You are on page 1of 23

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS

AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Nyeri punggung bawah merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika
Serikat dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6-37%. Puncak insidensi nyeri
punggung bawah adalah pada usia 45-60 tahun (Bratton, 1999). Pada penderita
dewasa tua, nyeri punggung bawah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pada 40%
penderita, dan gangguan tidur pada 20% penderita. Sebagian besar (75%) penderita
akan mencari pertolongan medis, dan 25% diantaranya perlu dirawat inap untuk
evaluasi lebih lanjut (Cohen, 2001) .
Sebagian besar nyeri punggung bawah disebabkan oleh penyakit yang tidak
serius dengan prognosis yang baik (Greenberg, 2001). Penyebab tersering adalah
nyeri punggung bawah pada penderita dewasa adalah : (1) lumbar sprain atau strain,
(2) degenerasi diskus dan faset, (3) herniasi diskus, dan (4) pada penderita yang lebih
tua harus dipikirkan kemungkinan canalis stenosis atau fraktur kompresi akibat
osteoporosis (Cohen, 2001).
Diagnosis nyeri punggung bawah memerlukan penggalian riwayat penyakit
dan pemeriksaan yang teliti. Anamnesis dan pemeriksaan yang teliti akan
mengarahkan pada etiologi (baik mekanik atau sekunder) nyeri punggung bawah yang
terjadi (Bratton, 1999,). Penilaian awal pada penderita nyeri punggung bawah adalah
untuk mengeksklusikan kemungkinan diagnosis banding penyakit yang serius
(memerlukan penanganan segera dan masif) yaitu tumor, infeksi, dan fraktur
(Greenberg, 2001,).
TUJUAN
-

Mengidentifikasi bahaya potensial pada buruh bangunan

Mengidentifikasi penyakit neurologis pada pekerja

Mengetahui penatalaksanaan masalah kesehatan okupasi pada pekerja

MASALAH
Apa sajakah faktor penyakit yang dihadapi buruh bangunan.
BAB II
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. TS

Umur

: 39 tahun

Jenis Kelamin

: Laki - laki

Status Pernikahan

: Menikah

Kedudukan dalam keluarga

: Anak pertama dari 4 bersaudara

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Buruh bangunan

ANAMNESA PENYAKIT (autoanamnesa pada 27 Januari 2016)


Keluhan Utama: Nyeri hebat di daerah pinggang
Keluhan tambahan: Pegal dan panas di daerah punggung bawah menjalar ke bokong
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, saat bekerja di sebuah
proyek bangunan, OS merasakan nyeri di punggung bawah menjalar ke tungkai kanan
disertai kram, nyeri terasa tajam seperti kesetrum dan dirasakan menjalar dari
punggung bawah sampai ke tungkai kanan, disertai adanya perasaan kesemutan pada
tungkai bawah kanan. Nyeri dirasakan hilang timbul, yang dirasakan bertambah berat
dengan batuk, bersin dan mengejan dan perubahan posisi badan seperti membungkuk
atau bila untuk mengangkat beban.Nyeri dirasakan berkurang bila duduk, berbaring
dengan tungkai ditekuk.
Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, OS kembali merasakan
nyeri pada punggung bawah, yang memberat dengan batuk, bersin dan mengejan dan
perubahan posisi badan, terasa ringan dengan duduk dan berbaring dengan tungkai
ditekuk.
Kurang lebih 3 hari sebelum masuk rumah sakit nyeri semakin memberat OS
sudah tidak masuk kerja sejak 2 hari sebelumnya, karena nyeri yang hebat dan tidak
kuat berdiri. Lalu OS berobat ke mantri dan keluhan tidak membaik sehingga dibawa
ke RSU X.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

OS berprofesi sebagai buruh bangunan di daerah sekitaran Jakarta sudah 16


tahun. Os terbiasa mengangkat beban berat dalam pekerjaan sehari-harinya. OS
menyangkal adanya riwayat trauma pada punggung sebelumnya. Gejala yang diderita
tidak didahului atau disertai oleh gejala demam, batuk kronis, penurunan berat badan
yang masif, dan keringat malam. Selama menderita sakit, OS menyangkal adanya
gejala susah tidur, jantung berdebar-debar, nafsu makan berkurang, menjadi pendiam,
dan suka menyendiri. Tidak ada kelemahan pada anggota gerak, gangguan BAK dan
BAB.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya di sangkal
Riwayat sakit serupa dalam keluarga di sangkal
Riwayat sakit lainnya disangkal
Riwayat alergi obat atau makanan disangkal
ANAMNESA OKUPASI
JENIS PEKERJAAN

