You are on page 1of 77

GAMBARAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PABRIK

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PTPN IV KEBUN BAH JAMBI


TAHUN 2006-2008

SKRIPSI

Oleh :

JENNI RAJAGUKGUK
NIM. 041000155

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

GAMBARAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PABRIK


PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PTPN IV KEBUN BAH JAMBI
TAHUN 2006-2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

JENNI RAJAGUKGUK
NIM. 041000155

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :
GAMBARAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PABRIK
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PTPN IV KEBUN BAH JAMBI
TAHUN 2006-2008
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
JENNI RAJAGUKGUK
NIM. 041000155
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 30 Juni 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji

Penguji I

Ir. Kalsum, M.Kes


NIP. 131964120

Dra. Lina Tarigan, Apt. MS


NIP. 131803345

Penguji II

Penguji III

dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS.


NIP. 131655401

Eka Lestari Mahyuni, SKM, M.Kes


NIP. 132307954

Medan, 04 Juli 2009


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, M.Si


NIP. 131124053
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

ABSTRAK

Jenni Rajagukguk
Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008
X + 60 halaman + 10 tabel + 12 lampiran
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan untuk memberi gambaran
kecelakaan kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN IV kebun Bah
Jambi tahun 2006-2008. Populasinya adalah pekerja bagian pengolahan yang
mengalami kecelakaan kerja tahun 2006-2008 yaitu sebanyak 28 orang pekerja dan
sampel adalah seluruh populasi (total sampling). Data primer diperoleh melalui
wawancara terhadap pekerja dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa tenaga kerja yang mengalami
kecelakan kerja pada umumnya berumur 48-51 tahun, berpendidikan SMP, bekerja
pada shift 1 (06.30-18.30 WIB) dan telah bekerja selama 17-21 tahun, bekerja di
bagian/unit operator rebusan, memiliki pengetahuan sedang tentang K3 dan faktor
lingkungan kerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja adalah faktor kimia dan
kondisi yang tidak aman. Sedangkan jenis kecelakaan pada umumnya adalah kontak
dengan bahan berbahaya, penyebab kecelakaan karena bahan-bahan dan zat-zat,
sehingga luka-luka, luka-luka di tangan dan kepala.
Disarankan agar perusahaan meningkatkan pengetahuan tentang K3 dengan
melakukan pelatihan dan penyuluhan K3 oleh perusahaan maupun pihak-pihak
terkait. Meningkatkan pengawasan dan perawatan terhadap alat kerja dan lingkungan
kerja. Bagi para pekerja hendaknya bekerja sesuai dengan pedoman danprosedur K3
yang ada di perusahaan.
Kata kunci : Pekerja bagian pengolahan, Kecelakaan Kerja

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

ABSTRACT
Jenni Rajagukguk
The picture is work accident on factory worker manufacture coconut oil PTPN
IV Bah Jambi garden in 2006-2008.
X + 60 pages + 10 table + 12 enclosure
This research was descriptive to give general view of work accident of
workers at PTPN IV coconut oil manufacture Bah Jambi Garden during 2006-2008.
The population were workers in processing unit who were getting work accident
during 2006-2008that were 28 workers and all of population were a samples. The
primary datas were taken by interview to the workers by using questionnaire.
The research results describes that the workers who were getting work
accident generally in 48-51 years old, Junior High School Level, worked on first shift
(06.30-18.30 WIB) and have worked for 17-21 years, worked at boiling operator unit,
have middle knowledge level about occupational healths and work environtment
factor which cause work accident interm of chemistry and unsafe condition. The work
accident kind generally interm of dangerous materials, the accident cause because of
materials, that cause pain on the hand and head.
It is suggested so that the company increase about occupational health by
doing trainning and socialization. To increase controlling and carring of work tools
and environment. To the workers, they are suggested to work based on the
occupational healths procedure of the company.
Word key : worker in manufacture unit, work accident.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Jenny Rajagukguk

Tempat/Tanggal Lahir

: Bah Jambi, 04 Juli 1987

Agama

: Katolik

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Jumlah Saudara

: 4 orang

Alamat Rumah

: Jl. Flamboyan VII No. 8 Tj. Selamat Medan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1992 1998

: SD Negeri 01 Bah Jambi

2. Tahun 1998 2001

: SLTP Taman Siswa Bah Jambi

3. Tahun 2001 2004

: SMU Negeri 4 Pematangsiantar

Pekerjaan

1. Tahun 2007 2008

: Pegawai Adm & Keuangan di PT. DJANUR SARI

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan...................................................................................
Abstrak.................... ......................................................................................
Abstract .............................................................................................
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................
Daftar Isi...
Daftar Tabel..

i
ii
iii
iv
v
viii
x

BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................
1.1. Latar Belakang ......................................................................
1.2. Perumusan Masalah .............................................................
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................
1.3.1. Tujuan Umum .............................................................
1.3.2. Tujuan Khusus ...........................................................
1.4. Manfaat Penulisan ................................................................

1
1
5
5
5
6
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................


2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................
2.1.1. Pengertian K3 .............................................................
2.1.2. Tujuan K3 ..................................................................
2.2. Kecelakaan Kerja ................................................................
2.2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja ......................................
2.2.2. Klasifikasi Kecelakaan Kerja ......................................
2.2.3. Penyebab Kecelakaan Kerja .......................................
2.2.4. Akibat Kecelakaan Kerja .............................................
2.2.5. Pencegahan Kecelakaan Kerja ....................................
2.2.6. Penanggulangan Kecelakaan Kerja ..............................
2.3. Kecelakaan dalam Industri. ...................................................
2.3.1. Klasifikasi kecelakaan dalam Industri . ........................
2.3.2. Mengenal Sumber-Sumber Bahaya dalam Industri . .....
2.4. Kerangka Konsep ................................................................

7
7
7
8
9
9
9
14
17
18
20
21
21
22
23

BAB III

METODE PENELITIAN ........................................................


3.1. Jenis Penelitian .....................................................................
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................
3.2.1. Lokasi Penelitian ........................................................
3.2.2. Waktu Penelitian ........................................................
3.3. Populasi dan Sampel ...........................................................
3.3.1. Populasi .....................................................................
3.3.2. Sampel .......................................................................
3.4. Cara Pengambilan Data .......................................................
3.5. Defenisi Operasional ...........................................................
3.6. Aspek Penilaian ..................................................................

24
24
24
24
24
25
25
25
25
25
27

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

BAB IV

BAB V

BAB VI

3.7. Teknik Pengolahan Data ......................................................

27

HASIL PENELITIAN ..............................................................


4.1. Gambaran Umum Perusahaan....................................... .........
4.1.1. Profil Perusahaan ........................................................
4.1.2. Letak Geografis ...........................................................
4.1.3. Proses Produksi Produk yang Dihasilkan .....................
4.1.4. Kebijakan K3 ..............................................................
4.1.5. P2K3 ...........................................................................
4.1.6. APD yang Digunakan..................................................
4.2. Gambaran Pekerja yang Mengalami Kecelakaan Kerja .........
4.2.1. Karakteristik Responden .............................................
4.2.2. Gambaran Lingkungan Kerja.......................................
4.2.3. Gambaran Kecelakaan Kerja pada Pekerja Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi
Tahun 2006-2008 ........................................................

28
28
28
29
30
32
35
42
44
44
46

PEMBAHASAN ........................................................................
5.1. Karakteristik Responden ......................................................
5.2. Gambaran Lingkungan Kerja ...............................................
5.3. Gambaran Kecelakaan Kerja pada Pekerja Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi
Tahun 2006-2008 .................................................................

50
50
52

KESIMPULAN DAN SARAN..................................................


6.1. Kesimpulan ..........................................................................
6.2. Saran ....................................................................................

60
60
61

47

54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Master Data
Lampiran 3 : Formulir Laporan Kecelakaan Tahap 1 PT. JAMSOSTEK
Lampiran 4 : Formulir Laporan Kecelakaan Tahap 2 PT. JAMSOSTEK
Lampiran 5 : Formulir Surat Keterangan Dokter PT. JAMSOSTEK
Lampiran 6 : Proses Pabrik Kebun Bah Jambi (Flow Sheet)
Lampiran 7 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 9 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Berdasarkan
Umur di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi
Tahun 2006-2008 ........................................................................
44
Tabel 4.2. Distirbusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV
Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008 ...........................................
44
Tabel 4.3. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Berdasarkan
Masa Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah
Jambi Tahun 2006-2008..............................................................
45
Tabel 4.4. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Berdasarkan
Pengetahuan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah
Jambi Tahun 2006-2008..............................................................
45
Tabel 4.5. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Berdasarkan
Bagian/Unit Pekerjaan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV
Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008 ...........................................
46
Tabel 4.6. Distribusi Lingkungan Kerja Berdasarkan Kerja Shift di Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 20062008............................................................................................

47

Tabel 4.7. Distribusi Kecelakaan Kerja Berdasarkan Jenis Kecelakaan di Pabrik


Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 20062008............................................................................................
47
Tabel 4.8. Distribusi Kecelakaan Kerja Berdasarkan Penyebab Kecelakaan di
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun
2006-2008 ...................................................................................

48

Tabel 4.9. Distribusi Kecelakaan Kerja Berdasarkan Sifat Luka di Pabrik


Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 20062008............................................................................................

48

Tabel 4.10. Distribusi Kecelakaan Kerja Berdasarkan Letak Luka di Pabrik


Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 20062008............................................................................................

