Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penambangan metode bawah tanah memiliki risiko keamanan yang lebih
tinggi daripada penambangan dengan metode tambang terbuka, terutama karena
masalah yang terkait dengan ventilasi tambang dan potensi runtuhnya tambang
serta kebakaran dan ledakan tambang.
Tambang modern memiliki prosedur keamanan yang ketat. Standar
kesehatan dan keselamatan pekerja serta pendidikan dan pelatihan telah
membawa perbaikan yang signifikan dalam tingkat keselamatan di tambang
bawah tanah.
Tambang bawah tanah adalah metode penambangan yang segala kegiatan
atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat
kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Latar belakang yang
mempengaruhi dipilihnya penambangan dengan sistem tambang bawah tanah
adalah perbandingan stripping ratio yang besar dan tidak ekonomis untuk
ditambang menggunakan metode tambang terbuka, mineralisasi cadangan bahan
galian membentuk cebakan yang secara spesifik harus ditambang menggunakan
metode tambang bawah tanah, daerah yang akan ditambang merupakan daerah
hutan lindung, dan penambangan dengan sistem tambang bawah tanah tidak
banyak merusak ekosistem yang ada di sekitar penambangan.
Oleh kerena perlu adanya kajian khusus serta pembahasan mengenai
tambang bawah tanah baik itu berupa sejarah, faktor-faktor penentu tambang
bawah tanah serta hal-hal lain yang berkaitan dengan tambang bawah tanah.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun Maksud dan tujuan dari praktikum tambang bawah tanah adalah :
1.
2.
3.
4.
pertambangan
telah
memainkan
peran
besar
dalam
perkembangan peradaban lebih dari biasanya diakui oleh warga. Bahkan, produk
industri mineral meliputi kehidupan semua anggota masyarakat industri kita.
Perkembangan teknologi pertambangan kronologisnya dikenakan hubungan
penting dengan sejarah peradaban. Bahkan, sebagai salah satu perusahaan
paling awal manusia, pertambangan dan pembangunan berhubungan erat dengan
kemajuan budaya. Hal ini kebetulan bahwa usia budaya orang yang berhubungan
dengan mineral atau turunannya (misalnya, Bronze Age). Saat ini, produk industri
mineral meliputi kehidupan semua orang.
Sejak jaman kolonial Belanda masih berkuasa di Indonesia, tambang
batubara di Tanjung Enim sudah dimulai, tepatnya pada tahun 1919. Saat itu
penambangan batubara masih menggunakan metode konvensional. Metode
penambangan terbuka atau dikenal dengan istiah open pit mining di daerah
Tambang Air Laya sebagai tempat awal pengoperasian. Setelah era penambangan
terbuka, baru pada sekitar tahun 1923 metode penambangan bawah tanah
(underground mining) digunakan. Metode penambangan bawah tanah ini
beroperasi sampai pada tahun 1940. Pada masa itu hasil pertambangan baru
digunakan untuk kepentingan energi industri dan transportasi bagi pemerintah
Hindia-Belanda yang berkuasa pada saat itu. Baru pada tahun 1938 produksi
batubara digunakan juga untuk kepentingan komersial dengan menjadi komoditi
perdagangan.
Ketika pemerintah kolonial Belanda sudah tidak lagi berkuasa di Indonesia,
terjadi usaha untuk mengubah status tambang yang sebelumnya merupakan milik
VOC (perusahaan dagang Belanda swasta) menjadi sebuah perusahaan
pertambangan nasional. Usaha ini membuahkan hasil nyata ketika Pemerintah
Republik Indonesia mengesahkan pembentukan badan untuk pertambangan
batubara ini, yaitu PN TABA (Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam).
Status PN TABA berubah menjadi PT (Perseroan Terbatas) pada tahun
1981, nama yang digunakan adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi dan industri batubara
nasional, maka sejak tahun 1990 Perum Tambang Batubara dengan Perseroan
digabungkan. Kebutuhan sumber daya energi yang menjadi sangat vital bagi
masyarakat, membuat Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk pengembangan
Kelompok VIII
1-2
bawah
tanah
(underground
mining)
adalah
metode
*Sumber : http://banti-indonesia.com/blog/metode-tambang-bawah-tanah/
Gambar 1.1
Tambang Bawah Tanah
1.3.3. Faktor-Faktor Penentu Tambang Bawah Tanah
Adapun faktor-faktor penentu dalam penambangan bawah tanah yaitu
sebagai berikut :
a.
