem ekskresi, sistem reproduksi, hereditas, dan perkembangan
penduduk.
2. Benda/zat/Bahan dan Sifatnya
Meliputi karakteristik zat, sifat bahan, bahan kimia, atom, ion,dan molekul.
3. Energi dan Perubahannya
Meliputi energi dalam kehidupan, suhu, pemuaian, dan kalor, gerak lurus, gaya dan
Hukum Newton, pesawat sederhana, tekanan zat cair, getaran, gelombang dan
bunyi, cahaya dan alat optik, listrik statis dan dinamis, kemagnetan dan induksi
elektromagnetik.
4. Bumi dan Alam Semesta
Meliputi struktur bumi, tata surya, gerak edar bumi dan bulan,
4. Prinsip-prinsip Penerapan Kurikulum IPA: Pembelajaran, dan
Penilaian
Penerapan Kurikulum IPA selalu melibatkan proses pembelajaran dan penilaian
(asesmen) sebagai berikut.
a. Kurikulum IPA
Kurikulum IPA hendaknya:
1) menekankan pada pembelajaran IPA yang seimbang antara konsep, proses dan
aplikasinya;
2) mengembangkan kemampuan kerja ilmiah yang mencakup proses dan sikap
ilmiah;

3) memungkinkan siswa mengkonstruksi dan mengembangkan konsep IPA (dan


saling keterkaitannya) serta nilai, sikap dan kerja ilmiah siswa;
4) memberikan siswa kesempatan untuk mendemostrasikan kemampuan dalam
mencari, memilih, memilah, dan mengolah informasi serta memaknainya selama
proses pembelajaran, sehingga dapat dinilai potensi dan hasil belajarnya secara
adil.

b. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA hendaknya:
1. dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa bahwa mereka mampu dalam IPA
dan bahwa IPA bukanlah pelajaran yang harus ditakuti;
2. membelajarkan IPA tidak hanya membelajarkan konsep-konsepnya saja, namun
juga disertai dengan pengembangan sikap dan keterampilan ilmiah (domain
pengetahuan dan proses kognitif);
3. pembelajaran IPA memberikan pengalaman belajar yang mengembangkan
kemampuan bernalar, merencanakan dan melakukan penyelidikan ilmiah,
menggunakan pengetahuan yang sudah dipelajari untuk memahami gejala alam
yang terjadi di sekitarnya.
4. merevitalisasi keterampilan proses IPA bagi siswa, guru, dan calon guru sebagai
misi utama PBM IPA di sekolah untuk mengembangkan kemampuan observasi,
merencanakan penyelidikan, menafsirkan (interpretasi) data dan informasi (narasi,
gambar, bagan, tabel) serta menarik kesimpulan.

c. Sistem Penilaian (Asesmen)


Penilaian hendaknya:
1. direncanakan untuk mengukur pengetahuan dan konsep, keterampilan proses,
dan penalaran tingkat tinggi (berpikir kritis, logis, kreatif);
2. menggunakan

penilaian

kinerja,

penugasan/proyek,

dan

portofolio

untuk

keterampilan proses IPA dan kemampuan kerja ilmiah selama pembelajaran IPA
dalam rentang waktu tertentu;
3. mengadopsi bentuk tipe soal serupa dengan PISA dan TIMSS untuk mendorong
PBM berkontribusi pada peningkatan literasi IPA siswa dan sekaligus menggali
kemampuan berpikir ilmiah, kritis, kreatif, dan inovatif;

4. menekankan penguasaan konsep tingkat rendah dan tinggi dengan variasi bentuk
penilaian (pilihan ganda, pilihan ganda beralasan, uraian terbatas);
5. memberikan pengalaman secara langsung yang dinilai berdasarkan hasil
observasi dan hasil kegiatan kepada siswa, sekaligus dimintai alasan mengapa
kira-kira hasilnya serupa itu;
6. memperkenalkan tipe soal yang diujikan secara nasional maupun internasional
kepada siswa dan guru IPA.

You might also like