Jenis pekerjaan

bahan/material yang
digunakan

tempat kerja (perusahaan)

Masa kerja
(dalam bulan / tahun)

Buruh bangunan

Material / bahanKonstruksi bangunan, areaTidak terbatas


bangunan
proyek bangunan
(semen,
pasir,
beton, batu bata,
dll),
alat
pertukangan

URAIAN TUGAS
Pukul 07.00 12.00 masuk kerja, dan melakukan aktifitas sebagai buruh bangunan
Pukul 12.01 13.00 istirahat
Pukul 13-01 19.00 kembali kerja hingga selesai waktu kerja lalu pulang ke rumah

BAHAYA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Urutan kegiatan

(tuliskan
urutan sesuai bagan alur di no
2)

Bahaya Potensial

Fisik

Kimia

Biologi

Ergonomi
(sesuai Brief survey)

Psik
o

Gangguan
kesehatan
yang
mungkin

Risiko
kecelakaan
kerja

Menyiapkan
Pajanan campuran --material
bahandebu,
kimia
bangunan
asbes, dll seperti
cat,
thinner

Manual
lifting--(beban
berlebih
20-30kg)

Ggn
Sal.Fraktur,
Napas,
dislokasi
Fatigue,
sendi
myalgia,
LBP, HNP

Mencampur bahanInhalasi
bahan
bangunandebu/
sebelum
partikel
pengaplikasian
lain

Bahanbahan
bersifat
iritan

---

Lifting
beban--berat,
posisi
membungkuk saat
bekerja

Ggn
Sal.Fraktur,
Napas,
dislokasi
Fatigue,
sendi
myalgia,
LBP, HNP

Carpenting
(pekerjaan
kayu)

Pajanan
kimia
seperti
plitur

---

Posisi
ergonomis
bekerja

Gangguan
saluran
napas,
Fatigue,
myalgia

---

Hygiene --kurang
baik

Inhalasi
olahserbuk
kayu

Istirahat, makan

---

tidak--saat

---

Ggn
Sal.--Pencernaan

Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang di derita


Pekerjaan diatas dapat menimbulkan LBP ataupun HNP akibat dari bahaya
potensial ergonomik yang didapat oleh pekerja tersebut.

PEMERIKASAAN FISIK
Tanda vital
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

Luka
sayat,
robek,
terpotong,
tertusuk
paku

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tekanan darah
Nadi

130/80 mmHg
84x/mnt

Laju Pernapasan
Suhu Badan

12x/mnt
afebris

166 cm
54 kg

IMT
Bentuk Badan

19

Status Gizi
Tinggi Badan
Berat Badan

Tingkat Kesadaran dan Keadaan Umum


Kesadaran: compos mentis, tidak tampak kesakitan, tidak ada gangguan saat
berjalan
Pemeriksaan Umum
Kelenjar limfe leher, groin, axilla, dan inguinal
tidak teraba membesar
Mata
Pupil
Refleks cahaya
Sklera
Konjungtiva
Bola mata
Visus
Persepsi warna
Binocular vision

Kanan
3 mm
+
Tidak Ikterik
Tidak Pucat
Baik
6/6
Baik
Baik

Kiri
3 mm
+
Tidak ikterik
Tidak Pucat
Baik
6/6
Baik
Baik

Kanan
Baik
Lapang, tidak ada serumen
Intak, refleks cahaya (+)
Baik
Baik
n/a
n/a
n/a

Kiri
Baik
Lapang, tidak ada serumen
Intak, refleks cahaya (+)
Baik
Baik
n/a
n/a
n/a

