You are on page 1of 41

B.

Masalah Kependudukan di Indonesia


a. Jumlah Penduduk yang Besar
Jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah
berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Dari tahun ke tahun
jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah. Indonesia selain mempunyai wilayah yang luas, juga mempunyai
jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk ini adalah masalah yang serius bagi negara,
sebagai contoh, pulau jawa yang luas nya hanya 7% dari luas Indonesia telah di huni sekitar 60%
penduduk Indonesia, kondisi ini mengakibatkan berbagai dampak :

Persaingan Lapangan Pekerjaan


Persaingan lapangan pekerjaan ini di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk di
negara
kita yang sangat
tinggi dan rupanya pertumbuhan
penduduk ini
tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah selama ini sehingga yang ter
jadi adalah bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia .

Persaingan Untuk Mendapatkan Pemukiman


Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak ini biasa terjadi didaerah
perkotaan
yg padat, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan yang tidak memadai
dan kondisi rumah
yang sudah tak layak huni. Namun tidak semua masyarakat bersaing
untuk mendapatkan
pemukiman
yang
layak, nyatanya banyak juga masyarakat yang memilih tetap tinggal yang sudah bertahun-tahun
menjadi
tempat
tinggalnya
dengan alasan sudah
terbiasa dan
warisan dari nenek
moyang sehingga mereka enggan untuk meninggalkannya.

Meningkatnya Jumlah Kemiskinan


Akibat dari jumlah penduduk yang besar selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kemiskinan.
Meningkatnya jumlah kemiskinan ini di sebabkan oleh kurang berkembangnya kreatifitas dari
masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri hal tersebut bukan tanpa alasan karena
untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus
yang mana untuk mendapatkan itu semua masyarakat membutuhkan sarana
pendidikan ,
sedangkan di negeri
kita ini sarana pendidikan masih belum dapat dirasakan
semua rakyatnya karena faktor kemiskinan.

Rendahnya Kesempatan Pendidikan


Di negara kita ini memiliki tingkat kekahiran yang tinggi namun tidak didampingi
dengan
tingkat kematian, dengan demikian tentu semakin banyak fasilitas dan jumlah tenaga kerja
guru yang diperlukan, namun sebagai hasilnya tidak setiap anak memiliki kesempatan untuk
bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai.
Segala sesuatu pasti ada pokok permasalahan yang harus dipecahkan, baik secara
bersama atau individual. Dalam hal ini untuk mengatasi masalah jumlah penduduk yang besar
sangatlah dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Adapun hal hal yang perlu dilakukan untuk
menekan pesatnya pertumbuhan penduduk adalah :
Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam
suatu keluarga secara umum dan massal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
1

Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup
masyarakat
maka diharapkan hilangkannya
kepercayaan
banyak anak banyak rejeki.
Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola
pikir dalam bidang kependudukan.
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan dampak
dan efek dari laju pertumbuhan yang
tidak terkontrol, maka
diharapkan
masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
- Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar
penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu
menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang tersedia.
b.
Pertumbuhan Penduduk yang Cepat
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara kekuatan yang menambah dan
kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan
kematian disebut faktor alami, sedangkan migrasi disebut faktor nonalami. Kelahiran bersifat
menambah, sedangkan kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat
menambah disebut migrasi masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang bersifat mengurangi
disebut migrasi keluar (emigrasi).
Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi, yakni sekitar 1,98%
per tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan yang tinggi ini, pemerintah Indonesia
melaksanakan program Keluarga Berencana. Dengan program Keluarga Berencana ini pada
tahun 2000 pertumbuhan penduduk telah menurun menjadi 1,6 persen. Struktur penduduk
Indonesia memberat pada penduduk usia muda, hal ini sebagai akibat dari masih tingginya
tingkat kelahiran. Persentase penduduk 0 - 14 tahun pada tahun 1980 mencapai 40,3 persen dan
pada tahun 1985 sedikit turun menjadi 39,2 persen. Penduduk usia muda ini pada tahun 2000
diperkirakan turun lagi menjadi 37,7 persen dan 34,2 persen.
Dampak pertumbuhan penduduk yang cepat antara lain sebagai berikut.
Pertumbuhan penduduk sangat banyak, yaitu nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat.

Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan tingginya angka pengangguran.

Persebaran penduduk tidak merata. Penduduk Indonesia tahun 2004 sejumlah 206.246.595
jiwa, 64% di antaranya tinggal di Pulau Jawa.

Komposisi penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya penduduk usia muda yang
belum produktif sehingga beban ketergantungan tinggi.

Arus urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan lapangan kerja.

Menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk. Demikian pula permasalahan


lingkungan hidup sangat luas, misalnya merosotnya kuantitas dan kualitas sumber alam,
tercemarnya lingkungan fisik, dan timbulnya dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan
sosial.
2

c.

d.

Persebaran Penduduk tidak Merata


Banyaknya masyarakat Indonesia yang bermigrasi ke kota-kota besar mengakibatkan
terjadinya kepadatan di kota-kota besar. Namun fasilitas dan perekonomian di daerah perkotaan
semakin meningkat. Sedangkan pada daerah yang ditinggalkan penduduknya tidak mengalami
kemajuan sama sekali sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan daerah perkotaan
dan pedesaan.
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah
atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah
angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap kilometer pada suatu wilayah
negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah
sebagai berikut:
Faktor Fisiografis, meliputi keadaan fisik pulau tersebut, misal keadaan tanah, iklim dan cuaca.
Faktor Biologis, meliputi keanekaragaman makhluk hidup yang ada.
Faktor Kebudayaan dan Teknologi, meliputi kemajuan teknologi yang ada.
Untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk, program pemerintah yang terkenal dalam
upaya mengatasi masalah tersebut adalah transmigrasi, yaitu pemindahan penduduk dari daerah
yang padat penduduk ke daerah yang belum padat penduduk. Program pemerintah tersebut
dilaksanakan sekitar tahun 1980 -1990 an.
Beberapa solusi lain upaya lain yang dapat dilakukan adalah:
Pengadaan rumah vertikal atau rusun
Mengatur jarak kelahiran
Menambah pengetahuan tentang kependudukan
Meningkatkan usaha ekonomi keluarga
Para transmigran yang sukses bisa kembali membangun daerah asalnya.
Komposisi Pendudukan yang kurang Mengantungkan
Komposisi penduduk merupakan sebuah mata statistik dari statistik kependudukan yang
membagi dan membahas masalah kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
jenis kelamin wanita lebih banyak daripada laki-laki. Hal ini menyebabkan banyaknya penduduk
usia muda sehingga rasio ketergantungan sangat tinggi.
Akibat timbul dari kondisi komposisi tidak menguntungkan dari penduduk 0 14 tahun adalah :
Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga yang harus menjadi beban
tanggungannya oleh penduduk produktif (15 64 tahun) sebesar 1.125.099 terhadap penduduk
tidak produktif (0 14 tahun dan 65 + tahun) sebesar 590.419 sangat berat sehingga mengurangi
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.
Meningkatnya angka Ketergantungan
Aspek pemenuhan ekonomi, dimana kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat
pada pemenuhan makanan yang dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitas) sehingga dampak
lebih lanjut adalah adanya rawan atau kurang gizi (malnutrition), bila kekurangan gizi terutama
pada usia muda ( 0 5 tahun ) hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 sebesar 210.646 akan
3

e.

mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental (mental retardation), akibat
lanjut mutu Sumber Daya Manusia masa yang akan datang rendah.
Aspek Pendidikan yang memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan dukungan
kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua, apabila kemampuan ekonomi kurang
mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yang mengakibatkan pada
kualitas pendidikan tersebut kurang.
Arus Urbanisasi
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang
tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan
sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan
diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum,
perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus
segera dicarikan jalan keluarnya.
Akibat dari meningkatnya proses urbanisasi menimbulkan dampak-dampak terhadap lingkungan
kota, baik dari segi tata kota, masyarakat, maupun keadaan sekitarnya. Dampak urbanisasi
terhadap lingkungan kota antara lain:
Semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan. Pertambahan penduduk kota yang
begitu pesat, sudah sulit diikuti kemampuan daya dukung kotanya. Saat ini, lahan kosong di
daerah perkotaan sangat jarang ditemui. ruang untuk tempat tinggal, ruang untuk kelancaran lalu
lintas kendaraan, dan tempat parkir sudah sangat minim. Bahkan, lahan untuk Ruang Terbuka
Hijau (RTH) pun sudah tidak ada lagi. Lahan kosong yang terdapat di daerah perkotaan telah
banyak dimanfaatkan oleh para urban sebagai lahan pemukiman, perdagangan, dan perindustrian
yang legal maupun ilegal. Bangunan-bangunan yang didirikan untuk perdagangan maupun
perindustrian umumnya dimiliki oleh warga pendatang. Selain itu, para urban yang tidak
memiliki tempat tinggal biasanya menggunakan lahan kosong sebagai pemukiman liar mereka.
hal ini menyebabkan semakin minimnya lahan kosong di daerah perkotaan.
Menambah polusi di daerah perkotaan. Masyarakat yang melakukan urbanisasi baik dengan
tujuan mencari pekerjaan maupun untuk memperoleh pendidikan, umumnya memiliki
kendaraan. Pertambahan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang membanjiri kota
yang terus menerus, menimbulkan berbagai polusi atau pemcemaran seperti polusi udara dan
kebisingan atau polusi suara bagi telinga manusia. Ekologi di daerah kota tidak lagi terdapat
keseimbangan yang dapat menjaga keharmonisan lingkungan perkotaan.
Penyebab bencana alam. Para urban yang tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal
biasanya menggunakan lahan kosong di pusat kota maupun di daerah pinggiran Daerah Aliran
Sungai (DAS) untuk mendirikan bangunan liar baik untuk pemukiman maupun lahan berdagang
mereka. Hal ini tentunya akan membuat lingkungan tersebut yang seharusnya bermanfaat untuk
menyerap air hujan justru menjadi penyebab terjadinya banjir. Daerah Aliran Sungai sudah tidak
bisa menampung air hujan lagi.
Pencemaran yang bersifat sosial dan ekonomi. Kepergian penduduk desa ke kota untuk
mengadu nasib tidaklah menjadi masalah apabila masyarakat mempunyai keterampilan tertentu
4

yang dibutuhkan di kota. Namun, kenyataanya banyak diantara mereka yang datang ke kota
tanpa memiliki keterampilan kecuali bertani. Oleh karena itu, sulit bagi mereka untuk
memperoleh pekerjaan yang layak. Mereka terpaksa bekerja sebagai buruh harian, penjaga
malam, pembantu rumah tangga, tukang becak, masalah pedagang kaki lima dan pekerjaan lain
yang sejenis. Hal ini akhirnya akan meningkatkan jumlah pengangguran di kota yang
menimbulkan kemiskinan dan pada akhirnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, orang
orang akan nekat melakukan tindak kejahatan seperti mencuri, merampok bahkan membunuh.
Ada juga masyarakat yang gagal memperoleh pekerjaan sejenis itu menjadi tunakarya,
tunawisma, dan tunasusila.
Meningginya Jumlah Penganggur.
Penyebab kemacetan lalu lintas. Padatnya penduduk di kota menyebabkan kemacetan dimanamana, ditambah lagi arus urbanisasi yang makin bertambah. Para urban yang tidak memiliki
tempat tinggal maupun pekerjaan banyak mendirikan pemukiman liar di sekitar jalan, sehingga
kota yang awalnya sudah macet bertambah macet. Selain itu tidak sedikit para urban memiliki
kendaraan sehingga menambah volum kendaraan di setiap ruas jalan di kota.
Merusak tata kota. Apalagi para migran tersebut kebanyakan adalah kaum miskin yang tidak
mampu untuk membangun atau membeli perumahan yang layak bagi mereka sendiri. Akibatnya
timbul
perkampungan
kumuh
dan
liar
di
tanah

tanah
pemerintah.
Tata kota suatu daerah tujuan urban bisa mengalami perubahan dengan banyaknya urbanisasi.
Urban yang mendirikan pemukiman liar di pusat kota serta gelandangan-gelandangan di jalanjalan bisa merusak sarana dan prasarana yang telah ada, misalnya trotoar yang seharusnya
digunakan oleh pedestrian justru digunakan sebagai tempat tinggal oleh para urban. Hal ini
menyebabkan trotoar tersebut menjadi kotor dan rusak sehingga tidak berfungsi lagi.
Upaya Penanggulangan Urbanisasi
Mempersulit peraturan proses perpindahan desa ke kota
Meningkatkan pelaksanaan siskamling agar masyarakat desa merasa lebih terjamin keamanannya.
Pembangunan sarana yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa, seperti KUD dan
pembangunan sarana irigasi.
Menggalakkan program keluarga berencana untuk menekan laju pertumbuhan penduduk desa.
Peningkatan fasilitas kehidupan masyarakat desa, seperti sarana angkutan, kesehatan, jalan,
pendidikan dan lain sebagainya.
Menerapkan system desentrlisasi dalam pelaksanaan pembangunan. Kegiatan pembangunan tidak
hanya berpusat di kot saja, malinkan tersebar di daerah daerah lainnya. Sehingga masyarakat
desa yang mencari pekerjaan tidah harus dating ke kota.
Memperlancar arus lalu lintas yang menghubungkan desa dan kota, sehingga orang desa yang
bekerja di kota tidak usah menetap di kota
Desentralisasi industry
Peningkatan masyarakat desa dengan melakukan intensifikasi pertanian dalam pengembanagna
industri kecil.
Membangun jaringan listrik di wilayah pedesaan dan lain sebagainya.
5

MAKALAH PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

BAB II
PEMBAHASAN

Beberapa permasalahan kependudukan, khususnya di Indonesia:


KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai
dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut.
Adapun ciri-ciri kemiskinan pada umumnya adalah. Pertama pada umumya mereka tidak
memiliki faktor produksi seperti tanah modal ataupun keterampilan sehingga kemmpuan untuk
memperoleh pendapatan menjadi terbatas. Kedua mereka tidak memmiliki kemungkinan untuk
memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri. Ketiga tingkat poendidikan rendah waktu
mereka tersita untuk mencari nafkah dan mendapatkan pendapatan penghasilan. Keempat
kebanyakan mereka tinggal di pedesaan. Kelima mereka yang hidup di kota masih berusia muda
dan tidak didukung oleh keterampilan yang memadai.

