: Anak berjalan menggunakan walker, ekspresi wajah tampak datar,
pendengaran terganggu dan An I tidak mengunakan alat bantu pendengaran , gangguan
wicara, emosi labil, kurang koperatif. Proses fisioterapi 1. Posisi anak telentang dengan posisi kedua kaki terapis ditekuk dan berada di antara kedua ekstremitas bawah An. I. Kedua ekstremitas bawah An. I. diluruskan secara bergantian sambil ditekuk dan diputar. Tujuannya untuk peregangan pada otot- otot kedua ekstremitas dan pergerakan pelvis, begitu juga pada posisi tengkurap. 2. An.I duduk berhadapan dengan terapis, kemudian terapis mengangkat kedua paha An. I sambil kedua kaki terapis menginjak punggung kaki An.I. kemudian terapis membelakangi An. I dan mengangkat gluteal An.I sambil kedua tangan An. I memegang kursi. Tujuannya untuk mengerakan pelvik dan merangsang ekstensi hip 3. Kedua ekstremitas An. I dipasang cavo. Tujuannya untuk meluruskan kedua tungkai, kemudian An. I bersama terapis belajar berjalan 4. Setelah belajar berjalan, An. I dengan posisi telentang berada di atas balon yang besar (trampolin), sambil terapis memijat punggung dan daerah tengkuk untuk merangsang An. I meluruskan kepala. Tujuannya untuk meluruskan tulang belakang, latihan gerakan dan keseimbangan.
Respon An. I selama fisioterapi :
Selama fisioterapi berlangsung An. I kurang cepat tanggap dengan perintah yang diberikan oleh terapis, kemungkinan karena An I mengalami masalah pada pendengaran. Tingkat konsentrasinya juga kurang dan hanya dapat bertahan selama 15 menit. Personal sosial : kurang kooperatif dan kadang- kadang marah bila diperhatikan oleh orang yang belum dikenalnya . An. I kurang fokus pada satu kegiatan dan cepat terpengaruh dengan stimulus dari luar. Motorik kasar : An I masih belajar berjalan sambil berpegangan dengan terapis, dan hanya bertahan selama beberapa menit. An. I belum dapat menjaga keseimbangan badan. Motorik halus :