You are on page 1of 19

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BALAI
BESAR
WILAYAH
SUNGAI
BENGAWAN
SOLO

UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) JAWA TENGAH


Jl. Solo Kartasura Km.7 Pabelan, Kartasura, Sukoharjo 57162, Telp./Fax. (0271)742766

Email : ulpjawatengah@yahoo.co.id

ADDENDUM

DOKUMEN SELEKSI
Nomor : 11/POKJA ULP/APBN/ADD-DOK-SEL/SATKER BBWSPJ/2016

untuk Pekerjaan

DED Pemenuhan Air Baku Kab Grobogan

Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi


Satker BBWS Pemali Juana
ULP Jawa Tengah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sumber Dana APBN
Tahun Anggaran 2016

ADDENDUM DOKUMEN SELEKSI


Nomor : 11/POKJA ULP/APBN/ADD-DOK-SEL/SATKER BBWSPJ/2016
Paket Pekerjaan
: DED Pemenuhan Air Baku Kab Grobogan
Satuan Kerja
: Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana
Kegiatan
: PPK Perencanaan dan Program
Tahun Anggaran
: 2016
Pada hari ini RABU, tanggal TIGA bulan FEBRUARI tahun DUA RIBU ENAM BELAS,
Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi Satker BBWS Pemali Juana ULP Jawa Tengah melakukan
Addendum Dokumen Seleksi pekerjaan seperti tersebut diatas. Tujuan Addendum adalah sebagai
berikut :
1. Addendum ini diterbitkan untuk para peserta lelang sebagai tambahan atau penjelasan
perubahan terhadap Dokumen Seleksi No. 11/POKJA ULP/APBN/DOK-SEL/SATKER
BBWSPJ/2016, Tanggal 26 Januari 2016, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Dokumen Seleksi pekerjaan tersebut di atas.
2. Addendum ini berisi pula penjelasan tambahan dan perubahan yang tidak tersedia dalam
Dokumen Seleksi, dengan demikian segala sesuatu yang dituangkan di dalam Addendum ini
bersifat mengikat bagi semua peserta lelang.
3. Di dalam Addendum ini telah mencakup semua perbaikan-perbaikan, baik secara keseluruhan
ataupun sebagian terhadap isi Bab I sampai dengan Bab IX dari Dokumen Seleksi pekerjaan
tersebut di atas.
4. Isi dari Addendum Dokumen Seleksi adalah sbb :
a. BAB III LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
Point M. Evaluasi Teknis
Unsur Kualifikasi Tenaga Ahli
Semula
Bobot tenaga ahli :

Menjadi
Bobot tenaga ahli :

1) Ketua Tim, diberi bobot = 40%


2) Tenaga Ahli Hidrologi, diberi bobot = 20%
3) Tenaga Ahli Geologi/Mektan, diberi bobot =
15%
4) Tenaga Ahli Struktur Bangunan Air, diberi
bobot = 15%
5) Tenaga Ahli Geodesi, diberi bobot = 10%

1) Ketua Tim, diberi bobot = 40%


2) Tenaga Ahli Hidrologi, diberi bobot =
20%
3) Tenaga Ahli Geologi/Mektan, diberi
bobot = 15%
4)
Tenaga Ahli Struktur Bangunan Air,
diberi bobot = 15%

b. BAB IV KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


SEMULA : Tercantum dalam BAB IV Dokumen Seleksi
MENJADI : Lampiran I Berita Acara Addendum ini.

Demikian Berita Acara Addendum Dokumen Seleksi ini dibuat dengan sebenarnya, untuk
dipergunakan seperlunya.

Lampiran I
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
DED PEMENUHAN AIR BAKU KAB. GROBOGAN

1.

LATAR BELAKANG

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan


kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia khususnya di Jawa
Tengah, menyebabkan meningkatnya kebutuhan air baku secara
signifikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan layanan
penyediaan air baku baik secara jumlah maupun mutu.
Disisi lain, daya dukung sumber daya alam menurun bersamaan
dengan terjadinya perubahan iklim secara global, sehingga perlu
dilakukan upaya konservasi sumber air dan pemanfaatan sumber
air secara optimal.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, berkaitan dengan hal
tersebut di atas, sesuai dengan UU No. 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan dalam rangka upaya peningkatan layanan penyediaan
air baku pada daerah pedesaaan dan sekaligus konservasi sumber
air, perlu dikembangkan pembangunan tampungan air (lumbung
air) maupun jaringan perpipaan untuk pemenuhan kebutuhan air
baku pedesaan.

2.

MAKSUD DAN
TUJUAN

MAKSUD
Maksud dilakukan kegiatan ini adalah didapatkan DED Pemenuhan
Kebutuhan Air Baku Kab. Grobogan yang memenuhi kriteria yang
disyaratkan secara teknis sehingga dapat dilaksanakan tahapan
pembangunan selanjutnya.
TUJUAN
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan dan
mengkaji data secara lengkap dan menyeluruh dari aspek teknis
(meliputi : hidrologi, geografi, geologi, kondisi tanah, dsb) dan
sosial, yang semuanya diperlukan sebagai dasar perencanaan
jaringan air baku maupun tampungan air (lumbung air) maupun
jaringan perpipaan air baku didaerah pedesaan sesuai dengan
NSPM yang berlaku.

3.

SASARAN

Sasaran yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk


memperoleh dokumen perencanaan teknis tampungan air
(lumbung air) atau jaringan perpipaan untuk dimanfaatkan sebagai
penyediaan air baku.