Telinga
Daun Telinga
Liang Telinga
Membran Telinga
Mastoid
Tes berbisik
Tes Rinne
Weber
Swabach
Hidung
Septum nasi
Mukosa
Penciuman
Gigi dan gusi
Tenggorokan
Faring
Nasofaring

baik
baik
baik
baik
baik
baik

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Laring
Tonsil
Leher
Kelenjar tiroid
JVP
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

baik
T1-T1
tidak membesar
5-2 cm H2O
Simetris statis dinamis
Fremitus kiri = kanan
Sonor
Paru vesikular kanan dan kiri, tidak ada bunyi tambahan
Jantung S1 S2 murni tidak ada gallop dan murmur

Abdomen
Inspeksi
Palpasi

membuncit
lemas, nyeri tekan tidak ada, hepar lien tidak teraba, pada

ballotement tidak teraba ginjal


Timpani, tidak ada shifting dullness
Bising usus positif normal
Hernia dan tumor tidak teraba
Alat Kelamin dan Tidak diperiksa
Perkusi
Auskultasi

anus
Kulit
Ekstremitas
Tangan

Tidak pucat, tidak ditemukan massa

Otot
Kekuatan
Tulang
Sensoris
Kaki
Otot
Kekuatan
Tulang
Sensoris

Kanan
baik
5555
Baik
Baik
Kanan
baik
5555
Baik
Baik

Kiri
Baik
5555
Baik
Baik
Kiri
Baik
5555
Baik
Baik

Pemeriksaan Fisik Khusus

Posisi terlentang :

Laseque
: +/+
Laseque silang
: +/+
Patrick/kontra Patrick : -/-

Posisi tertelungkup: Nyeri tekan otot paravertebra VL4-VS1


Gibbus
Spasme otot
Nyeri ketok
Posisi tegak

Deformitas
Pelvis
Atropi gluteal, paha, betis
Spasme otot

:+
::+
:+

:: dbn
::+

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gerakan aktif otot punggung : terbatas karena nyeri


Jongkok berdiri
: tidak dapat dilakukan karena nyeri
Berjalan jinjit/tumit
Tes Romberg
Finger to Nose,

past

pointing
Test tinnel
Test Phalen

: tidak dapat dilakukan karena nyeri

Negatif
Dapat dilakukan
Negatif/negatif
Negatif/negatif

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
Hb = 10,8

Mo = 0,9

AST = 22

HDL Chol = 39

AE = 3,72

Li = 2,2

ALT = 21

LDL Chol = 85,8

AL = 11,1

Gr = 8,1

URE = 0,0

Chol = 142

AT = 331

CRE = 1,56

URIC = 1,68

GD2PP= 48
GDP = 85

CT Scan Lumbal

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

RESUME
Pasien Tn. TS, 39 th, datang dengan keluhan

nyeri pinggan, keluhan serupa sering terjadi

namun hanya diabaikan makin lama makin berat hingga tidak kuat berdiri. Pasien
bekerja sebagai buruh bangunan sudah 16 tahun. Terdapat riwayat pekerjaan sering
mengangkat beban berat.
DIAGNOSA KERJA
Hernia Nukleus Pulposus
ICD X : M 51.9
DIAGNOSA OKUPASI
HNP e.c. pajanan ergonomi pada pekerjaan
Dasar diagnosa:
Berdasarkan pedoman diagnosis dan penilaian cacat karena kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
Gejala : nyeri radikuler, menjalar, memberat saat batuk, mengejan, dan membawa beban
Pemeriksaan Fisik

: Laseque sign positif

Pemeriksaan Penunjang

: hasil CT Scan menunjukkan multiple herniasi

Penurunan Daya Kerja

: lebih dari 40%

KATEGORI KESEHATAN
Terdapat kecacatan yang masih dapat diperbaiki
PROGNOSIS
Ad vitam

: bonam

Ad sanationam
Ad fungsionam

: dubia
: dubia

PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN


No

Jenis permasalahan
Medis & non medis (okupasi, dll)

Rencana Tindakan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

HNP e.c pajanan ergonomi


pada pekerjaan

Memberikan informasi dan edukasi mengenai penyakit


pasien, penyebab, bahaya, dan tatalaksananya

Memberikan penatalaksanaan medikamentosa yang sesuai

Melakukan evaluasi dan penanggulangan terhadap masalah


ergonomi yang ditemukan

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
----- HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus
melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan
medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga
menimbulkan gangguan.

