You are on page 1of 5

I.

Kasus (Masalah Utama)


Pengertian :
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh klien untuk mengakhiri
kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan klien melakukan bunuh diri.
Bunuh diri yaitu tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk membunuh diri sendiri
(Videbeck, 2008)
Perilaku destruktif-diri yaitu setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah
kepada kematian (Stuart & Sundeen, 1998)

II.

Proses terjadinya masalah


A. Faktor Predisposisi
1. Perilaku Ketidakpatuhan
Telah diperkirakan bahwa hamper setengah hari dari pasien tidak patuh terhadap
rencana pengobatan kesehatan mereka. Orang yang tidak patuh terhadap aktivitas
perawatan kesehatan yang dianjurkan umumnya menyadari bahwa mereka telah
memilih untuk tidak memperhatikan diri mereka.
2. Pencederaan diri
Berbagai istilah digunakan untuk menguraikan perilaku mencederai diri sendiri :
aniaya diri, agresi,yang membebani diri dan mutilasi diri. Cedera ini dapat
didefinisikan sebagai suatu tindakan membahayakan diri sendiri, tanpa bantuan
orang lain, dan cedera tersebut cukup parah untuk melukai tubuhnya sedikit demi
sedikit dan menggigit jarinya.
3. Perilaku bunuh diri
Semua perilaku bunuh diri adalah serius, adapun tujuannya walaupun semua
ancaman dan percobaan bunuh diri harus ditanggapi secara serius, perhatian yang
lebih, waspada dan seksama menjadi indikasi jika seseorang mencoba bunuh diri
dengan cara yang paling mematikan seperti dengan pistol, menggantung diri dan
loncat.
B. Faktor Presipitasi

Lima (5) domain factor resiko menunjang pemahaman perilaku destruktif dari
sepanjang siklus kehidupan :
1. Diagnosa psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat undividu beresiko untuk bunuh diri yaitu : gangguan afektif,
penyalahgunaan zat dan skizofrenia.
2. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri
adalah rasa bermusuhan, impulsive dan depresi.
3. Lingkungan psikososial
Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini
dan berkurangnya dukungan social merupakan factor penting yang berhubungan
dengan bunuh diri.
4. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor resiko
penting untuk perilaku destruktif.
5. Factor biokimia
Data menunjukan bahwa secara sipotogenik, apianergik dan dopaminergic
menjadi media proses yang dapat menimbulkan perilaku destruktif diri.
Stressor Pencetus
Kejadian hidup yang memalukan
Dipermalukan didepan umum
Kehilangan pekerjaan
Ancaman pengurungan
Selain itu mengetahui seseorang yang telah mencoba atau melakukan bunuh diri
atau membaca melalui media dapat juga membuat individu makin rentan untuk
melakukan perilaku destruktif diri.
C. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pertahanan ego yang berhubungan dengan perilaku destruktif diri
tak langsung adalah :

1.
2.
3.
4.

Denial : mekanisme yang paling menonjol


Rasionalisasi
Intelektualisasi
Resgresi
Mekanisme pertahanan tidak seharusnya ditentang tanpa memberikan secara

koping alternative. Mekanisme pertahanan ini mungkin berada diantara individu dan
bunuh diri.
Perilaku bunuh diri menunjukkan mendesaknya kegagalan mekanisme koping.
Ancaman bunuh diri mungkin menunjukan upaya terakhir untuk mendapatkan
pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan
kegagalan koping dan mekanisme adaptif.
Sumber Koping
Pasien dengan penyakit kronik, nyeri atau penyakit yang mengancam kehidupan
dapat melakukan perilaku destruktif diri.
D. Rentang Respon Protektif Diri
Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Pertumbuh
Perilaku
Pencedera
Bunuh
Peningk
Ket :
an diri
diri sebagai respon
diri paling
atanRentang an
respon protektif diri destruktif
mempunyai peningkatan
peningkata
diri
tak
diri
n beresiko
langsung
adaptif, sementara
perilaku destruktif
diri, pencederaan diri dan bunuh diri merupakan

respon maladaptive.
E. Klasifikasi jenis dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal/non verbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk
bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang
dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri

Mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan orang yang
melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-benar ingin bangkit akan mati
jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui dapat pada waktunya.
III.

A. Pohon Masalah

Gangguan
Resiko
Sensori
Bunuh
Persepsi : Halusinasi
Diri

Isolasi Sosial
HDR

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Bunuh diri
Data subyektif :
-klien mengatakan hidupnya tidak berguna lagi
-Klien mengatakan ingin mati
-klien mengatakan pernah mencoba bunuh diri
-Klien mengatakan lebih baik mati saja
Data obyektif :
-ekspresi murung
-tidak bergairah
-ada bekas percobaan bunuh diri
-perubahan kebiasaan hidup
-perubahan perangai
2. Halusinasi
Data subyektif :
-klien mengatakan ada suara-suara
-klien mengatakan suara itu menyuruh untuk jangan dekat dengan
Data obyektif :

orang lain
-klien terlihat berbicara sendiri
-klien tidak focus
-klien berbicara kacau
-perhatian klien mudah beralih
-marah tanpa sebab

3. Isolasi social
Data subyektif :
-klien mengatakan tidak punya teman dekat
-klien mengatakan tidak bias bergaul dengan orang lain
Data obyektif :
-klien terlihat menyendiri
-klien jarang bergaul/berbicara dengan klien lain

4. Harga diri rendah


Data subyektif :
-klien mengeluh hidupnya tidak bermakna
-merasa jelek
-merasa tidak memiliki kelebihan apapun
Data obyektif :
-kontak mata kurang
-tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain.
IV.

V.

Diagnosa Keperawatan
a. Resiko bunuh diri
b. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
c. Isolasi social
d. HDR
Rencana Tindakan Keperawatan (Terlampir)

DAFTAR PUSTAKA
Anna Keliat Budi. 2006. Diagnosa Keperawatan dan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart & Sundeen. 2001. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Tausand M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri
Edisi 3. Jakarta : EGC
Videbeck. Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

You might also like