4.

LOKASI KEGIATAN

Kegiatan Jasa konsultansi ini dilaksanakan di Kabupaten Grobogan,


Provinsi Jawa Tengah.

5.

SUMBER
PENDANAAN

APBN Tahun Anggaran 2016, yang tercantum dalam DIPA Satker


Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana, PPK Perencanaan dan
Program dengan rincian pagu dana DED Pemenuhan Air Baku
Kab. Grobogan dengan alokasi dana Rp. 600.000.000,- (Enam

Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN 10%.


6.

NAMA DAN
ORGANISASI
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

7.

STUDI-STUDI
TERDAHULU

8.

REFERENSI HUKUM

9.

LINGKUP
KEGIATAN

PPK Perencanaan dan Program


Satker Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana
Alamat: Jl. Brigjen S.Sudiarto No.375 Semarang

DATA PENUNJANG
Studi yang pernah dilakukan diantaranya :
a.
Pola Pengelolaan SDA WS Jratunseluna tahun 2009.
b.
Rancangan Rencana Pengelolaan SDA WS Jratunseluna tahun
2014.
c.
Review Pola Pengelolaan SDA WS Jratunseluna tahun 2015.
1. Undang-Undang no. 11 tahun 1974 tentang Pengairan.
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2015
tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 09/PRT/M/2015 tanggal 6 April
2015 tentang Penggunaan Sumber Daya Air.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 10/PRT/M/2015 tanggal 6 April
2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan
Air dan Tata Pengairan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Nomor 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
Lingkup Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Kegiatan (A) :
Penyusunan daftar lokasi potensi tampungan air dan mata
air untuk dikembangkan jaringan perpipaan air baku di
Kabupaten Grobogan berdasar kompilasi data dari
studi/kajian terdahulu baik yang dilaksanakan oleh Balai
Besar Wilayah Sungai Pemali Juana maupun Instansi terkait
di daerah.
b. Kegiatan (B) :
Penyusunan daftar skala prioritas (DSP) kebutuhan
pembangunan tampungan air (lumbung air) atau jaringan
perpipaan untuk air baku berdasar hasil Kegiatan (A) yang
didahului dengan konsep DSP.
c. Kegiatan (C) :
Pembuatan detail desain (perhitungan dan gambar)

didahului draft desain, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Bill


of Quantity (BOQ), spesifikasi teknik, pembuatan petunjuk
OP.
Metodologi
Pekerjaan DED Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Pedesaan Kab.
Grobogan diperlukan untuk mendapatkan desain rinci yang
nantinya akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan
/pengembangan tampungan air atau jaringan perpipaan air baku.
Untuk tampungan atau jaringan perpipaan air baku yang
direncanakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Sumber air berasal dari Off Stream (tidak berasal dari
pembendungan sungai).
b. Volume tampungan relatif kecil (berkisar 10.000 m3 50.000
m3).
c. Lahan disediakan oleh pemerintah daerah.
d. Masyarakat sekitar lokasi tampungan air baku bersedia
mengkonservasi lahan sekitarnya.
e. Masyarakat penerima manfaat bersedia melaksanakan
pengelolaan (OP).
Kegiatan (A)
Hasil kegiatan (A) adalah daftar inventarisasi usulan/potensi
tampungan atau jaringan perpipaan air baku, yang dihasilkan dari
kompilasi data studi/kajian terdahulu baik yang dilaksanakan oleh
Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana maupun Instansi terkait
di daerah, dan usulan-usulan baru dari masyarakat.
Kegiatan (B) :
Berdasar daftar inventarisasi hasil Kegiatan (A) serta peninjauan
lapangan awal dilakukan penyusunan daftar skala prioritas (DSP)
melalui tahapan sebagai berikut :
1. Evaluasi kesiapan lahan, apabila lahan perlu dibebaskan maka
dilakukan pengukuran lahan yang dibebaskan, inventarisasi
kepemilikan lahan dan perhitungan kebutuhan anggaran yang
selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dalam
rangka pembebasan lahan.
2. Kajian teknis awal (kualitatif/indikatif) meliputi antara lain
kajian ketersediaan air/potensi sumber air, kondisi geologi,
morfologi.
3. Evaluasi kebutuhan/manfaat.
4. Penyusunan draft/konsep DSP per Kabupaten.
5. Melakukan konsultasi dengan stakeholder terkait dan pemuka
masyarakat untuk membahas Skala Prioritas program
pembangunan lumbung dan jaringan perpipaan air baku
terpilih.
6. Penyusunan Daftar Skala Prioritas (DSP).
Kegiatan ( C ) :