49

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan yang
menyeluruh bagi rakyat Indonesia. Pasal 27 ayat (2) dari Undang-Undang Dasar 1945
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan. Berdasarkan pasal tersebut dikeluarkanlah undangundang No. 13 Tahun 2003 tentang keselamatan dan kesehatan kerja dijamin dalam
pasal 86, yang menyatakan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.5,12.
Apabila kita berbicara mengenai keselamatan kerja, maka yang dimaksudkan
di sini adalah yang bertalian dengan kecelakaan kerja.5 Keselamatan kerja adalah
sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian sebagai akibat
kecelakaan kerja.9
Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat
diduga. Sebenarnya setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga dari
semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Statistik
mengungkapkan bahwa 80% kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak
selamat (unsafe act), dan hanya 20% oleh kondisi yang tidak selamat (unsafe
condition).4

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Pada umumnya kecelakaan terjadi karena kurangnya pengetahuan dan


pelatihan, kurangnya pengawasan, kompleksitas dan keanekaragaman ukuran
organisasi, yang kesemuanya mempengaruhi kinerja keselamatan dalam industri.
Kecelakaan di tempat kerja merupakan penyebab utama penderitaan perorangan dan
penurunan produktivitas. Penyebab kecelakaan sukar di uraikan.
Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena itu
kecelakaan dapat dicegah, asal kita cukup kemauan untuk mencegahnya. Oleh karena
itu pula sebab-sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya
dengan usaha-usaha koreksi yang ditujukan kepada sebab itu kecelakaan dapat
dicegah dan tidak berulang kembali.1
Untuk analisa sebab-sebab kecelakaan akibat kerja hanya ada dua golongan
penyebab. Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan, yang meliputi
segala sesuatu selain manusia. Golongan kedua adalah manusia itu sendiri yang
merupakan sebab kecelakaan.1
Sumamur (1989) membuat batasan bahwa kecelakaan kerja adalah suatu
kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan
kerja disini berarti kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau pada waktu
melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup 2
permasalahan pokok, yakni kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan dan
kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.15
Tiap kecelakaan adalah kerugian, kerugian ini terlihat dari adanya dan
besarnya biaya kecelakaan. Biaya untuk kecelakaan ini sering-sering sangat besar,
padahal biaya itu menjadi beban negara dan rakyat seluruhnya.1
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Baik kecelakaan kerja, gangguan kesehatan, maupun pencemaran lingkungan


harus merupakan bagian dari biaya produksi. Sekalipun sifatnya sosial, setiap
kecelakaan atau tingkat keparahannya tidak dapat dilepaskan dari faktor ekonomi
dalam suatu lingkungan kerja. Pencegahan kecelakaan dana pemeliharaan higiene dan
kesehatan kerja tidak saja dinilai dari segi biaya pencegahannya, tetapi juga dari segi
manusianya.4
Setiap tahun di dunia dua juta pekerja meninggal akibat kecelakaan kerja.
Dikeluarkan

untuk

memperingati

Hari

Keselamatan

dan

Kesehatan

di

Tempat Kerja se-Dunia, laporan tersebut menyebutkan bahwa sekitar 270


juta

kecelakaan

dan

160

juta

kerja

355.000

penyakit

akibat

diantaranya
pekerjaan

merupakan

terjadi

kecelakaan

setiap

tahun,

fatal

termasuk

sekitar 12 ribu pekerja anak yang meninggal akibat kecelakaan kerja.10


Tingkat kecelakaan kerja fatal di negara-negara berkembang empat kali
lebih

tinggi

berkembang,
industri-industri

ketimbang

negara-negara

kecelakaan

dan

utama

seperti

penyakit
pertanian,

industri.
akibat

Di
bekerja

perikanan

dan

negara-negara
terjadi

di

perkayuan,

pertambangan dan konstruksi. Laporan ILO, "Global Estimates Fatalities in 2002,"


memperlihatkan bahwa dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara,
standar keselamatan kerja Indonesia masuk dalam peringkat paling buruk.10
Setiap jamnya, sedikitnya terjadi satu kasus kecelakaan kerja di Indonesia.
Angka tersebut menempatkan Indonesia pada kelompok negara-negara yang memiliki
kasus kecelakaan kerja tertinggi di dunia. Data Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi menyebutkan pada tahun 2006, sedikitnya terjadi 92.200 kasus
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

kecelakaan kerja di Indonesia, atau hanya turun 4.000 kasus dari tahun 2005. Meski
demikian, data tersebut belum termasuk kasus kecelakaan kerja yang tidak dilaporkan
oleh perusahaan-perusahaan yang tidak mengikuti program Jamsostek.11
Di Indonesia berdasarkan laporan PT. Jamsostek, kecelakaan kerja berjumlah
105.846 kasus (2003), 95.418 kasus (2004), 96.081 kasus (2005), dan 70.069 kasus
(hingga september 2006). Meskipun terjadi penurunan, data itu menunjukan kasus
kecelakaan kerja di Indonesia masih relatif tinggi.3
Di abad ini semua bangsa tidak dapat lepas dari proses industrialisasi.
Indikator keberhasilan dunia industri sangat bergantung pada kualitas tenaga kerja
yang produktif, sehat dan berkualitas. Dapat disimpulkan bahwa pekerja sebagai
sumber daya dalam lingkungan kerja industri yang harus dikelola dengan baik,
sehingga dapat memacu produktivitas yang tinggi. Keinginan untuk mencapai
produktivitas yang tinggi harus memperhatikan segi keselamatan kerja, seperti
memastikan bahwa para pekerja dalam kondisi kerja aman.
Kebun Bah Jambi adalah salah satu unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara
IV (Persero) yang berada di Kabupaten Simalungun Pematangsiantar dan berkantor
pusat di Jalan Letjend Suprapto Medan. Kebun ini bergerak di bidang usaha
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan CPO (Crude Palm Oil)
dan PK (Palm Kernel). Untuk mengelolah kelapa sawit menghasilkan CPO (Crude
Palm Oil) dan PK (Palm Kernel), kebun ini telah memiliki pabrik kelapa sawit yang
mmemiliki 4 tahap pengolahan, yaitu : pengangkutan buah ke pabrik, proses
sterilisasi, proses press, dan proses ferifikasi. Bagian pengolahan di pabrik kelapa
sawit PTPN IV kebun Bah Jambi memiliki 180 orang pekerja di bagian pengolahan.
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan diketahui adanya kecelakaan kerja


tahun 2003-2008 di pabrik kelapa sawit terutama bagian pengolahan. Tahun 2003,
hanya 1 orang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Tahun 2004, terdapat 7
orang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Tahun 2005, terdapat 4 orang
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Tahun 2006, terdapat 13 orang yang
mengalami kecelakaan kerja. Tahun 2007, terdapat 12 orang pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja. Dan tahun 2008, ada 3 orang pekerja yang mengalami kecelakaan
kerja.
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa jumlah kecelakaan kerja setiap tahun
berbeda-beda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti gambaran kecelakaan
kerja yang terjadi pada pekerja pabrik kelapa sawit PTPN IV kebun Bah Jambi dari
tahun 2006-2008.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana gambaran kecelakaan kerja pada pekerja pabrik
pengolahan kelapa sawit PTPN IV kebun Bah jambi tahun 2006-2008.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui gambaran
kecelakaan kerja pada pekerja pabrik pengolahan kelapa sawit di PTPN IV Bah Jambi
tahun 2006-2008.
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus penelitian ini dilakukan adalah untuk :
1. Untuk mengetahui gambaran faktor manusia (umur, pendidikan, masa bekerja dan
pengetahuan) sebagai penyebab kecelakaan kerja.
2. Untuk mengetahui gambaran faktor lingkungan kerja (faktor fisik, faktor kimia,
faktor biologi, faktor ergonomi, faktor psikologi) sebagai penyebab kecelakaan
kerja.
3. Untuk mengetahui klasifikasi kecelakaan kerja yang terjadi (klasifikasi menurut
jenis kecelakaan, menurut penyebab, menurut sifat luka, dan menurut letak luka).

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan ini adalah untuk :
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan tentang kecelakaan kerja sehingga
dapat mengurangi kecelakaan kerja dan dapat dilakukan pembinaan dan
pengarahan terhadap pekerja dalam upaya peningkatan kesehatan tenaga kerja.
2. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pekerja tentang akibat kecelakaan
kerja.
3. Menambah wawasan penulis tentang kecelakaan kerja.
4. sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatn kerja bersasaran
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air,
maupun di udara.9
Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga
kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun
sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal.
Ditinjau dari segi keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap
tempat kerja (perusahaan). Tempat kerja adalah setiap tempat yang di dalamnya
terdapat 3 unsur, yaitu :
1. Adanya suatu usaha, baik itu usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial.
2. Adanya sumber bahaya.
3. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus
maupun hanya sewaktu-waktu.5
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

2.1.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
Tujuan kesehatan kerja adalah :
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggitingginya baik fisik, mental maupun sosial.
2. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi lingkungan kerja.
3. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan tenaga kerja.
4. Meningkatkan produktivitas kerja.5
Tujuan usaha keselamatan dan kesehatan kerja antara lain :
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan apapun.5
Keselamatan dan kesehatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi
keamanan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Keamanan tenaga kerja di
tempat kerja atas partisipasi dari pengusaha dan tenaga kerja dapat meningkatkan
produksi dan produktivitas kerja.
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

2.2 Kecelakaan Kerja


2.2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak
terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebihlebih dalam bentuk perencanaan.9 Kecelakaan bisa terjadi karena kondisi yang tidak
membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Jadi, defenisi
kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan.4
Menurut Sumamur (1989), kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubung
dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa
kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan
pekerjaan.
Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu :
1. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau
2. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan.
Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya, sehingga
meliputi juga kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan
atau transpor ke dan dari tempat kerja. Kecelakaan-kecelakaan di rumah atau waktu
rekreasi atau cuti, dan lain-lain adalah diluar makna kecelakaan akibat kerja,
sekalipun pencegahannya sering dimasukkan program keselamatan perusahaan.9
2.2.2 Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Klasifikasi kecelakaan akibat

kerja

menurut

Organisasi Perburuhan

Internasional 1962 adalah sebagai berikut :


Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :


a. Terjatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh
d. Terjepit oleh benda
e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
f. Pengaruh suhu tinggi
g. Terkena arus listrik
h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi
i.

Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya tidak


cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut.

2. Klasifikasi menurut penyebab


a. Mesin
1. Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik
2. Mesin penyalur (transmisi)
3. Mesin-mesin untuk mengerjakan logam
4. Mesin-mesin pengolah kayu
5. Mesin pertanian
6. Mesin pertambangan
7. Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut.
b. Alat angkut dan alat angkat
1. Mesin angkat dan peralatannya
2. Alat angkutan di atas rel
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

3. Alat angkut lain yang beroda, terkecuali kereta api


4. Alat angkutan udara
5. Alat angkutan air
6. Alat-alat angkutan lain.
c. Peralatan lain
1. Bejana bertekanan
2. Dapur, pembakar dan pemanas
3. Instalasi pendingin
4. Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat listrik
(tangan)
5. Alat-alat listrik (tangan)
6. Alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik
7. Tangga
8. Perancah
9. Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut.
d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi
1. Bahan peledak
2. Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak
3. Benda-benda melayang
4. Radiasi
5. Bahan-bahan dan zat-zat lain yang belum termasuk golongan tersebut.
e. Lingkungan kerja
1. Di luar bangunan
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

2. Di dalam bangunan
3. Di bawah tanah.
f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan tersebut.
1. Hewan
2. Penyebab lain.
g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak
memadai.
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :
a. Patah tulang
b. Dislokasi/keseleo
c. Regang otot/urat
d. Memar dan luka dalam yang lain
e. Amputasi
f. Luka-luka lain
g. Luka di permukaan
h. Gegar dan remuk
i.

Luka bakar

j.

Keracunan-keracunan mendadak (akut)

k. Akibat cuaca dan lain-lain


l.

