You are on page 1of 35

PENANGGUNG JAWAB

PROSEDUR TETAP ANALISIS


PROSEDUR

Nomor :

KERJA

Terbit :

Disiapkan

Diperiksa

Disahkan

Revisi :
Mulai Berlaku :
Halaman
1. Tujuan
2. Ruang

Agar kinerja puskesmas dapat dievaluasi setiap waktu untuk perbaikan selanjutnya.
Prosedur ini berlaku mulai pengumpulan data yang ada sesuai indikator SPM dari

lingkup

masing-masing pelaksana program per bulan sampai dengan penyampaian hasil

3. Definisi

pencapaian target program per bulan.


Analisis kinerja Puskesmas adalah cara untuk mengukur kinerja Puskesmas dengan
beberapa indikator yang ditentukan untuk mengevaluasi cakupan program terhadap

4. Prosedur

target Dinas Kesehatan.


a. Petugas yang ditunjuk mengumpulkan data program sesuai indikator yang
ada dalam SPM(Standar Pelayanan Minimal).
b. Petugas menghitung hasil kegiatan/cakupan tiap program per bulan.
c. Petugas menghitung pencapaian dengan membandingkan antara cakupan
dengan target Dinas Kesehatan.
d. Petugas memberi identifikasi pada program-program yang telah mencapai
target.
e. Petugas memberi idetifikasi pada program yang tidak mencapai terget
f. Petugas mencatat program-program yang telah mencapai target maupun
program yang tidak mencapai untuk disampaikan pada Rapat Puskesmas.

5. Diagram
Alir

Petugas yang ditunjuk


mengumpulkan data sesuai indikator
SPM

Petugas menghitung hasil


kegiatan tiap program/bulan

Petugas membandingkan
antara cakupan dengan
target Dinas Kesehatan

Petugas memberi
identifikasi pada
program yang telah
mencapai target dan
tidak mencapai target

Petugas menyampaikan program


yang telah mencapai maupun yang
belum mencapai target per bulan

6. Referensi

a. Definisi Operasional SPM 2004


b.

7. Dokumen
Terkait

Pedoman Puskesmas DepKes RI 2006

c. Penilaian Kinerja Puskesmas DepKes RI 2006.


a. Format SPM dengan indikatornya
b. Data bulanan hasil pelaksanaan program (Register, Kohort, Buku catatan
lainnya)
c. Laporan bulanan pelaksanaan program

8. Distribusi

d. Buku laporan program bermasalah (Laporan Analisis)


a. Pelaksana Program KIA/KB
b. Pelaksana Program YanMed
c. Pelaksana Program Promkes
d. Pelaksana Program Kesling
e. Pelaksana Program P2M
f. Pelaksana Program Gizi

PROSEDUR PENGGUNAAN DANA


PROSEDUR
KERJA

Nomor :
Terbit :
Revisi :

PENANGGUNG-JAWAB
Disiapkan

Diperiksa

Disahkan

Mulai Berlaku:
Halaman :
1. Tujuan

Agar pengelolaan keuangan dapat dilaksanakan dengan penggunaan dana yang


jelas sesuai dengan program pelayanan Puskesmas ( tertib administrasi, tepat
sasaran dan disiplin anggaran).

2. Ruang
Lingkup

Prosedur Penggunaan dana berlaku mulai dari SK penunjukan Bendahara


Penerima sampai dengan penyimpanan dokumen SPJ.

3. Definisi

Penggunaan Dana adalah semua kegiatan keuangan di Puskesmas yang dikelola


secara tertib (tepat waktu, tepat guna yang didukung dengan kelengkapan
administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan), efektif dan efisien, ekonomis
dan transparan, yang bersumber dari dana retribusi pelayanan dan dana
pengembalian Puskesmas yang digunakan sesuai dengan program pelayanan
Puskesmas.

4. Prosedur

a. SK Penunjukan Bendahara Penerima oleh Kepala Puskesmas.


b. SK Penunjukan Bendahara Pengeluaran oleh Kepala Puskesmas.
c. Bendahara Penerima menerima uang retribusi dari loket pendaftaran, BP
umum, BP gigi, KIA/KB, kegiatan luar gedung ( PKD, Pustu) dan
laboratorium.
d. Bendahara Penerima mencatat dalam Buku Penerimaan Perincian Objek.
e. Bendahara Penerima mencatat dalam STS (Surat Tanda Setoran) jumlah
setoran Puskesmas.
f. Bendahara Penerima menyetor ke Kas Daerah.
g. Bendahara Penerima mencatat dalam Register STS.
h. Bendahara Pengeluaran merekap STS.
i. Bendahara Pengeluaran membuat A2 (Surat Bukti Penerimaan) sesuai
jumlah kegiatan.
j. Bendahara Pengeluaran merencanakan kebutuhan belanja sesuai dengan
Rencana Kegiatan dalam setahun.
k. Bendahara Pengeluaran melengkapi A2 dengan pendukung / SPJ masingmasing kegiatan.
l. Bendahara Pengeluaran mengirim SPJ ke Dinas Kesehatan.
m. Bendahara Pengeluaran menerima pengembalian dana retribusi.
n. Bendahara Pengeluaran mencatat dalam Buku Kas Umum.
o. Bendahara Pengeluaran mengeluarkan dana sesuai usulan kegiatan
pelaksana program dan kegiatan operasional Puskesmas yang tercantum
dalam SPJ.

