Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
DINA ANISA ISNU HIDAYATI
115130100111046
KELAS B
KELOMPOK 5
ASISTEN PRAKTIKUM:
CITRA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir pemeliharaan hewan kesayangan terutama
anjing dan kucing meningkat dengan pesat. Hal ini menunjukkan bahwa
anjing dan kucing telah memiliki posisi yang unik dalam kehidupan manusia.
Anjing dan kucing tidak hanya dijadikan sebagai hewan penjaga rumah, tetapi
juga sudah dianggap sebagai bagian dari anggota keluarga. Mereka bisa
dilatih, diajak bermain dan merupakan teman yang sangat tepat untuk
menghilangkan stres. Memiliki satu atau dua ekor anjing atau kucing tentu
sangat menyenangkan, tapi yang terjadi apabila populasi mereka meningkat
secara tidak terkontrol akibat perkawinan yang tidak diinginkan tentu akan
sangat merepotkan.
Selain itu peningkatan populasi hewan dalam jumlah besar menjadi
masalah tersendiri bagi kesehatan manusia, terutama hewan kecil seperti
anjing dan kucing karena hewan-hewan tersebut dapat menularkan dan
membawa berbagai agen penyakit. Salah satu solusi untuk memecahkan
permasalahan di atas adalah melakukan tindakan sterilisasi pada anjing
maupun kucing baik pada jantan maupun betina. Sterilisasi merupakan
tindakan pembedahan untuk mengangkat atau menghilangkan testis (jantan)
atau ovarium (betina). Pada hewan jantan dinamakan kastrasi/orchiectomy,
sedangkan pada hewan betina dinamakan ovariohysterectomy (OH).Sterilisasi
pada hewan betina dapat dilakukan dengan hanya mengangkat ovariumnya
saja (ovariectomy) atau mengangkat ovarium beserta dengan uterusnya
(ovariohysterectomy).
Sterilisasi pada hewan jantan atau biasa disebut dengan kastrasi
(Orchiectomy/Orchidectomy) adalah prosedur pembedahan untuk membuang
testis dan spermatic cord (cordaspermatica). Tujuan dilakukan pembedahan
ini diantaranya untuk sterilisasi seksual, adanya neoplasma, dan kerusakan
akibat traumatik (Widyaputri dkk, 2014).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem reproduksi jantan terdiri dari dua testes (testikel) yang terbungkus
di dalam skrotum. Testis menghasilkan spermatozoa (sel kelamin jantan) dan
testosterin atau hormone kelamin jantan. (Frandson, 1993).
spermatozoa
dan
hormon-hormon
reproduksi,
khususnya
testosteron. Saat dewasa kelamin testis turun dari rongga perut ke dalam skrotum
melalui kanalis inguinalis (Frandson, 1993). Contoh tindakan bedah yang
dilakukan terhadap testis adalah kastrasi. Kastrasi atau orchiectomi adalah
tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa pengambilan atau pemotongan
testis dari tubuh (Komang et al, 2011)
Orchidektomi atau kastrasi adalah sebuah prosedur operasi/bedah dengan
tujuan membuang testis hewan. Kastrasi ini dilakukan pada hewan jantan dalam
keadaan
tidak
sadar
(anastesi
umum).
(Fossum,
2002).
Kastrasi
Metode terbuka
Sayatan dilakukan sampai tunika vaginalis communis, sehingga testis dan
epididimis tidak lagi terbungkus
2.
Metode Tertutup
Sayatan hanya sampai pada tunika dartos, sehingga testis masih
terbungkus oleh tunika vaginalis communis. Peningkatan dan penyayatan pada
funiculus spermaticus (Komang et al, 2011).
Dalam istilah medis, desexing (kastrasi) kucing betina disebut spaying dan
pada jantan disebut neutering. Keuntungan dari kastrasi anak kucing sejak usia
10-12 minggu adalah mencegah penyebaran kucing secara berlebihan dan
mengurangi kemungkinan terkena penyakit kanker. Usia yang masih sangat muda
membutuhkan waktu bedah yang lebih singkat dan pendarahan lebih sedikit
sehingga akan sembuh lebih cepat, pada akhirnya kucing dan pemiliknya akan
mengalami stress yang lebih sedikit (Chandler, 1985).
Kucing yang akan dikebiri harus dalam keadaan sehat. Sebagian besar
kucing dikebiri ketika berumur 5-8 bulan. Para ahli perilaku hewan menyarankan
mengkebiri kucing sebelum memasuki masa puber, karena dapa mencegah
munculnya sifat/perilaku kucing yang tidak diinginkan (Ibrahim, 2000). Sterilisasi
dapat dilakukan pada saat anjing/kucing berumur 8 minggu, tetapi lebih baik
dilakukan setelah anjing dan kucing divaksinasi lengkap, setelah sistem
immunitas tubuh (kekebalan) mereka bekerja dengan baik, tetapi sebelum masuk
masa pubertas (umur 4-6 bulan).
