You are on page 1of 4

Anatomi, Histologi, dan Physiologi of periodontium

drg. Ade Ismail


Periodontium:
perio = sekitar, odontos = gigi
Pengeliling gingival
Pendukung sementum, ligament periodontal, dan tulang alveolar
Fungsinya sendiri adalah untuk melekatkan gigi pada tulang alveolar dan mendukung gigi
selama berfungsi.

Jaringan periodontal terbagi menjadi 4 :


1. Gingival: merupakan bagian dari oral mucosa yang melindungi jaringan dibawah
perlekatan gigi, menutupi prosessus alveolaris dan menutupi permukaan gigi, gingival
dimulai dari mucogingival dan berakhir di bagian serviks gigi.
2. Ligamen periodontal: adalah jaringan fibrosa yang kuat,fleksibel, berisi serat elastik
maupun non elastik yang terdapat disekitar gigi, yang menghubungkan cementum dengan
tulang alveolar. Pada ligamen peridontal terdapat jaringan syaraf berfungsi proprioseptif
dan pembuluh darah. Berfungsi sebagai:
support: mendukung gigi agar tetap dalam soket/ tidak lepas
Sensory : ligamen periodontal di supply oleh banyak reseptor dan syaraf yang
akan merasakan pergerakan saat gig berfungsi.
Sebagai penahan beban pengunyahan dan membantu rahang tetap pada posisinya
saat berfungsi normal.
nutritif : dengan adanya pembuluh darah pada ligamen akan menyediakan nutrisi
esensial untuk vitalitas ligamen dan jaringan keras yaitu sementum dan tulang
alveolar. Fibroblasts, osteoblasts, cementoblasts, dan resorptive osteoclasts dan
juga macrophages memerlukan nutrisi.
Maintainence : menjaga atau memelihara jaringan dari pengaruh tekan mastikasi
berlebih/berat.

Periodontal fiber

1) Transversal/ transeptal fiber : serat transisi anatar serat gingiva dan serat ligamen
periodontal. Serat ini meluas ke interporksimal, di atas puncak septum interdental dan
tertanam pada sementum gigi-geligi yang bertetangga.
2) Alveolar crest fiber : Merentang miring (oblique) dari sementum persis di bawah
junctional epitel ke crest alveolar. Fungsi serat ini mengimbangi dorongan dari yang
lebih apikal sehingga membantu, meski bila serta diincisi pada waktu pembedahan
tidak secara nyata meningkatkan mobilitas normal gigi setelah pembentukan
kelompok horizontal.
3) Horizontal fiber : Merentang dalam arah tegak lurus terhadap as gigi dari sementum
ke tulang alveolar. Fungsinya sama dengan alveolar crest yaitu mengimbangi
dorongan dari arah yang lebih apikal.
4) Oblique fiber : Serat ini paling besar. Merentang miring dari sementum kearah
koronal tulang alveolar. Group ini memiliki bagian terbesar dari tekanan vertikal
pengunyahan dan mengubahnya menjadi tarikan pada tulang alveolar.
5) Apical fiber : Merentang dari sementum ke arah tulang fundus dari soket. Kelompok
fiber ini tidak dijumpai pada akar gigi yang belum sempurna terbentuk.
3. Sementum: jaringan yang membentuk penutup anatomi akar luar dan menyediakan
perlekatan bagi serabut periodontium utama.
4. Tulang alveolar :Tulang yang membatasi soket dan tempat melekatnya serabut
periodontal utama . Tulang alveolus memiliki banyak lubang kecil unutk tempat
pembuluh darah, saraf, jaringan ikat, yang lewat dari bagian kanselus daru prosesus
alveolaris ke rongga periodontium. Keberadaan tulang alveolar menyatakan keadaan
peridontal sehat. (Waltin dan Torabinejad, 2008)
!!!!!!!! Salah satu treatment bila terjadi kelainan jaringan periodontal salah satunya
adalah, gingivektomi, yang mempunyai tujuan memperoleh self cleansing dari gigi itu
sendiri .
Gingivektomi adalah penghilangan dari seluruh dinding jaringan lunak pada poket.
Bagian dari gingival:
a. Interdental papilla, celah gigi yang berada di dua gigi yang berdekatan, bentuknya
tergantung kontak antara dua gigi yang bedekatan. Gingiva antara gigi geligi membentuk
lajur yang menghubungkan papila labial dengan papila lingual. Epitelium lajur biasanya
sangat tipis, tidak keratinisasi dan terbentuk hanya dari beberapa lapis sel.

b. Free gingival groove, Alur gingiva bebas dengan batas dari permukaan tepi gingiva yang
halus dan membentuk lekukan sedalam 1-2 mm di sekitar leher gigi dan eksternal leher
gingiva yang mempunyai kedalaman 0-2 mm.
c. Attached gingival, merupakan gingival cekat yang meluas dari alur gingivabebas ke
pertautan mukogingival yang akan bertemu dengan mukosa alveolar. Berwarna coral
pink, memiliki pigmen, harus kuat dan tahan pada saat pengunyahan, lebar bervariasi,
bentuk stippling (seperti kulit jeruk)
d. Margin gingival, tidak melekat dan hanya menempel pada gigi, lebar + 1mm (agar
tidak terjadi resesif jika melakukan treatment tidak menghilangkan bagian interdentalnya)
e. Sulcus gingival, celah dangkal di sekitar gigi, dengan keadaan normal 0-3mm. untuk
mengukur kedalamannya menggunakan dental probe
f. Mukosa alveolar, adalah suatu mukoperiosteum yang melekat erat dengan tulang alveloar
di bawahnya, mukosa alveolar terpisah dari periosteum melalui perantara jaringan ikat
longgar yang sangat vaskular sehingga umumnya berwarna merah tua.

