Professional Documents
Culture Documents
BAB I
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Retinoblastoma
tumor pada anak yang jarang tetapi
dapat menimbulkan kematian.
berasal dari sel fotoreseptor (sel cone)
yang bersifat ganas.
Frekuensi 1: 14.000 sampai 1:20.000 dari
kelahiran hidup,
Batasan Masalah
Tujuan Penulisan
Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan metode
tinjauan kepustakaan yang merujuk
kepada berbagai literature,
termasuk buku teks dan berbagai
makalah ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
EMBRIOLOGI MATA
Mata berkembang dari 4 lapis embrional
primitif:
Ektoderm permukaan membentuk : lensa
mata, glandula lakrimalis, epitel kornea,
konjungtiva, adneksa dan epidermis palpebra
ANATOMI RETINA
Jaringan saraf yang
semi transparan
Melapisi bagian
dalam 2/3 post
dinding bola mata
Membentang ke
depan hampir sama
jauhnya dengan
korpus siliare,
berakhir di tepi ora
serrata
Sel-sel bipolar
penghubung dari sel sel reseptor dengan sel
ganglion.
Sel ganglion
menyampaikan impuls ke arah otak.
Sel Muller
Bukan sel saraf
fungsinya membentuk sistem kerangka
penunjang jaringan retina.
PERDARAHAN RETINA
Retina menerima darah dari 2 sumber :
FISIOLOGI RETINA
Rhodopsin
bahan dasar untuk proses perubahan cahaya ke
impuls listrik pada retina. rhodopsin mengabsorbsi
energi cahaya, segera terurai dalam waktu
sepertriliun detik.
Metarhodopsin II : rhodopsin teraktivasi
merangsang perubahan elektrik dalam sel batang
yang kemudian menjalarkan bayangan visual ke
system syaraf pusat.
Fotopsin : opsin dalam sel kerucut (merah,biru,
hijau)
DEFINISI
Retinoblastoma
Neoplasma berasal dari sel fotoresptor (sel kerucut)
yang bersifat ganas.
Tumor masa anakanak yang jarang tetapi dapat
fatal
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
-Mutasi
PATOFISIOLOGI
Pola pertumbuhan :
1.
Pertumbuhan endofilik
Tumor menembus internal limiting membrane
ke arah corpus vitreus.
.
Gambaran: massa berwarna putih/krem
. Berhubungan dengan vitreous seeding.
. vitreous seeding dapat meluas
.
2. Pertumbuhan eksofilik
KLASIFIKASI
Klasifikasi resse-ellsworth
Group
Tumor soliter, 4 DD /
belakang ekuator
Tumor multipel, 4
DD belakang
ekuator
Tumor soliter 10 DD
posterior sampai
ekuator
Vitreous seeding
Group C
Lokasi di vitreous dan/atau di subretinal seeding
(<6 mm
dari tepi tumor). Jika >1 bagian
subretinal/vitreus seeding, total luas tumor harus
< 6mm
Group D
Difus pada vitreus dan/atau penyebaran di
subretinal ( 6 mm dari tepi tumor) jika lebih dari
1 bagian pada subretinal/vitreous, total luas
tumor harus 6mm. cairan subretinal > 6 mm dari
tepi tumor
Group E
Stadium Retinoblastoma
1.
Stadium tenang :
Pupil melebar
Di pupil tampak reflek kuning (amourotic cats
eye)
Fundoskopi : tampak bercak yang bewarna
kuning mengkilap, dapat menonjol kedalam
badan kaca.
Dipermukaannya ada neovaskularisasi dan
perdarahan
Dapat disertai dengan ablasi retina.
2. Stadium glaucoma :
Tumor menjadi besar tekanan
intraokuler meninggi, glaucoma sekunder
yang disertai dengan rasa sangat sakit.
Media refrakta menjadi keruh, sehingga
pada fundoskopi sukar menentukan
besarnya tumor
GEJALA KLINIK
DIAGNOSIS
Anamnesis
Riwayat keluarga yang lengkap
1. Tanyakan mengenai kejadian retinoblastoma
di keluarga.