B. ANATOMI
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar dapat ditentukan elemen yang
terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah.
Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur fleksibel
yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae.
Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut :
- Cervicales (7)
- Thoracicae (12)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

- Lumbales (5)
- Sacroles (5, menyatu membentuk sacrum)
- Coccygeae (4, 3 yang bawah biasanya menyatu)

Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi
atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis
(sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan
posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis
vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot
penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae antara satu
dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

10

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang
dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum
longitudinalis posterior.
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis.
Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi
gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar
kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

11

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage


Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari nukleus
pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat mengjungkit
kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan ekstensi columna
vertebralis.

Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya adalah


bangunan yang tidak peka nyeri.
Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot
(aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas
daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan refleks otototot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring.
Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan diganti
oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan
sukar dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1 sangat
lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

12

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

C. PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP :
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan nukleus
pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang berada di
canalis vertebralis menekan radiks.
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang
oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini akan direspon
dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan menimbulkan persepsi
nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah
pergerakan sehingga proses penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi
adalah spasme otot, yang selanjutnya dapat menimbulkan iskemia.
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi
primer pada sistem saraf.
Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan.
Pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi.
Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan bertambah dengan peregangan
serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan mengenai
serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana terjadi
akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan timbulnya
mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal ini
merupakan dasar pemeriksaan Laseque.
D. ETIOLOGI
Hernia nukleus pulposus dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
Degenerasi diskus intervertebralis
Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi
Trauma berat atau terjatuh
Mengangkat atau menarik benda berat
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

13

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

E. FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
1
2
3

Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi


Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
Riawayat cedera punggung atau HNP sebelumnya

Faktor risiko yang dapat dirubah :


1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik
barang-barang berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada
punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti
supir.
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan
yang berat dalam jangka waktu yang lama.
3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan
diskus untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.
4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat
menyebabkan strain pada punggung bawah.
5. Batuk lama dan berulang
F. GEJALA KLINIS
Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP
dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah, yang
pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica, dan
gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena. Berikutnya
ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma kauda equina.
Gejala klinis yang paling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler sepanjang
perjalanan nervus iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan
berdenyut menjalar sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang besar (A beta)
terkena akan timbul gejala kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah :
Nyeri punggung bawah.
Nyeri daerah bokong.
Rasa kaku atau tertarik pada punggung bawah.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

14

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang
dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung
bagian saraf mana yang terjepit.
Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama
banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.
Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat, batuk,
bersin akibat bertambahnya tekanan intratekal.
Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan
bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan
hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan achilles (APR).
Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan
fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan
tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.
Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk pada sisi
yang sehat.
G. DIAGNOSIS
-----

Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum,

pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang.


1

Anamnesis
- Mula timbul nyeri: apakah didahului trauma atau aktivitas fisik, ataukah
-

spontan.
Sifat nyeri: nyeri tajam, menusuk dan berdenyut sering bersumber dari

sendi, tulang dan ligamen; sedangkan pegal, biasanya berasal dari otot.
Lokasi nyeri: nyeri yang disertai penjalaran ke arah tungkai menunjukkan

keterlibatan radiks saraf.Hal-hal yang meringankan atau memprovokasi nyeri: bila berkurang
setelah melakukan tirah baring mungkin HNP tetapi bila bertambah,
mungkin disebabkan tumor; bila berkurang setelah berjalan jalan mungkin
tumor dalam kanalis vertebralis; nyeri dan kaku waktu bangun pagi dan
berkurang setelah melakukan gerakan tubuh mungkin disebabkan
spondilitis ankilopoetika; batuk, bersin dan mengejan akan memprovokasi
nyeri pada HNP.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

15

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Klaudikasio intermitens dibedakan atas jenis vaskuler dan neurogenik,


jenis neurogenik memperlihatkan pulsasi pembuluh darah perifer yang

normal dan nyeri berkembang menjadi parestesia dan kelumpuhan.


Adanya demam selama beberapa waktu terakhir menyokong adanya

infeksi, misalnya spondilitis.