p. Bendahara Pengeluaran mencatat pengeluaran sesuai masing-masing


kegiatan dalam BKU/buku bantu.
q. Bendahara Pengeluaran menyimpan arsip dokumen SPJ.
5. Diagram
Alir

SK penunjukan
Bendahara Penerimaan

SK penunjukan Bendahara
Pengeluaran

Bendahara Penerima menerima uang


retribusi dari loket pendaftaran, BP
umum, BP gigi, KIA/KB, dan
laboratorium

Bendahara Penerima mencatat


dalam Buku Penerimaan Perincian
Objek

Bendahara Penerima mencatat dalam


STS (Surat Tanda Setoran) jumlah
setoran Puskesmas.

Bendahara Penerima
menyetor ke Kas Daerah

Bendahara Penerima
mencatat dalam
Register STS

Bendahara Pengeluaran
merekap STS

Bendahara Pengeluaran
membuat A2 sesuai jumlah
kegiatan.

Bendahara Pengeluaran merencanakan


kebutuhan belanja sesuai dengan
Rencana Kegiatan dalam setahun

Bendahara Pengeluaran melengkapi A2 dengan


pendukung / SPJ masing-masing kegiatan

Bendahara Pengeluaran
mengirim SPJ ke Dinas
Kesehatan

Bendahara Pengeluaran
menerima pengembalian
dana retribusi

Bendahara Pengeluaran
mencatat dalam Buku
Kas Umum

Bendahara Pengeluaran
mengeluarkan dana sesuai usulan
kegiatan pelaksana program dan
kegiatan operasional Puskesmas

Bendahara Pengeluaran
mencatat pengeluaran sesuai
masing-masing kegiatan dalam
BKU/buku bantu

Bendahara Pengeluaran menyimpan


arsip dokumen SPJ

6. Referensi

a. Peraturan Daerah Kab. Magelang No. 7 thn 2008 tentang Pokok-pokok


Pengelolaan Keuangan Daerah
b. Peraturan Bupati Kab. Magelang No. 37 thn 2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan APBD Kab. Magelang

c. Peraturan Bupati Kab. Magelang No. 72 thn 2009 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
d. Keputusan Bupati Magelang tentang penunjukan Bank Jateng sebagai
bank penyimpan dana bendahara umum daerah Kab Magelang

7. Dokumen
Terkait

1. Rencana Usulan Kegiatan dalam setahun


2. Buku Penerimaan Perincian Objek
3. Buku Kas Umum
4. Buku Bantu per kegiatan/pajak
5. Register STS
6. Instruksi Kerja membuat SPJ
7. Instruksi Kerja mengisi register
8. Instruksi Kerja menyetorkan pajak/melaporkan

8. Distribusi

1. DPPKAD
2. Bank Jateng
3. Kantor Pajak
4. UPT Dinas Kesehatan
5. Objek Penerimaan

PROSEDUR AUDIT KEUANGAN


PROSEDUR
KERJA

Nomor :
Terbit :
Revisi :

PENANGGUNG-JAWAB
Disiapkan Diperiksa Disahkan

Mulai Berlaku :
Halaman :
1. Tujuan

Untuk mengawasi tertib administrasi dan verifikasi penggunaan dana


operasional Puskesmas apakah telah sesuai dengan prosedur,standar dan
peraturan yang berlaku.

2. Ruang
Lingkup

Prosedur ini berlaku mulai dari menyiapkan laporan pertanggungjawaban


fungsional sampai dengan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan.

3. Definisi

Audit keuangan adalah proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan


Puskesmas secara berkala, dan menilai efektivitas keluar masuknya uang
dan penilaian kewajaran dan kelengkapan laporan yg dihasilkannya.

4. Prosedur

a. Bendahara Penerima menyiapkan Laporan pertanggungjawaban


Fungsional.
b. Bendahara Penerima menyiapkan Buku Penerimaan dan Penyetoran
dan register STS.
c. Bendahara Pengeluaran menyiapkan laporan penutupan kas.
d. Dokumen SPJ, BKU, laporan penutupan kas, laporan
pertanggungjawaban fungsional, buku penerimaan
penyetoran,register STS diserahkan kepada Kepala Puskesmas untuk
diverifikasi.
e. Setelah mendapat verifikasi, Kepala Puskesmas membuat Berita
Acara Pemeriksaan dan ditanda tangani sebagai bentuk pengesahan.

5. Diagram Alir
Bendahara Penerima menyiapkan
Laporan pertanggungjawaban
Fungsional

Bendahara Penerima menyiapkan


Buku Penerimaan dan Penyetoran
dan register STS

Bendahara Pengeluaran
menyiapkan laporan penutupan kas

Dokumen SPJ, BKU, laporan penutupan kas,


laporan pertanggungjawaban fungsional,
buku penerimaan penyetoran, register STS
diserahkan kepada Kepala Puskesmas untuk
diverifikasi.

