Professional Documents
Culture Documents
MODUL
: 08 Oktober 2015
Tanggal Laporan
: 15 Oktober 2015
Oleh
Kelompok
Nama
Kelas
: II
: 1. Annisa Novita Nurisma
2. Caesaria Rizky Kinanti
: 3A Teknik Kimia Produksi Bersih
131424005
131424007
I.
Tujuan Praktikum
Menghitung koefisien
keseluruhan
perpindahan
panas
untuk
tangki
berpengaduk.
Menghitung koefisien film perpindahan panas untuk tangki berpengaduk.
Memahami proses perpindahan panas di dalam tangki berjaket berpengaduk,
cepat.
Flat blade turbine yang menghjasilkan aliran turbulen pada arah radial, tetapi
U
A
Perpindahan panas dalam tangki berpengaduk berjaket sangat berbeda dengan proses
perpindahan yang biasa anda jumpai. Hal ini disebabkan karena proses yang terjadi adalah proses
tak tetap (unsteady state). Jadi koefisien perpindahan panas (U) tidak dapat digunakan dalam
persamaan Fourier. Q = U.A.t. Persamaan Fourier hanya dapat digunakan bila tangki
beroperasi kontinu (steady state).
Persamaan yang harus digunakan adalah persamaan untuk tangki berjaket berpengaduk
dengan pemanas dengan pemanas non-isothermal (air).
dQ
dt
Mc
Wc T1 T2 UAdt
dt
d
Mc
Ln
dt
Wc T1 T2
d
.....................................................................................................1
T1 t 1 Wc K 1 1
T2 t 2 Mc K 2
K1 e
rA
............................................................................................2
Wc
.......................................................................................................................3
Dari persamaan 1 kita dapatkan harga W (laju alir fluida panas) yang kemudian
L2 N
h 1 D1
a
K
Dimana :
h
Di
: Diameter pengaduk
0,14
: Viskositas cairan
: Viskositas permukaan
: Konduktivitas thermal
Hukum Fourier
Hubungan dasar yang menguasai aliran kalor melalui konduksi ialah berupa
kesebandingan yang ada antara laju alir kalor melintas permukaan isotermal dan gradien suhu
yang terdapat pada permukaan itu. Hubungan umum ini berlaku pada setiap lokasi di dalam
suatu benda, pada setiap waktu disebut Hukum Fourier yang ditulis sebagai :
dq
T
k
dA
n
Dimana :
A
: Laju alir kalor melintasi permukaan itu pada arah normal terhadap permukaan.
: Suhu
pada setiap titik pada dinding itu konstan. Sehingga persamaannya dapat ditulis :
q
dT
k
A
dn
Konduktivitas Termal
Hukum Fourier menyatakan bahwa k tidak tergantung pada gradien suhu tetapi tidak
selalu demikian halnya terhadap suhu itu sendiri. Di lain pihak, k merupakan fungsi suhu.
Walaupun bukan fungsi kuat. Untuk jangkauan yang tidak konstan, k dapat dianggap konstan.
Tetapi untuk jangkauan suhu yang lebih besar, konduktivitas termal dapat didekati dengan
persamaan dalam bentuk :
K = a + bT
Dimana : a dan b = konstanta empirik
dT
atau
q
dx
kA
Oleh karena hanyalah x dan T yang merupakan variabel dalam persamaan, integral langsung
akan menghasilkan :
T T2
q
T
k 1
k
A
X 2 X1
B
Dimana :
X2 dan X1
= B = tebal lempengan
T1 T2
permukaan, T1 dan T2 atau dengan menghitung rata-rata aritmetik suhu dan menggunakan nilai k
pada suhu itu.
Sehingga dapat dituliskan dalam bentuk :
q
T
R
dx
x xx
x dx
tentulah :
kA(
T TT
dx)dt
x xx
Kelebihan masukan kalor terhadap kalor yang keluar, yang merupakan penumpukan pada lapisan
dx adalah :
kA
T
T TT
2T
dt kA(
dx)dt kA 2 dxdt
x
x xx
x
Proses perpindahan panas dalam tangki berpengaduk dapat digolongkan sebagai proses
non isothermal, unsteady state karena aliran panas dan suhu berubah terhadap waktu.