Mati lemas

m. Pengaruh arus listrik


n. Pengaruh radiasi
o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

p. Lain-lain.
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :
a. Kepala
b. Leher
c. Badan
d. Anggota atas
e. Anggota bawah
f. Banyak tempat
g. Kelainan umum
h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut.9,15.
Dari klasifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja jarang
disebabkan oleh satu faktor tertentu melainkan berbagai faktor sekaligus. Yang
penting dicatat adalah interaksi berbagai unsur yang terlibat dalam kecelakaan itu
sendiri.4
Klasifikasi

menurut

jenis

menunjukkan

peristiwa

yang

langsung

mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda atau zat sebagai
penyebab kecelakaan menyebabkan terjadinya kecelakaan, sehingga sering dipandang
sebagai kunci bagi penyelidikan sebab lebih lanjut.
Klasifikasi kecelakaan berguna untuk menemukan sebab-sebab kecelakaan.
Upaya untuk mencari sebab kecelakaan dapat dilakukan dengan analisa kecelakaan.
Analisa kecelakaan tidak mudah, oleh karena penentuan sebab-sebab kecelakaan
secara tepat adalah pekerjaan sulit. Klasifikasi kecelakaan yang bersifat jamak adalah

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

pencerminan kenyataan, bahwa kecelakaan akibat kerja jarang sekali disebabkan oleh
suatu, melainkan berbagai faktor.
Sebagaimana telah disinggung terlebih dahulu, faktor manusia merupakan
faktor utama kecelakaan kerja. Satu kajian menarik tentang ini yang telah dilakukan
oleh ILO yang mengungkapkan bahwa perubahan keadaan manusia setiap waktu
menimbulkan atau mengurangi kecelakaan kerja.4
2.2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja
Kecelakaan ada sebabnya. Cara penggolongan sebab-sebab kecelakaan di
berbagai negara tidak sama. Namun ada kesamaan umum, yaitu, bahwa kecelakaan
disebabkan oleh dua golongan penyebab :
1. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human
acts), contoh :
a. Kurang pengetahuan dan keterampilan
b. Tidak memakai/salah memakai alat pelindung diri
c. Bekerja tidak konsentrasi
d. Kelelahan atau kelesuan
e. Posisi kerja yang tidak sesuai/tidak aman.
2. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions), contoh :
a. Mesin tidak diberi pagar pengaman
b. Desain mesin dan peralatan yang tidak aman
c. Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
d. Pagar pengaman yang tidak berfungsi

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

e. Kondisi lingkungan kerja tidak nyaman dan berbahaya (panas, bising,


pencahayaan, atau ventilasi tidak memadai, debu, gas, radiasi, uap)
f. Tata area kerja yang tidak baik.
Menurut Sumamur (1989) menyatakan bahwa kecelakaan kerja yang terjadi
dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan kerja (usia,

masa

kerja/pengalaman, kurangnya kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan),


disiplin

kerja,

perbuatan-perbuatan

yang

mendatangkan

kecelakaan,

ketidakcocokan fisik dan mental. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh


pekerja dan karena sikap yang tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak
mengindahkan instruksi, kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang
sabar. Kekurangan kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat
pelajaran mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya
cacat, kelelahan dan penyakit.
b. Faktor mekanik dan lingkungan
Keadaan dan alat-alat kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Kesalahan letak
mesin, tidak dilengkapi dengan alat pelindung, alat pelindung tidak dipakai, alatalat kerja yang rusak. Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral
pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan
kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan disini
terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja
tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna
sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya
ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.
Mekanisme terjadinya kecelakaan menurut H.W. Heinrich (1920), diuraikan
dengan domino sequence(5 rangkaian penyebab terjadinya kecelakaan kerja),yaitu :
2. Ancestry and social environment factor, yaitu faktor keturunan (sifat yang
jelek/sikap mental yang tidak baik) dan pengaruh lingkungan.
3. Fault of person, merupakan keadaan yang menyebabkan seseorang
mengadakan kesalahan-kesalahan :
a. Pendidikan rendah/pengetahuan rendah dan keterampilan
b. Karena seseorang tidak memenuhi syarat secara fisik
c. Keadaan mesin atau lingkungan fisik yang tidak memenuhi syarat.
4. Unsafe actions and conditions, peristiwa karena kesalahan pekerja.
5. Accidents, peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja dan umumnya disertai
oleh berbagai kerugian.
6. Injury, kecelakaan mengakibatkan cidera (luka ringan/luka berat/parah), cacat
dan bahkan kematian.8
Menurut Sendjun Manulang (2001), ada 4 faktor penyebab kecelakaan kerja,
antara lain :
1. Faktor manusianya
Misalnya karena kurangnya keterampilan atau kurangnya pengetahuan, salah
penempatannya, misalnya si tenaga kerja lulusan Sekolah Teknologi
Menengah (STM) akan tetapi di tempatkan di bagian tata usaha.
2. Faktor materialnya/bahannya/peralatannya
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Misalnya bahan yang seharusnya terbuat dari besi, akan tetapi supaya lebih
murah dibuat dari bahan lainnya sehingga dengan mudah dapat menimbulkan
kecelakaan.
3. Faktor bahaya/sumber bahaya, ada dua sebab :
a. Perbuatan berbahaya
Misalnya karena metode kerja yang salah, keletihan/kelesuan, sikap kerja
yang tidak sempurna dan sebagainya.
b. Kondisi/keadaan berbahaya
Yaitu

keadaan

yang

tidak

aman

dari

mesin/peralatan-peralatan,

lingkungan, proses, sifat pekerjaan.


4. Faktor yang dihadapi
Misalnya kurangnya pemeliharaan/perawatan mesin-mesin/peralatan sehingga
tidak bisa bekerja dengan sempurna.5
2.2.4 Akibat Kecelakaan Kerja
Kecelakaan menyebabkan 5 jenis kerugian :
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
3. Keluhan dan kesedihan
4. Kelainan dan cacat
5. Kematian.9
Di samping ada sebabnya maka suatu kejadian juga akan membawa akibat.
Akibat dari kecelakaan kerja ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.

Kerugian yang bersifat ekonomis, antara lain :

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

a. Kerusakan/kehancuran mesin, peralatan, bahan bangunan.


b. Biaya pengobatan dan perawatan korban.
c. Tunjangan kecelakaan.
d. Hilangnya waktu kerja.
e. Menurunnya jumlah maupun mutu produksi.
f. Dan lain-lain.
2. Kerugian yang bersifat non ekonomis
Pada umumnya berupa penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang
bersangkutan, baik itu merupakan kematian, luka/cidera berat maupun ringan.5
2.2.5 Pencegahan Kecelakaan kerja
Dalam meningkatkan produksi dan produktivitas kerja, perlu dilakukan
pencegahan kecelakaan kerja. Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah
dengan :
1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai
kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan
pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugastugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, dan pemeriksaan
kesehatan.
2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi
mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenisjenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higiene umum,
atau alat-alat perlindungan diri.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

3. Pengawasan,

yaitu

pengawasan

tentang

dipatuhinya

ketentuan-ketentuan

perundang-undangan yang diwajibkan.


4. Penelitian yang bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang
berbahaya,

penyelidikan

tentang

pagar

pengaman,

pengujian

alat-alat

perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau
penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang-tambang
pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya.
5. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan
patologis, faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaan-keadaan fisik
yang mengakibatkan kecelakaan.
6. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
7. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi,
banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebabnya.
8. Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik,
sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukangan.
9. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khusunya tenaga kerja
yang baru, dalam keselamatan kerja.
10. Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain
untuk menimbulkan sikap untuk selamat.
11. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan
misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang di bayar oleh perusahaan, jika
tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

12. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama
efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah, kecelakaankecelakaan terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan sangat
tergantung kepada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua pihak
yang bersangkutan.9
Pencegahan kecelakaan akibat kerja diperlukan kerja sama aneka keahlian dan
profesi seperti pembuat undang-undang, pegawai pemerintah, ahli-ahli teknik, dokter,
ahli ilmu jiwa, ahli statistik, guru-guru, dan sudah barang tentu pengusaha dan buruh.
2.2.6 Penanggulangan Kecelakaan Kerja
Menurut International Labour Organization (ILO), ada beberapa cara atau
langkah-langkah yang perlu diambil untuk menanggulangi kecelakaan kerja, yaitu
antara lain melalui :
1.

Peraturan perundang-undangan

2.

Standarisasi

3.

Inspeksi

4.

Riset teknis

5.

Riset medis

6.

Riset psikologis

7.

Riset statistik

8.

Pendidikan

9.

Latihan

10.

Persuasi

11.

Asuransi.5

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

2.3 Kecelakaan dalam Industri


2.3.1 Klasifikasi Kecelakaan dalam Industri
Kecelakaan dalam industri dapat dikelompokkan dan dicatat menurut
macamnya guna mempermudah mempelajarinya dan mencegah terulangnya.
Pengelompokkan ini adalah sebagai berikut :
1. a. Jatuh pada ketinggian yang sama;
b. Jatuh dari ketinggian yang berbeda;
2. Kejatuhan benda;
3. Terantuk, tersandung, tergelincir karena benda, kecuali kejatuhan benda;
4. Terjepit di antara benda;
5. Terlanggar, tertumbuk, tertabrak, tergilar benda;
6. Terpotong;
7. Terkilir;
8. Terbakar akibat atau berhubungan dengan suhu yang lebih tinggi dari toleransi
tubuh manusia;
9. Terbakar akibat atau berhubungan dengan arus listrik;
10. Terbakar akibat atau berhubungan dengan bahan-bahan yang korosif (bersifat
merusak) atau terkena radiasi;
11. Lain-lain :

Runtuhnya suatu konstruksi;

Peledakan;

Kebakaran;

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Sambaran petir.4

2.3.2 Mengenal Sumber-Sumber Bahaya dalam Industri


Bahaya-bahaya yang berada di sekitar industri perlu dikenal dan diidentifikasi
terlebih dahulu. Badan dan jiwa termasuk panca indera serta alat-alat/organ-organ
tubuh kita sangat menghendaki keadaan yang wajar dari keadaan atau pengaruh
lingkungannya.
Beberapa aspek industri yang harus diperhatikan dari aspek kesehatan dan
keselamatan kerja adalah :
1.

Penerangan yang cukup

2.

Pengendalian kebisingan dan getaran

3.

Pengendalian suhu

4.

Memelihara keadaan industri yang aman

5.

Arus material dan keselamatan kerja

6.

Penanganan material.4

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

2.4 Kerangka Konsep

Faktor Manusia :
1.
2.
3.
4.

Umur
Pendidikan
Masa bekerja
Pengetahuan

Kecelakaan Kerja :
1.
2.
3.
4.

Jenis kecelakaan
Penyebab kecelakaan
Sifat luka
Letak luka

Faktor Lingkungan Kerja :


1.
2.
3.
4.
5.