Dari Daftar Skala Prioritas, dipilih 6 (enam) lokasi yang


merupakan prioritas teratas untuk ditindaklanjuti pembuatan
detail desainnya. Penggambaran peta dan desain rinci dilakukan
dengan menggunakan program autocad.
Pembuatan desain baik berupa tampungan air (lumbung air) atau
jaringan penyediaan air baku pedesaan mengacu pada prototipe
desain tampungan air jaringan penyediaan air baku pedesaan
yang dimiliki Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana. Untuk
Kriteria Penyusunan Desain Jaringan Perpipaan atau Tampungan
Air (Lumbung Air) adalah sbb :
1. Ketersediaan Air yang ada pada daerah tersebut, berhubungan
dengan analisa hidrologi;
2. Perkolasi/daya resapan air ketanah;
3. Penguapan/evaporasi;
4. Jumlah Pemanfaat;
5. Umur Layanan;
6. Elevasi tampungan air (lumbung air) atau jaringan air baku
dengan daerah pelayanan.
Pelaksanaan detail desain melalui tahapan sebagai berikut :
1. Pengukuran dan Pemetaan
a) Pengukuran dan Pemetaan Situasi
Pengukuran lengkap harus dilakukan dengan rincian
pekerjaan yang harus dilakukan Konsultan sesuai Standar
Pengukuran yang berlaku adalah sebagai berikut:
a. Persiapan.
Persiapan administrasi/laporan, peralatan dan personil.
Pengumpulan data pendukung dari instansi terkait,
antara lain :
Peta topografi skala 1 : 25000 atau 1 : 50000
Peta RBI 1 : 25.000
Titik referensi yang akan digunakan adalah Badan
Informasi Geospasial (Titik Kontrol Geodesi dan
Titik Tinggi Geodesi) atau Titik referensi yang
berada di Bendung apabila lokasi Lumbung Air
dekat dengan bendung.
Koordinat dalam Sistem Proyeksi (UTM) dan
Lintang Bujur.
Batas areal pengukuran.
Data-data yang diperlukan.
Survai lapangan pendahuluan dilakukan bersama-sama
antara Tim Konsultan dan Tim Direksi, untuk
memperoleh informasi antara lain :
Batas lokasi untuk pemetaan dan rencana lokasi
Bangunan.
Data-data yang diperlukan.
b. Pemasangan Patok BM dan CP.
Pelaksanaan pemasangan patok BM dan CP sbb:
Patok terbuat dari kayu ukuran 5/7 atau bambu bulat,

panjang 50 cm, ditanam 40 cm dan bagian atasnya


10 cm diberi cat merah dan paku payung.
Patok dipasang sepanjang/melingkupi batas areal lokasi
yang berfungsi sebagai kerangka pengukuran. Apabila
kerangka ini terlalu besar agar dibuat menjadi
beberapa loop sesuai petunjuk Direksi.
Tiap-tiap lokasi yang akan di desain dipasang masingmasing 1 buah BM dan 1 buah CP.
BM harus dipasang sebelum dilaksanakan pengukuran.
BM dipasang di tempat yang stabil dengan jarak 2
Km sedangkan CP berada dekat dengan BM, Patok BM
dan CP aman dari gangguan dan mudah dicari. Setiap
BM dan CP harus difoto, dibuat diskripsinya, diberi
nomor dan kode sesuai petunjuk Direksi.
Pada BM dimana dilakukan pengamatan matahari harus
dipasang azimuth mark atau menggunakan Patok CP
sebagai acuan azimuth.
Pemasangan BM dan CP harus direncanakan dan
mendapat persetujuan Direksi, sehingga memenuhi
persyaratan :
Pemasangan BM sedapat mungkin diutamakan
diikatkan pada BM dari Badan Informasi Geospasial
(Titik Kontrol Geodesi dan Titik Tinggi Geodesi) atau
BM yang terdekat, apabila tidak memungkinkan
koordinat BM dapat ditentukan dengan GPS
Geodetik. Koordinat BM tersebut disamping
dinyatakan dalam koordinat UTM juga dinyatakan
dalam koordinat lintang dan bujur.
Bentuk dan konstruksi BM dan CP sesuai ketentuan
yang berlaku (KP).
c. Pengukuran Kerangka Horisontal.
Pelaksanaan pengukuran kerangka horisontal adalah sebagai
berikut:
Metode pengukuran adalah Poligon.
Basis Poligon meliputi daerah pemetaan yang
merupakan jaring-jaring tertutup dan diikatkan ke titik
orde 0 / orde 1 bakosurtanal ( Badan Informasi
Geospasial).
Alat ukur adalah Total Station atau alat lain yang
sejenis.
Total Station mampu mengukur sampai 1 (satu detik)
dan dilengkapi dengan komponen yang diperlukan.
Untuk Kontrol orientasi harus dilakukan pengamatan
azimut matahari atau menggunakan koordinat dua
BMsesuai petunjuk Direksi.
Alat ukur jarak yang digunakan adalah EDM atau roll
meter baja.
Jalur pengukuran polygon mengikuti jalur kerangka
pengukuran.

Sudut horisontal diukur 1 (satu) seri lengkap (B,LB).