Nyeri bersifat stasioner mungkin karena gangguan mekanik kronik; bila
progresif mungkin tumor.

Adakah gangguan fungsi miksi dan defekasi, fungsi genitalia, siklus haid,
penggunaan AKDR (IUD), fluor albus, atau jumlah anak.

Nyeri berpindah-pindah dan tidak wajar mungkin nyeri psikogenik.

Riwayat keluarga dapat dijumpai pada artritis rematoid dan osteoartritis.

Pemeriksaan Fisik umum


Posisi berdiri:
-

Perhatikan cara penderita berdiri dan sikap berdirinya.

Perhatikan bagian belakang tubuh: adakah deformitas, gibus, skoliosis,


lordosis lumbal (normal, mendatar, atau hiperlordosis), pelvis yang miring
tulang panggul kanan dan kiri tidak sama tinggi, atrofi otot.

Derajat gerakan (range of motion) dan spasmus otot.

Hipersensitif denervasi (piloereksi terhadap hawa dingin).

Palpasi untuk mencari trigger zone, nodus miofasial, nyeri pada sendi
sakroiliaka, dan lain-lain.

Perhatikan cara penderita berjalan/gaya jalannya.

Posisi duduk:

Perhatikan cara penderita duduk dan sikap duduknya.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

16

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perhatikan bagian belakang tubuhnya.

Posisi berbaring :

Perhatikan cara penderita berbaring dan sikap berbaringnya.

Pengukuran panjang ekstremitas inferior.

Pemeriksaan abdomen, rektal, atau urogenital.

Pemeriksaan neurologik,
a Pemeriksaan sensorik
b Pemeriksaan motorik, apakah ada kelemahan, atrofi atau fasikulasi otot
c Pemeriksaan tendon
d Pemeriksaan yang sering dilakukan
- Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard, tes
Sicard)
- Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava)
- Tes Patrick dan Tes Contra Patrick
- Tes Distraksi dan Tes Kompresi
Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari: Elektromiografi (EMG)
Bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan sejauh mana
b

gangguannya, masih dalam tahap iritasi atau tahap kompresi


Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP)
Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati

c. Myelogram
Berguna untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari hernia. Bila operasi
dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat
protrusi diskus. Juga digunakan untuk membedakan kompresi radiks dari
neuropati perifer.
d. MRI tulang belakang
Bermanfaat untuk diagnosis kompresi medulla spinalis atau kauda
equina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal
mengevaluasi gangguan radiks saraf. MRI merupakan standar baku
emas untuk HNP.
e. Pemeriksaan Radiologi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

17

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal
atau memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela
invertebrata dan pembentukan osteofit.
f. Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP
g. pemeriksaan Laboratorium klinik
h. Pemeriksaan lain,misalnya; biopsi, termografi, zygapophyseal joint block
(melakukan blok langsung pada sendi yang nyeri).
H. TERAPI
Pada prinsipnya penanganan LBP dapat mencakup :
1. Medikamentosa
Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan untuk jangka waktu
pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat.
Tidak dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek depresan. Pada
tahap awal, apabila didapati pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi
akibat rasa nyeri, pemberian anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan simptomatis
lainnya, kadang-kadang memerlukan campuran antara obat analgesik, antiinflamasi,
OAINS, dan penenang.
2. Rehabilitasi Medik
a. High frequency current ( HFC CFM)
Arus kontinu elektromagnetik (CEM) berfrekuensi 27MHz dan panjang
gelombang 11,06 m, dapat memberikan efek lokal antara lain :
-

Mempercepat resolusi inflamasi kronik


Mengurangi nyeri
Mengurangi spasme
Meningkatkan ekstensibilitas jaringan fibrous

b. Traksi Mekanik
Traksi merupakan proses mekanik menarik tulang sehingga sendi saling menjauh.
Efek mekanis traksi pada tulang belakang adalah :
-

Mengulur otot-otot paravertebralis, ligamen dan kapsul sendi


Peregangan terhadap diskus intervertebralis
Peregangan dan penambahan gerakan sendi apofisial pada prosesus