Faktor Fisik
Faktor Kimia
Faktor Biologi
Faktor Ergonomi
Faktor Psikologi

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif (descriptive research) yaitu
penelitian yang memberi gambaran atas keadaan kecelakaan kerja pada pekerja
pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN IV di kebun Bah Jambi tahun 2006-2008.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN IV kebun
Bah Jambi kabupaten Simalungun Pematangsiantar. Adapun alasan dilakukan
penelitian di perusahaan ini adalah :
1. Telah mendapat izin dari pihak PTPN IV
2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang kecelakaan kerja di tempat
tersebut.
3.2.2. Waktu Penelitian
Pebelitian ini dilakukan mulai Januari-Juni 2009.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi adalah pekerja bagian pengolahan pabrik kelapa sawit PTPN IV Bah
Jambi yang mengalami kecelakaan kerja dari tahun 2006-2008, sebanyak 28 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian adalah pekerja bagian pengolahan pabrik kelapa sawit
PTPN IV Kebun Bah Jambi yang mengalami kecelakaan kerja dari tahun 2006-2008,
sebanyak 28 orang (total sampling).

3.4. Cara Pengambilan Data


3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara kepada pekerja
bagian pengolahan yang mengalami kecelakaan kerja tahun 2006-2008
dengan menggunakan kuesioner.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari bagian SDM yang meliputi data kecelakaan
kerja dan pedoman K3.

3.5. Defenisi Operasional


1. Faktor manusia adalah faktor karakteristik orang atau pekerja yang
menyebabkan kecelakaan kerja.
2. Umur adalah usia tenaga kerja yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir
berdasarkan bulan/tahun.
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

3. Pendidikan adalah jenjang formal tertinggi pekerja pabrik pengolahan kelapa


sawit PTPN IV kebun Bah Jambi yang telah diselesaikannya.
4. Masa bekerja adalah banyaknya tahun yang dihabiskan tenaga kerja untuk
melakukan pekerjaan di pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN IV kebun Bah
Jambi sampai tahun 2009.
5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tenaga kerja mengenai
kecelakaan kerja dan ruang lingkupnya.
6. Faktor lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja yang meliputi faktor fisik (bising, panas,
pencahayaan dan getaran oleh mesin), faktor kimia (bahan kimia yang
digunakan), faktor biologi, faktor ergonomi (shift kerja dan peralatan ) dan
faktor psikologi (kelelahan, konflik atau perselisihan).
7. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan tenaga kerja
yang dicatat dan dilaporkan pada periode waktu tertentu di pabrik kelapa
sawit PTPN IV kebun Bah Jambi.
8. Jenis kecelakaan adalah tipe dari kecelakaan yang menimpa tenaga kerja
seperti terjatuh, terpeleset, terjepit, dan lain-lain.
9. Penyebab kecelakaan adalah kondisi atau tindakan yang tidak aman yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
10. Sifat luka adalah kelainan atau luka pada tenaga kerja akibat kecelakaan kerja.
11. Letak luka adalah bagian tubuh yang terluka/cidera pada pekerja akibat
kecelakaan kerja.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

3.6. Aspek Penilaian


Variabel pengetahuan tenaga kerja dinilai dengan memberi nilai terhadap
kuesioner, dengan ketentuan :
1. Untuk pertanyaan yang jawabannya tahu akan diberi nilai 1 dan jawaban tidak
tahu akan diberi nilai 0 (nol).
2. Untuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban bisa lebih dari satu akan diberi
nilai maksimum 5 dan nilai minimum 1 (1 jawaban diberi nlai 1)
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka dapat diklasifikasikan dalam 3
kategori :
1) Tingkat pengetahuan baik, apabila responden mendapat nilai >75% dari nilai
maksimum 34
2) Tingkat pengetahuan sedang, apabila responden mendapat nilai 40-75% dari
nilai maksimum 34
3) Tingkat pengetahuan kurang, apabila responden hanya mendapat nilai <40%
dari nilai maksimum 34.8

3.7. Teknik Pengolahan Data


Data yang diperoleh akan diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk
table distribusi frekuensi.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1. Profil Perusahaan
Kebun Bah Jambi adalah salah satu Unit Usaha dari PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) berada di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara dan
berkantor pusat di Jl. Letjend. Suprapto Medan. Kebun Bah Jambi ini bergerak di
bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan minyak (CPO)
dan inti (PK).
Semula kebun Bah Jambi adalah milik swasta asing NV, HVA (Handle
Veronigging of Amsterdam) dari negeri Belanda, komoditinya Budidaya Sisal
(Agave Sisalana). Tanggal 02 Mei 1959 diambil alih oleh Pemerintah berdasarkan
Peratuiran No. 19 dalam lembaran Negara No. 31, tahun 1959 dengan peralihan status
menjadi PPN Baru sampai dengan tahun 1963.
Pada tahun 1963 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1963,
Perusahaan Perkebunan Negara dibagi menurut wilayah dari PPN Aneka Tanaman
(Antan) I s/d XIII dan Kebun Bah Jambi masuk dalam PPN Sumut III sealnjutnya
berubah nama PPN Antan III sampai dengan tahun 1968.
Tahun 1968 sebagaimana Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1968, dalam
regrouping perkebunan dari PPN Aneka Tanaman III, IV, PPN karet VI dan PPN
serat Sumut menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VII (PN. Perkebunan VII).

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Tanggal

14 Januari 1985, PN. Perkebunan VII diperserokan menjadi

Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan VII (PTP VII).


Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1996, PT. Perkebunan VII
dilebur, selanjutnya dilaksanakan penggabungan (Merger) PTP di wilayah Sumatera
Utara dan PT. Perkebunan VI, PT. Perkebunan VII, PT. Perkebunan VIII dilebur
menjadi satu Badan Usaha PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).
Dalam industri khususnya di pabrik kelapa sawit, perlu adanya keselamatan
dan kesehatan kerja untuk mencegah atau menanggulangi kecelakaan kerja.
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ini telah
mendapat perhatian dengan telah dibentuknya P2K3, disediakannya alat pelindung
diri, dan pembekalan beberapa karyawan dengan pengetahuan K3 dengan mengirim
mereka di berbagai pelatihan yang berkaitan dengan masalah K3.

4.1.2. Letak Geografis


Lokasi kebun Bah jambi berada di Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi dan
Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Jarak kebun Bah jambi dengan kota
Medan sebagai ibu kota propinsi Sumatera Utara berkisar 147 Km, dan dari kota
Pematangsiantar 19 Km.
Topografi tanah keadaannya sedikit bergelombang dan berbukit. Jenis tanah
Podolik Coklat Kuning (PCK) dan Podsolik Coklat (PC).
Kebun Bah Jambi memiliki luas HGU 8.060,5 Ha, terdiri dari 9 afdeling
tanaman kelapa sawit, emplasmen, pembibitan, pabrik dan kolam limbah.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

4.1.3. Proses Produksi Produk yang Dihasilkan


Minyak sawit disebut juga Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit adalah hasil
pengolahan tandan Buah segar (TBS) kelapa sawit. Untuk mendapatkan minyak sawit
CPO dan inti sawit diperlukan 2 proses, yaitu :
1. Pengolahan minyak sawit dari daging buah
a. Penimbangan
Buah yang telah dipanen diangkut truk dari kebun kemudian dibawa ke
bagian penimbangan.
b. Penimbunan buah (Loading Ramp)
Setelah buah sawit ditimbang diteruskan ke tempat penimbunan buah, yang
berfungsi untuk :

Penampungan tandan buah segar dari truk ke lori

Mengurangi kadar kotoran, sampah dan pasir serta tanah yang terikut pada
buah sawit.

c. Pengisian ke lori rebusan (Boogies and Cases)


Dari Loading Ramp dengan alat Hidrolic Dumper, TBS dituang ke lori
rebusan dan didorong ke tempat rebusan.
d. Perebusan (Sterilizer)
e. Penebahan (Threshing Station)
Setelah buah masak dari rebusan maka lori buah diangkat dengan Hoisting
Crane ke penebahan Automatic Feeder.
f. Pengadukan dan pelumatan

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Buah sawit gester (alat pengaduk) diaduk dan disayat oleh pisau-pisau yang
berputar sehingga daging buah sawit terlepas dari bijinya dan langsung masuk
ke pengempaan.
g. Pengempaan (Pressing)
Pengempaan digunakan untuk memisahkan minyak kasar (Crude Oil) dari
daging buah. Selanjutnya minyak jatuh ke Vibrating Screen untuk disaring
dan dimurnikan.
h. Pemurnian minyak (Clarification)
Stasiun klarifikasi adalah stasiun terakhir pengolahan minyak. Pada
pemurnian minyak ada beberapa tahap, yaitu :

Pemisahan pertama

Pemasakan minyak

Pemurnian dan pembersihan minyak

Pengeringan minyak

2. Pengolahan inti
a. Pemisahan ampas dan biji
Serat-serat dan biji yang dialirkan ke cake braker conveyer kemudian
dipisahkan dengan alat vibre silicon sehingga ampas terhisap keluar untuk
dibawa ke boiler, sedangkan cangkang tersebut jatuh ke nut polish drum yang
kemudian dialirkan ke nut silo.
b. Pemeraman biji

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Dilakukan di Nut Silo sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum


dipecah.
c. Pemecahan biji
Bertujuan untuk memisahkan biji yang besar, sedang dan kecil yang
semuanya dipecah sehingga menjadi biji pecah, cangkang, inti sawit, dan
kotoran.
d. Pemisahan abu cangkang dan inti
Untuk memperoleh biji utuh dan campuran pecahan agar dikirim ke boiler.
e. Pengeringan inti
Dikeringkan dengan meniupkan udara panas melalui elemen pemanas.
f. Pensortiran inti
Memilih inti yang memenuhi kriteria serta memisahkannya dengan kotoran.

4.1.4. Kebijakan K3
Kebijakan K3 ditetapkan sebagai pernyataan komitmen perusahaan terhadap
tujuan-tujuan K3 dan perbaikan kinerja K3. Kebijakan K3 merupakan pernyataan
tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha atau pengurus yang memuat keseluruhan
visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka dan
program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh dan bersifat
umum.
Dengan penuh tanggung jawab sosial untuk melindungi keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan, keluarga, mitra kerja serta lingkungan hidup sekitarnya.
Sebagai komitmen dalam memenuhi tanggung jawab tersebut, maka pimpinan
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

manajemen PTPN IV Bah Jambi dengan ini memuat kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai berikut :
1. Mematuhi segala bentuk perundang-undangan dan peraturan pemerintah
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.
2. Menyadari dengan sepenuhnya bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah
salah satu tujuan untuk mencapai terciptanya tempat kerja yang aman, efisiensi
dan produktif di perusahaan dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam semua aspek pekerjaan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
3. Merawat dan mengawasi alat kerja yang disediakan serta membudayakan hidup
disiplin, bersih, yang berwawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjaga
stabilitas keamanan termasuk kebakaran peledakan dan pencemaran lingkungan.
4. Mengintegrasikan lingkungan kerja serta perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja dan lingkungan dalam upaya melestarikan keselamatan dan kesehatan kerja
maka perlu meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman dan penghayatan
keselamatan dan kesehatan kerja oleh semua unsur pimpinan dan para pekerja di
PTPN IV Bah Jambi sesuai prosedur serta mensosialisasikan keselamatan dan
kesehatan kerja di semua tempat kerja.
5. Memonitor serta menyelesaikan semua masalah yang ditimbulkan oleh
kegiatan/pekerjaan maupun kebiasaan yang merugikan keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan dengan musyawarah dan menginventarisir
masalah tersebut sehingga tidak terulang kembali.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

6. Untuk

menjamin

terlaksananya

hal-hal

tersebut

di

atas,

perusahaan

mengalokasikan sumber daya tenaga dan dana sesuai dengan kebutuhan operasi
perusahaan.
7. Kebijakan ini dapat ditinjau kembali bila diperlukan.