Penurunan dan penggunaan persamaan neraca energi dan persamaan yang menghubungkan
bilangan tak berdimensi mengikuti asumsi-asumsi berikut :
1. U bernilai bernilai konstan untuk proses dan pada seluruh permukaan perpindahan
panas, sehingga U proses adalah constan.
2. Laju alir fluida panas adalah konstan.
3. Panas spesifik fluida panas dan fluida dingin konstan selama proses.
4. Suhu fluida pemanas yang masuk dalam jacket konstan
5. Pengadukan menghasilkan suhu cairan yang merata.
6. Tidak terjadi perubahan fasa parsial.
7. Panas yang hilang dapat diabaikan
Uraian Proses Stirred Tank Reactor :
Keran udara tekan dibuka untuk menghidupkan kontrol panel dan menggerakkan katup
pneumatik. Kemudian keran air dibuka dan air dipompakan ke dalam jaket. Air akan memenuhi
jaket dan keluar pada bagian outlet menuju ke Y Joint, disini air akan dipanaskan dengan
bantuan steam yang diinjeksikan oleh katup pneumatik (sebelumnya valve steam dibuka terlebih
dahulu). Air yang panas masuk ke separator dimana gas yang terbentuk akan mengalir ke atas
sedangkan cairannya akan kembali ke dalam jaket dan bersirkulasi. Air panas didalam jaket akan
memanaskan cairan didalam reaktor sampai suhu mencapai set point (70oC). Gas dari separator
akan terjebak didalam steam trap sehingga terkondensasi menjadi cairan dan di kembalikan ke
tangki penampung.
III.
IV.
expande
Uap bebas
air
Aliran air pendingin mas
Aliran steam
Aliran air
pendingin
keluar
Keran udara tekan dibuka untuk menghidupkan kontrol panel dan menggerakkan
katup pneumatik. Kemudian keran air dibuka dan air dipompakan ke dalam jaket. Air akan
memenuhi jaket dan keluar pada bagian outlet menuju ke Y Joint, disini air akan dipanaskan
dengan bantuan steam yang diinjeksikan oleh katup pneumatik (sebelumnya valve steam
dibuka terlebih dahulu). Air yang panas masuk ke separator dimana gas yang terbentuk akan
mengalir ke atas sedangkan cairannya akan kembali ke dalam jaket dan bersirkulasi. Air
panas didalam jaket akan memanaskan cairan didalam reaktor sampai suhu mencapai set
point (70oC). Gas dari separator akan terjebak didalam steam trap sehingga terkondensasi
menjadi cairan dan di kembalikan ke tangki penampung.
V.
Langkah Kerja
Stirred tank reactor
Persiapan
Pengamatan
kan sampai harganya naik mecapai 90%, jika air dalam tangki
suhunya 50oC
tekanuntuk
tombol
kuning sampai
60%
Atur kecepatan
pengaduk
percobaan
berikutnya
VI.
