You are on page 1of 15

BAB I

1.1 Latar Belakang


Hampir seluruh peta akuntansi Indonesia merupakan pengaruh dari
Barat.Akuntansi konvensional (Barat) di Indonesia bahkan telah diadaptasi tanpa
perubahan berarti.Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan, standar, dan praktik
akuntansi di lingkungan bisnis.Kurikulum, materi dan teori yang diajarkan di
Indonesia adalah akuntansi pro Barat.Semua standar akuntansi berinduk pada
landasan teoritis dan teknologi akuntansi IASC (International Accounting Standards
Committee). Dunia bisnis juga tidak kalah, semua aktivitas dan sistem akuntansi juga
diarahkan untuk memakai acuan akuntansi Barat. Hasilnya akuntansi sekarang sulit
sekali

menyelesaikan

masalah

lokalitas.

Akuntansi

hanya

mengakomodasi

kepentingan market (pasar modal) dan tidak dapat menyelesaikan masalah


akuntansi untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang mendominasi
perekonomian Indonesia lebih dari 90%. Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan
lokalitas masyarakat Indonesia.
Padahal bila dilihat lebih jauh, akuntansi secara sosiologis saat ini telah
mengalami perubahan besar.Akuntansi tidak hanya dipandang sebagai bagian dari
pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan.Akuntansi telah dipahami sebagai
sesuatu

yang

tidak

bebas

nilai,

tetapi

dipengaruhi

nilai-nilai

yang

melingkupinya.Bahkan akuntansi tidak hanya dipengaruhi, tetapi juga mempengaruhi


lingkungannya.Ketika akuntansi tidak bebas nilai tetapi dengan syarat nilai, otomatis
akuntansi konvensional yang saat ini masih didominasi oleh sudut pandang Barat
maka karakteristik akuntansi pasti kapitalistik, sekuler, egois. Ketika akuntansi
memiliki kepentingan ekonomi-politik MNCs (Multi National Companys) untuk
program neoliberalisme ekonomi, maka akuntansi yang diajarkan dan dipraktikkan
tanpa proses penyaringan, jelas berorientasi pada kepentingan neoliberalisme
ekonomi pula.

BAB II
2.1 Pengertian Akuntansi Dalam Islam
Dalam istilah Islam yang menggunakan istilah arab, akuntansi disebut sebagai
Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki dua (2) pengertian pokok yaitu:
1. Muhasabah dengan arti Musa'alah (perhitungan), dan
2. Muhasabah dengan arti Munaqasyah (Perdebatan).
Proses Musa'alah dapat diselesaikan secara individu atau dengan perantara
orang lain, atau dapat pula dengan perantara Malaikat, atau oleh Allah sendiri
pada hari kiamat nanti. Muhasabah dengan arti pembukuan/ pencatatan keuangan
seperti yang diterapkan pada masa awal munculnya Agama Islam. Juga diartiakan
dengan penghitungan modal pokok serta keuntungan dan kerugian.
Muhasabah juga berarti pendataan, pembukuan, dan semakna dengan
Musa'alah, perdebatan, serta penentuan imbalan/ balasan seperti yang diterapkan
dalam lembaga-lembaga Negara, lembaga Baitul Maal, undang-undang wakaf,
Mudharabah, dan serikat-serikat kerja.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian Akuntansi dalam
Agama Islam adalah:
1. Pembukuan keuangan
2. Perhitungan,
3. Perdebatan, dan
4. Pengimbalan
Kedua makna ini saling terkait dan sulit memisahkannya, yaitu sulit membuat
perhitungan tanpa adanya data-data, dan juga data-data menjadi tak berarti tanpa
perhitungan dan perdebatan.

