You are on page 1of 11

Portofolio 2 MOLA HIDATIDOSA

Nama Peserta : dr. Jessica Febrina


Nama Wahana : RSU BETHESDA GMIM TOMOHON
Topik : Mola Hidatidosa
Tanggal (kasus) : 20 03 2016

No. RM : 740641

Tanggal presentasi : 7 April 2016

Nama Pendamping : dr. Jeiny Thomas

Tempat Presentasi : RSU Bethesda GMIM Tomohon


Obyektif presentasi :
KKeilmua

KKeterampila

PPenyegaran
TTinjauan pustaka
n
n
DDiagnost
MManajemen MMasalah
IIstimewa
ik
NNeonat BBay AAn RRemaj DDewas LLansi BBumi
us
i
ak
a
a
a
l
Deskripsi : Perempuan, 15 tahun dengan keluhan nyeri perut bagian bawah ingin
melahirkan. Keluar darah/cairan/lender dari jalan lahir disangkal. Gerakan janin tidak
dirasakan.
Tujuan : untuk mengetahui gejala dan tanda untuk diagnosis Mola Hidatidosa serta
tatalaksana Mola Hidatidosa
RRise
KKas
TTinjauan pustaka
AAudit
Bahan bahasan :
t
us
DDisku PPresentasi dan
EEma
PPos
Cara membahas
si
diskusi
il

Data pasien

Nama : MB

Nama klinik : RSU BETHESDA

No. Registrasi : 026961


Pekerjaan : pelajar

Terdaftar sejak :
20-03-2016

Data utama untuk bahan diskusi :


1. Diagnosis / gambaran klinis :
Pasien datang ke IGD RSU Bethesda dengan keluhan utama nyeri perut bagian bawah
ingin melahirkan sejak 1 hari SMRS. Keluar cairan/darah/lendir dari jalan lahir
disangkal. Gerakan janin tidak dirasakan. HPHT November 2015.
2. Riwayat pengobatan :
Pasien baru kali ini memeriksakan diri di RS.
3. Riwayat kesehatan / penyakit :
Penyakit jantung, paru, ginjal, dan hati disangkal.

4. Riwayat keluarga :
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.
5. Riwayat pekerjaan :
(-).
6. Kondisi kebiasaan :
Merokok (-) Alkohol (-).
7. Lain-lain : HPHT November 2015. Kehamilan pertama.
a. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran

: Kompos mentis

Tekanan darah

: 140/90

Nadi

: 111 x/m

Respirasi

: 20 x/m

Suhu badan

: 36,50 C

Kepala

: konjungtiva anemis (-), sklera Ikterik (-).

Thoraks

: cor : Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak.


Palpasi : Iktus cordis tidak teraba.
Perkusi : batas kanan : ICS III-IV Linea parasternalis dekstra.
Auskultasi : S I-II normal, bising (-).
pulmo : Inspeksi

: Retraksi (-).

Palpasi

: Stem fremitus kanan = kiri.

Perkusi

: Sonor kanan = kiri.

Auskultasi : Rhonki -/-, wheezing -/-.


Abdomen : TFU 22cm, BU (+) normal, Bising mola (+), DJJ (-), ascites (-).
Hepar & Lien : tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat
Pemeriksaan Ginekologis :
Inspeksi

: fluksus (-), fluor (-), vulva t.a.k.

Inspekulo

: fluksus (-), fluor (-), vagina t.a.k, portio licin, erosi (-), livide

(-), OUE tertutup.


PD : Fluksus (-), Portio licin, kenyal, nyeri goyang (-), OUE tertutup.
A/ P bilateral lemas, massa (-), nyeri tekan (-). CD tdk menonjol.

b. Laboratorium
Nama Pemeriksaan
Leukosit
Hematocrit
Hemoglobin
Eritrosit
Trombosit

Hasil
11.610
22.2 %
7.6
2.58
240.000

Nilai Rujukan
4000 10.000 mm3/uL
37.0 47.0 %
11 - 15 g/dL
3.50 5.00 mm6/uL
100.000 300.000

Tes Kehamilan : HCG (+)


USG : Mola Hidatidosa
Daftar pustaka :

