Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
b. Tujuan Kontrasepsi
Ada dua tujuan pelayanan kontrasepsi menurut Hartanto (2010) :
1) Tujuan umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB (keluarga
Berencana) yaitu dihayatinya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
dan Sejahtera).
2) Tujuan pokok
Penurunan angka kelahiran yang bermakna.
c. Syarat - Syarat Kontrasepsi
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode Kontrasepsi
yang baik adalah:
1)
2)
Dapat diandalkan
3)
4)
Murah
5)
6)
d. Jenis kontrasepsi
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma lakilaki mencapai dan membuahi telur wanita, kontrasepsi dapat kembali atau
permanen. Jenis kontrasepsi antara lain (BKKBN, 2012)
1) Kontrasepsi Suntikan
a) Depo provera yang mengandung medroxypprogesteron acetate 50 Mg.
b) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetatedan
estrogen.
c) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung
derivate testosteron.
2) Kontrasepsi Oral (Pil)
a) Kontrasepsi oral adalah Kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
tablet, mengandung hormon estrogen dan trogestron yang digunakan
untuk mencegah hamil.
b) Kontrasepsi oral terdiri atas 5 macam yaitu:
(1) Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestron
sintetik yang diminum 3 kali seminggu.
(2) Pil sekunsel, pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip
dengan urutan hormon yang di keluarkan ovarium pada tiap
siklus. Maka berdasarkan urutan hormontersebut, estrogen hanya
di berikan selama 14 sampai 16 pertama diikuti oleh kombinasi
progestron dan estrogen selama 5 sampai 7 terakhir.
(3) Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung
progestron dalam dosis mini (kurang dari 0,5 mg) yang harus
diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
(4) Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang
long acting yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk
wanita yang mempunyai biological half live panjang.
(5) Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung
estrogen dosis tinggi yang hanya di berikan untuk keadaan darurat
saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.
3) Kontrasepsi Implant
10
a) Norplant yang berisi 6 batang silastik lembut yang panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, lama kerjanya 5 tahun.
b) Implanot yang berisi satu batang putih lentur dengan panjang 40
mm,dengan diameter 2 mm, lama kerjanya 3 tahun.
c) Jadena berisi dua batang lama kerjanya 3 tahun
4) Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dapat dibuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan
alami (produksi hewan) yang dipasang pada penis saat berhubungan
seksual. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan tetapi juga mencegah
IMS termasuk HIV/AIDS
5) Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional,
dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum
pria mencapai ejakulasi.Cara melakukannya adalah Alat kelamin (penis)
dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam
vagina sehingga kehamilan dapat dicegah
6) Pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA)
yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender
7) Spermatisida alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non
oksinol-9) yang digunakan untuk membunuh sperma
8) Cincin vagina berbentuk cincin yang lentur berdiameter sekitar 5 cm,
mengandung estrogen dan progestin
9) Vagina diafragma cakram berbentuk kubah dari karet yang dangkal,
dengan bagian badannya yang fleksibel sehingga dapat ditempatkan
11
12
1) Mengandung logam :
a) Cu T 380 A :
mm pada
(FDA : 10 tahun).
b)Cu T 380 Ag :Seperti Cu T 380 A hanya
dengan
tambahan inti
Ag
di
dalam
13
c) Nova T
hormon
juga
menebalkan
lendir
serviks
hingga
14
Keuntungan
1) Efektifitas nya tinggi 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam
satu tahun pertama.
2) AKDR dapat efektif setelah pemasangan
3) Metode jangka panjang ( 10 tahun)
4) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6) Meningkatkan kenyamanan karena tidak perlu takut hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus.
10) Dapat digunakan sebelum menopause (1 tahun atau lebih setelah
haid terakhir)
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
12) Membantu mencegah kehamilan ektopik.
b. Kerugian
15
1) Perubahan siklus haid terjadi karena pada pada pemasangan IUD hal
yang paling sering terjadi adalah berubahnya siklus haid
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
4) Ekspulsi
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kontra Indikasi
Berikut adalah kontraindikasi pemasangan alat kontrasepsi dalam
rahim (IUD) pada seorang wanita, yang dilakukan oleh bidan menurut
Varney H (2009)
a. Kehamilan karena dengan akseptor hamil maka tidak diperkenankan
untuk menggunakan IUD
b. Penyakit Inflamasi Pelvik (PID) yang tidak dianjurkan untuk
menggunakan IUD
c. Karsinoma serviks atau uterus karena penyakit ini tidak dianjurkan
untuk menggunakan IUD
16
Efek Samping
Efek samping/komplikasi IUD dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
a. Pada saat insersi (pemasangan) :
1)
2)
3)
17
1) Rasa sakit dan perdarahan : merasa sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan, serta perdarahan pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia.