Akutansi Islam atau Akutansi Syariah pada hakekatnya adalah penggunaan


akutansi dalam menjalankan syariah Islam, misalnya mendefinisikan Akutansi
Islam sebagai berikut:
Postulat, standar, penjelasan dan prinsip akutansi yang menggambarkan
semua halsehingga Akutansi Islam secara teoritis memiliki konsep, prinsip, dan
tujuan Islam juga. Semua ini secara serentak berjalan bersama bidang ekonomi,
social, politik, idiologi, etika, kehidupan, keadilan dan hukum Islam. Akutansi
dan bidang lain itu adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain,.
Sesuai dengan penjelasan Akutansi dalam bahasa Arab disebut Muhasabah
terdapat 48 kali disebut dalam Alquran. Kata Muhasabah memiliki 8 pengertian:
1. Yahsaba yang berarti menghitung, to compute, atau mengukur atau to
mensure.
2. Juga berarti pencatatan dan perhitungan perbuatan seseorang secara terus
menerus,
3. Hasaba adalah selesaikan tanggung jawab,
4. Agar supaya bersifat netral,
5. Tahasaba berarti menjaga,
6. Mencoba mendapatkan,
7. Mengharapkan pahala diakhirat, dan
8. Menjadikan perhatian atau mempertanggungjawabkan.
2.2 Konsep Akuntansi pada Awal Munculnya Islam
Setelah munculnya islam di semenanjung arab dibawah kepemimpinan
Rasulullah saw, serta telah terbentuknya daulah islamiyah di madinah, mulailah
perhatian Rasulullah untuk membersihkan muamalah maaliah (keuangan) dari
unsur-unsur riba dan dari segala bentuk penipuan, pembodohan,perjudian,
pemerasan, monopoli, dan segala usaha pengambilan harta orang lain secara batil.
Bahkan Rasulullah lebih menekankan pada pencatatan keuangan. Rasulullah
mendidik secara khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan
mereka diberi sebutan khusus, yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan).
3

Diantara bukti seriusnya persoalan ini adalah dengan diturunkannya ayat


terpanjang didalam Al-Qur'an, yaitu surah al-Baqarah ayat 282. Ayat ini
menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (Kitabah), dasar-dasarnya dan manfaatmanfaatnya, seperti yang diterangkan oleh oleh kaidah-kaidah hukum yang harus
dipedomani dalam hal ini. Para sahabat Rasul dan pemimpin umat islam juga
menaruh perhatian yang tinggi terhadap pembukuan (akuntansi) ini, sebagai mana
yang terdapat dalam sejarah khulafaur-rasyidin. Adapun tujuan pembukuan bagi
mereka di waktu itu adalah untuk menetahui utang-utang dan piutag serta
keterangan perputaran uang, seperti pemasukan dan pegeluaran. Juga, difungsikan
untk merinci dan menghitung keuntungan dan kerugian, serta untuk menghitung
harta keseluruhan untuk menentukan kadar zakat yang harus dikeluarkan oleh
masing-masing individu.Diantara undang-undang akuntansi yang telah diterapkan
pada waktu itu ialah undang-undang akuntansi untuk perorangan, perserikatan,
akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijir), dan anggaran
negara.
Dengan melihat sejarah peradaban islam diatas, jelaslah bahwa ulama-ulama
fiqih telah mengkhususkan masalah keuangan ini kedalam pembahasan khusus
yang meliputi kaidah-kaidah, hukum-hukum, dan prosedur-prosedur yang harus
di ikuti.
Akuntansi Setelah Runtuhnya Khilafah Islamiyah
Runtuhnya Khilafah Islamiyah serta tidak adanya perhatian dari pemimpinpemimpin islam untuk mensosialisasikan hukum islam, serta dengan dujajahnya
kebanyakan nagara islam oleh negara-negara eropa, telah menimbulkan
perubahan yang sangat mendasardisemua segi kehidupan ummat islam, termasuk
di bidang muamalah keuangan.Pada fase ini perkembangan akuntansi didominasi
oleh pikiran pikiran barat. Para muslim pun mulai menggunakan sistem akuntansi
yang dikembangkan oleh barat. Untuk mengetahui bagai mana perkembangan
akuntansi pada fase ini, mungkin dapat membaca pada buku-buku teori akuntansi
Kebangkitan Baru dalam Akuntansi Islam
Kebangkitan islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara umum,
dan bidang-bidang finansial, serta lembaga-lembaga keuangan secara khusus.
sekelompok pakar akuntansi muslim telah mengadakan riset dan studi-studi
ilmiah tentang akuntansi menurut islam. Perhatian mereka lebih terkonsentrasi
4

pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, pembukuan, seminar atau konverensi,
pengajaran dilembaga-lembaga keilmuan dan perguruan tinggi, serta aspek
implementasi pragmatis. Berikut ini adalah sebagian dari usaha awal di masingmasing bidang:
1. Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang riset
Sudah terkumpul beberapa tesis magister serta disertasi doktor dalam konsep
akuntansi yang telah dimulai sejak tahun 1950 dan masih berlanjut sampai
sekarang. Diperkirakan tesis dan disertasi tentang akuntansi yang terdapat di AlAzhar saja sampai tahun 1993 tidak kurang dari 50 buah. Disamping itu telah juga
dilakukan riset-riset yang tersebar di majalah-majalah ilmiah.
2. Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang pembukuan.
Para inisiator akuntansi islam kontemporer sangat memperhatikan usaha
pembukuan konsep ini. Hal ini dilakukan supaya orang-orang yang tertarik pada
akuntansi dapat mengetahui kandungan konsep islam dan pokok-pokok pikiran
ilmiah yang sangat berharga, sehingga kita tidak lagi memerlukan ide-ide dari
luaratau mengikuti konsep mereka (barat).
3. Kebangkitan akuntansi islam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi
Konsep akuntansi islam mulai masuk kesekolah-sekolah dan perguruan tinggi
sejak tahun 1976, yaitu fakultas perdagangan Universitas Al Azhar untuk program
pasca sarjana, dalam mata kuliah Akuntansi perpajakan dan Evaluasi Akuntansi.
Situasi ini terus berlanjut, hingga tahun 1978 dibuka beberapa jurusan dalam
cabang-cabang ilmu akuntansi islam di berbagai perguruan tinggi di timur tengah.
Dan hal ini berlanjut sampai sekarang diberbagai belahan dunia, termasuk
indonesia.
4. Kebangkitan akuntansi islam dalam aspek implementasi
Implementasi akuntansi islam mulai dilakukan sejak mulai berdirinya
lembaga-lembaga keuangan yang berbasiskan syariah. Hal ini menyebabkan mau
tidak mau lembaga keuangan syariah tersebut harus menggunakan sistem
akuntansi yang juga sesuai syariah. Puncaknya saat organisasi akuntansi islam
dunia yang bernama Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
just Iflution (AAOIFI) menerbitkan sebuah standard akuntansi untuk lembaga
5

keuangan syariah yang disebut, Accounting, Auditing, and Governance Standard


for Islamic Institution.Mungkin secara teori akuntansi islam yang sekarang ini
berkembang masih belum matang.
2.3 Akuntansi Dalam Islam Terdapat Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282
Akuntansi dalam Islam dapat kita lihat dari berbagai bukti sejarah maupun
dari Al-Quran. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282 yang berbunyi:








Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya)
atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu

berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika
kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu;
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
2.4 Tujuan Akuntansi Dalam Islam
Sebagaimana diketahui dalam kerangka konseptual akuntansi (conceptual
framework), sebagaimana yang dikemukakan Adnan (2005), bahwa syariah
adalah mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik,
sosial dan filsafat moral. Dengan kata lain, syariah juga berhubungan dengan
aspek-aspek pendukung tujuan berekonomi, termasuk akuntansi dalam hal ini.
Adnan (2005) menyatakan bahwa terdapat tiga dimensi dalam agama (Islam)
yang saling berhubungan dalam kerangka tujuan akuntansi menurut Islam, yaitu
upaya mencari keridhoan Allah SWT sebagai tujuan utama dalam menentukan
keadlian sosial ekonomi. Kedua, merealisasikan keuntungan bagi masyarakat,
yaitu dengan memenuhi keawajiban kepada khalayak banyak di masyarakat.
Ketiga, mengejar kepentingan pribadi, yakni memenuhi kebutuhan sendiri.
Atas dasar tujuan akuntansi menurut Islam yang dikemukakan Adnan (2005)
tersebut dapat diserap beberapa poin penting dalam akuntansi Islam. Bahwa yang
menjadi tujuan dari praktek akuntansi, Islam mengatur bahwa keridhoan Allah
SWT-lah yang menjadi tujuan utama dari seluruh proses akuntansi. Yakni dengan
menjalankan segala perintah Allah dalam Al Quran dan dalam Hadits Rasulullah
saw dengan pada saat yang sama tidak melanggar prinsip-prinsip syariah dalam
bermuamalah. Kemudian, tujuan terpenting yang selanjutnya ialah mementingkan
kepentingan kemaslahatan masyarakat umum dengan menjaga hak-hak mereka
agar tidak terzhalimi. Kemudian Islam pun dalam hal ini tetap tidak menafikan
kepentingan pribadi dalam mengejar keridhoan Allah SWT dan menjaga keadilan
bagi masyarakat banyak.
Oleh karena itu, poin-poin substansial yang dikemukakan Adnan (2005)
tersebut perlu perincian yang lebih spesifik untuk menjadikannya standar acuan
dalam perumusan prinsip-prinsip dan dasar-dasar akuntansi menurut Islam.
Dalam hal ini Syahatah (2001) merumuskan beberapa tujuan terpenting akuntansi
dalam Islam sebagaimana berikut:
1. Perlindungan Harta (hifzul maal)

Para ahli tafsir mengemukakan berkaitan dengan Al Quran Surat Al


Baqarah ayat 282 pada potongan firman Allah yang berbunyi faktubuhu
berarti tuliskanlah. Bahwa untuk menuliskan uang dan harta adalah suatu
keharusan untuk menjaga harta dan mengholangkan keragu-raguan.
Al Hariry sebagaimana yang dikutip Syahatah (2001) mengatakan:
Sesungguhnya bekerja menghitung itu harus teliti dan akurat,
sedangkan pena si pencatat (akuntan) adalah sebagai pengontrol. Adapun
hisbah adalah orang yang bertugas menjaga keuangan. Jadi, kalau tidak
karena hasib (pengontrol), rusaklah hasil usaha, timbullah taghabun (saling
menyalahkan), aturan-aturan muamalah tidak berlaku, konflik yang terus
membelenggu, serta senjata kezaliman yang menghunus sampai waktu
penghitungan. (hlm 45)
Keterangan tersebut menjelaskan bahwa peranan akuntansi
(pencatatan), selain memelihara harta, dituntut pula menghitung secara teliti
dan akurat, yang dalam artian mencatat secara benar. Di mana tugas akuntan
sebagai pengontrol bertanggungjawab penuh atas apa yang dicatatnya.
Begitupula akibat baik maupun buruknya.

2. Eksistensi Pencatatan (al Kitabah) Ketika Ada Perselisihan


Dalam al Quran surat Al Baqarah ayat 282 menjelaskan bahwa
eksistensi pencatatan dalam transaksi keuangan, terutama pada harta yang
dimiliki, adalah untuk memberikan fasilitas kesaksian yang kuat ketika terjadi
perselisihan pada suatu transaksi atau harta. Terutama di depan pengadilan,
perselisihan yang tidak menentu kebenarannya dapat dihindari dengan adanya
pencatatan. Sebagaimana firman Allah:
(pencatatan itu) lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih
dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu(Al Quran Surat Al
Baqarah ayat 282)
3. Dapat Membantu Dalam Mengambil Keputusan
Imam SyafiI sebagaimana yang dikutip Syahatah (2001) mengatakan
Siapa yang mempelajari hisab (ilmu hitung), luaslah pikirannya,(hlm 46).
Atas dasar ini Syahatah (2001) mengartikan bahwa seorang pedagang atau