Perbedaan sudut horisontal hasil bacaan biasa dan luar
biasa 5.
Jarak antara patok diukur 2 (dua) kali atau bolak-balik,
perbedaannya harus 1 : 1/10.000 (L = jarak ratarata).
Panjang seksi pengukuran polygon maksimum 2,5 km,
dan setiap ujungnya ditandai dengan BM.
d. Pengukuran Kerangka Vertikal.
Pelaksanaan pengukuran kerangka vertikal adalah sbb.:
Menggunakan metode pengukuran sipat datar /
waterpass.
Penyesuaian harus dilakukan apabila kesalahan
kolimasinya lebih dari 0.05 mm/m.
Alat yang digunakan harus alat waterpass otomatis dan
rambu ukur yang dilengkapi dengan nivo.
Ketinggian / elevasi setiap titik polygon dan BM
ditentukan dengan pengukuran waterpass.
Sebelum dan sesudah pengukuran (setiap hari) harus
dilakukan checking garis bidik.
Metode pengukuran waterpass adalah double stand
dan pergi-pulang.
e. Pengukuran Detail Situasi
Melakukan Pengukuran Situasi di Lokasi tampungan air
(Lumbung Air) atau Jalur Perpipaan Air Baku sesuai
arahan Direksi.
f. Pengukuran Potongan Melintang
Melaukan pengukuran potongan melintang untuk
bangunan tiap 10 meter sedangkan untuk saluran
setiap 50 meter sesuai arahan Direksi.
g. Ketelitian Pengukuran.
Pengukuran Poligon.
Salah penutup poligon 10 N, N = jumlah titik
poligon.
Salah linier poligon 1 :10.000.
Pengukuran waterpass / sipat datar.
Perbedaan beda tinggi antara stand I dan stand II
2 mm.
Salah penutup beda tinggi 10 D mm, D = total
jarak dalam Km.
h. Penggambaran
Hasil Pengukuran diplotkan ke Citra Google Earth harus
sesuai dan tidak terjadi pergesaran arah.
Peta dasar skala besar harus memperlihatkan keadaan
pada saat dilakukan pengukuran.
Peta Ikhtisar skala kecil yang menggambarkan posisi
bangunan lumbung air beserta jalur penyebaran
perpipaan air baku.
Peta harus digambar di atas kertas kalkir 80/85 mg

ukuran A1 (594x 841 mm) dengan tata laksana


penggambaran sesuai dengan Kriteria Perencanaan (KP
07).
Ukuran tulisan, angka dan ketebalan garis harus sesuai
dengan Kriteria Perencanaan (KP 07).
i. Persetujuan Peta dan Dokumen.
Peta dasar harus mencerminkan kondisi lapangan yang
ada dan sebelum diserahkan harus dibahas terlebih
dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi
pekerjaan.
Buku Ukur dan Buku Diskripsi BM harus diperiksa oleh
Direksi Pekerjaan.
b) Pengukuran Lokasi dan Site Bangunan Utama
a. Konsultan harus melakukan pengukuran lengkap pada
Bangunan Utama yang ada, mata air disekitarnya dan
penampang
melintang
sekitar
saluran
dengan
menggunakan alat Total Station dan Waterpass.
b. Pekerjaan pengukuran mata air untuk bangunan utama
yang kondisinya masih baik, cukup dilakukan dengan site
survey sepanjang 100 meter ke hulu dan 100 meter ke
hilir. Hasil pengukuran, cara penghitungan dan
penggambaran harus sesuai dengan Kriteria Perencanaan
(KP 07).
2. Pembuatan Detail Desain
a) Penyelidikan Geoteknik
Penyelidikan ini dimaksud untuk mendapatkan data tanah
dasar di sekitar lokasi bangunan yang akan digunakan
untuk pekerjaan detail desain bangunan. Lingkup
pekerjaan penyelidikan geoteknik ini meliputi pengeboran
dangkal, pengambilan contoh tanah asli (undisturbed
sample) dan contoh tanah tidak asli (disturbed sample)
serta analisa laboratorium guna mengetahui sifat-sifat
tanah dasar tersebut.
Jumlah titik penyelidikan untuk masing-masing lokasi
bangunan harus disesuaikan dengan kebutuhan sedangkan
jumlah titiktitik sondir dan boring keseluruhan dalam
paket pekerjaan ini juga sesuai dengan kebutuhan di
lapangan atas persetujuan Direksi.
Spesifikasi kegiatan penyelidikan geoteknik ditentukan
sebagai berikut ini :
a. Pemboran Dangkal (Hand Auger Boring).
Pemboran dilakukan 6 titik pada lokasi terpilih sesuai
arahan direksi. Pemboran dangkal dilakukan guna
pengambilan
contoh
tanah
untuk
penyelidikan
laboratorium dan identifikasi strata tanah permukaan.
Pemboran harus dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman 5 meter dari permukaan tanah setempat.

Metode pemboran harus mengacu pada standar


ASTM D 1452-2.
b. Pengambilan Contoh Tanah Asli (Undisturbed Sample).
Pengambilan contoh tanah asli dimaksudkan untuk
penyelidikan contoh tanah di laboratorium yang
meliputi soil Properties dan Engineering Properties
dari tanah hasil pemboran. Pengambilan contoh
tanah asli dimulai pada kedalaman 1,50 meter dari
permukaan tanah setempat.
Metode pelaksanaan harus mengacu pada standard
ASTM D 158-67.
Dilakukan 12 sampel atau sesuai arahan direksi.
c. Pengambilan Contoh Tanah Tidak Asli (Disturbed
Sample).
Contoh tanah tidak asli ditujukan untuk observasi
visual tanah dan physical properties test yang
meliputi : Natural Moisture Content, Spesifikasi
Gravity Test, Grainzise AnalysisTest, serta Liquid &
Plastic Limit Test.
Penyelidikan Contoh Tanah.
Contoh tanah asli hasil pemboran harus tersusun
secara rapi dalam satu core-box guna keperluan
diskripsi visual tanah. Core box ini harus
diserahkan kepada Direksi di akhir pekerjaan
penyelidikan tanah, dilengkapi dengan Laporan
Hasil Penyelidikan Geoteknik.
Contoh tanah tidak asli harus diteliti di
laboratorium (soil properties) yang meliputi :
Natural Water Content
Unit Weight
Natural Density
Atterberg limit
Grain size analysis
Spesific gravity
Contoh tanah asli juga harus diteliti sifat fisiknya
ditambah dengan sifat-sifat teknis (Engineering
Properties teknis) meliputi :
Compaction test
Triaxial compaction test
Consolidation test
Permeability test
Direct shear test
Khusus untuk contoh tanah asli hasil test pit pada
quarry perlu dilakukan test pemadatan tanah
(Standart
Proctor
ASTM
D-698)
guna
mendapatkan kadar air optimum. Dengan
kepadatan standart praktis 80% - 90%. Contoh
tanah ini keudian harus dilakukan uji Permeability
dan Triaxial tes untuk mencari kemampuan

