Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Tindakan operasi seringkali menyebabkan sistem pencernaan, nafsu makan menurun dan
terjadi sembelit. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah mobilisasi dini yang diyakini dapat
memperbaiki peristaltik usus pasien. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui pengaruh mobilisasi
dini terhadap peristaltik usus pada pasien pasca operasi laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar. Rancangan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
quasi eksperimental design: non equivalent control group design. Penelitian ini dilaksanakan dengan
memberikan intervensi berupa pemberian mobilisasi dini. Sedangkan kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan apa-apa oleh peneliti selain mengobservasi peristaltik usus. Pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang yang teridiri
atas kelompok kontrol dan kelompok perlakuan masing-masing 15 orang, kemudian hasilnya diuji
dengan cara Independen Sample T-Test dengan tingkat kemaknaan = 0,05. Hasil penelitian ini
didapatkan bahwa perubahan peristaltik usus pada pasien pasca operasi laparatomi di Ruang Rawat
Inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada kelompok yang diberikan mobilisasi dini
(kelompok perlakuan) rata-rata 11,200 (0,262), perubahan peristaltik usus pada pasien pasca
operasi laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada kelompok
kontrol rata-rata 1,533 ( 0,723), dan ada pengaruh mobilisasi dini terhadap perubahan peristaltik
usus pada pasien pasca operasi laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar (p=0,001). Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa mobilisasi dini dapat
meningkatkan peristaltik usus pada pasien pasca operasi laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar sehingga diharapkan kepada petugas kesehatan untuk terus
menggalakkan tentang manfaat mobilisasi dini pada pasien pasca operasi laparatomi, dan kepada
perawat diharapkan agar dapat melakukan mobilisasi dini pada pasien pasca operasi laparatomi
sedini mungkin apabila tidak ditemukan kontraindikasi untuk mempercepat proses pemulihan fungsi
sistem pencernaan pasien.
Kata Kunci:
PENDAHULUAN
Proses keperawatan diarahkan pada
menstabilkan equilibrium fisiologi pasien,
menghilangkan
nyeri
dan
pencegahan
komplikasi. Pengkajian yang cermat dan
intervensi segera membantu pasien dalam
kembali kefungsi optimalnya dengan cepat,
aman dan senyaman mungkin termasuk pada
pasien pasca operasi (Smeltzer dan Bare,
2002).
Di Amerika serikat tahun 2009, dari 27
juta orang yang menjalani operasi setiap
pelayanan kesehatan, pasien dengan infeksi
pada daerah operasi abdomen akan menjalani
perawatan dua kali lebih lama di rumah sakit
daripada yang tidak mengalami infeksi.
Kurangnya mobilisasi dini dapat menimbulkan
lamanya hari perawatan dari pasien dengan
laparatomi, selain itu kurangnya mobilisasi dini
55
56
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
pengaruh variabel bebas terhadap variabel
independen dengan menggunakan uji
statistik
Paired
T-Test
dengan
menggunakan program komputer.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Karakteristik Responden
Pasca Operasi
Laparatomi di Ruang Rawat Inap RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2013
Karakteristik
Frekuensi (N)
Umur (dalam
tahun) :
13
21-30 tahun
11
31-40 tahun
4
41-50 tahun
2
> 50 tahun
Jenis Kelamin
Laki-Laki
7
Perempuan
23
Pendidikan
SD
3
SMP
7
SMU
17
PT
3
Kelompok
Perlakuan
15
Kontrol
15
Sumber : Data Primer, 2013, (N=30)
Persentase
(%)
43,3
36,7
13,3
6,7
23,3
76,7
10,0
23,3
56,7
10,0
50,0
50,0
57
58
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, T. J. (2011). Pengaruh mobilisasi dini dengan pemulihan peristaltik usus pada klien pasca operasi
laparatomi di Ruang Perawatan Bedah RSU Dr. Soetomo Surabaya, Surabaya: Fakultas Keperawatan
Universitas: Airlangga
Azis, B. (2010). Laparatomi, http://medicastore.laparatomi.co.id, diakses 10 November 2012.
Depkes (2010) Riset Kesehatan Dasar, Departemen Kesehatan: Jakarta
Ganong F.William. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC: Jakarta
Guyton & Hall, (2008). Buku Ajar Fisiologi kedokteran, EGC: Jakarta
Isrofi, J. (2011). Perbedaan efektifitas mobilisasi dini 2 jam pasca dan mobilisasi 6 jam pasca operasi terhadap
pemulihan peristaltik usus pasien pasca operasi apendictomy dengan anastesi subarchnoid blok di RSI
Jemursari Surabaya, Surabaya: Fakultas Keperawatan Universitas: Airlangga
Loedin, A. A. (2003). Nasional etik penelitian kesehatan, , http://www.knepk.litbang.depkes.go.id/knepk
/download%20dokumen/presentasi/ped%20nas%20etik%20feb%2003.ppt. diakses 22 November 2012
Lukman & Ningsih,N. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal,
Salemba Medika: Jakarta.
Muktamin, A. & Sari, K. (2011). Gangguan Gastrointestinal, Salemba Medika: Jakarta
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta: Jakarta.
Nurna, N. & Lukman, (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal,
Salemba Medika: Jakarta
Primariawan (2010) Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal, Salemba
Medika: Jakarta
Potter & Perry (2010). Fundamental Keperawatan, Buku 3, Edisi VII, Salemba Medika: Jakarta
Smeltzer & Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, EGC: Jakarta
Sugiono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Alvabeta: Bandung
Swarts, M. H. (2002). Buku Ajar Diagnostik Fisik, EGC: Jakarta
Syamsuhidayat & Wing De Jong, (2008). Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC: Jakarta
Yuannita, I. (2007). Pengaruh Mobilisasi Fisik Terhadap Terjadinya Flatus Pada Ibu Pasca Seksio Sesarea
(Studi kasus di Ruang Brawijaya RSD Kabupaten Malang), http://digilib.umm.ac.id/gdl.php
?mod=browse&op=read&id=jiptummpp-gdl, diakses 10 November 2012.
Yurisa, W. (2008). Etika penelitian kesehatan. Faculty of Medicine University:
59