Pemeliharaan Kebijakan K3
1. Seluruh karyawan dan kontraktor bertanggung

jawab mendukung dan

menerapkan pernyataan kebijakan K3 tersebut. Untuk memastikan bahwa


aktivitas yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan pernyataan tersebut,
seluruh karyawan perlu mendapatkan pelatihan dan penjelasan yang sesuai
dengan kebijakan K3.
2. Manajemen perusahaan dalam menunjukkan komitmennya terhadap K3,
melakukan hal-hal sebagai berikut :
(a) Menempatkan organisasi P2K3 pada posisi yang dapat menentukan kebijakan
di perusahaan khususnya dalam hal K3.
(b) Menyediakan anggaran, SDM yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang
diperlukan dalam menunjang pelaksanaan program K3.
(c) Menetapkan personil yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan
kebijakan yang jelas dalam penanganan K3.
(d) Menetapkan perencanaan K3 yang terkoordinir.
(e) Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut perbaikan K3.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

4.1.5. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)


Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan
pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan
karyawan untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi aktif
dalam penerapan sistem manajemen keselamatn dan kesehatan kerja (SMK3).

Fungsi P2K3
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada Manajer Unit mengenai masalah keselamatan dan kesehatan
kerja. Untuk itu P2K3 mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menghimpun dan mengolah data tentang keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja.
2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap karyawan :
a. Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan
keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
c. Alat pelindung diri bagi karyawan yang bersangkutan.
d. Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
3. Menyampaikan dan memberikan usulan penyelesaian keluhan-keluhan karyawan
yang timbul akibat adanya perubahan tempat/cara/alat kerja yang berpotensi
menimbulkan bahaya kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
4. Membantu Manajer unit dalam :
a. Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja.
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

b. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.


c. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja.
d. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
e. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamtan kerja,
higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.
f. Mengembangkan pelayanan kesehatan karyawan.
5. Membantu Manajer Unit menyusun kebijakan manajemen dan pedoman kerja
dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.
6. Ikut serta dalam audit internal SMK3, inspeksi dan penyelidikan kecelakaan.
7. Membantu dan memberikan usulan program dan penyelesaian masalah-masalah
K3 kepada manajer unit dengan :
a. Menentukan langkah-langkah kebijakan demi tercapainya pelaksanaan
program K3.
b. Melaporkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada instansi yang berwenang.
c. Mempertanggungjawabkan program-program K3 dengan memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaannya di lingkungan perusahaan.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Struktur Organisasi P2K3 Kebun Bah jambi


Ketua
Manajer Unit
SEKRETARIS
AHLI K3 Unit Kebun

KETUA-I
KDTU

KETUA-II
KD TAN

DOKUMEN
KONTROL

TIM INTERNAL
AUDIT

ANGGOTA

KETUA-III
KDT

KETUA-IV
KDP

FIRE CHIEF

TIM MANAJEMEN
RESIKO

TIM INSPEKSI DAN


INVESTIGASI

TIM PEMADAM
KEBAKARAN

TIM PENYELAMATAN
(RESQUE)

TIM EVAKUASI/
KESEHATAN/
MEDIS

TIM LOGISTIK DAN


KONSUMSI

Sumber : Data Sistem Manajem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) PTPN IV
Kebun Bah Jambi Tahun 2007
Tanggung Jawab
1. Ketua P2K3 :
a. Pengawasan dilakukan oleh ketua umum untuk mengusahakan dan
menjamin terlaksananya kegiatan P2K3 secara selaras dan sesuai dengan
maksud dan tujuan kegiatan usaha perusahaan dan peraturan perudangundangan tentang keselamatan kerja yang berlaku.
b. Menetapkan dan memelihara kebijakan dan komitmen K3.
c. Menetapkan tindakan pelaksanaan kebijakan K3.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

d. Menjalankan tugas penyelenggaraan SMK3 untuk kepentingan dan dengan


mengindahkan peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
e. Membangun terbentuk dan terbinanya kinerja K3.
f. Memastikan dijalankannya kegiatan-kegiatan K3 dengan cara-cara yang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dan disepakati didalam
prosedur P2K3.
2.

Ketua-I P2K3 :
a. Membantu dan melaksanakan pengurusan K3 baik untuk kepentingan
perusahaan maupun keselamtan dan kesehatan pekerja..
b. Membantu dan memberikan saran/pemikiran kepada ketua umum dalam
melaksanakan fungsi manajemen di bidang komunikasi dan humas serta
aspek-aspek hukum K3.
c. Mengelola penyelenggaraan rapat-rapat P2K3.
d. Mengurus/menyelenggarakan administrasi dan pengendalian dokumen P2K3.
e. Menyusun rencana dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan karyawan
dalam rangka menuju terbangunnya kompetensi dan kinerja K3.
f. Menjalankan aspek hukum keselamatan kerja, yaitu aspek hukum yang
berkaitan dengan perlindungan K3 serta sistem manajemen K3.
g. Mengkomunikasikan kebijakan P2K3 kepada seluruh karyawan, pemasok dan
kontraktor.
h. Memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan tentang kondisi P2K3.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

i.

Membina dan menjalin hubungan dengan institusi/instansi luar/pemerintah,


media masa, hubungan masyarakat, berikut kegiatan-kegiatan lainnya yang
bersifat protokoler yang berhubungan dengan kegiatan K3.

j.

Membantu kelancaran dan pelaksanaan audit internal dan eksternal P2K3.

k. Merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi pengalokasian dana untuk


mencapai sasaran penyelenggaraan P2K3.
l.

Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang-barang K3.

m. Menyelenggarakan pergudangan untuk persediaan barang yang digunakan


dalam proses produksi dan kegiatan K3.
n. Bertanggung jawab kepada ketua umum.
3.

Ketua-II P2K3 :
a. Membantu dan melaksanakan pengurusan K3 baik untuk kepentingan
perusahaan maupun keselamatan dan kesehatan pekerja.
b. Mengatur tata tertib penggunaan fasilitas dan aset perusahaan.
c. Menyelesaikan dan mengevaluasi persoalan-persoalan yang berkaitan denga
aspek hukum keselamatan kerja.
d. Memberi bimbingan dan konsultasi yang berkaitan dengan persoalan hukum
yang berkaitan dengan keselamatan kerja kepada pejabat-pejabat di
perusahaan.
e. Mengelola kegiatan-kegiatan tanggap darurat dan bahaya kebakaran.
f. Menyusun dan mengevaluasi norma-norma K3 dalam bidang teknik.
g. Memonitor dan mengevaluasi kinerja K3 bidang teknik.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

h. Memonitor dan mengevaluasi kinerja K3 bidang instalasi, traksi, sipil dan


listrik.
i.

Bertugas dan bertanggung jawab atas pencegahan dan pengendalian


kecelakaan kerja di lingkungan kerja.

j.
4.

Bertanggung jawab kepada ketua umum.


Ketua-III P2K3 :

a. Membantu dan melaksanakan pengurusan K3 baik untuk kepentingan


perusahaan maupun keselamatan dan kesehatan pekerja.
b. Merumuskan sistem dan prosedur P2K3 dan memberikan bimbingan dan
konsultasi bagi semua bidang tugas dalam pelaksanaannya.
c. Menyusun pedoman pelayanan keselamatan dan kesehatan bagi karyawan.
d. Mengikuti perkembangan undang-undang dan peraturan keselamatan kerja
dan mensosialisasikannya ke seluruh bidang tugas perusahaan.
e. Menyusun rencana strategik dan rencana jangka panjang penyelenggaraan
SMK3.
f. Melaksanakan analisa kinerja K3 dalam rangka penyusunan perencanaan
kegiatan P2K3 yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta merumuskan
kebijakan dalam rangka antisipasi terhadap resiko kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
g. Meneliti, mengkaji, mengembangkan dan merumuskan teknologi, bahan dan
sistem kerja yang akan dipergunakan di perusahaan.
h. Meneliti, mengkaji dan mengembangkan alternatif solusi terhadap persoalan
K3.
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

i.
5.

Bertanggung jawab kepada ketua umum.


Sekretaris P2K3 :

a. Sebagai AK3 perusahaan.


b. Menjadi penghubung atau contact person antara P2K3 dengan instansi
pemerintah terkait.
c. Melaksanakan effektifitas dan effisiensi tugas kesekretariatan.
d. Mengelola administrasi dan dokumentasi P2K3.
e. Menjadi penghubung antara pekerja dan perusahaan dalam penyelesaian
keluhan-keluhan yang timbul akibat terjadinya perubahan tempat/cara/alat
kerja yang dirasa membahayakan pekerja.
f. Membuat laporan kepada instansi terkait yang berkenaan dengan unsafe act
dan unsafe condition di tempat kerja.
g. Bertanggung jawab kepada ketua P2K3.
6.

Bidang Pengendalian Dokumen :


a. Memastikan bahwa seluruh copy dokumen yang harus didistribusikan sesuai
daftar distribusi dokumen telah didistribusikan.
b. Memastikan bahwa semua dokumen atau catatan atau data K3 yang harus
disebarluaskan/disosialisasikan telah disebarluaskan/disosialisasikan melalui
papan pengumuman yang ada.
c. Menempatkan, menyimpan dan mengendalikan dokumen, catatan, dan data
K3 pada ruang control document sesuai arahan sekretaris P2K3.
d. Membuat dan menyampaikan undangan rapat P2K3 sesuai arahan sekretaris
P2K3.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

e. Bertanggung jawab kepada sekretaris P2K3.


7.

Anggota P2K3 :
a. Bertanggung jawab kepada pengurus P2K3.
b. Melaksanakan dan membantu kelancaran pelaksanaan program yang telah
disusun dan ditetapkan.
c. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-04/Men/1987 bahwa
setiap perusahaan harus membentuk P2K3.
d. Manajer unit menetapkan/menghunjuk kepengurusan P2K3.
e. Sesuai Permenaker No. 05/MEN/1996, bahwa P2K3 dibentuk kemudian
disahkan oleh Disnakertrans.

4.1.6. APD yang Digunakan.


APD yang digunakan di bagian pengolahan PTPN IV kebun Bah Jambi tahun
2008 adalah sebagai berikut :
1.

Topi helm

2.

Sepatu boot karet AP

3.

Ikat pinggang pengaman

4.

Sumbat telinga

5.

