Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses fisiologis yang dialami wanita.
Namun, kehamilan dapat berkembang menjadi komplikasi yang tidak
hanya berpengaruh pada janin, tapi juga pada ibu karena dapat
menyebabkan
kematian.
Indikator
yang
umum digunakan
untuk
maternal
tersebut
mayoritas
disebabkan
oleh
ayah.
Frekuensi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang
diajukan adalah bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.A
dengan Abortus Incompletus di RSUD Abepura?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mempelajari dan memahami asuhan kebidanan ibu hamil
dengan Abortus Incompletus.
b. Tujuan Khusus
Peneliti dapat melakukan :
1)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kehamilan Normal
a. Pengertian
Kehamilan merupakan proses fisiologis mulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari 4 sampai 6
bulan, triwulan ketiga dari 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009).
Pengetahuan tentang kondisi fisiologis pada awal kehamilan penting
untuk memahami tanda dugaan, tanda kemungkinan, dan untuk
mengetahui adanya kelainan kehamilan (Varney, 2006).
b. Diagnosis Kehamilan
Dugaan kehamilan terkait dengan pengetahuan tentang fisiologi awal
dan penapisan kelainan pada kehamilan (Saifuddin, 2009).
1) Tanda dan gejala Kehamilan
a) Tanda dugaan (presumtif) yaitu amenorea, mual muntah,
mengidam,
tidak
selera
makan,
lelah,
sering
kencing,
Chadwick,
Piscaseck,
kontraksi
Braxton
kabur, bengkak pada wajah dan ekstremitas, gerakan janin yang tidak
terasa, dan nyeri perut hebat (Sulistyawati, 2009).
Perdarahan pada kehamilan dibedakan menjadi perdarahan pada
kehamilan muda dan kehamilan lanjut. Pada kehamilan lanjut, perdarahan
disebabkan oleh plasenta previa maupun solutio plasenta. Sedangkan pada
kehamilan muda, perdarahan dapat disebabkan oleh kehamilan ektopik,
kehamilan mola, dan abortus (Fadlun, Feryanto, 2011; Sulistyawati, 2009).
B. Abortus
a. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau
buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan. Istilah abortus
dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan (Saifuddin, 2002).
Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar
kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi,
karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500
gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran
kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20
minggu (Wiknjosastro,2005).
b. Bentuk Abortus
1) Menurut terjadinya, Manuaba tahun 2001 membagi abortus menjadi:
a) Abortus spontan
Yaitu aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor
mekanis ataupun medicinalis semata-mata disebabkan oleh faktor
alamiah.
b) Abortus provokatus kriminalis
Yaitu aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis, sebagai contoh aborsi
yang dilakukan dalam rangka melenyapkan janin sebagai akibat
hubungan seksual di luar perkawinan.
c) Abortus medisinalis
Yaitu aborsi yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis,
yaitu apabila tindakan aborsi tidak diambil akan membahayakan jiwa
ibu
2) Bentuk klinis:
Abortus ini merupakan abortus spontan, antara lain:
a) Abotus imminens
Yaitu peristiwa dimana hasil konsepsi masih di dalam uterus dan
tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus iminens ditentukan
karena pada wanita hamil terjadiperdarahan melalui ostium uteri
eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus
membesar sesuai usia kehamilannya, serviks belum membuka, dan
tes kehamilan positif.
Penanganan abortus imminens terdiri atas :
(1) Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,
karena menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik.
(2) Pemeriksaan USG dilakukan untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
b) Abortus insipiens
Yaitu adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih
sering dan kuat. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan
dengan kuret vakum atau cunam ovum, disusul dengan kerokan.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak
banyak dan bahaya perforasi
toksin
ke
dalam
peredaran
darah
atau
peritoneum.
(Wiknjosastro,2005).
c. Etiologi
Wiknjosastro, 2005 mengatakan penyebab abortus tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut:
1) Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian
janin dan cacat bawaan yang menyebabkan
hasil konsepsi
sampai
ibu
mencapai
usia
30
tahun
(Sarwono,2001).
2) Usia 20-35 tahun
Saat berusia 20-35, kondisi fisik perempuan sangat prima, dan
mengalami puncak kesuburan, sehingga risiko abortus minim. Hal
ini disebabkan karena sel telur relatif muda, sehingga meski pada
trimester pertama kandungan tetap kuat. Kualitas sel telur yang
baik memperkecil kemungkinan bayi lahir cacat, tetapi tidak
dipungkiri pada usia tersebut dapat terjadi abortus yang
dikarenakan
ketidaknormalan
jumlah
kromosom
(Muharam,2008).
3) Kehamilan di Atas Usia 35 Tahun.
Secara psikologis memang lebih matang. Namun, dari sisi fisik
justru
berisiko
mengalami
kelainan
kehamilan
yang
kehamilan
secara
biologis
(Galli
Mainini)
atau
imunologik
10
2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperretrofleksi. Mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung
kemih atau usus karena perlukaan uterus biasanya luas.
3) Infeksi
Biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada
abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan
antisepsis.