Setelah mendapat verifikasi, Kepala Puskesmas


membuat Berita Acara Pemeriksaan dan ditanda
tangani sebagai bentuk pengesahan.

6. Referensi

7. Dokumen
Terkait

a. Laporan Pertanggungjawaban Fungsional

KepMenKes RI no 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan


Dasar Puskesmas

b. Buku Penerimaan dan Penyetoran


c. Register STS
d. Dokumen SPJ
e. BKU
f. Laporan Penutupan Kas

PROSEDUR KAJIAN AMDAL


PROSEDUR Nomor :
KERJA
Terbit :

PENANGGUNG-JAWAB
Disiapkan Diperiksa Disahkan

Revisi :
Mulai Berlaku :
Halaman :
1. Tujuan

Untuk menjamin agar kegiatan pelayanan Puskesmas dapat berlangsung


secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan, dan meminimalkan
dampak negatif terhadap lingkungan selama proses kegiatan pelayanan
Puskesmas.

2. Ruang
Lingkup

Prosedur ini dimulai dari proses penentuan wajib AMDAL sampai


turunnya Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan oleh pihak berwenang.

3. Definisi

Kajian AMDAL adalah kajian mengenai dampak lingkungan hidup


terhadap suatu kegiatan yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan suatu kegiatan.

4. Prosedur

a. Proses penentuan wajib AMDAL sesuai dengan Keputusan


Menteri LH mengenai wajib AMDAL.
b. Pembentukan tim penyusun kajian AMDAL Puskesmas.
c. Melakukan survei terhadap lingkungan terkait pengolahan limbah
medis dan non medis (ada tidaknya insenerator, tempat sampah
medis dan non medis,dll).
d. Survei lingkungan dalam gedung(standar ruang pelayanan), dan
lingkungan luar sekitar gedung (terkait dampak polusi).
e. Membuat dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan (KA-ANDAL).
f. Penilaian dokumen KA-ANDAL oleh tim Komisi Penilai
AMDAL.
g. Pembuatan dokumen Analisis Dampak Lingkungan(ANDAL),
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup.
h. Penilaian dokumen ANDAL,RKL, RPL oleh Komisi penilai
AMDAL.
i. Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan oleh pihak berwenang
yaitu Menteri LH, Gubernur atau Bupati/Walikota.

5. Diagram Alir
Proses penentuan wajib
AMDAL

Pembentukan tim
penyusun kajian
AMDAL Puskesmas

Survei lingkungan

Pembuatan dokumen
KA-ANDAL

Penilaian dokumen KAANDAL oleh tim Komisi


penilai AMDAL

Pembuatan dokumen
ANDAL, RKL, RPL

Penilaian dokumen
ANDAL,RKL,RPL oleh tim
Komisi Penilai AMDAL

Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan oleh


pihak berwenang yaitu Menteri LH, Gubernur
atau Bupati/Walikota.

6. Referensi

a. UU RI No. 23 thn 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


b. PP No 27 th 1999 tentang AMDAL
c. KEPMEN LH No. 17 th 2001 tentang Kegiatan Wajib AMDAL
d. Keputusan Kepala Bapedal KEP No. 9/KABAPEDAL/2/2000
e. Keputusan Ketua Bapedal No. 056/1994 tentang Kriteria Dampak
Penting.

7. Dokumen
Terkait
8. Distribusi

a. Dokumen KA-ANDAL
b. Dokumen ANDAL, RKL,dan RPL
------

PROSEDUR MEMBINA
KOMUNIKASI DAN
KOORDINASI DENGAN
PIHAK TERKAIT

PENANGGUNG-JAWAB

PROSEDUR
KERJA

Nomor :

Disiapkan Diperiksa Disahkan

Terbit :
Revisi :
Mulai Berlaku :
Halaman :

1. Tujuan

Sebagai pedoman supaya pembinaan komunikasi dan koordinasi dengan


pihak terkait dapat berjalan dengan lancar dan serasi sehingga tata
hubungan kerja dapat menuju ke tingkat keberhasilan pelayanan.

2. Ruang
Lingkup

Prosedur ini berlaku mulai dari identifikasi pihak-pihak terkait sampai


dengan tindak lanjut pertemuan Lintas Sektoral.

3. Definisi

Membina komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait adalah suatu


proses/usaha yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan, yang
direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja guna membangun dan
mempertahankan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan
antara pihak-pihak yang terkait dalam usaha meningkatkan pelayanan.