Sterilisasi memiliki kelemahan dan manfaat. Anjing yang disteril sebelum
masa pubertas cenderung memiliki kaki yang lebih panjang, dada datar dan
tengkorak yang sempit, karena hormon yang mengatur aktivitas seksual juga
berinteraksi dengan hormon yang memandu pertumbuhan otot, tulang dan tendon.
Kelemahan operasi sterilisasi mencakup meningkatnya kejadian incontinance
kandung kemih, termasuk keberadaan batu uretra dan obstruksi saluran kemih
pada kucing yang sudah di kastrasi. Anjing yang sudah disteril juga memiliki
effect hormonresponsive alopecia (hair loss) akibat hypotiroid (Dewi, 2012).
Beberapa anjing/kucing bereaksi buruk terhadap anasthesi (obat bius), kadang
terjadi komplikasi pembedahan yang meliputi bleeding (perdarahan) dan infeksi,
sehingga luka sukar sembuh dengan baik. Resiko ini bisa meningkat pada
beberapa hewan yang memiliki masalah kesehatan. Oleh karena itu anjing/kucing
yang akan di steril harus di pastikan berada dalam kondisi sehat.Sedangkan
keuntungan kastrasi antara lain:
Peningkatan
Genetik.
Beberapa
kucing
disterilisasi
karena
anastesi
yang
dapat
menginduksi
jalannya
anastesi.
2.
3.
4.
BAB III
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
3.1
3.2
Nama
: Entong
Jenis hewan
: Kucing kampung
Kelamin
: Jantan
Ras/Breed
: Domestic cat
Warna bulu/kulit
: Putih abu-abu
Umur
: 2 tahun
Berat badan
: 3,5 kg
Tanda khusus
Temp
: 39,0oC
Pulse
: 104 kali/menit
Membrane mukosa
: < 2 detik
Perhitungan Dosis
15 mg/kg x 3,5
150
20 mg/kg x 3,5
125/5
0,04 mg/ml x 3,5
1
10 mg/ml x 3,5
100
2 mg/ml x 3,5
20
0,02 ml/kg x 3,5
1
1 mg/ml x 3,5
Dosis
Total
Waktu
0,35 mg/kg
13.10 WIB
2,8 mg/ml
Post-operatif
0,14 mg/kg
13.35 WIB
0,35 mg/ml
13.50 WIB
0,35 mg/ml
13.50 WIB
0,07 ml/kg
13.20 WIB
0,07 mg/ml
50
-
Vicilin
3.3
1 ml
0
108
15
96
30
80
45
104
60
88
75
100
90
112
105
84
120
100
Temp (oC)
39,2
39,1
39,3
39,2
39,
39,1
39,2
38,9
38,8
210
225
240
255
Menit
135
150
165
180
0
195
Pulsus (/menit)
116
108
104
120
124
108
104
116
100
Temp (oC)
38,9
38,7
38,6
38,6
38,
38,5
38,5
38,4
38,3
345
Menit
270
285
300
315
7
330
Pulsus (/menit)
96
112
104
108
104
108
38,4
38,3
38,4
36,8
38,
38,2
Temp (oC)
3.4
Mulai operasi
: 14.15
Selesai operasi
: 15.30
Mulai Anestesi
: 13.50
Tanggal
30-9-2014
Suhu
38,8
Appetite
-
Defekasi
-
Urinasi
-
SL
Pink
Terapi
Amoxycillin
syrup 2,8 mg/ml
2 kali sehari
pagi dan sore
Tanggal
1-10-2014
SL
Pink
Terapi
Amoxycillin
syrup 2,8 mg/ml
2 kali sehari
Tanggal
2-10-2014
Suhu
38,7
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Suhu
38,6
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Amoxycillin
syrup 2,8 mg/ml
2 kali sehari
Pagi dan sore
Tanggal
4-10-2014
Suhu Appetite
38,7
Baik
Lain-lain:
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
ada
terapi
sirup
yang
karena
tumpah
saat
kucing
sedikit
Tanggal
5-10-2014
memberontak
Suhu Appetite
38,5
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Tanggal
6-10-2014
Suhu
38,8
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Catatan:
Appetite
Baik
Kucing agresif
Lain-lain:
Periksa kucing bersama drh. Dodik.
BB kucing turun 3 ons dari awalnya 3,5 kg
menjadi 3,2 kg setelah beberapa hari pasca
operasi.
Jahitan belum bisa dibuka, ditunggu beberapa
hari lagi karena masih basah.
Tidak ada radang.