rembesan dan sudut geser dari tanah setelah


dipadatkan.
Dilakukan 6 Sampel atau sesuai arahan direksi.
Laporan Penyelidikan Geoteknik.
Hasil penyelidikan harus dicantumkan dalam Laporan
Hasil Penyelidikan Geoteknik, yang mencakup :
a. Lokasi dan waktu penyelidikan
b. Metode penyelidikan
c. Hasil penyelidikan tanah/analisa laboratorium.
d. Gambar-gambar sket hasil bor dan lain-lain.
Kebutuhan Penyelidikan Geologi Teknik.
Penyelidikan Geologi untuk pekerjaan ini
sebagai berikut :

Jumlah
Bangunan
Bendung
Penyelidikan
Geoteknik

Laboratorium

Bh

Sondir

Titik

Bor Auger
Sumur Uji

.
.

Titik
Titik

Contoh Tanah Asli


Contoh
Tanah
Terganggu
Index Properties
Properties Teknis

.
.

Bh
Bh/kg

.
.

Bh
Bh

Jenis dan kebutuhan pekerjaan penyelidikan geoteknik ini dapat


diubah sesuai dengan temuan dan kebutuhan di lapangan atas
petunjuk Direksi.
3. Perhitungan Hidrologi
Perhitungan hidrologi diperlukan untuk mendapatkan data
ketersediaan air dan data debit banjir rencana yang diperlukan
untuk perhitungan hidrolis bangunan. Apabila tidak tersedia
data debit, perhitungan debit dapat menggunakan data curah
hujan selama minimum 10 tahun pada stasiun curah hujan
yang ada di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).
4. Pembuatan Desain Rinci
a) Sebelum dilakukan desain, perlu dilaksanakan peninjauan
lapangan bersama Direksi Teknis dan bersama instansi
terkait dan masyarakat setempat.
b) Perhitungan Desain Hidrolis dan Stabilitas Bangunan
dilaksanakan mengacu pada Kriteria Perencanaan (KP).
c) Pembuatan Gambar
Semua bangunan yang ada, termasuk bangunan

pengaman harus digambar dengan skala 1:100 atau


1:50 dengan ukuran-ukuran sesuai dengan kenyataan di
lapangan.Untuk gambar detail digambar dengan skala
1:10 atau 1:20.
Dari hasil perhitungan hidrolis, ketinggian muka air yang
direncanakan
harus
digambar
pada
tampang
memanjang dan melintang, termasuk profil hidroliknya
juga harus digambar.
Pada gambar, pekerjaan perbaikan atau penyempurnaan
harus dicantumkan dengan jelas. Jika dianggap perlu,
bagian pekerjaan itu harus digambarkan dengan detail
serta catatan yang jelas. Semua gambar bagian
bangunan yang akan menjalani pekerjaan rehabilitasi
harus
lengkap
dengan
dimensinya,
sehingga
memudahkan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Desain untuk bangunan baru yang direncanakan harus
digambar lengkap termasuk detail fondasi dan
sebagainya.
Gambar bangunan standar harus diberi tabel dimensi
yang jelas untuk tiap jenis bangunan.
Semua gambar harus :
Sesuai dengan Kriteria Perencanaan (KP).
Semua gambar harus diatas kertas kalkir A1
(594mmx841 mm)
Bangunan yang akan digambar harus dibagi ke dalam
tiga kategori :
Bangunan baru dan bangunan yang telah ada, dimana
ada pekerjaan konstruksinya.
Bangunan lama yang telah ada tanpa pekerjaan
konstruksi.
Bangunan baru yang dikonstruksi.
d) Laporan Perhitungan Desain (Design Note)
Laporan Perhitungan Desain
harus disusun secara
sistimatis dan diserahkan. Perincian perhitungan desain
harus diuraikan dengan jelas pada semua pekerjaan
Desain untuk acuan selama pelaksanaan pekerjaan
Konstruksi dan sesudahnya.
Hal-hal berikut harus dimasukkan dalam catatan desain :
Parameter desain yang dipakai untuk saluran dan
bangunan (koefisien kekasaran, beban, tegangan).
Contoh perhitungan hidrolik untuk saluran dan sadap,
dengan tabel untuk semua saluran dan sadap.
Perhitungan desain bangunan (catatan desain oleh
ahli teknik /insinyur)
Hal-hal lain jika diminta dan disetujui oleh
Direksi/Pemilik pekerjaan.
Teori tentang desain tidak perlu diberikan, tetapi cukup
dengan menyebutkan referensi buku atau tabel tersebut
diambil.