4. Prosedur

a. Identifikasi pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan


pelayanan.
b. Membuat perincian kejelasan peran dari masing-masing pihak
terkait.
c. Membuat uraian tugas dari masing-masing pihak terkait.
d. Membuat pertemuan Lintas Sektoral antar pihak terkait di tingkat
kecamatan.
e. Menindaklanjuti hasil pertemuan lintas sektoral

5. Diagram Alir
Identifikasi pihak terkait

Membuat perincian
kejelasan peran

Membuat uraian tugas

Membuat pertemuan
Lintas Sektoral

Menindaklanjuti hasil
pertemuan

6. Referensi

a. Buku Pedoman Manajemen Peran Serta Masyarakat, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta, 1994
b. KepMenKes RI No.128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas
c. Renstra DepKes 2005-2009

7. Dokumen
Terkait
8. Distribusi

PROSEDUR FASILITASI
PERAN SERTA PELANGGAN
DALAM KEGIATAN
PELAYANAN
PROSEDUR

Nomor :

PENANGGUNG-JAWAB

Disiapkan Diperiksa Disahkan

KERJA

Terbit :
Revisi :
Mulai Berlaku :
Halaman :

1. Tujuan

Agar lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat


dan lebih meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses kegiatan
program pelayanan kesehatan

2. Ruang
lingkup

Prosedur ini berlaku mulai dari membuat kejelasan tanggung jawab,


komitmen dan dukungan Kepala Puskesmas dan Pelaksana Pelayanan
serta peran serta masyarakat sampai dengan menindak lanjuti hasil
monitoring dan evaluasi fasilitasi.

3. Definisi

Fasilitasi peran serta pelanggan adalah upaya mendampingi pelanggan


atau masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses
pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya dan
meningkatkan peran serta pelanggan/masyarakat dalam peningkatan
kegiatan pelayanan kesehatan.

4. Prosedur

a. Membuat kejelasan tanggung-jawab, komitmen dan dukungan


Kepala Puskesmas dan Pelaksana Pelayanan.
b. Menyusun kerangka dan materi kebijakan fasilitasi peran serta
pelanggan/pemberdayaan masyarakat.
c. Mengembangkan media promosi kesehatan dan teknologi KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
d. Mengadakan konseling individu dan keluarga.
e. Meningkatkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil fasilitasi peran serta
pelanggan.
g. Menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi.

5. Diagram Alir

Membuat kejelasan tanggung-jawab,


komitmen, dan dukungan Kepala puskesmas
dan Pelaksana Pelayanan

Menyusun kerangka dan materi kebijakan


fasilitasi peran serta pelanggan

Mengembangkan media promosi


kesehatan dan teknologi KIE
(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)

Mengadakan konseling individu dan keluarga

Mengadakan pendidikan kesehatan


kepada masyarakat

Melaksanakan monitoring dan


evaluasi hasil evaluasi

Menindaklanjuti hasil
monitoring dan evaluasi

6. Referensi

a. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009


b. KepMenkes RI No.128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas
c.

Modul Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Bapelkes


Salaman.

7. Dokumen
terkait
8. Distribusi

PROSEDUR STUDI
BANDING
PROSEDUR Nomor :
KERJA
Terbit :
Revisi :

PENANGGUNG-JAWAB
Disiapkan Diperiksa Disahkan

Mulai berlaku :
Halaman :
1. Tujuan

Agar dapat menambah wawasan, menimba pengalaman dan mendapat


informasi yang bisa bermanfaat bagi kemajuan kegiatan pelayanan
Puskesmas.

2. Ruang Lingkup

Prosedur ini dimulai dari pembentukan panitia sampai dengan tindak


lanjut hasil kajian studi banding.

3. Definisi

Studi banding adalah proses menggali ilmu khusus tentang kelebihan


di tempat lain, untuk menambah wawasan, mendapat informasiinformasi penting dan diwujudkan dengan hasil yang konkret dan
progress yang baik sebagai data pembanding ketika dipraktekkan di
Puskesmas.

4. Prosedur

a. Membentuk kepanitiaan studi banding


b. Menentukan tempat/lokasi studi banding
c. Menentukan jadwal studi banding
d. Membuat proposal studi banding
e. Mengajukan proposal kegiatan studi banding kepada Kepala
Puskesmas
f. Mengajukan surat permohonan resmi ke tempat tujuan
g. Membuat acuan/checklist program/kegiatan yang akan dilihat
h.
i.

Bendahara Pengeluaran membuat dokumen SPJ studi banding

j. Menindak lanjuti hasil kajian studi banding


5. Diagram Alir
Membentuk kepanitiaan
studi banding

Menentukan tempat/lokasi
studi banding

Menentukan jadwal studi


banding

Membuat proposal studi


banding

Mengajukan proposal

Mengajukan surat
permohonan resmi ke
tempat tujuan

Bendahara membuat SPJ

Tindak lanjut hasil studi banding

6. Referensi

7. Dokumen
Terkait

a. Proposal kegiatan

Buku Panduan Studi Banding/Sudarto/Pustaka Nasional


RI/2004

b. SPJ studi banding


c. Surat permohonan resmi

8. Distribusi

PROSEDUR PELAYANAN
PARIPURNA DI PUSKESMAS
PROSEDUR
KERJA

Nomor :
Terbit :
Revisi :
Mulai Berlaku :

PENANGGUNG-JAWAB
Disiapkan

Diperiksa

Disahkan

Halaman :
1. Tujuan

Agar pelayanan kesehatan terhadap pelanggan dapat dilaksanakan secara


menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

2. Ruang
Lingkup

Prosedur ini dimulai dari proses identifikasi sampai dengan tindak lanjut
terhadap keluhan pasien terhadap pelayanan kesehatan.

3. Definisi

Pelayanan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan


pendekatan meliputi promotif (peningkatan kesehatan), preventif (pencegahan
penyakit), kuratif (penyembuhan penyakit), rehabilitatif (pemulihan
kesehatan), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.