Dampak Dari Kemiskinan Terhadap Masyarakat


Banyak dampak yang terjadi yang disebabkan oleh kemiskinan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dan sangat rendah
Ini berarti dengan adanya tingkat kemiskinan yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang
tidak memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.
2. Tingkat kematian meningkat

Ini dimaksudkan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang mengalami kematian akibat
kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan
yang di alami.
3. Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli kebutuhan
akan makanan yang mereka makan sehari-hari
4. Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebabkan masyarakat Indonesia
tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak memiliki
keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan
5. Tingkat kejahatan meningkat
Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh pendapatan dengan cara-cara kejahatan
karena dengan cara yang baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang
cukup.
Program Pemerintah Dalam Penanggulangan Kemiskinan:
1. Pembangunan inklusif
Pembangunan ini melibatkan seluruh partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kemiskinan.
2. Peningkatan akses masyarakat miskin
Masyarakat miskin pada umumnya memiliki kesulitan dalam memenuhi hak hak dasarnya,
dalam program ini pemerintah berusaha meningkatkan investasi modal manusia dan membantu
mengurangi biaya yang dirasa memberatkan masyarakat miskin.
3. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin
Pemberdayaan ini dilakukan dengan cara memberikan bantuan yang bertujuan meningkatkan
produktivitas masyarakat miskin sehingga menjadi lebih produktif dan sejahtera.
4. Pengembangan sistem perlindungan sosial
Sistem perlindungan sosial bisa berwujud jaminan kesehatan masyarakat yang memberikan
manfaat yang bersifat komprehensif.

KESEHATAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses
membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk
membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan
para koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar
yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan. Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak
mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atauperusahaan di bidang pemeliharaan
7

kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap
'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil
dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam
manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat
yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara umum dan
secara khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:
Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat
dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau
wabah penyakit menular.
Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau
pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya berupa:.
Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi secara luas oleh
masyarakat.
Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran hutan, dan gas
beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup lain dan menjadi penyebab
terjadinya perubahan ekosistem.
Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian, peternakan, industri, rumah
sakit, dan lain-lain.
Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang
menjadi vektor penyakit dan
cara
memutuskan rantai penularan penyakitnya.
Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat kesehatan.
Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan lingkungan
Tujuan Pembangunan Kesehatan
Untuk jangka panjang pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama
sebagai berikut:
Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang
kesehatan.
Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
Peningkatan status gizi masyarakat.
8

Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).


Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera.

PENGANGGURAN
Di dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia hendaknya bekerja manusia yang sudah pantas
bekerja di sebut dengan tenaga kerja
Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain
mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah,
dan mereka yang mengurus rumah tangga.
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang
sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang menunggu panen,karyawan yang
sedang sakit,dsb).
Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang yang diharapkan
dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran usia kerja adalah antara 10-64
tahun. Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran adalah kekhawatiran terbesar di dunia saat ini simpul sebuah survey yang
dilakukan oleh BBC World Service terhadap 11.000 orang di 23 negara.
Dalam jajak pendapat tahunan ini, dinamai The World Speaks (Dunia berbicara), ditulis sederet
daftar hal yang meresahkan dan responden diminta membicarakan dengan keluarga dan teman
apa yang paling mereka khawatirkan sepanjang bulan lalu.
Korupsi dan kemiskinan masih duduk di posisi kecemasan tertinggi, namun pengangguran
disebut oleh 18% responden, enam kali lipat dari jumlah orang yang mengkhawatirkannya saat
pertama kali masuk daftar pada survey pertama tahun 2009.
Jajak pendapat ini dilakukan oleh Globescan, dimana hasilnya menunjukkan kecemasan terhadap
kehilangan pekerjaan dirasakan merata di berbagai negara yang menjadi lokasi survey, meski
persoalan korupsi masih jadi isu yang paling banyak dibicarakan sebagai persoalan dunia.
Hampir seperempat responden menyatakan telah membicarakan soal pengangguran dalam
bentuk apapun dalam sebulan terakhir. Kekhawatiran terbesar berkutnya adalah kemiskinan
ekstrim dimana satu dari lima responden mengaku membicarakan masalah ini baru-baru ini.
Hal terkait dengan inflasi, seperti harga bahan pokok dan BBM yang terus meroket, ada di
peringkat ketiga, dan seperti juga masalah pengangguran soal kenaikan harga dibicarakan oleh
18% orang yang disurvey.
Tetapi beda negara, nampaknya muncul perbedaan tingkat kekhawatiran pula meski sama-sama
berkisar pada persoalan pengangguran.

Negeri paling atas yang mencemaskan isu pengangguran adalah Spanyol, dimana 54% responden
mengatakan membicarakan persoalan ini baru-baru saja, naik dari sebelumnya sepertiga
responden yang ditanyai di negara Eropa ini menurut jajak BBC yang sama tahun lalu.
Sementara berturut-turut Ghana, Meksiko, Nigeria dan Turki adalah negara-negara dimana topik
ini menjadi bahan pembicaraan yang diwarnai kecemasan, dimana sepertiga atau lebih responden
yang disurvey menyatakan membicarakan isu pengangguran sebulan terakhir.
Cara mengatasi Pengangguran
Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah :
1.
Tujuan Bersifat Ekonomi
a. Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun
b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
c. Memperbaiki pembagian pendapatan
2. Tujuan Bersifat social dan politik
a. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu rumah tangga
harus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya.
b. Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi
kasus kejahatan.
c. Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggi
masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan mengemukakan kritik atas pemimpin
pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan
ekonomi yang terlambat berakibat pangangguran memburuk.
3. Tindakan Pemerintah
Tindakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:
a. mengurangi pajak
b. mendorong lebih banyak investasi membari subsidi
c. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
d. Memperbaiki pembagian pendapatan
e. Menghindari masalah kejahatan
f. Menambah keterampilan masyarakat

MIGRASI NASIONAL DAN INTERNASIONAL


Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain
dengan tujuan untuk menetap. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang
merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga
migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu
negara saja.
10

Macam-Macam Atau Jenis Migrasi


Migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
Migrasi Internasional
Migrasi Internasional adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi ini
dapat dibedakan atas tiga macam yaitu:
a. Emigrasi
Adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain.
b. Imigrasi
Adalah masuknya penduduk ke dalam suatu negara tertentu untuk tujuan menetap.
c. Remigrasi
Adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di negara orang lain.
Migrasi Nasional atau Internal
Migrasi Nasonal adalah perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi ini terdiri atas
beberapa jenis, yaitu:
a. Urbanisasi
Adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap.Faktor yang
menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu: ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak
lapangan kerja dan upahnya tinggi, ingin mencari pengalaman di kota, ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagainya.
b. Transmigrasi
Adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang
penduduknya di dalam wilayah Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia
pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.
c. Ruralisasi
Adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan
kebalikan dari urbanisasi.

