You are on page 1of 7

Nama : Elina Lestariyanti

NIM : 093811013
Mata Kuliah : Ekologi
Jurusan : Tadris Biologi 04
Dosen Pengampu : Lianah M, Pd.

SIKLUS AIR
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat
berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
hujan, salju, hujan batu, hujan es
dan salju (sleet), hujan gerimis
atau kabut. Pada perjalanan
menuju
bumi
beberapa
presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung
jatuh yang kemudian diintersepsi
oleh tanaman sebelum mencapai
tanah. Setelah mencapai tanah,
siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara
yang berbeda:

Evaporasi / transpirasi Air yang ada di laut, di


daratan, di sungai, di
tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan
menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang
selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungaisungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh
air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian
air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.

JUMLAH AIR DI BUMI


Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3. Dari jumlah tersebut sekitar
97,2% merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa es dan salju, sedang sisanya yang 0,65%
merupakan air yang terdapat di danau, sungai, atmosfer dan air tanah. Air adalah satu-satunya
molekul yang paling banyak terdapat dalam makhluk hidup. Sekitar 60% dari berat tubuh
manusia dewasa dan sebanyak 95 % dari berat bentuk-bentuk halus seperti ubur-ubur dan embrio
adalah air. Sebenarnya seluruh biokimia itu adalah kimia berair artinya air mmberikan medium
tempat terjadinya sebagian besar interaksi biokimia. Air juga secara langsung turut dalam banyak
reaksi biokimia, termasuk yang terlibat dalam respirasi selular, pencernaan dan fotosintesis.
Faktanya adalah jumlah total air yang ada di Bumi saat ini relatif sama dengan saat Bumi ini
tercipta. Yang berubah ada bentuk dari air tersebut dalam siklus air yang berlangsung terus
menerus.
Perkiraan Jumlah Air di Dunia
Air dalam Fase Siklus Hidrologi

Km3

Persen

Air di daratan

37800

2,8

Danau air tawar

125

0,009

Danau air asin dan laut daratan

104

0,008

Sungai

1,25

0,0001

67

0,005

Kelembaban
vadose

tanah

dan

air

Air tanah sampai kedalaman


8350
4000 m

0,61

Es dan glaciers

29200

2,14

Air di Atmosfir

13

0,001

Air di Lautan

1.320.000

97,3

Total Air di Dunia

1.360.000

100

Sumber : US Geological Survey, 1967

SIKLUS NITROGEN
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur nitrogen
menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Fiksasi nitrogen yang lain terjadi karena
proses geofisika, seperti terjadinya kilat. Kilat memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan, tanpanya tidak akan ada bentuk kehidupan di bumi. Walaupun demikian, sedikit
sekali makhluk hidup yang dapat menyerap senyawa nitrogen yang terbentuk dari alam tersebut.
Hampir seluruh makhluk hidup mendapatkan senyawa nitrogen dari makhluk hidup yang lain.
Oleh sebab itu, reaksi fiksasi nitrogen sering disebut proses topping-up atau fungsi penambahan
pada tersedianya cadangan senyawa nitrogen.
Gas nitrogen banyak terdapat di
atmosfer, yaitu 80% dari udara.
Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi
terutama oleh tumbuhan yang berbintil
akar (misalnya jenis polongan) dan
beberapa jenis ganggang. Nitrogen
bebas juga dapat bereaksi dengan
hidrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari
dalam tanah berupa amonia (NH3), ion
nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).
(Gambar Siklus Nitrogen/umenk.wordpress.com/)
Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan
lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat
nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang
bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian
jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu
Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar
tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan
amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan
berulang dalam ekosistem. Lihat Gambar.

SIKLUS FOSFOR

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan
hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis
dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil.
Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut.
Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus. Lihat Gambar

Gbr. Siklus Fosfor di Alam

SIKLUS SULFUR
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi
sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen
sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari
penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati
dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida
dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob
seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh
bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.

You might also like