e) Apabila draft desain sudah disetujui oleh Direksi Teknis


dapat dilakukan pembuatan final desain.
f) Perhitungan Volume Pekerjaan (BOQ)
dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB)
Lembar perhitungan volume pekerjaan (BOQ) agar
dirinci kemudian dibuat daftar rekapitulasi pada masingmasing rincian tersebut antara lain volume galian dan
timbunan (m3), volume pasangan batu (m3), luas
plesteran (m2) dsb.
Prosedur sistematis harus diikuti untuk mempermudah
perhitungan dan pengontrolan volume. Untuk pekerjaan
bangunan air harus disediakan skets yang jelas untuk
mutual check berikutnya.
Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk
pekerjaan konstruksi harus didasarkan atas harga bahan
dan upah tenaga kerja yang berlaku di lokasi pekerjaan.
Upah tenaga kerja harus mengacu pada Upah
Minimum Regional yang dikeluarkan Menteri Tenaga
Kerja maupun Kepala daerah/Kabupaten/Kota setempat.
Penyusunan Analisa Harga Satuan Pekerjaan
menggunakan format yang ada pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2013 tanggal 4
November 2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
g) Persetujuan Desain.
Seluruh detail desain dan gambar harus didiskusikan dan
diasistensikan dengan Tim Direksi Pekerjaan. Setelah
selesai, desain dan gambar-gambar diperiksa di
lapangan dan disetujui oleh Direksi / Pemberi Pekerjaan.
Hasil pekerjaan desain dapat diterima setelah seluruhnya
disetujui oleh Direksi, Pengarah, maupun Pemberi
Pekerjaan.
5. Buku Petunjuk O&P
Pembuatan Petunjuk O&P meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Cara Operasi
Cara operasi bangunan pelengkap (operasi pintu
pengambilan, pintu penguras, kantong lumpur dll.)
Cara pengaturan pengambilan air
b) Cara Pemeliharaan mencakup :
Perawatan rutin dan berkala (uraian pekerjaan dan
penugasan, perencanaan, pemeliharaan rutin dll.)
Pencegahan dan pengamanan.
Cara perbaikan darurat.
Perawatan fasilitas O&P.
6. Penyusunan Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis disusun sesuai dengan jenis pekerjaan
mengacu pada SNI dan peraturan bangunan yang berlaku.

7. Produk Kegiatan C
a) Album gambar yang berisi :
Peta Situasi skala 1:1000 atau 1:2000 sesuai ukuran
kertas A1.
Gambar bangunan
Gambar-gambar tampang memanjang dan melintang
Gambar-gambar bangunan pelengkap lainnya
Gambar detail standar
b) Spesifikasi Teknis
c) Volume Pekerjaan (BOQ)
d) Rencana Anggaran Biaya (RAB).
e) Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan.
f) Nota Perhitungan Desain (Design Note) yang mencakup
perhitungan hidrolis, stabilitas sruktur dan perhitungan
desain lainnya.
g) Buku ukur dan deskripsi BM.
10. KELUARAN

Keluaran/produk yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah


tersedianya detail desain pemenuhan air baku Kabupaten
Grobogan.

11. PERALATAN
MATERIAL,
PERSONIL DAN
FASILITAS DARI
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

Data dan fasilitas yang disediakan oleh pemilik pekerjaan yang


dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa :
a) Laporan dan Data
Penyedia jasa dapat meminjam buku-buku laporan studi
terdahulu yang berkaitan dengan pekerjaan ini pada
perpustakaan BBWS Pemali Juana maupun pada instansi
terkait.
b) Direksi Pekerjaan
Pengguna jasa akan mengangkat direksi pekerjaan yang
bertindak sebagai pengawas atau pendamping dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan konsultansi.
c) Fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat
digunakan oleh penyedia jasa, adalah ruang pertemuan
berikut audio sistem dan layar (screen) untuk presentasi.

12. PERALATAN DAN


MATERIAL DARI
PENYEDIA JASA
KONSULTANSI

Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas


dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, antara lain terdiri dari:
a) Kantor lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti : komputer beserta printer,
kamera digital, scanner, plotter, peralatan tulis dan barangbarang
yang
habis
pakai
lainnya.
Kantor
harus
beralamat/berdomisili di kota Semarang.
b) Peralatan/Instrumen pengukuran yang memenuhi standard
presisi yang diperlukan dan telah direkomendasi oleh Direksi
Pekerjaan.
c) Biaya perjalanan Dinas untuk tenaga ahli di lapangan.

d) Fasilitas transportasi termasuk kendaraan bermotor roda 4


(empat) dan kendaraan bermotor roda 2 (dua) yang layak
untuk inspeksi lapangan beserta pengemudinya.
e) Keperluan biaya sosial dan pengobatan selama pekerjaan
lapangan di lokasi Proyek sudah termasuk di dalam Biaya
Langsung Personil.
13. LINGKUP
KEWENANGAN DAN
TANGGUNG JAWAB
PENYEDIA JASA

Apabila penyedia jasa adalah sebuah joint venture (KSO) yang


beranggotakan lebih dari satu penyedia, anggota KSO tersebut
memberi kuasa kepada salah satu anggota KSO untuk
bertindak dan mewakili hak-hak dan kewajiban anggota
penyedia lainnya.
Penyedia jasa bertanggung jawab terhadap hasil desain
sekurang-kurangnya sampai produk desain tersebut selesai
dilaksanakan pembangunannya, sepanjang lingkup dan/atau
kondisi lingkungan masih sesuai dengan kriteria desain awal.
Penyedia jasa yang tidak cermat sehingga hasil desain tidak
dapat dilaksanakan, dikenakan sanksi berupa keharusan
menyusun kembali perencanaan dengan beban biaya dari
penyedia jasa yang bersangkutan, apabila tidak bersedia
dikenakan sanksi masuk dalam daftar hitam atau sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

14. JANGKA WAKTU


PENYELESAIAN
KEGIATAN

Jangka waktu pelaksanaan adalah 6 bulan (180 hari kalender).