4. Prosedur

a. Identifikasi pelanggan
b. Memberikan informasi yang memadai dan sesuai kebutuhan
c. Identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan
d. Pelanggan didiagnosa sesuai kebutuhan dan harapan pasien
e. Hasil diagnosa tercatat dalam dokumen/catatan medis pasien.
f. Pelanggan mendapat pengobatan sesuai dengan diagnosa.
g. Pelanggan mendapat penyuluhan kesehatan dengan pendekatan yang
baik.
h. Pelanggan mendapat penjelasan tentang tindak lanjut perawatan.
i. Dilakukan kunjungan rumah bagi pelanggan yang membutuhkan.
j. Menindaklanjuti keluhan pasien (survei kepuasan pelanggan)

5. Diagram
Alir

Identifikasi pelanggan

Memberi informasi yang


memadai dan sesuai
kebutuhan

Identifikasi kebutuhan dan


harapan pelanggan

Pelanggan didiagnosa
sesuai kebutuhan dan
harapan

Hasil diagnosa tercatat


dalam catatan medis
pasien

Pelanggan mendapat
pengobatan sesuai
diagnosa

Pelanggan mendapat
penyuluhan kesehatan

Pelanggan mendapat
penjelasan tentang tindak
lanjut perawatan

Dilakukan kunjungan
rumah bagi pelanggan
yang membutuhkan

Tindak lanjut keluhan pasien


(survei kepuasaan pelanggan)

6. Referensi
7. Dokumen
Terkait

a. Blangko survei kebutuhan dan harapan


b. Blangko survei kepuasaan pelanggan
c. Rekam Medis

8. Distribusi

KOORDINASI DALAM
PELAKSANAAN PROGRAM

PUSKESMAS
MUNTILAN I

STANDAR
PROSEDUR

Ditetapkan Oleh

Nomor :
Terbit :

Ke 1

Kepala Puskesmas

OPERASIONAL

Revisi :
Mulai berlaku : 01 Februari 2016
Halaman :

1-1

A.Erni Budi Kristiani, SKM


19661001 198903 2 014

1. Tujuan

Agar pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan secara terpadu, dan terkoordinasi
dengan baik dan tercapai perbaikan/ penyempurnaan/ cakupan pelayanan program

2. Ruang
lingkup

Semua unit pelayanan di dalam gedung Puskesmas,

3. Definisi

Prosedur koordinasi dalam pelaksanaan program adalah prosedur pengintegrasian


tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada program layanan Puskesmas untuk mencapai
tujuan pelayanan Puskesmas secara efektif dan efisien.

4. Prosedur

a.

Masing-masing koordinator dan pelaksana program membahas hal- hal yang


akan dibicarakan di dalam pertemuan lintas program,

b. Pelaksana yang ditunjuk mempersiapkan pertemuan lintas program


c. Kepala Puskesmas memimpin pertemuan
d. Masing masing koordinator dan pelaksana program memaparkan kegiatan,
kendala, dan permasalahan pelaksanaan kegiatan
e. Dilakukan analisa pemecahan masalah
f. Menyusun rencana kegiatan bulan yang akan datang
g. Menyusun pembagian tugas bulan yang akan datang
h. Membuat kesepakatan untuk melaksanakan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan
i. Mencatat hasil pertemuan dalam notulen/buku kegiatan
5. Diagram
alir
6. Referensi
7. Dokumen
terkait
8. Distribusi

Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Depkes, 2006


*SPO Komunikasi Internal
*SPO Linsek dan LinProg

KEBIJAKAN PEMANTAUAN,
PEMELIHARAAN DAN
PERBAIKAN
PROSEDUR
KERJA

Nomor :
Tanggal terbit :
Mulai berlaku :
Revisi :
Halaman :

PENANGGUNG-JAWAB
Disiapkan Diperiksa Disahkan

1. Tujuan

Agar proses pelayanan kesehatan dapat berlangsung dengan optimal dan


lancar karena didukung dengan fasilitas pendukung yang memadai.

2. Ruang
lingkup

Prosedur ini mulai berlaku mulai dari SK petugas penannggung jawab


sampai dengan pendokumentasian hasil inspeksi dan perawatan rutin.

3. Definisi

Kebijakan pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan adalah kebijakan


untuk mendukung proses pelayanan sebelum, sesaat dan sesudah proses
kegiatan, terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung
yaitu instalasi instalasi air, listrik dan gas, dan sarana pengamanan
terhadap bahaya kebakaran.

4. Prosedur

a. SK petugas penanggung jawab


b. Melengkapi fasilitas pelayanan sesuai standar (ventilasi ruangan,
penerangan ruangan, listrik, dll)
c. Melengkapi alat keamanan standar (alat pemadam kebakaran,
hidran, alarm penanda kebakaran, dll)
d. Petugas melakukan inspeksi rutin terhadap sarana dan prasarana
pelayanan (instalasi listrik, air, gas, dll)
e. Petugas memelihara, memantau dan melakukan perawatan rutin
f. Pendokumentasian hasil inspeksi dan perawatan rutin.