Kelompok VIII
1-3
endapan
ukuran
besar
kemungkinan
akan
menggunakan
penyangga.
Arah dan Kemiringan
Arah penyebaran suatu endapan atau biasa disebut strike yang
merupakan sudut horisontal yang dibentuk oleh suatu endapan, yang
umumnya diukur dari titik arah utara ke arah timur. Sedangkan kemiringan
biasa disebut dip yakni sudut vertikal yang dibentuk oleh suatu endapan, yang
diukur dari arah bidang horisontal terhadap kemiringan suatu endapan. Arah
dan kemiringan memiliki satuan yang sama yaitu derajat dan diukur
menggunakan kompas geologi. Arah dan Kemiringan dijadikan faktor yang
harus diperhatikan dalam pemilihan metode penambangan bawah tanah,
karena kemiringan akan sangat berpengaru terhadap cara penambangan dan
pembuatan lubang bukaan serta pengangkutan yakni apakah nantinya
c.
ditentukan
sistem
penambangan
yang
digunakan.
Sedangkan
atas
kemungkinan
tidak
besar
sehingga
dalam
kegiatan
Kelompok VIII
1-4
permintaan
pasar. Dalam
hal
ini
berhubungan
dengan
keuntungan yang akan diperoleh dari hasil penjualan suatu endapan setelah
dikurangi dengan biaya penambangan, pengolahan sampai penjualan. Nilai
endapan akan berpengaruh terhadap layak tidaknya suatu endapan untuk
ditambang serta akan berpengaruh terhadap metode penambangan yang
akan diterapkan dengan memperhitungkan biaya pembuatan penyangga jika
f.
g.
h.
yang tepat.
Sifat Fisik atau Kimia dari Ore Body dan Country Rock
Sifat fisik yang dimaksud adalah terutama kekerasan dan kekuatan
bijih, sedangkan sifat kimia adalah keasaman dan kebasaan suatu badan bijih
dan country rock adalah batuan samping yang ada di sekitar endapan bijih.
Sifat kimia dan sifat batuan samping sangat berpengaruh dalam menentukan
metode penambangan bawah tanah karena sifat kimia dan sifat fisik akan
berhubungan dengan kestabilan dari badan bijih maupun batuan samping jika
dilakukan penggalian/penambangan sehingga dijadikan sebagai pertimbangan
dalam menentukan metode penambangan apakah perlu menggunakan
i.
Kelompok VIII
1-5
k.
dalam
dalam
melaksanakan
dan
menunjang
kegiatankegiatan
mudah
pecah
atau
hancur
kemungkinan
harus
menggunakan
penyangga sedangkan untuk endapan bijih yang tidak mudah pecah atau
hancur tidak perlu menggunakan penyangga.
(Anonim, 2016)
1.4. Bagian-Bagian Tambang Bawah Tanah
Adapun bagian-bagian dari tambang bawah tanah yang dapat dipaparkan
melalui penjelasan yang dapat dilihat gambar 1.2. dan gambar 1.3. yaitu sebagai
berikut :
1.
Shaft (sumuran) adalah suatu lubang bukaan vertikal atau miring yang
menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan
berfungsi sebagai
jalan
pengangkutan
karyawan,
alat-alat
kebutuhan
tambang, ventilasi, penirisan, dan lain-lain. Shaft terbagi menjadi dua tipe
yaitu incline adalah jalan masuk utama yang biasanya dibuat mengikuti
kemiringan dari badan bijih dan decline yang merupakan jalan yang miring
seperti halnya incline, tetapi pada ujung pertemuannya dibuat belokan sebagai
2.
3.
demikian.
Sublevel adalah level yang dibuat di raise atau man way tidak langsung
4.
5.
tanah.
Stope (lombong) adalah suatu tempat atau ruangan pada tambang bawah
tanah dimana endapan bijih sedang di tambang tetapi bukan pengalian yang
dilakukan selama development.
Kelompok VIII
1-7
Gambar 1.2
Infrastruktur Dasar Tambang Bawah Tanah
6.
7.
8.
9.
10.
11.
endapan bijihnya.
12.
Cross cut adalah suatau lubang bukaan mendatar yang menyilang atau
13.
Kelompok VIII
1-8
Gambar 1.3
Infrastruktur Dasar Tambang Bawah Tanah
Kelompok VIII
1-9