You are on page 1of 23

DIABETES MELITUS

Anita Apriliawati,Ns., Sp. Kep.An

Penyakit Diabetes Mellitus yang


kita kenal sebagai penyakit
kencing manis adalah kumpulan
gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh
karena adanya peningkatan
kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan insulin baik
absolute maupun relative.

Diabetes Mellitus

Diabetes

Melitus adalah
suatu kelompok penyakit
metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya
(Purnamasari, 2009).

Common symptoms of diabetes:

Urinating often

Feeling very thirsty

Feeling very hungry - even though you are


eating

Extreme fatigue

Blurry vision

Cuts/bruises that are slow to heal

Weight loss - even though you are eating more


(type 1)

Tingling, pain, or numbness in the hands/feet


(type 2)

Gejala Akut
Pada permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba banyak (Poli), yaitu:

Banyak makan (poliphagia).

Banyak minum (polidipsia).

Banyak kencing (poliuria).

Bila keadaan tersebut tidak segera diobati, akan timbul gejala:

Banyak minum.

Banyak kencing.

Nafsu makan mulai berkurang/ berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg
dalam waktu 2-4 minggu).

Mudah lelah.

Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan jatuh
koma yang disebut dengan koma diabetik.

Gejala Kronik

Kesemutan.

Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum.

Rasa tebal di kulit.

Kram.

Capai.

Mudah mengantuk.

Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata

Gigi mudah goyah dan mudah lepas kemampuan seksual menurun, bahkan impotensi.

ara ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.

Diagnosing Diabetes and Learning About Prediabetes

A1C

The A1C test measures your average blood glucose for the past 2 to 3 months.
The advantages of being diagnosed this way are that you don't have to fast or
drink anything.

Diabetes is diagnosed at an A1C of greater than or equal to 6.5%

A1C Normal less than 5.7% Prediabetes 5.7% to 6.4% Diabetes 6.5% or higher

Fasting Plasma Glucose (FPG)

This test checks your fasting blood glucose levels. Fasting means after not having
anything to eat or drink (except water) for at least 8 hours before the test. This
test is usually done first thing in the morning, before breakfast.

Diabetes is diagnosed at fasting blood glucose of greater than or equal to 126


mg/dl

Result

Fasting Plasma Glucose (FPG)

Normal

less than 100 mg/dl

Prediabetes

100 mg/dl to 125 mg/dl

Diabetes

126 mg/dl or higher

Oral Glucose Tolerance Test (also called the OGTT)

The OGTT is a two-hour test that checks your blood glucose levels before and
2 hours after you drink a special sweet drink

Diabetes is diagnosed at 2 hour blood glucose of greater than or equal to 200


mg/dl

Result

Oral Glucose Tolerance Test (OGTT)

Normal

less than 140 mg/dl

Prediabetes

140 mg/dl to 199 mg/dl

Diabetes

200 mg/dl or higher

Random (also called Casual) Plasma Glucose Test

This test is a blood check at any time of the day when you have severe
diabetes symptoms.

Diabetes is diagnosed at blood glucose of greater than or equal to 200 mg/dl

What is Prediabetes?

Before people develop type 2 diabetes, they almost always have "prediabetes"
blood glucose levels that are higher than normal but not yet high enough to
be diagnosed as diabetes.

Doctors sometimes refer to prediabetes as impaired glucose tolerance (IGT)


or impaired fasting glucose (IFG), depending on what test was used when it
was detected. This condition puts you at a higher risk for developing type 2
diabetes and cardiovascular disease.

Type 1

Type 1 diabetes is usually diagnosed in children and young


adults, and was previously known as juvenile diabetes. Only 5%
of people with diabetes have this form of the disease.

In type 1 diabetes, the body does not produce insulin. Insulin is a


hormone that is needed to convert sugar, starches and other
food into energy needed for daily life. With the help of insulin
therapy and other treatments, even young children can learn to
manage their condition and live long, healthy lives.

Diabetes tipe ini disebabkan karena destruksi sel beta pankreas


yang bertugas menghasilkan insulin. Tipe ini menjurus ke
defisiensi insulin absolut. Proses destruksi ini dapat terjadi
karena proses imunologik maupun idiopatik.

Type 2

Diabetes is a problem with the body that causes blood


glucose (sugar) levels to rise higher than normal. This is
also called hyperglycemia. Type 2 diabetes is the most
common form of diabetes.
In type 2 diabetes does not use insulin properly. This is
called insulin resistance. At first, the pancreas makes
extra insulin to make up for it. But, over time it isn't
able to keep up and can't make enough insulin to keep
blood glucose at normal levels.

Tipe ini bervariasi mulai dari yang predominan


resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif
sampai yang predominan gangguan sekresi insulin
bersama resistensi insulin.

Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan

Rusaknya sel-sel pankreas karena pengaruh dari luar


(virus, zat kimia tertentu, dll).

Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar


pankreas.

Desensitasi/kerusakan reseptor insulin (down regulation)


di jaringan perifer (Manaf, 2009).

Akibat Lanjut Rendahnya Insulin

Penurunan penyerapan glukosa oleh sel-sel, disertai


peningkatan pengeluaran glukosa oleh hati melalui
proses glukoneogenesis dan glikogenolisis. Karena
sebagian besar sel tubuh tidak dapat menggunakan
glukosa tanpa bantuan insulin, timbul keadaan
ironis, yakni terjadi kelebihan glukosa ekstrasel
sementara terjadi defisiensi glukosa intrasel kelaparan di lumbung padi.

Kadar glukosa yang meninggi ke tingkat dimana


jumlah glukosa yang difiltrasi melebihi kapasitas
sel-sel tubulus melakukan reabsorpsi akan
menyebabkan glukosa muncul pada urin, keadaan
ini dinamakan glukosuria.

Akibat Lanjut Rendahnya Insulin

Glukosa pada urin menimbulkan efek osmotik yang menarik H2O bersamanya.
Keadaan ini menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuria (sering
berkemih).

Cairan yang keluar dari tubuh secara berlebihan akan menyebabkan dehidrasi,
yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena
volume darah turun mencolok. Kegagalan sirkulasi, apabila tidak diperbaiki
dapat menyebabkan kematian karena penurunan aliran darah ke otak atau
menimbulkan gagal ginjal sekunder akibat tekanan filtrasi yang tidak adekuat.

Akibat Lanjut Rendahnya Insulin

Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat
perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstrasel yang hipertonik.
Akibatnya timbul polidipsia (rasa haus berlebihan) sebagai mekanisme
kompensasi untuk mengatasi dehidrasi.

Defisiensi glukosa intrasel menyebabkan sel kelaparan akibatnya nafsu


makan (appetite) meningkat sehingga timbul polifagia (pemasukan makanan
yang berlebihan).

Akibat Lanjut Rendahnya Insulin

Efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak menyebabkan penurunan


sintesis trigliserida dan peningkatan lipolisis. Hal ini akan menyebabkan
mobilisasi besar-besaran asam lemak dari simpanan trigliserida. Peningkatan
asam lemak dalam darah sebagian besar digunakan oleh sel sebagai sumber
energi alternatif karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.

Efek insulin pada metabolisme protein menyebabkan pergeseran netto kearah


katabolisme protein. Penguraian protein-protein otot menyebabkan otot
rangka lisut dan melemah sehingga terjadi penurunan berat badan (Sherwood,
2001).

Terapi insulin

Wassalamu alaikum..

See you at 6th semester in


endocrine system

You might also like