Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 12
ANDI RAHMATUL JUMAH
(C131 13 011)
(C131 13 018)
(C131 13 020)
(C131 13 037)
(C131 13 312)
LEMBAR PENGESAHAN
: Kamis
Tanggal
: 24 Desember 2015
BAB I PENDAHULUAN
Biasanya CTDs mempengaruhi bagian-bagian tubuh yang terlibat
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Tubuh bagian atas terutama punggung
dan lengan adalah bagian yang paling rentan terhadap risiko terkena
CTDs. Jenis pekerjaan seperti perakitan, pengolahan data menggunakan
keyboard komputer, pengepakan makanan dan penyolderan adalah
pekerjaan-pekerjaan yang mempunyai siklus pengulangan pendek dan
cepat sehingga menyebabkan timbulnya CTDs.
Pada Tahun 1984,OSHA {Occupational Safety and Health
Administration} AS menyatakan bahwa prinsip ergonomic sangat penting
untuk mencegah terjadinya Cummulative Trauma Disorder ( CTDs )
Nama lain CTDS adalah : Overuse Sindrom, Musculoskeletal
Disorder atau Repetitive Strain Injuries (RSI)
CTDs bukan merupakan diagnosis klinis melainkan rasa Nyeri
karena kumpulan cedera pada system muskuluskeletal ekstremitas atas
akibat gerakan biomekanika berulang ulang melampaui kapasitas.
BAB II ISI
A. Pengertian Cumulative Trauma Disorders (CTDs)
Cumulative
Trauma
Disorders(CTDs)
adalah
sekumpulan
dalam waktu yang lama (getaran seluruh tubuh), pengulangan atau gerakan
tiba-tiba meliputi memegang dengan atau tanpa kekuatan besar.
Cumulative Trauma Disorders (CTDs) juga dikenal dengan nama lain,
diantaranya:
1. Repetitive Strain Injuries (RSIs)
2. Musculoskeletal disorders (MSDs)
3. Overuse Injuries
4. Repetitive Motion Disorders
5. Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs)
B. Faktor Penyebab Cumulative Trauma Disorders (CTDs)
Menurut Peter Vi (2001), faktor penyebab Cumulative Trauma Disorders
(CTDs) antara lain;
1.
2.
Aktivitas berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus
menerus. Seperti mencangkul, membelah kayu, angkat-angkut dan
sebagainya.
3.
4.
5.
Penyebab kombinasi
Kekuatan fisik
Tahap 1: Gejala sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja
tapi gejala ini biasanya menghilang setelah waktu kerja (dalam satu
malam). Tidak berpengaruh pada performance kerja. Efek ini dapat
pulih setelah istirahat.
Tahap 2: Gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam
setelah
bekerja.
Tidak
mungkin
terganggu.
Kadang-kadang
Tahap 3: Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi
ketika bergerak secara repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk
melakukan pekerjaan, kadang-kadang tidak sesuai kapasitas kerja.
Sakit Leher
Sakit leher adalah penggambaran umum terhadap gejala yang
mengenai leher, peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher miring
atau kaku leher. Pengguna komputer yang terkena sakit ini adalah
pengguna yang menggunakan gerakan berulang pada kepala seperti
menggambar dan mengarsip, serta pengguna dengan postur yang
kaku.
b.
Nyeri Punggung
Nyeri punggung merupakan istilah yang digunakan untuk gejala
nyeri punggung yang spesifik seperti herniasi lumbal, arthiritis,
ataupun spasme otot. Nyeri punggung juga dapat disebabkan oleh
tegangan otot dan postur yang buruk saat menggunakan computer
c.
kumpulan
gejala
yang
mengenai
tangan
dan
mengetik,
arthritis,
fraktur
pergelangan
tangan
yang
De Quervains Tenosynovitis
Penyakit ini mengenai pergelangan tangan, ibu jari, dan terkadang
lengan bawah, disebabkan oleh inflamasi tenosinovium dan dua
tendon yang berasa di ibu jari pergelangan tangan. Aktivitas berulang
seperti mendorong space bar dengan ibu jari, menggenggam,
menjepit,
dan
memeras
dapat
menyebabkan
inflamasi
pada
tenosinovium. Gejala yang timbul antara lain rasa sakit pada sisi ibu
jari lengan bawah yang dapat menyebar ke atas dan ke bawah;
e.
f.
Tennis Elbow
Tennis elbow adalah suatu keadaan inflamasi tendon ekstensor,
tendon yang berasal dari siku lengan bawah dan berjalan keluar ke
pergelangan tangan. Tennis elbow disebabkan oleh gerakan berulang
dan tekanan pada tendon ekstensor.
g.
Jangan
menggerakkan,
mendorong
atau
menarik
secara
rekomendasi
dari
Occupational
Safety
and
Health
Substitusi yaitu mengganti alat atau bahan lama dengan alat atau
bahan baru yang aman, menyempurnakan proses produksi dan
menyempurnakan prosedur penggunaan peralatan.
2. Rekayasa Manajemen
Rekayasa Manajemen dapat dilakukan melalui tindakan berikut:
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
Apabila terdapat gejala CTD di dalam pekerja maka dilakukan perawatan
yang cepat dan terarah tanpa banyak memperhitungkan biaya agar kondisi cepat
pulih dan dapat dengan cepat untuk bekerja.
Dalam mengevaluasi para pekerja apabila terjadi keluhan-keluhan mengenai
fisik maka pekerja harus melakukan pengujian fisik dan meminta tenaga medis
melakukan pengujian secara menyeluruh untuk mengetahui seberapa besar
gangguan dan meneliti kemungkinan ada gejala fisik yang lain mencari tanda
tendinitis atau syaraf entrapment yang mungkin akan sensitive terkena CTD serta
memberikan pengarahan dan evaluasi meliputi suatu pemahaman dan evaluasi
terperinci lingkungan pekerjaan meliputi faktor tingkat pekerjaan, tugas pekerjaan
spesifik, mengambil sikapdalam pekerjaan dan usia individu, tingkat kebugaran,
dan fisik kapasitas.
DAFTAR PUSTAKA
C.Pearce, Evelyn. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1992.
Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2003.
Normaarinda. (2013). Pencegahan Dan Pengendalian Gangguan Otot Rangka
( Musculoskeletal Discorders/Msds).
http://normarinda.blogspot.co.id/2013/12/pencegahan-dan-pengendaliangangguan.html
Community, Urban Safety. (2008). Cumulatif Trauma Disorders (CTDs).
https://konsulhiperkes.wordpress.com/2008/12/31/cumulative-traumadisorers-ctds/
Mitra, Damel. (2013). Cumulatif Trauma Disorders (CTDs) Pada Pekerja Kantor.
http://www.damelmitra.com/cumulative-trauma-disorder-ctds-padapekerja-kantor/
Tarwaka, et al (2004), Ergonomi Untuk K3 dan Produktvitas, UNIBA Press:
Surakarta