4) Syok
Terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat
(syok endoseptik). Pada missed abortion dengan retensi lama hasil
konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah (Mansjoer,2001).
f. Penanganan Abortus
Setelah abortus, pasien perlu diperiksa untuk mencari sebab abortus. Selain
itu perlu diperhatikan involusi uterus dan kadar HCG 1-2 bulan kemudian.
Pasien diharapkan tidak hamil dalam waktu 3 bulan, sehingga perlu
memakai kontrasepsi seperti kondom atau pil (Wiknjosastro,2005).
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.A G1P0A0 dengan
Abortus Incompletus di RSUD Abepura
Tanggal masuk
: 28 Februari 2016
Tempat
: VK RSUD Abe
Umur
Umur
: 18 tahun
: 23 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Kotaraja
Alamat
: Kotaraja
: 13 tahun
Banyaknya
Siklus
: 28 hari
Keluhan
: tidak ada
Dismenorrhea
: tidak
Lamanya
: 7 hari
b) Status Perkawinan
12
: Kawin
Usia kawin
: 18 tahun
Lama perkawinan
: 6 bulan
: 21 minggu
Keluhan
ANC
Imunisasi TT
: 2 kali
13
penyakit
14
Sebelum hamil
Selama hamil
Keluhan
3 kali/hari
8 gelas/hari
Nasi, sayur, lauk,
buah
Air putih, teh, susu
Tidak ada
Tidak ada
Tidak
Ada
5 kali/hari
Kuning jernih
Khas urine
5 kali/hari
Kuning jernih
Khas urine
Tidak
Ada
1 kali/hari
Lunak
1 kali/hari
Lunak
Istirahat
a. Tidur siang
b. Tidur malam
1 Jam
7 Jam
1 Jam
8 Jam
Tidak
Ada
Personal Hygiene
a. Mandi
b. Keramas
c. Gosok gigi
d. Ganti baju
2 kali/hari
3 kali/minggu
2 kali/hari
2 kali/hari
2 kali/hari
3 kali/minggu
2 kali/hari
2 kali/hari
Tidak
Ada
3 kali/hari
7-8 gelas/hari
Nasi, sayur, lauk,
buah
d. Jenis minuman
Air putih, teh
e. Makanan pantang Tidak ada
f. Alergi makanan
Tidak ada
Eliminasi :
a. BAK
Frekuensi
Warna
Bau
b. BAB
Frekuensi
Konsistensi
Pola seksual
Frekuensi
3 kali/minggu
Tidak
Ada
1 kali/minggu
15
ibu
tidak
memelihara
b. Kesadaran
c. Tinggi badan
d. Berat badan
e. LILA
b. Tanda Tanda Vital
a. Tekanan darah
b. Respirasi
c. Nadi
d. Suhu badan
c. Pemeriksaan Fisik
: Compos Mentis
: 157 cm
: 47 kg
11 cm
:
:
:
:
110/70 mmHg
20 x/menit
87 x/menit
37C
a. Kepala
Kepala
Muka
Telinga
Hidung
b. Leher
Kelenjar tyroid
Kelenjar getah bening
c. Dada
Payudara
Linea alba/nigra
16
Striae albican/livide
Bekas operasi
Palpasi
Kontraksi
: ada
TFU
e. Genitalia
Pemeriksaan dalam
vulva/vagina
Atas
: simetris, jumlah
Bawah
A. Diagnosa kebidanan
Ny. A umur 18 tahun G1P0A0 hamil 21 minggu dengan Abortus
Incompletus.
Dasar :
1) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya.
b) Ibu mengatakan sekarang berumur 18 tahun.
c) Ibu mengatakan HPHT tanggal 1 Oktober 2015
17
d) Ibu mengatakan keluar darah encer disertai gumpalan dari jalan lahir,
warna merah kehitaman, merasa mules di perut bawah.
2) Data Obyektif
a) Genetalia
Inspeksi : pengeluaran darah encer warna merah kehitaman.
Pemeriksaan dalam : vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tebal
lunak, OUE terbuka, teraba jaringan.
b) Abdomen Kontraksi
: ada
TFU
: 3 jari di bawah
pusat
c) Ekstremitas atas : terpasang infus RL pada tangan kiri (dari UGD).
d) Data penunjang
Test Kehamilan
: positif
Hasil USG
: masih terdapat sisa jaringan janin dalam
uterus.
B. Masalah
Dasar
: Cemas
C. Kebutuhan
a) Informasi mengenai keadaan kehamilan ibu sekarang.
b) KIE mengenai kondisi ibu dan penanganan atas kondisi ibu untuk
mengurangi kecemasan yang dialami oleh ibu.
3. Masalah Potensial
Terjadi perdarahan dan infeksi
4. Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi dan tindakan
penatalaksanaan selanjutnya.
5. Rencana Asuhan
a. Informasikan hasil pemeriksaan ibu, keadaan ibu
sekarang, dan tindakan yang akan dilaksanakan
selanjutnya pada ibu dan keluarga.
b. Berikan support mental dan dukungan spiritual agar ibu
18
informed
persetujuan
consent
tindakan
dan
berikan
lembar
kepada
pasien
untuk
oleh
dokter
19
SpOG
dan
dibantu
bidan.