Drh. Dodik memprediksi adanya timbulnya
Tanggal
7-10-2014
Tanggal
8-10-2014
Suhu
38,6
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Tanggal
9-10-2014
Suhu
38,7
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Tanggal
10
Suhu Appetite
38,8
Baik
Lain-lain:
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Oktober
2014
Terapi
Tanggal
11
Oktober
Terapi
Amoxycillin
syrup 2,56 ml, 2
2014
kali sehari
Betadine 2 kali
sehari
Salep mata,
Teramycin 4
kali sehari
Lain-lain:
Tanggal
12
Oktober
Terapi
Amoxycillin
syrup 2,56ml
2014
Betadine 2 kali
sehari
Salep mata,
Terramycin 4
kali sehari
Lain-lain:
Suhu
38,8
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Oktober
Terapi
Amoxycillin
syrup 2,56ml
2014
Betadine 2 kali
sehari
Salep mata,
Terramycin 4
kali sehari
Lain-lain:
Sering tidur
Tanggal
14
Suhu
38,7
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Oktober
Terapi
Amoxycillin
syrup 2,56ml
2014
Betadine 2 kali
sehari
Salep mata,
Terramycin 4
kali sehari
Lain-lain:
Tanggal
15
Sering tidur
Suhu Appetite
38,8
Baik
Defekasi
Baik
Oktober
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Amoxycillin
syrup 2,56ml
2014
Betadine 2 kali
sehari
Salep mata,
Terramycin 4
kali sehari
Lain-lain: sering tidur
Tanggal
16
Suhu
38,8
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Oktober
Terapi
Betadine 1 kali
sehari
2014
Salep mata
Terramycin 4
kali sehari
Lain-lain:
Tanggal
17
Sering tidur
Suhu Appetite
38,9
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Oktober
Terapi
Salep mata
Terramycin 4
2014
kali sehari
Lain-lain:
Tanggal
18
Oktober
Terramycin 4
2014
Tanggal
19
Terapi
Salep mata
kali sehari
Suhu
38,9
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Suhu Appetite
38,9
Baik
Lain-lain:
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Oktober
2014
Tanggal
20
Oktober
2014
Tanggal
21
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Lain-lain
Oktober
2014
Lain-lain:
Tanggal
22
Suhu
38,8
Appetite
Baik
Oktober
Masih ada
2014
Tanggal
23
sedikit pus di
Suhu
38,7
Appetite
Baik
daerah jahitan
Terapi
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Urinasi
Baik
SL
Pink
Terapi
Oktober
2014
Tanggal
24
Oktober
2014
Tanggal
25
Oktober
2014
Tanggal
26
Oktober
2014
Tanggal
27
Lain-lain:
Suhu Appetite
38,6
Baik
Lain-lain:
Defekasi
Baik
Defekasi
Baik
Appetite
Baik
Defekasi
Baik
Urinasi
Baik
SL
Pink
Oktober
Terapi
Betadine pada
daerah skrotum
2014
yang dibuka
jahitannya
Lain-lain:
Buka
jahitan
pada
kucing,
karena
sudah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
2. Injeksi Atropine
dengan tali
8. Pasca jahitan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Persiapan Alat Dan Bahan
Sebelum melakukan operasi, alat-alat yang digunakan seperti blade
dan scalpel, arteri clamp, gunting tajam-tajam, jarum ujung segitga, pinset
chirurgis dan anatomis harus berada dalam keadaan steril agar tidak terjadi
kontaminasi yang dapat menghambat proses penyembuhan luka(Komang
et al, 2011).
Bahan-bahan yang digunakan dalam hal ini antara lain tampon,
catgut chromic 3-0 untuk meligasi spermatic cord, silk 3-0 untuk menutup
kulit bagian luar, alkohol 70%, povidone iodine, castran 0,07 ml,
premedikasi atropine 0,14 ml, anastesi ketamin 0,35 ml dan xylazine 0,35
ml, antibiotik betamox 0,35 ml, vicilin 1ml dan amoxicillin 2,8 ml serta
analgesik ketoprofen 0,07 ml.
4.2.2 Persiapan Operator dan Co Operator
Operator maupun Co operator harus dalam keadaan yang steril
dengan memakai jas lab, glove steril dengan disemprot alkohol 70%
terlebih dahulu dan masker. Kondisi operator dan co operator harus dalam
keadaan yang sehat fisik agar pelaksanaan operasi berjalan lancar.
ideal karena menghasilkan efek yang sinergis yaitu efek analgesik yang
kuat dan relaksasi otot yang bagus (Komang, et al, 2011).
Setelah pasien teranastesi, hewan diterlentangkan di meja operasi
dan difiksasi pada ke empat kaki lalu dilakukan pencukuran rambut pada
bagian yang akan dilakukan pembedahan selanjutnya didisenfeksi dengan
povidone iodine agar tidak terjadi kontaminasi (Komang et al, 2011).