15. PERSONIL

A. TENAGA AHLI PROFESSIONAL


1. Ketua Tim (Team leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang sarjana Teknik Strata 2 (S2)
Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi. Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
perencanaan/detail desain jaringan air baku atau tampungan
air (lumbung air) minimal 2 (dua) tahun dan memiliki
Sertifikasi Keahlian Madya di bidang Sumber Daya Air yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakreditasi oleh
lembaga yang berwenang, serta berpengalaman sebagai Ketua
Tim (Team Leader). Penugasan sebagai Ketua Tim selama 6
OB (1 ORG x 6 BLN).
2. Tenaga Ahli Hidrologi
Tenaga ahli Hidrologi disyaratkan seorang sarjana Teknik
Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi. Berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan hidrologi minimal 4
(empat) tahun dan memiliki Sertifikasi Keahlian Tingkat

Muda di bidang Sumber Daya Air yang diterbitkan oleh


asosiasi profesi yang telah terakreditasi oleh lembaga yang
berwenang. Penugasan sebagai Tenaga Ahli Hidrologi adalah 2
OB [1 Orang x 2 Bulan].
3. Tenaga Ahli Geotek/Mekanika Tanah
Tenaga ahli Geotek/Mekanika Tanah disyaratkan seorang
Sarjana
Teknik
Geologi
Strata
1
(S1)
lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman professional
melaksanakan pekerjaan sipil keairan dibidang geologi, minimal
4 (empat) tahun dan memiliki Sertifikasi Keahlian Tingkat
Muda Bidang Geologi yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
yang telah terakreditasi oleh lembaga yang berwenang.
Penugasan Tenaga Ahli Geologi Teknik/Mekanika Tanah adalah
2 OB [1 Orang x 2 Bulan].
4. Tenaga Ahli Struktur Bangunan Air
Tenaga ahli disyaratkan seorang sarjana Teknik Strata 1 (S1)
Jurusan Teknik Sipil/Pengairan lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi. Berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
pekerjaan perencanaan/ detail desain jaringan air baku, irigasi
dan/atau bendung minimal 4 (empat) tahun dan memiliki
Sertifikasi Keahlian Tingkat Muda di bidang Sumber Daya Air
yang diterbitkan oleh asosiasi profesi yang telah terakreditasi
oleh lembaga yang berwenang. Penugasan sebagai Tenaga
Ahli Struktur Bangunan Air adalah 2 OB [1 Orang x 2 Bulan].
B. TENAGA PENDUKUNG
1. Draftman Autocad
Berpendidikan Sarjana Muda (D3) jurusan Teknik Sipil atau
sederajat dengan pengalaman dibidangnya dan menguasai
Autocad. Mempunyai Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) yang
diterbitkan oleh Asosiasi Profesi yang telah terakreditasi oleh
Lembaga yang berwenang. Penugasan untuk posisi ini adalah
3 OB (1 Org x 3 Bln).
2. Surveyor
Berpendidikan Sarjana Muda (D3) jurusan Teknik Sipil / Teknik
Geodesi atau sederajat dengan pengalaman dibidangnya.
Mempunyai Sertifikat Keterampilan Kerja (SKT) yang
diterbitkan oleh Asosiasi Profesi yang telah terakreditasi oleh
Lembaga yang berwenang. Penugasan untuk posisi ini adalah
2 OB (1 Org x 2 Bln).
3. Tenaga Lokal
Kebutuhan Orang Bulan adalah 6 OB [2 Orang x 3 Bulan].
4. Tenaga Pendukung Lainnya :
a. Tenaga Administrasi
Seorang Sarjana Muda (D3) atau sederajat dengan

pengalaman dibidangnya. Penugasan untuk posisi ini


adalah 6 OB (1 Org x 6 Bln).
b. Tenaga Operator Komputer
Seorang Sarjana Muda (D3) atau sederajat dengan
pengalaman dibidangnya. Penugasan untuk posisi ini
adalah 6 OB (1 Org x 6 Bln).
c. Office Boy
Penugasan untuk posisi ini adalah 6 OB [1 Org x 6 Bln]
16. RENCANA MUTU
KONTRAK

Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK), Penyedia Jasa wajib


memahami dan menerapkan Permen No 04/PRT/M/2009 tentang
sistem Manajemen Mutu (SMM) Kementerian Pekerjaan Umum.
RMK sebagai dokumen Rencana Mutu Pelaksanaan Kegiatan yang
disusun oleh penyedia jasa merupakan Jaminan Mutu terhadap
proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimanan yang
dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja. Laporan RMK dibuat
rangkap 7 (tujuh). Laporan ini harus diserahkan paling lambat 2
(dua) minggu terhitung sejak dimulainya pelaksanaan pekerjaan.

17. LAPORAN
PENDAHULUAN

1.
2.
3.