Tutup telinga

6.

Sarung tangan karet

7.

Sarung tangan kaus

8.

Sarung tangan kulit

9.

Lapis dada kulit

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

10.

Masker abu

11.

Masker bahan kimia

12.

Pakaian kerja/chemis

13.

Kaca mata netral

14.

Safety shoes executif

15.

Sepatu tahan timpa

16.

Kaca mata las

17.

Cup lax (Topeng las)

18.

Baju overval

19.

Sarung tangan asices/tahan panas

20.

Kaca mata hitam (Transfaran)

21.

Otto tahan panas

22.

Mantel hujan

23.

Handuk kecil

24.

Jaket kulit

25.

Lapis dada karet

26.

Lapis dada untuk laborant

27.

Kotak P3K

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

4.2. Gambaran Pekerja yang Mengalami Kecelakaan Kerja


4.2.1. Karakteristik Responden
Gambaran faktor manusia pekerja pabrik yang mengalami kecelakaan tahun
2006-2008 di pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut
Umur di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Umur (Tahun)

Jumlah (Orang)

32-35

14.29%

36-39

17.86%

40-43

10.71%

44-47

7.14%

48-51

10

35.71%

52-55

14.29%

28

100.00%

Jumlah

Pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa umur responden yang terbanyak
mengalami kecelakaan kerja pada umur 48-51 tahun sebanyak 10 orang (35,71%).

Tabel 4.2. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut


Tingkat Pendidikan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit
PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Tingkat Pendidikan

Jumlah (Orang)

SD

17.86%

SMP

12

42.86%

SMA

10

35.71%

Sarjana

3.57%

28

100.00%

Jumlah

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden
paling banyak yang mengalami kecelakaan kerja adalah tamatan SMP sebanyak 12
orang (42,86%).

Tabel 4.3. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut


Masa Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Masa Kerja (Tahun)

Jumlah (Orang)

2-6

7.14%

7-11

21.42%

12-16

17.86%

17-21

25.00%

22-26

14.29%

27-31

14.29%

28

100.00%

Jumlah

Pada tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa masa kerja responden paling
banyak yang mengalami kecelakaan kerja adalah bekerja selama 17-21 tahun
sebanyak 7 orang (25%).

Tabel 4.4. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut


Pengetahuan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Pengetahuan

Jumlah (Orang)

Baik

25.93%

Sedang

15

55.56%

Kurang

18.52%

27

100.00%

Jumlah

Pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan responden yang
mengalami kecelakaan kerja adalah sedang yaitu sebanyak 15 orang (55,56%).
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Tabel 4.5. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut


Bagian/Unit Pekerjaan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN
IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006 2008.
No.

Bagian/Unit Pekerjaan

Jumlah (orang)

Operator Rebusan

15

53.57%

Operatot Stasiun Kempa

3.57%

Operator Loading Ramp

3.57%

Operator Ketel Uap

7.14%

Operator Stasiun Inti

3.57%

Bag. Mesin

21.43%

Bag. Laboratorium

3.57%

Bag. Analisa Ketel

3.57%

Jumlah

28

100.00%

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja
adalah pekerja yang bekerja di bagian/unit pekerjaan operator rebusan sebanyak 15
orang (53,57%).
4.2.2. Gambaran Lingkungan Kerja
Gambaran lingkungan kerja berdasarkan observasi dan wawancara terhadap
pekerja antara lain suhu yang panas karena ketel rebusan, adanya minyak panas hasil
proses produksi kelapa sawit, air soda api yang digunakan pada saat perebusan untuk
memisahkan cangkang kelapa sawit dari intinya, stom uap rebusan yang digunakan
untuk penguapan rebusan dan air kondensat rebusan, dan kondisi yang tidak aman di
tempat kerja karena lantai yang licin dan adanya alat kerja yang rusak.
Gambaran shift kerja pada saat terjadinya kecelakaan kerja di pabrik
pengolahan kelapa sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi tahun 2006-2008 dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut :

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Tabel 4.6. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut


Shift Kerja di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Shift Kerja

Jumlah (orang)

Shift 1 (06.30-18.30 WIB)

19

67.86%

Shift 2 (18.30-06.30 WIB)

32.14%

28

100.00%

Jumlah

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kecelakaan kerja paling banyak terjadi pada
pekerja yang bekerja shift 1 yaitu pada saat jam 06.30-18.30 sebanyak 19 orang
(67,86%).

4.3. Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa


Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008.
Gambaran kecelakaan kerja berdasarkan klasifikasi, seperti : jenis kecelakaan,
penyebab kecelakaan, sifat luka dan letak luka dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut
Jenis Kecelakaan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV
Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Jumlah (Orang)

atau radiasi

12

42.86%

Terjepit oleh benda

14.29%

Terjatuh

28.57%

Tertimpa benda jatuh

3.57%

Tertumbuk atau terkena benda-benda,


terkecuali benda jatuh

10.71%

Jumlah

28

100.00%

Jenis Kecelakaan
Kontak dengan bahan berbahaya

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa jenis kecelakaan kerja yang dialami oleh
pekerja pada umumnya kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi sebanyak 12
orang (42,86%).

Tabel 4.8. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut


Penyebab Kecelakaan di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN
IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Penyebab Kecelakaan

Jumlah (Orang)

Alat angkut atau alat angkat

7.14%

Peralatan lain

28.57%

Bahan-bahan dan zat-zat

17

60.71%

Lingkungan kerja

3.57%

28

100.00%

Jumlah

Pada tabel 4.8 dapat diketahu bahwa kecelakaan kerja paling banyak
disebabkan bahan-bahan dan zat-zat sebanyak 17 orang (60,71%).

Tabel 4.9. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut


Sifat Luka di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Sifat Luka

Jumlah (Orang)

Memar dan luka dalam yang lain

7.14%

Luka-luka lain

14

50.00%

Luka bakar

12

42.86%

28

100.00%

Jumlah

Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa kecelakaan kerja berdasarkan sifat luka
yang dialami oleh pekerja pada umumnya berupa luka-luka sebanyak 14 orang (50%)

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Tabel 4.10. Distribusi Responden yang Mengalami Kecelakaan Kerja Menurut


Letak Luka di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008.
No.

Letak Luka

Jumlah (Orang)

Banyak tempat

7.14%

Tangan

32.14%

Kaki

21.44%

Kepala

32.14%

Badan

7.14%

28

100.00%

Jumlah

Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa letak luka yang dialami pekerja paling
banyak di anggota atas (tangan) sebanyak 9 orang (32,14%) dan kepala sebanyak 9
orang (32,14%).

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden


Pada tabel 4.1 terlihat bahwa pekerja yang paling banyak mengalami
kecelakaan kerja berada pada umur 48-51 tahun sebanyak 10 orang (35,71%). Hal ini
disebabkan karena pekerja yang berumur tua sudah kurang memiliki kemampuan
dalam bekerja.
Menurut Benny dan Achmadi (1991) dalam penelitian test refleks
memberikan kesimpulan bahwa ternyata golongan umur muda mempunyai
kecenderungan untuk mendapatkan kecelakaan lebih rendah dibandingkan usia tua,
karena mempunyai kecepatan reaksi lebih tinggi, mungkin hal ini disebabkan oleh
karena kecerobohan atau kelalaian mereka terhadap pekerjaan yang dihadapinya.16
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja paling
banyak memiliki tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 12 orang (42,86%). Tingkat
pendidikan SMP sebenarnya masih kurang untuk melakukan pekerjaan terutama di
pabrik kelapa sawit Bah Jambi ini yang memiliki risiko tinggi dalam pekerjaannya.
Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya pendidikan seseorang mempengaruhi cara
berpikir dalam menghadapi pekerjaan, demikian juga dalam menerima latihan kerja
baik praktek maupun teori termasuk diantaranya cara pencegahan ataupun cara
menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Namun pada dasarnya pekerjaan yang

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

dilakukan lebih membutuhkan pengalaman bekerja daripada pendidikan formal yang


didapatkan.
Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa 7 orang (25%) pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja telah bekerja selama 17-21 tahun. Masa kerja yang dimiliki pekerja
sekitar 17-21 tahun tersebut belum menentukan bahwa pengalaman untuk tingkat
kewaspadaan sudah cukup. Pekerja yang telah bekerja di bawah 21 tahun lebih
banyak mengalami kecelakaan kerja dibandingkan pekerja yang telah bekerja diatas
21 tahun. Masa kerja di tempat kerja yang bersangkutan berhubungan pengalaman
untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan. Untuk itu, pengalaman kerja yang sedikit
terutama di perusahaan yang berisiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja
akan mengakibatkan besarnya kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 27 pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja memiliki pengetahuan sedang yaitu sebanyak 15 orang (55,56%).
Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dari 28 orang menjadi 27 orang disebabkan
karena 1 orang pekerja telah meninggal dunia karena sakit bukan karena kecelakaan
kerja. Perbuatan atau tindakan dapat bertahan lama jika didasari oleh pengetahuan
dan kesadaran akan manfaat dan kerugian dari perbuatan atau tindakan tersebut.
Apabila pengetahuan kurang mengenai risiko pekerjaannya maka mereka akan
bersikap tidak peduli dalam tindakannya, serta tidak akan mematuhi peraturan dan
pedoman K3, antara lain bekerja menggunakan alat-alat kerja tidak sesuai dengan
fungsinya, tidak menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja, bekerja dengan
ceroboh dan kurang hati-hati.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja paling
banyak yang bekerja di bagian/unit operator rebusan sebanyak 15 orang (53,57%).
Hal ini disebabkan karena pekerjaan di bagian/unit operator rebusan memiliki resiko
tinggi terjadinya kecelakaan. Berdasarkan pengamatan, bekerja di bagian/unit rebusan
memiliki risiko tinggi karena tempat kerjanya menggunakan alat yaitu ketel rebusan
dan menggunakan air soda dan stomp uap rebusan yang berisiko terjadinya
kecelakaan yang menghasilkan panas untuk perebusan inti sawit. Pekerja di bagian
operator rebusan mengalami kecelakaan seperti tersembur stomp uap rebusan, air
soda,air kondensat rebusan, minyak panas, api pada saat mencongkel kerak ketel dan
terjepit lori, serta terpeleset di lantai yang licin. Jenis-jenis pekerjaan mempunyai
peranan besar dalam menentukan jumlah dan macam kecelakaan.
Lain bidang pekerjaanya, lain pula tingkat risiko terkaitnya dan angka
kejadian kecelakaan bervariasi menurut bidang pekerjaannya. Kurangnya pengalaman
bisa jadi penentu kecelakaan penting di kalangan mereka yang baru saja
diperkerjakan di suatu bidang pekerjaan tertentu, tetapi selanjutnya pengalaman
kurang berperan.2

5.2. Gambaran Lingkungan Kerja


Berdasarkan laporan kecelakaan kerja JAMSOSTEK Tahun 2006-2008 yang
diperoleh dari bagian SDM Pabrik Kelapa Sawit Kebun Bah Jambi dan wawancara
terhadap pekerja, kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor kimia dan faktor ergonomi.
Faktor kimia yang menyebabkan kecelakaan kerja di pabrik kelapa sawit
PTPN IV kebun Bah Jambi terdiri atas :
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

1. Bahan proses produksi yaitu air kondensat rebusan, uap panas, soda air yang
digunakan pada saat perebusan, stomp uab rebusan, dan air panas.
2.