5. Diagram alir
SK petugas
penanggung jawab
Melengkapi fasilitas
pelayanan standar

Melengkapi alat
keamanan standar

Petugas melakukan
inspeksi rutin

Petugas memelihara,
memantau dan melakukan
perawatan rutin

Pendokumetasian hasil inspeksi


dan perawatan

6. Referensi
7. Dokumen
terkait

a. SK petugas penanggung jawab


b. Dokumen hasil inspeksi dan perawatan

8. Distribusi

PROSEDUR PENANGANAN
KEJADIAN YANG TIDAK
DIINGINKAN
PROSEDUR Nomor :
KERJA
Tanggal terbit :

PENANGGUNG-JAWAB

Disiapkan Diperiksa Disahkan

Mulai berlaku :
Revisi :
Halaman :
1. Tujuan

Agar pelayanan dapat berjalan dengan optimal dan tidak menimbulkan


dampak negatif bagi lingkungan pelayanan.

2. Ruang
lingkup

Prosedur ini dimulai dari pendokumentasian kejadian yang tidak


diinginkan sampai dengan tindak lanjut hasil evaluasi dan monitoring.

3. Definisi

Prosedur penanganan kejadian yang tidak diinginkan adalah prosedur


penanganan untuk mengendalikan dan mengantisipasi terhadap kejadiankejadian yang tidak diinginkan selama proses pelayanan berkaitan
dengan adanya bahan berbahaya dan sarana pengendalian dan
pembuangan limbah medis di Puskesmas.

4. Prosedur

a. Medokumentasikan kejadian yang tidak diinginkan


b. Menginvestigasi penyebab kejadian
c. Menindaklanjuti hasil investigasi
d. Koordinasi dengan institusi lain yang lebih berwenang

e. Melakukan monitoring dan evaluasi ke arah perbaikan


f. Tindak lanjut hasil monev.

5. Diagram alir

Mendokumentasi kejadian yang


tidak diinginkan

Investigasi penyebab
kejadian

Tindak lanjut hasil


investigasi

Koordinasi dengan institusi yang


berwenang

Monev ke arah perbaikan

Tindak lanjut
Monitoring dan evaluasi

6. Referensi
7. Dokumen
terkait
8. Distribusi

STANDAR PELAYANAN PUSKESMAS MUNTILAN I


Topik

: Pelayanan Puskesmas

Sub Topik

: Rujukan Klien

Kelompok Pelayanan : Klien yang datang ke Puskesmas Muntilan I yang perlu penanganan
lanjutan
Pernyataan Standar

: Medis/paramedis dapat merujuk klien dengan benar serta lengkap


administrasi.

STRUKTUR
1. MAN

Medis

Paramedis

Non medis

2. MATERIAL

Blangko informed
consent

PROSES

HASIL

a. Menemukan klien dengan kasus yang


perlu di rujuk.

lngkap,klien bisa
dirujuk ke RS/sarana

b. Mengklasifikasikan jenis rujukan.

kesehatan yang lebih

c. Konseling

memadai,dan
mendapatkan

d. Membuat Informed Consent

perawatan tindak

e. Klien yang tidak bersedia dirujuk,

Blangko rujukan

Alat tulis

Tensimeter

RS/sarana kesehatan dan diserahkan

Stetoskop

kepada pendamping klien.

Jam tangan

g. Menulis pada buku rujukan.

O2 set, infus set

h. Mendampingi klien dengan kasus

Obat-obat
emergensi

Blangko kasus
kunjungan rumah

Bidai, spalk

pulang (APS).
f. Mengisi

Blangko

i. Menyerahkan

Rujukan

ke

klien

kesehatan

ke

petugas

yang

lebih

memadai.
j. Mengembalikan barang inventaris

3. MONEY

Sesuai kebijakan
Puskesmas

4. METHOD

Klasifikasi jenis
rujukan

lanjut sepulang dari


RS.

rujukan yang perlu pendampingan.

RS/sarana

Administrasi rujukan

Puskesmas yang dipakai sewaktu


merujuk.
k. Melakukan kunjungan rumah dan
mendokumentasikannya.

Konseling

Kelengkapan
administrasi

Pendampingan

Kunjungan rumah

5. MACHINE

Alat transportasi
untuk merujuk

Logo :

Prosedur : Rujukan

Tanggal :

No :

Terbit :

Disahkan oleh :

Judul

: Rujukan klien ke RS/sarana kesehatan yang lebih memadai.

Tujuan

: Semua klien dengan kasus tertentu yang perlu dirujuk ke RS/sarana


kesehatan yang lebih memadai, mendapatkan pelayanan rujukan dengan
benar serta lengkap administrasi.

Ruang Lingkup
Uraian Umum
perlu

: Klien dengan kasus yang perlu dirujuk.


: Klien dengan kasus yang tidak dapat ditangani di Puskesmas dan
tindak lanjut di RS/sarana kesehatan yang lebih memadai.