18. LAPORAN BULANAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pendahuluan : Latar Belakang, Maksud dan Tujuan


Kondisi Umum Lokasi Proyek
Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
termasuk Bagan Alir Pelaksanaan, Bagan Alir Metode
Pelaksanaan
4. Rencana Kerja Penyedia Jasa : Jadwal Pelaksanaan,
Personil dan Alat
5. Pelaporan dan Diskusi
6. Rencana Kerja Berikutnya
7. Output
Laporan harus diserahkan untuk didiskusikan selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 7
(tujuh) buku laporan.
Uraian proyek.
Lingkup proyek
Program kerja
Personil Konsultan
Peralatan yang dipakai oleh Konsultan
Kemajuan pekerjaan yang sudah dicapai sampai dengan
bulan yang bersangkutan
7. Rencana kerja bulan berikutnya dan rencana penyerapan
dananya
8. Jadwal pelaksanaan dalam bentuk Kurva S.
9. Kendala-kendala yang mungkin terjadi dilapangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.
10. Keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu untuk
dilaporkan.
11. Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan.
Laporan ini harus diserahkan selambat lambatnya tanggal

satu bulan berikutnya. Laporan diserahkan sebanyak 7 (tujuh)


buku laporan.
19. LAPORAN ANTARA
(Laporan DSP)

20. LAPORAN AKHIR

Laporan DSP (Daftar Skala Prioritas) Hasil inventarisasi


usulan/potensi jaringan air baku maupun tampungan air
(lumbung air)
a. Penyajian data data primer dan sekunder dan informasi
yang diperoleh.
b. Kondisi wilayah proyek
c. Penyajian data Hidrologi dan Klimatologi
d. Penyajian Geologi Teknik/Mekanika Tanah
e. Kriteria Desain
Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 7 (tujuh) buku laporan.
1.
2.
3.
4.
5.

6.

7.
8.
9.

Laporan Utama rangkap 7 (tujuh)


Laporan Akhir Sementara rangkap 7 (tujuh)
Laporan Ringkas (Bahasa Indonesia) rangkap 7 (tujuh).
Executive Summary (Bahasa Inggris) rangkap 7 (tujuh.
Laporan Penunjang, meliputi :
- Laporan Topography termasuk deskripsi BM dibuat 7
(tujuh) rangkap
- Buku ukur dibuat 2 (dua) rangkap
- Laporan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah sebanyak
7 (tujuh) rangkap;
- Laporan Hidrologi sebanyak 7 (tujuh) rangkap;
- Laporan Nota Perencanaan/Kriteria Desain sebanyak 7
(tujuh) rangkap;
- Daftar Volume Pekerjaan (BOQ) rangkap 7 (tujuh)
- Rencana Anggaran Biaya (RAB) rangkap 7 (tujuh)
- Laporan Spesifikasi Teknik rangkap 7 (tujuh)
- Laporan Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan sebanyak 7
(tujuh) rangkap;
Peta-peta yang digunakan dalam pekerjaan ini, antara lain
(2 rangkap) :
- Peta Situasi Topografi
- Peta RBI terbaru
Gambar Desain A1, rangkap 5 (Lima), termasuk 1 kalkir
Gambar Desain A3, rangkap 5 (Lima)
Album Foto
Dokumentasi berupa foto kegiatan ini dari awal sampai
akhir seperti pendahuluan, tinjauan lapangan, kegiatan
hidrologi, topografi, geologi, dan rapat sebanyak 7 (tujuh)
buku. Dalam Laporan ini berisi seluruh dokumentasi selama
pekerjaan baik lapangan dan desk studi yang dilakukan.
Seluruh foto harus mampu menjelaskan proses pekerjaan
dengan ukuran minimum resolusi foto 2 MB atau 300 dpi.
Setiap foto diberi nomor urut, diberi nama kegiatan,
tanggal, lokasi dan deskripsi singkat. Album foto dibuat

sebanyak 7 (tujuh) rangkap.


10. CD berisikan semua file laporan, dan foto-foto serta
rekaman video survey dan Investigasi Lapangan, gambar
digital dan file presentasi sebanyak 7 (tujuh) copy.
11. Hard disk eksternal dengan kapasitas minimal 1 Terabyte
sebanyak 1 buah berisi semua File Laporan dan gambar,
Hasil Perhitungan dan Paparan Paparan dalam Diskusi
Eksternal.
Laporan dan produk harus diserahkan selambat-lambatnya 6
(enam) bulan sejak SPMK diterbitkan.
21. DISKUSI
INTERNAL

Penyedia Jasa Wajib melakukan Diskusi Internal dengan Tim Direksi


setidak tidaaknya 1 (satu) kali dalam sebulan. Dalam Diskusi
Internal, Penyedia Jasa melaporkan progress kegiatan sesuai jadwal
pelaksanaan kegiatan, serta menghadirkan tenaga ahli yang
bertanggung jawab atas laporan terkait.

22. DISKUSI LAPORAN

23. PRODUKSI DALAM


NEGERI

Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus


dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

24. PEDOMAN
PENGUMPULAN
DATA LAPANGAN

Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut :


a. Data lapangan didapatkan melalui ijin dari pihak yang
berwenang dan hasil data lapangan yang digunakan dalam
laporan harus memiliki pengesahan berupa tanda tangan dan
cap basah dari instansi terkait.
b. Seluruh data lapangan, peta, dan gambar yang digunakan
dalam pekerjaan ini, harus diserahkan pada saat penyerahan
Laporan Akhir.

25. ALIH
PENGETAHUAN

Apabila dipandang perlu oleh pemilik pekerjaan, maka penyedia


jasa harus mengadakan pelatihan dan diskusi terkait dengan
substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan
kepada staf/petugas dari pemilik pekerjaan.

Rencana Mutu Kontrak


Laporan Pendahuluan
Laporan Antara (Daftar Skala Prioritas)
Laporan Akhir

You might also like