You are on page 1of 9

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

A.

Jaringan Saraf
1.

Neuron (sel saraf).

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan

Page 1

Bagian-bagian dari neuron :


a. Badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
b. Dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
c. Akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel.
Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :
a. Neuron unipolar. Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan
sel, satu cabang menuju perifer & cabang lain menuju SSP (neuron sensorik
saraf spinal).
b. Neuron bipolar. Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit.
c. Neuron multipolar. Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabangcabang banyak sekali. Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada
sitoplasma badan sel.
Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron
(celah sinap / cleft sinaptik).
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut
neurotransmiter yg dpt menyalurkan impuls.
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gamaaminobutirat (GABA) .
2.

Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia :
a. Mikroglia : berperan sbg fagosit
b. Ependima : berperan dlm produksi CSF
c. Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan
potensial biolelektrik
d. Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron.

3.

Mielin
a.
b.
c.
d.

B.

Komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron).


Menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
Daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier.
Transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin,
karena adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi
saltatorik).

Pembagian sistem saraf secara anatomi.


1. Sistem Saraf Pusat (SSP). SSP meliputi otak (ensephalon) dan sumsum tulang
belakang (medulla spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan
fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Page 2

terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan
membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
a. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak
sebagaiendostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan
dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat
rongga epidural.
b. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labahlabah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis;
semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
c. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak. Otak dan sumsum tulang belakang
mempunyai 3 materi esensial yaitu :
1) Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2) Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3) Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel
saraf di dalam sistem saraf pusat.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau
kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang
belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
d. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Page 3

1) Otak besar (serebrum). Otak besar mempunyai fungsi dalam


pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan
kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks
otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat
bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam
proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar
berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang
mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan
merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,
kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
2)

Otak tengah (mesensefalon).


Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan
otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur
kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah
merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

3)

Otak kecil (serebelum)


Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot
yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan.

4)

Sumsum sambung (medulla oblongata)


Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah,
volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi
kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak
refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

5)

Jembatan varol (pons varoli)


Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
Berdasarkan letaknya, otak dapat dibagi menjadi lima yaitu:
a) Telensefalon(end brain) terdiri dari:
(1) Hemisfer serebri
(2) Kortek serebri

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Page 4

(3)

Sistem limbik (Bangsal ganglia, hipokampus,


Amigdala)

b)

Diensefalon (inter brain) terdiri dari:


(1) Epitalamus
(2) Talamus
(3) Subtalamus
(4) Hipotalamus

c)

Mesensefalon (mid brain) terdiri dari:


(1) Kolikulus superior
(2) Kolikulus inferior
(3) Substansia nigra

d) Metensefalon (after brain) terdiri dari:


(1) Pons
(2) Serebelum
(3) Mielensefalon
(4) Medula oblongata
e) Mielensefalon (marrow brain)
6)

2.

Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian
luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu
dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang
belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut
tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori
dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang
melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima
impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf
motor.
Suplai darah otak. Otak mendapat suplai darah dari 2 arteri besar :
a) Arteri karotis interna
b) Arteri vertebro basiler

Sistem Saraf Tepi. Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat,
untuk menjalankan otot dan organ tubuh. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem
saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka
mekanis. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur
oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Page 5

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

a.

Sistem Saraf Sadar. Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial),
yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang,
yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12
pasang yang terdiri dari :
1)
2)
3)

Tiga pasang saraf sensori


Lima pasang saraf motor
Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus
yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus
vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya
sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus
merupakan saraf otak yang paling penting.

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Page 6

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.


Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang
saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang
saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang
disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut :
Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang
mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
2) Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
3) Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan
kaki.
1)

b.

Saraf Otonom.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam
sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang
berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang
belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung.

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Page 7

1)

Parasimpatik
a) Mengecilkan pupil
b) Menstimulasi aliran ludah
c) Memperlambat denyut jantung
d) Membesarkan bronkus
e) Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
f) Mengerutkan kantung kemih

2)

Simpatik
a)
b)
c)
d)
e)
f)

C.

Memperbesar pupil
Menghambat aliran ludah
Mempercepat denyut jantung
Mengecilkan bronkus
Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
Menghambat kontraksi kandung kemih

Mekanisme Penghantaran Impuls.


1. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan
Sel Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama
lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
2. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron
aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom (viseral).
3. Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan
mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang
memanjang dari medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah
melalui kolumna vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2.
4. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12
pasang saraf kranial.
5. Suplai darah pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua pasang arteria yaitu arteria
vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan beranastomose
membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran venanya melalui sinus dura
matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna.
6.

Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang


memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion
lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi
dari sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas
membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na+
sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Page 8

(influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV
yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian dalam membran lebih
negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat (resting
potential). Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi
perubahan yang cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+
berdifusi melalui membran plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut
menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti
oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial
aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec. Peningkatan
permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh
peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari
sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat.
Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls
menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera
dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini disebut periode
refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek dengan menyebabkan
influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga menimbulkan
hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel.

MALADEWI NPM 15 52 9 000 9

Page 9

You might also like