PROSEDUR

1. Menemukan klien dengan kasus yang perlu dirujuk


2. Mengklasifikasi jenis rujukan
2.a. Rujukan dengan pendampingan, pada klien dengan :

Terpasang infus (misal : syok anafilaktik, dehidrasi berat)

Trauma kapitis dengan gangguan kesadaran

Kejang

Perdarahan hebat

Sesak nafas berat dengan terpasang O2

BBLR/BBLSR dengan komplikasi

2.b. Rujukan tanpa pendampingan, pada klien dengan :

Gangguan refraksi

Kecelakaan dengan fraktur non komplikata atau terjadi perdarahan yang dapat
diatasi

Komplikasi KB yang berat

Kasus resti bumil, persalinan, bufas

Kasus resti bayi, balita

Tumor

Tonsilitis kronis

BPH

Perlu pemeriksaan lanjutan (laboratorium, radiologi)

Penyakit kulit tertentu

Dll

3. Konseling
4. Informed Consent
4.a. Bersedia dirujuk
4.b. Tidak bersedia dirujuk
5. Klien yang tidak bersedia dirujuk, pulang
6. Mengisi blangko rujukan dan diserahkan kepada pengantar/pendamping klien ke
RS/sarana kesehatan yang lebih memadai.
7. Menulis pada buku rujukan
8. Mendampingi klien dengan kasus rujukan yang perlu pendampingan.
9. Menyerahkan klien ke petugas RS/sarana kesehatan yang lebih memadai.
10. Mengembalikan barang-barang inventaris Puskesmas yang dipakai sewaktu merujuk.

11. Kunjungan rumah dan terdokumentasi.

FORMAT STANDAR PELAYANAN


Topik

: Pelayanan Medis

Sub Topik

: Pelayanan Medis

Kelompok Pelayanan : Semua pasien yang datang ke BP Puskesmas Muntilan I


Pernyataan Standar

: Semua pasien yang datang ke BP dapat terdiagnosa dengan


tepat,mendapatkan terapi/pengobatan secara cepat, tepat dan rasional,
serta pasien memahami tentang penyakit dan perawatannya, dan data
dapat terdokumentasi dengan baik.

STANDAR
1. MAN : Medis, Paramedis
2. MATERIAL

Protap syok anafilaksis

Ruangan bersih

Meja kursi

Tempat tidur periksa

Kursi gigi

Stetoskop

Tensimeter

Komputer layanan
SIMPUS

Termometer baik

PROSES
a. Petugas menyiapkan alat
pemeriksaan dan ruang
pelayanan
b. Petugas memanggil pasien ke
ruang pelayanan.
c. Petugas melakukan anamnesa.
d. Petugas melakukan
pemeriksaan fisik.
e. Petugas memberikan
pemeriksaan penunjang jika bila
ada indikasi.
f. Petugas melakukan tindakan
sesuai dengan diagnosa.
g. Petugas mengantisipasi jika ada
kejadian Syok Anafilaksis
h. Petugas akan merujuk jika

HASIL
a. Mendapatkan
anamnesa lengkap
b. Mendapatkan hasil
pemeriksaan fisik
sesuai indikasi
c. Hasil pemeriksaan
sesuai indikasi
d. Diagnosa tepat
e. Tindakan rasional
sesuai diagnosa
f. Menulis resep
rasional
g. Pasien memahami
informasi
h. Bila terjadi syok
dapat tertangani

Aritimer baik

Tempat cuci tangan

i. Petugas menulis resep

Peralatan steril

j. Petugas melakukan konseling

i. Untuk dokumetasi
penyakit

Kasa +kapas steril

k. Petugas memasukkan dalam


rekam medis.

j.

Timbangan

Termos

Alkohol 70 %

Obat injeksi, jarum,


spuit

Infus set

Betadin, sabun, handuk

Buku rawat jalan

Rekam medis

Blangko resep

Sterilisator

Desinfektan

Bak steril

3. MONEY

Umum sesuai Perda

KK miskin dengan JPS

Askes

4. METHOD

Anamnesa

Pemeriksaan Fisik

Diagnosa

Resep

Konseling

Pencatatan status

Pencatatan buku rawat


jalan

5. MACHINE

perlu.

l. Petugas memasukkan dalam


buku rawat jalan/layanan
SIMPUS.

dengan cepat dan


tepat

Untuk dokumentasi
pelaporan

Sarana transportasi

LOGO :

Prosedur :

Disahkan Oleh

NO :

Terbit ke :

Tanggal :

1. Judul : Pelayanan Medis


2. Tujuan : Semua pasien yang datang ke BP dapat terdiagnosa, dilakukan terapi/pengobatan
secara tepat dan rasional
3. Ruang Lingkup : Penderita yang datang ke BP Puskesmas dan BP Pustu
4. Uraian Umum : Semua penderita yang datang ke BP Puskesmas/Pustu dapat didiagnosa
dengan cepat, tepat dan rasional.
PROSEDUR
1. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan dan ruang pelayanan

2. Petugas memanggil pasien ke ruang pelayanan.

3. Petugas melakukan anamnesa.

4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.

a. Pemeriksaan penunjang diagnosa bila ada indikasi

4a

b. Tidak perlu pemeriksaan penunjang (tidak ada indikasi)

4b

5. Petugas menetapkan diagnosa

6. Petugas melakukan tindakan terapi sesuai dengan diagnosa.

a. Petugas mengantisipasi jika ada kejadian Syok Anafilaksis

6a

b. Petugas akan merujuk jika perlu.

