Professional Documents
Culture Documents
Diajukan kepada:
dr. Fatma Wijayanti
Disusun oleh:
dr. Yockie Verinico Simamora
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2016
Nama Peserta
Tanda tangan :
Nama
Pendamping
Tanda tangan :
Nama Wahana
Tema
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
Peserta
BAB I
LATAR BELAKANG
Demam berdarah dengue
(DHF) adalah penyakit infeksi akibat virus dengue yang termasuk dalam
kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses). Virus ini mempunyai 4 jenis
serotipe yang akan masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
betina dan beberapa spesies lain. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
masalah kesehatan yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Penyakit dengan
potensi fatalitas yang cukup tinggi ini ditemukan pertama kali pada tahun 1950an di
Filipina dan Thailand. Saat ini DBD merupakan penyakit yang dapat dijumpai di
sebagian besar negara di Asia. Sebagian besar kasus DBD menyerang anak-anak.
Angka fatalitas kasus DBD dapat mencapai lebih dari 20%, namun dengan
penanganan yang baik dapat menurun hingga kurang dari 1%.
Demam Berdarah dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat
selama 30 tahun terakhir dan telah menyebar di seluruh provinsi. Berdasarkan profil
kesehatan Indonesia tahun 2010, terlihat bahwa pada pola penyakit terbanyak pasien
rawat inap di seluruh wilayah di Indonesia, DBD masuk kedalam urutan kedua
dengan jumlah kasus pada laki-laki 30.232 kasus dan perempuan sebanyak 28.883
kasus. Selain itu, diperoleh jumlah yang meninggal sebanyak 325 orang (CFR sebesar
0,55%). Pada tahun 2011 Provinsi Jawa Tengah menempati urutan sebelas dengan
insidensi rate kasus DBD 7,14 per 100000 penduduk dengan jumlah kasus demam
berdarah sebanyak 2.346 kasus.
Selama 2 bulan terakhir di Ruang Perawatan Puskesmas Serongga hampir
80% pasien yang menginap terdiagnosis DBD. Upaya pencegahan DBD di wilayah
kerja Puskesmas Perawatan Serongga telah dilakukan dengan gerakan PSN.
Perubahan iklim menyebabkan perubahan curah hujan, suhu, kelembaban,
arah udara sehingga berefek terhadap ekosistem daratan dan lautan serta berpengaruh
terhadap kesehatan terutama terhadap perkembangbiakan vektor penyakit seperti
nyamuk Aedes, malaria dan lainnya. Selain itu, faktor perilaku dan partisipasi
yang
sejalan
dengan
semakin
membaiknya
sarana
transportasi
BAB II
PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat permasalahan
tentang bagaimana cara meningkatkan pengetahuan masyarakat wilayah Puskesmas
Perawatan Serongga tentang penyakit Demam Berdarah mengenai penyebab, cara
penularan, gejala gejala klinis, pengobatan, dan pencegahannya serta meningkatan
kesadaran masyarakat pentingnya menjaga lingkungan bebas jentik nyamuk dengan
cara Pemberantasan Sarang Nyamuk.
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Laporan ini disusun berdasarkan ada dari salah satu warga RW 03 Desa
Pelajau Baru yang dirawat diruang perawatan, sehingga perlu dilakukan survey
diwilayah sekitar rumah pasien.
Metode intervensi yang digunakan dengan tahapan berikut :
1. Melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di setiap penampungan air atau bak
mandi semua warga sekitar +/-100 meter dari rumah penderita
2. Memberikan pengetahuan tentang Demam Berdarah mengenai penyebab, cara
penularan, gejala gejala klinis, pengobatan, dan pencegahannya serta
meningkatan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga lingkungan bebas
jentik nyamuk dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk.
3. Memberikan Abate pada warga.
BAB IV
PELAKSANAAN
1. Waktu dan Tempat Pemeriksaan
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
2. Alur Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
a. Tahap pemeriksaan jentik nyamuk di penampungan air
b. Tahap Edukasi
pencegahan
demam
berdarah
dengue
yaitu
dengan
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
Untuk menilai apakah masyarakat memahami intervensi yang diberikan
maka perlu adanya monitoring. Selain itu monitoring juga diperlukan untuk
mengetahui apakah masyarakat menerapkan apa yang sudah diberikan dalam
kegiatan sehari-harinya. Monitoring dapat dilakukan dengan bekerja sama
dengan kader, perawat atau tokoh masyarakat desa setempat untuk selalu dapat
mengingatkan dan menggerakkan warga untuk dapat mencegah adanya DBD di
sekitar wilayah Puskesmas Perawatan Serongga
B. Evaluasi
Secara keseluruhan, intervensi yang diberikan berjalan cukup baik.
Komentar/Feed Back
Peserta