Data Pengamatan
Run - 1 (90 rpm)
Waktu
(menit)
0
2
4
6
8
10
12
14
Reaktor (oC)
t1
t2
76
78
(kal/goC)
1,0
77
78
79
80
80
79
79
79
80
81
82
81
80
79
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Jaket (oC)
T1
T2
Pompa (bar)
Suction Discharge
2,8
1,9
131,2
118,6
3,5
3,5
3,6
3,9
3,5
3,5
3,5
2,4
2,5
2,7
2,8
2,6
2,6
2,6
136,4
136,4
139,9
142,4
136,4
136,4
136,4
126,1
127,6
130,2
131,2
128,7
128,7
128,7
Waktu
(menit)
(menit/oC)
U (kal/m2oC)
0
2
4
6
8
10
12
14
Rata-rata
0
1.213784
1.082907
1.057064
1.047786
1.013967
1.011406
1
1.049
0
14245.77
5856.577
4080.563
3432.306
1019.906
833.9306
0
8311.078
rad . kg
0
27.146868
25.977392
25.920347
26.094721
24.253701
24.216444
0
26.673
suhu (oC)
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
T
t2
10
12
14
16
18
20
22
waktu (menit)
Waktu
(menit)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
Reaktor (oC)
t1
t2
46
52
58
62
67
69
69
68
68
69
69
70
Waktu
56
60
63
68
72
73
71
71
70
70
70
70
C
(kal/goC)
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Pompa (bar)
Suction Discharge
1,6
1,9
2,0
2,3
2,6
2,7
3,0
1,3
1,1
1,1
1,1
1,1
0,9
1,0
1,2
1,5
1,6
1,8
2,6
1,1
1,0
1,0
1,0
0,9
T1
Jaket (oC)
T2
113,3
118,6
120,2
124,9
128,7
129,8
133,5
107,1
102,3
102,3
102,3
102,3
96,7
99,6
104,8
111,4
113,3
116,9
128,7
102,3
99,6
99,6
99,6
96,7
K
(menit/oC)
U (kal/m2oC)
rad . kg
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
Rata-rata
1,462963
1,476298
1,291072
1,194262
1.096155
1,012761
1,02813
1,010246
1,004596
1,004135
1,007824
0.9284
27659,41
28823,53
18750
13036,76
6735,294
933,8235
2036,765
742,6471
338,2353
338,2353
338,2353
7682.53
45,1265
45,68911
43,81868
40,24834
33,11312
19,09154
25,40488
19,0345
15,28657
15,88799
16,37581
24.2014
suhu (oC)
t2
4
2
0
0
waktu (menit)
VII.
Perhitungan
Diketahui :
L = 0,105 m
D = 1,14 m
10
12
14
1
1
A= d 2= x 3,14 x ( 1,14 )2=1,02 m2
4
4
liter
W = 75 menit
kg
menit
75
= 75000 g/menit
rad
min
N = 80
1. Untuk t = 4 menit
Mc = W . C (T1 T2)
=
75000
ln
ln
gr
kal
.1
. ( 120,2104,8 ) =
1155000 kal/menit
menit g
[ ]
T 1t 1 WC k 1 1
=
.
.
T 1t 2 MC
k1
6548
=
6550
gr
kal
.1
menit gr k 11
.
. 4 menit
kal
k1
1155000
menit
1.105
[ ]
k1 = 1,48
k 1=eu A / w .c
5
u .1,02/ 10 .1
1,48 = e
Ln 1,48 = 0,0000102 . U
U = 28823,53
1
3
1
3
0,14
[ ][ ][ ]
h1 D1
l2 N
=a
k1
Dimana :
Q
K
=1
w
Q
= U. A. dt
= 28823.53 x 1,02 x 4
= 117600
rad kg
( 0,105 m ) .80
.1
h1 .1,14
min m3
=
1,48
0,01 Cp
1
3
)(
.
117600 .0,01Cp
1,488
hi = 45.68911 rad.kg/m2
VIII. Pembahasan
1
3
) ( 1)
0,14
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perpindahan panas yang terjadi pada reactor
tangki berpengaduk, menghitung koefisien film perpindahan panas untuk tangki berpengaduk
dan memahami proses perpindahan panas pada tangki berpengaduk. Pengaduk (agitator) pada
alat ini berfungsi sebagai dispers suatu zat terlarut dalam suatu pelarut (mempercepat kontak
antara zat terlarut dengan pelarut agar cepat homogen) dan pengadukan suatu cairan homogen
untuk meningkatkan heat transfer ke cairan.
Pada praktikum ini, diamati pengaruh kecepatan pengadukan pada perpindahan panas
dalam tangki berpengaduk dan berjaket dengan sistem batch untuk masing kecepatan pengaduk
yaitu 80 dan 90 rpm. Cairan yang dipanaskan berupa air ledeng dalam tangki tersebut dengan
volume pada masing-masing RUN sebesar 75L (75 kg). Sebelum melakukan operasi sebaiknya
lakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap valve-valve yang terdapat pada alat, hal ini
bertujuan untuk
diinginkan dapat tercapai. Selain melakukan pengecekan terhadap valve, sebelum proses
dijalankan harus terlebih dahulu memastikan bahwa system pendingin dapat beroperasi dengan
baik, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya over heated pada alat dan mencegah kerusakan
pada alat. Pemanas yang digunakan pada alat ini adalah steam yang dicampur dengan air.