siapa saja, tidak akan mengungkapkan pikiran yang benar dan sehat, atau
mengambil keputusan yang bijaksana, tanpa bantuan data-data tercatat dalam
surat atau buku.
4. Menentukan Hasil-Hasil Usaha Yang Akan Dizakatkan
Dalam perhitungan zakat, harus diketahui hasil perdagangan dalam
bentuk penjualan maupun pendapatan. Dari modal pokoknya, keuntungannya
maupun kerugiannya. Atas dasar perhitungan tersebut maka dapat dihitung
jumlah zakat atas hartanya. Dalam hal ini Maimun bin Mahran yang dikutip
Syahatah (2001) mengatakan:
Jika telah sampai waktu untukmu berzakat, perhatikanlah apa-apa
yang kamu miliki seperti uang dan barang-barang, kemudian nilailah barangbarang itu dengan uang. Kalau ada utang yang sanggup dilunasi, hitunglah,
dan bayarlah dari uang itu, dan zakatilah sisanya (hl 47)
5. Menentukan dan Menghitung Hak-Hak Yang Berserikat
Dalam praktek perdagangan dikenal akad-akad yang jenisnya
perserikatan antara modal dengan modal (syirkah alinan), antara modal
dengan keahlian (syirkah mudharabah), antara keahlian dengan keahlian
(syirkah mufawadhah) dan antara modal dengan nama baik (syirkah wujuh).
Dasar-dasar akuntansi yang diatur oleh Islam adalah di antaranya untuk
memastikan hak-hak yang berserikat mendapatkan hasil yang telah disepakati.
Terutama dalam distribusi bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh dari
perserikatan dagang tersebut. Agar juga mencegah adanya kezaliman di antara
mereka. Sesuai firman Allah SWT:
..Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; amat
sedikitlah mereka ini(Al Quran Surat Shaad ayat 24)
6. Menentukan Imbalan, Balasan, dan Sanksi
Akuntansi dalam Islam ditujukan untuk memberi fasilitas dalam
perhitungan imbalan setelah adanya transaksi atau adanya perdagangan,

balasannya dan sanksi jika terdapat temuan adanya penyelewengan. Dengan


konsep ini, maka akuntansi Islam sangat dekat sekali dengan akuntansi
sebagai pertanggungjawaban sumber daya ekonomi, baik menyajikan
informasi keuangan maupun kerugian keuangan.
Tujuan-tujuan akuntansi Islam menurut Syahatah tersebut setidaknya
merepresentasikan tujuan akuntansi yang sesuai dengan tujuan mumalah itu
sendiri. Di antara tujuan-tujuan tersebut adalah sebagaimana yang
dikemukakan Hulwati (2009), yakni pertama merupakan pengabdian kepada
Allah. Kedua, berorientasi pada akhirat. Hal ini didasarkan pada Al Quran
Surat Al Qashash: 77. Ketiga, harta yang diberikan Allah diberikan kepada
orang-orang yang memerlukan. Dan keempat, tidak melakukan kerusakan di
masyarakat. Sehingga, pada dasarnya hukum-hukum yang dijelaskan oleh
ajaran muamalah adalah untuk menciptakan kemaslahatan bagi manusia
dengan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat.
Oleh karena itu, penentuan konsep-konsep dasar maupun prinsip
akuntansi menurut Islam harus mengacu kepada tujuan akuntansi Islam.
Termasuk konsep dasar akrual sebagai salah satu basis pengakuan dan
pencatatan akuntansi perlu ditinjau kembali relevansinya terhadap pencapaian
tujuan akuntansi Islam.
2.5 Inti dari Konsep Akuntansi Dalam Islam
Sifat-sifat spesifik akuntansi Islam:
1. Kaidah-kaidah dasar akuntansi Islam bersumber dari Al-Quran, Sunnah
Nabawiyyah serta fiqih para ulama. Oleh karena itu kaidah ini mempunyai
keistimewaan yaitu permanen dan objektif. Tidak akan berubah, karena dasar
kaidah berasal dari Allah dan sesuai untuk segala waktu dan kondisi
2. Akuntansi Islam dilandasi akidah yang kuat, iman serta pengakuan bahwa
Allah itu adalah Tuhan, Islam adalah agama, Muhammad adalah nabi dan
rasul, dan juga percaya pada Hari Akhir.
3. Akuntansi Islam berlandaskan pada akhlak yang baik.
4. Dalam Islam, seorang akuntan dianggap bertanggungjawab di depan
masyarakat dan umat Islam tentang seberapa jauh kesatuan ekonomi
dipengaruhi hukum-hukum syariat Islam
10