2. Gali mengenai riwayat tumor pada mata,
operasi enukleasi sebelumnya, atau
keganasan pada anak-anak dari anggota
keluarga lainnya.
Pemeriksaan Fisik
1.
Leukokoria
Refleks pupil putih-kuning atau refleks mata
kucing)
Paling sering terjadi, sekitar 56,1% kasus.
Leukokoria muncul pada group 3 (Klasifikasi
Reese-Ellsworth)
2. Strabismus
Esotropia 11% dan exotropia 9%
Temuan kedua yang sering didapatkan.
Akibat gangguan fiksasi oleh pertumbuhan tumor di
daerah makula.
3. Perubahan sekunder di mata
Glaukoma
Inflamasi
sekunder
karena
(pseudouveitis, inflamasi orbital)
nekrosis
tumor
Oftalmoskop
tampak gambaran keabuabuan difundus, dengan
pembuluh darah baru dan
hemoragik
dipermukaannya,
menyebar ke dalam atau
kebelakang bagian saraf
retina
PEMERIKSAAN PENCITRAAN
1. USG
tampak massa tumor dan dapat disertai
kalsifikasi
Histopatologi
Penemuan klasik : berupa Flexner wintersteiner Rosettes.
sel dengan susunan kuboid mengelilingi suatu lumen
dengan nukleus di daerah basal, inti besar, warna gelap
dan sedikit sitoplasma
Flexner-wintersteiner Rosettes
Pemeriksaan laboratorium
1.
2.
Analisa DNA
.
RB gene
. Serum carsinoembrionik antigen (CEA)
. Serum alpha fetoprotein
Assays level Enzyme Humor Aqeous
Laktat dehidrogenase meningkat
DIAGNOSIS BANDING
1.
Penyakit Coats
unilateral >>, Ditemukan
eksudat kuning intra
retina.
Tidak terlihat gambaran
massa
USG tidak ditemukan
tumor dan terdapat
kumpulan kolesterol di
cairan subretinal.
2.
Persistent Fetal
Vasculature (PFV)
unilateral >>
2/3 kasus disertai
mikroftalmus,
hipoplastik iris,
retrolentikuler
fibrovaskular.
USG tidak ditemukan
tumor, terlihat hyaloids
persisten dan mungkin
ditemukan kalsifikasi.
3. Ocular Toxocariasis
Riwayat infeksi GIT atau
riwayat terpapar dengan anak
anjing.
Ditemukan granuloma di
posterior dan perifer .
USG : ditemukan vitritis,
granuloma, dan tidak
ditemukan kalsium.
4. Astrocytoma
Terlihat gambaran kecil,
halus, putih, berkilau di
daerah serat saraf retina
PENATALAKSANAAN
medical treatment
External Beam Radiation Therapy ( EBRT )
Indikasi:
.
Signifikan vitreous seeding
. Pada anak-anak yang perjalanan penyakitnya progresif
walaupun sedang menjalani terapi kemoreduksi
2. Plaq Isotop Radioaktif
radioaktif cobalt 60, iodine 125, iridium 192 dan
ruthneum 106.
1.
3. Kemoterapi
Obat anti kanker:
Vinkristin
Karboplatin
Etoposide
Imunosupresan
Siklosporin
Surgical Treatment
1. Enukleasi
Tidak ada kesempatan untuk mempertahankan
penglihatan pada mata.
Robekan retina total dan atau segmen posterior
penuh dengan tumor
2. Fotokoagulasi
Terapi primer untuk tumor berukuran kecil yang
berlokasi di posterior.
Dapat juga digunakan untuk tumor rekuren setelah
EBRT.
3. Exenterasi orbita
Digunakan pada retinoblastoma yang telah
menginvasi hingga ke orbita atau rekurensi
retinoblastoma.
KOMPLIKASI
Prognosis
Prognosis survival rate baik jika dilakukan terapi medis
yang tepat.
Angka harapan hidup hampir 90% jika nervus optikus
tidak terlibat , 60 % jika telah melewati lamina
kribrosa.
Prognosis buruk jika sudah mengalami metastase.
BAB III
kesimpulan
KESIMPULAN
TERIMA KASIH