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

18

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

artikularis.
Mengurangi nyeri sehingga efek relaksasi akan lebih mudah diperoleh

c. Bugnet Exercises
Bugnet exercises (terapi tahanan sikap) adalah metode pengobatan
berdasarkan kesanggupan dan kecenderungan manusia untuk mempertahankan sikap
badan melawan kekuatan dari luar. Kemampuan mempertahankan sikap tubuh
melibatkan aktivitas sensomotorik dan mekanisme refleks sikap. Aktivitas motorik
terapi ini bersifat umum yang diikuti oleh fungsi sensorik untuk bereaksi
mempertahankan sikap tubuh. Tujuan terapi ini:
-

Memelihara dan meningkatkan kualitas postur tubuh dan gerakan tubuh


Mengoreksi sikap tubuh yang mengalami kelainan
Memelihara dan meningkatkan kekuatan dan kemampuan fisik dan psikis

sehingga tidak mudah lelah melalui perbaikan sirkulasi darah dan pernafasan.
Mengurangi nyeri

Double knee-to-chest stretch Pelvic tilt exercise

Pelvic tilt exercise

Curl-up exercise

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

19

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lower trunk rotation stretch Curl-up exercise

Alternate arm-leg extension exercise

Alternate leg extension

Trunk flexion stretch Alternate arm-leg extension exercise

Prone Lumbar Extension Alternate leg extension

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

20

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hamstring stretch while standing

3. Pembedahan ; merupakan tindakan yang paling jarang di lakukan. Pada


umumnya dilakukan bila nyeri karena tonjolan discus ( hernia nucleus
pulposus HNP). Bila nyeri tidak teratasi dan kelemahan tungkai beranjak
memburuk, karena tekanan pada saraf.
I. PROGNOSIS

Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi

konservatif.
Sebagian kecil dapat berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.
Pada pasin yang dioperasi: 90 % membaik terutama nyeri tungkai,
kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

21

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SIMPULAN
1. Diagnosis HNP yang ditegakkan berhubungan dengan pekerjaan pasien.
2. Terdapat beberapa potensi bahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja pada
alur kerja pasien yang bisa diminimalisir
SARAN
1. Edukasi untuk mengikuti terapi sesuai dengan yang telah diberikan
2. Jangan segan segan untuk segera konsultasi ke dokter apabila didapatkan
keluhan serupa yang berulang
3. Memperbaiki sikap saat bekerja, terutama saat mengangkat barang yang berat
dan mendorong gerobak untuk mengurangi pajanan ergonomi
4. Menerapkan pola hidup yang baik, serta beristirahat yang cukup untuk
menjaga ketahanan tubuh.

Daftar Pustaka

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

22

KECACATAN DAN PENYAKIT NEUROLOGIS


AKIBAT KERJA
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1.

Cush J. John. Myalgia/arthralgia. in: Rheumatology: Diagnosis and Therapeutics 2nd edition.
Philadelpia, PA, US; Lippincott Williams & Wilkins,2005.

2.

Barbe F. Mary; Barr E. Ann, Inflammation and the pathophysiology of work-related


musculoskeletal disorders in: Brain, Behaviour, Immunity, page 423, vol. 20, Issue 5.

3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Philadelpia, PA, US; Elsevier 2006.


Tagor H. Diagnosis dan Penilaian Cacat Kerja Bidang Neurologi, Bagian Neurologi RSCM,
Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Edisi
ke-2. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional. Jakarta 2008
Anonim. Hernia Nukleus Pulposus (HNP).In:
http://kliniksehat.wordpress.com/2008/10/02/hernia-nukleus-pulposus-hnp/
Mansjoer, Arif, et all., 2007. In:
http : //www. inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file =article&sid=130
Nuarta B., 2004. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III, Jilid kedua,
cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius.
Partono M. Mengenal Nyeri pinggang. In:
http://mukipartono.com/mengenalnyeripinggang-hnp/
Purwanto ET.Hernia Nukleus Pulposus Lumbalis. Jakarta: Perdossi
Putrialthafunnisa, 2010. Rehabilitasi Medik Pada Penderita Hernia Nukleus Pulposus. In:
http://putrialthafunnisa.wordpress.com/2010/07/04/rehabilitasi-medik-pada-penderita-hernianukleus-pulposus/

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA 2015 - 2016

23

You might also like