5. Berdasarkan keistimewaan-keistimewaan yang bersifat akidah dan akhlak,


akuntansi dalam Islam juga berkaitan dengan proses keuangan yang sah
6. Akuntansi dalam Islam sangat memperhatikan aspek-aspek tingkah laku
sebagai unsur yang juga berperan dalam kesatuan ekonomi
2.6 Perkembangan Akuntansi Dalam Islam
Akuntansi Syari'ah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya akuntansi
ini tidak hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk
ukuran moneter tetapi juga sebagai suatu metode menjelaskan bagaimana fenomena
ekonomi itu berjalan dalam masyarakat Islam. Akuntansi Syari'ah termasuk
didalamnya isu yang tidak biasa dipikirkan oleh akuntansi konvensional. Perilaku
manusia diadili di hari kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu
derivasi/hisab yaitu menganjurkan yang baik dan melarang apa yang jelek. Realitas
Akuntansi Syari'ah adalah tercermin dalam akuntansi zakat.
Akuntansi zakat menunjukkan proses di mana kekayaan diperoleh secara halal
oleh perusahaan. Ini merupakan salah satu contoh dari turunan hisab yang merupakan
bidang akuntansi. Disamping itu ternyata melalui Al Qur'an telah menggariskan
bahwa konsep akuntansinya adalah penekanan pertanggungjawaban atau
accountability yang tujuanya menjaga keadilan dan kebenaran.
Terdapat beberapa pengertian tentang Akuntansi Syariah, antara lain yaitu:
1)

Secara etimologi , kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris, accounting,


dalam bahasa Arabnya disebut Muhasabah yang berasal dari kata hasaba,
hasiba, muhasabah, atau wazan yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah,
artinya menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau
menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat
dalam pembukuan tertentu. Kata hisab banyak ditemukan dalam Al-Quran
dengan pengertian yang hampir sama, yaitu berujung pada jumlah atau angka,
seperti Firman Allah SWT:
QS.Al-Isra(17):12 .bilangan tahun-tahun dan perhitungan.
QS.Al-Thalaq(65):8 . maka kami hisab penduduk negeri itu dengan
hisab yang keras

11

QS.Al-Insyiqah(84):8 . maka dia akan diperiksa dengan


pemerikasaan yang mjudah
Kata hisab dalam ayat-ayat tersebut menunjukkan pada bilangan atau
perhitungan yang ketat, teliti, akurat, dan accountable. Oleh karena itu,
akuntasi adalah mengetahui sesuatu dalam keadaan cukup, tidak kurang dan
tidak pula lebih.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Akuntansi Syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan
pelaporan melalui dalam mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip
akad-akad syariah, yaitu tidak mengandung zhulum (Kezaliman), riba, maysir
(judi), gharar (penipuan), barang yang haram, dan membahayakan.
2)

Akuntansi Syariah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya


akuntansi ini tidak hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena
ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga sebagai suatu metode
menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat
Islam. Akuntansi Syariah termasuk didalamnya isu yang tidak biasa dipikirkan
oleh akuntansi konvensional. Perilaku manusia diadili di hari kiamat.
Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu derivasi/hisab yaitu
menganjurkan yang baik dan melarang apa yang tidak baik.

3)

Menurut Sofyan S. Harahap dalam (Akuntansi Social ekonomi dan


Akuntansi Islam hal 56) mendefinisikan : Akuntansi Islam atau Akuntansi
syariah pada hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan
syariah Islam.

Akuntansi syariah ada dua versi :


1. Akuntansi syariah yang yang secara nyata telah diterapkan pada era
dimana masyarakat menggunakan sistem nilai Islami khususnya pada
era Nabi SAW, Khulaurrasyidiin, dan pemerintah Islam lainnya.