4.2.4 Pelaksanaan Operasi
Setelah semuanya telah siap, kucing diberikan duk disekitar bagian
scrotum dengan scrotum tidak tertutup duk. Metode kastrasi yang
digunakan adalah tipe kastrasi terbuka yakni Tunica vaginalis communis
ikut disayat, testis diikat kemudian dipotong dan dilepaskan dari ligament
penggantungnya(Komang et al, 2011). Pelaksanaan Operasi dimulai pada
pukul 14.15 WIB. Berikut operasi yang dilakukan:
1. Bagian scrotum di tekan dengan tangan sampai terlihat batas tengah
antara kedua testis. Batas tersebut diinsisi dengan menggunakan blade.
Panjang sayatan disesuaikan dengan ukuran testis.
2. Selanjutnya bagian tunica vaginalis comunis dari salah satu testis ikut
disayat sampai testis menyembul keluar dengan menekan bagian
testis. Pada saat menyayat tunica vaginalis comunis, terjadi
pendarahan akibat pembuluh darah kecil tidak sengaja ikut terinsisi.
Sehingga saat proses penyayatan, praktikan sedikit terganggu karena
pembuluh darah yang tersayat mengeluarkan darah terus menerus.
3. Setelah testis menyembul keluar, testis ditarik sampai terlihat
spermatic cord (duktus deferens dan pembuluh darah). Kemudian
dilakukan ligasi menggunakan arteri clamp pada masing-masing
duktus deferens dan pembuluh darah. Lalu diligasi dengan arteri
clamp, masing-masing duktus deferens dan pembuluh darah diligasi
menggunakan catgut chromic 3-0 diantara arteri clamp dan testis
sampai benar-benar terligasi secara kuat, hal tersebut bertujuan agar
tidak terjadi perdarahan saat pemotongan testis. Setelah masingmasing diligasi., pembuluh darah dan duktus deferens diligasi menjadi
satu menggunakan catgut chromic 3-0 agar benar-benar terikat kuat.
4. Sesudah dilakukannya ligasi, testis dipotong menggunakan gunting
tajam-tajam, pemotongan dilakukan di antara testis dan ligasi.
5. Untuk testis berikutnya juga dilakukan dengan metode yang sama
dengan testis sebelumnya. Untuk testis berikutnya, pada saat
penyayatan tunica vaginalis comunis terjadi pendarahan kembali.
Setelah kedua testis terambil, disemprotkan dengan menggunakan
spuit yang berisi vicillin sebanyak 1 ml di sekitar ligasi. Vicillin
merupakan
antibiotik,
berfungsi
untuk
mencegah
adanyak
7. Setelah selesai menjahit, luka diolesi dengan betadine agar luka cepat
menutup dan cepat kering. Dan diinjeksi ketoprofen 0,07 ml secara
intramuscular untuk mengurangi rasa sakit (analgesik). Operasi selesai
dilakukan pada pukul 15.30 WIB.
8. Teknik kastrasi terbuka dilakukan pada testis sebelah kiri, sedangkan
teknik kastrasi tertutup pada testis sebelah kanan. Hal ini dilakukan
karena pengeluaran testis dari scrotum sebelah kanan susah
dilakukan.
BAB V
KESIMPULAN
Orchidektomi atau kastrasi merupakan sebuah prosedur operasi/bedah
dengan tujuan membuang testis hewan. Terdapat dua tipe kastrasi yakni kastrasi
terbuka dan kastrasi tertutup. Pada praktikum ilmu bedah khusus kali ini, kami
menggunakan tipe kastrasi terbuka yakni dengan Tunica vaginalis communis ikut
disayat, testis diikat kemudian dipotong dan dilepaskan dari ligament
penggantungnya. Pada pelaksanaan operasi yang kami lakukan, sempat terjadi
pendarahan pada saat penyayatan tunica vaginalis communis, namun secara
keseluruhan operasi berjalan dengan lancar. Pada saat perawatan pasca
operasi,pasien mengalami sedikit masalah dimana kucing pada minggu
pemeriksaan terprediksi adanya hernia dan kemudian keluar puss (nanah). Proses
pelepasan jahitan selama 1 bulan (operasi tanggal 29 September 2014 dan dibuka
jahitan 27 Oktober 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Publishing Ltd.
I Komang Wiarsa Sardjana dan Diah Kusumawati. 2011. Bedah Veteriner,
Cetakan Pertama. Airlangga University Press, Surabaya.
Ibrahim R. 2000. Pengantar Ilmu Bedah Veteriner, Edisi Pertama. Syiah
KualaUniversity Press, Darussalam Banda Aceh.
Lowecamp.
1999.
Feline
Seizure
and
Ephilepsy.
http://www.cs.cmu.edu/People/lowekamp/feline_epilepsy.html. [28
Oktober 2014].
Meyer K. 1957. Canine Surgery. American Veterinary Publication, Inc. Santa
Barbara California.