Hasil pembelajaran :
Tanda dan Gejala Mola Hidatidosa
Etiologi Mola Hidatidosa
Diagnosis Mola Hidatidosa
Tatalaksana Mola Hidatidosa
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif
Pasien datang ke IGD RSU Bethesda dengan keluhan utama nyeri perut bagian
bawah ingin melahirkan sejak 1 hari SMRS. Keluar cairan/darah/lendir dari jalan
lahir disangkal. Gerakan janin tidak dirasakan. HPHT November 2015.
Objektif
Keadaan umum

: Sedang

Kesadaran

: Kompos mentis

Tekanan darah

: 140/90

Nadi

: 111x/m

Respirasi

: 20x/m

Suhu badan

: 36,50 C

Kepala

: konjungtiva anemis (-), sklera Ikterik (-).

Thoraks

: cor : Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak.


Palpasi : Iktus cordis tidak teraba.
Perkusi : batas kanan : ICS III-IV Linea parasternalis dekstra.
Auskultasi : S I-II normal, bising (-).
pulmo : Inspeksi

: Retraksi (-).

Palpasi

: Stem fremitus kanan = kiri.

Perkusi

: Sonor kanan = kiri.

Auskultasi : Rhonki -/-, wheezing -/-.


Abdomen : TFU 22cm, Bising mola (+), DJJ (-), Bagian janin: tidak teraba
BU (+) normal, Hepar & Lien : tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat
Pemeriksaan Ginekologis :
Inspeksi

: fluksus (-), fluor (-), vulva t.a.k.

Inspekulo

: fluksus (-), fluor (-), vagina t.a.k, portio licin, erosi (-),

livide (-), OUE tertutup.


PD : Fluksus (-), Portio licin, kenyal, nyeri goyang (-), OUE tertutup.
A/ P bilateral lemas, massa (-), nyeri tekan (-). CD tdk menonjol.
Diagnosis Mola Hidatidosa ditegakkan dari adanya gambaran klinis, anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
2. Assesment
Definisi
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili
korialisnya mengalami perubahan hidrofik. Mola hidatidosa berkembang dari trofoblast
ekstraembrionik. Mola hidatidosa merupakan salah satu penyakit trofoblast gestational
(PTG). Mola hidatidosa adalah neoplasma jinak dari sel trofoblast. Pada mola
hidatidosa kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan
berkembang menjadi keadaan patologik.
Mola hidatidosa terbagi menjadi:

1. Mola hidatidosa sempurna/ komplet (klasik)


Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikel-vesikel jernih. Ukuran
vesikel bervariasi dari yang sulit dilihat, berdiameter sampai beberapa sentimeter
dan sering berkelompok-kelompok menggantung pada tangkai kecil. Temuan
histologik ditandai oleh:
-Degenerasi hidrofobik dan pembengkakan stroma vilus
-Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak
-Proliferasi epitel tropoblast dengan derajat bervariasi
-tidak adanya janin dan amnion

Mola sempurna tidak memiliki jaringan fetus, 90% merupakan genotip 46XX
dan sisanya 46XY.

2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial)


Apabila perubahan hidatidosa bersifat fokal dan kurang berkembang, dan
mungkin tampak sebagai jaringan janin. Terjadi perkembangan hidatidosa yang
berlangsung lambat pada sebagian villi yang biasanya avaskular, sementara villivilli berpembuluh lainnya dengan sirkulasi janin plasenta yang masih berfungsi
tidak terkena.

Pada mola parsial, jaringan fetus biasanya didapatkan, eritrosit dan pembuluh
darah fetus pada villi merupakan penemuan yang seringkali ada. Komplemen
kromosomnya yaitu 69XXX atau 69XXY. Ini diakibatan dari fertilisasi ovum
haploid dan duplikasi kromosom haploid paternal atau akibat pembuahan dua
sperma.

Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor yang dapat menyebabkan antara
lain:
1. Faktor ovum: ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan.
2. Immunoselektif dari Tropoblast
3. Keadaan sosioekonomi yang rendah
4. Paritas tinggi

5. Kekurangan protein, asam folat dan karoten


6. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
Diagnosis
a. Gejala klinis

Amenorrhea dan tanda-tanda kehamilan

Perdarahan per vaginam dari bercak sampai perdarahan berat merupakan


gejala utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermittent selama
beberapa minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan
anemia defisiensi besi.

Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia
kehamilan.

Tidak dirasakan tanda- tanda adanya gerakan janin maupun ballottement.

Hyperemesis- akibat dari peningkatan secara tajam hormon B-HCG

Preeklampsia dan eklampsia sebelum minggu ke-24

Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pasti

Tirotoksikosis: gejala seperti takikardi, tremor dan kulit yang hangat

b. Pemeriksaan fisik

Inspeksi; muka dan kadang-kadang badan kelihatan kekuningan yang disebut


muka mola (mola face)

Palpasi:
o Uterus membesar tidak sesuai dengan usia kehamilan, teraba
lembek
o Tidak teraba bagian janin dan ballottement dan gerakan janin

Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung janin

Pemeriksaan dalam:
o Memastikan besarnya uterus
o Uterus terasa lembek
o Terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis

c. Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran kadar HCG yang tinggi dalam darah atau urin, maka uji biologik
(Galli Mainini 1/300 (+) suspek mola hidatidosa) dan uji imunologik Plano
test.

Pemeriksaan sonde uterus (Hanifa)

Tes Acosta Sison. Dengan tang abortus, gelembung mola dapat dikeluarkan.

Pemeriksaan USG: gambaran snow storm/ snow flake pattern atau badai
salju

Foto thorax ada gambaran emboli udara.

Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis

Bila diagnosis mola hidatidosa telah ditegakkan, maka pemeriksaan rontgen


pulmo harus dilakukan karena paru-paru merupakan tempat metastasis
pertama bagi PTG

d. Penatalaksanaan
o Evakuasi
a. Perbaiki keadaan umum
b. Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap .
Bila kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12 jam
kemudian dilakukan kuret.
c. Memberikan obat-obatan antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan
umum penderita.
d. 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk
membersihkan sisa-sisa jaringan.
e. Histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30
tahun. Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi
pusat atau lebih.
o Pengawasan lanjutan
a. Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai
kontrasepsi oral pil
b. Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun:
- Setiap minggu pada triwulan pertama
- Setiap 2 minggu pada triwulan kedua
- Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
- Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya dan
selanjutnya setiap 3 bulan
Periksa keadaan umum, perdarahan, VT: keadaan serviks, uterus
bertambah kecil atau tidak, periksa laboratorium
c. Reaksi biologis dan imunologis:
- 1x seminggu sampai hasil negatif
- 1x 2 minggu selama triwulan selanjutnya

1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya


1x 3 bulan selama tahun berikutnya
Bila hasil reaksi titer masih (+), harus dicurigai
adanya keganasan
d. Sitostatika profilaksis : Metotreksat 3 x 5mg selama 5 hari
3. Plan
Diagnosis

: G1P1A0 15 tahun hamil mola hidatidosa

Penatalaksanaan :
-

Perbaiki keadaan umum -> transfuse 2 bag PRC

Rencana kuretase

Prenamia 1x1

Cefixime 2 x 100mg

HALAMAN PENGESAHAN

Diajukan Oleh:
dr. Jessica Febrina
Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi portofolio:

Mola Hidatidosa

Hari/Tanggal : Kamis, 7 April 2016


Tempat: RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

Disahkan Oleh:
Pembimbing,

dr. Jeiny Thomas

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal 7 April 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama Peserta

: dr. Jessica Febrina

Dengan Judul/Topik

: Mola Hidatidosa

Nama Pendamping

: dr. Jeiny Thomas

Nama Wahana

: RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

No

Nama Peserta Presentasi

No

Nama Peserta Presentasi

Berita acara ini ditulis sesuai dengan yang sesungguhnya.


Pendamping

(dr. Jeiny Thomas)

Portofolio

Mola Hidatidosa
Disusun untuk memenuhi tugas PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Oleh:
dr. Jessica Febrina

Pembimbing:
dr. Jeiny Thomas

RSU BETHESDA GMIM TOMOHON


FEBRUARI 2016-OKTOBER 2016

You might also like