Dampak Migrasi Penduduk :


Migrasi penduduk baik nasional maupun internasional masing-masing memiliki dampak positif
dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
Dampak dari Emigrasi
Dampak positif dari emigrasi yaitu dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran
mata uang asing, dapat memperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain, dapat mengurangi
ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri.
Dampak negatif dari emigrasi yaitu emigran yang tidak resmi dapat memperburuk citra
negaranya, kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan.
Dampak dari Imigrasi
11

Dampak positif dari imigrasi yaitu dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli, dapat
menambah rasa solidaritas antarbangsa, adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat
mempercepat alih teknologi.
Dampak negatif dari imigrasi yaitu masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa, imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang
kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
Dampak dari Urbanisasi
Dampak Positif Urbanisasi yaitu dapat mengurangi jumlah pengangguran di desa, dapat
memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota, meningkatkan taraf hidup penduduk desa, dapat
meningkatkan perekonomian di kota.
Dampak negatif dari urbanisasi yaitu berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa,
produktivitas pertanian di desa menurun, meningkatnya pengangguran di kota, meningkatnya
tindak kriminalitas di kota, timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan.
Dampak dari Transmigrasi
Dampak positif dari transmigrasi yaitu dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat
penduduknya, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran, dapat
memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi, dapat mempercepat
pemerataan persebaran penduduk.
Dampak negatif dari transmigrasi yaitu adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat
dengan para transmigran, terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena
transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya

5 MASALAH KEPENDUDUKAN
1.Kemiskinan Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan materiil dasar berdasarkan standar tertentu. Adapun standar ini lebih dikenal
dengan garis kemiskinan, yaitu tingkat pengeluaran atas kebutuhan pokok yang meliputi
sandang, pangan, papan secara layak.
Cara penanggulangan:
1) Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki penduduk miskin Misalnya dengan
mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang sempit dengan intensifikasi pertanian,
memberikan bekal keterampilan untuk mengolah barang-barang bekas di sekitarnya,
misalnya kaleng bekas, besi bekas, plastik bekas, membimbing penduduk untuk jeli
memerhatikan dan memanfaatkan peluang usaha di sekitarnya, seperti penduduk yang
tinggal di daerah rawa memanfaatkan enceng gondok untuk bahan kerajinan, penduduk di
daerah gunung memanfaatkan bunga pinus sebagai kerajinan, dan lain-lain.

12

2) Memberikan program penyuluhan dan pembekalanketerampilan Pemerintah hendaknya


intensif terjun ke masyarakat untuk memberikan pengajaran dan pelatihan keterampilan bagi
penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna menunjang pendapatannya.
Pemerintah mencarikan bapak asuh terutama para pengusaha-pengusaha untuk
menggandeng masyarakat dalam mengembangkan usaha.
3) Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi penduduk Pasar merupakan fasilitas
penting dalam menunjang pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat memasarkan hasil
produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi masyarakat untuk lebih
produktif lagi. Karena masyarakat tidak perlu kawatir lagi akan mengalami kesulitan
memasarkan hasil produksinya.
2. Kesehatan Kualitas penduduk yang diuraikan sebelumnya yang berpengaruh terhadap
kemiskinan, ternyata juga berpengaruh pada kesehatan penduduk. Kemiskinan akan
berdampak pada kesehatan. Penduduk miskin cenderung memiliki pola hidup kurang bersih
dan tidak sehat. Kondisi kehidupan yang memprihatinkan mengharuskan penduduk miskin
bekerja keras melebihi standar kerja penduduk yang lebih mampu, sehingga
mengesampingkan aspek kesehatannya. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
secara layak berdampak pada kesehatan mereka. Ketidakmampuan dalam memenuhi
kebutuhan pangan secara sehat dan bergizi berdampak pada rendahnya gizi.
Ketidakmampuan dalam emenuhi kebutuhan perumahan mengharuskan mereka tinggal di
kolong jembatan, bantaran sungai, atau rumah seadanya, sehingga kebutuhan akan sanitasi
air bersih juga tidak terpenuhi. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pakaian
secara layak berdampak pada kesehatan kulit dan organ-organ tubuh lainnya.
Cara penanggulangan:
1) Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3) Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4) Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
5) Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6) Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.
3. Pengangguran Rendahnya tingkat kesehatan penduduk dan tingginya angka kekurangan
gizi masyarakat, secara umum dapat berdampak pada rendahnya daya pikir dan kemampuan
kerja penduduk. Oleh sebab itulah pada sebagian besar negara-negara berkembang dan
negaranegara miskin, kualitas SDM-nya masih rendah, baik dalam pengetahuan maupun
keterampilan. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab tingginya angka pengangguran.
Karena pada umumnya penduduk-penduduk tersebut sulit tertampung di dunia kerja. Di
samping itu, penyebab tingginya angka pengangguran adalah rendahnya kualitas pendidikan
penduduk dan tingginya kuantitas penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak
diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja, menyebabkan tingkat persaingan tinggi dan
tingkat kesempatan kerja cenderung menurun.
Cara penanggulangan:
1) Peningkatan keterampilan kerja masyarakat. Program ini dapat dilakukan melalui
pendidikan keterampilan singkat maupun berjangka di Balai Latihan Kerja (BLK).
13

2) Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri Profesional (TKMMP). Program ini bertujuan
mencari anak-anak muda berpotensi di masing-masing daerah untuk kemudian dibimbing,
dibina, dan dibentuk menjadi seorang yang mandiri dan profesional. Dari program ini
diharapkan akan muncul tenaga-tenaga kerja muda yang mampu membuka usaha-usaha
sendiri sehingga dapat menyerap tenaga kerja.
3) Pelaksanaan padat karya. Padat karya adalah usaha yang lebih mengedepankan
penggunaan dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
modalnya.
4) Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif. Hal ini terkait dengan stabilitas
sosial, ekonomi, dan politik. Jika stabilitas di masing-masing aspek tersebut kondusif, maka
akan banyak orang termotivasi untuk membuka usaha. Bahkan akan memancing investor
asing untuk berinvestasi dan membuka usaha di Indonesia. Dengan demikian akan dapat
menambah lapangan pekerjaan baru. 4. Masalah tingkat pendidikan Keadaan penduduk
di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah
dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan
penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
1) Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2) Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3) Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
Cara penanggulangan:
Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka
. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain).
Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
Mencanangkan gerakan orang tua asuh. Memberikan beasiswa bagi siswa yang
berprestasi.
5. Masalah tingkat penghasilan/pendapatan Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara
biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk
dalam suatu negara. Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per
kapita rendah, hal ini disebabkan oleh: 1) Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak
tenaga ahli, dan lain-lain. 2) Jumlah penduduk banyak. 3) Besarnya angka ketergantungan.
Cara penanggulangan: 1) Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2) Merangsang kemauan berwiraswasta.
3) Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
4) Memperluas kesempatan kerja.
5) Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.
5 MASALAH LINGKUNGAN HIDUP 1. Perubahan iklim Pemanasan global Asap
global Bahan bakar fosil Kenaikan permukaan laut Gas rumah kaca Peningkatan
keasaman laut 2. Konservasi Kepunahan spesies Penurunan jumlah polinator
Pemutihan koral Kejadian kepunahan holosen Spesies invasif Perburuan liar
14

Spesies terancam 3. Bendungan Dampak lingkungan dari bendungan 4. Energi


Konservasi energi Energi terbarukan Penggunaan energi yang efisien
Komersialisasi energi terbarukan 5. Rekayasa genetik Polusi genetik Kontroversi
makanan hasil modifikasi genetic

MASALAH KEPENDUDUKAN DAN SOLUSINYA


Negara Indonesia yang memiliki semua sumber daya alam maupun sumber daya manusia
sepertinya belum muncul ke permukaan 100%, masih banyak yang belum tergali, sehingga
Negara Indonesia terkesan lambat dalam proses pembangunannya. Dengan jumlah penduduk
yang terus meningkat setiap tahunnya, Negara Indonesia belum mampu menyejahterakan semua
penduduknya. Berbagai dampak atas banyaknya penduduk yang belum sejahtera akan
mengakibatkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan kependudukan. Adapun masalahmasalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain :
1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk sebagai berikut :
a.

Jumlah Penduduk Indonesia

Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah
penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat.
b.

Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk


Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
c.

Kepadatan penduduk Indonesia

Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang
dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2 atau setiap
1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata.
Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan,
kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.
15

d.

Susunan penduduk Indonesia

Sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau
ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada
penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-hal
berikut :

Penyediaan fasilitas kesehatan.

Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.

Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.

Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :


1)

Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk,

Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,menunda
usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
2)

Pemerataan Persebaran Penduduk,

Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang
penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan
berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan
prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap
pembangunan adalah sebagai berikut :
a.

Masalah Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif


lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat
pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan
oleh:
1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
16

2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah :
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari
negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia
besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan
dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal
yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil
pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila
terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1)

Pencanangan wajib belajar 9 tahun.

2)

Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.

3)
Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,
laboratorium, dan lain-lain).
4)

Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.

5)

Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.

6)

Mencanangkan gerakan orang tua asuh.

7)

Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

b.

Masalah Kesehatan

Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena
kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumnya
disebabkan:
1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.

17

2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.


3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4. Gizi yang rendah.
5. Penyakit menular.
6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah :
1. Terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan
yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia.
2. Jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka
dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1)

Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.

2)

Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

3)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.

4)

Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.

5)

Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.

6)

Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.

c.

Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan

Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu
jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembang
umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:
1. Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2. Jumlah penduduk banyak.
3. Besarnya angka ketergantungan.
18

Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:


1. Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
2. Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 1.00.
3. Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang
berkembang baik.
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya
banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1)

Menekan laju pertumbuhan penduduk.

2)

Merangsang kemauan berwiraswasta.

3)

Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.

4)

Memperluas kesempatan kerja.

5)

Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa

B. Dampak Dari Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan


1. Dampak dari permasalahan kuantitas penduduk
a. Jumlah penduduk
Dari sensus penduduk yang telah dilakukan, penduduk Indonesia terus mengalami
peningkatan jumlahnya. Hal ini dapat menimbulkan dampak diantaranya kebutuhan hidup
meningkat, persaingan kerja semakin tajam, pengangguran semakin bertambah, kriminalitas
semakin meningkat.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan,
diantaranya mencanangkan program Keluarga Berencana, menetapkan UU perkawinan,
membatasi tunjangan anak bagi PNS/ABRI hingga anak kedua.
b. Pertumbuhan penduduk
Permasalahan yang ditimbulkan dari adanya pertumbuhan penduduk memiliki kesamaan
dengan permasalahan yang ditimbulkan dari meningkatnya jumlah penduduk. Usaha
19

c.

2.
a.

b.

c.

penanggulangan dari adanya pertumbuhan penduduk diantaranya meningkatkan pelayanan


kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor KB, mempermudah dan meningkatkan
pelayanan dalam bidang pendidikan sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat,
meningkatkan wajib belajar 9 tahun bagi pendidikan dasar.
Persebaran penduduk
Persebaran penduduk yang memusat atau tidak merata dapat berdampak turunnya stabilitas
keamanan, lingkungan yang tidak sehat, timbulnya pemukiman kumuh. Sedang usaha untuk
menanggulangi permasalahan ini diantaranya melaksanakan program transmigrasi, pemerataan
pembangunan beserta hasil-hasilnya, meningkatkan sarana dan prasarana sosial masyarakat
hingga ke daerah-daerah.
Dampak dari permasalahan kualitas penduduk
Masalah pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak pada kemampuan penduduk dalam
menghadapi perkembangan zaman. Karena pendidikan yang rendah sulit untuk menerima
perubahan zaman.
Usaha untuk menanggulangi permasalahan tersebut meningkatkan wajib belajar 9 tahun,
memberi beasiswa untuk siswa yang berprestasi, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan,
menambah pengajar yang baik dan berkualitas.
Masalah kesehatan
Tingkat kesehatan yang rendah dapat berdampak rendahnya kualitas sumber daya manusia.
Keadaan ini dapat berpengaruh pada pola pikir, kreativitas serta tingkat lama dalam belajar.
Permasalahan ini dapat ditanggulangi dengan melaksanakan program kesehatan misalnya
Posyandu, melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, mendistribusikan obatobatan hingga ke pelosok, mengirim tenaga medis hingga ke pelosok, meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Masalah pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita yang rendah akan berdampak pada sulitnya penerapan pembangunan
yang akan dilakukan hingga ke pelosok daerah. Sehingga negara tidak berkembang karena tidak
melaksanakan pembangunan dengan baik.
Usaha untuk menanggulangi permasalahan ini diantaranya memberi subsidi melalui program
sosial, meningkatkan upah buruh, memberi fasilitas yang baik dan lengkap, memberi bantuan
modal kepada pengusaha kecil dan menengah dalam rangka menjalankan usahanya.

PERMASALAHAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN

20

Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Pembangunan suatu bangsa berkaitan


erat dengan permasalahan kependudukannya. Suatu pembangunan dapat berhasil jika didukung
oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.
1. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :
Jumlah penduduk Indonesia : Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari
jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar
setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Pertumbuhan Penduduk Indonesia : Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan
penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan
Filipina.
Kepadatan penduduk Indonesia : Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah
penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlsh
penduduk setiap satu km2 atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah
persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan,
misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.
Susunan penduduk Indonesia : sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk
Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia
muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan
konsekuensi terhadap hal-hal berikut.
Penyediaan fasilitas kesehatan.
Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah
Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja
Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan Kuantitas Penduduk Indonesia : Upaya pemerintah
mengatasi permasalahan kuantitas penduduk antara lain, dengan pengendalian jumlah dan
pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran penduduk.
a. Pengendalian jumlah danpertumbuhan penduduk : Dilakukan dengan cara menekan angka
kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan
meningkatkan pendidikan.
b. Pemerataan Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan
industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa
kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga
ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan. Dibandingkan
dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih
21

rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih belum memenuhi
kebutuhan seluruh penduduk.
Tingkat pendidikan : Merupakan modal pembangunan yang penting disamping kesehatan.
Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah dan tingkat melek huruf
penduduk.
Lama Sekolah: lama sekolah seseorang dapat menunjukan tingkat pendidikannya. Lama
sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan masyarakat
Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar.
Tingkat melek huruf : seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat membaca atau
tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong pesat.
Tingkat Pendapatan per Kapita (Percapita Income=PcI): adalah rata-rata pendapatan penduduk
suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan
kemakmuran suatu Negara.
o Dampak PermasalahanPenduduk Terhadap Pembangunan : Permasalahan kependudukan
membawa dampak bagi pembangunan di Indonesia. Dampak-dampak tersebut dapat dilihat
dibawah ini :
[ Ketidakmerataan penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di seluruh
wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal, terutama daerahdaerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
[ Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin tingginya kebutuhan
penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier lainnya.
[ Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih tinggi. Hal ini
disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia produktif.
[ Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup
menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan
kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik di daerah
pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan)
[ Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk manusia.
[ Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang, dan jasa yang
akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.
Permasalahan Kuantitas Penduduk dan Dampaknya dalam Pembangunan
Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan berupa tersedianya
tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi kuantitas
penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap
pembangunan. Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya:
22

1. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi


menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan pangan,
sandang, dan papan.
2. Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya terpusat pada
daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini menyebabkan hasil
pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga menimbulkan kesenjangan
sosial antara daerah yang padat dan daerah yang jarang penduduknya.
3. Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-kota besar,
sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan kelompok miskin
kota.
4. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume pekerjaan
menyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada kerawanan sosial.
Permasalahan Kualitas Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap
pembangunan adalah sebagai berikut:
# Masalah tingkat pendidikan
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif
lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat
pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan
oleh:
1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari
negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia
besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan
dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal
yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil
23

pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena
ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila
terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah
mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan masyarakat.
Usaha-usaha tersebut di antaranya:

Pencanangan wajib belajar 9 tahun.

Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.

Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan,


laboratorium, dan lain-lain).

Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.

Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.

Mencanangkan gerakan orang tua asuh.

Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

# Masalah kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena
kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.
Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4. Gizi yang rendah.
5. Penyakit menular.
6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya pembangunan
fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut
24

jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan
rendah, maka dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak
optimal.
Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan untuk
meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan
pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antarnya:
1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.
# Masalah tingkat penghasilan/pendapatan
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu
jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara.
Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini
disebabkan oleh:
1. Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2. Jumlah penduduk banyak.
3. Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:
1. Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
2. Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 1.00.
3. Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:

25

1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang


berkembang baik.
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya
banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat), sehingga dapat
mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam bentuk:
1. Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2. Merangsang kemauan berwiraswasta.
3. Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
4. Memperluas kesempatan kerja.
5. Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.

Masalah dalam Kependudukan serta Solusinya


Oleh Maila Huda Shofyana

Kondisi sosial ekonomi pada setiap negara berbeda dengan negara lainnya. Ada negara
yang maju dan ada pula negara yang berkembang. Negara dapat disebut negara berkembang atau
negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu
26

negara disebut sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan
pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian
pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika
negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan,
sehingga
sebagian
besar
tujuan
pembangunan
telah
dapat
terwujud.
Terima
kasih
banyak
buat
yang
membaca
artikelku
ini,
Sempatkan juga baca ini bagi yang ingin Rambut bagai terlahir kembali. Trims'
Lalu, Indonesia masuk dalam kategori apa? Yup, tepat sekali. Indonesia termasuk Negara
berkembang yang mana masih memiliki berbagai masalah kependudukan, produktivitas,
masyarakatnya masih didominasi barang-barang primer, sumber daya alam belum dimanfaatkan
secara optimal, memiliki ketergantungan terhadap negara maju, keterbatasan fasilitas umum,
serta kurangnya kesadaran hukum. Berdasarkan pendataan penduduk oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang
mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49,79
persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119.321.070 jiwa (50,21 persen). Hmmm sangat besar,
bukan?
Dalam jumlah penduduk yang besar pasti menimbulkan dampak bagi kependudukan. Apa
saja sih masalah kependudukan di Indonesia? Adapun masalah-masalah kependudukan yang ada
di Indonesia antara lain:
1.

a.
b.

c.
2.

Ledakan penduduk (over population);


Jumlah penduduk di Indonesaia selalu bertambah. Fakta ini bisa kita lihat dari sensus tahun
1971-2010 maupun dari pendataan oleh BPS seperti yang tersebut diatas. Ledakan penduduk bila
didukung oleh sumber daya manusia yang bagus menjadi modal pembangunan, tetapi bila tanpa
didukung SDM yang baik menjadi beban pembangunan. Karenanya, jika pertumbuhan penduduk
tiap tahun semakin tinggi terjadilah ledakan penduduk, sehingga perlu alternatif solusi.
Solusi
Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam
suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
Sosialisasi pendidikan KB
Di Indonesia pengendalian laju pertumbuhan penduduk dilakukan dengan kampanye
program keluarga berencana berslogan 2 Anak Lebih Baik atau 2 Anak Cukup. Diharapkan
para pasutri bisa menjadi keluarga kecil sejahtera. Bagi para Pegawai Negeri Sipil, pemerintah
menerapkan program insentif, yaitu tunjangan yang hanya diberikan sampai 2 anak saja.
Menunda usia perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Persebaran penduduk tidak merata;
Persebaran penduduk di Indonesia yang tidak merata pada umumnya disebabkan oleh
banyaknya masyarakat yang merantau ke kota-kota besar dengan harapan menggapai hidup lebih
baik. Padahal harapan tersebut tidak sepenuhnya tercapai. Apalagi tanpa berbekal keterampilan.
Solusi

27

3.

4.

a.

b.

c.

d.
e.
5.

a.

Adanya sosialisasi tentang mobilitas penduduk atau transmigrasi. Sebagai contoh masyarakat
yang berasal dari Jawa berpindah ke pulau lain, katakanlah, pulau Kalimantan yang mana jumlah
penduduknya relatif sedikit namun merupakan pulau terbesar di Indonesia.
Tingginya angka beban tanggungan (burden of dependency ratio);
Maksudnya apa sih? Jadi, tingginya angka beban tanggungan itu perbandingan antara orangorang yang belum/tidak sanggup bekerja dengan orang-orang yang ada dalam batas umur turut
serta dalam proses produksi. Atau dapat juga dikatakan, perbandingan beban tanggungan adalah
perbandingan penduduk yang berumur 0 14 tahun dan di atas 65 tahun dengan penduduk yang
berumur 15 64 tahun. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat
dan pada akhirnya menyebabkan proporsi penduduk yang belum dewasa menjadi bertambah
tinggi dan jumlah anggota keluarga bertambah besar.
Rendahnya kualitas kesehatan,
Kualitas kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu negara.
Rendahnya kualitas kesehatan dapat diindikasikan melalui jumlah angka kematian bayi, angka
kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.
Rendahnya kualitas kesehatan masyarakat akan menimbulkan dampak pada kualitas sumber
daya manusia. Masyarakat yang gizinya tidak tercukupi akan sangat berpengaruh pada pola pikir
dan kreatifitasnya.
Solusi
Untuk para ahli gizi entah itu bidan ataupun dokter diharapkan bisa berbagi ilmu kepada
masyarakat tentang bagaimana mendapatkan dan mengolah makanan yang bergizi tinggi. Cara
yang ditempuh bisa dengan penyuluhan atau sekedar mengumpulkan masyarakat terutama yang
ada dipelosok. Biasanya bahan makanan bergizi tidak sulit didapat terutama yang ada di
pedesaan.
Alhamdulillah, Indonesia termasuk anggota PBB jadi diharapkan bisa menjalin kerja sama
dengan badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization) dalam mengadakan program
kesehatan, misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan makanan, serta
peningkatan gizi masyarakat.
Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana dan prasarana
kesehatan yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat penunjang medis lainnya
hingga ke pelosok desa.
Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga dapat terjangkau
oleh masyarakat luas.
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat,
Rendahnya mutu pendidikan;
Mutu pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia. Pada
umumnya, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif rendah. Hal ini bisa
dilihat dari:
Kurangnya kesadaran penduduk khususnya orang tua bagaimana pentingnya pendidikan (klik:
NU Online, 2013), sehingga mereka berpikiran tidak perlu sekolah terlalu tinggi khususnya
untuk anak perempuan.
28

b. Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu menyekolahkan
anaknya lebih lanjut atau bahkan mereka justru menyuruh anak-anaknya untuk membantu
pekerjaan orang tua mereka dari pada harus mengeluarkan banyak biaya.
c. Banyak sarana prasarana dan akses pendidikan khususnya di daerah terpencil kurang memadai
(e-Majalah Dikbud). Hal tersebut akan berdampak pada kemampuan penduduk dalam
memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Solusi
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, diantaranya adalah:
a.
Menggalakkan program wajib belajar 12 tahun, tidak lagi sekedar 9 tahun saja. Karena apa?
Masyarakat Indonesia banyak yang ekonominya menengah kebawah. Banyak dari mereka masih
merasa kesulitan untuk menyekolahkan putra-putri mereka ke jenjang yang lebih lanjut.
b.
Mendorong kesadaran masyarakat mampu atau badan-badan usaha untuk menjadi orang
tua asuh bagi anak-anak kurang mampu.
c.
Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa berprestasi yang kurang
mampu. Saya salut kepada Muhammadiyah karena tidak hanya para siswa pintar atau kurang
mampu saja yang dapat mendapatkan beasiswa. Siswa yang aktif berorganisasi juga
berkesempatan menikmati besiswa untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi (klik: PMB
UMS). Keaktifan berorganisasi bisa mendorong para remaja khususnya untuk lebih
religious serta memiliki soft skill untuk kehidupan dan masa depan.
d.
Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif dan nonformal seperti kursus-kursus keterampilan,
sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
e.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana belajar mengajar khususnya di
daerah terpencil.
6. Tingkat pendapatan yang rendah;
Berbagai argumen banyak yang bersimpangan tatkala berbicara, apakah pendapatan
masyarakat Indonesia tergolong rendah ataukah tinggi.
Pada suatu sesi di gedung DPR, kepala Badan Kebijakan Fiskal menyebutkan, pendapatan
perkapita Indonesia menembus angka US$ 4.000 dan pertumbuhan ekonomi di tahun 2013
sebesar 6,3%. Hatta Rajasa saat siaran pers 16 Mei 2013 menyampaikan hal yang senada, jumlah
kemiskinan dan pengangguran menurun tajam setelah reformasi menyusul adanya tingkat
pendapatan masyarakat yang meningkat secara signifikan.
Pembangunan yang selama ini berlangsung telah sukses meningkatkan nilai pendapatan
perkapita Indonesia. Tetapi nilai yang dicapai masih tergolong rendah dibandingkan bangsabangsa lain. Seperti yang ditulis dalam modul pembelajaran dalam laman www.bimbie.com,
pendapatan perkapita yang tergolong rendah itu, meskipun kian meningkat pencapaiannya, tidak
bisa dianggap sebagai gambaran kemakmuran bangsa kita tercinta. Lebih lanjut, kondisi ini
digambarkan oleh modul online yang termuat di http://110.138.206.53 sebagai penyebab dari
ketidakmampuan penduduk untuk memenuhi berbagai hajat hidupnya. Bahkan, Liputan6.com
dalam updatenya tertanggal 20 Mei 2013 menyebutkan, rendahnya konsumsi buah-buahan
masyarakat Indonesia karena masih rendahnya tingkat pendapatan per kapita masyarakat
Indonesia.

29

Singkat kata, pemberian label rendah atau bahkan tinggi untuk tingkat pendapatan penduduk
Indonesia masih menjadi simpang siur, tetapi yang tentu kita harapkan adalah tingkat pendapatan
bangsa Indonesia dapat terus meningkat agar tercapai kesejahteraan. Solusi apakah yang bisa
diberikan terkait harapan ini?
Menurut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, yang
diterbitkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2011), dunia usaha (swasta,
BUMN, dan BUMD) berperan penting dan utama dalam pembangunan ekonomi, yakni dalam
peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja. Oleh karenanya, kebijakan dan daya
dukung pemerintah diperlukan untuk meningkatkan iklim yang kondusif bagi dunia usaha,
sehingga kesempatan kerja dan investasi terbuka lebar.
7. Kualitas penduduk relatif rendah;
Kualitas penduduk Indonesia tidak terlepas dari masalah kependudukan Indonesia dalam hal
mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya manusia. Hal ini terjadi karena pengaruh
rendahnya mutu pendidikan dan rendahnya kualitas kesehatan. Berikutnya rendahnya kualitas
penduduk mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk menjadi rendah pula. Jadi, untuk
meningkatkan kualitas penduduk terlebih dulu meningkatkan mutu pendidikan, kualitas
kesehatan serta sumber daya manusia.

A.
PERMASLAHAN
PENDUDUK
INDONESIA
1.
Masalah
Penduduk
yang
Bersifat
Kuantitatif
a.
Jumlah
Penduduk
Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena
menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1)
Penyediaan
tenaga
kerja
dalam
masalah
sumber
daya
alam.
2)
Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan
pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas
sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh
karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.
Pertumbuhan
Penduduk
Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 1990 sebesar 1,98%
30

pertahun, dan periode 1990 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu
usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam
program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan
keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota
keluarga
dapat
terpenuhi
sehingga
terbentuklah
keluarga
sejahtera.
Dua
tujuan
pokok
Program
Keluarga
Berencana
yaitu:
a.
Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan
peningkatan
produksi.
b.
Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c.
Persebaran
Penduduk
Tidak
Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten
maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 7% dari
seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan
kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690
jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa
per
kilo
meter
persegi
(km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan
bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa
belum
dimanfaatkan
secara
optimal
karena
kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa
ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
2.
Masalah
Penduduk
yang
Bersifat
Kualitatif
a.
Tingkat
Kesehatan
Penduduk
yang
rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih
tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1)Angka
Kematian
2)Angka
Harapan
Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka
harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas
kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi
pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi
standar
kesehatan.
b.
Tingkat
Pendidikan
yang
Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk
suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat
pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di
Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan
demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain
31

(keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan.


Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa
dampak
positif
yang
signifikan
terhadap
kesejahteraan
penduduk.
c.
Tingkat
Kemakmuran
yang
Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis
kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan
kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran
penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa
banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?
B.
DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran
pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk
sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan
pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki
oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan
sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi.
Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber
daya alam yang melimpah itu? Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam
(penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek
pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance) perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia.
Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia
(SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia
ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia
penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor
kependudukan
yang
menghambat
pembangunan
adalah:
1.
Rendahnya
kualitas
SDM
penduduk
Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan
ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM
penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang
dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
2.
Pertumbuhan
penduduk
yang
tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas
(produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas
rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu
negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya.
Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa?
32

Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya
(kemakmurannya) masih rendah. Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka
kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.
C.

UPAYA-UPAYA
MENGATASI
PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
2.
Persebaran
dan
Kepadatan
penduduk
diatasi
dengan:
a.
Program
Transmigrasi
b.
Pembangunan
lebih
intensif
di
Kawasan
Indonesia
Timur.
3.
Tingkat
kesehatan
yang
rendah
diatasi
dengan:
a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
(RSUD)
b.
Pelayanan
kesehatan
gratis
bagi
penduduk
miskin
4.
Tingkat
pendidikan
yang
rendah
diatasi
dengan:
a.
Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah
d.
Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga
pemerintah
5.
Tingkat
pendapatan
yang
rendah
diatasi
dengan:
a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi,
baik
PMDN
ataupun
PMA.
b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak
menyerap
tenaga
kerja.
c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas
umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

Oke, kembali share tugas kawan. Silahkan baca, cermati dan jadikan inspirasi. Jangan hanya
Copas karena ini adalah pendapat saya (pendapat=belum tentu kebenarannya), maka dari itu,
silahkan tinggalkan komentar untuk perbaikan dari kekurangan tulisan ini. Terimakasih.
MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

33

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika
Serikat. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya
penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan hal
kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di
Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang
perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia.
Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:
A. Demografis
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke
empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah
Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326
(www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari
sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Dari data di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun
semakin bertambah. Hal ini tentunya memberikan berbagai dampak baik postif dan negatif.
Sebelum membahas tentang masalah kependudukan, ada baiknya kitad mengetahui dampak
positifnya lebih dahulu antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya
alam, mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.
Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi
sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya
konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya membuat
masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan
permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya
tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit.
Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi
lain terdapat kepentingan yang terkaitan dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai
daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal
tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi
keseimbangan alam.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam
penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja dan
encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah
penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari
pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu
pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi
sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat
pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek
lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga
kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh
34

karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait
dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya.
Salah satunya adalat tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan
penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini
tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin
banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasaranan,
fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju
pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani olah
BKKBN.
sumber: bps.go.id
Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia
semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya.
Namun, alangkah lebih baik apabila persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga
mencapai angka dibawah 1%. Dalam penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju
selalu memiliki angka pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari
jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat
menurun merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai
masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun,
kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat
manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju pertumbuhan
sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus didukung oleh
masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll
sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas
wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey
penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain
tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa.
Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah
apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada
di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan
berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:

35

1. Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2. Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya
tidak disenangi sebagai tempat tinggal
3. Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat
tinggal di daerah datar
4. Sumber air
5. Perhubangan atau transportasi
6. Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.