Epitel Gingiva
Aspek umum epitel gingival:
Pertama, perlindungan terhadap infeksi. Sel epitel berperan aktif dalam pertahanan host
dengan menanggapi bakteri dengan merespon reaksi host, dan dalam mengintegrasikan
respon imun yang didapat, misalnya dengan peningkatan proliferasi , perubahan peristiwa
sel - sinyal , perubahan dalam diferensiasi dan kematian sel , dan akhirnya perubahan
homeostasis jaringan.
a. Sulcular epithelium
Garis sulcus gingival, tipis, mukosanya tidak berkeratin. Epitel skuamosa berlapis dan
memanjang dari batas koronal epitel junctional ke puncak margin gingival. Bertindak
sebagai membrane semipermeabel.
b. Junctional epithelium
Diperkuat oleh serat gingival, sebagai unit fungsional dan unit dentogingival. Fungsinya
melekatkan erat pada permukaan gigi, membentuk epitel penghalang terhadap bakteri
plak, memungkinkan akses cairan gingival, sel sel inflamasi dan komponen dari host
imun.
c. Cairan gingival (sulcular fluid)
Baik sebagai transudate ataupun exudates, mengandung komponen jaringan ikat, epitel,
sel-sel inflamasi, serum, dan flora mikroba yang berada pada margin gingival atau sulkus.
Dalam sulkus yang sehat, cairan gingival sangat sedikit sebaliknya selama peradangan
terjadi peningkatan cairan di sulcus.
* ingat! Saat peradangan cairan di sulcus ginguva meningkat.
Fungsi:
Membersihkan sulkus dari bahan material;
Mengandung protein plasma yang dapat meningkatkan adhesi epitel untuk gigi
Memiliki sifat antimikroba yang mengarahkan aktivitas antibody untuk
mempertahankan gingival
d. Gingival fibers
Untuk menguatkan marginal gingival terhadap gigi
Memberikan kekakuan untuk menahan adanya kekuatan pengunyahan
Untuk menyatukan gingival marginal dengan sementum akar dan melekat pada
gingival yang berdekatan
Serat gingival dibentuk oleh: gingovodental, circular, dan transpetal

Macam-macam gingival fiber :


1- Dento-gingival fibers: memanjang dari cervical cementum sampai ke gingiva.
2- Alveolo-gingival group: memanjang dari alveolar crest sampai gingiva
3- Circular group: a small group of fibers yang mengelilingi gigi and interlaces
with the outer fibers.
4- Dento-periosteal fibers: they extend from the cementum directed over the
bone crest and then incline apically between the periosteum of the alveolar bone
and the gingiva.
(memanjang dari cementum yang langsung di atas tulang alveolar dan kemudian
mencondong ke apikal antara periosteum dari tulang alveolar dan gingiva)
Clinical relation: tulang, ligament periodontal dan sementum bersama-sama
membentuk unit fungsional khusus ketika pergerakan gigi ortodontik

Blood supply gingiva :


Arteriol supraperiosteal
Vessels dari ligament periodontal
Arterioles yang berasal dari crest septa
Fitur/Gambaran klinis gingival yang sehat:
a. Colour (warna), coral pink yang diproduksi oleh pasokan vaskuler, tebal dan epitel
keratinasi nya tinggi, serta mengandung sel pigmen. Warna bervariasi pada setiap orang
dan erat hubunganya dengan pigmentasi kutaneous.
b. Size / Ukuran , sesuai dengan sebagian besar elemen seluler dan interseluler dan pasokan
pembuluh darah. Perubahan dalam ukuran/terjadi pembengkakan merupakan ciri-ciri dari
penyakit gingival
c. Contour, mengikuti garis outline permukaan wajah dan lingual.
d. Shape (bentuk), bentuk interdental berkorelasi dengan bentuk embrasure gigi
e. Konsistensi, tegas dan terikat erat ke struktur di bawahnya (tulang) dan tidak mempunyai
lapisan submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.
f. Tekstur permukaan, bertekstur mirip dengan kulit jeruk (stippling)
Stippling, dapat dilihat saat gingival kering. Attached gingival stippling dan gingival
marginal tidak, bagian tengah papilla interdental biasanya stippling tapi perbatasan
marjinalnya halus. Pola dan tingkat stippling bervariasi antara individu.
g. Posisi, mengacu pada dimana tingkat margin gingival melekat pada gigi.
Daftar Pustaka
Eley& Manson. Buku Ajar Periodonti (Outline of Periodontics) Edisi 2. 1993. Jakarta :
Hipokrates.
Gingival Disease their aetiology, prevention and treatment Dr. Fotinus Panagakos. Intech USA
(2011)

You might also like