Sebagaiman yang dijelaskan pada diagram alir, aliran air yang masuk akan dibagi menjadi dua
aliran, aliran pertama akan digunakan sebagai pendingin yang berupa shower dan aliran kedua
akan digunakan sebagai campuran steam sebagai media pemanas yang akan dipompakan
sehingga masuk ke dalam jaket, proses pemanasan ini merupakan circulation process sehingga
pemanas yang keluar dari jaket akan disirkulasikan kembali untuk masuk ke dalam jaket. Pada
alat STR ini dilengkapi jacket yang berfungsi sebagai media pemanas yang dihasilkan dari steam
yang kemudian secara konduksi mentransfer panas ke dalam reaktor yang berisi umpan.
Untuk mengatahui seberapa besar panas yang dipindahkan dari air dalam jaket atau yang
diserap oleh cairan (air) dalam tangki maka digunakan parameter suhu. Suhu air dalam tangki
diukur, begitu juga suhu air pemanas masuk dan keluar jaket. Perbedaan suhu antara suhu air
dalam tangki dan air masuk jaket (T1-t) diplotkan terhadap waktu samapi waktu tertentu dan
beda suhunya mendekati nol atau sama dengan nol.
Dari hasil praktikum diketahui pengaruh kecepatan putaran pengaduk terhadap lamanya
perpindahan panas yang terjadi yaitu semakin cepat pengdukan yang dilakukan maka akan
semakin cepat pula perpindahan panas yang terjadi. Pada saat kecepatan putar pengadukan yang
digunakan adalah 80 rpm, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan dimana suhu
keluaran dan suhu masukkan memiliki nilai yang sama adalah sekitar 22 menit, sedangkan pada
saat kecepatan putar pengadukan yang digunakan 90 rpm hanya membutuhkan waktu 14 menit
untuk mencapai keadaan tidak terjadi perpindahan panas lagi. Hal ini disebabkan karena dengan
adanya pengadukan yang semakin cepat maka difusi perpindahan panas pun akan semakin cepat
merata dan sudah tentu lajunya pun akan semakin cepat.
Namun kecepatan pengdukan yang semakin besar juga menyebabkan agitator propeller
biasanya mendorong zat cair ke bawah sampai kedasar tangki, di mana arus itu lalu menyebar
secara radial ke segala arah menuju dinding, lalu mengalir lagi ke atas disepanjang dinding dan
kembali diisap oleh propeller dari atas. Membuat volume air yang berada di dalam tangki terlihat
seperti berkurang, padahal karena pengaruh dari kecepatan putaran motor pengaduk yang
menyebabkan air tersebut terhisap.
IX.
Kesimpulan
Proses perpidahan panas STR terjadi secara unsteady state (tidak mantap) dan non
isothermal.
Koefisien pindah panas, koefisien film perpindahan panas hasil praktikum adalah
sebagai berikut:
N (rpm)
80
90
K
(menit/oC)
U (kal/m2oC)
0.9284
1.049
7682.53
8311.078
rad . kg
24.2014
26.673
Daftar Pustaka
Coulson, J M:Richardson J F.1980.Chemical Engineering Vol 1,2,6.Pergamon Press
1989.Perrys Chemical Engineering Handsbook 6th Editio McGrawHill
McCabe Smith & Harriot.1983.Unit Operation of Chem.Eng.McGrawHill
http://www.angelfire.com/ak5/process_control/stirred.html diakses tanggal 12 Oktober
2015
Lampiran
Tugas Menjawab Pertanyaan Dalam Praktikum :
1. Apa pengaruh dari kecepatan putaran motor pengaduk dengan jumlah air yang
berkurang di dalam reaktor tangki berpengaduk (strirrer tank reactor)?