Bahan hasil produksi yaitu minyak panas.

3. Untuk golongan kimia dapat digolongkan kepada bahan mudah terbakar yaitu api
yang menyembur dari ketel.
Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) disebabkan karena cara kerja
yaitu tata cara bekerja dan peralatan kerja yang kurang nyaman sehingga dapat
menyebabkan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja di pabrik kelapa sawit kebun Bah
Jambi, antara lain :
1. Lantai yang licin dan TBS yang jatuh dari loading ramp yang merupakan tata cara
bekerja yang kurang aman.
2. Alat kerja dengan kondisi yang kurang aman seperti pipa hydrolik loading ramp
dan kran minyak vibro separator yang bocor sehingga kena percikan minyak
mentah yang masih panas.
Oleh karena itu, sebaiknya kebijakan K3 yang telah dibuat dijalankan
perusahaan. Hal ini dikarenakan dalam kebijakan K3 tertulis bahwa adanya
perawatan dan mengawasi alat kerja yang disediakan serta mengintegrasikan
lingkungan kerja serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan
dalam upaya melestarikan keselamatan dan kesehatan kerja maka perlu meningkatkan
pengertian, kesadaran, pemahaman dan penghayatan keselamatan dan kesehatan kerja
oleh semua unsur pimpinan dan para pekerja di PTPN IV Bah jambi sesuai prosedur
serta mensosialisasikan keselamatan dan kesehatan kerja di semua tempat kerja.
Dengan diketahuinya kebijakan K3 oleh semua unsur pimpinan dan pekerja,
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

pimpinan dan pekerja dapat mengerti dan melaksanakannya sehingga kecelakaan


kerja dapat diminimalisasikan.
Pada saat melakukan observasi, ada juga lingkungan kerja faktor fisik yaitu
lingkungan yang panas diakibatkan suhu panas karena memiliki atap tanpa asbes dan
menggunakan ketel rebusan yang memiliki api sehingga mengakibatkan suhu panas.
Suhu panas tersebut juga dapat mengakibatkan pekerja tidak konsentrasi dalam
melakukan pekerjaannya.
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kecelakaan kerja paling banyak terjadi
pada pekerja yang bekerja pada shift 1 yaitu pada jam 06.30-18.30 WIB sebanyak 19
orang (67,86%). Banyaknya kegiatan produksi tergantung dari jumlah bahan baku
produksi (TBS) ada. Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja pada shift 1 memiliki
konsentrasi bekerja yang kurang terutama pada saat menjelang pergantian istirahat
dan menjelang pulang kerja.
ILO menyatakan kecelakaan lebih banyak pada pagi hari dari pada siang hari,
dimana kegiatan puncak menjelang istirahat dan menjelang pulang tenaga kerja
tergesa-gesa menyelesaikan pekerjaannya. Sumamur menyatakan pada jam kerja
tersebut tenaga kerja kurang hati-hati, bercanda sesama teman dan timbul kelelahan
setelah 4 jam kerja. Sedang pada malam hari sampai menjelang subuh jumlah
kecelakaan kecil, karena pekerja yang bekerja pada shift malam lebih sedikit
dibanding pada pagi dan sore hari.

5.3. Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008


Dari tabel 4.7 terlihat bahwa gambaran kecelakaan kerja ditinjau dari jenisnya
paling banyak diakibatkan oleh kontak dengan bahan berbahaya yaitu sebanyak 12
orang (42,86%), terdiri atas terkena percikan minyak panas dari kran vibro separator
dan pipa hydrolik loading ramp yang rusak, terkena uap panas, terkena percikan air
soda, terkena semburan air kondensat, terkena stomb rebusan dan terkena semburan
api pada saat mencongkel kerak ketel. Ada 1 orang pekerja yang mengalami
kecelakaan tertimpa TBS yang jatuh, 8 orang pekerja yang terjatuh karena terpeleset
di lantai yang licin karena adanya tumpahan minyak, 4 orang pekerja yang terjepit
oleh lori, kereta sorong, rantai huiting crane dan terjepit pada saat mengunci baut dan
3 orang yang terkena benda yaitu terpukul drum ketel, terkena stang kunci pada
valve, dan terkena vanbelt. Seharusnya kecelakaan ini tidak terjadi jika pekerja
melihat tanda-tanda tempat berbahaya dan pekerja lebih berhati-hati serta lebih
konsentrasi dalam bekerja.
Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Sumamur bahwa 80% kecelakaan
disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya 20% oleh
kondisi yang tidak selamat (unsafe condition).
Dan pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kecelakaan paling banyak disebabkan
oleh bahan-bahan dan zat- zat sebanyak 17 orang (60,71%). Hal ini juga sudah dapat
dilihat dari jenis kecelakaan yang terbanyak adalah kontak dengan bahan berbahaya.
Dan bahan-bahan inilah yang menyebabkan kecelakaan kerja. Bahan-bahan tersebut
adalah minyak panas, air panas, air kondensat rebusan, api dari ketel, air soda, dan
stomb rebusan. Ada 2 orang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja disebabkan
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

oleh alat angkut yaitu lori dan kereta sorong, 8 orang disebabkan oleh peralatan lain
yaitu vanbelt, meteran tangki timbun, drum ketel, stang kunci pada valve, dan rantai
huiting crane. Dan 1 orang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja disebabkan oleh
lingkungan kerja di dalam bangunan yaitu terjatuh karena lantai yang licin.
Pada tabel 4.9 terlihat bahwa kecelakaan kerja yang dialami pekerja pada
umumnya berupa luka-luka sebanyak 14 orang (50%). Luka-luka ini karena terjepit,
dan terkena benda. Pekerja yang mengalami luka bakar sebanyak 12 orang (42,86%).
Hal ini dapat terlihat bahwa kecelakaan kerja dengan kontak bahan-bahan atau zat-zat
mengakibatkan luka bakar pada pekerja karena bahan dan zat-zat tersebut dapat
membuat kulit melepuh atau terbakar. Dan pekerja yang mengalami luka memar ada
2 orang (7,14%) karena jatuh di lantai yang licin dan tertimpa TBS.
Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa letak luka yang dialami pekerja akibat
kecelakaan kerja paling banyak terdapat di tangan sebanyak 9 orang (32,14%) dan
kepala sebanyak 9 orang (32,14%). Letak luka di tangan karena tersembur stomp
rebusan, terjepit lori, terjepit oleh rantai huiting crane dan pada saat mengunci baut,
terpukul drum buangan abu ketel, serta terkena meteran tangki timbun dan vanbelt.
Letak luka di kepala mengenai muka karena semburan minyak panas, mata karena
percikan air soda dan minyak panas serta terkena stang kunci pada valve, dan
mengenai kepala karena jatuh dan ditimpa TBS yang jatuh. Pekerja yang memiliki
luka di banyak tempat ada 2 orang (7,14%) mengenai muka, dada, kaki, paha, dan
bagian perut karena semburan api dari ketel dan air kondensat. Pekerja yang memiliki
luka di kaki sebanyak 6 orang (21,44%) karena terjatuh dan masuk parit air panas, air
kondensat rebusan, dan minyak panas. Dan pekerja yang memiliki luka di badan
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

sebanyak 2 orang karena terjepit kereta sorong dan terkena semburan uap panas.
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh bahan-bahan dan alat kerja di tempat kerja
disebabkan oleh kurangnya hati-hati/tidak konsentrasi dalam bekerja, kurang terlatih
atau terampil dalam penggunaan APD, penggunaan/pengoperasian alat-alat yang
tidak benar/sesuai, dan keadaan lingkungan yang tidak baik, misalnya lantai yang
licin, ruangan yang panas, bising, dan lain-lain.
Hal ini memungkinkan bahwa kebijakan K3 dan peraturan-peraturan K3
lainnya masih ada yang belum dijalankan padahal kebijakan K3 dan peraturan K3
tersebut untuk meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebijakan K3 dan
peraturan-peraturan K3 oleh perusahaan dan pengawasan oleh mandor (pengawas),
terutama pada pekerja yang bekerja di bagian operator rebusan yang beresiko
mengalami kecelakaan kerja.
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha tehnis pengamanan tempat,
peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Namun kadangkadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga
digunakan alat-alat perlindungan diri (personal protective devices).
Sekalipun rumit permasalahan sebab-sebab kecelakaan, secara sederhana
dapat dikatakan, bahwa penyebab-penyebab kecelakaan paling utama ditemukan
tidak pada mesin-mesin yang paling berbahaya (seperti mesin gergaji sirkuler, mesin
pengaduk dan mesin tekan) atau zat-zat yang paling berbahaya (seperti bahan-bahan
peledak atau cairan-cairan yang mudah menyala), tetapi ada kegiatan-kegiatan yang
biasa seperti terantuk, terjatuh, bekerja tidak tepat dan tertimpa oleh TBS.
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Kecelakaan kerja yang terjadi di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV


Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008 dapat digambarkan sudah semakin menurun dari
tahun ke tahun. Dapat dilihat pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dari Tahun
2006 terdapat 13 orang, Tahun 2007 terdapat 12 orang dan Tahun 2008 terdapat 3
orang. Tahun 2006, kecelakaan yang terjadi terjepit lori ada, terjatuh karena terpeleset
di lantai yang licin, dan terkena semburan air kondensat rebusan, api, dan stomp uap
rebusan. Tahun 2007, terkena air soda, terkena stang kunci pada valve, tertimpa TBS
yang jatuh dari atas loading ramp, terjatuh pada saat menaikkan loading ramp, dan
terjatuh karena terpeleset lantai yang licin. Tahun 2008, kena percikan minyak panas
pada saat membuka kran minyak vibro separator, kena semburan uap panas pada saat
membuka pintu sorong screw press, dan terjatuh karena terpeleset lantai yang licin.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja perlu diadakan peningkatan
pengetahuan khususnya bidang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melakukan
pelatihan-pelatihan baik yang diselenggarakan oleh perusahaan atau departemen yang
berhubungan dalam hal ini, seperti Departemen Tenaga Kerja atau Balai Hiperkes.
Silalahi dkk, menyatakan salah satu usaha untuk mencegah terjadinya
kecelakaa akibat kerja yaitu pembinaan terhadap pekerja. Pembinaan terhadap
pekerja terutama mandor (pengawas) dilapangan yang mencakup pelatihan dan
pendidikan.
Dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Bab 5 pasal 9
menyatakan bahwa pelaksana atau pengawas diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap pekerja :

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul di dalam tempat


kerja.
b. Semua alat pelindung yang diharuskan di tempat kerja.
c. Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap aman dalam melaksanakan pekerjaannya.12

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

5.3. Kesimpulan
Dari hasil penelitian adalah :
1. Tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja berumur 48-51 tahun sebanyak 10
orang (35,71%), dengan pendidikan SMP sebanyak 12 orang (42,86%), 7 orang
(25%) telah bekerja selama 17-21 tahun, 19 orang (67,86%) bekerja pada shift 1
jam 06.30-18.30 WIB, dan 15 orang (53,57%) bekerja di bagian/unit operator
rebusan.
2. Tingkat pengetahuan pekerja yang mengalami kecelakaan kerja tentang K3 yaitu
baik sebanyak 7 orang (25,93%), sedang sebanyak 15 orang (55,56%), kurang
sebanyak 5 orang (18,52%).
3. Kecelakaan kerja pada umumnya karena lingkungan kerja faktor kimia dan
kondisi yang tidak aman.
4. Jenis kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja pada umumnya adalah kontak
dengan bahan berbahaya sebanyak 12 orang (42,86%), penyebab kecelakaan
karena bahan-bahan dan zat-zat sebanya 17 orang (60,71%). Berdasarkan sifat
luka 14 orang (50%) mengalami luka-luka tanpa memar ataupun luka bakar, dan
letak luka di bagian anggota atas (tangan) sebanyak 9 orang (32,14%) dan kepala
sebanyak 9 orang (32,14%).

