Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Capaian ASI Eksklusif tahun 2009 di Kabupaten Bantul yaitu 25.21% jauh dibawah
target Renstra Kabupaten Bantul yaitu 80%, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Bantul tahun 2009 yaitu 115,8 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) 11,7 per
10000 kelahiran hidup. Pasca gempa bumi di Yogyakarta tahun 2006 merubah pola budaya
masyarakat dalam pemberian ASI dan bergeser ke susu formula. Hal ini membuat
kekhawatiran Pemerintah Kabupaten Bantul dan berupaya mencari strategi yang efektif. IMD
diyakini mensukseskan pemberian ASI eksklusif serta menyelamatkan sekitar 22% nyawa
bayi baru lahir sedangkan pemberian ASI Ekslusif dapat mencegah 13% kematian balita.
Pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif Kabupaten Bantul, merupakan yang
terendah ketiga (42,34%), di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk meningkatkan
angka cakupan ASI, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengadakan tenaga konselor ASI.
Hal tersebut sangat mungkin dilakukan mengingat mereka diterima oleh komunitas. Dalam
Kepmenkes RI nomor 369/ Menkes/SK/III/2007, konselor ASI adalah orang yang telah
mengikuti pelatihan konseling menyusui dengan modul pelatihan standar WHO/UNICEF 40
jam. Sejak tahun 2007 sampai awal tahun 2013, di Kabupaten Bantul, terdapat 78 orang
konselor ASI dan 40 orang di antaranya adalah bidan yang bekerja di puskesmas. Jumlah
tersebut merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan di kabupaten/kota lain di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Kesenjangan antara jumlah bidan konselor ASI terbanyak
dengan cakupan ASI Kabupaten Bantul terendah ketiga mengindikasikan para bidan konselor
ASI di Kabupaten Bantul belum melaksanakan program ASI eksklusif secara maksimal.
Studi terhadap lima bidan konselor ASI di tiga puskesmas yang terpilih secara acak di
Kabupaten Bantul, pada bulan Februari 2013, menemukan seluruh bidan belum melakukan
konseling ASI secara baik dan tidak lengkap karena keterbatasan waktu dan tenaga untuk
kesehatan individu / masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan
berbagai faktor diluar perilaku (non perilaku). Selanjutnya faktor perilaku ini ditentukan oleh
tiga kelompok faktor,
pengetahuan, sikap, kepercayaan tradisi, norma sosial, dan bentuk lainnya yang terdapat
dalam diri individu dan masyarakat. Faktor pendukung (enabling factors) ialah tersedianya
sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya. Sedangkan faktor
pendorong (reinforcing factors) adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh
masyarakat atau kelompok peers / sesama ibu menyusui. Dalam teori Lawrence Green juga
dikatakan bahwa promosi kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan
menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga
menimbulkan perilaku positif dari masyarakat terhadap program tersebut dan terhadap
kesehatan pada umumnya (Hariweni, 2003). Oleh karena itu, sebagai upaya untuk lebih
mengetahui dan memahami bagaimana gambaran pemberian ASI Eksklusif yang diberikan
oleh ibu pada bayinya maka dilakukan penelitian Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap
Dan Perilaku Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Desa Sewon Wilayah
Kerja Puskesmas Sewon I.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu menyusui
terhadap pemberian asi eksklusif di desa Sewon wilayah kerja Puskesmas Sewon I?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu menyusui terhadap
pemberian asi eksklusif di desa Sewon wilayah kerja Puskesmas Sewon I.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan umur ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif.
b. Mengetahui hubungan pendidikan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif.
c. Mengetahui hubungan sikap ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif.
d. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif.
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat menjadi informasi bagi petugas kesehatan dan bahan masukan bagi pimpinan
Puskesmas untuk menentukan langkah dalam meningkatkan pemberian ASI Eksklusif.
2. Dijadikan bahan masukan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta dan sebagai tambahan informasi dan referensi untuk memperkaya pustaka
institusi.