B. Non Demografis Bersifat Kualitatif


1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia terus digalakkan. Namun,
kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR bagi penentu kebijakan guna
meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah
angka kematian bayi. Besarnya kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi
lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.
sumber: bps.go.id
Dari data di atas dapat dilihat bagaimana penurunan yang terjadi pada angka kematian bayi di
Indonesia yang dihitung berdasar jumlah kematian di setiap 1000 kelahiran. Penurunan ini
menujukkan usaha untuk perbaikan dalam bidang kesehatan terus saja diupayakan guna
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonsia. Berbagai layanan kesehata yang dibuka seperti
imunisasi dan juga posyandu tentunya menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan
yang ada saat ini.
Sebagai tambahan, terdapat tabel yang menujukkan bagaimana kondisi kesehatan bayi yang ada
di Indonesia tahun 1998-2005. Pemenuhan Gizi yang baik tentunya akan sangat berpengaruh
pada kesehatan jika dikaitkan dengan kemampuan bayi untuk bertahan dari penyakit. Kebutuhan
akan gizi yang terpenuhi akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga lebih kebal terhadap
penyakit. Dari grafik di bawah ini, masih terdapat balita yang mengalami gizi kurang bahkan gizi
buruk. Hal ini menujukkan bahwa perbaikan dalam hal kesehatan masih perlu dilakukan
sumber: bps.go.id
Selain indikator tersebut, pengukuran tingkat kesehatan juga dapat dilakukan dengan melihat
usia harapan hidup manusia Indonesia. Dalam Population Data Sheet 2012, usia harapan hidup
36

orang Indonesia adalah 72 tahun sedangkan tahun 2011 rata-rata usia harapan hidupnya 71. Hal
ini menujukkan usaha peningkatan dan perbaikan kualitas kesehatan manusia Indonesia. Angka
harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas
kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi
pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi
standar kesehatan.
2. Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang
dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun
sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya.
Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas
mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas
pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa
Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan
di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur
kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja.
Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan
tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang menganggur menjadi beban bagi
orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini
merupakan pengangguran yang terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan,
mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa tingkat
pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan bahwa pendidikan
setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.
Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak bertambah jika
pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal
tentunya akan membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
sumber: bps.go.id
Jika diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikan diharapkan berbanding
lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang
dilakukan oleh pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan
penduduk.
3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin

Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. Walau Indonesia bukan
termasuk negara miskin menurut PBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30 juta rakyat
37

Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupkan
negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Tapi
sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana kemiskinan menjadi bagian permasalahan di
negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat signifikan. Hal ini juga
dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati penurunan ini. namun, angka 30 juta masih
menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai tahun
2015.
Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial menjadi terlihat jelas di Indonesia.
Kaum konglomerat menjadi penguasa namun pemerintah diam saja dengan kemiskinan yang
ada. tidak mengherankan apabila negara Indonesia memiliki jumlah rakyat miskin yang cukup
banyak.
Yang manjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi negara yang penduduknya
miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yan miskin sumber daya namun menjadi negaranegara kaya yang menguasai dunia. Jawabannya kembali ke sumber daya manusia. Kemakmuran
berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi
pula tingkat kemakmurannya. Ini dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi
tingkat kemakmuran penduduknya tinggi sperti Jepang. Kurangnya perhatian terhadap SDM
Indonesia menjadikan rakyat banyak yang menderita. Seharusnya kenyataan ini menjadikan
dasar pertimbangan kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal ini tetap kemakmuran rakyat
merupakan hal utama yang harus di perhatikan demi terciptanya Indonesia yang merdeka
seutuhnya.

A.

PERMASLAHAN

PENDUDUK

INDONESIA

1.
Masalah
Penduduk
yang
Bersifat
Kuantitatif
a.
Jumlah
Penduduk
Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena
menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1)
Penyediaan
tenaga
kerja
dalam
masalah
sumber
daya
alam.
2)
Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan
pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas
sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh
38

karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.
Pertumbuhan
Penduduk
Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 %
pertahun, tahun 1971 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 1990 sebesar 1,98%
pertahun, dan periode 1990 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu
usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam
program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan
keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota
keluarga
dapat
terpenuhi
sehingga
terbentuklah
keluarga
sejahtera.
Dua
tujuan
pokok
Program
Keluarga
Berencana
yaitu:
a.
Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan
peningkatan
produksi.
b.
Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c.
Persebaran
Penduduk
Tidak
Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten
maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 7% dari
seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan
kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690
jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa
per
kilo
meter
persegi
(km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan
bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa
belum
dimanfaatkan
secara
optimal
karena
kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa
ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam
melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
2.
Masalah
Penduduk
yang
Bersifat
Kualitatif
a.
Tingkat
Kesehatan
Penduduk
yang
rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih
tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1)Angka
Kematian
2)Angka
Harapan
Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka
harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas
kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi
pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi
standar
kesehatan.
b.
Tingkat
Pendidikan
yang
Rendah
39

Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk
suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat
pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di
Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan
demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain
(keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan.
Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa
dampak
positif
yang
signifikan
terhadap
kesejahteraan
penduduk.
c.
Tingkat
Kemakmuran
yang
Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis
kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan
kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran
penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa
banyak
penduduk
Indonesia
yang
hidup
miskin?
B.
DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN
Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran
pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk
sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan
pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki
oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan
sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi.
Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber
daya alam yang melimpah itu? Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam
(penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek
pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance) perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia.
Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia
(SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia
ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia
penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor
kependudukan
yang
menghambat
pembangunan
adalah:
1.
Rendahnya
kualitas
SDM
penduduk
Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan
ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM
penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang
dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
2.
Pertumbuhan
penduduk
yang
tinggi
40

Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas


(produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas
rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu
negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya.
Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa?
Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya
(kemakmurannya) masih rendah. Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka
kualitas
hidup
(kemakmuran)
akan
semakin
menurun.
C.

UPAYA-UPAYA
MENGATASI
PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN
Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
2.
Persebaran
dan
Kepadatan
penduduk
diatasi
dengan:
a.
Program
Transmigrasi
b.
Pembangunan
lebih
intensif
di
Kawasan
Indonesia
Timur.
3.
Tingkat
kesehatan
yang
rendah
diatasi
dengan:
a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
(RSUD)
b.
Pelayanan
kesehatan
gratis
bagi
penduduk
miskin
4.
Tingkat
pendidikan
yang
rendah
diatasi
dengan:
a.
Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
b.
Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
c.
Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah
d.
Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e.
Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga
pemerintah
5.
Tingkat
pendapatan
yang
rendah
diatasi
dengan:
a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi,
baik
PMDN
ataupun
PMA.
b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak
menyerap
tenaga
kerja.
c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas
umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

41

You might also like