Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Kiagus Husni Tamrin
03091002056
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
I. JUDUL
Evaluasi Teknis Efisiensi Pengupasan Lapisan Tanah Penutup Dalam
Memenuhi Target Produksi Di Area Kerja PT Menambang Muara Enim
II. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan
III. LATAR BELAKANG
PT Menambang Muara Enim merupakan salah satu perusahaan swasta
yang bergerak di bidang pertambangan batubara, khususnya untuk daerah
Muara Enim di Sumatera Selatan. Penambangan batubara dilakukan dengan
metode tambang terbuka. Adapun proyek yang dikerjakan meliputi
pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, penggalian, pemuatan dan
pengangkutan dari front penambangan ke tempat penimbunan.
Pengupasan lapisan tanah penutup merupakan salah satu kegiatan yang
sangat mempengaruhi dalam kegiatan penambangan, makin cepat kegiatan
pengupasan lapisan tanah penutup maka kegiatan selanjutnya juga akan
semakin cepat. Sesuai dengan rencana perusahaan untuk meningkatkan
produksi pada setiap tahunnya, maka pengupasan lapisan tanah penutup juga
selalu dilakukan sesuai dengan kemampuan produksi dari alat mekanis yang
dipakai. Alat mekanis yang digunakan adalah kombinasi dari exapator dan
dump truck.
Salah satu keberhasilan pencapaian target produksi sangat dipengaruhi
oleh sistem pengangkutan (hauling system). Bagusnya sistem pengangkutan
batubara akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, sehingga target
produksi yang optimal sesuai dengan yang diharapkan dapat tercapai.
Diperlukan penilaian terhadap kemampuan produksi alat muat dan alat
angkut yang digunakan untuk mencapai sasaran produksi yang ditentukan.
Penilaian tersebut dilakukan dengan cara pengamatan dan penelitian terhadap
keadaan di lapangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemamapuan alatalat tersebut. Setelah diketahui hal-hal tersebut diharapkan dapat memberikan
upaya terbaik dalam mencapai sasaran produksi.
.................................................(5.1
Atau
SF
................................................(5.2
Dimana:
Wk t Whtd Whd
100%
Wk t
Ef
= Efisiensi kerja
Wkt
..............(5.3)
kegiatan,
meliputi
kegiatan
penggalian,
pemuatan,
dan
hambatan yang terjadi, yaitu : hambatan yang tidak dapat dihindari dan
hambatan yang bisa dihindari. Hambatan yang tidak dapat dihindari, seperti :
hujan, jalan licin, perbaikan front kerja, persiapan dan berangkat ke pemuka
kerja, pemeriksaan dan pemanasan alat, mengisi bahan bakar, pindah posisi
penempatan alat, kerusakan atau perawatan alat di tempat. Sedangkan
hambatan yang bisa dihindari, seperti : unit amblas, tidak ada operator,
terlambat mulai kerja, berhenti bekerja sebelum waktu istirahat, terlambat
kerja setelah istirahat, berhenti bekerja sebelum waktunya, dan keperluan
operator (Rochmanhadi, 1990).
Efisiensi kerja merupakan tingkat keberhasilan dalam penggunaan
waktu yang tersedia, disini kecakapan operator dalam menjalankan alat
sangat berpengaruh terhadap besarnya produksi dimana operator yang
berpengalaman dapat menempatkan alatnya secara tepat dan efisien. Waktu
kerja efektif mempengaruhi produktivitas dari alat mekanik yang digunakan,
dimana waktu kerja efektif yang baik dapat diperoleh dengan mengurangi
waktu hambatan yang ada di lapangan (Affandi dkk., 2013)
V.1.3 Waktu Edar
Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk
melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai
kembali. Waktu edar alat mekanis dipengaruhi beberapa hal, yaitu : kondisi
tempat kerja, keadaan alat mekanis dan keadaan cuaca (Rochmanhadi, 1990).
V.1.4 Kesediaan Dan Penggunaan Alat
Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi dari kebutuhan alat galimuat dan alat angkut adalah masalah ketersediaan (availability) alat.
Ketersediaan alat merupakan faktor yang menunjukkan kondisi alat mekanis
dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu selama
waktu kerja dari alat yang tersedia (Indonesianto, 2005).
V.1.4.1 Kesediaan Mekanis (Mechanical Avaibility)
Faktor yang menunjukkan kesiapan alat dalam melakukan pekerjaan
dengan
memperhatikan
kehilangan
waktu
yang
digunakan
untuk
W
x 100 % .........
W R
(5.4)
Dimana :
W = Working hours atau jumlah jam kerja
R = Repair hours atau jumlah jam perbaikan
V.1.4.2 Kesediaan Fisik (Phisical Avaibility)
Faktor yang menunjukan kesediaan alat untuk melakukan kerja
dengan memperhitungkan waktu yang hilang karena rusaknya jalan, faktor
cuaca dan lain-lain. Kesediaan fisik selalu lebih besar dari kesediaan mekanis,
berarti bahwa alat belum digunakan sesuai dengan kemampuannya. Nilai
Phisical Avaibility (PA) dapat diperoleh melalui persamaan (5.5) yang
memerlukan nilai Standby hours dan Scheduled hours, Standby hours yaitu
jumlah jam kerja suatu alat yang tidak dapat dipergunakan padahal alat
tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap operasi. Scheduled hours, yaitu
jumlah seluruh jam kerja dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi
(Indonesianto, 2005).
PA
W S
x 100 %
W S R
..............................
(5.5)
Dimana :
S
= Standby hours
Use of Avaibility (UA) dapat diperoleh melalui persamaan (5.6) dibawah ini
(Indonesianto, 2005).
UA
W
x 100 %
W S
.....
(5.6)
Dimana :
W = Working hours
S = Standby hours
V.1.4.4 Penggunaan Efektif (Efective Utilition)
Faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang
tersedia dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau persen waktu yang
dimanfaatkan oleh alat untuk bekerja dari sejumlah waktu kerja yang tersedia.
Persentase nilai Efective Utilition (EU) diperoleh menurut persamaan (5.7)
(Indonesianto, 2005).
EU
W
x 100 %
W S R
.....
(5.7)
Dimana :
W
= Working hours
3600
CB E b
We B
......................................................................(5.8)
Dimana :
P = Produksi (m3/jam)
CB
Eb
3600
CB n Et
We T
.................................................................(5.9
Dimana :
P
= Produksi (m3/jam)
= Jumlah pengisian
Et
nH ctL
nL ctH
........................................................................(5.10)
Dimana :
MF = Faktor Keserasian
nH = Jumlah alat angkut
nL = Jumlah alat muat
ctL = Waktu edar alat muat 1 bak truk (menit)
ctH = Waktu edar alat angkut (menit)
Peningkatan produksi alat angkut dan alat muat dapat dilakukan dengan
penentuan alokasi alat angkut yang sesuai pada tiap loading point, sehingga
waktu tunggu alat dapat diminimalisir (Subhan dkk., 2013).
VII. METODE PENELITIAN
yang
berhubungan
dengan
penelitian.
Data-data
No
Kegiatan
1.
Orientasi Lapangan
2.
3.
4.
5.
Waktu (minggu)
4
5
6
Pengambilan Data
Primer & Sekunder
Pengolahan dan
Analisa Data
Konsultasi dan
Bimbingan
Penyusunan dan
pengumpulan Draft
Laporan
X.
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Permasalahan
I.3 Batasan Masalahan
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.5 Metodologi Penelitian
I.6 Kerangka Pemikiran