Jawab :
Karena pengaruh dari kecepatan putaran (rpm) dengan kecepatan putaran yang semakin
besar maka agitator propeller biasanya mendorong zat cair ke bawah sampai kedasar tangki,
di mana arus itu lalu menyebar secara radial ke segala arah menuju dinding, lalu mengalir
lagi ke atas disepanjang dinding dan kembali diisap oleh propeller dari atas. Membuat
volume air yang berada di dalam tangki terlihat seperti berkurang, padahal karena pengaruh
dari kecepatan putaran motor pengaduk yang menyebabkan air tersebut terhisap.
2. Pada praktikum tangki berpengaduk katup apa saja yang harus dalam keadaan
tertutup maupun terbuka dalam keadaan vakum dan atmospherik?
Jawab :
Berdasarkan skema gambar dari tangki berpengaduk :
Kiri
2
2
B H
Kanan
1
1
B H
Vakum
a) Keadaan Vakum
Jika dilihat dari skema gambar, katup yang harus dalam keadaan terbuka adalah
katup 1H dan 2H karena terlihat arah aliran vakumnya. Sedangkan katup yang harus
dalam keadaan tertutup agar kondisi vakumnya berjalan dengan baik adalah katup
1B dan 2B.
b) Keadaan Atmospherik
Jika dilihat dari skema gambar, katup yang harus dalam keadaan terbuka adalah
katup 1B dan 2B. Sedangkan katup yang harus dalam keadaan tertutup adalah katup
1H dan 2H karena jika dua katup tersebut terbuka maka kondisi vakum juga akan
terlibat dalam proses.
3. Bagaimana cara untuk mengubah dari tekanan terukur menjadi tekanan absolut?
Jawab :
Rumus
Pabsolut = Patmosfer + Pterukur
Pabsolut
= Tekanan absolut (Total)
Patmosfer
= Tekanan Kota Bandung
Pterukur
= Tekanan yang terbaca pada alat ukur
Untuk pengukuran tekanan atmosfer yang mengacu pada Kota Bandung perlu dilakukan
konversi terlebih dahulu, pengkonversiannya adalah :
1 atm
= 76 cmHg
Tekanan atmosfer yang terdapat di Kota Bandung sebesar 69 cmHg.
1 atm
Patmosfer
= 69 cmHg 76 cmHg
Patmosfer
= 0.90789473684 atm
1,01325
1 atm
Patmosfer
= 0.9199243421 bar
0,9 bar
Merubah tekanan steam yang terukur ke dalam tekanan absolut :
No.
Psteam (bar)
80
0,9 + 2
2,9
90
1,5
1
0,9 + 1,5
0,9 + 1
2,4
1,9
1.
2.
Kecepatan
No.
Putaran
(rpm)
90
1.
80
9.
Pabsolut (bar)
Perhitunga
Hasil
n
Ppompa
Waktu
Pabsolut
(menit)
0
2
4
6
8
10
12
14
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
2,8
3,5
3,5
3,6
3,9
3,5
3,5
3,5
1,6
1,9
2,0
2,3
2,6
2,7
3,0
1,3
1,1
1,1
1,1
1,1
1,9
2,4
2,5
2,7
2,8
2,6
2,6
2,6
0,9
1,0
1,2
1,5
1,6
1,8
2,6
1,1
1,0
1,0
1,0
0,9
Perhitungan
S
D
0,9 + 2,8 0,9 + 1,9
0,9 + 3,5
0,9 + 2,4
0,9 + 3,5
0,9 + 2,5
0,9 + 3,6
0,9 + 2,7
0,9 + 3,9
0,9 + 2,8
0,9 + 3,5
0,9 + 2,6
0,9 + 3,5
0,9 + 2,6
0,9 + 3,5
0,9 + 2,6
0,9 + 1,6
0,9 + 0.9
0,9 + 1,9
0,9 + 1,0
0,9 + 2,0
0,9 + 1,2
0,9 + 2,3
0,9 + 1,5
0,9 + 2,6
0,9 + 1,6
0,9 + 2,7
0,9 + 1,8
0,9 + 3,0
0,9 + 2,6
0,9 + 1,3
0,9 + 1,1
0,9 + 1,1
0,9 + 1,0
0,9 + 1,1
0,9 + 1,0
0,9 + 1,1
0,9 + 1,0
0,9 + 1,1
0,9 + 0,9
Hasil
S