6
b

c. Tidak perlu merujuk

6c

7. Petugas menulis resep


8

8. Petugas melakukan konseling


9

9. Petugas memasukkan dalam rekam medis.

10. Petugas memasukkan dalam buku rawat jalan/layanan SIMPUS.

PENGOLAHAN BAHAN
BERBAHAYA
PROSEDUR
KERJA
Nomor :

1
0

PENANGGUNG-JAWAB
Disiapkan Diperiksa Disahkan

Tanggal terbit :
Mulai berlaku :
Revisi :
Halaman :
1. Tujuan

Agar dapat mencegah dan atau mengurangi resiko dampak penggunaan


bahan berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

2. Ruang

Prosedur ini belaku mulai dari penunjukan penanggung-jawab sampai

lingkup
3. Definisi

dengan pendokumentasian pemeriksaan rutin.


Pengolahan bahan berbahaya adalah proses penanganan bahan berbahaya
saat proses penyimpanan dan pemakaian agar dapat mencegah dan
mengendalikan dampak lingkungan yang muncul akibat dari penggunaan
bahan tersebut.
a. SK penunjukan penanggung-jawab pengolahan bahan berbahaya

4. Prosedur
b. Penanggung jawab mengidentifikasi jenis-jenis bahan berbahaya
c. Memberi simbol dan warna pada kemasan sesuai Standar
Internasional.
d. Menyimpan bahan berbahaya ditempat yang sesuai dengan
jenisnya dan aman.
e. Memperhatikan tata letak dan pengaturan penempatan bahan.
f. Pemberian Labeling pada ruang penyimpanan(label isi, safety,
resiko bahan,pencegahan).
g. Menginventaris bahan-bahan berbahaya.
h. Melakukan pemeriksaan rutin.
i. Pendokumentasian pemeriksaan

5. Diagram
Alir

SK penunjukan
penanggung jawab

Identifikasi jenis
bahan berbahaya
Memberi simbol dan
warna pada kemasan

Menyimpan bahan berbahaya ditempat


yang sesuai dengan jenisnya dan aman
Memperhatikan tata letak
dan pengaturan penempatan
bahan

Pemberian Labeling pada ruang


penyimpanan(label isi, safety,
resiko bahan,pencegahan)
Menginventaris bahanbahan berbahaya

Melakukan pemeriksaan
rutin

Pendokumentasian
pemeriksaan

6. Referensi

PP N0 74 th 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

a. SK penunjukan penanggung jawab


7. Dokumen
Terkait

b. Instruksi kerja penyimpanan bahan berbahaya


c. Buku inventaris

8. Distribusi

PENANGANAN ALAT
PROSEDUR
KERJA

Nomor :

PENANGGUNG-JAWAB
Disiapkan Diperiksa Disahkan

Tanggal terbit :
Mulai berlaku :
Revisi :
Halaman :

1. Tujuan

Agar peralatan medis ditempatkan dalam lingkungan pelayanan dengan


tepat dan sesuai fungsi dan kegunaannya.

2. Ruang
Lingkup

Prosedur ini berlaku mulai dari pemisahan alat bersih dan kotor sampai
dengan pendokumentasian perawatan rutin.

3. Definisi

Prosedur penanganan alat adalah prosedur penanganan alat medis terutama


saat digunakan dalam kegiatan pelayanan, termasuk di dalamnya
pembersihan alat, penyimpanan, perawatan selama pemakaian, inventaris

alat, dan pendokumentasian perawatan rutin.


4. Prosedur

1. Petugas pelayanan memisahkan alat bersih dan alat kotor


2. Petugas pelayanan mencuci alat kotor menggunakan desinfektan
3. Petugas pelayanan memisahkan alat yang memerlukan sterilisasi
4. Petugas pelayanan menyimpan alat medis sesuai fungsi dan
kegunaannya
5. Petugas pelayanan memisahkan alat alat yang perlu perawatan
lanjutan
6. Petugas pelayanan memisahkan alat yang perlu persyaratan khusus
untuk peletakannya
7. Inventaris peralatan medis
8. Perawatan rutin
9. Pendokumentasian perawatan rutin

5. Diagram
Alir

Memisahkan alat bersih dan


kotor

Mencuci alat kotor


menggunakan desinfektan

Memisahkan alat yang


butuh sterilisasi

Menyimpan alat medis sesuai


fungsi dan kegunaan

Petugas pelayanan
memisahkan alat alat yang
perlu perawatan lanjutan

Petugas pelayanan
memisahkan alat yang
perlu persyaratan khusus
untuk peletakannya

Inventaris peralatan
medis

Perawatan rutin

Pendokumentasian
perawatan rutin

6. Referensi
7. Dokumen
Terkait

1. Instruksi kerja pencucian dan sterilisasi alat medis


2. Instruksi kerja penyimpanan pemeliharaan alat medis
3. Buku Inventaris Alat Medis

8. Distribusi

1. Unit Pelayanan BP Umum


2. Unit Pelayanan BP Gigi
3. Unit Pelayanan KIA/KB
4. Unit Pelayanan Laboratorium

You might also like