2) Infeksi dapat terjadi apabila pemasangan tidak benar.
Menurut Winkjosastro (2010), efek samping yang lebih
serius dari pe masangan IUD yaitu:
a) Perforasi Uterus
b) Infeksi Pelvik dapat terjadi apabila pemasangan tidak benar
c) Endometritis
Efek samping yang dapat terjadi pada ibu seperti ibu
mengeluh rasa sakit pada saat haid, hipermenorea, muntah,
perforasi uterus bahkan infeksi. Keluhan yang dirasakan ibu
terkadang sangat mengganggu aktifitas kesehariannya sehingga
dapat membuat ibu cemas karena kurangnya pengetahuan tentang
kontrasepsi IUD sehingga sulit untuk bisa menerima keadaannya
dari efek samping yang ditimbulkan kontrepsi yang digunkannya
(Hartanto, 2010).
9.
Waktu/saat insersi
a. Insersi interval:
1) Kebijakan(Policy)sekarang:
Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asal kita
yakin seyakin-yakinnya bahwa calon akseptor tidak dalam keadaan
hamil.
2) Kebijakan(Policy) lama:
Insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid.
18
a)
b)
c)
d)
e)
Alasan:
Ostium uteri lebih terbuka.
Canalis cervicalis lunak.
Perdarahan yang timbul karena prosedur insersi.
Tertutup oleh perdarahan haid yang normal.
Wanita pasti tidak hamil.
Tetapi, akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena:
(1) Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila insersi dilakukan
saat haid.
(2) Dilatasi canalis cervicalis adalah sama pada saat haid
maupun pada saat mid-siklus.
(3) Memudahkan calon akseptor pada setiap saat ia datang
keklinik KB.
b. Insersi Post-Partum
Insersi IUD adalah aman dalam beberapa hari post partum,
hanya kerugian paling besar adalah angka kejadin ekspulsi yang
sangat tinggi. Tetapi menurut penyelidikan di singapura,saat yang
terbaik adalah delapan minggu post-partum,bahaya perforasi tinggi
sekali. IUD yang dipakai dan yang sedang dicoba:
1) Delta Loop = Modified Lippes Loop D.
2) Delta T
= Modified CuT-220C.
3)Kedua IUD tersebut diberi benang chromic cutgut pada lengan
atasnya,dengan maksud benangnya akan tertanam kedalam
endometrium dan menahan IUD -nya ditempatnya selama involusi
uterus,Benangnya secara perlahan-lahanakan larut dalam waktu 6
minggu.
4)Modified Delta Loop.
IUD yang mengandung Cu dapat meningkatkan prostaglandin
sehingga mengurangi immobilisasi sperma masuk ke tuba
fallopi,dimana sperma dan ovum memiliki umur dan apabila ovum
tidak dibuahi tidak akan terjadi kehamilan
5)Modified Delta-T.
19
penyulit
IUD,
maka
pemasangan perlu
mendapat perhatian.
a. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan klien dan
mempersiapkan klien mengajukan pertanyaan. Sampaikan kepada
klien mungkin akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu
pemasangan dan nanti akan diberitahu bila sampai pada langkahlangkah tersebut.
b. Periksa genitalia eksterna untuk memeriksa terjadinya pembengkakan
pada kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
c.
20
b.
1 bulan berikutnya
c.
3 bulan berikutnya
d.
21
a.
b)
c)
22
23
24
25
mempermudah
dalam
mengkategorikan
jenjang/peringkat
Kerangka Konsep
1. Kerangka konsep penelitian
Variabel independen
Motivasi
Dukungan Suami
Keterangan :
Sikap
Variabel Dependen
Pemilihan Alat
Kontrasepsi IUD Pada
Ibu
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
: Variabel Yang Diteliti
: Variabel Yang Tidak Diteliti
2. Hubungan antar variabel
Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari
suatu subyek ke subyek lainnya. Menurut fungsinya dalam konteks
penelitian secara keseluruhan.
3. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
a.Pemakaian KB IUD
Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat
dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau
kehamilan.
Kriteria objektif :
1)Ya
2)Tidak
b.
Motivasi
26
1)
2)
E.
Hipotesis
Berdasarkan pada masalah, tujuan, tinjauan pustaka dan kerangka
konsep maka hipotesis yang diajukan yakni :
1.
2.