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

5.4. Saran
1. Perlu ditingkatkan pelatihan dan penyuluhan K3 kepada seluruh pekerja oleh
perusahaan ataupun pihak-pihak yang terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja dan
Balai Hiperkes.
2. Peningkatan pemahaman tentang kebijakan K3 dan peraturan-peraturan K3 lain
yang ada di perusahaan.
3. Perlu ditingkatkannya perawatan dan pengawasan terhadap alat kerja serta
lingkungan kerja di tempat kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
4. Bagi para pekerja hendaknya bekerja sesuai dengan pedoman dan prosedur kerja
yang ada di perusahaan.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumamur, P.K., 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko
Gunung Agung, Jakarta.
2. WHO Study Group., 1996. Penuaan dan Kapasitas Kerja. Penerbit Buku
Kedokteran (EGC), Jakarta.
3. Http:/www.jamsostek.co.id/info/berita/Januari/2007. Kasus Kecelakaan Kerja
Masih Tinggi. Diakses tanggal 17 Februari 2009.
4. Silalahi, B., dan R. Silalahi., 1991. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
5. Manulang, Sendjun., 2001. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia.
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
6. Harrington, J.M., dan F.S.Gill., 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Penerbit Buku
Kedokteran (EGC), Jakarta.
7. Http:/www.geocities.com/klinikikm/kshtn_krj/kecelakaan_kerja.
8. Tarigan, M.O., 2007. Gambaran Kecelakaan Kerja Pada pekerja Konstruksi di
Proyek Pembangunan Marriot Hotel Medan Tahun 2007. Skripsi Mahasiswa
FKM_USU, Medan.
9. Sumamur, P.K.,1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. CV. Haji
Masagung, Jakarta.
10. Http:/groups_yahoo.com/group/K3_LH/message/April/2003. Diakses tanggal 17
Februari 2009.
11. Http:/www.sinarharapan.co.id/berita/Februari/2007. Kecelakaan
Indonesia Tertinggi di Dunia. Diakses tanggal 29 Januari 2009.

Kerja

di

12. -----------, 2008. Himpunan Peraturan dan Perundangan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja. Nuansa Aulia, Bandung.
13. Naning, Ramdlon., 1991. Perangkat Hukum Hubungan Perburuhan (Industrial)
Pancasila. Ghalia Indonesia, Jakarta.
14. Notoatmodjo, Soekidjo., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

15. Notoatmodjo, Soekidjo., 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Cetakan ke 2, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
16. Simarmata, Roulina., 2004. Gambaran Faktor Manusia dan Faktor Manajemen
Terhadap Terjadinya Kecelakaan Kerja di Sektor Kerja Perkebunan Kelapa Sawit
di PTPN IV Kebun Bah Jambi Pematangsiantar Tahun 2003 . Skripsi Mahasiswa
FKM USU, Medan.
17. Husni, Lalu., 2001. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
18. Manual SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) PTPN IV
Kebun Bah Jambi Tahun 2007.

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PABRIK
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PTPN IV KEBUN BAH JAMBI
TAHUN 2006-2008

1. Nama

2. Umur

3. Pendidikan Terakhir

: 1. SD
2. SMP
3. SMA/SMK
4. Akademik
5. Sarjana

4. Bagian/Unit Pekerjaan

: 1. Bagian Mesin
2. Bagian Limbah
3. Bagian Laboratorium
4. Bagian Timbangan
5. Bagian Analisa Ketel
6. dll.(Sebutkan)

5. Masa Bekerja

Tahun

Pengetahuan Pekerja
1. Apakah saudara mengetahui resiko/akibat dari pekerjaan terhadap terjadinya
kecelakaan kerja ?
a. Tahu, sebutkan.
b. Tidak tahu
2. Darimana anda mengetahui tentang resiko/bahaya tersebut ? (jawaban bisa lebih
dari satu)
a. Pedoman kerja
b. Pelatihan kerja (pelatihan K3)
c. Dari teman kerja
d. Pimpinan/atasan
e. Pengetahuan sendiri.
3. Apakah anda mengetahui bahwa lingkungan kerja anda dapat mengganggu
keselamatan dan kesehatan kerja ?
a. Tahu
b. Tidak tahu
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

4. Jika tahu, lingkungan kerja yang bagaimana dapat mengganggun keselamatan dan
kesehatan kerja dalam pekerjaan anda ? (jawaban bisa lebih dari satu)
a. Lantai yang licin akibat minyak
b. Panas
c. Pencahayaan yang kurang
d. Mesin yang terlalu bising.
e. Getaran/tekanan
5. Apakah anda mengetahui bahwa perbuatan yang tidak aman dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja ?
a. Tahu
b. Tidak tahu
6. Jika tahu, perbuatan yang bagaimana yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
itu ? (jawaban bisa lebih dari satu)
a. Tidak mengikuti pedoman kerja
b. Tidak menggunakan alat pelindung diri
c. Bercanda sewaktu bekerja
d. Letih dan tida konsentrasi bekerja
e. Kurang pengetahuan terhadap pekerjaan yang dilakukan
7.

Apakah anda mengetahui prosedur, pedoman, dan peraturan kerja agar anda
dapat bekerja dengan aman dan sehat?
a. Tahu, sebutkan.
b. Tidak tahu

8. Dari mana anda mengetahui prosedur, pedoman, dan peraturan kerja agar anda
dapat bekerja dengan aman dan sehat ? (jawaban bisa lebih dari satu)
a. Pelatihan K3
b. Buku pedoman
c. Kawan/teman
d. Pimpinan/atasan
e. Depnaker
9. Bagaimana mennggulangi/mencegah gangguan perbuatan yang tidak aman
tersebut ? (jawaban bisa lebih dari satu)
a. Mematuhi pedoman, peraturan dan prosedur kerja
b. Menggunakan APD
c. Mengurangi kontak dengan sumber gangguan
d. Adanya pengawasan ketat dari atasan
e. Mengikuti latihan kerja
10. Menurut nada pencegahan yang paling utama perlu dilaksanakan oleh perusahaan
adalah
a. Membuat peraturan, pedoman dan prosedur kerja
Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

b. Menyediakan APD
c. Membina sikap tenaga kerja dengan berorientasi pada K3
d. Memperbaiki lingkungan kerja
e. Mengadakan latihan kerja bagi tenaga kerja

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

Uraian Kecelakaan Kerja di Bagian Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV


Kebun Bah Jambi.
1. Jenis kecelakaan kerja :
a) Terjatuh
b) Tertimpa benda
c) Terbentur (tergores, terpotong, tertusuk)
d) Terjepit oleh benda
e) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan
f) Pengaruh suhu tinggi
g) Terkena arus listrik
h) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi
2. Penyebab kecelakaan :
a) Mesin
b) Alat angkut/alat angkat
c) Peralatan listrik
d) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi
e) Lingkungan kerja
3. Sifat luka :
a) Patah tulang
b) Keseleo
c) Regang otot/urat
d) Memar dan luka dalam yang lain
e) Amputasi
f) Luka-luka lain
g) Luka di permukaan
h) Luka baker
i) Gegar dan remuk
j) Keracunan-keracunan mendadak
4. Bagian tubuh yang cedera :
a) Kepala
b) Leher
c) Badan
d) Tangan
e) Kaki
f) Mata
g) Telinga
h) Organ tubuh bagian dalam
i) Kelainan umum

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

HASIL WAWANCARA
GAMBARAN PENGETAHUAN PEKERJA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
YANG MENGALAMI KECELAKAAN KERJA DI PTPN IV KEBUN BAH JAMBI
TAHUN 2006-2008

Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1

Pengetahuan Pekerja
Penilaian
2 3 4 5 6 7 8 9
4 1 2 1 5 1 4 3
2 1 2 1 2 1 1 2
1 1 5 1 4 1 4 3
2 1 3 1 5 1 4 3
2 1 4 1 5 1 4 3
1 0 1 0 1 0 1 1
1 1 2 1 3 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 2
3 1 2 1 1 1 2 1
1 1 2 1 2 0 2 1
1 1 2 1 2 1 1 2
2 1 3 1 2 1 2 3
1 1 3 1 2 1 1 2
4 1 4 1 5 1 4 4
1 1 3 1 4 1 2 3
1 1 2 1 3 1 2 3
2 1 3 1 2 1 2 1
3 1 3 1 2 1 3 2
3 1 4 1 5 1 3 3
4 1 4 1 4 1 3 4
2 1 3 1 3 1 3 3
3 1 3 1 3 1 2 3
2 1 4 1 4 1 3 4
4 1 4 1 5 1 2 4
2 1 2 1 2 1 3 3
3 1 5 1 4 1 3 4
2 1 4 1 3 1 2 4
3 1 5 1 4 1 3 4

10
5
1
4
5
3
1
1
2
3
2
2
1
1
5
2
1
1
1
4
3
3
2
3
2
2
4
3
4

Tingkat Pengetahuan

79.41%
38.24%
73.53%
76.47%
73.53%
17.65%
38.24%
35.29%
44.12%
35.29%
41.18%
50.00%
41.18%
88.24%
52.94%
47.06%
44.12%
52.94%
76.47%
76.47%
58.82%
58.82%
70.59%
73.53%
52.94%
79.41%
64.71%
79.41%

Baik
Kurang
Sedang
Baik
Sedang
Kurang
Kurang
Kurang
Sedang
Kurang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Baik
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Sedang
Baik

Jenni Rajagukguk : Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun
Bah Jambi Tahun 2006-2008, 2010.

You might also like