12

2. Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana kegiatan
ekonomi dan sosial dikuasai ( dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis
yang berbeda dari sistem nilai Islam.
Kedua jenis akuntansi itu bisa berbeda dalam merespon situasi
masyarakat yang ada pada masanya. Tentu akuntansi adalah produk masanya
yang harus mengikuti kebutuhan masyarakat akan informasi yang
disuplainya
Kerangka konseptual akuntansi syariah juga dibangun dari tujuan yang
pada akhirnya digunakan untuk merumuskan teknik akuntansi.
1. Syariah
2. Moral

Sosial

Ekonomi

Politik

3. Akuntansi Syariah
4. Teknik: Pengukuran dan Penyingkapan
5. Manusia: Pemegang kuasa + Pelaksana
6. Dasar: Moralitas / Etika berdasarkan hukum Tuhan
2.7 Perkembagan Akuntansi Syariah di Indonesia
Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia dilatarbelakangi oleh
perkembangan lembaga keuangan syariah. Di Indonesia banyak bermunculan
lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah mengingat banyaknya
masyarakat yang beragama Islam. Menurut Bank Indonesia dalam Outlook Bank
Syariah 2013 perkembangan Bank sayariah relatif cukup tinggi berkisar antara
36%- 58% dengan pertumbuhan asset perbankan syariah mencapai 37% dan
total asset mencapai Rp 179 Triliun. Namun perkembangan Akuntansi Syariah
hanya di lembaga keuangan yang berbasis syariah saja sedangkan disektor non
lembaga keuangan seperti perusahaan jasa, perusahaan manufaktur dan
perusahaan ritel belum mengalami perkembangan bahkan terlihat stagnan.
Beberapa isu yang mendorong munculnya akuntansi syariah adalah masalah
harmonisasi standar akuntansi internasional di negara-negara Islam , usulan
pemformatan laporan usaha badan Islami (Muhammad, 2003: 77). Begitu pula
dengan kajian ulang filsafat tentang konstruksi etika dalam pengembangan teori
13

akuntansi sampai pada masalah penilaian (asset) dalam akuntansi. Masalah


penting yang perlu diselesaikan adalah perlunya akuntansi syariah yang dapat
menjamin terciptanya keadilan ekonomi melalui formalisasi prosedur, aktivitas,
pengukuran tujuan, kontrol dan pelaporan yang sesuai dengan prinsip syariah
(Muhammad, 2003: 79).
Tahun 1992 sebagai tahun yang bersejarah bagi Ekonomi Syariah dengan
ditandai berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pioner lembaga keuangan
syariah merupakan tonggak awal yang sangat menentukan, begitu juga Akuntansi
Syariah. Pada saat itu akuntansi syariah belum mendapatkan pengakuan yang
jelas dalam PSAK, baru pada tahun 2002 dengan disahkannya PSAK 59
keberadaan Akuntansi Syariah mulai diakui dan diterapkan dalam lembaga
keuangan Syariah. Masalah yang dihadapi dalam penerapan Akuntansi Syariah
saat ini sering terbentur dengan komplik kepentingan antara perusahaan yang
ingin memaksimalkan profit dengan komitmen untuk menerapkan Syariah secara
comprehensive (menyeluruh).

BAB III
3.1 Kesimpulan
Dalam istilah Islam yang menggunakan istilah arab, akuntansi disebut sebagai
Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki dua (2) pengertian pokok yaitu:
Muhasabah dengan arti Musa'alah (perhitungan), dan Muhasabah dengan arti
Munaqasyah (Perdebatan). Akuntansi dalam Islam dapat kita lihat dari berbagai
bukti sejarah maupun dari Al-Quran. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282.
3.2

Daftar Pustaka

14

1. http://ikumpul.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-akuntansi-dalam-konsepislam.html
2. http://kuswandi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/20474/bab+2+DASAR
-DASAR+GAGASAN+AKUNTANSI+ISLAM.ppt.
3. http://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-282
4. http://www.erwinnomic.com/2013/11/tujuan-akuntansi-syariah-sebagaiacuan.html
5. http://himasi.blogspot.co.id/2008/01/sejarah-perkembangan-akuntansisyariah_04.html
6. http://referensiakuntansi.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-akuntansisyariah.html
7. http://inibloghesty.blogspot.co.id/2015/02/perkembangan-akuntansi-syariahdi.html

15

You might also like