KU
Tensi
Nadi
Respirasi
Suhu
(mmHg)
(x/menit)
(x/menit)
(C)
Sedang 110/60
84
24
36,4
kolaborasi
dengan
dokter
SpOG
untuk
20
1) Persiapan pasien
Melakukan pemeriksaan keadaan umum dan vital sign pada
pasien.
Menyarankan
pasien
untuk
tenang
dalam
lengkap
ibu
yang
mengalami
keguguran
21
22
23
5)
CATATAN PERKEMBANGAN I
6)
7)
Tanggal : 28 Februari
2016
8) S
: Ibu mengatakan
1.
2.
Kesadaran : composmentis
3.
Vital sign
o
12) Tekanan darah : 110/60 mmHg; Suhu : 36 C
13) Nadi : 84 kali/menit;
4.
Respirasi : 24 kali/menit
5.
15)
P:
18)
Tanggal :
24
25
22)
5. Pukul 14.00 WIT : Mengobservasi KU dan vital sign pasien post kuretase
24)
Hasil :
25)
ukul
P 26)
28) Na
29) Res
30) S
pirasi
uhu
nsi
di
(mmHg)
33)
(x/menit)
(x/menit)
34)
80 35)
20
(C)3
36)
4.00
edang
37)
1 38) S
11
39)
40)
6,4
42)
31)
4.15
27) Te
1 32)
edang
80
41)
22
6,5
11
26
43)
6. Pukul 14.25 WIT : Melepas oksigen ibu dan memastikan pernafasan
ibu bernafas dengan normal serta memastikan kesadaran ibu telah
pulih.
44)
27
48)
CATATAN PERKEMBANGAN II
49)
50)
51)
: 1. Ibu mengatakan
55)
2. Kesadaran : composmentis
56)
3. Vital sign
57)
Suhu : 37,1
58)
Nadi
: 88 kali/menit Respirasi :
22 kali/menit
59)
4.
10 cc.
60)
62)
A : Ny. umur 18 tahun P0A1 dengan post kuretase hari ke1 atas indikasi Abortus Incompletus.
63)
64)
65)
Tanggal : 28 Februari
2016
1. Pukul 07.10 WIT : Melakukan observasi keadaan umum dan
vital sign untuk mengidentifikasi kondisi sehingga apabila
terjadi penyimpangan dari hasil yang diharapkan dapat
dilakukan
usaha
pencegahan.
28
Memberitahukan
hasil
: composmentis
c. Vital sign
66)
67)
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Suhu
o
: 36,6 C
Nadi
: 84 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
68)
4.
Pukul 07.45 WIT : Melepas infus yang terpasang pada tangan kiri pasien.
78)
29
82)
83)
84)
86)
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : baik
b) Kesadaran
: composmentis
c) Vital sign
87)
Suhu : 36.5
88)
Nadi
: 80 kali/menit Respirasi :
22 kali/menit
2. Inspeksi genetalia : terdapat perdarahan pervaginam 5 cc.
89)
90)
30
91)
: composmentis
c. Vital sign
92)
93)
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
Suhu
: 36
Nadi
: 80 kali/menit
5o
Respirasi : 22 kali/menit
94)
Hasil :
96) Pu
100) 09.
20 104)
97)Jumlah
101)
98)
102)
Kon
Enc
99) Warna
103)
merah
5 cc
er
kecoklatan
3. Pukul 09.10 WIT : Menganjurkan ibu minum terapi obat oral
sesuai dengan anjuran.
a. Tablet tambah darah : SF 1x1 tablet setiap hari
b. Uterotonik : Methylergometrin 3x1 tablet 0,125 mg setiap hari
c. Antibiotik : Amoxicillin 3x1 tablet 500 mg setiap hari
d. Vitamin : Vitamin C 2x1 tablet 50 mg setiap hari
105)
31
108)
109)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
110)
data
dasar
pada
kasus
Ny.
kehitaman,
portio
tebal
lunak,
pada
32
adalah
informasi
mengenai
keadaan
perdarahan
lebih
lanjut
serta
antisipasi
dan
penatalaksanaan
kuretase.
Setelah
tablet
tambah
darah,
antibiotik,
dan
uterotonik.
6. Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada ibu telah
mengacu pada perencanaan yang ditetapkan dilahan.
Dan diakhir perawatan dicapai hasil yang diharapkan,
yaitu diagnosa potensial tidak terjadi dan sisa jaringan
telah dikeluarkan secara lengkap, sehingga ibu pulang
dengan keadaan membaik dan dianjurkan kontrol 1
minggu setelah pulang dan ibu telah mendapatkan
KIE pasca keguguran serta konseling mengenai
metode KB yang cocok bagi ibu selama masa
menunggu ibu untuk di perbolehkan hamil kembali.
33
pada
dirinya
maka
34
diharapkan
klien
segera
Mansioer,
Arif
dkk.
2001.
Kapita
Selekta
123)
35